BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan lokasi penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu jenis penelitian deskriptif
Kuantitatif, yang dilakukan pada pekerja wanita di Kelurahan Mojolangu Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang. dalam penelitian ini akan diuji bagaimana pola antara
hubungan usia kawin pertama,pendapatan keluarga dan pendidikan terhadap tingkat
fertilitas, pemilihan tempat didasarkan karena di Kelurahan Mojolangu tersebut
tingkat fertilitas nya tergolong tinggi meskipun sarana dan prasananya telah tersedia
beserta fasilitas pendukungnya.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
berdasarkan pada pengelompokkannya yaitu:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi di lapangan
dengan menggunakan metode wawancara langsung kepada responden
berdasarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara mengambil data di
Kelurahan Mojolangu. Dalam penelitian ini yang dibutuhkan yaitu profil dari
Kelurahan Mojolangu serta studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan teknik sebagai
berikut:
1. Interview yaitu teknik dengan sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(narasumber). Digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan tingkat fertilitas
pekerja wanita.
2. Observasi yaitu teknik yang digunakan sebagai pelengkap data dan untuk
melihat serta mencermati secara langsung tempat yang akan diteliti.
3. Dokumentasi yaitu salah satu teknik yang melihat dokumen-dukumen dan
laporan-laporan yang mempunyai hubungan dengan yang ingin diteliti
4. Lembar pengumpulan data yaitu teknik pengumpulan data dengan
memberikan beberapa pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada setiap
responden untuk memperoleh informasi dari responden berdasarkan data data
D. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi di Kelurahan Mojolangu kelurahan Lowokwaru Kota Malang, yang
termasuk dalam usia subur yaitu antara 15-49 tahun.jumlah responden yang
memenuhi syarat yaitu sebesar 280 wanita pekerja.
2. Metode Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
berdasarkan tehnik sampel random sampling, yaitu pengambilan sebagian sampel
dari populasi yang ada dalam penelitian ini dengan memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan oleh peneliti.
Syarat-syarat yang diajukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
a. Tenaga Kerja Wanita yang Masih Aktif dan sudah menikah
b. Berusia antara 15-49 tahun
Apabila subyeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila subyeknya lebih
dari 100 dapat diambil antara 20% - 25% atau 30% - 35% atau lebih (Arikunto,
2002:12). Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Kantor Kelurahan Mojolangu
bahwa jumlah pekerja wanita yang memenuhi syarat yang telah ditentukan peneliti
sebanyak 98 responden yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan responden
yang diambil dengan pemerataan sempel dengan syarat-syarat yang telah diajukan
oleh peneliti yaitu berusia 15-49 dan tenaga kerja wanita yang masih aktif yang sudah
menikah serta dapat dipertanggung jawabkan.
E. Metode Analisis Data
Dalam analisis ini menggunakan regresi linear berganda yang digunakan untuk
mengungkapkan atau menggambarkan sesuatu mengenai keadaan yang sesuai dengan
fakta dan yang akurat dari tempat yang diteliti. Dan sesuai dengan teori yang berlaku
serta diakui. Teknik ini juga digunakan untuk mencari solusi dari masalah yang terjadi
terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di kelurahan
Mojolangu Kota Malang.
Y= a + b1UKP + b2PK + b3Pend + e
Di mana :
Y = Fertilitas ( jumlah anak yang pernah di lahirkan hidup )
a = Konstanta
X1 = Variabel Usia Kawin Pertama (umur/tahun)
X3 = Variabel Pendidikan (Tingkat Trakhir Pendidikan yang ditamatkan/tidak
ditamatkan)
b1 - b2 – b3 = koefisien regresi masing-masing variabel independent
e = Error term
F. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi linear berganda terhadap hipotesis
penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk
mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi- asumsi klasik. Hasil
pengujian hipotesis yang terbaik adalah pengujian yang tidak melanggar
asumsiasumsi klasik yang mendasari model regresi linear berganda asumsi-
asumsiklasik.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang
terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing
variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Salah satu metode untuk mengetahui normalitas adalah dengan
menggunakan metode analisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram
ataupun dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas data dapat
dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik normal P-Plot
atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Uji normalitas dengan grafik normal P-Plot akan membentuk satu gari lurus diagonal,
kemudian plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi
normal garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu kondisi di mana terjadi korelasi yang kuat
diantara variabel-variabel bebas (X) yang diikut sertakan dalam pembentukan
model regresi linear (Gujarati 1991 : 33). Untuk mendeteksi multikolinearitas dengan menggunakan SPSS dapat dilakukan dengan melihat korelasi antar
variabel bebas (Correlation Matrix).
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
kolrelasi antara yang tinggi diantara variable bebas. Torelance mengukur
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tdak dapat dijelaskan oleh variable
bebas lainnya. Jadi nilai toleransi rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF
= 1/Tolerance) dan menujukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilao cotuff yang
umum dipakai adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.
Berdasarkan aturan variance inflation factor (VIF) dan tolerance, maka apabila VIF
melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi gejalah
multikolinieritas. Sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih
dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejalah multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi diantara anggota-anggota dari
serangkaian observasi yang berderetan waktu. Uji autokorelasi digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi
antara residual satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
Pengujian ini menggunakan Durbin Watson (DW). Jika nilai DW lebih besar dari
batas atas (du) dan kurang dari jumlah variabel independen, maka dapat
4. Uji Heteroksedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Model
regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroksedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroksedastisitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan analisis grafik, yaitu melihat grafik scartter plot antara nilai prediksi
variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, di mana sumbu y
adalah y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (y prediksi–y
sesungguhnya) yang telah di-studentized. Deteksi ada tidaknya heteroksedastisitas
dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur, maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroksedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroksedastisitas.
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif untuk
melihat hubungan variabel usia kawin pertama, pendapatan keluarga dan
a. Uji F
Uji F biasanya digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara signifikan terhadap variabel dependen. Dimana jika f hitung < f tabel
maka H0 diterima atau variabel independen secara bersama sama tidak memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen ( tidak signifikan) artinya perubahan yang
terjadi pada variabel terikat tidak dapat di jelaskan oleh perubahan variabel
independen, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 0,5%
b. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing masing atau secara
persial variabel independen (usia kawin pertama, pendapatan keluarga dan
pendidikan) variabel dependen ( fertilitas pekerja wanita) dan menganggap
variabel dependen yanbg lain konsisten. Signifikasi tersebut dapat diestimasi
dengan membandingkan antara nilai t tabel dengan nilai t hitung. Apabila nilai
t hitung > t tabel maka variabel independeny secara individual mempengaruhi
variabel independen, sebaliknya jika nilai t hitung < t tabel maka variabel
c. Koefisien Determinasi R2
Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukan besar variasi
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Dengan kata
lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh
vatiabel variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya.
G. Definisi Oprasional
Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen (Y) dan dua variabel
Independen (X). Adapun definisi operasional masing-masing variabel adalah
sebagai berikut:
1. Fertilitas (Y) adalah jumlah anak yang dilahirkan di Kelurahan Mojolangu
Kota Malang diukur dengan jumlah yang lahir hidup pada masa reproduksi
(jiwa).
2. Usia kawin pertama (X1) adalah usia pertama kali responden kawin dan
diukur dalam tahun;
3. Pendapatan keluarga (X2) adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
pokok dan sampingan dan diukur dalam satuan rupiah (Rp) perbulan.
4. Pendidikan (X3) adalah suatu titik pencapaian keberhasilan yang ditempuh
oleh responden yang menuntut ilmu secara formal yang dinyatakan dalam