• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disampaikan oleh: Awan Sundiawan. pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme 9:26 PM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disampaikan oleh: Awan Sundiawan. pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme 9:26 PM"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Disampaikan oleh:

Awan Sundiawan

pada

BIMTEK

“Transformasi Nilai Kepahlawanan

dalam

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Apa yang dilakukan siswa ketika menggunakan

perangkat mobile?

0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 80,0% 90,0%

(7)
(8)

Guru

Guru Wajib

Wajib

Memiliki

Memiliki::

1. 1. Kualifikasi Akademik 2. Kompetensi 2. Kompetensi 3. 3. Sertifikat Pendidik 4. 4.

Jasmani dan rohani yang Sehat 5. 5. Kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

(9)

KOMPETENSI

KOMPETENSI

GURU

GURU

Pengertian:

Merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan

diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan

Jenis: 1.kompetensi pedagogik 2.Kompetensi kepribadian 3.kompetensi sosial 4.kompetensi profesional

Bersifat holistik.

Dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan

(10)

1) pemahaman wawasan atau landasan 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)

1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;

2) pemahaman terhadap peserta didik; 3) pengembangan kurikulum atau

silabus;

4) perancangan pembelajaran;

5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

6) pemanfaatan teknologi pembelajaran;

7) evaluasi hasil belajar; dan

8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.

1. 1. KompetensiKompetensi Pedagogik Pedagogik: Kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik

(11)

1) beriman dan bertakwa; 2) berakhlak mulia;

3) arif dan bijaksana; 4) demokratis; 5) mantap; 6) berwibawa; 7) stabil; 8) dewasa; 9) jujur; 10) sportif;

11) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;

12) secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan

13) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

2.

2. KompetensiKompetensi Kepribadian Kepribadian

(12)

1) berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun;

2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga

kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik;

4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan

5) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

3. KompetensiKompetensi SosialSosial: : Kemampuan Guru sebagai bagian dari Masyarakat

(13)

1) Penguasaan materi pelajaran

secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran,

dan/atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu; dan 2) Penguasaan konsep dan metode

disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau

koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran,

dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

4. Kompetensi

Kompetensi

Profesional

Profesional:

:

Kemampuan Guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya

(14)

Salah satu ketentuan yang diatur dalam otonomi pendidikan adalah pemerintah mendorong satuan

pendidikan untuk memenuhi kebutuhan buku dan sumber belajar. Permasalahan utama dalam pemenuhan

kebutuhan sumber belajar adalah tidak semua satuan pendidikan memiliki kemampuan untuk mengembangkan

dan mendapatkan sumber belajar sesuai kebutuhan.

2005

2006

2007

2008

2009

2010

• Direktorat Pembinaan SMA sejak tahun 2005 telah berusaha

memfasilitasi satuan pendidikan melalui Workshop pengembangan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK. Program ini difokuskan pada peningkatan

• Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya sejumlah pendidik yang mampu • Direktorat Pembinaan SMA sejak tahun 2005 telah berusaha

memfasilitasi satuan pendidikan melalui Workshop pengembangan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK. Program ini difokuskan pada peningkatan kemampuan pendidik dalam penyusunan bahan ajar dan bahan uji

berbasis TIK.

• Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya sejumlah pendidik yang mampu mengembangkan bahan ajar dan bahan uji serta tersusunnya sejumlah bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK dalam bentuk materi presentasi untuk semua mata pelajaran.

(15)

Salah satu ketentuan yang diatur dalam otonomi pendidikan adalah pemerintah mendorong satuan

pendidikan untuk memenuhi kebutuhan buku dan sumber belajar. Permasalahan utama dalam pemenuhan

kebutuhan sumber belajar adalah tidak semua satuan pendidikan memiliki kemampuan untuk mengembangkan

dan mendapatkan sumber belajar sesuai kebutuhan.

2005

2006

2007

2008

2009

2010

• Dimulai tahun 2005 hingga 2008, Direktorat Pembinaan SMA telah

• Mulai tahun 2008 Direktorat Pembinaan SMA memfasilitasi kemauan dan • Dimulai tahun 2005 hingga 2008, Direktorat Pembinaan SMA telah

melakukan pelatihan atau pembinaan terhadap 2.698 pendidik SMA negeri dan swasta dari 331 SMA/33 provinsi berkaitan dengan

pengembangan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK.

• Dari hasil pelatihan tersebut, tingkat kemampuan yang beragam yaitu 25% mahir, 60% terampil, dan 15% pemula.

• Keberlanjutan program pelatihan memberi dampak positif, para peserta pelatihan dengan cepat menyebarkan dan mendiseminasikan hasil

pelatihannya.

• Mulai tahun 2008 Direktorat Pembinaan SMA memfasilitasi kemauan dan kemampuan pendidik dalam pengembangan bahan ajar dan bahan uji

(16)

Salah satu ketentuan yang diatur dalam otonomi pendidikan adalah pemerintah mendorong satuan

pendidikan untuk memenuhi kebutuhan buku dan sumber belajar. Permasalahan utama dalam pemenuhan

kebutuhan sumber belajar adalah tidak semua satuan pendidikan memiliki kemampuan untuk mengembangkan

dan mendapatkan sumber belajar sesuai kebutuhan.

2005

2006

2007

2008

2009

2010

• Data yang ada hingga tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah bahan ajar

learning yang bertujuan untuk • Data yang ada hingga tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah bahan ajar

yang sudah di-upload sebanyak 404 bahan ajar (16 matapelajaran) dari hasil telaah berdasarkan instrumen penilaian bahan ajar.

• Tahun 2012, Direktorat Pembinaan SMA menargetkan jumlah bahan ajar yang tersedia dalam PSB-SMA minimum bertambah 800 bahan ajar baru menjadi +/- 1.200 bahan ajar.

• Data lain menunjukkan bahwa jumlah pengunjung website www.psb-psma.org per 5 Januari 2012 tercatat sebanyak 4.174.259 pengunjung; anggota 81.991; dan pengunjung per hari 3.234.

• Tahun 2011, Dit PSMA membantu 132 Sekolah Binaan dengan Bansos

(17)

MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI WAHANA BELAJAR MEDIA UNJUK KINERJA eLearning penelitian ulasan referensi multimedia presentasi video pembelajaran media interaktif diskusi online komunikasi online Informasi online

(18)

Madiknas Kosgoro • DINAS PENDIDIKAN • STAKE HOLDER SEKOLAH PENANGGUNG JAWAB MATAPELAJARAN WEBSITE PSB TIM PENGELOLA SEKOLAH PSB PENDIDIK PENDIDIK SISWA SISWA

Media Informasi dan Komunikasi (Alur Komunikasi) Media Informasi dan Komunikasi (Alur Komunikasi)

(19)

proses, seperti pembelajaran berbasis

berbasis komputer, kelas virtual, dan kolaborasi digital.

eLearning Internet

penyiaran satelit, TV interaktif, CD

“sebuah istilah yang meliputi berbagai macam alat dan proses, seperti pembelajaran berbasis web, pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, dan kolaborasi digital.

eLearning mencakup juga penyampaian konten melalui Internet, intranet/extranet (LAN/WAN), audio dan video,

penyiaran satelit, TV interaktif, CD-ROM dan lainnya.”

Singh, et al. (2003:1)

“pendidikan jarak jauh atau pendidikan yang disampaikan melalui

“pendidikan jarak jauh atau pendidikan yang disampaikan melalui Web.”

(20)

pembelajaran

menyampaikan beberapa atau semua materi pembelajaran tidak bergantung pada waktu dan tempat yang tetap. Siswa dapat berada di lingkungan sekitar, berpindah

jarak jauh.

“eLearning telah berubah wujud dari sepenuhnya

pembelajaran online menjadi pemanfatan teknologi untuk menyampaikan beberapa atau semua materi pembelajaran tidak bergantung pada waktu dan tempat yang tetap. Siswa dapat berada di lingkungan sekitar, berpindah-pindah atau jarak jauh.”

Oblinger dan Hawkins (2005)

mengajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. “eLearning adalah integrasi TIK dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan.”

(21)

adalah pemanfaatan berbagai

“eLearning adalah pemanfaatan berbagai

sumber belajar berbasis TIK untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi

kegiatan pembelajaran secara optimal

yang berfungsi sebagai media informasi

dan komunikasi, wahana belajar, dan

media unjuk kinerja.”

(22)

Infrastruktur e-learning

:

personal computer (PC), jaringan komputer, internet

dan perlengkapan multimedia (termasuk peralatan

teleconference).

Sistem dan aplikasi e-Learning

:

sistem perangkat lunak yang memvirtualisasi proses

belajar mengajar konvensional - manajemen kelas,

pembuatan materi atau konten, forum diskusi,

sistem penilaian, sistem ujian dan segala fitur yang

berhubungan dengan manajemen proses belajar

mengajar.

(23)

Konten e-Learning

:

berbentuk

multimedia

-based

content

(konten

berbentuk multimedia interaktif) atau text-based

content (konten berbentuk teks seperti pada buku

pelajaran biasa).

Pelaku (actor)

:

guru yang mem-bimbing, siswa yang menerima bahan

ajar, dan administrator yang mengelola administrasi dan

proses belajar mengajar.

(24)

• Purely online / blended learning (100 % online)

– Purely online adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka dan proses pembelajaran dilakukan secara langsung melalui media elektronik yang tersedia.

– Blended learning adalah pembelajaran yang dilakukan dengan melakukan media elektronik dan diselingi dengan pertemuan tatap muka.

• Synchronous / asynchronous (pembelajaran setiap saat) baik

langsung maupun tidak langsung)

– Synchronous adalah pembelajaran yang dilakukan pada saat yang bersamaan antara pengajar dan pembelajar, misalnya : chatting. – asynchronous merupakan pembelajaran yang dilakukan pada

saat yang tidak bersamaan antara pengajar dan pembelajar, misalnya : forum.

(25)

• Grup disertai pembimbing / self-study

– Grup disertai pembimbing adalah komponen pembelajaran

dimana anggota grup akan dibimbing oleh seorang

pembimbing yang ahli (domain expert).

– Self-study adalah komponen pembelajaran dimana anggota

grup tidak disertai dengan seorang pembimbing.

• Web based / computer based / video tape

– Web based / computer based / video tape merupakan media

yang digunakan dalam proses pembelajaran baik oleh

(26)

• classroom • Learning Center

• Laboratory • Library

• Audio/Video conferencing (GDLN facilities)

• Chat (text, voice) • Satellite delivery • Online whiteboard • Synchronous streaming • Email • CD-ROM • Discussion board • WWW (JUITA UI) • Video/audio tape Different Time “ASYNCHRONOUS” Same Time “SYNCHRONOUS” Same Place “CO-LOCATED” Different Place “DISTANCE”

(27)

Siswa Guru pengetahuan Learning Environment Environmental Setting •silabus •materi pembelajaran •metode pembelajaran •partisipan •tugas •metode evaluasi •dll

LMS

interface aktivitas aktivitas jaringan

(28)

Peningkatan kemampuan tenaga

Pemenuhan infrastruktur

Penyusunan sistem aplikasi, dan penyusunan

konten

Proyeksi penerapan e-learning di sekolah

(29)

Penerapan sistem pembelajaran berbasis e-Learning juga masih

menghadapi permasalahan, diantaranya:

Penerapan e-Learning menuntut

kesiapan institusi

atas segala

konsekuensinya. Institusi harus menyiapkan perangkat

kebijakan dan peraturan untukpenerapan e-Learning,

termasuk biaya.

Permasalahan pada pendidik bukan hanya terletak pada

kesiapan untuk mengubah sistem pembelajaran konvesional

ke e-Learning

. Instruktur harus siap untuk bekerja lebih keras

karena harus mengelola dan memelihara e-Learning. Masalah

lainnya adalah kemampuan pemanfaatan ICT yang belum

(30)

Siswa dituntut mampu memotivasi diri sendiri agar mau

belajar mandiri (self-learning). Sedangkan, sebagian besar

siswa di Indonesia memiliki motivasi belajar yang lebih

banyak tergantung kepada instruktur

. Kemampuan

pemanfaatan ICT juga masih kendala, terutama pada siswa

yang ada di daerah pelosok.

Walaupun e-Learning dapat menghemat banyak biaya, tetapi

institusi harus mengeluarkan

biaya investasi awal yang cukup

besar

untuk menerapkan e-Learning. Biaya investasi ini dapat

berupa biaya desain dan pembuatan program LMS, biaya

pembuatan materi pelajaran, dan biaya lainnya seperti

sosialisasi, pelatihan, promosi,dan lainnya.

(31)

Ada kemungkinan teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang

sudah ada dan

terjadi konflik teknologi

, sehingga e-Learning

tidak berjalan dengan baik.

Infrastruktur jaringan internet belum menjangkau seluruh

wilayah di Indonesia

, akibatnya belum semua orang atau

wilayah dapat merasakan e-Learning dengan internet.

Walaupun e-Learning menawarkan berbagai fungsi, ada

sejumlah materi yang tidak dapat diajarkan melalui

e-Learning

.

Belum memadainya

perhatian dari berbagai pihak terhadap

penerapan pembelajaran terbuka dan jarak jauh

(Open and

(32)

Kelebihan e-Learning Bagi Pelajar

Pelajar lebih fleksibel menyusun rencana dan

waktu untuk kuliah

sangat sesuai untuk orang-orang yang memiliki

keterbatasan waktu

Pelajar mempunyai kebebasan dan waktu yang

cukup untuk mempelajari materi

contoh: playback materi yang disampaikan)

Fasilitas kolaborasi

diskusi, kegiatan grup dapat terekam dan mudah diakses

Personalisasi (

student-centered

)

tracking materi (roadmap, bookmark, self-test), akses

(33)

Kultur dan kebiasaan pelajar di

Indonesia.

Pasif, kurang inisiatif, kurang bisa menuliskan

konsep/diskusi.

Belajar “perlu” diawasi

Pelajar cenderung “bermain” apabila

tidak ada guru.

Kesadaran belajar mandiri dan

kelompok, masih belum membudaya.

(34)

Mengajar: tidak terikat pada tempat/lokasi,

jumlah peserta dapat lebih besar.

Dapat memberikan dukungan materi yang

luas: penyampaian (multimedia) maupun

referensi, materi pendukung, link global

dengan Internet (WWW).

Dapat memberikan perhatian terhadap

individu: monitor kemajuan setiap pelajar,

terbuka komunikasi tanpa dibatasi waktu

Mudah mengatur struktur matakuliah,

(35)

Penyiapan materi belajar cenderung

menyita waktu guru.

Perlu menyediakan waktu “ekstra”

untuk memantau kegiatan siswa pada

sistem e-learning.

Tidak semua guru merasa nyaman

mengajar menggunakan TIK.

(36)

Awan Sundiawan Ponsel:081323121022 Email: awan965@yahoo.com Blog: awan965.wordpress.com FB: Facebook.com/awan965 Twitter: @awan965

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan karya tulis yang berjudul “Musik Dalam Kesenian Topeng Ireng di

Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Amd.Kep Program Studi D III

Walaupun LAZISNU Kabupaten Kudus tidak mengambil bagian amil dari zakat, seharusnya dana amil dari bagian infak/sedekah tetap diungkapkan dan disajikan supaya

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dan Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KEPERCAYAAN DENGAN STIGMA TOKOH AGAMA TERHADAP ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA).. DI

ICU adalah bagian rumah sakit yang dilengkapi dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien –