• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan hasil Podes

2014, pada bulan April 2014 di Provinsi Aceh tercatat 6.512 wilayah administrasi pemerintahan

setingkat desa yang terdiri dari 6.510 desa dan 2 UPT. Podes juga mencatat sebanyak 289

kecamatan dan 23 kabupaten/kota.

 Jumlah wilayah administrasi menurut keberadaaan infrastruktur di Provinsi Aceh:

 Terdapat 3.154 desa (51,57%) ada fasilitas SD (termasuk MI).

 Seluruh kecamatan di Aceh telah memiliki fasilitas SLTP.

 Terdapat 8 kecamatan (2,77%) tidak ada fasilitas SLTA.

 Sebanyak 288 kecamatan (99,65%) tersedia Puskesmas/Puskesmas Pembantu (Pustu).

 Sebanyak 548 desa (8,42%) tersedia pasar.

 Sebanyak 6.501 desa (99,83%) terdapat keluarga pengguna listrik.

 Sebanyak 3.663 desa (56,25%) memiliki penerangan di jalan utama desa.

 Sebanyak 757 desa (11,65%) dari 6.499 desa yang sarana transportasinya darat, ternyata

kondisi jalannya tidak dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun.

 Menurut Podes 2014, di Provinsi Aceh terdapat 6 desa (tersebar di 4 kabupaten/kota) yang

berada di 6 pulau dari sebanyak 92 pulau-pulau kecil terluar yang tercantum dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 78 Nomor 78 Tahun 2005

1

.

 Indeks Kesulitan Geografis (IKG) merupakan indeks komposit tertimbang dengan skala 0-100

yang dihitung untuk setiap desa. Semakin besar indeks menunjukkan tingkat kesulitan

geografis yang semakin tinggi. Di Provinsi Aceh, IKG bervariasi antardesa dengan rentang

antara 9,10 sampai 79,90.

1 Menurut PP No. 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau Kecil Terluar terdapat 92 pulau kecil terluar. Pulau

kecil terluar adalah pulau dengan luas area kurang atau sama dengan 2000 km2 yang memiliki titik-titik dasar

koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum internasional dan nasional.

B P S P R O V I N S I A C E H

(2)

1. Wilayah Administrasi Pemerintahan

Pendataan Podes dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Podes 2014 dilaksanakan pada bulan April 2014 secara sensus terhadap seluruh wilayah administrasi pemerintahan terendah setingkat desa, yaitu desa, kelurahan, nagari, dan Unit Permukiman Transmigrasi (UPT). Wilayah setingkat desa yang didata harus memenuhi tiga syarat, yaitu: 1) mempunyai wilayah, 2) mempunyai penduduk, dan 3) mempunyai pemerintahan desa. Menurut Podes 2014, di Provinsi Aceh tercatat sebanyak 6.512 wilayah administrasi setingkat desa yang terdiri dari 6.510 desa dan 2 UPT. Selain itu, juga tercatat sebanyak 289 kecamatan dan 23 kabupaten/kota. Lihat Lampiran 1 dan Lampiran 2.

Gambar 1.1. Jumlah Kabupaten, Kecamatan, dan Desa Hasil Podes, 2008 – 2014

2. Infrastruktur

2.1. Pendidikan

Hasil Podes 2014 menunjukkan bahwa 51,57 persen desa mempunyai sarana SD (termasuk Madrasah Ibtidaiyah). Sarana pendidikan SLTP telah ada di seluruh kecamatan. Sarana pendidikan SLTA telah ada di 97,23 persen kecamatan. Secara lengkap, persentase wilayah menurut keberadaan sarana pendidikan disajikan dalam gambar berikut.

Persentase Desa Menurut Keberadaan SD

Persentase Kecamatan Menurut Keberadaan SLTP

Persentase Kecamatan Menurut Keberadaan SLTA

48,43%

Gambar 2.1. Persentase Wilayah Menurut Keberadaan Sekolah, 2014

100 % 2,77%

97,23%

(3)

2.2. Kesehatan

Tersedianya pelayanan kesehatan dasar merupakan hak masyarakat yang menjadi pelayanan pemerintah. Podes 2014 menunjukkan bawa 99, 65 persen atau 288 kecamatan mempunyai Puskesmas atau Puskesmas Pembantu (Pustu). Lihat Lampiran 4.

2.3. Pasar dengan Bangunan

Tersedianya pasar di suatu wilayah menjadi salah satu indikator kemajuan perekonomian. Hasil Podes 2014 mencatat sebanyak 227 kecamatan (78,55%) yang sudah ada pasar dengan bangunan (permanen atau semi permanen). Lihat Lampiran 6.

2.4. Listrik

Ketersediaan penerangan listik penting untuk menunjang kemajuan suatu wilayah. Tercatat sebanyak 6.501 desa (99,83%) telah ada keluarga pengguna listrik. Lihat Lampiran 5.

Sebanyak 2.849 desa (43,75%) masih belum tersedia penerangan di jalan utama desa.

Persentase Desa Menurut Keberadaan Keluarga Pengguna Listrik

Persentase Desa Menurut Keberadaan Penerangan di Jalan Utama Desa

99,83 % 0,17% 56,25 % 43,75 %

Gambar 2.2. Persentase Desa Menurut Keberadaan Keluarga Pengguna Listrik dan Penerangan di Jalan Utama Desa

Tidak Ada Ada

(4)

2.5. Jalan

Infrastruktur transportasi merupakan infrastruktur dasar yang sangat penting sebagai sarana pengangkutan yang berperan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan jalan akan meningkatkan efisiensi proses produksi dan distribusi. Hasil Podes 2014 menunjukkan sebanyak 80.337 desa yang menggunakan sarana transportasi darat, dimana 67.701 desa (84,27%) diantaranya sudah tersedia jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun. Masih ada 12.636 desa (15,73%) yang lalu-lintasnya masih bergantung pada kondisi jalan dan musim. Lihat Lampiran 7.

Gambar 2.3. Persentase Desa Menurut Sarana Transportasi dari dan ke Desa serta Keberadaan Jalan yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda 4 Atau Lebih.

3. Desa Terluar

Terdapat 6 desa di Provinsi Aceh yang masuk dalam 92 pulau-pulau kecil terluar yang masuk pada kategori pulau terluar berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2005. Secara lengkap, berikut disajikan jumlah wilayah administrasi pemerintahan terluar menurut kabupaten/kota.

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk dan Wilayah Administrasi Pemerintahan di Pulau Kecil Terluar Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh, 2014

No. Kabupaten/

Kota

Jumlah Pulau Kecil Terluar

Jumlah Wilayah Administrasi Pemerintahan Di Pulau Kecil Terluar Menurut PP No. 78

Tahun 2005

Ada Wilayah Desa

(Podes 2014) Kecamatan Desa

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Simeulue 2 2 2 2 2 Aceh Besar 1 1 1 1 3 Aceh Jaya 1 1 1 1 4 Sabang 2 2 2 2 Aceh 6 6 6 6 Sepanjang tahun

Sepanjang tahun kecuali saat tertentu

Sepanjang tahun kecuali sepanjang musim hujan Tidak dapat dilalui sepanjang tahun

(5)

4. Indeks Kesulitan Geografis Desa

BPS telah menyusun IKG tahun 2014 yang digunakan oleh Kementerian Keuangan dalam rangka alokasi dana desa untuk penerapan UU Desa No. 6 tahun 2014. IKG 2014 dan formulanya merupakan lampiran Peraturan Menteri Keuangan.

Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa, maka IKG 2014 disusun dari 3 komponen, yaitu:

a) Ketersediaan Pelayanan Dasar

Fasilitas Pendidikan meliputi : jumlah fasilitas pendidikan (TK,SD,SLTP, SLTA) dan jarak ke fasilitas terdekat jika tidak ada fasilitas di desa

Fasilitas Kesehatan meliputi: jumlah fasilitas kesehatan (RS, Puskesmas, poliklinink, praktek dokter, poskesdes, dsb) dan jarak/kemudahan jika tidak ada fasilitas di desa.

b) Kondisi Infrastruktur

Keberadaan/jumlah fasilitas ekonomi seperti kelompok pertokoan, pasar, minimarket, hotel/penginapan, bank, dan sebagainya

Bahan bakar untuk memasak dan keberadaan agen/penjual LPG/minyak tanah Keluarga pengguna listrik dan penerangan di jalan utama desa

c) Aksesibilitas/Transportasi

Jenis dan kualitas jalan, aksesbilitas jalan, keberadaan dan operasional angkutan umum Transportasi dari kantor desa ke kantor camat dan kantor bupati/walikota

IKG merupakan indeks komposit tertimbang dengan skala 0 – 100. Nilai IKG semakin mendekati 100 maka tingkat kesulitan geografisnya semakin tinggi, dan sebaliknya.

Tabel 4.1. menyajikan IKG setiap kabupaten/kota. IKG terendah sebesar 9,10 yang terdapat di Desa Blok Sawah (Kabupaten Pidie) dan IKG tertinggi sebesar 79,9 yang terdapat di Desa Pasir Putih (Kabupaten Bener Meriah). Nilai tengah IKG Aceh adalah sebesar 44,65.

Tabel 4.1. IKG Menurut Kabupaten/Kota, 2014

Provinsi dan Kabupaten

Indeks Kesulitan Geografis Desa (Skala 0 - 100)

Minimum Nilai Tengah Maksimum

PROVINSI ACEH 9,10 44,65 79,90

KAB. SIMEULUE 19,71 39,54 66,31

KAB. ACEH SINGKIL 18,52 44,17 75,12

KAB. ACEH SELATAN 13,91 46,93 77,05

KAB. ACEH TENGGARA 18,46 43,93 79,84

KAB. ACEH TIMUR 18,97 45,62 75,40

KAB. ACEH TENGAH 19,36 44,62 76,57

KAB. ACEH BARAT 15,65 50,91 79,38

KAB. ACEH BESAR 12,98 43,53 72,09

KAB. PIDIE 9,10 44,52 62,72

KAB. BIREUEN 13,14 45,08 72,68

KAB. ACEH UTARA 18,66 47,58 72,10

KAB. ACEH BARAT DAYA 16,81 41,86 60,67

KAB. GAYO LUES 15,68 45,71 77,72

KAB. ACEH TAMIANG 12,24 43,26 72,58

KAB. NAGAN RAYA 17,38 47,93 72,32

KAB. ACEH JAYA 14,43 45,23 73,13

(6)

Lanjutan Tabel 4.1.

Provinsi dan Kabupaten Indeks Kesulitan Geografis Desa (Skala 0 - 100)

Minimum Nilai Tengah Minimum

KAB. PIDIE JAYA 14,68 41,85 64,73

KOTA BANDA ACEH 12,66 29,82 47,44

KOTA SABANG 25,53 35,01 52,28

KOTA LANGSA 18,59 34,91 49,66

KOTA LHOKSEUMAWE 9,55 30,57 49,08

KOTA SUBULUSSALAM 20,69 46,61 70,35

Tabel 4.2. Desa dengan IKG Tertinggi Aceh, 2014

No. Desa Kecamatan Kabupaten/Kota Nilai IKG

1 PASIR PUTIH SYIAH UTAMA BENER MERIAH 79,9

2 TUAH KERINE LAUSER ACEH TENGGARA 79,84

3 KUTE HAKHAPEN LAUSER ACEH TENGGARA 79,68

4 KARANG HAMPA ARONGAN LAMBALEK ACEH BARAT 79,38

5 LESTEN PINING GAYO LUES 77,72

Tabel 4.3 . Desa dengan IKG Terendah Aceh, 2014

No. Desa Kecamatan Kabupaten/Kota Nilai IKG

1 BLOK SAWAH KOTA SIGLI PIDIE 9,1

2 LANCANG GARAM BANDA SAKTI LHOKSEUMAWE 9,55

3 TUALANG BARU MANYAK PAYED ACEH TAMIANG 12,24

4 KAMPUNG BARU BAITURRAHMAN BANDA ACEH 12,66

(7)

Lampiran 1. Jumlah Kecamatan dan Desa Menurut Kabupaten/Kota, 2014

Kabupaten/Kota Kecamatan Desa

(1) (3) (4) Simeulue 10 138 Aceh Singkil 11 120 Aceh Selatan 18 260 Aceh Tenggara 16 385 Aceh Timur 24 514 Aceh Tengah 14 295 Aceh Barat 12 321 Aceh Besar 23 604 Pidie 23 731 Bireuen 17 609 Aceh Utara 27 852

Aceh Barat Daya 9 152

Gayo Lues 11 145 Aceh Tamiang 12 213 Nagan Raya 10 222 Aceh Jaya 9 172 Bener Meriah 10 233 Pidie Jaya 8 222 Banda Aceh 9 90 Sabang 2 18 Langsa 5 66 Lhokseumawe 4 68 Subulussalam 5 82 ACEH 289 6.512

(8)

Lampiran 2. Jumlah Wilayah Administrasi Pemerintahan Setingkat Desa Menurut kabupaten/Kota, 2014

Kabupaten/Kota Desa Kelurahan UPT Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) Simeulue 138 - - 138 Aceh Singkil 120 - - 120 Aceh Selatan 260 - - 260 Aceh Tenggara 385 - - 385 Aceh Timur 513 - 1 514 Aceh Tengah 295 - - 295 Aceh Barat 321 - - 321 Aceh Besar 604 - - 604 Pidie 730 - 1 731 Bireuen 609 - - 609 Aceh Utara 852 - - 852

Aceh Barat Daya 152 - - 152

Gayo Lues 145 - - 145 Aceh Tamiang 213 - - 213 Nagan Raya 222 - - 222 Aceh Jaya 172 - - 172 Bener Meriah 233 - - 233 Pidie Jaya 222 - - 222 Banda Aceh 90 - - 90 Sabang 18 - - 18 Langsa 66 - - 66 Lhokseumawe 68 - - 68 Subulussalam 82 - - 82 ACEH 6.510 0 2 6.512

(9)

Lampiran 3. Jumlah Desa yang Ada SD dan Kecamatan yang Ada SLTP dan SLTA Menurut kabupaten/Kota, 2014

Kabupaten/Kota Desa yang ada SD Kecamatan yang Ada SLTP

Kecamatan yang Ada SLTA (1) (2) (3) (4) Simeulue 110 10 10 Aceh Singkil 95 11 11 Aceh Selatan 191 18 17 Aceh Tenggara 150 16 15 Aceh Timur 263 24 23 Aceh Tengah 191 14 14 Aceh Barat 157 12 12 Aceh Besar 239 23 23 Pidie 296 23 22 Bireuen 269 17 16 Aceh Utara 339 27 27

Aceh Barat Daya 112 9 9

Gayo Lues 87 11 10 Aceh Tamiang 145 12 11 Nagan Raya 128 10 9 Aceh Jaya 111 9 9 Bener Meriah 126 10 10 Pidie Jaya 100 8 8 Banda Aceh 62 9 9 Sabang 18 2 2 Langsa 45 5 5 Lhokseumawe 53 4 4 Subulussalam 71 5 5 ACEH 3.358 289 281

(10)

Lampiran 4. Jumlah dan Persentase Kecamatan yang Ada Puskesmas/Pustu Menurut Kabupaten/Kota, 2014

Kabupaten/Kota

Kecamatan yang Memiliki Puskesmas/Pustu Jumlah Persentase (1) (2) (3) Simeulue 10 100,00 Aceh Singkil 11 100,00 Aceh Selatan 18 100,00 Aceh Tenggara 16 100,00 Aceh Timur 24 100,00 Aceh Tengah 14 100,00 Aceh Barat 12 100,00 Aceh Besar 23 100,00 Pidie 23 100,00 Bireuen 17 100,00 Aceh Utara 27 100,00

Aceh Barat Daya 9 100,00

Gayo Lues 11 100,00 Aceh Tamiang 12 100,00 Nagan Raya 10 100,00 Aceh Jaya 9 100,00 Bener Meriah 10 100,00 Pidie Jaya 8 100,00 Banda Aceh 9 100,00 Sabang 2 100,00 Langsa 4 80,00 Lhokseumawe 4 100,00 Subulussalam 5 100,00 ACEH 288 99,65

(11)

Lampiran 5. Jumlah Desa yang Ada Keluarga Pengguna Listrik dan Penerangan di Jalan Utama Desa Menurut Kabupaten/Kota, 2014

Kabupaten/Kota

Keberadaan

Keluarga Pengguna Listrik Penerangan Di Ada Jalan Utama Desa Listrik PLN Listrik Non-PLN (1) (2) (3) (4) Simeulue 136 23 43 Aceh Singkil 116 16 50 Aceh Selatan 256 13 154 Aceh Tenggara 373 21 107 Aceh Timur 507 19 258 Aceh Tengah 286 32 141 Aceh Barat 321 10 173 Aceh Besar 603 24 431 Pidie 730 11 306 Bireuen 609 23 449 Aceh Utara 852 10 461

Aceh Barat Daya 152 5 123

Gayo Lues 124 26 77 Aceh Tamiang 212 15 148 Nagan Raya 222 1 109 Aceh Jaya 171 2 125 Bener Meriah 212 20 58 Pidie Jaya 222 0 170 Banda Aceh 90 0 90 Sabang 18 0 17 Langsa 66 3 62 Lhokseumawe 68 2 58 Subulussalam 81 20 53 ACEH 6.427 296 3.663

(12)

Lampiran 6. Jumlah dan Persentase Kecamatan yang Ada Pasar dengan Bangunan Menurut Kabupaten/Kota, 2014

Kabupaten/Kota

Kecamatan yang Ada Pasar Dengan Bangunan

Jumlah Persentase (1) (2) (3) Simeulue 4 40.00 Aceh Singkil 10 90.91 Aceh Selatan 16 88.89 Aceh Tenggara 12 75.00 Aceh Timur 18 75.00 Aceh Tengah 9 64.29 Aceh Barat 11 91.67 Aceh Besar 18 78.26 Pidie 20 86.96 Bireuen 14 82.35 Aceh Utara 24 88.89

Aceh Barat Daya 7 77.78

Gayo Lues 9 81.82 Aceh Tamiang 10 83.33 Nagan Raya 8 80.00 Aceh Jaya 7 77.78 Bener Meriah 6 60.00 Pidie Jaya 7 87.50 Banda Aceh 5 55.56 Sabang 2 100.00 Langsa 2 40.00 Lhokseumawe 4 100.00 Subulussalam 4 80.00 ACEH 227 78.55

(13)

Lampiran 7. Jumlah Desa yang Sarana Transportasi dari dan ke Desa Melalui Darat Menurut Kondisi Jalan yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda 4 Atau Lebih , 2014

Kabupaten/Kota

Kondisi Jalan yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda 4 Ataau Lebih

Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Kecuali Saat Tertentu Sepanjang Tahun Kecuali Sepanjang Musim Hujan Tidak Dapat Dilalui Sepanjang Tahun Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Simeulue 119 8 4 4 135 Aceh Singkil 92 15 4 7 118 Aceh Selatan 233 9 13 4 259 Aceh Tenggara 361 6 12 6 385 Aceh Timur 416 50 42 6 514 Aceh Tengah 269 14 12 0 295 Aceh Barat 247 39 18 16 320 Aceh Besar 600 3 0 1 604 Pidie 702 18 5 6 731 Bireuen 500 72 37 0 609 Aceh Utara 655 138 54 5 852

Aceh Barat Daya 143 2 2 5 152

Gayo Lues 132 6 6 0 144 Aceh Tamiang 179 15 16 1 211 Nagan Raya 205 12 0 3 220 Aceh Jaya 162 5 3 2 172 Bener Meriah 203 22 6 2 233 Pidie Jaya 217 5 0 0 222 Banda Aceh 90 0 0 0 90 Sabang 18 0 0 0 18 Langsa 62 0 1 2 65 Lhokseumawe 68 0 0 0 68 Subulussalam 69 6 6 1 82 ACEH 5.742 445 241 71 6.499

Gambar

Gambar 1.1. Jumlah Kabupaten, Kecamatan, dan Desa Hasil Podes, 2008 – 2014  2.  Infrastruktur
Gambar 2.2. Persentase Desa Menurut Keberadaan Keluarga Pengguna Listrik dan Penerangan di  Jalan Utama Desa
Gambar  2.3.  Persentase  Desa  Menurut  Sarana  Transportasi  dari  dan  ke  Desa  serta  Keberadaan  Jalan  yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda 4 Atau Lebih
Tabel 4.1. menyajikan IKG setiap kabupaten/kota. IKG terendah sebesar 9,10 yang terdapat di Desa Blok  Sawah (Kabupaten Pidie) dan IKG tertinggi sebesar 79,9 yang terdapat di Desa Pasir Putih (Kabupaten Bener  Meriah)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bowlby dan Ainsworth (dalam Santrock, 2003) bahwasanya individu yang mendapatkan secure attachment adalah percaya diri,

Dalam Islam sendiri membolehkan seorang suami memiliki istri lebih dari satu (berpoligini) tetapi tidak mewajibkannya atau menganjurkanya adapun kebolehan poligini merupakan pintu

tugasnya sehingga tidak menggantungkan permasalahan yang dihadapi kepada teman dalam kelompoknya. 3) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

Pemilihan khalifah tersebut dilaksanakan oleh para tokoh sahabat yang mewakili dua golongan yaitu Anshar dan Muhajiriin, Mereka ini uang kemudian oleh ulama fiqh diklaim sebagai

Persamaan pemikiran antara Ibnu Taimiyah dan Mohammad Natsir adalah sama – sama menginginkan negara agama dan sama – sama menentang pemerintahan ketika beliau merasa berbeda

Memiliki pengetahuan dan pemahaman serta mampu menjawab serta bernalar mengenai gaya bahasa dan majas 14 mampu merekonstruksi, mengetahui, memahami, dan

Pembelajaran inovatif dapat diterapkan dengan beberapa asas sebagai berikut: 1) Berpusat pada peserta didik, maksudnya paradigma guru sebagai pusat pembelajaran dan peserta didik

Perusahaan dengan pertumbuhan laba rendah akan semakin memperkuat hubungan antara debt to equity yang berpengaruh negatif dengan profitabilitas, karena