• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMAINAN ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA PRASEKOLAH (3-4TAHUN) DI PAUD TARBIYATUS SHIBYAN DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERMAINAN ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA PRASEKOLAH (3-4TAHUN) DI PAUD TARBIYATUS SHIBYAN DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERMAINAN ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA PRASEKOLAH (3-4TAHUN) DI PAUD TARBIYATUS

SHIBYAN DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO LISA CRISTIAN DEWI NATALIA

11002205

Subject : Origami, Perkembangan, Motorik Halus, Anak usia prasekolah (3-4Tahun)

DESCRIPTION

Tidak sedikit orang tua yang mengejar kepentingan mereka sehingga mengabaikan upaya melatih perkembangan motorik halus anak, dan perkembangan anak masih belum tercapai sesuai dengan usia mereka antara lain hambatan dalam konsentrasi, cepat bosan, dan kurangnya koordinasi mata dan tangan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh bermain origami terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah (3-4 tahun).

Jenis penelitian ini true eksperiman dengan rancang bangun pre post test only control group desain,. Variabel penelitian ini yaitu permainan origami sebagai variabel independen dan perkembangan motorik halus anak sebagai variabel dependen . Populasi penelitian ini yaitu seluruh anak usia prasekolah usia (3-4 tahun) di PAUD Tarbiyatus Shibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebanyak 35 responden Sampel diambil dengan teknik simple random sampling sampling sebanyak 32 responden. Data dikumpulkan dengan instrument lembar cheklist, kemudian diolah secara editing, coding, scoring dan tabulating dan disajikan dalam bentuk tabee distribusi frekuensi.

Hasil penelitian setelah pemberian permainan origami menunjukkan sebagian besar perkembangan responden setelah diberikan permainan origami adalah perkembangan yang sesuai dengan usia anak sebanyak 20 responden (62,5%).

Hasil uji Wilcoxon menunjukkan α = 0,05 dan ρ = 0,035 ρ < α sehingga H1 diterima maka ada pengaruh pemberian permainan origami terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah.

Salah satu bentuk keuntungan pemberian permainan origami adalah meningkatkan ketrampilan dan kreativitas anak sehingga perkembangan anak akan semakin terasah sehingga diharapkan keluarga lebih banyak mencari informasi tentang stimulasi perkembangan yang dapat diberikan dan dapat meningkatkan stimulasi perkembangan pada anak.

ABSTRACT

Not a few parents who are pursuing their interests so ignore attempts to train fine motor development of children, and child development have still not been achieved in accordance with their age, among other obstacles in concentration, quick and easy to get bored, switch, rigid in holding a Crayon, and lack of coordination of eye and hand. The purpose of this research was to analyze the effect of playing against the development of origami fine motor preschool aged children (3 – 4 years).

This type of research indicated the true architecture pre post test only control group design. The research of variable game origami as the independent variable and fine motor development of children as the dependent variable. The population of this

(2)

research that all children aged preschool age (3-4 years) in PER Tarbiyatus Shibyan Mojoanyar District Gayaman village of Mojokerto as much as 35 respondents Samples taken with the simple random sampling a sampling technique as much as 32 respondents. Data collected with the instrument, then cheklist sheet processed in coding, editing, scoring, and tabulating and presented in the form of tabee frequency distribution. Results of the study after giving the game shows most origami the development game after being given the respondent's origami is the development of age-appropriate children as much as 20 respondents (62.5%).

Wilcoxon test results indicate that α = 0.05 and ρ = 0,035 ρ, α so that H1 < received then there is influence on the development of origami game awarding fine motor preschool-aged children.

One form of origami game awarding benefits is increasing the skills and creativity of the child so that the child's development would be sharpened so expect more families seeking information about developmental stimulation that can be given and can increase the stimulation of growth in children.

Keywords: Origami, Development, Fine Motor,children aged preschool Contributor : Sulis Diana,SST, M.Kes

Agustin Dwi Syalfina., S.ST

Date : 13 Mei 2014

Type Material : Laporan penelitian

Identifier :

Right :

Summary :

LATAR BELAKANG

Perkembangan motorik halus dan kognitif menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak usia prasekolah. Anak usia prasekolah sering memiliki kebiasaan meniru tingkah laku orang dewasa. Segala apa yang dilihat maka akan mudah diterima oleh anak. Menurut Gordon dan Browne (1986) menyatakan bahwa melalui bermain akan belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya (Mulyani, 2006). Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial . Permainan dapat mengasah ketrampilan dan kreatifitas anak agar tidak mengalami hambatan dalam perkembangan.

Usia prasekolah adalah suatu masa ketika anak-anak belum memasuki pendidikan formal. Oleh sebab itu, pada rentang usia dini adalah saat yang tepat untuk mengembangkan kreativitas anak. Pengembangan kreativitas anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak pada kehidupannya di masa depan. Tapi sebaliknya, jika orangtua tidak dapat memperhatikan pengembangan kreativitas anak secara benar dan terarah, bisa jadi akan berakibat fatal terhadap kreativitas anak yang sebenarnya (Aprilia, 2013). Kenyataan yang terjadi dalam melatih perkembangan motorik halus anak masih menemui kendala antara lain hambatan dalam konsentrasi, cepat bosan, dan mudah beralih, kaku dalam memegang Crayon, dan kurangnya koordinasi mata dan tangan. Mengingat kondisi dan hambatan perlu mengembangkan kemampuan gerak motorik halus anak agar memiliki kemampuan motorik halus yang lebih baik. Salah satunya bentuk kegiatan untuk melatih motorik halus anak yaitu melipat kertas (Yuningtias, 2012). Ketrampilan bermain origami merupakan salah satu

(3)

bentuk kegiatan yang sesuai dengan kurikulum pembelajran di PAUD karena Rumusan belajar yang dikembangkan di PAUD yaitu memiliki prilaku yang mencerminkan sikap beragama, hidup sehat, rasa ingin tahu, berpikir dan bersikap kreatif, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli. Namun pada kenyataannya dilapangan kemampuan motorik halus belum optimal dikarenakan guru tidak membiarkan anak untuk membuat origami sendiri, penyampaian saat mengajar yang terlalu cepat, media yang digunakan kurang menarik bagi anak, serta kurangnya variasi pembelajaran yang mengacu pada motorik halus anak (Wulandari, 2014).

WHO (World Health Organitation) melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus (WHO dalam Sidiarto, 2007). Menurut Depkes RI (2006), bahwa 0,4 Juta (16%) balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara sedangkan menurut Dinkes (2006) sebesar 85.779 (62,02%) anak usia prasekolah mengalami gangguan perkembangan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan tingkat I Propinsi Jawa Timur 2008 untuk deteksi tumbuh kembang balita di Jawa Timur di tetapkan 80% tetapi cakupan diperiksa 40-59% dan mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 0,14% salah satu perkembangan yang terganggu yaitu perkembangan motorik halus anak.

Pekembangan motorik halus dapat berkembang dengan baik jika masyarakat terutama orang tua dapat memberikan stimulasi dengan baik, oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat melakukan promosi kesehatan yang lebih intensif pada masyarakat tentang stimulasi perkembangan motorik halus salah satunya pemberian origami, dengan cara pemberian pendidikan kesehatan yang lebih intensif dan rutin pada masyarakat sehingga mereka lebih memahami tentang stimulasi yang dapat diberikan pada anak.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh bermain origami terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah di PAUD Tarbiyatus Shibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto

METODELOGI

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan type true eksperiman dengan rancang bangun pre post test only control group desain, dimana peneliti mengobservasi tindakan yang diberikan pada kelompok perlakuan dan membandingkan dengan kelompok control yang tidak diberikan perlakuan. Pada penelitian ini peneliti membandingkan perkembangan motorik anak yang diberikan origami.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian karakteristik Responden umur 3 Tahun sebanyak 8 anak dengan prosentase 25%. Sebagian besar responden berusia 4Tahun sebanyak 24 anak dengan prosentase 75%.

Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin Laki – laki sebanyak 14 anak (43,8).Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 anak (56,3%).

Hasil penelitian perkembangan motorik halus anak sebelum diberikan permainan origami terdapat perkembangan anak sesuai sebanyak 14 anak dengan prosentase (43,8%), perkembangan anak meragukan sebanyak 14 anak dengan

(4)

prosentase (43,8%), perkembangan anak penyimpangan sebanyak 4 anak dengan prosentase (12,5%). Menurut distribusi frekuensi responden menunjukkan bahwa hampir setengahnya perkembangan anak sebelum di berikan permainan origami adalah perkembangan sesuai dengan dengan usia dan perkembangan meragukan masing – masing sebanyak 14 responden (43,8%)

Perkembangan motorik halus anak sesudah diberikan perkembangan origami terdapat perkembangan anak sesuai sebanyak 20 anak dengan prosentase (62,5%), perkembangan anak meragukan sebanyak 9 anak dengan prosentase (28,1%), perkembangan anak penyimpangan sebanyak 3 anak dengan prosentase (9,4%). Menurut distribusi frekuensi responden menunjukan bahwa perkembangan anak sesudah di berikan permainan origami adalah perkembangan yang sesuai dengan usia anak sebanyak 20 responden (62,5%).

Perkembangan motorik halus anak sebelum dan sesudah diberikan permainan origami perkembangan sebelum di berkan origami sebanyak 14 anak mempunyai perkembangan sesuai dan setelah di berikan origami terdapat 20 anak. Perkembangan sebelum diberikan permainan origami sebanyak 14 anak mempunyai perkembangan meragukan dan setelah di berikan origami terdapat 9 anak . Perkembangan sebelum di permainan origami sebanyak 4 anak mempunyai perkembangan penyimpangan dan setelah diberikan permainan origami terdapat 3 anak.

Hasil penelitian diperoleh data bahwa hampir setengahnya perkembangan anak sebelum diberikan permainan origami adalah perkembangan yang sesuai dengan usia dan perkembangan meragukan masing-masing sebanyak 14 responden (43,8%).

Perkembangan adalah perubahan seseorang ke arah yang lebih maju, dewasa, atau lebih matang. Perubahan ke arah yang lebih maju disini tidak serta merat semudah membalikkan dua tangan, tetapi perubahan memalui suatu proses oleh karena itu sebagian besar membicarakan perkembangan berkaitan dengan prosesnya (Sutirna, 2013).

Kemampuan motorik halus adalah kemampuan anak dalam menunjukkan dan menguasai gerakan-gerakan otot indah dalam bentuk koordinasi, ketangkasan dan kecekatan dalam menggunakan tangan dan jari jemari (Wahyudin 2011). Sedangkan menurut Suyadi (2010) perkembangan motorik halus adalah meningkatnya koordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh lebih kecil atau detail. Kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya mampu mampu mengembangkan gerak motorik halus seperti, meremas kertas, menyobek, menggambar, menulis dan lain sebagainya.

Perkembangan anak dapat dilatiha atau dirasngsang agar perkembangan sesuai dngan usia anak, dimana stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak antara lain berupa pelatihan atau bermain. Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak karena anak yang banyak medapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan stimulasi. Stimulasi ini juga berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Stimulasi harus dilaksanakan dengan penuh perhatian dan kasih sayang (Elzha, 2013)

Stimulasi perkembangan yang diberikan di tempat penelitian ini berupa bentuk permainan seperti puzzle, bermain ayunan, permainan konstruksi, tetapi jumlahnya terbatas tidak sama dengan jumlah siswa, sehingga kesempatan sisawa bermain tidak terlalu banyak. Perkembangan motorik halus responden pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak mengalami perkembangan yang sesuai dan

(5)

meragukan. Hal ini terjadi karena responden masih kurang diberikan stimulasi oleh orang tua sehingga perkembangan tidak dicapai secara optimal. Selain itu karena fasilitas yang tersedia di PAUD ini masih kurang sehingga responden masih belum mempunyai perkembangan yang cukup padahal pada usia ini anak memiliki kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan dan mengungkapkan kreativitasnya. Penurunan kreativitas tersebut terjadi karena anak tidak terlatih untuk berpikir kreatif, yaitu cara berpikir mendorong mereka untuk mengemukakan macam-macam jawaban

Hasil penelitian tentang permainan origami terhadap perkembangan motorik halus anak diperoleh data sebagian besar perkembangan responden setelah diberikan permainan origami adalah perkembangan yang sesuai dengan usia anak sebanyak 20 responden (62,5%).

Perkembangan motorik halus anak menurut departemen pendidikan nasional (2007) yaitu pada usia 4 tahun kemampuan motorik halus anak mulai mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat. Walaupun demikian pada usia ini anak masih mengalami kesulitan dalam menggunakan koordinasi gerakan motorik halusnya. pada usia 5 tahun ke atas koordinasi gerakan motorik halus anak berkembang pesat dan sudah sudah lebih sempurna lagi. Karena anak sudah mulai mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan. Anak juga mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk, seperti dalam kegiatan proyek.

Salah satu manfaat dari permainan origami adalah mengasah atau melatih perkembangan motorik halus anak. Permainan origami merupakan seni melipat kertas, yang terkenal berasal dari dan berkembang di Jepang. Sebagai hobi origami memang terlihat sepele, tapi jika dilihat sebagai sesuatu yang mendidik, origami akan bermakna sangat besar. Ada berbagai macam manfaat yang diperoleh dari seni lipat-melipat ini (Marni, 2012).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus responden pada penelitian mengalami perubahan dimana pada perkembangan anak yang sesuai dengan usia terdapat sebanyak 20 responden. Keadaan Ini menunjukkan bahwa stimulasi perkembangan bermanfaat untuk mengasah dan melatih perkembangan anak, dimana dengan pemberian permainan origami dapat meningkatkan ketrampilan perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik halus yang ditunjukkan pada responden penelitian ini yaitu mereka sudah dapat melipat dengan baik, meskipun bentuk origami yang didesain tidak sebagus yang dicontohkan tetapi responden sudah mempunyai ketrampilan melipat dan menggunting atau membentuk gambar sesuai dengan arahan dan contoh yang diberikan.

Terdapat perbedaan perkembangan motorik halus sebelum dan sesudah diberikan permainan origami dimana perkembangan sebelum diberikan origami terdapat 14 responden mempunyai perkembangan sesuai dan setelah diberikan origami terdapat 20 responden, pada perkembangan meragukan sebelum diberikan permainan origami terdapat 14 responden dan setelah diberikan permainan origami terdapat 9 responden , sedangkan untuk perkembangan yang menyimpang sebelum diberikan origami terapat 9 responden dan setelah diberikan permainan origami terdapat 3 responden.

Hasil uji wilcoxon menunjukkan α = 0,05 dan ρ = 0,035 hasil penelitian menunjukkan bahwa ρ < α sehingga H1 diterima maka ada pengaruh pemberian permainan origami terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah.

Origami adalah seni melipat kertas, yang terkenal berasal dari dan berkembang di Jepang. Sebagai hobi origami memang terlihat sepele, tapi jika dilihat sebagai sesuatu

(6)

yang mendidik, origami akan bermakna sangat besar. Ada berbagai macam manfaat yang diperoleh dari seni lipat-melipat ini (Marni, 2012). Origami sederhana hanya membutuhkan kertas, namun dapat menghadirkan aktivitas yang dapat dilakukan orang tua dan anak bersama-sama. Origami tidak membutuhkan alat, sehingga tidak melibatkan benda-benda yang dapat membahayakan anak. Selain itu origami dapat dilakukan kapan saja. Anak-anak dapat mulai belajar origami dari usia empat tahun. Pilihlah model origami yang sederhana. Anak-anak mungkin mulai belajar dengan mengamati orang tua dan saudaranya yang lebih tua, baru kemudian mencoba membuat origami sendiri. Ketika anak sudah lebih besar, pilihlah model origami yang lebih rumit (Parenting, 2011).

Berdasarkan analisis data aktifitas origami anak pada siklus I sebesar 45% dengan jumlah 9 anak yang mampu dengan mandiri. Target pencapaian dari penelitian ini adalah 75 %, oleh sebab itu penelitian ini berlanjut pada siklus ke 2.pada siklus 2 diperoleh hasil 90% dengan jumlah 18 anak yang mampu dengan mandiri. Berdasarkan analisis pada siklus ke 2 maka nilai yang diharapkan telah tercapai dan penelitian ini dinyatakan berhasil. Peneliti dapat menyimpulkan media origami dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK Dharma Wanita Persatuan Tarik-Sidoarjo (Wulandari, 2014).

Salah satu bentuk keuntungan pemberian permainan origami adalah meningkatkan ketrampilan dan kreativitas anak sehingga perkembangan anak akan semakin terasah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang memperoleh banyak stimulasi atau rangsangan yang diberikan untuk meningkatkan perkembangan anak baik rangsangan itu diperoleh dari para guru pengajar atau dari fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah, dimana dengan rangsangan tersebut anak akan semakin terasah dan perkembangan akan semakin baik dan sesuai dengan usia anak. Sedangkan pada anak yang mengalami perkembangan meragukan atau menyimpang terjadi karena responden mempunyai kesempatan yang kurang banyak dalam melatih kreativitas mereka selama sekolah dan juga selama dirumah responden jarang diberikan stimulus atau latihan dari orang tua dalam memberikan rangsangan perkembangan motorik halus anak.

SIMPULAN

1. Perkembangan motorik halus anak usia prasekolah di PAUD Tarbiyatus Shibyan sebelum diberikan permainan origami diperoleh data hampir setengahnya perkembangan anak dalam kategori sesuai usia dan meragukan masing-masing sebanyak 14 responden (43,8%)

2. Perkembangan motorik halus anak usia prasekolah di PAUD Tarbiyatus Shibyan setelah diberikan permainan origami diperoleh data sebagian besar perkembangan anak sesuai dengan usia sebanyak 20 responden (62,5%).

3. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan α = 0,05 dan ρ = 0,035 hasil penelitian menunjukkan bahwa ρ < α sehingga H1 diterima maka ada pengaruh pemberian permainan origami terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah. REKOMENDASI

1. Bagi Peneliti berikutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran untuk peneliti berikutnya sehingga penelitian dalam bidang pediatrik dapat semakin berkembang.

(7)

2. Bagi Orang tua

Diharapkan keluarga lebih meningkatkan pengetahuan tentang menstimulasi perkembangan anak misalnya bertanya pada petugas kesehatan, majalah atau pada teman sehingga dapat memberikan stimulasi perkembangan yang sesuai dengan usia anak dan dapat melakukan deteksi secara dini adanya gangguan perkembangan anak.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Hendaknya tenaga kesehatan lebih memperhatikan masalah anak terutama tentang pertumbuhan dan perkembangan anak misalnya dengan menggunakan KPSP, DDST, menggunakan KMS sesuai dengan fungsinya untuk mengetahuai pertumbuhan dan perkembangan anak.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan Tenaga Pendidik lebih meningkatkan pengetahuan tentang bagaiman cara melatih ketrampilan dan kreativitas anak dengan mengikuti seminar atau meningkatkan informasi dengan membaca buku sehingga dapat menciptakan situasi belajar yang lebih kondusif di sekolah atau di lembaga pendidikan.

ALAMAT KORESPONDEN

Email : Liza.Cristian48@yahoo.com No. Telp : 085749758748

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor: 07/TAP/DINKES-07/POKJA/2016 tanggal 14 Juni 2016 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Rehab Berat Puskesmas Susoh

Kader posyandu lansia berkunjung ke rumah lansia yang tidak hadir dalam kegiatan posyandu lansia untuk memantau keadaan

Dalam pengembangan produk berupa media pembelajaran matematika, desain aplikasi dilakukan untuk membuat layout maupun fungsi-fungsi yang akan dimasukkan dalam aplikasi

Gambaran mengenai sesar Grendulu, sesar yang terlihat di permukaan dan melewati daerah penelitian (Pacitan, Arjosari dan Tegalombo) sampai di lapisan batuan dasar

1982 tentang Pelaksanaan Ekspor, Impor dan Lalu Lintas Devisa (Lembaran Negara Tahun 1982 No. 1, Tambahan Lembaran Negara No. 3210) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Hasil analisis menunjukkan bahwa kaum ekspatriat beragama Islam di Korea Selatan memiliki upaya dan tantangan dalam mengkondusifkan kehidupan beragamanya, karena

Produk yang ditawarkan oleh Fruity Rolls Cake adalah fruity rolls cake cup dan fruity rolls mini yang memiliki varian rasa buah naga, buah jeruk, dan buah

Atas Kegiatan MembangunSendiri orang pribadi yang diperuntukkan bagi tempat usaha maka Dasar Pengenaan Pajaknya adalah 40% x jumlah biaya perbulan termasuk didalamnya biaya