• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2012 TURUN 0,34 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2012 TURUN 0,34 PERSEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

No. 03/01/14/Th.XIV, 02 Januari 2013

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU

BULAN DESEMBER 2012 TURUN 0,34 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan

indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli

 Pada bulan Desember 2012, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 102,54 atau turun 0,34 persen dibanding NTP November 2012 yang mencapai 102,89. Penurunan ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,21 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 113,22, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 115,25, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 95,48, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPPT) 101,13, dan Nilai Tukar Petani Nelayan (NTPN) 91,62.

 Komoditas yang memberikan andil terbesar penurunan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 1,37 persen, yang terutama diakibatkan oleh turunnya harga karet dengan andil sebesar 0,59 persen, kelapa sawit sebesar 0,57 persen, dan kelapa belum dikupas sebesar 0,21 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,16 persen (0,1620 persen) yang disebabkan oleh naiknya harga barang-barang konsumsi rumah tangga seperti udang dengan andil sebesar 0,10 persen, bawang merah sebesar 0,07 persen, sewa rumah dan ikan mujair masing-masing sebesar 0,05 persen, ikan tenggiri dan minyak tanah masing-masing sebesar 0,04 persen, mie instant sebesar 0,03 persen, serta emas perhiasan, garam bata, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen.

 Pada bulan Desember 2012, terjadi inflasi di daerah perdesaan Provinsi Riau sebesar 0,17 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran konsumsi

rumah tangga yaitu kelompok perumahan 0,76 persen, kelompok sandang sebesar 0,28 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,27 persen, kelompok bahan makanan 0,13 persen, kelompok kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau mengalami penurunan sebesar 0,04 persen.

 Laju inflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau pada bulan Desember 2012 sebesar 0,17 persen, sementara itu inflasi ”year-on-year” dan inflasi kumulatif (Desember 2012 terhadap Desember 2011) adalah sebesar 3,87 persen.

(2)

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP di bulan Desember 2012 tercatat sebesar 102,54 atau turun sebesar 0,34 persen dibanding dengan NTP November 2012 yang mencapai 102,89. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga tani mengalami penurunan sedangkan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalamai kenaikan seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Desember 2012 (2007 = 100)

Rincian

Indeks Gabungan Riau Perubahan (%)

Des'11 Nov'12 Des'12 Des'12 thd Des'11 Des'12 thd Nov'12

[1] [3] [4] [5] [7] [8]

Indeks Harga Yang Diterima Petani 133.26 134.52 134.24 0.74 -0.21

Indeks Harga Yang Dibayar Petani 126.86 130.74 130.92 3.20 0.14

Konsumsi Rumah Tangga 125.95 130.59 130.82 3.87 0.17

Bahan Makanan 131.42 135.41 135.58 3.17 0.13

Makanan Jadi 125.43 133.21 133.16 6.16 -0.04

Perumahan 116.61 119.84 120.75 3.54 0.76

Sandang 132.35 138.68 139.06 5.07 0.28

Kesehatan 119.53 123.84 123.87 3.63 0.03

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 115.06 119.29 119.31 3.69 0.02

Transportasi dan Komunikasi 110.42 112.25 112.55 1.93 0.27

BPPBM 129.36 131.04 131.09 1.34 0.04

Bibit 144.75 146.44 146.05 0.90 -0.26

Obat-obatan & Pupuk 123.10 124.88 124.90 1.46 0.02

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 113.75 114.36 114.38 0.56 0.01

Transportasi 126.90 128.48 128.52 1.28 0.03

Penambahan Barang Modal 121.82 124.99 125.47 2.99 0.39

Upah Buruh Tani 134.31 135.45 135.45 0.85 0.00

Nilai Tukar Petani 105.05 102.89 102.54 -2.39 -0.34

NTP Desember 2012 terhadap NTP Desember 2011 (year-on-year) turun sebesar 2,39 persen. Penurunan nilai NTP Desember 2012 secara year on year tersebut tersebut disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian (hasil yang diterima petani) naik relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan biaya pemeliharaan dan penambahan barang modal.

Perkembangan indeks nilai tukar petani sejak Desember 2011 hingga Desember 2012 seperti terlihat pada grafik sebagai berikut.

(3)

Grafik 1

Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Riau Desember 2011 – Desember 2012 (2007 = 100) 105.05 104.96 105.33 105.91 105.38 104.75 104.20 104.17 103.73 103.61 103.79 102.89 102.54 133.26 133.90 134.37 135.21 135.19 134.54 134.25 134.94 135.11 135.24 135.59 134.52 134.24 126.86 127.57 127.57 127.67 128.29 128.44 128.84 129.54 130.25 130.52 130.63 130.74 130.92 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 NTP It Ib Tabel 2

NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU Desember 2012 (2007 = 100)

Subsektor Bulan % Perubahan Des'12

thd Nov’12

November Desember

[1] [2] [3] [4]

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 146.89 146.89 0.00

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 129.57 129.74 0.13

c Nilai Tukar Petani (NTPP) 113.36 113.22 -0.13

2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 148.19 148.97 0.53

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 129.14 129.26 0.09

c Nilai Tukar Petani (NTPH) 114.75 115.25 0.43

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.54 126.78 -1.37

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 132.56 132.78 0.16

c Nilai Tukar Petani (NTPPR) 96.96 95.48 -1.53

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 137.44 137.44 0.00

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 135.69 135.91 0.16

c Nilai Tukar Petani (NTPPT) 101.29 101.13 -0.16

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 115.84 116.69 0.74

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 127.21 127.37 0.12

c Nilai Tukar Petani (NTPN) 91.06 91.62 0.61

R i a u

a Indeks Harga yang Diterima (It) 134.52 134.24 -0.21

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 130.74 130.92 0.14

c Nilai Tukar Petani (NTP) 102.89 102.54 -0.34

(4)

Jika NTP Desember 2012 dibandingkan dengan November 2012, 3 (tiga) dari 5 (lima) subsektor mengalami penurunan yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,53 persen, subsektor peternakan sebesar 0,16 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,13 persen. Sedangkan subsektor lainnya mengalami kenaikan yaitu subsektor perikanan sebesar 0,61 persen dan subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,43 persen.

1. Indeks harga yang diterima petani (I

t

)

Indeks harga yang diterima petani (It) mencakup 5 (lima) indeks subsektor. Pada Desember 2012, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau mengalami penurunan sebesar 0,21 persen dibandingkan dengan It November 2012, yaitu dari 134,52 pada bulan November 2012 menjadi 134,24 pada bulan Desember 2012. Penurunan It terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,37 persen. Kenaikan It terjadi pada subsektor perikanan dan subsektor tanaman hortikultura masing-masing sebesar 0,74 persen dan 0,53 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan dan subsektor peternakan tidak mengalami perubahan.

Penurunan It terutama diakibatkan turunnya harga karet dengan andil sebesar 0,59 persen, kelapa sawit sebesar 0,57 persen, kelapa belum dikupas sebesar 0,21 persen.

2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Desember 2012 indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Riau naik sebesar 0,14 persen dibanding indeks November 2012, yaitu dari 130,74 menjadi 130,92 pada bulan Desember 2012. Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,16 persen (0,1620 persen), subsektor peternakan sebesar 0,16 persen (0,1611 persen), subsektor tanaman pangan sebesar 0,13 persen, subsektor perikanan sebesar 0,12 dan subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,09 persen.

Kenaikan indeks harga yang dibayar petani tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang disebabkan oleh naiknya harga barang-barang konsumsi rumah tangga seperti udang dengan andil sebesar 0,10 persen, bawang merah sebesar 0,07 persen, sewa rumah dan ikan mujair masing-masing sebesar 0,05 persen, ikan tenggiri dan minyak tanah masing-masing-masing-masing sebesar 0,04 persen, mie instant sebesar 0,03 persen, serta emas perhiasan, garam bata, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen.

(5)

3. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)

Pada Desember 2012, NTPP mengalami penurunan sebesar 0,13 persen dibandingkan dengan NTPP bulan November 2012. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani tidak mengalami perubahan sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,21 persen dan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,11 persen.

Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga bawang merah sebesar 0,08 persen, sewa rumah sebesar 0,05 persen, ikan mujair dan ikan tenggiri masing-masing sebesar 0,04 persen, rokok kretek filter dan minyak tanah masing-masing sebesar 0,03 persen, serta emas perhiasan, mie instant dan garam bata masing-masing sebesar 0,02 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada Desember 2012, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,53 persen relatif lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang hanya mencapai 0,09 persen.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 1,57 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,11 dan indeks BPPBM sebesar 0,01 persen.

Komoditas yang menyebabkan terjadinya kenaikan It yaitu naiknya harga ketimun dengan andil sebesar 0,35 persen, bayam sebesar 0,18 persen, kacang panjang sebesar 0,13 persen, cabe rawit sebesar 0,11 persen, nanas sebesar 0,09 persen, kangkung sebesar 0,08 persen, petai sebesar 0,05 persen, serta sawo dan salak masing-masing sebesar 0,01 persen.

Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga bawang merah sebesar 0,09 persen, sewa rumah sebesar 0,05 persen, ikan mujair, ikan tenggiri, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,04 persen, minyak tanah sebesar 0,03 persen, serta mie instant, garam bata, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,02 persen.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPPR)

Pada Desember 2012 NTPPR mengalami penurunan sebesar 1,53 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,37 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh penurunan indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,37 persen. Komoditas yang menyebabkan penurunan It adalah turunnya harga karet dengan andil sebesar 0,59 persen, kelapa sawit sebesar 0,57 persen, dan kelapa belum dikupas sebesar 0,21 persen.

Sementara itu, kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,21 persen.

(6)

Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga udang dengan andil sebesar 0,10 persen, bawang merah sebesar 0,07 persen, sewa rumah dan ikan mujair masing-masing sebesar 0,05 persen, ikan tenggiri dan minyak tanah masing-masing sebesar 0,04 persen, mie instant sebesar 0,03 persen, serta emas perhiasan, garam bata, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen.

d. Subsektor Peternakan (NTPPT)

Pada Desember 2012, NTPPT mengalami penurunan sebesar 0,16 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani tidak mengalami perubahan sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen.

Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,27 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,02 persen.

Sedangkan komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga udang dengan andil sebesar 0,10 persen, bawang merah sebesar 0,08 persen, sewa rumah dan ikan mujair masing-masing sebesar 0,05 persen, ikan tenggiri sebesar 0,04 persen, minyak tanah dan mie instant masing-masing sebesar 0,03 persen, serta emas perhiasan, bayam, dan kangkung masing-masing sebesar 0,02 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTPN)

Pada Desember 2012, NTPN mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen, hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen relatif lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang hanya mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh terjadinya kenaikan indeks harga kelompok budidaya sebesar 1,17 persen dan indeks harga kelompok penangkapan sebesar 0,69 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It yaitu naiknya harga udang dengan andil sebesar 0,35 persen, ikan bawal sebesar 0,17 persen, ikan tenggiri sebesar 0,11 persen, ikan lele sebesar 0,09 persen, dan ikan patin sebesar 0,04 persen.

Sementara kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,17 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,01 persen.

Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib yaitu naiknya harga udang dengan andil sebesar 0,10 persen, rokok kretek filter dan ikan mujair masing-masing sebesar 0,04 persen, ikan tenggiri, bawang merah, sewa rumah, dan kubis/kol masing-masing sebesar 0,03 persen, serta bayam dan mie bakso masing-masing sebesar 0,02 persen.

(7)

Tabel 3.

Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Desember 2012 (2007 = 100)

Subsektor dan Kelompok

% Perub Des’12 thd Nov‘12 November 2012 Desember 2012 [1] [2] [3] [4] 1 Tanaman Pangan

A Indeks Harga yang Diterima (It) 146.89 146.89 0.00

- Padi 143.15 143.15 0.00

- Palawija 169.67 169.71 0.03

B Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 129.57 129.74 0.13

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131.38 131.53 0.11

- Indeks BPPBM 121.07 121.33 0.21

2 Hortikultura

A Indeks Harga yang Diterima (It) 148.19 148.97 0.53

- Sayur-sayuran 150.06 152.42 1.57

- Buah-buahan 146.48 145.82 -0.45

B Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 129.14 129.26 0.09

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.85 130.00 0.11

- Indeks BPPBM 126.15 126.16 0.01

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.54 126.78 -1.37

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 128.54 126.78 -1.37

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 132.56 132.78 0.16

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.19 130.46 0.21

- Indeks BPPBM 142.36 142.34 -0.02

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 137.44 137.44 0.00

- Ternak Besar 135.03 135.03 0.00

- Ternak Kecil 184.13 184.13 0.00

- Unggas 124.62 124.62 0.00

- Hasil Ternak 150.39 150.39 0.00

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 135.69 135.91 0.16

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.65 133.01 0.27

- Indeks BPPBM 139.89 139.91 0.02

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 115.84 116.69 0.74

- Penangkapan 116.96 117.77 0.69

- Budi daya 106.04 107.28 1.17

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 127.21 127.37 0.12

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.71 129.93 0.17

- Indeks BPPBM 121.64 121.65 0.01

(8)

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera

Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera yang melaporkan hasil survei harga produsen dan konsumen perdesaan hingga Desember 2012, NTP mengalami penurunan di 5 (lima) provinsi. Penurunan tertinggi pada Desember 2012 terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 0,48 persen, dan kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,57 persen seperti terlihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4.

Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera Desember 2012 (2007 = 100) No, Provinsi NTP November 2012 Desember 2012 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] [5] 1 NAD 103.57 103.81 0.24 2 Sumatera Utara 101.17 101.51 0.33 3 Sumatera Barat 104.67 104.90 0.22 4 Riau 102.89 102.54 -0.34 5 Jambi 91.06 90.64 -0.46 6 Sumatera Selatan 110.66 110.22 -0.40 7 Bengkulu 101.45 100.97 -0.48 8 Lampung 126.11 126.04 -0.06 9 Bangka Belitung 99.48 99.56 0.09 10 Kepulauan Riau 104.25 104.84 0.57

5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada Desember 2012, terjadi inflasi pedesaan di Provinsi Riau sebesar 0,17 persen. Jika dilihat dari kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga, inflasi perdesaan terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok perumahan 0,76 persen, kelompok sandang sebesar 0,28 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,27 persen, kelompok bahan makanan 0,13 persen, kelompok kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau mengalami penurunan sebesar 0,04 persen.

Inflasi ”year-on-year” dan inflasi kumulatif (Desember 2012 terhadap Desember 2011) adalah sebesar 3,87 persen seperti terlihat pada tabel 5 berikut:

(9)

Tabel 5.

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran

Desember 2012 (2007 = 100)

Kelompok Pengeluaran

Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan (%)

Des11 Nov'12 Des'12 Des'12 thd Des'11 Des'12 thd Nov'12

[1] [3] [4] [5] [7] [8]

Konsumsi Rumah Tangga 125.95 130.59 130.82 3.87 0.17

Bahan Makanan 131.42 135.41 135.58 3.17 0.13

Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 125.43 133.21 133.16 6.16 -0.04

Perumahan 116.61 119.84 120.75 3.54 0.76

Sandang 132.35 138.68 139.06 5.07 0.28

Kesehatan 119.53 123.84 123.87 3.63 0.03

Pendidikan, Rekreasi, & OR 115.06 119.29 119.31 3.69 0.02

Transportasi & Komunikasi 110.42 112.25 112.55 1.93 0.27

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini terutama bagi perusahaan penerbangan atau pengangkut (carrier) terhadap penumpang dan pemilik.. barang, baik sebagai para pihak dalam perjanjian

1) Bila SPPT SNI dan regulasi yang digunakan sebagai acuan dalam dokumen ini mengalami revisi dan perubahan, LSPro IAPMO mempublikasikan perubahan serta masa transisi

Sekretaris Oaerah Provinsi OKI Jakarta bertugas memberikan pengarahan dan koordinasi kepada Para Asisten Sekretaris Oaerah Provinsi OKI Jakarta, Para Walikota Provinsi OKI

Ciracas 600 9 Taman Segitiga Tanah Merdeka Utara Kec.. Raya Jimbore

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1

Hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran matematika berbasis learning cycle 7E dengan pendekatan saintifik diperoleh persentase

Sedikit sekali yang dapat diketahui tentang perkembangan pesantren dimasa lalu kita hanya bisa menduga- duga tentang ciri-ciri pengaruhnya dalam kehidupan keagamaan