• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Strategi yang dilaksanakan oleh masing-masing pengelola dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Strategi yang dilaksanakan oleh masing-masing pengelola dalam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

167 BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Kesimpulan

Strategi yang dilaksanakan oleh masing-masing pengelola dalam mengoptimalkan lokasi obyek pantau, secara umum lebih kepada penguatan tupoksi, dan kewenangan dari masing-masing SKPD Pengelola Adipura, khususnya bagi instansi pengelola dari pemerintah daerah yang langsung menangani lokasi obyek pantau, dan pengelola lokasi lainnya di luar SKPD untuk sama-sama berkomitmen dalam mengimplementasikan rencana aksi dimasing-masing titik lokasi yang dikelolanya. Melalui komitmen seluruh Stakeholders, terutama pimpinan daerah, untuk mensinergikan program Adipura

melalui penerapan prinsip-prinsip Good Governance dan Good Environment kedalam manajemen kinerja dijajaran unit-unit pengelola SKPD Pemerintah Daerah dalam memaksimalkan kinerjanya, tentunya harus didukung oleh peran serta pihak swasta dan masyarakat. Adapun strategi- strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Boyolali adalah sebagai berikut :

a. Koordinasi yang aktif dengan semua stakeholders/pemangku kepentingan.

Koordinasi yang aktif dengan stakeholders akan mengefektifkan manajemen pengelolaan sumber daya yang terbatas, untuk itu peran aktif leading sektor dalam mengakomodasi seluruh aspek penilaian program Adipura , perlu ditindaklanjuti secara proaktif dalam forum rapat/sarasehan dan rencana aksi, untuk saling terbuka diantara pemangku kepentingan dalam menyampaikan informasi dan mengakomodasi seluruh keterbatasan sumberdaya, agar dicari

(2)

168 solusi alternatif bagi kelancaran operasional dalam pemenuhan kelengkapan sarana dan prasarana, tentunya koordinasi harus tetap dijalin agar komunikasi tidak sampai terputus diantara pemangku kepentingan, sehingga tercipta sinkronisasi yang terarah sesuai kriteria penilaian Adipura. Keberhasilan Suatu kegiatan yang bersifat strategis yang melibatkan beberapa unit pengelola akan sangat ditentukan oleh koordinasi dan komunikasi semua pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta dan masyarakat.

b. Menyeleksi dan mengusulkan lokasi-lokasi penilaiaan yang kompetitif sesuai kriteria adipura ke Pemerintah Pusat /Kementerian LH.

Pengusulan masing-masing lokasi penilaian, merupakan modal awal pengukuran kekuatan internal pemerintah daerah , dengan melihat peluang dan keterbatasan sumberdaya di masing-masing titik lokasi penilaian, baik pengelola maupun keterlibatan masyarakat, sekolah dan pihak swasta sebagai bagian dari sumberdaya pendukung untuk mendukung bobot nilai sesuai kriteria penilaian adipura, untuk itu lokasi yang diusulkan, harus di pilih secara selektif dengan opsi atau pilihan, yang mampu mewakili lokasi terbaik sesuai jenis lokasi penilaian, yang sifatnya strategis dan fleksibel, dalam memudahkan pihak pemerintah daerah mengalokasikan anggaran atau melakukan pembenahan dalam mencapai target/point sesuai nilai bobot yang di targetkan untuk bisa dicapai dalam setiap tahapan penilaian.

c. Mengoptimalkan anggaran SKPD pengelola yang terbatas dan menjalin kemitraan dengan pihak swasta

Keterbatasan sumber dana APBD, memerlukan strategi efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran , agar kegiatan dapat menghasilkan

(3)

169 output yang jelas dan tepat sasaran , untuk itu mememerlukan dukungan antar kegiatan yang saling terkait, dalam pencapaian suatu target program, maka dengan angaran APBD yang terbatas untuk memenuhi pembiayaan belanja fisik dalam pemenuhan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung Adipura, untuk itu diperlukan keterlibatan pihak swasta sebagai mitra pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada warga masyarakat dmelalui kegiatan pembinaan lingkungan atau CSR.

d. Peningkatan peran serta masyarakat

Kriteria penilaian adipura setiap tahunnya, senantiasa, mengakomodir isu-su lingkungan, untuk melakukan perbaikan secara terus, untuk itu warga masyarakat kota sebagai salah satu obyek pelaku dampak terhadap lingkunga, menjadi target agent perubahan, maka warga melalui petugas lapangan, memberikan sosialisasi dan pemahaman akan bahaya dan manfaat lingkungan, agar tercipta suatu budaya perduli lingkungan , maka dengan semakin meluasnya jangkauan lokasi Adipura Kementerian Lingkungan Hidup memperluas jangkauan obyek penilaian bukan hanya lokasi pantau obyek saja tetapi diperluas kelokasi pantau wilayah yang meliputi secara keseluruhan wilayah kota, maka untuk itu diperlukan peran serta masyarakat untuk perduli pada lingkungan, terutama dalam kegiatan pengelolan sampah, agar kualitas lingkungan tetap terjaga dan penghargaan sebagai kota bersih dapat dipertahankan.

(4)

170 e. Pengendalian dan pemetaan lokasi prioritas berdasarkan besaran

bobot/nilai sesuai Kriteria Adipura

Masing-masing lokasi penilaian adipura mempunyai bobot nilai yang berbeda-beda dan sesuai gambaran kondisi dilapangan bahwa pada umumnya lokasi yang aktivitasnya tinggi bobotnya lebih tinggi dari pada aktivitasnya rendah, yang umumnya juga bobotnya rendah, berdasarkan pertimbangan tersebut maka pemerintah daerah Boyolali menerapkan strategi pemetaan lokasi yaitu lokasi yang nilai bobot dan aktivitas tinggi di kategorikan pada ring I dan penanganan ini, membutuhkan pengawasan ketat, serta pada keadaan dan situasi tertentu memerlukan intervensi pemerintah daerah dalam mengendalikan perilaku dan kegiatan dilokasi tersebut, juga alternatif yang sifatnya memaksa dalam penanganan pada saat mendekati hari penilaian, pemda melakukan inspeksi mendadak (sidak) ; rajia penertiban (pedagang, gelandangan , pengemis) dan pencabutan papan reklame yang sudah habis masa tayangnya. Sebaliknya lokasi yang bobot dan aktivitasnya rendah dalam penangannya cukup dengan koordinasi dengan pihak pengelola untuk dilakukan pembenahan dan penataan. Apabila kondisi sumberdaya memungkinkan bagi daerah untuk melakukan penataan kota dilakukan secara rutin setiap hari, akan menjadi lebih baik dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas lingkungan hidup, dibandingkan dengan penanganan ekstra pada saat menjelang penilaian Adipura saja.

Adapun Faktor-faktor pendukung sehingga masing-masing strategi dapat dijalankan dengan baik adalah sebagai berikut:

1. Komitmen semua pihak (Stakeholders) dirumuskan pada suatu nilai kesepakatan, untuk melakukan aksi bersama pada upaya pencapaian

(5)

171 tujuan, melalui pembagian peranan, sesuai tugas masing-masing secara link match , dalam mendukung kriteria adipura sebagai aspek penilaian.

2. Program Adiwiyata sebagai sekolah berbasislLingkungan dan lokasi permukiman warga binaan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemilihan lokasi pantau, dimana sebagai pilot projek pemerintah daerah, diharapkan akan mampu memotivasi dan menularkan lokasi lain disekitarnya,baik dari bentuk fisik lokasi (indah dan teduh) maupun membuka kesadaran warga masyarakat sekitarnya, untuk perduli kepada masalah lingkungan dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

3. Menjalin kemitraan dengan pihak BUMD, BUMN dan pihak swasta , Optimalisasi kegiatan rutin SKPD, dan Penggabungan bidang-bidang teknis khususnya SKPD pengelola kebersihan (DPU &ESDM) dan Pengelola Hutan Kota (DISPARBUNHUT), sangat mendukung dalam mengoptimalkan anggaran SKPD dan APBD yang terbatas.

4. Keberhasilan pelaksanaan strategi peningkatan peran serta masyarakat didukung oleh : Budaya Masyarakat, ketersediaan Sarana media komunikasi, Kegiatan gotong royong jumat bersih, dan minggu bersih . 5. Keberhasilan strategi optimalisasi melalui pemetaan (mapping) lokasi

pantau dan lokasi strategis melalui : Penertiban PKL dan papan reklame pada lokasi strategis, Penertipan pedagang di lokasi pasar, Penertiban gelandangan dilokasi umum.

Sedangkan faktor penghambat belum optimalnya strategi dijalankan disebabkan oleh:

(6)

172 2. Pergeseran atau mutasi staf pengelola

3. Masih kurangnya sosialisasi terhadap warga pendatang

4. Keterbatasan SDM masyarakat dalam menggunakan akses teknologi informasi.

6.2 Rekomendasi

1. Kepada peneliti berikutnya, untuk dapat meneliti lebih lanjut, tentang beberapa temuan dalam penelitian ini :

a. Meneliti faktor dominan dari beberapa strategi tersebut diatas, sebagai faktor yang paling mempengaruhi keberhasilan Kabupaten Boyolali dan Kotamadya Sibolga dalam perolehan Adipura ataupun penelitian sejenis didaerah lain untuk kategori kota kecil.

b. Meneliti perbedaan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan lingkungan/Adipura di Daerah Kabupaten dan Kotamadya

2. Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali, agar tetap melakukan sosialisasi dan himbauan kepada warga masyarakat, terlebih warga pendatang untuk menyesuaikan budaya yang telah terbangun dengan pola hidup bersih dan sehat, dan juga perlunya penambahan personil petugas kebersihan untuk bisa menjangkau bukan hanya lokasi pantau saja, tetapi wilayah pantau perkotaan secara keseluruhan, serta dukungan sarana dan prasarana dalam mendukung tugas pengelolaan lingkungan hidup, agar Anugerah Adipura dapat terus di pertahankan dan kualitas lingkungan perkotaan meningkat.

3. Untuk lebih menyelaraskan Pengelolaan sampah sesuai dengan kriteria dan mekanisme adipura yang di amanatkan UU no. 18 Tahun 2008

(7)

173 tentang pengelolaan sampah, agar pemerintah Kabupaten Boyolali segera menindaklanjuti dan menyusun PERDA serta PERBUP atau Keputusan Bupati yang baru, sebagai landasan petunjuk operasional UU tersebut di Kabupaten Boyolali.

4. Penambahan Jumlah Truk Pengangkut sampah yang memiliki ruang penyekat, agar sampah yang telah dipisah-pisahkan oleh masyarakat disumbernya, ter-sistim dan mampu mendidik warga, akan fungsi masing-masing wadah sampah, dengan upaya pemilahan sampah yang telah diterapkan oleh masyarakat, kiranya meringankan kerja para petugas kebersihan dalam mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA.

Referensi

Dokumen terkait

5) Program memiliki tujuan yang ideal tetapi realistis maksudnya dapat dicapai dengan mudah dalam pelaksanaannya.. 6) Program tersebut mencerminkan komunikasi

Perabinaan, yang meliputi segala usaha dan kegiatan - pembinaan kearah peningkatan pelayanan raedis-tehnis- dan administratif seluruh unit dalam lingkungan Di -

Penelitian yang dilakukan oleh Junita (2012) tentang Hubungan Interaksi Sosial Dalam Kelas Lintas Fakultas dengan Identitas Diri Mahasiswa Reguler Angkatan 2009

tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena memang memiliki keinginan untuk itu.Komitmen afektif dapat timbul pada diri seorang karyawan dikarenakan

Dari karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kemiskinan di negara berkembang, seperti Indonesia, adalah laju pertumbuhan ekonomi negara tersebut

Pertanyaan yang digunakan untuk ukuran strategis ini adalah: “Seberapa besar aplikasi Microsoft Dynamics Navision 4.0 membantu Anda menghemat waktu, sumber daya dan biaya dalam

Hasil penelitian dapat digunakan instansi perangkat desa sebagai informasi untuk menyusun program pengembangan peningkatan pengawasan pengelolaan dana bansos dengan

Maka dari itu peneliti mengambil sekolah SD Sanggar Anak Alam Nitiprayan Bantul yang tidak hanya menggunakan strategi pembelajaran di dalam kelas namun juga di luar