• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN KNOWLEDGE MANAGEMENT CAPABILITY DALAM MEMEDIASI DUKUNGAN INFORMATION TECHNOLOGY RELATEDNESS TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN: PENDEKATAN REFLECTIVE SECOND ORDER FACTOR (Penelitian terhadap Perbankan di Kota Semarang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN KNOWLEDGE MANAGEMENT CAPABILITY DALAM MEMEDIASI DUKUNGAN INFORMATION TECHNOLOGY RELATEDNESS TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN: PENDEKATAN REFLECTIVE SECOND ORDER FACTOR (Penelitian terhadap Perbankan di Kota Semarang)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

143

PENGELOLAAN

KNOWLEDGE MANAGEMENT

CAPABILITY

DALAM MEMEDIASI

DUKUNGAN

INFORMATION TECHNOLOGY

RELATEDNESS

TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN: PENDEKATAN

REFLECTIVE

SECOND ORDER FACTOR

(Penelitian terhadap Perbankan di Kota Semarang)

Irna Maya Sari,

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten Indonesia

Wahyu Meranto,

Universitas Diponegoro, Semarang Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh information technology complementarities dan support of information technology knowledge terhadap kinerja perusahaan. Yang termasuk dalam complementarities of information technology adalah infrastruktur IT, proses pembuatan IT, human resources IT, dan vendor manajemen IT. Selanjutnya, yang tergolong dalam pengetahuan manajemen (management knowledge) adalah produk dan customer and managerial. Sampel dalam penelitian ini adalah kepala cabang perbankan di Kota Semarang sebanyak 42 orang. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan data dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dan selanjutnya dievaluasi dengan menggunakan smartPLS tools. Berdasarkan hasil penelitian, keempat faktor dalam information technology Relatedness memberikan pengaruh signifikan terhadap pengelolaan knowledge management capability. Hal ini mengidentifikasikan bahwa pengelolaan sumber daya teknologi informasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini

(2)

144

infrastruktur, strategi, sumber daya manusia, dan vendor akan mampu menciptakan sinergi nilai super-additive sehingga dapat meningkatkan knowledge management capability lintas unit.

Kata kunci: Information Technology Relatedness, knowledge

management capability, kinerja perusahaan

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi saat ini banyak memberikan kemudahan pada berbagai aspek kegiatan

bisnis (Mc.Leod R.J.: 1997). Banyak perusahaan

menanamkan investasi yang cukup besar di bidang teknologi informasi untuk memperbaiki produktivitas, profitabilitas, dan kualitas operasi (Sambamurthy dan Zmud: 1999).

Teknologi informasi saat ini menjadi competitive

advantage yang sangat penting dalam menuntukan daya saing dan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang. Terlebih lagi dalam dunia perbankan, hal ini merupakan salah satu sektor industri yang intensitas penyerapan teknologinya paling tinggi (Firer dan Williams: 2003). Hal ini dapat dilihat dari berbagai fasilitas layanan berbasis teknologi yang disediakan oleh

bank berupa automatic teller machine (ATM), phonebanking,

internet banking, mobile banking, payment point dan lain

sebagainya (Ifada: 2009).

Pengaturan dan pengelolaan teknologi informasi dalam perusahaan memiliki implikasi penting bagi kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sinergi lintas unit (Sambamurthy dan Zmud: 1999). Berdasarkan diversifikasi

(3)

145 complementarities, sumber utama dari sinergi lintas unit pada perusahaan adalah sumber daya yang terkait (resource relatedness) dan sumber daya komplementer (resource complementarity) (Tanriverdi dan Venkatraman: 2005). Keduanya masing-masing mampu menciptakan sinergi

lintas unit. Sinergi tersebut dapat membentuk sub-additive

cost dan nilai super additive.

Konsep hubungan teknologi informasi bagi perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis terintegrasi yang dapat menyeimbangkan tujuan perusahaan dengan tujuan unit-unit bisnis dan mencapai kinerja utama melalui sumber daya

teknologi informasi dimana hubungan tersebut

memungkinkan pemanfaatan sinergi lintas unit sehingga

hubungan teknologi dapat mempengaruhi kinerja

perusahaan (Tanriverdi dan Venkatraman: 2005). Dalam

teori RBV information technology relatedness adalah

penggunaan infrastruktur teknologi informasi dan proses manajemen teknologi informasi antar unit-unit bisnis secara bersama-sama yang terdiri dari empat aspek yang saling melengkapi.

Dalam teori RBV ketika perusahaan menerapkan empat

dimensi Information technology relatedness sebagai satu

kesatuan komplementer, maka information technology

relatedness menjadi sukar untuk ditiru oleh perusahaan lain

complementary information technologi relatedness tersebut

kemudian dapat diterapkan oleh perusahaan yang

bersangkutan sebagai competitive susutaintibility advantage

sehingga mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis terintegrasi dapat menggunakan mekanisme koordinasi untuk meningkatkan knowledge management capability lintas unit. (Hitt, Ireland,

(4)

146

Hoskisson: 2001). Teknologi informasi dapat dijadikan sebagai mekanisme koordinasi lintas unit tersebut.

Dalam teori organisasi dan strategi menyatakan bahwa knowledge management capability memberikan manfaat kompetitif dan meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut

Tanriverdi (2005), knowledge management capability suatu

perusahaan dapat terdiri atas tiga strategi knowledge yang

dikelola bersama dan saling melengkapi satu dengan yang

lainnya, yaitu: product knowledge, customer knowledge, dan

managerial knowledge.

A. Resource-Based View (RBV)

Resource based view (RBV) dapat diartikan sebagai model berbasis sumber daya yang fokus pada pengembangan atau pemerolehan sumber daya dan kapabilitas berharga yang sulit atau tak mungkin ditiru oleh pesaing Dierikx dan Cool dalam Roy and Aubert (1999) berargumen Resorce based view adalah jika perusahaan memiliki sumber daya yang sukar untuk ditiru atau digantikan dan kemudian dapat

diterapkan sebagai suatu competitive strategis, dalam hal ini

perusahaan lain tidak dapat menerapkan strategi yang sama karena tidak mempunyai akses atau equivalent set of resources tersebut.

B. Konsep Sinergi Lintas Unit

Konsep sinergi lintas bisnis merupakan pusat kinerja perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis terintegrasi dengan portofolio bisnis yang bermacam-macam (Gold Luchs dalam Tanriverdi dan Venkatraman: 2005). Sumber daya yang terdapat di antara unit-unit bisnis diasumsikan menjadi sumber daya dari sinergi lintas bisnis yang dapat

(5)

147 memperbaiki nilai perusahaan berdasarkan literatur strategi dan ekonomi, defenisi konsep sinergi dapat membentuk

nilai super-additive dan sub-additive cost antara nilai unit

bisnis dalam perusahaan.

Nilai super-additive terbentuk ketika nilai unit-unit bisnis tersebut digabungkan dan hasil penggabungan itu lebih baik dibandingkan dengan nilai-nilai unit bisnis yang berdiri

sendiri. Sub-additive cost terkait dengan biaya produksi

dimana terbentuknya sinergi ketika biaya produksi antar unit-unit bisnis digabungkan dan menghasilkan biaya produksi yang lebih kecil dibandingkan dengan biaya produksi unit-unit bisnis yang berdiri sendiri.

Terdapat dua sumber utama dari sinergi lintas unit

pada perusahaan resource relatedness mengacu pada

penggunaan sumber daya umum (yaitu faktor-faktor produksi yang umum) pada lintas unit bisnis. komplementer ketika tingkat pengambilan pada suatu sumber daya bervariasi dalam beberapa tingkat kembalian pada sumber daya yang lain. Pada saat sumber daya terpisah, mereka juga saling tergantung. Mereka satu sama lain saling mendukung dan saling menguatkan. Nilai gabungan dari sumber daya yang komplementer adalah lebih besar dari penjumlahan nilai-nilai individual mereka. Karena itu, sumber daya komplementer menciptakan sinergi nilai super-additive. C. Information Technology Relatedness

Information technology relatedness didefinisikan sebagai

penggunaan infrastruktur teknologi informasi dan proses manajemen teknologi informasi antar unit-unit bisnis secara bersama-sama yang terdiri dari empat aspek yang saling

(6)

148

technology infrastructure, relatedness of information technology strategy making processes, relatedness of information technology human recource management processes, relatedness of information

technology vendor management processes (Tanriverdi, 2006).

Berdasarkan teori RBV, Information technology relatedness

dengan empat dimensinya yang dapat menjadi sumber daya dan kapabilitas berharga, jarang, dan sulit untuk ditiru oleh para pesaing karena memberikan nilai unik sebagai satu

kesatuan sumber daya complementary ketika diharapkan

pada suatu perusahaan.

Berikut ini penjelasan mengenai masing-masing dimensi dari informationtechnology relatedness:

1. Information Technology Relatedness Infrastructure

Fokus pada pengguanaan perangkat keras umum, perangkat lunak, dan teknologi komunikasi pada lintas unit bisnis. Menyatakan bahwa menstandarisasi semua aspek infrastruktur teknologi informasi dilakukan ketika unit-unit bisnis membutuhkan otonomi untuk

mempertemukan kebutuhan teknologi informasi

mereka yang spesifik.

2. Information Technology Relatedness Strategy Making

Processes

Dimensi ini fokus pada penggunaan dari proses manajerial umum yang memungkinkan meningkatkan koordinasi strategi teknologi inforamasi pada lintas unit

bisnis: sebagai contoh, proses umum untuk

merumuskan strategi teknologi informasi (Segars dan Grover: 1998), menyesuaikan bisnis dan strategik teknologi informasi (Sabherwal dan Chan: 2001), serta penanaman modal dalam teknologi informasi (Weill dan Broadbent dalam Tanriveri: 2006).

(7)

149

3. Information Technology Relatendess Human Resource

Management Processes

Fokus pada penggunaan dari proses Information

Technology Human Resource (IT-HR) umum yang mungkin membuka peluang suatu perusahaan untuk mengeksploitasi keterampilan teknologi informasinya

dan know how pada lintas berbagai unit bisnis, serta

pembagian tujuan, prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan bahasan bersama antar kemampuan teknologi informasi dalam unit-unit bisnis merupakan hal yang penting

untuk proses penciptaan dan pemeliharaan

infrastruktur teknologi informasi secara bersama diantara unit-unit bisnis perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis terintegrasi (Tanriverdi: 2006).

4. Information technology relatedness vendor management

processes

Fokus pada penggunaan tujuan strategis umum dan proses manajemen vendor yang mungkin meningkatkan

koordinasi hubungan information technology Vendor dan

peningkatan keluaran negoisasi perusahaan terhadap information technology vendor.

D. Knowledge Management Capability

Knowledge dipandang sebagai suatu kapabilitas yang

dinyatakan sebagai prespektif knowledge management yang

terpusat pada kompetensi dan penciptaan modal intelektual

(Alavi dan Leidher: 2001). Knowledge merupakan sumber

daya yang tidak berwujud yang dimiliki perusahaan (Hitt, Ireland, Hoskisson: 2001).

Tanriverdi dan Venkatraman (2005) mengidentifikasi produk, pelanggan, dan pengetahuan manajerial sebagai

(8)

150

strategi sumber daya knowledge perusahaan yang memiliki

unit-unit bisnis terintegrasi.

1. Product Knowledge

Fokus pada keahlian dan pengetahuan operasional serta

riset and development perusahaan dalam

mengembangkan dan menghasilkan produk atau jasa perusahaan (Tanriverdi: 2005).

2. Customer Knowledge

Perusahaan mengembangkan customer knowledge secara langsung melalui interaksi dengan pelanggan atau secara tidak langsung melalui interaksi dari pemasaran dan distribusi partner aliansi mereka

3. Managerial Knowledge

Fokus pada keahlian dan pengetahuan managerial serta praktik manajerial termasuk kebijakan dan proses manajerial perusahaan

E. Kinerja Perusahaan (Corporate Performance)

Menurut Robbin (1990) kinerja merupakan perilaku kerja yang ditempatkan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu perusahaan dan dapat dijelaskan melalui sistem evaluasi kerja. Kinerja perusahaan mencakup kinerja perusahaan secara keseluruhan yaitu pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan, sehingga dihasilkan ukuran kinerja yang objektif (Govindarajan dan Fisher: 1990).

F. Kerangka Pemikiran Teoritis

Model penelitian yang menggambarkan suatu kerangka konseptual sebagai panduan sekaligus alur berpikir tentang

pengaruh information technology relatedness terhadap kinerja

(9)

151

dengan knowledge management capability sebagai variable

intervening dapat dilihat pada gambar berikut ini; Gambar 1

Model Kerangka Berfikir

METODE PENELITIAN Variabel Independen

1. Information Technology Relatedness

Pengukuran untuk ke empat dimensi information

technology relatedness berjumlah 17 item pertanyaan

yang terdiri atas; Information technology infrastructure

berjumlah 5 item pertanyaan, Relatedness of

information technology vendor management processes berjumlah 4 item pertanyaan, relatedness of information

technology strategy making processes berjumlah 3 item

pertanyaan, relatedness of information technology human recource management ppprocesses,berjumlah 5 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Tanriverdi (2006). Skala pengukuran menggunakan skala Likert,

(10)

152

ukuran tersebut masing-masing didasarkan pada tanggapan subjek terhadap serangkaian item yang menggunakan skala lima poin.

2. Knowledge Management Capability

Pengukuran untuk ketiga dimensi knowledge

management capability berjumlah 12 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Tanriverdi (2006). Terdiri

atas; knowledge product 4 item pertanyaan, knowledge

customer 4 item pertanyaan, knowledge managerial 4

item pertanyaan. Skala pengukuran menggunakan skala Likert Ukuran tersebut masing-masing didasarkan pada tanggapan subjek terhadap serangkaian item yang menggunakan skala lima poin.

Variabel Dependen

1. Kinerja Perusahaan

Instrumen kinerja perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 8 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Govindarajan dan Fisher (1990) yaitu pengukuran pada aspek finansial yang terdiri atas 4 item pertanyaan dan aspek non finansial terdiri atas 4 pertanyaan.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan perbankan di Jawa Tengah, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang berada di Kota Semarang yang terdapat dalam daftar perbankan di Bank Indonesia Wilayah Jawa Tengah, yang diproksikan kepada pimpinan kantor cabang utama. Pimpinan kantor cabang utama perbankan sebagai proksi

(11)

153 dikarenakan, merupakan pihak yang mengetahui kondisi kinerja dan mengetahui pengelolaan sumber daya teknologi informasi serta knowledge yang ada pada perusahaan.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (responden-tidak melalui media perantara). Data primer dari penelitian ini berasal dari responden seperti jawaban atas daftar pertanyaan yang peneliti berikan pimpinan kantor cabang utama.

Metode Pengumpulan Data

Data primer yang terkumpul sebagai sampel dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan dengan cara menyerahkan secara langsung pada tiap-tiap perusahaan perbankan dan mengambil langsung pada perbankan yang bersedia mengisi kuesioner. Data nama bank dan alamat kantor cabang utama diperoleh dari Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah.

Metode Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan

pendekatan Structural Equation Model (SEM) dengan

menggunakan software Partial Least Square (PLS).

Pengukuran information technology relatedness dan knowledge

management capability menggunakan pendekatan model

reflective second order factor untuk menangkap complementarity

empat dimensi information technology relatedness dan

(12)

154

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah para pimpinan cabang utama perusahaan perbankan di Kota Semarang. Sebanyak 42 kuesioner yang didistribusikan. Dari jumlah tersebut sebanyak 31 kuesioner dapat kembali dan terisi penuh, dan sebanyak 11 tidak kembali. Dengan demikian sebanyak 31 kuesioner saja yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian.

Statistik Deskriptif

Gambaran mengenai variabel-variabel penelitian yaitu information technology relatedness, knowledge management capability, dan kinerja perusahaan yang menunjukkan angka kisaran teoritis yang merupakan kisaran atas bobot jawaban yang secara teoritis didesain dalam kuesioner dan kisaran empiris yaitu nilai terendah sampai tertinggi atas atas bobot

jawaban responden yang sesungguhnya. Gambaran

mengenai variabel-variabel penelitian disajikan dalam tabel statistik deskriptif pada tabel 2.

(13)

155 Uji Kualitas Data

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan evaluasi

measurement model (outer model) dengan menggunakan convergent validity besarnya nilai loading factor untuk masing masing konstruk. Penelitian ini menggunakan indikator refleksif untuk masing-masing variabel laten. Pengujian

mengenai outer loading menunjukkan pengujian terhadap

masing-masing indikator dalam menjelaskan konstruk variabel latennya. Nilai loading factor di atas 0,70. Hasil uji

validitas dengan convergent validity yang dihitung dengan

(14)

156

Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS

dapat dilihat pada tabel di atas diperoleh nilai outer model

atau korelasi antara konstruk dengan variabel pada

beberapa item masih belum mendukung konsep

pengukuran masing-masing variable karena memiliki loading factor di bawah 0,70. Untuk itu modifikasi model umum diperbaiki dengan mengeluarkan beberapa indikator

yang memiliki loading factor di bawah 0,70. Hasil pengujian

validitas setelah dilakukannya modifikasi model

(15)

157 Dari 37 konstruk dalam penelitian ini hanya 29 konstruk

yang memiliki loading factor diatas 0,70. Information

technology relatedness (ITR) pada awalnya memilki 17

konstruk hanya 14 konstruk yang memiliki nilai loading

factor diatas 0,70. Knowledge Management Capability (KMC) pada awalnya memiliki 12 konstruk hanya 7

(16)

158

konstruk yang memiliki nilai loading factor diatas 0.70.

sementara kinerja perusahaan (CP) semua konstruk memliliki loading factor diatas 0,70.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai composite

reliability yang dilakukan dari hasil perhitungan PLS untuk

masing-masing variable maupun konstruk. Suatu variable maupun konstruk dikatakan reliable jika memberikan nilai composite reliability >0,70 (Werts et al. 1974 dalam Ghazali: 2008) dan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing konstruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika berada diatas 0,50.

Uji Inner Model

Pengujian inner model atau model structural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai

signifikan dan R-square dari model penelitian. (Ghozali:

(17)

159 Pengujian Struktural Equation Modeling (SEM)

Penelitian ini menggunakan model analisis dengan PLS, penggunaan model PLS ini dikarenakan jumlah sampel yang kecil di bawah 100 yang kurang baik jika diolah dengan

Analisis SEM berbasis kovarian sedangkan PLS

menggunakan basis analisis faktor dalam pengolahannya. Sebagaimana analisis SEM pada umumnya penggunaan variable laten dan variabel terukur juga digunakan dalam analisis PLS. Software yang digunakan untuk analisis PLS adalah SmartPLS. Berikut ini gambar yang dihasilkan dari pengujian Full Model SEM dengan menggunakan SmartPLS.

(18)

160

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan smartPLS

sebagaimana ditunjukan pada gambar dapat diketahui bahwa masih terdapat nilai loading factor dibawah 0,70 sehingga harus dilakukan drop data untuk menghapus indicator dengan nilai loading dibawah 0,70 agar memperoleh model yang baik.

Gambar berikut ini menyajikan hasil pengujian Full Model SEM modifikasi menggunakan PLS sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SmartPLS sebagai mana ditunjukan pada gambar dapat diketahui

bahwa 29 konstruk mempunyai nilai loading factor di atas

0,70.

Pengujian Hipotesis

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan

(19)

161 model juga merupakan pengujian dari hubungan antar variabel laten. Karena prosedur PLS tidak memiliki nilai standar deviasi atau standar error dalam perhitungannya, maka pengujian ada tidaknya hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan metode bootstrap.

Metode bootstrap dalam penelitian ini dilakukan dengan

ini menggunakan nilai cases per sample = 100 dan number of

samples = 100. Dalam pengujian hipotesis ini, batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan adalah hasil

estimasi t-statistik diatas 1.960 untuk p<0.05. Untuk

mengkonfirmasi hipotesis ini dapat dilihat hasil estimasi

t-statistik pada result for inner weight tabel 7 dalam lampiran.

Adapun kesimpulan yang diperoleh hipotesa satu, dua dan tiga berhasil diterima.

Model Pengaruh Intervening

Untuk menguji kemaknaan variable Knowledge

Management Capability (KMC) dalam memediasi pengaruh

Information Technology Relatedness (ITR) terhadap kinerja

perusahaan (CP) akan diuji dengan rumus Sobel. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis adalah nilai t-statistik diatas 1.96.

(20)

162

PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Information technology Relatedness

(ITR) terhadap Knowledge Management Capability (KMC)

Penelitian ini mendapatkan bahwa Information

Technology Relatedness (ITR) yang terdiri dari empat aspek

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

Knowledge Management Capability (KMC). Pengaruh positif

dan signifikan antara information technology relatedness

terhadap knowledge management capability,

mengidentifikasikan bahwa pengelolaan sumber daya technology informasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini infrastruktur, strategi, sumber daya manusia

dan vendor akan mampu menciptakan sinergi nilai

super-additive sehingga dapat meningkatkan knowledge management capability lintas unit. Temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian Tanriverdi (2005).

Menurut Tanriverdi (2005), perusahaan yang

mengimplementasikan empat dimensi information technology

relatedness yang terdiri dari empat aspek yaitu: informasi

technology strategy making processes, information technology vendor management processes, information technology human

resource management processes dan information technology

infrastructure dan mengaturnya dengan baik akan lebih

memungkinkan untuk menciptakan dan mendukung mekanisme koordinasi lintas unit yang berbasis teknologi

(21)

163

informasi yang dapat meningkatkan knowledge management

capability.

Analisis Pengaruh Knowledge Management Capability

(KMC) terhadap Kinerja Perusahaan

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa Knowledge

Management Capability (KMC) yang terdiri dari beberapa

aspek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja perusahaan. Knowledge management capability terdiri

dari tiga aspek yaitu: product knowledge management capability,

cuatomer management capability, managerial knowledge

management capability yang diimplementasikan secara

simultan dapat membentuk sinergi nilai super additive

(Tanriverdi dan Venkatraman: 2005).

Menurut Tanriverdi (2006) peningkatan sinergi nilai super additive yang timbul dari penggunaan satuan

complementarity dari knowledge management capability

mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja

perusahaan. Studi-studi knowledge management capability

mengungkapkan pentingnya organisasi mengembangkan pengetahuan sebagai aset agar mampu menghadapi persaingan (Carneiro, 2000; Lee, 2001; Rowley, 1999 ). Peningkatan kemampuan menghadapi persaingan tentunya mengindikasikan adanya peningkatan kinerja. Hal ini

menguatkan penerapan knowledge management capability

mampu menciptakan sinergi knowledge dan dapat digunakan

perusahaan sebagai competitive sustainability advantage

(22)

164

Analisis Pengaruh Information Technology Relatedness

(ITR) terhadap Kinerja Perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Information

Technology relatedness yang terdiri dari empat dimensi yaitu informasi technology strategy making processes, information technology vendor management processes, information technology

human resource management processes dan information

technology infrastructure memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Information Technology relatedness dalam penelitian ini

merupakan complementarity empat dimensinya, dapat

menciptakan sinergi nilai super additive. Sinergi nilai super additive atas penggunaan satuan komplementer Information

Technology relatedness akan menjadi competitive sustainability

advantage bagi perusahaan, sehingga eksploitasi sinergi ini dalam pengelolaan teknologi informasi antar unit bisnis

akan berpengaruh secara positif terhadap kinerja

perusahaan.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian Tanriverdi (2006) yang menyatakan peningkatan nilai sinergi nilai super-additive yang timbul dari penggunaan kesatuan komplementer sumber daya teknologi informasi lintas unit

mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja

perusahaan.

Analisis Pengaruh Tidak Langsung Information Technology Relatedness (ITR) terhadap Kinerja melalui

Knowledge Management Capability (KMC)

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa Information

Technology Relatedness (ITR) memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap kinerja perusahaan melalui Knowledge

(23)

165 dengan pengelolaan sumber daya teknologi informasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini infrastruktur, strategi, sumber daya manusia dan vendor akan meningkatkan pemahaman perusahaan terhadap produk, pelanggan, dan manajerial sehingga dengan adanya pemahaman tersebut, perusahaan mampu meningkatkan kinerja perusahaan.

Penelitian ini konsisten dengan penelitaian Tanriverdi

(2005) yang menyatakan bahwa sinergi dari information

technology relatedness mampu menciptakan dan mendukung suatu mekanisme koordinasi lintas unit yang berbasis

teknologi informasi yang dapat meningkatkan knowledge

management capability lintas unit. Hal tersebut dikarenakan

muncul sinergi super-additive membantu perusahaan dalam

memahami kebutuhan product knowledge, customer knowledge, dan managerial knowledge antar unit-unit bisnis.

Munculnya sinergi knowledge lintas unit ini tidak mudah untuk diamati dan ditiru oleh pesaing karena memberikan

nilai unik sebagai suatu kesatuan sumber daya

complementarity dan dapat menjadi competitive sustainability

advantage sehingga mampu meningkatkan kinerja

perusahaan.

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan

sebagaimana telah disajikan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Information Technology Relatedness mempunyai pengaruh

signifikan terhadap pengelolaan knowledge management

capability. Hal ini mengidentifikasikan bahwa

(24)

166

dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini infrastruktur, strategi, sumber daya manusia dan vendor akan mampu mesnciptakan sinergi nilai super-additive sehingga dapat

meningkatkan knowledge management capability lintas

unit.

2. Pengelolaan Knowledge Management Capability

mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja

perusahaan. Hal ini mengidentifikasikan bahwa

Knowledge management capability yang terdiri dari tiga

aspek yaitu: product knowledge management capability,

cuatomer management capability, managerial knowledge

management capability yang diimplementasikan secara

simultan dapat membentuk sinergi nilai super additive,

peningkatan sinergi nilai super-additive yang timbul dari

penggunaan satuan complementarity dari knowledge

management capability mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kinerja perusahaan. Information Technology

Relatedness mempunyai pengaruh signifikan terhadap

kinerja perusahaan. Hal ini mengidentifikasikan bahwa

peningkatan information technology relatedness akan

meningkatkan nilai super-additive dan dapat menjadi

competitive sustainability advantage sehingga mampu

meningkatkan kinerja perusahaan.

3. Pengaruh tidak langsung Information Technology

Relatedness yang melalui knowledge management capability mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa semakin baik

information technology relatedness yang dimiliki

perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan

dengan terlebih dahulu menciptakan Knowledge

(25)

167 Keterbatasan

Ada beberapa keterbatasan yang harus disempurnakan dalam penelitian selanjutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Keandalan validitas instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini tampak belum teruji dengan baik, terutama bila dikaitkan dengan instrumen

information technology relatedness dan knowledge

management capability, terlihat dari banyaknya indikator yang dieliminasi (drop). Peneliti menduga kemungkinan adanya faktor lain yaitu penerjemahan yang kurang baik, terutama setting bahasa yang sesuai dengan kondisi responden Indonesia.

2. Dasar utama penelitian ini menggunakan beberapa

penelitian sebelumnya yang banyak dilakukan di

luar negeri, sehingga perbedaan mekanisme

teknologi informasi tidak dapat dikontrol dalam model penelitian.

Saran

Saran didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah disebutkan di atas adalah:

1. Objek penelitian ini menggunakan kantar cabang

utama di Kota Semarang, penelitian berikutnya akan lebih representatif apabila mengguankan bank

kantor pusat karena kebijakan information technology

relatedness dan knowledge management capability

perbankan pada kantor pusat.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat

(26)

168

yang terintegrasi lainnya, misalnya perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa lainnya.

3. Kecilnya jumlah responden yang terbatas dalam

lingkup Kota Semarang, penelitian selanjutnya diharapkan diterapkan pada lingkup yang lebih luas, sehingga hasil yang didapatkan akan berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, R., and Ferratt, T. W. “Enduring Practices for

Managing IT Professionals,” Communications of the

ACM (45:9), 2002, pp. 73-79.

Aji Supriyanto. ”Pengantar Teknologi Informasi”. Edisi

Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. 2005.

Alvi, M. and Leidner, D.E. “Review: Knowledge Management and Knowledge Management Systems:

Conceptual Foundations and Research Issues” MIS

Quarterly. (25:1). 2001. Pp. 107-136

Argote, L. and Ingram, P. “Knowledge Transfer: A Basis For

Competitive Advantage In Firms” Organizational

Behavior And Human Decision Processes. (821:1). 2000.Pp. 150-169

Broadbent, M., Weill, P,. and Clair, D.S. “The Implications of Information Technology Infrastructure for Business Process Redesign” MIS Quarterly. (23:2). 1999. .Pp. 159-182

(27)

169 Brown, C.v. and Magill, S.L. “Aligment Of The Is Functions

With The Enterprises: Toward A model Of Antecedents” MIS Quarterly. (18:4). 1994. Pp. 371-403 Brown, C.v. and Magill, S.L. “Reconceptualizing The

Context-Design Issue For The Information Systems Function” Organization Science. (9:2). 1998. Pp. 176-194 Devaraj, Sarf and Kohli, Rajif “Performance Impacts of

Information Technology: Is Actual Usage the Missing Link?”. Management Science (49:3), . 2003. pp. 273-289 Firer, S. and Williams, S. ” Intellectual Capital and

Traditional Measures of Corporate Performance”. Journal of Intellectual Capital (4:3), 2003. pp.384-360 Gold, A.H., Maholtra, A.H “Knowledge Management : An

Organizational Capabilities Prespective” Jurnal of

Management Journal. (33). 2001. pp. 259-285

Ghozali, I. Structura,. Equation Modeling, metode Alternatif

dengan Partial least square. Badan penerbit Universitas

Diponegoro. Semarang. 2008.

Govindarajan and Fisher. “Strategy, Control Syatems and

resource Sharing: Effect On Bussiness-unit

Perfoemance”. Academy Of Management Journal, (33),

(28)

170

Gupta, A. K. and Govindarajan, V. “Knowledge Flows

Within Multinational Corporations” Strategic

Management Journal. (21:4). 2000. pp. 473-496

Hill, C.W.L. and Hoskisson, R.E. “Strategy and Structure In The Multipoduct Firm” Academy Of Management review. (12:2). 1987. pp.331-341

Harrison, J. S., Hitt, M.A., Hoskisson, R.E. and Ireland, R.D.

”Resource Complementarity In Business

Combinations: Extending The Logic To Organizational Alliances” Journal Of Management. (27:6). 2001. pp. 679-690

Mackinnon, Warsi, & Dwyer. “Sebuah Alat Interaktif untuk Perhitungan Tes Sobel” 1995.

Http://www.people.ku.edu/~preacher/sobel/sobel/.htm diakses 2 Agustus 2011

Ifada, Luluk M. 2009. “Pengaruh Information Technology

Relatedness terhadap Kinerja Perusahaan (penelitian

terhadap perusahaan perbankan di Jawa Tengah)”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 12, No. 1, Januari 2009, Hal. 15-29

Ifada, Luluk M. “Pengelolaan Knowledge management

Capability dalam Memediasi Dukungan Information

Technology Relatedness terhadap Kinerja Perusahaan:

(29)

171 terhadap perusahaan perbankan di jawa tengah)”.SNA 13 Purwokerto SIA-03. 2010.

Lestari, “Pengaruh Information Technology Relatedness

terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Knowledge

Management Capability sebagai variable Intervening

(Kajian Empiris pada perusahaan perbankan di Jawa Tengah)’. SNA 10 Makasar SI-02. 2007.

Markides, C.C. and Williamson, P.J. “Related diversification, Core Competences and Corpoarte performance” Strategic Management Journal. (15:Special Issue). 1994. pp. 149-165

Mc leod. R. JR., Management Information System: A study Of

Computer based Information system”. Sixth Edition. Macmelen Publishing Company Menon, A. and Varadarajan, P.R. 1992. “A Model Of Marketing

Knowledge Use Within Firms” Journal Of Marketing

(56:4). 1997. Pp. 53-71

Milgrom, p. and Roberts, J. “The Economics Of Modern

Manufacturing: Technology, Strategy, and

Organization” American Economic review. (80:3). 1990.

Pp. 511-528

Porter, M. E. “What Is Strategy?” Harvard Business Review.

(74:6). November-Desember). 1996. pp 485-501

Sabherwal, R., and Chan, Y. E. “Alignment Between Business and IS Strategies: A Study of Prospectors,

(30)

172

Analyzers, and Defenders,” Information Systems

Research (12:1), 2001, pp. 11-33.

Sambamurthy, V., Bharadwaj, A., dan Grover, V. “Shiping Agility Through Digital Options: Reconceptualizing The Role Of Information Technology In Contemarary Firms” MIS Quarterly. (27:2). 2003. Pp. 237-263

Sambarmurthy, V. and Zmud, R . W. “Arrangements For Information Technology Governance: A Theory Of

Multiple Contingencies” MIS Quarterly. (23:2). 1999.

.Pp. 261-290

Schultze, U. and Leidner, D. E. “Studying Knowledge Management in Information Systems Research:

Discourses and Theoritical Assumption”. MIS

Quarterly. (263:3). 2002. Pp.213-242

Suyanto. “Pengantar Teknologi Informsi untuk Bisnis” edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2005.

Tanriverdi, H. “Information technology relatedness, Knowledge Management Capability, and Performance of Multibusiness Firms”. MIS Quarterly (29:2). 2005. Pp. 331-334

Tanriverdi, H. “Performance Effects of Information

Technology Synergies In Multibusiness Firms”. MIS

(31)

173 Tanriverdi, H. and Venkatraman, n. “ Knowledge

Relatedness and performance Of Mltibusiness Firms”. Strategic Management Journal (26:2). 2005. pp. 97-119

Gambar

Gambar  berikut  ini  menyajikan  hasil  pengujian  Full  Model SEM modifikasi menggunakan PLS sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil produk yang relevan dengan kompetensi yang diukur, selain itu penilaian juga sebaiknya didasarkan pada seluruh aspek kompetensi

Keterampilan berbicara menggunakan bahasa Jawa tingkat tutur krama masih sangat kurang, hal tersebut terlihat ketika siswa melakukan percakapan di depan kelas,

Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Anda di industri Executive Search/Head Hunter, profesional- profesional di bidang apa saja yang dalam satu tahun terakhir ini menjadi

Pada regresi linear, outlier merupakan observasi dengan nilai residu yang besar, artinya pada observasi tersebut nilai variabel independen tidak sesuai dengan nilai

Kriteria pemilihan model terbaik yang digunakan pada penelitian ini, antara lain yaitu koefisien determinasi ( ) dan Akaike’s Information Criterion (AIC). Koefisien

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik masyarakat yaitu jumlah anggota keluarga, umur, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan di

Dilihat dari hasil analisa air tersebut di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa hasil air olahan dengan saringan sistem Up Flow di Kampus Universitas

Sistem pakar yang dirancang mennggunakan metode Naïve Bayes ini berfungsi untuk mendiagnosa anak autis sejak dini dengan 3 diagnosa yaitu autis rendah,