• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Serat Daun Nanas Sebagai Adsorben Zat Warna Procion Red Mx 8b

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penggunaan Serat Daun Nanas Sebagai Adsorben Zat Warna Procion Red Mx 8b"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Sri Hastuti, Syarif H Mawahib, Setyoningsih

Universitas Sebelas Maret Jl. Ir Sutami no 36 A Surakarta

Zat Warna Procion Red Mx 8b

hastuti.uns@gmail.com

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang kemampuan serat daun nanas sebagai adsor-ben zat warna Procion Red MX 8B. Untuk mengetahui kondisi optimum adsorpsi dilaku-kan variasi waktu aktivasi pada 0, 12, 24, 48 jam; pH 1, 2, 3, 4; dan waktu kontak 30, 60, 120, 180 menit. Pengujian isotherm Langmuir dan isotherm Freundlich dilakukan untuk melihat apakah adsorpsi zat warna Procion Red MX 8B oleh serat daun nanas memiliki kecenderungan untuk berikatan kimia atau secara isika.

Hasil penelitian menunjukkan serat daun nanas dapat mengadsorpsi Procion Red MX 8B saat kondisi optimum : waktu aktivasi 24 jam, pH 1, dan waktu kontak 120 menit, dengan daya serap 3,748 mg/g. Analisis isotherm adsorpsi serat daun nanas terh-adap Procion Red MX 8B mengikuti isotherm Langmuir dan Freundlich.

Kata kunci : serat daun nanas, selulosa, adsorpsi, Procion Red MX 8B.

PENDAHULUAN

Industri tekstil merupakan salah satu industri yang sangat berkembang di Indonesia dan merupakan komoditi ekspor penghasil devisa negara (Manurung, 2004). Perkembangan yang pesat dari industri tekstil akan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan bahan zat warna yang diguna-kan untuk mewarnai bahan-bahan tekstil (Budiyono, 2008). Hal ini akan berdampak timbulnya limbah zat warna.

Limbah zat warna merupakan salah satu sumber pencemaran air yang cu-kup tinggi. Beberapa metode pengolahan limbah zat warna dapat dilakukan dengan cara kimia maupun isika. Sebagai contoh adalah penggunaan koagulan, sedimenta-si, adsorpsi dan lain-lain (Aryunani, 2003). Manurung, 2004 melakukan penelitian tentang degradasi zat warna azo reaktif se-cara anaerob–aerob, penggunaan sinar uv

untuk fotodegradasi zat warna congo red (Wijaya, 2006), adsorpsi zat warna reak-tif dengan serbuk gergaji (Izadyar, 2007), penurunan zat warna tekstil dalam larutan dengan menggunakan karbon aktif bagasse (Mawahib, 2002), adsorpsi yellow lana-sol 4G dari limbah tekstil dengan selulosa (Moura, 2004).

Pengolahan limbah zat warna dengan metode adsorbsi menggunakan ad-sorben dari bahan tumbuhan telah banyak dilakukan. Adsorben yang telah digunakan diantaranya : bubur bambu, pohon palem, jantung pisang (Izadyar, 2007), bead selu-losa (Morales, 2004), alang-alang, eceng gondok (Aryunani, 2003), tempurung kelapa, sekam padi, kayu lunak, tongkol jagung, bagasse (Moura, 2004), jerami padi (Suwarsa 1998), dan batang jagung (Rochanah, 2004).

Selulosa merupakan senyawa yang mempunyai karakter hidroilik serta

(2)

mempunyai gugus alkohol primer dan sekunder yang keduanya mampu men-gadakan reaksi dengan zat warna reaktif (Hidayat, 2008). Selulosa alam ataupun turunannya dapat berinteraksi dengan per-mukaaan gugus fungsi secara isik atau kimia (Ibbet, 2006).

Daun nanas merupakan salah satu bagian tanaman yang memiliki kandungan serat yang tinggi. Dalam Norman (1937), disebutkan bahwa dalam serat daun nanas mengandung 62-79% selulosa. Sedangkan dalam Hidayat (2008), disebutkan terda-pat 69,5-71,5% selulosa yang terkandung dalam serat daun nanas. Adanya kandun-gan selulosa dalam serat daun nanas yang tinggi ini diharapkan dapat dijadikan sum-ber selulosa sebagai alternatif baru untuk adsorben dalam mengadsorb zat warna.

Pada penelitian kali ini melaku-kan adsorpsi zat warna Procion Red MX 8B dengan menggunakan serat daun nanas yang diaktivasi dengan NaOH 2%. Adsor-ben dari serat daun nanas memiliki keung-gulan yaitu proses preparasi yang mudah dan biaya yang relatif murah.

METODOLOGI PENETIAN

Pada penelitian ini alat yang digu-nakan antara lain: Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu UV-160 IPC, Spektrofotom-eter UV-Vis 21D, Neraca analitik(Sartorius, Model BP 100, Max : 310g, d : 0,001g ), Magnetik Stirer, Heidolph Stirer, Mufel Furnace Thermolyn 48000, pH meter, Per-alatan gelas (pyrex)

Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain : Daun Nanas, Zat warna Procion Red MX 8B, NaOH p.a (E.Merck), HCl p.a (E.Merck)

Aktivasi Daun Nanas

Daun nanas dicuci dengan air bersih, dipotong-potong, dan dihaluskan dengan blender. Serat daun nanas yang diperoleh direndam dalam NaOH 2% den-gan waktu aktivasi 0, 12, 24, 48 jam. Hasil

rendaman dicuci dengan aquadest sampai netral (pH 6-7) kemudian dikeringkan den-gan oven suhu 100ºC. Berat akhir hasil pengeringan ditimbang.

Penentuan Panjang Gelombang Maksi-mum

Larutan zat warna Procion Red MX 8B dengan konsentrasi 5 ppm diukur adsorbansinya dengan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 400-600 nm sehingga akan didapatkan panjang gelombang maksimum.

Penentuan Kondisi Optimum

Serat hasil variasi waktu aktivasi sebanyak 0,1 gram ditambahkan ke dalam 20 mL zat warna Procion Red MX 8B 20 ppm yang telah diatur pH-nya, mulai dari pH 1, 2, 3, 4. Kemudian larutan di aduk dengan stirer. Hasilnya disaring dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum.

Penentuan Isoterm Adsorpsi

Serat daun nanas aktif sebanyak 0,1 gram ditambahkan ke dalam 20 mL lar-utan zat warna Procion Red MX 8B dengan konsentrasi 10, 25, 40, 55, 70, 85, 100 ppm pada kondisi optimum. Hasilnya disaring dan diukur absorbansinya.

Aplikasi Limbah

Limbah sebanyak 50 mL diencer-kan ke dalam labu ukur 100mL. Serat daun nanas aktif sebanyak 0,1gram ditambahkan ke dalam 20 mL limbah hasil pengenceran, pada kondisi optimum. Hasilnya disaring dan diukur absorbansinya. Hal yang sama dilakukan pada 0,1 gram.

HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivasi Serat Daun Nanas

Aktivasi merupakan suatu proses untuk menghilangkan zat-zat pengotor se-hingga akan mengaktifkan gugus-gugus aktif yang ada ( Onggo 2005). Keberadaan

(3)

lignin sebagai pengikat antar sel selulosa bersama-sama akan menghambat proses adsorpsi. Larutan NaOH digunakan se-bagai pelarut yang akan menghilangkan lignin tersebut. Han (1999) menyatakan bahwa selain lignin, senyawa yang larut dalam NaOH adalah hemiselulosa, pektin, lemak, lilin, dan protein.

Setelah melalui proses aktivasi larutan rendaman serat daun nanas yang awalnya berwarna kuning cerah akan menjadi berwarna hijau kehitaman, hal ini menunjukkan pigmen serat daun nanas te-lah terlarut selama proses aktivasi.

Penentuan Panjang Gelombang Maksi-mum Zat Warna Procion Red MX 8B

Penentuan panjang gelombang maksimum diperoleh dengan mengukur absorbansi zat warna Procion Red MX 8B pada panjang gelombang 400 − 600 nm. Panjang gelombang maksimum yang diperoleh adalah 540 nm.

Penentuan Kondisi Optimum

Penentuan kondisi optimum meli-puti waktu aktivasi, waktu kontak, dan pH. Dari data uji Statistik Anova ketiga variasi, yaitu : waktu aktivasi, waktu kontak, dan pH memberikan pengaruh yang berbeda. Kondisi optimum dicapai pada waktu akti-vasi 24 jam, waktu kontak 120 menit, dan pH 1 dengan daya serap 3,748 mg/g.

1. Penentuan Waktu Aktivasi Optimum

Berdasarkan gambar 1, pada saat waktu aktivasi 0 jam (tanpa aktivasi) meng-hasilkan daya serap terkecil, karena pada saat ini lignin belum terpisah dari selulosa sehingga mengganggu proses adsorpsi zat warna. Daya serap semakin naik hingga waktu aktivasi 24 jam dan dicapai kondisi optimum. Hal ini disebabkan lignin sudah terpisah dari serat daun nanas. Akan tetapi pada waktu aktivasi 48 jam daya serapnya menurun, hal ini disebabkan hemiselulosa semakin banyak yang ikut terlarut

sehing-ga menurunkan banyaknya sisi aktif (Han, 1999).

Gambar 1. Pengaruh Waktu Aktivasi pada Daya Serap Serat Daun Nanas Aktif

2. Penentuan pH Optimum

Pada penentuan pH optimum di-lakukan dengan cara mengatur pH larutan zat warna Procion Red MX 8B

Gambar 2. Pengaruh pH Terhadap Daya Serap Serat Daun Nanas Aktif

Dari gambar 2 menunjukkan, kondisi pH 1 memiliki daya serap terbesar dibandingkan dengan kondisi pH yang lain-nya. Hal ini dimungkinkan karena interaksi ikatan hidrogen berperan pada proses ad-sorpsi. Seperti dalam gambar 3 menunjuk-kan adanya interaksi ikatan hidrogen antara gugus hidroksil maupun gugus amina dari zat warna dengan gugus hidroksil dari se-lulosa. Sehingga memungkinkan zat warna teradsorps dalam serat daun nanas aktif.

Pada gambar 4 dalam kondisi asam, ada dua kemungkinan interaksi. Atom natrium gugus sulfonat dari zat war-na tergantikan oleh (H+) dari larutan dan menambah gugusan OH dalam sulfonat, sehingga dimungkinkan gugus tersebut akan berinteraksi ikatan hidrogen dengan

0 0.5 1 1.5 2 2.5 0 20 40 60

Waktu Aktivasi (jam)

D aya S era p (m g/ g) 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 5 pH D a y a Se ra p ( m g/ g)

(4)

gugus OH selulosa. Interaksi lain yang mungkin terjadi dalam kondisi asam ada-lah atom nitrogen dari kloridasianurat zat warna yang terprotonasi oleh hidrogen (H+) dari larutan sehingga kondisi ini akan membuat gugus hidroksil selulosa yang

mempunyai kecenderungan parsial negatif saling berinteraksi. Interaksi ini memung-kinkan zat warna teradsorp oleh serat daun nanas aktif. Sehingga dalam kondisi pH 1 menunjukkan daya serap paling tinggi dibandingkan kondisi pH 2,3, dan 4.

R N N NaO3S OH NH SO3Na HO: Selulosa N N NaO3S HO: NH SO3Na HO Selulosa R R R R N N NaO3S OH NH SO3Na HO: Selulosa N N NaO3S HO: NH SO3Na HO Selulosa R R S N O: :O O: N Na H+ S N :OH :O O: N HO: Selulosa R R S N OH :O O: N R HO: Selulosa N N: N Cl Cl HN Zat Warna H+ N NH+ N Cl Cl HN Zat Warna N NH+ N Cl Cl HN

Zat Warna -HO Selulosa

N NH+ N Cl Cl HN Zat Warna OH -Selulosa 1. Kemungkinan interaksi I 2. Kemungkinan interaksi II

Gambar 3. Kemungkinan interaksi yang terjadi antara gugus reaktif zat warna antara dengan selulosa dari serat daun nanas aktif

3. Kemungkinan interaksi III

4. Kemungkinan interaksi IV

Gambar 4. Kemungkinan interaksi yang terjadi antara gugus reaktif zat warna antara dengan selulosa dari serat daun nanas aktif pada kondisi asam

(5)

3. Penentuan Waktu Kontak Optimum

Waktu kontak merupakan waktu yang digunakan selulosa daun nanas un-tuk mengadsorb zat warna Procion Red MX 8B. Gambar 5 menunjukkan pengaruh waktu kontak terhadap daya serap.

Gambar 5. Pengaruh Waktu Kontak terhadap Daya Serat Serap Nanas (mg/g)

Waktu kontak optimum terjadi pada waktu 120 menit. Pada saat waktu kontak lebih dari 120 menit daya serapnya mengalami penurunan, hal ini dimungkink-an karena terlalu lamdimungkink-anya kontak isik dimungkink-antara zat warna dengan selulosa maka zat warna lama-kelamaan akan terlepas ke dalam lar-utan. Hal ini menyebabkan jumlah zat war-na yang terukur semakin besar, yang meng-indikasikan daya serapnya juga menurun.

Penentuan Isoterm Adsorpsi

Penentuan isoterm adsorbsi di-lakukan dengan menambahkan adsorben ke dalam larutan zat warna Procion Red MX 8B yang telah divariasi konsentrasin-ya. Untuk mengetahui jenis isoterm yang sesuai, maka data yang diperoleh diuji dengan menggunakan persamaan isoterm Langmuir dan Freundlich.

Isoterm adsorpsi Langmuir dibuat dengan menghitung harga 1/c dan 1/m dari persamaan:

dengan memplotkan antara 1/c dan 1/m menggunakan bantuan persamaan garis lu-rus diperoleh harga koeisien regresi linier r = 0,983 dengan persamaan . Adapun kurva

1.6 1.62 1.64 1.66 1.68 1.7 1.72 0 50 100 150 200

Waktu Kontak (menit)

D aya S era p (m g/ g) 1 m = b +bK + p 1 1 1

Isoterm Adsorbsi Langmuir dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Kurva Isoterm Adsorbsi Lang-muir.

Isoterm adsorbsi Freundlich dibuat dengan menghitung harga log c dan log m dari persamaan

log m = log m + log C dengan memplotkan antara log c dan log m dengan bantuan persamaan garis lurus diperoeh harga koeisien regresi linier r = 0,978 dengan persamaan . Adapun kurva Isoterm Adsorbsi Freundlich dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Kurva Isoterm Adsorbsi Freun-dlich.

Dari harga koeisien regresi (r) dari masing-masing persamaan, diketahui bahwa harga koeisien regresi dari persa-man Langmuir nilainya hampir sama den-gan harga koeisien regresi dari persaman Freundlich. Dengan demikian disimpulkan bahwa percobaan adsorpsi zat warna Pro-cion Red MX 8B dengan serat daun nanas mengikuti persamaan Langmuir dan Fre-undlich. Jadi interaksi yang terjadi ber-langsung secara kimia dan isika.

y = 10.036x - 0.051 R = 0.983 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 1/c 1/ m 1 n y = 1.0387x - 0.9534 R = 0.978 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 0.5 1 log c 1.5 2 2.5 log m

(6)

Aplikasi Limbah

Aplikasi limbah pabrik dilakukan untuk mengetahui daya serap serat daun nanas aktif yang dibandingkan dengan serat daun nanas alam dalam kondisi op-timum. Limbah diperoleh dari limbah cair industri tekstil hasil pencelupan zat warna Procion Red MX 8B yang belum dialirkan ke sungai.

Tabel 1. Data Hasil Adsorbsi Limbah Zat Warna Procion Red MX 8B dengan Adsor-ben Serat Daun Nanas.

Dari hasil percobaan terlihat se-rat daun nanas aktif dapat digunakan un-tuk menyerap zat warna Procion Red MX 8B dengan daya serap yang lebih besar dibanding serat daun nanas alam.

KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Serat daun nanas dapat digunakan se-bagai adsorben dalam mengadsorbsi zat warna Procion red MX 8B.

b. Kondisi optimum untuk mengadsorbsi zat warna Procion Red MX 8B menggu-nakan serat daun nanas yang diaktivasi NaOH 2% adalah pada kondisi waktu ak-tivasi 24 jam, pH 1 dengan waktu kontak 120 menit.

c. Berdasarkan koeisien Regresi Linier Sederhana maka jenis isotherm yang sesuai untuk adsorbsi serat daun nanas aktif terh-adap Procion Red MX 8B adalah isotherm Langmuir dan Freundlich.

d. Pada aplikasi limbah diperoleh daya serap serat daun nanas aktif terhadap Pro-cion Red MX 8B sebesar 6,380 mg/g.

DAFTAR PUSTAKA

Aryunani, Nizar. 2003. Adsorpsi Remazol Yellow FG oleh Enceng Gondok Aktif, Skripsi. Jurusan Kimia, FMI-PA, UNS, Surakarta.

Budiyono. 2008. Kriya Tekstil.. Departe-men Pendidikan Nasional, Jakarta. Hal : 61-72.

Han, J.S. 1999. Stormwater iltration of Toxic Heavy Metal ions using li-gnocellullosic Materials Selection Process, Fiberization, Chemical Modiication, and Mat Formation. 2nd Inter-Regional Conference on Environment-Water.

Hidayat, Pratikno. 2008. Teknologi Pe-manfataan Serat Daun Nanas seba-gai Alternatif Bahan Baku Tekstil. Teknoin, Vol 13, 31-35.

Ibbet, R.N., et.all. 2006. Charaterisation Porosity of Regenerated Cellulosil Fibres Using Classical Dye Adsorb-tian Techniques. Lenzinger Berich-te, Vol 88. Hal : 77-86.

Izadyar, S and Rahimi, M. 2007. Use of Beech Wood Sawdust for Adsorp-tion of Textile Dyes. Pakistan Jour-nal of Biological Sciences, Vol. 10, No, 2. Hal : 287-293.

Manurung, Renita. 2004. Perombakan Zat Warna Azo Reaktif Secara Anaerob – Aerob. e-USU Repository : Uni-versitas Sumatera Utara.

Mawahib, Syarif H. 2002. Penurunan Ka-dar Timbal dan Zat Warna Tekstil Dalam Larutan Dengan Mengguna-kan Karbon Aktif Bagasse. Skripsi. Jurusan Kimia, FMIPA, UNS, Sura-karta.

Morales, A, et.all. 2004. Adsorption and Releasing Properties of Bead Cel-lulose. Chinese Journal of Polymer Science, Vol. 22, No. 5. Hal 417-423.

Moura, I. M. A, et.all. 2004. Adsorption of Yellow Lanasol 4G Reactive Dye

(7)

in a Simulated Textile Efluent on Gallinaceous Feathers. Oficial Publication of The European Water Association : European Water Man-agement Online.

Norman, A. G., 1937. The Composition of Same Less Common Vegetable Pro-cess. Biochemistry Section, 1575-1578.

Onggo, H., Astuti, J.T. 2005. Pengaruh Sodium Hidroksida dan Hidrogen Peroksida terhadap Rendemen dan Warna Pulp dari Serat Daun Nenas. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, Vol. 3, No. 1, hal 37-43.

Rochanah, Titik. 2004. Adsorpsi Zat Warna Procion Red MX 8B Pada Limbah Tekstil Oleh Batang Jagung. Jurusan Kimia, FMIPA, UNS, Surakarta. Suwarsa, Saepudin. 1998. Penyerapan Zat

Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi. Jurnal JMS, Vol. 3 No. 1. Hal 32-40.

Wijaya, K. 2006. Utilization of TiO2-Ze-olite and UV-Light for Photodegra-dation of Congo Red Dye. Berkala MIPA. Vol. 16, No. 3. Hal : 27-36.

Gambar

Gambar 1. Pengaruh Waktu Aktivasi pada  Daya Serap Serat Daun Nanas Aktif 2. Penentuan pH Optimum
Gambar  3.  Kemungkinan  interaksi  yang  terjadi  antara  gugus  reaktif  zat  warna  antara  dengan selulosa dari serat daun nanas aktif
Gambar 7. Kurva Isoterm Adsorbsi Freun- Freun-dlich.

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains dalam bidang ilmu kimia. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Pewarna Tekstil Jenis Procion Red MX-8B; Dwi Astuti, 011810301013; 36 halaman; Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam..

Kondisi optimal dalam proses pewarnaan serat nanas diperoleh pada proses degumming dengan konsentrasi soda kaustik 15 g/l, menggunakan zat warna reaktif dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu kontak (pengadukan) optimum yang dibutuhkan karbon aktif tongkol jagung untuk mengadsorpsi zat warna Rhodamin B adalah 45

Hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa proses pemutihan pulp serat daun nanas didapat kondisi optimum dengan larutan hydrogen peroksida 2 %, waktu perendaman

Penentuan isoterm dilakukan pada kondisi optimum, yaitu pada massa 0,1 g untuk zeolit alam teraktivasi dan 0,1 g untuk zeolit tanpa aktivasi, waktu 90 menit pH

Pewarna Tekstil Jenis Procion Red MX-8B; Dwi Astuti, 011810301013; 36 halaman; Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Grafik penentuan waktu kontak optimum Berdasarkan data pada gambar 4 menunjukan bahwa pada waktu kontak awal yaitu 30 dan 60 menit mengalami kenaikan yang cukup tinggi dengan jumlah