• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kebutuhan manusia selain sandang pangan dan papan adalah sebuah rekreasi. Rekreasi dimana mereka bisa menghilangkan kepenatan mereka dan mencari suasana baru atau mencari kesenangan baru. Beberapa diantaranya mengunjungi taman, tempat wisata, rumah saudara untuk mencari kesenangan itu. Beberapa diantaranya memilih untuk rekreasi menuju Mall. Selain menghilangkan penat dan lelah yang ada, Mall juga bisa dijadikan sebagai sarana memenuhi kebutuhan mereka sehingga mereka mendapat double effect dari berekreasi menuju Mall ini yaitu terpenuhinya kebutuhan dan menghilangkan penat. Masyarakat seringkali memilih Mall sebagai tempat untuk menghilangkan penat karena Mall dirasa lebih dekat dibanding menuju tempat wisata. Ditambah lagi jumlah taman yang dianggap minim dan seringkali jauh dari masyarakat membuat mereka lebih memilih Mall. Para pengunjung Galeria Mall ini beragam, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Beberapa diantaranya memiliki keterbatasan baik dalam hal berjalan, melihat, ataupun mendengar.

Masyarakat yang memiliki keterbatasan ini seringkali disebut penyandang disabilitas atau penyandang cacat. Istilah baru menyebutkan bahwa penyandang disabilitas atau penyadang cacat diganti menjadi difabel. Hal ini dikarenakan mereka memiliki perbedaan arti dimana jika diartikan sebagai penyandang disabilitas maka berarti mereka dianggap tidak bisa melakukan sesuatu namun apabila diberi istilah difabel yang berarti different ability maka mereka dianggap memiliki kemampuan yang berbeda. Sehingga dengan begini mereka yang tergolong difabel tidak merasa direndahkan dan tidak minder untuk bergabung dengan masyarakat lainnya.

Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang mempopulerkan istilah difabel ini. Kata difabel mulai muncul pada tahun 1998 untuk menggantikan

(2)

2

definisi disabilitas yang berarti ketidakmampuan menjadi difabel atau kemampuan yang berbeda. Difabel atau different ability ini bukan hanya menyangkut penyandang disabilitas saja. Kurniawan (2011) menyebutkan bahwa ada beberapa kelompok yang termasuk dalam kategori difabel diantaranya adalah

a. Pengguna kursi roda b. Ambulant Disabled

c. Ketulian atau gangguan pendengaran d. Keterbatasan visual

e. Keterbelakangan mental

f. Orang dengan keterbatasan kemampuan kognitif g. Orang dengan beragam keterbatasan kemampuan h. Lanjut usia

i. Anak-anak

Adanya perubahan definisi dari disabilitas menjadi difabel yang popular di Yogkarta menunjukkan bahwa kota ini memiliki kepedulian kepada difabel. Setiap warga negara yang tinggal di berhak mendapat perlakukan yang sama dari negara. Selama ini difabel seringkali merasa dinomorduakan dalam segi pemenuhan kebutuhan mereka. Difabel memiliki kebutuhan yang berbeda dengan non difabel. Fasilitas yang ada seringkali tidak memperhatikan kebutuhan mereka. Berdasarkan pertemuan Gerakan Aksesbilitas Umum Nasional dengan Pemda DKI Jakarta menyebutkan: “Berbagai fasilitas publik belum disertai akses yang bisa memenuhi kebutuhan para difabel” Menurut Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Disabilitas menyebutkan bahwa difabel menginginkan kemudahan dalam penyediaan aksesbilitas baik aksesbilitas fisik maupun non fisik. Aksesbilitas fisik berisi kemudahan menuju bangunan fasilitas umum, transportasi umum dll. Sedangkan aksesbilitas non fisik adalah kemudahan dalam mengakses informasi.

Aksesnilitas fisik yang berupa kemudahan menuju suatu bangunan diperlukan bagi semua kalangan. Sayangnya kebutuhan seseorang dalam mengakses suatu

(3)

3

banguann berbeda-beda. Oleh karena itu sebagai perencana haruslah bisa memenuhi kebutuhan semua kalangan baik itu anak-anak, remaja, dewasa, lansia, dan yang memiliki keterbatasan untuk memudahkan mereka mengakses suatu bangunan terutama bangunan umum yang memiliki kemungkinan untuk didatangi oleh banyak pengunjung. Perencana perlu memastikan adanya elemen-elemen seperti ramp, handrail, jalur pemandu dll yang diperlukan oleh beberapa kelompok seperti lansia dan penyandang disabilitas.

Galeria Mall merupakan salah satu lokasi yang tidak pernah sepi oleh pengunjung. Pengunjung yang datang umumnya datang menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan kendaraan umum seperti bis TransJogja. Oleh karena itu, perlu dianalisis apakah aksesbilitas menuju Galeria Mall yang melewati jalur pedestrian dari tempat parkir kendaraan pribadi (motor atau mobil) dan halte Transjogja sudah memenuhi kebutuhan semua kalangan terutama difabel yang dalam hal ini diartikan sebagai anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan pendengaran (tuna rungu), keterbatasan bergerak (pengguna kursi roda) dan keterbatasan penglihatan (tuna netra)

1.2 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

1. Bagaimana evaluasi tingkat aksesbilitas jalur pedestrian menuju Galeria Mall bagi difabel?

2. Bagaimana rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan aksesbilitas jalur pedestrian menuju Galeria Mall bagi difabel?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Mengevaluasi tingkat aksesbilitas fisik jalur pedestrian menuju Galeria

Mall bagi difabel

2. Menentukan rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan aksesbilitas jalur pedestrian menuju Galeria Mall bagi difabel

(4)

4 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari adanya penelitian ini adalah sebagai sarana pembelajaran dan menambah wawasan bagi semua kalangan. Pihak-pihak yang diharapkan bisa mendapat manfaat dari adanya perencanaan ini adalah sebagai berikut

1. Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis dengan adanya perencanaan ini adalah, penulis bisa mengetahui kebutuhan para difabel pada suatu ruang

2. Bagi Program Studi

Manfaat yang diperoleh bagi program studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada adalah memberikan pengetahuan dan wawasan baru mengenai kawasan yang ramah terhadap difabel. Harapannya para calon perencana bisa merencanakan dengan memperhatikan kebutuhan para penyandang difabel

3. Bagi Universitas

Manfaat bagi Universitas Gadjah Mada adalah menambah wawasan penelitian mengenai kebutuhan ruang difabel

4. Bagi Masyarakat

Manfaat bagi masyarakat adalah sebagai sarana edukasi untuk memberikan informasi bahwa difabel memiliki kebutuhan khusus dalam suatu ruang yang berbeda dengan non difabel

5. Manfaat Bagi Masyarakat Difabel

Memberikan sarana untuk memberikan informasi mengenai kebutuhan mereka didalam penyediaan aksesbilitas

6. Bagi Pemerintah

Manfaat bagi pemerintah adalah sebagai masukan dan pertimbangan pada pemerintah ketika akan merencanakan suatu kawasan haruslah memperhatikan kebutuhan difabel untuk memudahkan mereka dalam melakukan aktifitas dan menuju suatu tempat

(5)

5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1.5.1 Ruang Lingkup Substansi

Ruang lingkup substansi adalah ruang lingkup yang berisi hal yang ingin dibahas dan dicapai pada penelitian ini. Ruang lingkup substansi penelitian ini adalah mengevaluasi tingkat aksesbilitas menuju Galeria Mall dari lokasi parkir dan halte Transjogja apabila dilihat dari segi difabel. Difabel disini diartikan sebagai orang yang memiliki keterbatasan bergerak (kursi roda), keterbatasan melihat (tuna netra), keterbatasan mendengar (tuna rungu), lansia dan anak-anak 1.5.2 Ruang Lingkup Areal

Ruang lingkup areal adalah ruang lingkup yang berisi areal yang akan diteliti oleh penulis. Ruang lingkup areal pada penelitian ini adalah bagaimana pengunjung bisa mengakses Galeria Mall melalui jalur pedestrian yaitu

a. Jalur pedestrian dari tempat parkir motor dan mobil yang ada di Jalan Prof Herman Yohanes atau timur Galeria Mall menuju Galeria Mall b. Jalur pedestrian dari tempat pemberhantian kendaraan umum berupa

halte Transjogja yang ada di Jalan Jenderal Sudirman menuju Galeria Mall

1.5.3 Ruang Lingkup Temporal

Ruang lingkup temporal adalah ruang lingkup yang berisi waktu dalam melakukan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dalam hal ini, penelitian dilakukan dalam sejak awal tahun 2016 hingga Juli 2016.

1.6 Keaslian Penelitian

Pada bab ini berisi penelitian yang telah ada yang berhubungan atau sama dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari plagiarism terhadap penelitian yang hampir mirip dengan yang akan penulis lakukan. Untuk itu penulis akan membahas beberapa penelitian sejenis untuk membuktikan bahwa penulis memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya dari segi metode atau lokasi atau fokus yang diteliti.

(6)

6

Dalam hal mengukur dan merekomendasikan sesuatu terkait penyediaan aksesbilitas suatu kawasan. Penelitian yang berkaitan dengan penyediaan aksesbilitas suatu kawasan seringkali disebut dengan pengukuran tingkat keramahan. Beberapa penelitian yang ada berbeda dengan yang akan penulis lakukan karena belum ada yang membahas mengenai keramahan yang terhadap difabel dan kawasan yang diambil juga berbeda dengan penelitian-penelitian yang sudah ada. Penelitian yang sudah ada adalah sebagai berikut

a. Skripsi berjudul Kawasan Ramah Lansia Studi Kasus Kelurahan Gedongkiwo oleh Siti Utari tahun 2016

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi apakah kawasan Gedongkiwo termasuk dalam kawasan ramah lansia atau tidak. Kawasan yang diambil berada di kelurahan Gedongkiwo Kota Yogyakarta yang merupakan kelurahan dengan penduduk lansia terbanyak dibanding kelurahan lain yang ada di Kota Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang didapat dari wawancara dan survey langsung adalah dengan cara mencocokkan keadaan di lapangan dengan teori yang telah didapat dan kemudian menyesuaikannya. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berbeda dengan yang akan diteliti oleh penulis dari segi fokus dan lokasi yang diambil.

b. Skripsi berjudul Karakteristik Ruang Terbuka Bermain Anak Di Kampung Ramah Anak Badran dan Dalem Kota Yogyakarta oleh Arni Dewi Boronia tahun 2015

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi karakteristik spasial dan perilaku bermain anak-anak dalam memanfaatkan ruang terbuka yang ada di Kampung Badran dan Kampung Dalem serta menganalisis apakah karakteristik ruang terbuka bermain yang ada di kedua kampung tersebut sudah sesuai dengan criteria ruang bermain anak yang ada pada indikator Kota Layak Anak 2015. Pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan induktif dan deduktif dengan metode

(7)

7

analisis kualitatif. Dari penjelasan diatas sudah dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian yang akan ditulis penulis karena berbeda dari segi lokasi dan fokus penelitiannya yaitu berupa ruang terbuka bermain yang ramah terhadap anak-anak.

c. Skripsi berjudul Perencanaan Kawasan Ramah Pejalan Kaki di UGM oleh Muhammad Arifudin tahun 2014

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk bisa merencanakan kawasa Universitas Gadjah Mada menjadi ramah pejalan kaki. Rencana ini perlu dilakukan untuk mengubah preferensi masyarakat yang sebelumnya menggunakan kendaraan pribadi menjadi berjalan kaki. Metode yang digunakan adalah dengan metode komparasi dengan best practice, observasi dengan menggunakan indera manusia untuk merasakan dan analisis pendekatan. Dengan ini maka dapat dikatakan penelitian ini berbeda dengan yang diteliti oleh penulis dari segi fokus, lokus dan metode yang diambil.

d. Skripsi berjudul Perencanaan Kawasan Ramah Pejalan Kaki di Kota Baru Yogyakarta oleh Prita Pranata Riyani Putri tahun 2013

Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan kawasan Kota Baru menjadi kawasan yang ramah pejalan kaki. Fokus perencanaannya ada 3 komponen yaitu jalur pedestrian, jalan dan traffic sign bagi pejalan kaki. Perencanaan kawasan pejalan kaki ini menggunakan pendekatan konsep Walkable Communities. Pada penelitian ini dapat dikatakan berbeda dengan yang akan diteliti oleh penulis karena lokus, fokus dan metode yang digunakan berbeda.

Referensi

Dokumen terkait

Alat penghubung geser tersebut menghasilkan interaksi yang diperlukan untuk aksi komposit antara balok baja profil dan pelat beton, yang sebelumnya hanya menghasilkan lekatan

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

G Kerja-kerja membekal dan memasang kabel bawah tanah 4 teras 25mm PVC/SWA/PC untuk sambungan dari Feeder Pillar ke tiang (first pool) termasuk aksesori kelengkapan, sambungan

Diagram dekomposisi merupakan suatu bagian terstruktur yang menjelaskan bagian dari tiap proses sistem informasi e-commerce pada PT Bumi Sriwijaya Abadi Palembang yang

Perbandingan distribusi severitas antara yang menggunakan KDE dengan yang menggunakan suatu model distribusi tertentu dilakukan untuk melihat secara visual, manakah dari

61 Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa dilema yang Jepang alami pada saat pengambilan keputusan untuk berkomitmen pada Protokol Kyoto adalah karena

2011 sangat memberi peluang optimalisasi diplomasi Indonesia dalam berperan memecahkan berbagai masalah yang ada baik di dalam negeri maupun di dalam kawasan