BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Atinggola Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, dengan penerapan metode Problem Solping dengan materi Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan yang diajarkan pada 23 orang siwa. Penelitian ini berlangsung dalam II siklus. Siklus II dilaksanakan karena hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan pencapaian tindakan yang ditetapkan.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu mengenai ketuntasan hasil belajar siswa yang diukur dengan menggunakan instrument penelitian berupa tes hasil belajar. Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketuntasan belajar siswa.
Berikut ini uraian hasil penelitian tindakan pada setiap siklus.
Siklus I
4.1.2 Hasil belajar siswa
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, pada akhir siklus I diadakan evaluasi tertulis dengan menggunakan tea esay. Tes tersebut berjumlah 8 butir soal dengan skor maksimal 100, sedangkan skor ketuntasan perindividu minimal 75. Adapun data hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Skor Jumlah siswa Persentase (%) Ketuntasan
75 ke atas 9 39,13 Tuntas
Kurang dari 75 14 60,87 Tidak tuntas
Total 23 100
Uraian lengkap dari tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 75-76.
Tabel 5. Persentase Capaian Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Hasil Belajar Hasil Capaian
1 Ketuntasan Klasikal 39,13%
2 Rata-rata Kelas 70,52%
3 Tidak Tuntas 60,87%
Gambar 1. Persentase Capaian Hasil Belajar Siswa Siklus I 39.13 70.52 60.87 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Ketuntasan Klasikal Rata-rata Kelas Tidak Tuntas Ketuntasan Klasikal Rata-rata Kelas Tidak Tuntas
Tabel 5 dan gambar 1 menunjukkan bahawa hasil belajar siswa pada sikus I untuk ketuntasan klasikal mencapai 39,13%, untuk rata-rata kelas mencapai 70,52%, sedangkan untuk siswa yang tidak tuntas mencapai 60,87%.
Berdasarkan analisis data (lampiran 5), hasil belajar siswa berdaraskan aspek kognitif C1, C2, C3, dan C4 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. Capaian Ketuntasan Aspek Kognitif pada Siklus I No Aspek
Kognitif
Indikator Capaian Persentase
1 C2 Menjelaskan pengertian pembangunan berkelanjutan dengan menggunakan kalimat sendiri
80% 2 C1 Menyebutkan aspek yang menentukan keberlanjutan suatu
pembangunan
91,01% 3 C3 Menyebutkan contoh pembangunan berkelanjutan dalam
kehidupan sehari-hari.
39,85%
4 C3 Menyebutkan manfaat lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari
57,97% 5 C4 Hubungan antra pembangunan berkelanjutan dengan
lingkungan hidup
39,67%
6 C1 Menyebutkan dampak positif dan negatif pembangunan terhadap lingkungan
86,23% 7 C2 Menjelaskan salah satu dampak negatif pembangunan dengan
menggunakan kalimat sendiri.
82,60% 8 C1 Menjelaskan dampak positif dari pembangunan berkelanjutan 91,30%
4.1.3 Hasil pengamatan KBM siklus I
Pengumpulan data KBM pada siklus I dilakukan bersama-sama oleh peneliti dan pengamat pada jumat 7 juni, sabtu 8 juni tahun 2013. Seluruh kegiatan guru dan aktivitas siswa dinilai selama berlangsungnya proses KBM.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut. a) Hasil pengamatan aktivitas siswa
Pengamatan dan penilaian aktivitas siswa dilakukan oleh beberpa orang pengamat selama KBM berlangsung. Aktivitas siswa dinilai dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa yang mencakup 18 aspek seperti yang terdapat pada lampiran 25. Presentase hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat paa tabel berikut.
Tabel 7. Rata-rata Pengamatan aktivitas siswa Siklus I Skor Capain (%)
Pertemuan 1 Pertemuan 2
63,09% 76,86%
Rata-rata 69,97%
Uraian lengkap dari hasil pengamatan aktivitas siswa siklus 1 dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 93.
b) Hasil pengamatan kegiatan guru
Pengamatan kegiatan guru dilakukan oleh satu orang pengamat selama KBM berlansung. Kegiatan guru dinilai dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan guru yang mengacu pada deskripsi kegiatan guru yang mencakup 19 aspek seperti yang terdapat pada lampiran 16. Presentase hasil pengamatan kegiatan guru dapat dilihat paa tabel berikut.
Tabel 8. Persentase Rata-rata Kegiatan Guru Siklus I
Kualitas Pertemuan 1 Pertemuan 2 (%) Aspek
SB 5,26% 26,3% 15,78% Mengingatkan materi sebelumnya Mengajukan pertanyaan dalam
rangka apersepsi
Menyampaikan scenario pembelajran
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar
Memberikan penghargaan B 47,37% 57,9% 52,635% Mengajukan pertanyaan dalam
rangka apersepsi Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar
Menampilkan gambar Membimbing siswa
mengidentifikasi masalah
Membimbing siswa merumuskan hipotesis
Membimbing siswa mencari informasi
Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi
Membimbing siswa menyimpulkan materi
Menyampaiakn tugas rumah Refleksi Memberikan penghargaan C 47,37% 15,8% 31,585% Memotivasi siswa Menyampaikan scenario pembelajaran Menyampaikan pokok-pokok penting materi Membimbing siswa mengidentifikasi masalah
Membimbing siswa menganalisis masalah
Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi
Membimbing siswa menyimpulkan materi
Memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan materi yang belum dipahami
Membimbing siswa membuat rangkuman
K - - -
Jumlah 100% 100% 100%
Uraian lengkap dari hasil pengamatan kegiaran guru siklus 1 dapat dilihat pada lampiran 12.
Gambar 3. Persentase hasil pengamatan kegiatan guru siklus I 5.26 47.37 47.37 0 26.3 57.9 15.8 0 0 10 20 30 40 50 60 70 SB B C K Pertemuan 1 Pertemuan 2
Berdasarkan tabel 7 dan gambar 2 diatas diperoleh gambaran hasil kegiatan guru pada siklus I sebagai berikut
1. Perteamuan 1 yang ditadani warna kuning menunjukkan nilai untuk criteria sangat baik mencapai 5,26%, untuk criteria baik mencapai 47,37%, untuk criteria cukup mencapai 47,37%, sedangkan ungtuk criteria kurang adalah 0%.
2. Pertemuan 2 yang ditadani warna hijau menunjukkan nilai untuk criteria sangat baik mencapai 26,3%, untuk criteria baik mencapai 57,9%, untuk criteria cukup mencapai 15,8%, sedangkan ungtuk criteria kurang adalah 0%.
Dalam pengamatan kegiatan guru siklus I pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 diperoleh nilai rata-rata persentase untuk criteria sangat baik mencapai 15,78%, untuk criteria baik mencapai 52,64%, untuk criteria cukup mencapai 31,58%, sedangkan criteria kurang adalah 0%.
4.1.4 Refleksi Hasil Penelitian Siklus I
Kegiatan refleksi ini dilakukan setelah semua data diperoleh dari hasil pelaksanaan tindakan yang kemuadian dianalisis. Berikut hasil refleksi siklus I. a) Hasil Belajar
Berdasarkan hasil penelitian, data hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 39,13% sedangkan untuk ketuntasan individu mencapai 70,52 %. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai indikarot keberhasilan, dimana hasil belajar harus mencapai 76%. Sedangkan yang diperoleh pada siklus I hanya 70,52%. Soal yang dianggap sulit oleh siswa yaitu soal nomor 3, 4, dan 5, dimana nomor 3 merupakan butir soal aplikasi yang berupa conto-contoh yang ada
dalam kehidupan sehari-hari, nomor 4 merupakan soal pengetahuan dan nomor 5 merupakan soal analisis yang mengahruskan siswa menjawab dengan teliti. Dengan demikian pelaksanaan tindakan dilanjutkan pada siklus II.
b) Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Selama proses KBM aktivitas siswa juga dinilai. Dari hasil penilaian aktivitas siswa, dari 18 aspek terdapat 5 aspek yang memperoleh nilai pengamtan dengan kriteria cukup (C) dan perlu diperbaiki. Kelima aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Refleksi Aktivitas Siswa dalam KBM Siklus I
No Aspek yang Perlu Diperbaiki Tindakan Perbaikan
1 Menjawap pertanyaan guru mengenai meteri yang dipelajari sebelumnya
Siswa seharusnya mempelajari terlebih dahulu materi-materi yang telah diajarkan sebelumnya.
2 Mengajukan gagasan dalam kegiatan apersepsi
Hendaknya siswa menggunakan kalimat sendiri yang dapat dipahami oleh siswa lain dalam mengajukan gagasannya.
3 Memberikan pendapat dalam kegiaran motovasi
Hendaknya siswa memberikan pendapat yang sesuai dengan materi dan menggunakan kalimat sendiri.
4 Menganalisis masalah Dalam menganalisis masalah
hendaknya siswa memperhatikan dan mengaitkan meri pelajaran dengan permaslahan yang ditemukan.
5 Keaktifan dalam kegiatan diskusi Sebaiknya siswa lebih aktif dalam kegiatan diskusi misalnya, bekerja sama dengan anggota kelompok, mengajukan pertanyaan, menjawap pertanyaan dan menanggapi pendapat dari kelompok lain.
c) Hasil Pengamtan Kegiatan Guru
Berdasarkan pengamatan kegiatan guru, dari 19 aspek kegiatan guru terdapat 9 aspek yang memperoleh nilai pengamatan dengan kiteria cukup (C), antara lain dap dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Refleksi Kegiatan Guru dalam KBM Siklus I
No Aspek yang Perlu Diperbaiki Tindakan Perbaikan
1 Memotivasi siswa Pemotivasian siswa hendaknya lebih menarik.
2 Menyapaikan scenario Penyamapian skenario lebih dibuat menarik dan harurus relevan dengan metode yang digunakan.
3 Menyampaikan pokok-pokok penting materi Penguasaan materi lebih ditingkatkan agar penyampainnya lebih dipahami siswa.
4 Membimbing siswa dalm mengidentifikasi maslah.
Metode harus benar-benar dikuasai sehingga penerapannya lebih maksimal.
5 Membimbing tiap kelompok menganalisis masalah.
Fokuskan perhatian secara merata pada setiap kelompok.
6 Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi Guru perlu memberikan perhatian khusus bagi kelompok yang mengalami kendala dalam diskusi 7 Membimbing siswa dalam menyimpulkan
materi yang telah dipelajari
Guru hendaknya membimbing siswa dalam meyimpulkan materi dengan lebih terarah dan jelas.
8 Memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan materi yang belum dipahami.
Berikan banyak kesempatan utuk siswa dalam bertanya.
9 Membimbing siswa membuat rangkuman Menekankan pada siswa agar mampu mengembangkan pengetahua yang diperoleh setelah pembelajaran.
* Yang perlu diperbaiki dalam keterlaksanaan pembelajaran terdapat pada kegiatan guru dan aktivitas siswa.
Berdasarkan refleksi kegiatan guru, aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajaran, dapat dilihat bahwa kegiatan belajar mengajar pada siklus I belum optimal. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa aspek yang diamati memperoleh nilai dengan kategori cukup (C). Belum optimalnya kegiatan belajar mengajar ini berdampak pada hsil belajar siswa. Dari 23 orang siswa yang dikenai tindakan, hanya 9 orang siswa atau 39,13 % yang memperoleh skor diatas 75 dan dinyatakan tuntas, sedangkan 14 orang siswa atau 60,87% memperoleh skor kurang dari 75 sehingga dinyatakan tidak tuntas. Karena banyaknya siswa yang memperoleh skor dibawah 75, maka diputuskan kegiatan belajar mengajar dilanjutkan pada siklus II untuk perbaikan dan penyempurnaan aspek-aspek kegiatan belajar mengajar yang belum optimal.
Siklus II
Siklus II merupakan tindakan perbaiakan berdasarkan hasil refleksi pada sisklu I. Siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan dengan materi degradasi lingkungan hidup. Tindakan pada siklus II ini mengacu pada tindakan perbaikan pada tabel 6 yaitu refleksi kegiatan guru dan tabel 7 refleksi aktivitas siswa. Sedangkan mengenai keterlaksanaan pembelajaran, aspek-aspek yang direncanakan untuk
tindakan perbaikan telah disajikan pada tabel kegiatan guru dan aktivitas siswa pada tahap refleksi.
Berdasarkan perencanaan tersebut, kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan. Berikut ini uraian data hasil pelaksanaaan tindakan pada siklus II.
4.1.5 Hasil belajar siswa
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, pada akhir siklus II diadakan evaluasi tertulis dengan menggunakan tea esay. Tes tersebut berjumlah 5 butir soal dengan skor maksimal 100, sedangkan skor ketuntasan perindividu minimal 75.
Pemberian tes dilakukan pada tanggal 20 juni tahun 2013 dengan alokasi waktu 90 menit. Peserta tes berjumlah 23 orang sesuai dengan jumlah siswa kelas XI IPS 2. Berdasarkan penggunaan kisi-kisi tes hasil belajar sebagaimana terdapat pada lampiran 5, diperoleh hasil tes dari 23 orang siswa. Kemudian dihitung persentase setiap siswa sehingga diperoleh data hasil belajar siswa. Persentase hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 11. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II
Skor Jumlah siswa Persentase (%) Ketuntasan
75 ke atas 21 91,30% Tuntas
Kurang dari 75 2 8,70% Tidak tuntas
Total 23 100
Uraian lengkap dari tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 122-123.
Tabel 12. Persentase Capaian Belajar Siswa Siklus II
No. Hasil Belajar Hasil Capaian
1 Ketuntasan Klasikal 91,30%
2 Rata-rata Kelas 83,89%
3 Tidak Tuntas 8,70%
Gambar 3. Persentase Capaian Hasil Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel 12 dan gamabr 3 menunjukkan bahwa persentase capain hasil belajar siswa pada siklus II untuk ketuntasan klasikal mencapai 91,3%, untuk rata-rata kelas mencapai 83,89%, sdangkan untuk siswa yang tidak tuntas adalah 8,7%.
Berdasarkan analisis data (lampiran 5), hasil belajar siswa berdaraskan aspek kognitif C1, C2, C3, dan C4 dapat dilihat pada tabel berikut.
91.3 83.89 8.7 0 20 40 60 80 100
Ketuntasan Klasikal Rata-rata Kelas Tidak Tuntas Ketuntasan Klasikal Rata-rata Kelas Tidak Tuntas
Tabel 13. Capaian Ketuntasan Aspek Kognitif pada Siklus I No Aspek
Kognitif
Indikator Capaian Persentase
1 C2 Menjelaskan pengertian degradasi lingkungan hidup dengan menggunakan kalimat sendiri
91,30% 2 C1 Menyebutkan contoh penyebap terjadinya degradasi akibat
faktor alam
71,01% 3 C1 Menyebutkan contoh penyebap terjadinya degradasi akibat
aktivitas manusia
76,08%
4 C4 Hubungan degradasi dengan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dan makhluk hidup lannya
77,17% 5 C2 Menjelasakan dengan kalimat sendiri pencemaran yang
diakibatkan oleh kecelakaan industry.
86,9%
4.1.6 Hasil pengamatan KBM siklus II
Pengumpulan data pada siklus II sama halnya dengang pengumpulan data pada siklus I. Pengumpulan data pada siklus II ini juga dilakukan oleh peneliti dan observer selama proses KBM berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan pada tanggal 21-22 juni 2013.
a) Hasil pengamatan aktivitas siswa
Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh beberapa orang pengamat dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa yang mengacu pada 18 aspek penilaian. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian diperoleh data seperti pada tabel beikut ini.
Tabel 14. Rata-rata aktivitas siswa Siklus II Skor capain (%)
Pertemuan 3 82,90%
Rata-rata (%) 82,90%
Uraian lengkap dari hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 129.
b) Hasil pengamatan kegiatan guru
Pengamatan kegiatan guru dalam proses KBM pada siklus II juga dilakukan oleh satu orang pengamat selama KBM berlangsung. Pengamatan ini menggunakan lembar pengamatan kegiatan guru yang mengacu pada deskripsi kegiatan guru yang mencakup 19 aspek. Dari pengamatan kegiatan guru diperoleh data yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 14. Persentase Rata-rata Kegiatan Guru Siklus II Jenis
Kualitas
Presentase jumlah aspek (%) Rata-rata (%)
Keterangan Aspek Pertemuan 3
SB 52,63% 52,63% Mengingatkan materi sebelumnya
Mengajukan pertanyaan dalam rangka apersepsi
Memotivasi siswa
Menyampaikan pokok-pokok
penting materi yang akan dipelajari
Mengorganisasikan siswa
keldalam kelompok belajar Menampilkan gambar
Membimbing tiap kelompok
mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar lingkungan hidup yang ditayangkan dalam bentuk power point.
Membimbing tiap kelompok
mencari informasi untuk pemecahan masalah.
Membimbing siswa dalam
kegiatan diskusi
Memberikan penghargaan
B 47,37% 47,37% Menyajikan tujuan pembelajaran
Menyampaikan scenario
pembelajaran
Membimbing tiap kelompok
menganalisis masalah.
Membimbing tiap kelompok
merumuskan hipotesis
Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan materi yang belum dipahami.
Membimbing siswa membuat
rangkuman
Menyampaikan tugas rumah Refleksi
K - -
Jumlah 100% 100%
Uraian lengkap dari hasil pengamatan kegiaran guru siklus II dapat dilihat pada lampiran 22.
4.1.7 Refleksi
Setelah semua tindakan selesai dilakukan, diadakan refleksi. Semua pengamatan dan penilaian kegiatan guru, aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II terlaksanan dengan baik. Hal ini bisa dilihat pada persentasi hasil analisis kegiatan guru, aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajar. Kegiatan guru kategori sangan baik adalah 52,63% dan untuk kategori baik adalah 47,37% sehingga untuk seluruh kategori mencapai 100% (lebih dari 76%). Untuk aktivitas siswa mencapai skor rata-rata 82,90% (lebih dari 76%). Sedangkan untuk keterlaksanaan pembelajaran, kategori sangat baik 30%, dan ketegori baik 60%, sehingga untuk seluruh kategori mencapai 90% (lebih dari 76%). Dari analisis seluruh kegiatan KBM, maka dinyatakan pelaksanaan tindakan pada siklus II ini berhasil karena bisa mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan.
Peningkatan kualitas belajar mengajar yang dilakukan pada siklus II berdampak pada peningkatan hasil belajara siswa. Analisis hasil belajar menunjukkan dari 23 orang siswa yang kenai tindakan 21 orang siswa atau 91,30% yang memperoleh skor diatas 75 dan dinyatakan tuntas sedangkan 2 orang siswa atau 8,70% yang memperoleh skor dibawah 75 dan dinyatakan tidak tuntas.
4.2 Perbandingan Pengamatan Setiap Siklus
4.2.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan 2
Gambar 4. Perbandingan hasil belajar siswa setiap siklus Garis hitam menyatakan KKM
Berdasarkan gambar 4, terlihat bahwa hasil belajar dari sebagian besar siswa yang dikenai tindakan pada siklus I masih dibawah KKM. Namun setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2 bahwa terjadi peningkatan kualitas aktivitas siswa, sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan mengalami peningkatan.
0 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 T ing kat C apaian (%) Jumlah Siswa Siklus 1 siklus 2
4.2.2 Persentase Capaian Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan 2
Gambar 5. Persentase capaian hasil belajar siswa siklus 1 dan 2
Berdasarkan gambar 5, terlihat persentase hasil belajar siswa pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 39,19%, nilai rata-rata kelas mencapai 70,52% sedangkan yang tidak tuntas mencapai 60,87%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan. Namun pada siklus II terlihat peningkatan hasil belajar siswa dimana ketuntasan klasikal mencapai 91,3, nilai rata-rata kelas mencapai 83,89 dan yang tidak tuntas 8,7%. Untuk siswa yang tidak tuntas diberikan tugas membuat diagram alir mengenai degradasi lingkungan.
39.13 70.52 60.87 91.3 83.89 8.7 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Ketuntasan Klasikal Rata-rata Kelas Tidak Tuntas Siklus 1 Siklus 2
4.2.3 Proporsi Kegiatan Guru dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus 1 dan 2
Gambar 6. Proporsi kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran
Gambar 6 diatas menunjukkan persentase kegiatan guru pada siklus I dan siklus II. Dari gambar tersebut terlihat jelas bahwa kegiatan guru pada siklus I masih dibawah kriteria ketuntasan karena berdasarkan penilaian, kegiatan guru kategori baik dan sangat baik hanya mencapai 69,415%. Hal ini dikarenakan guru mengalami kendala dalam penerapan metode yang digunakan serta kesulitan dalam membagi waktu pada saat berlangsungnya KBM. Sehingga ada beberapa hal yang belum terlaksana pada siklus I disempurnakan pada siklus II. Setelah diadakan perbaikan dan penyempurnaan melalui tahap refleksi, pada siklus II kegiatan guru mengalami peningkatan sebagaimana yang ditunjukkan oleh gamabar 4, dimana kegiatan guru kategori baik dan sangat baik mencapai 100% sehingga pelaksanaan tindakan berakhir pada siklus II.
31.585 69.415 0 100 0 20 40 60 80 100 120
Cukup + Kurang Baik +Sangat Baik Siklus 1 Siklus 2
4.3 Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA Negeri 1 Atinggola kelas XI IPS 2 dengan jumlah siswa yang dikenai tindakan 23 orang. Pada dasarnya penelitian tindakan ini dilakukan untuk melihat ketercapain hasil belajar siswa dengan menerapkan suatu metode pembelajaran yaitu metode Problem Solving. Metode problem solving merupakan metode yang bertujuan untuk melatih siswa berpikir aktif dalam memecahkan masalah yang dihadapi saat belajar.
Berdasarkan analisis seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebanyak 2 siklus, penerapan metode problem solving dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa maupun aktivitas siswa pada mata pelajaran geografi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapam metode problem solfing yaitu pada pembagian waktu dan pembagian kelompok. Waktu yang terbatas menyebapkan pembelajar tidak maksimal sehingga pembahasan materi pelajaranpun tidak terlaksana dengan baik. Untuk pembagian kelompok, lebih ditekankan untuk memperhatikan kemampuan intelektual siswa agar semua anggota kelompok aktif selam proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa pada siklus I maupun siklus II diadakan tes hasil belajar dalam bentuk tes esay yang terdiri dari 12 butir soal, 8 butir soal untuk siklus I dan 4 butir soal untuk siklus II. Tes hasil belajar siswa yang diberikan mengacu pada 4 ranah yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4). Dari data hasil belajar siswa
siklus I diketahui bahwa dari 23 orang siswa yang dikenai tindakan hanya 9 orang atau 39,13% yang mencapai kriteria ketuntasan, sedangkan 14 siswa lainnya atau 60,87% tidak mencapai kriteria ketuntasan. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka diputuskan bahwa pelaksanaan tindakan dilanjutkan pada siklus II.
Setelah hasil belajar siswa pada siklus I dianalisis, diketahui bahwa hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaiyu 75. Hal ini dikarenakan dari 8 butir soal evaluasi yang diberikan terdapat 3 butir soal yang dianggap sulit oleh siswa. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus ini diadakan satu kali pertemuan dengan materi degradasi lingkungan hidup.
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dimana dari 23 orang siswa yang dikenai tindakan, 21 orang siswa atau 91, 30% yang mencapai kriteria ketuntasan, sedangkan 2 orang siswa atau 8,70% yang belum mencapai kriteria ketuntasan yang ditentukan.
Penilaian pelaksanaan aktivitas siswa dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa terdiri dari 18 aspek (lampiran 6). Untuk pengamatan aktivitas siswa dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan 3 orang pengamat. Dari hasil pengamatan diperoleh nilai rata-rata aktivitas siswa silkus I mencapai 69,97% (lampiran 9). Namun pada siklus II nilai rata-rat aktivita siswa mengalami peningkatan yaitu mencapai 82,90%.
Untuk penilaian kegiatan guru dilakukan oleh satu orang pengamat degangan menggunakan lembar pengamatan kegiatan guru yang terdiri dari 19 aspek (lampiran
10). Pengamatan kegiatan guru dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari hasil pengamatan diperoleh nilai rata-rata kegiatan guru siklus I kategoeri sangat baik+baik mencapai 69,415%. Sedangakn pada siklus II nilai rata-rata kegiatan guru kategori sangat baik+baik mencapai 100%.