commit to user BAB III
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
1. Sejarah berdirinya perusahaan
Rakabu Furniture merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi mebel dan kayu olahan.Rakabu Furniture berdiri pada tanggal 21 Februari 1988, didirikan oleh Ir. Joko Widodo. Untuk produk kayu olahan Rakabu Furniture mulai ekspor pada tanggal 31 Agustus 2009. Pada awal berdirinya perusahaan ini berbentuk perusahaan perorangan yang hanya bergerak di bidang penggergajian kayu, dengan jumlah karyawan sebanyak 7 orang. Peralatan yang dimiliki yaitu: 2 unit mesin pemotong, 3 unit pembelah kayu, 3 unit mesin borbulat, 2 unit borkotak, dan lain-lain. Kemudian mengembangkan usaha dengan memproduksi berbagai jenis mebel dan juga membeli dari pengrajin mebel disekitar untuk kemudian dijual kembali.
Semula cakupan pemasaran yang dilakukan perusahaan hanya memenuhi permintaan pasar domestic saja, perusahaan hanya melayani pesanan dan menyuplai kepada perusahaan lokal yang berada di Surakarta, Semarang, Yogyakarta. Dengan kredibilitas yang tinggi serta semakin meningkatnya permintaan pasar akan produk-produk yang dihasilkan, Rakabu Furniture padatahun 1992 mulai membuka pasar internasional. Pada awalnya, proses pembuatan mebel masih dalam bentuk yang
commit to user
sederhana dan menggunakan peralatan yang sederhana pula.Kemudian untuk menunjang produksinya, perusahaan menambah peralatan mesin yang digunakan, dan memberikan pelatihan penggunaan alat bagi karyawan sehingga tercipta tenaga kerja yang professional dibidangnya.Selain kegiatan produksi yang ditingkatkan, dilakukan juga berbagai usaha pemasaran yang terus-menerus dilakukan tanpa kenal putus asa. Dengan usaha yang keras perusahaan ini dapat menembus daerah pemasaran di berbagai Negara meliputi: Spanyol, Perancis, Jepang, Korea, Amerika, Taiwan, Australia, Swedia, Denmark, Italia, dan Singapura.
Pada tahun 2005, perusahaan dipimpin oleh adik dai Bapak Joko Widodo yaitu Bapak Anjas Wisjanarko S.Sos, walaupun demikian masih dalam pengawasan Bapak Joko Widodo.
2. Lokasi Perusahaan
Rakabu Furniture beralamatkan di daerah Pengembangan Industri Kecil (PIK) Pabelan Jalan Solo-Kartasura Km.8 Pabelan.Dilokasi inilah tahap finishing dilakukan dari produk mebel setengah jadi yang diterima dari supplier. Sedangkan untuk kantor dan showroom terletak di Jl. A Yani No.331 Tirtoyoso RT.4/RW.13 Solo.
Kesuksesan perusahaan dalam menjalankan usahanya sangat dipengaruhi oleh faktor lokasi perusahaan dan perencaan lokasi perusahaan. Dengan pemilihan lokasi usaha yang tepat, perusahaan akan memperoleh keuntungan tersendiri. Keuntungaan ini antara lain
commit to user
dalam posisi persaingan pengadaan bahan baku, kemampuan pelayanan bagi konsumen dan sebagainya.
Sebaliknya dengan pendirian perusahaan pada lokasi yang tidak tepat maka akan menimbulkan berbagai macam kerugian. Kerugian itu misalnya posisi persaingan yang lemah karena letaknya yang kurang strategis, kesulitan dengan pengadaan bahan baku, dan lain sebagainya. Oleh karena itu perusahaan harus mengadakan analisa serta hati-hati agar kesalahan dalam pemilihan lokasi usaha dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan.
3. Tujuan perusahaan
Rakabu Furniture mempunyai visi yaitu memberikan yang terbaik bagi konsumen dan karyawannya, artinya Rakabu Furniture akan memberikan yang terbaik bagi konsumennya dengan cara memperhatikan kualitas produk dan ketepatan waktu pengiriman barang, serta menjaga hubungan baik dengan konsumen sehingga kerjasama akan terus terjalin dan berjalan dengan langgeng.
Sedangkan visi yang lain adalah memberikan yang terbaik bagi karyawan, artinya perusahaan memperhatikan kesejahteraan karyawannya dengan mencukupi kebutuhan baik lahir maupun batin. Misalnya dengan gaji yang layak, uang lembur, pembagian sembako, rekreasi, serta bakti social dengan masyarakat.
commit to user
4. Struktur Organisasi Perusahaan
Perusahaan yang sudah go public memiliki struktur organisasi yang sudah disusun rapi, karena segala kegiatan ekspor bisa berjalan lancar bila memiliki manajemen yang saling terkait, yang saling melengkapi dan saling membutuhkan.
Salah satu jalan untuk mencapai tujuan yang diinginkan adalah dengan menentukan struktur organisasi yang menetapkan bagian dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya dengan rapi. Struktur organisasi Rakabu Furniture adalah sebagai berikut :
a. Direktur
Mempunyai tugas :
1) Memimpin jalannya perusahaan. 2) Mengkoordinasi bawahan.
3) Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan. 4) Membuat kebijaksaan bagi perusahaan. 5) Mengangkat dan memberhentikan pegawai. 6) Membuat keputusan-keputusan bagi perusahaan. b. Manajer Keuangan
Mempunyai tugas :
1) Mengawasi pelaksanaan tugas bagian umum dan bagian keuangan.
2) Menentukan kebijaksanaan yang berhubungan dengan keuangan.
commit to user
4) Menyusun laporan keuangan perusahaan. c. Manajer Produksi
Mempunyai tugas :
1) Mengawasi tugas bagian Quality Control, Packing,
Distribution, dan Finishing. 2) Memesan barang ke supplier.
3) Menetapkan standar produk.
4) Membina pengrajin agar mampu menghasilkan produksi dengan kualitas, bentuk dan ukuran yang standar produk. d. Manajer Pemasaran
Mempunyai tugas :
1) Menetapkan strategi pemasaran.
2) Melakukan negosiasi dengan buyer.
3) Memberikan informasi produk pada buyer.
e. Manajer Ekspor Mempunyai tugas :
1) Mengawasi tugas bagian dokumen ekspor yang
bertanggungjawab menyiapkan dan mengarsip dokumen-dokumen yang diperlukan dalam ekspor.
2) Mengawasi tugas bagian stuffing yang bertugas menyiapkan dan menata produk yang diekspor.
3) Membuat perencanaan ekspor.
commit to user Gambar 3.1
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RAKABU FURNITURE
Sumber: Kantor Pemasaran Rakabu Furniture
DIREKTUR MANAJER KEUANGAN BAGIAN UMUM QUALITY CONTROL MANAJER PRODUKSI BAGIAN KEUANGAN PACKING MANAJER PEMASARAN DOKUMEN EKSPOR DISTRIBUSI MANAJEMEN EKSPOR STUFFING FINISHING
commit to user
5. Tenaga Kerja
a. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh Rakabu Furniture saat ini dapat dilihat dalam table sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jumlah karyawan pada masing-masing bagian Pada Rakabu Furniture
Jenis Bagian Jumlah
Direktur 1
Manager 4
Bagian Keuangan 5
Bagian Produksi 30
Bagian Design Produk 2
Bagian Auditing 2
Jumlah 44
Sumber : Kantor Pemasaran Rakabu Furniture
Rakabu Furmiture memiliki karyawan tetap dan karyawan tidak tetap (buruh borongan). Jumlah dari buruh borongan yang diperlukan tergantung dari banyak sedikitnya order yang diterima. Jadi, karyawan tidak tetap diperlukan jika Rakabu Furniture mendapat pesanan dalam jumlah besar dan kiranya tidak dapat selesai tepat waktu jika dikerjakan oleh karyawan tetap saja.
commit to user
b. Jam Kerja Perusahan
Jam kerja yang berlaku pada Rakabu Furniture berlaku dari hari Senin sampai dengan Sabtu, dimulai dari pukul 08.00 sampai 16.00. dan istirahat kerja dimulai pukul 12.00 sampai 13.00 tapi khusus hari jum’at waktu istirahat dimulai pukul 11.00 sampai 13.00. khusus hari minggu dan hari besar nasional para karyawan diliburkan. Selain itu jam kerja lembur dilakukan di luar jam kerja resmi yang berlaku.
6. Permodalan
Dalam melaksanakan suatu bisnis, faktor utama yang harus terpenuhi adalah modal.Karena modal mampu mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan untuk berproduksi.
Permodalan Rakabu Furniture terdiri dari dua pihak yakni Modal sendiri dan Modal pinjaman dari bank.Namun pada perkembangannya komposisi modal kadang mengalami perubahan.
7. Ekspor Rakabu Furniture
Pada pemasaran ekspornya, Rakabu Furniture memilih untuk mengutamakan pasar ekspor dibandingkan dengan pasar dalam negeri.Hal ini dikarenakan pasar dalam negeri pada umumnya kurang berselera dan berdaya beli rendah terhadap produk furniture.
Hal itu yang membuat Rakabu Furniture memilih jalur produksi sesuai dengan pesanan/order, karena hal ini sudah pasti dan jelas memenuhi selera konsumen.Namun selain menerima pesanan/order, perusahaan juga memiliki stok barang didalam gudang meski hanya
commit to user
sedikit.Penyimpanan ini dipergunakan sebagai bahan acuan bagi buyer dalam memilih produk yang hendak dipesan.
Rakabu Furniture dalam melakukan kegiatan ekspornya kadang mengalami claim dari buyer, hal ini seringkali terjadi di negara Eropa. Buyer negara Eropa sering mengklaim barang yang tidak sesuai atau tidak sama persis dengan apa yang dipesan. Untuk menghadapi masalah seperti ini, Rakabu Furniture memberikan potongan harga kepada buyer agar kerja sama yang terjalin tetap terjaga. Beberapa negara yang telah bekerjasama dengan Rakabu Furniture diantaranya Australia, Spanyol, Korea, Prancis, Singapura, dan Jepang. Volume penjualan ekspor Rakabu Furniture pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
commit to user Tabel 3.2
Volume Penjualan Ekspor Rakabu Furniture Tahun 2013
BULAN VOLUME PENJUALAN (US $) (Rp) JANUARI 6,406.55 58,183,619.67 FEBRUARI 10,609.24 96,205,634.60 MARET 113,580.35 103,860,752.00 APRIL 7,653.87 69,624,457.00 MEI 9,012.58 80,183,786.17 JUNI 10,260.87 90,348,111.00 JULI 9,038.03 81,798,950.83 AGUSTUS 10,903.62 95,787,200.71 SEPTEMBER 8,434.99 78,153,808.25 OKTOBER 3,673.76 33,592,861.00 NOVEMBER 9,285.80 85,719,826.00 DESEMBER 8,505.28 79,369,822.60 TOTAL 207,364.94 952,828,829.80
Sumber: Kantor Bagian Pemasaran Rakabu Furniture
Dari tabel data volume penjualan diatas dapat kita lihat bahwa terjadi arus naik turun yang sangat tidak stabil. Hal itu dikarenakan perusahaan hanya memproduksi barang disaat ada pesanan/order yang diterima. Sedangkan belum tentu tiap bulannya order yang diterima
commit to user
Rakabu Furniture banyak. Semacam ini terjadi karena adanya situasi ekonomi dan keadaan pasar global yang tidak stabil.Perubahan kurs mata uang asing terhadap rupiah juga mempengaruhi kegiatan ekspor pada Rakabu Furniture. Selama melakukan kegiatan ekspornya, Rakabu Furniture mengalami pasang surut, begitu pula dengan daftar
buyer.Sampai saat ini masih ada buyer yang tetap bekerjasama dengan
Rakabu Furniture.Tetapi, ada pula beberapa buyer yang sudah lepas dan tidak bekerjasama lagi dengan Rakabu Furniture. Berikut ini beberapa namabuyer Rakabu Furniture sesuai dengan PEB tahun 2013:
Tabel 3.3
Daftar Nama Buyer Rakabu Furniture Tahun 2013
Sumber: Kantor Rakabu Furniture Bagian Pemasaran
NO NAMA BUYER ASAL NEGARA
1 WOODLAND FURNITURE AUSTRALIA
2 HAWAI FURNISHING USA
3 ARTE NEL TEMPO SPANYOL
4 NICK SCALI PERANCIS
5 BECARA DENMARK
6 PRO COM INTERNATIONAL TAIWAN
7 GUIDO S.A KOREA
commit to user B. Pembahasan
1. Strategi yang diterapkan Rakabu Furniture untuk meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan agar tetap diminati oleh buyer luar negeri.
Strategi yang digunakan oleh Rakabu Furniture dalam usaha peningkatan kualitas/mutu produk yang ditawarkan agar tetap diminati oleh buyer luar negeri adalah dengan menggunakan strategi produksi dengan ciri-ciri inovatif, yaitu strategi perusahaan untuk menawarkan produk dengan bentuk dan fungsi yang beraneka ragam dibanding produk pesaing yang sejenis.Dengan ini, perusahaan berharap agar
buyer tidak jenuh dengan produk-produk yang dihasilkan
perusahaan.Selain itu, perusahaan juga memproduksi beberapa barang dengan model yang sedang booming/tren pada saat ini, sehingga perusahaan dengan sangat fleksibel mengikuti permintaan pasar global. Dalam usaha pengembangan produk, perusahaan menggunakan strategi Standarisasi, yaitu usaha mendapatkan ukuran, macam, kualitas, besar, dan bentuk tertentu dari suatu barang yang akan diproduksi.
Proses produksi yang digunakan Rakabu Furniture dalam usahanya meningkatkan kualitas/mutu produknya adalah dengan pola terus-menerus (continuos processes). Yaitu proses produksi yang pasti sejak dari bahan baku sampai dengan menjadi barang jadi (produk akhir). Dalam proses produksi ini, variasi produk tidak sering terjadi karena produsen hanya melaksanakan permintaan dari buyer bahkan dalam
commit to user
bahan pewarna sudah disebutkan oleh konsumen. Saat ini, Rakabu Furniture mendapat sertifikat ISO 9001 : SHI 19-9001 : 2001. ISO 9001 adalah sertifikat standar manajemen mutu yang digunakan untuk usaha yang melaksanakan kegiatan mulai dari desain, produksi, instalasi, dan service. Dengan adanya ISO 9001 ini, mampu membangun image perusahaan sehinggabuyer akan merasa lebih yakin untuk mengadakan kontrak bisnis.
a. Bahan Baku
Untuk menjaga kualitas/mutu suatu produk akhir, pemilihan bahan baku merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan setiap perusahaan dalam proses produksinya. Bagi Rakabu Furniture, pengendalian kualitas/mutu bahan baku dapat dilakukan dengan cara penyeleksian pemasok.
Dalam proses produksinya, Rakabu Furniture menerapkan spesifikasi untuk menentukan standar mutu pemasok yang akan digunakan oleh perusahaan. Standar yang digunakan oleh Rakabu Furniture diantaranya adalah:
1) Model (desain) Mebel
Model (desain) Mebel yang dihasilkan harus sesuai dengan pesanan atau permintaan buyer. Kesesuaian model (desain) menjadi salah satu standar mutu pada Rakabu Furniture. Beberapa model (desain) mebel yang saat ini menjadi andalan Rakabu Furniture antara lain:
commit to user a) Cabinet b) Dining Table c) Lemari Buku d) Buffet e) Round Table f) Antik Repro 2) Struktur Mebel
Perbedaan ukuran biasanya menjadi hal sangat diperhatikan saat pemasaran produk ke pasar global.Hal ini didasarkan pada bentuk anatomi tubuh yang berbeda-beda antara satu negara dengan negara lainnya.Seperti contohnya, struktur mebel Eropa pastilah bebeda dengan struktur mebel Asia.Hal ini dikarenakan postur tubuh orang Eropa yang rata-rata lebih besar jika dibandingkan dengan postur tubuh orang Asia, sehingga menjadikan struktur mebel untuk orang Eropa cenderung lebih besar dan kokoh menyesuaikan dengan postur tubuh orang Eropa.
3) Warna Mebel
Warna mebel yang sering digunakan oleh Rakabu Furniture adalah warna klasik dan terang.Antique, Honey, dan Natural merupakan beberapa warna yang biasa diminta oleh para konsumen.
commit to user
4) Pengawasan Mutu
Pengawasan kualitas/mutu juga dilakukan dalam kegiatan produksi. Sebelum kegiatan proses produksi dilakukan incoming material. Yaitu standar mutu pasokan didasarkan pada spesifikasi standar yang telah dibuat oleh bagian Pemasaran, Pembelian, Produksi, dan Quality Control. Standar mutu incoming material itu meliputi:
1) Jenis dan ukuran kayu yang sesuai dengan pesanan. 2) Diameter kayu yang sesuai dengan pesanan.
3) Jumlah yang sesuai dengan pesanan.
4) Harga yang sesuai kontrol dan kesepakatan. 5) Teknologi
Komoditi ekspor yang berkualitas baik, adalah menggunakan teknologi yang mampu menunjang kegiatan produksi dalam arti kata produk yang dihasilkan harus tepat dalam pembuatan, tepat dalam penggunaan, dan efisien dalam waktu. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menentukan tingkat kapasitas produksi, yang dimaksud dengan tingkat kapsitas produksi adalah perbandingan antara jumlah produk yang dihasilkan dengan dua jenis sistem produksi yang dipakai untuk memproduksi suatu produk yang serupa dalam jangka waktu tetentu.
Selain teknologi, pengemasan/packing merupakan suatu keharusan yang sebaiknya dilakukan oleh produsen. Agar
commit to user
barang yang akan di ekspor tetap terjaga sampai ditangan
buyer. Maka perlu adanya standarisasi yang mengacu pada
pengemasan (packing), penandaan identitas (marking), dan penandaan kondisi (labeling).
1) Pengemasan (Packing)
Adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengemas barang yang akan di ekspor agar terhindar dari resiko kerusakan. Barang yang dikemas kemudian diberi
Silica Gel/kristal pengawet agar barang yang ada didalam
kemasan tetap kering.
Gambar 3.2 Packing 2) Penandaan Identitas (Marking)
Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberi suatu tanda pada kemasan barang yang akan di kirim. Marking bertujuan untuk mempermudah pihak pengangkut dalam mengenali barang berdasar kepemilikannya, jumlah kemasan, dan negara tujuan ekspor.
commit to user
Gambar 3.3 Marking 3) Penandaan Kondisi (Labeling)
Adalah suatu kegiatan pemberian merk atau label pada kemasan barang yang akan diekspor.
Gambar 3.4 Labeling
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam usaha peningkatan kualitas produk ekspor pada Rakabu Furniture.
a. Faktor Pendukung:
1) Banyaknya pelatihan mengenai ekspor-impor, sehingga banyak bermunculan SDM yang mampu menguasai teknik peningkatan kualitas produk ekspor.
commit to user
2) Meluasnya penggunaan informasi teknologi dalam bisnis juga bisa mendorong perkembangan ekspor furniture. Rakabu Furniture lebih mungkin untuk mengenal lebih banyak buyer, sehingga banyak belajar dengan cara membandingkan hasil produksinya dengan produk pesaing di pasaran global.
3) Dalam hal pengembangan jaringan ekspor, Indonesia telah mempunyai Badan Pengembangan Ekspor yang punya hubungan dengan Atase Perdagangan Indonesia dan Indonesian Trade Promotion Center di luar negeri. Lembaga-lembaga ini telah merintis dalam mempromosikan produk-produk Indonesia, termasuk furniture di luar negeri.
4) Berkembangnya teknologi yang sangat membantu para produsen dalam memproduksi produk ekspornya, sehingga menjadikan produk yang bermutu baik.
b. Faktor Penghambat:
1) Bahan baku yang sulit di peroleh pada musim-musim tertentu. Misalnya pada musim penghujan sangat sulit untuk mendapatkan kayu dengan kadar air yang rendah. Sehingga proses pengeringan membutuhkan waktu berminggu-minggu, sedang waktu pengiriman sudah ditentukan. Rakabu Furniture mengatasinya dengan cara bernegosiasi dengan buyer bahwa
commit to user
2) Biaya produksi yang mahal. Bahan yang digunakan untuk membuat suatu produk sangat tinggi, sehingga Rakabu Furniture melakukan negosiasi kembali dalam harga dengan para pemasok bahan baku.
3) Selera konsumen yang selalu berubah-ubah. Cara yang digunakan Rakabu Furniture ialah, selalu mencari referensi terbaru mengenai tren yang saat ini sedang diminati oleh pasar global melalui internet maupun majalah yang setiap bulan dikirimkan oleh buyer.
4) Daya tahan produk yang tidak dapat diramalkan pemakaiannya. Pemakaian produk dan ketahanan produk bisa tidak sesuai dengan apa yang diramalkan misalnya karena perbedaan keadaan cuaca.
5) Desain atau bentuk produk kadang tidak sama persis dengan apa yang diminta atau dipesan olehbuyer. Sehingga pihak Rakabu Furniture harus mengulangi produksi sampai dengan pihak Quality Control menyatakan produk tersebut baik.
6) Bahan baku furniture yang semakin langka dan mahal. Sehingga hali ini meningkatkan biaya produksi dan harga jual. Dampaknya, daya saing produk di pasar global menurun. 7) Furniture Indonesia tidak mendesain sendiri produknya.
Pembeli yang menyediakan desainnya. Perusahaan furniture hanya menjadi tukang jahit atau istilah teknisnya Original
commit to user
furniture Indonesia memasuki pasar yang lebih luas. Dampak lainnya, industri furniture Indonesia mudah jatuh pada banting harga.
8) Kurangnya standar produk mebel, dimana di dalam produk masih terdapat kandungan air yang tinggi sehingga mudah retak.
9) Adanya kenaikan harga bahan baku dan faktor produksi lainnya.
10) Banyaknya industri furniture atau pesaing yang berkembang dan memproduksi barang yang sama.
11) Melemahnya perekonomian Eropa, dimana Eropa merupakan pangsa pasar mebel dari Rakabu Furniture yang cukup besar.