• Tidak ada hasil yang ditemukan

DRAFT PETUNJUK TEKNIS PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN SISTIM DRAINASE PERKOTAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DRAFT PETUNJUK TEKNIS PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN SISTIM DRAINASE PERKOTAAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

DRAFT

DRAFT

PETUNJUK TEKNIS

PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN

SISTIM DRAINASE PERKOTAAN

D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

D I R E K T O R A T P E N G E M B A N G A N P L P

(2)

Daftar Isi

halaman

Daftar Isi... i

Daftar Gambar... iii

1 Pendahuluan... 1

2 Ruang lingkup... 1

3 Istilah dan definisi... 1

4 Prinsip dasar sistim drainase perkotaan... 4

4.1 Sistim drainase major... 5

4.2 Sistim drainase mikro... 5

4.3 Sistim saluran tertutup... 5

4.4 Sistim saluran terbuka... 6

4.5 Bangunan persilangan (gorong-gorong)... 8

4.6 Pintu air ... 9

4.7 Waduk/kolam retensi... 10

4.8 Pompa ... 10

5 Ketentuan... 12

5.1 Ketentuan umum... 12

5.1.1 Pengoperasian sistim drainase perkotaan... 12

5.1.2 Pemeliharaan sistim drainase perkotaan... 13

5.2 Ketentuan teknis... 15

5.2.1 Jenis pekerjaan pemeliharaan saluran... 15

5.2.2 Jenis pekerjaan rutin saluran terbuka primer dan sekunder... 15

5.2.3 Jenis pemeliharaan berkala saluran terbuka prmer dan sekunder ... 16 5.2.4 pelaksanaan perbaikan kerusakan ringan pada saluran terbuka 17 5.2.5 Pemeliharaan saluran terbuka tersier... 18

5.2.6 Pemeliharaan saluran tertutup... 18

5.2.7 Perbaikan saluran tertutup... 18

5.2.7.1 Perbaikan/penggantian tutup lubang manhole ... 18 5.2.7.2 Perbaikan/penggantian tutup pada saluran terbuka yang ditutup ... 19 5.2.8 Pemeliharaan kolam atau waduk retensi... 19

5.2.8.1 Mengangkut sampah dan kayu-kayuan dari waduk/setu/kolam

... 19

5.2.8.2 Mengangkut lumpur sedimen dari kolam retensi ... 19

(3)

... 20

5.2.9 Pemeliharaan pintu air... 20 5.2.9.1 Tata cara membuka dan menutup pintu air

... 20

5.2.9.2 Pemeliharaan pintu air dan saringan sampah

... 21

5.2.9.3 Pemeliharaan kebersihan pintu air dan kolam penenang

... 21

5.2.9.4 Perbaikan ringan pintu air dan saringan sampah ... 21

5.2.9.5 Pemeliharaan pintu klep

... 21

5.2.10 Pemeliharaan pompa... 22 5.2.10.1 Tata cara pengoperasian pompa

... 22

5.2.10.2 Pemeliharaan pompa drainase

... 22

(4)

Daftar Gambar

halaman Gambar 1 Konfigurasi sistim drainase perkotaan (Grigg, 1990) dengan

modifikasi

... ... 4

Gambar 2 Bentuk saluran drainase tertutup

... ... 6

Gambar 3 Saluran bentuk trapesium

... ... 7

Gambar 4 Saluran bentuk segi empat

... ... 7

Gambar 5 Saluran tersier di perumahan

... ... 8

Gambar 6 Bangunan perlintasan gorong-gorong

... ... 8

Gambar 7 Pintu air di saluran drainase

... ... 10

Gambar 8 Waduk yang dilengkapi dengan pompa

... ... 10

Gambar 9 Jenis pompa movable untuk drainase

... ... 11

Gambar 10 Jenis pompa submersible dan pompa sentrifugal

... ... 11

(5)
(6)

Petunjuk teknis pengoperasian dan pemeliharaan

Petunjuk teknis pengoperasian dan pemeliharaan

sistim drainase perkotaan

sistim drainase perkotaan

1

Pendahuluan

Sistim drainase perkotaan yang merupakan salah satu sistim dari infrastruktur perkotaan adalah sama pentingnya dengan keberadaan infrastruktur jalan, air minum dan juga air limbah. Drainase memegang peran penting dalam pengaturan air limpasan hujan di perkotaan yang berpotensi menjadi banjir atau bahkan menjadi cadangan air apabila potensinya dapat dimanfaatkan. Keberadaan sarana drainase kota yang terdiri dari sistim drainase mikro dan makro (yang di antaranya dapat merupakan drainase yang bersifat alamiah) merupakan sarana kota yang fungsi dan keberadaannya haruslah selalu dijaga dan dipelihara untuk menjamin keselamatan dan keamanan manusia dari bahaya banjir sebagai akibat tidak difungsikannya saluran dengan benar. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, perluasan dan pertambahan penggunaan lahan, seyogyanya koreksi atas fungsi dan keberlakuan saluran drainase harus dilakukan.

2

Ruang lingkup

Pedoman ini berisi tentang ketentuan-ketentuan kegiatan operasi dan pemeliharaan sistim drainase perkotaan termasuk operasi dan pemeliharaan seluruh kelengkapan bangunan drainase.

3

Istilah dan definisi

3.1 drainase

prasarana yang berfungsi mengalirkan limpasan air permukaan ke badan air penerima atau ke bangunan resapan bantuan.

3.2 operasi

kegiatan untuk menjalankan atau memfungsikan suatu sistim sesuai dengan tujuannya 3.3

pemeliharaan sistim drainase

kegiatan yang dilakukan untuk menjamin fungsi sarana dan prasarana drainase dapat bekerja sesuai dengan rencana yang ditetapkan

3.4

prasarana drainase perkotaan

seluruh bangunan utama yang memungkinkan sistim drainase dapat berfungsi 3.5

sarana drainase perkotaan

bangunan atau peralatan yang mendukung berfungsinya bangunan utama sistim drainase

(7)

3.6

bangunan persilangan

berfungsi untuk menyalurkan air dari satu saluran ke saluran yang lain yang melintasi suatu bangunan tertentu

3.7 pintu air

bangunan yang digunakan untuk mencegah suatu aliran masuk ke sistim aliran atau kawasan lain

3.8

pompa dan rumah pompa

berfungsi untuk mengangkat air dari elevasi/ketinggian yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi atau memindahkan aliran dari aliran satu ke aliran yang lain

3.9

tanggul banjir

bangunan yang berfungsi untuk memisahkan aliran atau genangan dari satu lokasi dengan lokasi lainnya sehingga tidak berpengaruh satu sama lain

3.10

alat berat pembersih saluran

alat bantu yang berfungsi mengangkat/membersihkan sampah/endapan yang ada dalam saluran untuk diangkut ke tempat pembuangan akhir

3.11

kolam retensi

kolam yang berfungsi untuk menampung air hujan sementara waktu sebelum air dialirkan ke lokasi lain yang operasionalnya dapat dikombinasikan dengan pompa atau pintu air

3.12 polder

sistim penanganan drainase lahan sebagai bentuk kombinasi antara:

a) Sistim tanggul banjir, yang melokalisir areal pelayanan sehingga aliran dari daerah lain tidak dapat masuk atau sebaliknya

b) Sistim pintu air, yang digunakan untuk mencegah masuknya kembali aliran ke dalam saluran drainase, yang terjadi pada saat elevasi muka air di sebelah hulu atau pada saat terjadi air pasang di lokasi-lokasi yang terpengaruh oleh fluktuasi pasang-surut

c) Sistim pompa digunakan untuk mengeluarkan/memindahkan aliran pada saat terjadi pasang, karena elevasi/ketinggian muka air di hilir pintu lebih tinggi dari pada di hulu pintu

3.13

drain inlet atau inlet saluran

lubang tempat masuknya air permukaan untuk dialirkan ke sistim drainase yang ada 3.14

outfall atau titik pelepas

titik akhir sistim drainase sebagai tempat keluarnya air dari saluran-saluran ke sungai, laut atau badan air lainnya.

(8)

3.15

lubang pemasukan (inlet) gorong-gorong

lubang tempat masuknya air ke dalam bangunan gorong-gorong yang letaknya pada bagian hilir gorong-gorong

3.16

lubang pengeluaran (outlet) gorong-gorong

lubang tempat keluarnya air dari bangunan gorong-gorong yang letaknya pada bagian hilir gorong-gorong

3.17

manhole

lubang yang dipergunakan untuk pekerja untuk masuk ke dalam saluran tertutup atau pipa yang ditempatkan pada jarak-jarak tertentu, mudah dijangkau serta menggunakan penutup

3.18

debit rencana saluran atau bangunan

besaran debit yang direncanakan untuk aliran melalui saluran atau bangunan 3.19

bangunan pelengkap

bangunan yang ikut mengatur dan mengendalikan sistim aliran air hujan agar aman dan mudah melewati jalan, belokan dan daerah curam

3.20

daerah genangan

daerah kawasan yang tergenang air akibat tidak berfungsinya sistim drainase; atau juga merupakan daerah genangan alamiah yang hanya tergenang pada saat terjadi banjir

3.21

badan air penerima

sumber air permukaan berupa sungai, laut dan danau; serta di bawah permukaan tanah berupa air tanah dalam akuifer

3.22

saluran primer

saluran yang ukuran dan kapasitasnya jauh lebih besar dari saluran sekunder, bisa juga berupa sungai atau kali yang melintasi dalam kota.

3.23

saluran sekunder

saluran tertutup berada pada lokasi pemukiman yang padat, daerah perkantoran dan pusat perdagangan dengan bentuk bulat, persegi atau trapesium.

3.24

saluran tersier

umumnya berupa saluran terbuka, saluran yang dibuat untuk melayani air permukaan pada lokasi pemukiman yang kurang padat, badan saluran dapat berupa dinding tanah, berlapis lining beton, pasangan batu kali atau dinding beton.

(9)

4 Prinsip dasar sistim drainase perkotaan

Air hujan yang jatuh di suatu daerah perlu dialirkan atau dibuang. Caranya yaitu dengan pembuatan saluran drainase yang dapat menampung air hujan yang mengalir di permukaan tanah tersebut. Sistim saluran drainase di atas selanjutnya dialirkan ke sistim yang lebih besar yaitu ke badan air atau sungai.

Sesuai dengan prinsip sebagai jalur pembuangan maka pada waktu hujan, air yang mengalir di permukaan diusahakan secepatnya dibuang agar tidak menimbulkan genangan-genangan yang dapat menggnggu aktivitas di perkotaan dan bahkan dapat menimbulkan kerugian sosial ekonomi terutama yang menyangkut aspek-aspek kesehatan lingkungan pemukiman kota.

Fungsi dari drainase antara lain adalah:

a) Membebaskan suatu wilayah terutama pemukiman yang padat dari genangan air, erosi dan banjir.

b) Meningkatkan kesehatan lingkungan, bila drainase lancar maka memperkecil resiko penyakit yang ditransmisikan melalui air (water borne disease) dan penyakit lainnya.

c) Dengan sistim drainase yang baik tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan bangunan-bangunan lainnya.

d) Dengan sistim drainase yang terencana maka dapat dioptimalkan pengaturan tata-air; yang berfungsi mengendalikan keberadaan air yang berlimpah pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.

Sistim jaringan drainase di dalam wilayah kota dibagi atas 2 bagian yaitu : drainase utama (major drainage) dan drainase lokal (minor drainage). Konfigurasi sistim drainase perkotaan ditunjukkan dalam gambar berikut ini.

(10)

4.1 Sistim drainase major

Yang dimaksud dengan sistim drainase utama atau drainase makro (major drainage) yaitu sistim saluran yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Biasanya sistim ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Pada umumnya sistim drainase mayor ini disebut juga sebagai sistim saluran pembuangan utama. Sistim ini merupakan penguhubung antara drainase dan pengendalian banjir. Debit rencana dipakai dengan periode ulang lebih besar dari 10 tahun.

4.2 Sistim drainase mikro

Sedangkan drainase mikro adalah sistim saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan dimana sebagian besar di dalam wilayah kota. Secara keseluruhan yang termauk dalam sistim drainase mikro dalah: saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2,5 dan 10 tahun tergantung pada tata guna tanah yang ada. Sistim drainase untuk lingkungan pemukiman lebih cenderung sebagai sistim drainase mikro.

4.3 Sistim saluran tertutup

Sistim ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama untuk kota yang tinggi kepadatannya seperti kota Metropolitan dan kota-kota besar lainnya. Lahan yang tersedia sudah begitu terbatas dan mahal harganya, sehingga kadang-kadang tidak memungkinkan lagi untuk membuat sistim saluran terbuka. Walaupun tertutup sifat alirannya merupakan sifat aliran pada saluran terbuka yang mengalir secara gravitasi. Saluran tertutup ini dapat berupa pipa beton bertulang, besi tuang, tanah liat, plastik (PVC) atau bahan-bahan lain yang tahan karat (korosif). Pemasangannya dilakukan dengan cara menanamkannya beberapa meter di bawah muka tanah dan harus dapat mendukung beban lalu-lintas di atasnya. Untuk saluran yang besar atau apabila kondisi setempat tidak mengijinkan maka sebagai alternatif dapat dipakai box beton bertulang. Biasanya harganya lebih tinggi dan masa pelaksanaannya lebih lama. Untuk keperluan pengawasan pemeliharaannya, pada setiap belokan, perubahan dimensi atau bentuk dan pada setiap pertemuan saluran serta pada setiap jarak 25 – 50 m dibuat bangunan pemeriksa (manhole)

Dengan sistim saluran tertutup ini kemungkinan terhadap penyalahgunaan saluran drainase yang biasanya terjadi seperti tempat pembuangan sampah dapat dihindari serta memungkinkan pemanfaatan permukaan tanah untuk keperluan-keperluan lain.

(11)

Gambar 2 Bentuk saluran drainase tertutup 4.4 Sistim saluran terbuka

Dibandingkan dengan sistim saluran tertutup biaya pembuatan sistim saluran terbuka lebih rendah dan tidak memerlukan teknologi yang begitu rumit sehingga sistim ini cenderung lebih sering digunakan sebagai alternatif pilihan dalam penanganan masalah drainase perkotaan mengingat sistim pemeliharaannya relatif mudah dilakukan. Saluran terbuka cocok dipakai apabila masih tersedia lahan yang cukup. Sistim saluran terbuka ini biasanya direncanakan hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan (sistim terpisah). Namun kebanyakan sistim saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran (gabungan) dimana misalnya sampah dan limbah penduduk dibuang ke saluran tersebut.

Saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata. Penampang saluran ini biasanya dibuat berbentuk trapesium. Namun kadang-kadang mengingat kondisi lapangan misalnya karena keterbatasan lahan yang tersedia sudah tidak memungkinkan lagi maka penampang saluran dibuat persegi. Dasar saluran dapat berupa setengah lingkaran atau datar maupun kombinasi keduanya. Apabila diperlukan, saluran ini dapat juga ditutup dengan plat beton. Tetapi harus dibuat lubang celah pemasukan (drain inlet) agar air dapat mengalir ke dalam saluran.

Berikut adalah bentuk penampang saluran terbuka primer dan sekunder a) Bentuk Trapesium

Bentuk trapesium adalah bentuk penampang saluran yang terbentuk secara alami dimana kemiringan talud mengikuti kemiringan dari jenis tanah asli.

Jenis perkuatan yang digunakan:

(12)

2) saluran trapesium dengan perkuatan plat beton dan balok beton 3) saluran trapesium dengan turap kayu

Gambar 3 Saluran bentuk trapesium b) Bentuk Segi Empat

Bentuk penampang saluran segi empat adalah bentuk yang dibuat, dengan syarat perkuatan talud.

Jenis perkuatan yang digunakan:

1) Saluran segi empat dengan perkuatan talud dari pasangan batu pecah 2) Saluran segi empat dengan perkuatan talud dari beton bertulang 3) Saluran segi empat dengan perkuatan talud site pile beton bertulang 4) Saluran segi empat dengan perkuatan talud dari tiang pancang

Gambar 4 Saluran bentuk segiempat

Saluran Tersier adalah saluran yang menerima aliran air dari rumah tangga dan mengalirkannya ke saluran sekunder. Selain itu juga merupakan saluran kiri kanan jalan yang biasanya dapat distandarisasi dengan ukuran tertentu tergantung dari daerah pengaliran saluran/jalan.

(13)

Gambar 5 Saluran tersier di perumahan

Penampang saluran tersier adalah penampang saluran terkecil dibandingkan dengan saluran lainnya dan berfungsi mengalirkan aliran air hujan dan air limbah rumah tangga.

Saluran tersier umumnya dibuat dari pasangan batu bata, batu pecah dan plat beton.

Bentuk penampang saluran adalah segi empat dengan lantai berbentuk setengah lingkaran atau trapesium.

4.5 Bangunan persilangan (gorong-gorong)

Bangunan persilangan pada saluran drainase perkotaan terdiri dari:

Gorong-gorong adalah saluran yang memotong jalan atau media lain

Siphon adalah saluran yang memotong saluran lainnya atau sungai

Gambar 6 Bangunan perlintasan gorong-gorong

Pada umumnya yang termasuk bangunan drainase perkotaan adalah gorong-gorong dengan bentang pendek kurang dari 6 meter, sedangkan untuk jembatan yang besar diperlukan pedoman tersendiri yang dilakukan oleh Direktorat Bina Marga.

Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil dari pada luas basah saluran di hulu maupun saluran di hilir. Sebagian dari potongan melintang mungkin berada di atas muka air. Dalam hal ini gorong-gorong berfungsi sebagai saluran terbuka dengan aliran bebas. Pada gorong-gorong aliran bebas, benda-benda yang hanyut dapat lewat dengan mudah, tetapi biaya pembuatannya umumnya lebih mahal, dibanding gorong-gorong tenggelam.

(14)

Pada gorong-gorong tenggelam, seluruh pototngan melintang berada di bawah permukaan air. Biaya pelaksanaannya relatif lebih murah, tetapi bahaya tersumbat oleh sampah lebih besar.

Bentuk gorong-gorong terdiri dari bentuk lingkaran yang terbuat dari pipa beton dan bentuk segiempat dari beton bertulang.

Gorong-gorong dari beton bertulang terutama digunakan untuk debit yang besar atau bila diinginkan yang kedap air.

Sarana penunjang lainnya yang ada pada gorong-gorong adalah : a) Saringan sampah di mulut saluran sebelah hulu.

b) Pintu air di inlet yang umumnya terdapat pada inlet siphon.

c) Saluran penenang dihulu (outlet) yang berfungsi sebagai menenangkan aliran agar sedimen mengendap di tempat tersebut.

d) Kolam penenang dihilir sebagai peredam energi kecepatan aliran turbulensi yang keluar dari dalam gorong-gorong atau siphon.

e) Papan duga air (staf gauge) adalah papan dengan lebar 10 cm panjang sesuai kebutuhan dan tebal kira-kira 1 – 1,5 cm. Pada bagian muka diberi angka ukuran meteran yang berfungsi untuk mengetahui turun naiknya permukaan air.

4.6 Pintu air

Pintu air merupakan bangunan pelengkap dari saluran atau bangunan persilangan, kolam retensi dan bangunan bagi. Umumnya pada drainase perkotaan pintu air dipasang pada inlet siphon, inlet dan outlet waduk (kolam retensi) dan di ujung saluran yang berhubungan dengan badan air.

Jenis pintu air yang banyak digunakan adalah: a) Pintu air sorong

Pintu sorong biasanya menggunakan tenaga manusia untuk membuka dan menutup pintu terbuat dari kayu dan direncanakan sedemikian rupa sehingga tekanan air diteruskan ke sponeng, dimana maing-masing balok kayu mampu menahan beban dan meneruskannya ke sponeng. Umumnya pintu sorong memperoleh kekedapannya dari pelat perunggu yang dipasang pada pintu. Pelat-pelat ini juga dipasang untuk mengurangi gesekan.

Jika pintu sorong harus dibuat dari perunggu, sekat dasarnya bisa dibuat dari kayu atau karet.

b) Pintu air otomatis

Adalah pintu air yang dapat menutup sendiri karena menggunakan rantai berat atau kabel baja tegangan tinggi.

Pemilihan pintu air menggunakan tenaga manusia atau mesin tergantung pada ukuran berat pintu, tersedianya tenaga istrik, dan pertimbangan ekonomis. Pintu air juga dilengkapi oleh saringan sampah yang dipasang pada bagian: 1) Hulu (up stream) pintu air sorong

2) Di ujung saluran primer dimana muka air sungai atau badan air lebih tinggi dari muka air di saluran pada waktu sungai banjir.

(15)

Gambar 7 Pintu air di saluran drainase 4.7 Waduk/kolam retensi

Waduk/situ/kolam retensi di dalam kota cukup besar manfaatnya bila dipelihara dengan baik, yaitu:

a) dapat mengurangi besarnya debit aliran (run off) di saluran

b) dapat menjadi tempat rekreasi masyarakat jika di sekitarnya ditata menjadi taman

Jenis waduk di berbagai kota terdapat berbagai ukuran baik luas maupun kedalamannya. Bila dilihat dari luasnya maka:

a) yang ukurannya luas sekali sampai ratusan hektar diberi nama waduk b) yang ukurannya lebih kecil dinamakan setu

c) yang lebih kecil dari setu dinamakan kolam retensi

Gambar 8 Waduk yang dilengkapi dengan pompa 4.8 Pompa

Untuk mengeringkan air hujan dari suatu derah yang luas di daerah perkotaan diperlukan pompa-pompa berdiameter besar untuk menanggulangi jumlah air yang banyak.

Head yang diperlukan umumnya rendah sehingga sering dipakai pompa aksial atau aliran campur. Sebagai penggerak digunakan motor diesel, karena jumlah kerjanya

(16)

pertahun sangat rendah dan juga karena pompa ini harus tetap dapat bekerja bila listrik padam.

Menurut jenis impeler ada 2 (dua) macam pompa yaitu: a) Pompa sentrifugal

Adalah pompa yang mempunyai konstruksi sedemikian rupa hingga aliran zat cair yang keluar dari impeler akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros pompa.

b) Pompa aksial (aliran campur)

Campuran aliran yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan kerucut di dalam pompa ini.

Dilihat dari segi penempatan pompa terdiri dari: a) Pompa di atas permukaan air (di darat)

b) Pompa tenggelam di dalam air (submersible pump)

Gambar 9 Jenis pompa movable untuk drainase

Gambar 10 Jenis pompa submersible dan pompa sentrifugal Fungsi pompa air adalah:

Secara umum pompa air dapat dipakai untuk memindahkan air dari satu tempat ke tempat yang lain yang tidak mungkin dilakukan dengan sistim gravitasi.

(17)

5 Ketentuan

5.1 Ketentuan umum

Ketentuan umum yang harus dipenuhi meliputi beberapa hal sebagai berikut:

a) Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal sebelum pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan diperlukan kegiatan perencanaan pemrogram dan analisis biaya

b) Perencanaan merupakan tahap penyusunan konsep awal kerja di bidang operasi dan pemeliharaan

c) Pemrograman adalah tahap penyusunan rencana kerja rinci berikut kriteria dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan opeasi dan pemeliharaan

d) Analisis biaya adalah pembuatan perkiraan biaya operasional dari seluruh aspek yang terkait dengan kegiatan operasi dan pemeliharaan

e) Sebagai pelaksana kegiatan operasi dan pemeliharaan adalah penanggung jawab saluran drainase yang disusun dengan struktur organisasi kerja dan tanggung jawab yang jelas

5.1.1 Pengoperasian sistim drainase perkotaan

Sistim drainase perkotaan akan beroperasi berdasarkan fungsi dan operasional seluruh subsitim yang direncanakan meliputi:

1) Saluran yang berfungsi untuk menyalurkan air dari suatu tempat ke tempat lain dengan ketentuan teknis:

a) Klasifikasi sistim saluran yang terdiri dari:

i) Saluran terbuka, dengan jenis penampang trapesium, bujur sangkar, segitiga, setengah lingkaran dan lain-lain

ii) Saluran tertutup berbentuk bulat (pipa) atau bujur sangkar (box

culvert)

b) Sistim atau tata saluran direncanakan sebagai satu kesatuan pola penanganan drainase perkotaan yang dimulai dari inlet saluran (drain

inlet) hingga ke titik pelepasan (outfall)

c) Saluran direncanakan dengan dimensi tertentu untuk dapat menampung beban drainase permukaan atau kawasan, hingga luas penampang bawah yang diperlukan harus tetap dipertahankan.

d) Prinsip utama operasional saluran adalah untuk mengalirkan air permukaan dari suatu kawasan ke titik pelepasan (outfall) sedapat mungkin ditahan dulu dalam kolam, bangunan resapan alam/buatan agar mengisi air tanah (drainase berwawasan lingkungan)

2) Bangunan perlintasan diperlukan pada titik silang pertemuan antara saluran alam atau saluran buatan dengan alinemen jalan yang diklasifikasikan menjadi: a) Gorong-gorong (culver) atau jembatan kecil dengan ketentuan sebagai

berikut:

i) Digunakan apabila bentang < 6 m

ii) Lubang pemasukan dan pengeluaran gorong-gorong boleh dalam kondisi tenggelam guna menambah kapasitas hidrauliknya

iii) Mampu mengalirkan air permukaan melintas/keluar dari daerah kawasan jalan (ROW) dalam hal ini dapat menjamin kelancaran debit rencana

iv) Mampu memikul beban pada waktu pelaksanaan proyek yang mencakup beban lalu lintas jalan dan beban tanah

b) Jembatan dengan ketentuan:

i) Digunakan apabila bentang < 6 m

(18)

hal-3) Pintu air dioperasikan pada kondisi tertentu dengan ketentuan meliputi: a) Pintu ditutup penuh pada saat elevasi muka air di sebelah hilir pintu lebih

tinggi daripada elevasi muka air di saluran drainase

b) Pintu dibuka penuh pada saat elevasi muka air di sebelah hilir pintu lebih rendah daripada elevasi muka air di saluran drainase

c) Untuk lebih mengoptimalkan fungsi pintu air sebagai bangunan pelengkap sistim drainase maka jika memungkinkan pada setiap posisi pintu air dilengkapi dengan pompa.

4) Pompa dan rumah pompa merupakan bangunan pelengkap dengan ketentuan operasional meliputi:

a) Dioperasionalkan pada kondisi tertentu yang berfungsi untuk mempercepat pengaliran pada:

i) Daerah genangan untuk dimasukkan ke dalam jaringan saluran drainase atau badan air penerima

ii) Outfall drainase, akibat naiknya elevasi permukaan air disebelah hilir

karena debit banjir atau pengaruh pasang surut sehingga sistim gravitasi tidak dapat berfungsi dengan baik

iii) Kolam tandon (retensi) untuk dialirkan ke jaringan saluran drainase atau badan air penerima

b) Digunakan secara kombinasi dengan pintu air pada titik-titik outfall saluran drainase, agar sistim yang direncanakan dapat berfungsi optimal

c) Sebagai penggerak digunakan tenaga listrik serta disediakan diesel sebagai cadangan apabila listrik padam pada waktu-waktu tertentu yang dibutuhkan. 5) Tanggul banjir, dalam operasionalnya akan berfungsi dengan ketentuan:

a) Melindungi suatu wilayah dalam perkotaan dari limpasan air akibat banjir pada sungai atau naiknya permukaan air laut akibat pasang/surut

b) Untuk lebih mengoptimalkan fungsi tanggul banjir sebagai salah satu bangunan pelengkap sistim drainase maka pelaksanaan operasionalnya dapat dikombinasikan dengan sistim pompa

6) Alat pembersih saluran, terdiri dari truk dan alat berat lainnya seperti

hydraulic excavator dengan ketentuan operasional:

a) Membersihkan/mengangkat sampah yang ada dalam saluran dan dilakukan pada lokasi penimbunan seperti pada filter penangkap sampah atau lokasi yang membutuhkan

b) Membersihkan/mengangkat endapan lumpur atau pasir yang ada pada dasar saluran, terutama pada lokasi bangunan penangkap pasir

c) Mengangkat sampah dan sedimen ke dalam truk pengangkut untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir

7) Bangunan penangkap pasir atau sedimen (sediment trap) dioperasionalkan dengan ketentuan:

a) Pengendapan dilakukan dengan melewati aliran pada bangunan tertentu yang mempunyai kemiringan dasar relatif kecil atau datar, sehingga terjadi aliran kecepatan minimum

b) Bangunan penangkap pasir atau sedimen digunakan pada daerah tertentu yang alirannya banyak mengandung endapan layang maupun dasar.

8) Bangunan terjun dioperasionalkan dengan ketentuan;

a) Ditempatkan pada jalur saluran dengan kemiringan eksisting yang kritis dan curam, sehingga kriteria batas maksimum dapat dipertahankan

b) Untuk meredam energi akibat terjadi aliran jatuh bebas, maka dalam struktur bangunan terjun akan dilengkapi dengan kolam olahan

c) Operasional bangunan terjun dilakukan dengan sistim gravitasi

9) Kolam tandon merupakan tampungan sementara dengan ketentuan operasional:

(19)

b) Penampungan sementara dapat dilakukan berkaitan dengan pengaruh naiknya muka air di jaringan saluran atau badan air penerima, akibat banjir atau pasang surut.

c) Untuk lebih mengoptimalkan fungsi kolam tandon, dalam pelaksanaan operaionalnya dapat dikombinasikan dengan sistim pompa atau pintu air. 10) Polder dioperasionalkan dengan ketentuan:

a) Menggunakan sistim tanggul banjir sehingga aliran dari daerah lain tidak dapat masuk dan begitu juga sebaliknya

b) Pada saat permukaan air di badan air penerima naik akibat banjir atau pasang, pintu air ditutup guna mencegah aliran dari bawah ke dalam saluran atau kawasan polder

c) Pada saat permukaan air surut, pintu air akan dibuka dan aliran air dapat dialirkan secara gravitasi

d) Sistim pompa digunakan untuk mempercepat proses pengeluaran/ pemindahan aliran dari kawasan polder ke badan air penerima, pada saat permukaan air naik akibat banjir atau pasang, genangan air yang terjadi dapat direduksi.

11) Drain inlet yang ditempatkan pada titik-titik kawasan tertentu seperti jalan,

pemukiman dan perkantoran dioperasionalkan dengan ketentuan: a) Sebagai lubang pemasukan awal sistim drainase

b) Ditempatkan pada posisi lebih rendah dari kawasan yang akan dilayani c) Dilengkapi dengan kisi penyaring sampah, untuk menyaring sampah masuk

ke dalam sistim jaringan d) Tipe drain inlet diklasifikasikan:

i) Saluran samping jualan yang menampung beban aliran permukaan jalan serta daerah sekitarnya

ii) Bak penangkap air permukaan (catch basin) yang jenisnya terdiri dari:

o inlet got tepi (gutter inlet)

o inlet batu tepi (curb inlet), yang biasa digunakan untuk trotoar jalan

iii) Pipa samping adalah pipa yang menghubungkan antara catch basin dan pipa riol air hujan yang terletak di bawah jalan

12) Outfall atau titik pelepas merupakan bangunan tempat pelepasan aliran air

dari jaringan drainase ke badan air penerima dengan ketentuan:

a) Bila elevasi dasar pembuangan berada di atas elevasi muka air di badan air penerima sepanjang tahun, digunakan sistim gravitasi murni.

b) Bila elevasi dasar pembuangan berada di bawah elevasi muka air di badan air penerima pada periode-periode tertentu, digunakan kombinasi sistim gravitasi dan pintu air.

c) Bila elevasi dasar pembuangan berada di bawah elevasi muka air di badan air penerima sepanjang tahun, digunakan sistim kombinasi antara pintu air dan pompa.

5.1.2 Pemeliharaan sistim drainase perkotaan

Pemeliharaan sistim drainase perkotaan mencakup bentuk pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan untuk menjaga tetap berfungsinya sistim drainase yang ada. Untuk itu diperlukan kegiatan atau langkah tindak yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada prasarana dan sarana drainase, yang terdiri dari:

a) Pengenalan setiap bagian prasarana dan sarana sistim drainase

b) Inspeksi dan dokumentasi terhadap prasarana dan sarana sebagai masukan dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pemeliharaan yang terdiri informasi atas:

(20)

2) Potongan melintang saluran

3) Kondisi gorong-gorong

4) Kondisi drain inlet, pintu air outfall

5) Debit dan kondisi pompa

6) dll

c) Berdasarkan dokumentasi yang dibuat lebih lanjut disusun program pemeliharaan dan perbaikan

d) Untuk mengontrol dan mengendalikan program yang disusun dilakukan supervisi pelaksanaan program sekaligus sebagai wadah memperbaiki dokumentasi prasarana dan sarana yang ada.

Pemeliharaan sistim drainase perkotaan dapat dikategorikan menjadi:

a) Pemeliharaan rutin yaitu bentuk kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara terus menerus sepanjang tahun di bawah koordinasi penanggung jawab sistim drainase dengan lingkup pekerjaan dilaksanakan:

1) Dilaksanakan oleh staf lapangan untuk: i) Penjaga pintu air

ii) Penjaga pompa iii) Pekerjaan saluran

2) Dilaksanakan swakelola di bawah pengawasan staf yang ditunjuk oleh penanggung jawab drainase

b) Pemeliharaan berkala, mencakup urutan:

1) Penanganan pengerukan lumpur/sedimen di saluran, 2) Normalisasi penampung saluran,

3) Pemeliharaan berkala pintu air dan bangunan 4) Perbaikan kantor dan perumahan

5) Pergantian peralatan dan suku cadang alat mekanis 6) Pekerjaan tertunda tahun sebelumnya

c) Pemeliharaan darurat terbatas pada perbaikan sementara saluran maupun bangunan pelengkap yang mendesak untuk ditangani karena secara fisik dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan berkaitan dengan:

1) Tidak berfungsinya sistim secara optimal

2) Membahayakan bagi jiwa manusia, harta benda serta prasarana-sarana perkotaan lainnya

5.2 Ketentuan teknis

5.2.1 Jenis pekerjaan pemeliharaan saluran Ada 4 (empat) macam pekerjaan pemeliharaan yaitu:

a) Pemeliharaan rutin adalah pekerjaan yang selalu dilakukan berulang-ulang pada waktu tertentu, misalnya setiap hari.

b) Pemeliharaan berkala merupakan pekerjaan yang dilakukan pada waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, sebulan sekali atau setahun sekali.

c) Pemeliharaan khusus dapat dilakukan apabila saluran mengalami kerusakan yang sifatnya mendadak.

d) Rehabilitasi, dilakukan apabila saluran mengalami kerusakan yang menyebabkan aliran tidak sesuai lagi dengan debit banjir.

5.2.2 Jenis pekerjaan rutin saluran terbuka primer dan sekunder a) Jenis pemeliharaan

Mengangkut sampah yang hanyut

(21)

b) Cara pelaksanaan

Membersihkan saluran dari sampah dan tumbuh-tumbuhan pada saluran yang berpenampang lebar dan dalam.

Persiapan

Peralatan yang diperlukan: perahu dengan kapasitas 2 (dua) orang; dayung; serokan; tali; gergaji; karung plastik; gerobak dorong; pikulan dan alat angkut (truck). Sedangkan sumber daya manusia terbagi menjadi regu dengan setiap regu terdiri atas 1 (satu) mandor dan 7 – 10 pekerja.

Pelaksanaan:

o Melakukan penjelasan terhadap para pekerja tentang tata cara maupun segala sesuatu pekerjaan yang akan dikerjakan

o Angkat sampah dan tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan perahu pada saluran primer yang dalam dan lebar dengan menggunakan jaring kecil oleh dua orang petugas

o Tarik pohon-pohon yang hanyut dan angkat, apabila kayunya besar sebaiknya dipotong-potong lebih dahulu dengan gergaji

o Angkat sampah dari dalam perahu ke tepi saluran dan masukkan ke dalam karung plastik

o Pikul karung yang telah di isi sampah/tumbuhan apabila lokasi alat angkut seperti dump truck dan lainnya dekat dengan lokasi pekerjaan atau dengan menggunakan gerobak dorong apabila lokasi tempat bekerja dekat dengan jalan yang dapat dilewati kendaraan

o Bawa sampah tersebut ke tempat pembuangan yang telah ditentukan 5.2.3 Jenis pemeliharaan berkala saluran terbuka primer dan sekunder

a) Jenis Pemeliharaan

Mengangkat sedimen yang ada di saluran, umumnya dilakukan satu musim sekali, biasanya pada musim kemarau.

b) Cara melaksanakan Pemeliharaan Berkala

Membersihkan sedimen dalam saluran primer dan sekunder berpenampang lebar pada saat kering.

Persiapan

Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu bergagang, gerobak dorong roda satu, karung plastik, tali rafia, golok, palu, kendaraan sebagai alat angkut, gergaji mesin, gergaji tangan dan tali tambang sedangkan sumber daya manusia dibutuhkan setiap regu kerja terdiri dari 1 (satu) mandor dengan 10-12 orang pekerja.

Cara pelaksanaan

Jumlah regu bergantung dengan kebutuhan yang diperlukan dan cara pelaksanaan sebagai berikut:

o Lakukan penjelasan dan pengarahan sebelum pakerjaan dimulai o Cangkul sedimen ke pinggir saluran oleh sebagian pekerja dan bila

dalamnya saluran lebih dari 2 (dua) meter gunakan katrol untuk mengangkat sedimen ke atas

o Masukan sedimen ke dalam karung plastik oleh dua orang pekerja dimana pekerjaan dimulai dari hilir ke arah hulu sekalipun pekerjaan dilaksanakan oleh beberapa regu

(22)

o Pikul sedimen ke dekat dump truck jika dekat saluran atau menggunakan gerobak dorong seperti beroda tinggal jika jauh

o Naikkan ke atas dump truck dan buang ke tempat pembuangan akhir. 5.2.4 Pelaksanaan perbaikan kerusakan ringan pada saluran terbuka

a) Perbaikan kerusakan ringan pada saluran primer dan sekunder dari pasangan batu.

Dasar saluran primer dan sekunder yang lebarnya lebih dari 7 (tujuh) meter, dasar salurannya umumnya adalah dari tanah. Oleh karena itu perbaikan hanya pada dinding saluran yang salah satunya diakibatkan oleh penurunan atau kerusakan pada pondasi.

1) Persiapan

Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu bergagang, gerobak dorong roda satu, karung plastik, golok, palu dan gergaji tangan. Sedangkan bahan adalah semen, pasir, batu belah, kotak adukan, waterpass dan sendok tembok.

2) Tahap Pelaksanaan

Bersihkan bagian yang rusak

Pada tanah di bagian belakang yang akan dibersihkan

Siapkan batu belah, pasir, semen dan kotak kayu sebagai tempat adukan

Buat tanggul penahan air di tempat kerja dengan memasang karung-karung pasir dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah liat

Buang air di bagian dalam tanggul agar tempat bekerja menjadi kering

Buat adukan dengan perbandingan 1 (satu) ember semen dengan 2 (dua) pasir di pinggir saluran

Pasang pasangan batu belah dan buat siar timbul dan rapihkan kembali sisa-sisa adukan yang tidak terpakai

Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering dengan mengangkut karung-karung pasir sebagai tanggul

Naikkan benda dan peralatan serta karung-karung pasir yang sudah tidak terpakai lagi.

b) Perbaikan saluran pada dinding Plat Beton dan Pondasi pada Saluran Primer Dasar saluran primer yang lebar, umumnya adalah tanah tanpa pasangan. Tujuannya agar dapat meresap ke dalam tanah. Oleh karena itu perbaikan hanya pada dinding saluran yang rusak atau pecah karena pondasinya rusak. 1) Persiapan

Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu bergagang, gerobak dorong roda satu, karung plastik, golok, palu dan gergaji tangan. Sedangkan bahan adalah semen, pasir, batu belah, kerikil/split, kotak adukan, waterpass dan sendok tembok. Dan tenaga kerja adalah tukang batu, tukang kayu dan pembantu tukang.

(23)

o Hancurkan blok plat beton yang rusak, bongkar dan bersihkan dengan palu dan sikat.

o Buat cetakan sesuai dengan ukuran yang rusak tersebut.

o Buat tanggul penahan air di tempat kerja dengan memasang karung-karung pasir dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah liat. o Buang air di bagian dalam tanggul agar tempat bekerja menjadi

kering.

o Angkut material dan peralatan ke lokasi yang akan diganti plat betonnya.

o Buat adukan beton tulang 1 semen : 2 pasir : 4 kerikil (split)

o Cor cetakan plat beton yang telah dipasangi besi beton sesuai dengan ukuran menggunakan campuran 1 semen : 3 pasir : 3 split. o Keringkan coran beton minimal 7 hari

o Angkat plat beton yang sudah kering minimal 7 hari setelah pengecoran ke lokasi yang rusak

o Letakkan plat beton pengganti pada bagian yang rusak dengan mengisi spesi adukan 1 semen : 3 pasir

o Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering dengan mengangkut karung-karung pasir sebagai tanggul

o Naikkan benda dan peralatan serta karung-karung pasir yang sudah tidak terpakai lagi

5.2.5 Pemeliharaan saluran terbuka tersier Ada 2 (dua) cara pemeliharaan saluran tersier yaitu :

a) Gotong royong oleh masyarakat untuk saluran di lingkungan permukiman atau di dalam lingkungan perumahan (drainase lokal)

b) Dilakukan oleh pemerintah daerah kota/kabupaten. 5.2.6 Pemeliharaan saluran tertutup

1) Persiapan

Peralatan yang digunakan adalah cangkul, pompa, tangga, tali, katrol, sepatu boat, topi kerja, linggis, ember dan masker.

2) Tahap Pelaksanaan

o Bersihkan bagian yang rusak dengan memeriksa manhole untuk mengetahui dimana tempat sumbatan, ciri-ciri lokasi lubang yang tersumbat adalah lubang kontrol di sebelah hulu penuh dengan air sedangkan lubang kontrol yang hilir keadaan kering.

o Turunkan tangga pada manhole yang kering.

o Sebagian pekerja memompa air di manhole yang penuh air untuk mendorong sampah yang menyumbat

o Naikkan ke dalam dump truck karung sampah yang sudah diikat. o Buang sampah dari manhole ke tempat yang sudah ditentukan 5.2.7 Perbaikan saluran tertutup

5.2.7.1 Perbaikan/penggantian tutup lubang manhole Tahap pelaksanaan:

(24)

b) Bahan yang diperlukan semen pc, kerikil/split, papan, kaso, besi beton, cangkul dan sendok tembok

c) Buat cetakan tutup manhole

d) Pasang besi beton sesuai dengan kebutuhan

e) Buat adukan coran beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil/split

f) Corkan adukan ke dalam cetakan

g) Bukalah papan cetakan adukan setelah coran berumur minimal 7 hari

h) Pasang tutup manhole ke tempatnya

i) Rapihkan bekas dan peralatan pembuatan tutup manhole

5.2.7.2 Perbaikan/penggantian tutup pada saluran terbuka yang ditutup Tahap pelaksanaan :

a. Ukurlah tutup saluran yang rusak

b. Bahan yang diperlukan semen pc, pasir, kerikil/split, papan, kaso, besi beton, cangkul dan sendok beton

c. Buat cetakan tutup saluran

d. Pasang besi beton sesuai kebutuhan

e. Buat adukan coran beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil/split

f. Corkanlah adukan ke dalam cetakan

g. Bukalah papan cetakan adukan setelah coran berumur minimal 7 hari

h. Pasang tutup saluran ke tempatnya

i. Rapihkan bekas peralatan pembuatan tutup saluran 5.2.8 Pemeliharaan kolam atau waduk retensi

5.2.8.1 Mengangkat sampah dan kayu-kayuan dari waduk/setu/kolam 1) Persiapan

Peralatan yang digunakan adalah cangkul, sekop, karung plastik, tali rafia, gerobak dorong satu roda, palu, garpu, jaring, perahu, dayung, baju, pelampung, sepatu boat, topi pengaman, gergaji kayu, alat katrol dan alat angkut.

2) Tahap pelaksanaan:

o Gunakan perahu yang dapat membawa minimal 2 (dua) petugas pendayung dan pengangkat sampah

o Angkat sampah terapung dan gulma ke dalam perahu dengan serokan o Tarik dengan tali kayu-kayu besar ke pinggir kolam yang sulit dimasukan ke

perahu

o Potong dengan gergaji pohon-pohon dan ranting-ranting yang sulit diangkat dari kolam tersebut

o Ambil sampah yang ada saringan sampah mulut inlet o Masukkan sampah ke dalam karung plastik dan ikat

o Angkut sampah tersebut dengan pikul jika lokasi waduk dekat dengan jalan yang dapat dilalui dump truck atau dengan gerobak dorong beroda tunggal bila lokasi waduk jauh dari jalan

o Angkut sampah ke dalam truk dan buang ke tempat pembuangan akhir 5.2.8.2 Mengangkat lumpur sedimen dari kolam retensi

1) Persiapan

Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu yang bisa digotong 2 (dua) orang, katrol, paku, karung plastik, tali rafia, tangga

(25)

kayu/bambu, sepatu boat, topi pengaman, gergaji kayu, alat katrol dan alat angkut. Sedangkan tenaga disiapkan tiap regu terdiri dari 1 (satu) mandor dan 7 pekerja.

2) Tahap pelaksanaan

o Tutup pintu di mulut pemasukan (inlet) o Buak pintu pada pengeluaran (outlet) o Siapkan 2-3 regu

o Gali lumpur pada kolam dimulai dari pinggir kolam masing-masing regu menuju ke tengah kolam

o Masukkan sedimen yang sudah berada di pinggir kolam ke dalam karung palstik dan ikat

o Naikkan karung plastik tersebut dengan katrol ke atas

o Pikul karung tersebut ke dekat alat angkut (dump truck) bila dekat lokasinya atau dengan gerobak bial lokasi kolam jauh dari jalan

o Naikkan karung plastik sedimen ke dalam dump truck dan buang pada tempat pembuangan yang telah ditentukan

5.2.8.3 Perbaikan dinding kolam yang rusak 1) Persiapan

Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu yang bisa digotong 2 orang, katrol, paku, karung plastik, tali rafia, tangga kayu/bambu, sepatu boat, topi pengaman, gergaji kayu, alat katrol dan alat angkut. Sedangkan tenaga disiapkan tiap regu terdiri dari 1 (satu) mandor dan 7 (tujuh) pekerja dan bahan material untuk perbaikan yaitu pasangan batu kali; adukan pasangan dengan perbandingan 1 pasir : 2 semen ; adukan untuk cor beton perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3-4 split.

2) Tahap pelaksanaan:

o Bersihkan bagian yang rusak

o Padatkan tanah dasar tempat yang akan diperbaiki

o Buat tanggul penahan air di tempat kerja dengan memasang karung pasir dua lapis yang diantaranya diisi tanah liat

o Buang air bagian dalam tanggul agar kering di tempat bekerja o Buat adukan di pinggir kolam 1 ember semen : 2 pasir

o Pasang pasangan batu belah dan buat siar tmbul o Rapihkan kembali sisa adukan yang tidak terpakai

o Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering o Dengan mengangkat karung pasir sebagai tanggul

o Naikkan benda dan peralatan serta karung pasir yang sudah tidak terpakai lagi.

5.2.9 Pemeliharaan pintu air

5.2.9.1 Tata cara membuka dan menutup pintu air 1) Langkah kerja operasi pintu air

o Buka kunci (gembok) pada pemutar pintu air

o Tutup pintu air apabila saluran atau waduk akan dikeringkan

o Bukalah pintu air apabila tinggi muka air di saluran atau waduk melampaui tinggi jagaan

(26)

o Bila muka air sudah hampir limpas maka pintu air harus dibuka agar air tidak merusak tanggul waduk/saluran

2) Membuka dan menutup pintu air di percabangan saluran

o Apabila salah satu saluran yang tidak berpintu muka airnya hampir mendekati bibir saluran maka bukalah pintu air agar aliran terbagi lewat pintu percabangan

o Bukalah pintu air penggelontoran agar kotoran di saluran atau air yang berbau busuk dapat dihanyutkan

o Tutup kembali pintu setelah penggelontoran selesai 5.2.9.2 Pemeliharaan pintu air dan saringan sampah 1) Peralatan dan bahan

Peralatan sebagai berikut: kuas cat dan pengerok cat; sedangkan bahan yang diperlukan pelumas, ampelas, cat dan dempul/plamir.

2) Pelaksanaan:

o Lumuri dengan pelumas (gemuk/stempet) stang ulir, gigi penggerak dan gigi stir

o Periksa bagian pintu air dan saringan sampah yang berkarat o Bersihkan bagian pintu dan saringan sampah

o Laburkan pelamir agar permukaan plat menjadi rata o Lakukan pengecatan dengan cat anti karat

5.2.9.3 Pemeliharaan kebersihan pintu air dan kolam penenang Langkah kerja :

o Gunakan galah yang di ujungnya dipasang cangkul garpu o Tarik sampah ke atas dengan galah tersebut

o Masukkan tumpukkan sampah ke dalam karung plastik

o Bawa karung plastik sampah dengan dipikul atau gerobak dorong ke dalam alat angkut (dump truck)

o Buang sampah pada tempat pembuangan yang sudah ditentukan 5.2.9.4 Perbaikan ringan pintu air dan saringan sampah

Perbaikan dilakukan pada bagian yang rusak oleh karat maupun oleh benda-benda hanyut lainnya.

Langkah kerja:

o Lakukan perbaikan pada musim kemarau o Pasang balok penyekat di sebelah hulu pintu o Pasang balok penyekat disebelah hilir

o Isi di antara tiap-tiap balok penyekat dengan dengan tanah liat hingga kering pada bagian rongga pintu

o Siapkan bahan sebagai berikut : plat baja dan baja kanal/baja U; sedangkan alat sebagai berikut : alat pengelas dan tabung gas karbit

o Potong bagian yang rusak dengan alat pengelas

o Potong baja atau balok baja yang akan digunakan untuk mengganti yang rusak dengan alat pengelas

o Ganti bagian yang rusak tersebut

o Lakukan proses pengecatan seperti di atas

(27)

o Rapihkan semua peralatan dan bahan yang tak terpakai serta bawa ke tempat penyimpanan yang telah ditentukan

5.2.9.5 Pemeliharaan pintu klep

Pintu klep terdiri dari: baja plat dengan rangka baja kanal untuk saluran koker dan baja cor untuk bentuk bundar.

Langkah pekerjaan :

o Siapkan bahan seperti pelumas dan cat anti karat

o Lumuri poros pintu atau engsel pintu dengan gemuk/stempet

o Angkatlah dan tutup pintu untuk mengetes macet tidaknya pintu atau engsel o Angkat pintu dan beri tunjangan

o Bersihkan bagian yang berkarat dengan kertas gosok/ampelas o Catlah seperti pintu sorong

5.2.10 Pemeliharaan pompa

Institusi pengelola pompa harus jelas organisasinya, sebab sifatnya non komersial sehingga dibutuhkan sumber daya manusia dan dana. Sedangkan instalasi pompa air terdiri dari: rumah pompa sedangkan bangunan penunjang antara lain kolam penenang, saringan sampah, pipa inlet, pipa outlet dan pintu air di inlet dan outlet. Operator pompa bergantung dari jumlah dan sistim pengoperasian, seperti pompa tunggal dibutuhkan operator minimal 2 orang sedangkan dengan 2 pompa tergantung dari sistim yang digunakan yaitu bila kendali terpusat cukup 2-3 orang operator dan kendali terpisah minimal 2 orang operator setiap pompa.

Untuk tenaga penggerak dapat berasal dari listrik PLN yang dapat menjamin 24 jam dan dari listrik pembangkit lokal (diesel)

5.2.10.1 Tata cara pengoperasian pompa Tata cara pengopersian pompa yaitu:

o Perhatikan ketinggian minimum muka air pada papan duga air di kolam penenang

o Menghidupkan mesin pompa, apabila ketinggian minimum dilampaui dan hujan masih belum reda maka tekan tombol untuk menghidupkan mesin pompa, masukkan gigi koplingnya secara teratur

o Pengaturan kapasitas: aturlah besar kecil bukaan katup (klep) penahan air; aturlah kecepatan yang masuk sama dengan yang air yang dipompa keluar o Matikan mesin pompa apabila permukaan air dalam inlet telah turun pada

ketinggian minimal pemompaan dengan mengurangi kecepatan mesin

o Tutup klep secara perlahan sampai pada tidak tidak terdengar bunyi benturan air o Matikan mesin pompa dengan menekan tombol listrik

5.2.10.2 Pemeliharaan pompa drainase 1) Pemeriksaan pendahuluan

o Bersihkan saringan sampah pada saringan sampah inlet o Bersihkan lubang isap pompa air pada endapan lumpur

(28)

kabel-o Periksalah perlengkapan penunjang seperti lampu-lampu di ruangan tidak ada yang mati

o Periksa minyak pelumas bantalan dan gemuk (stempet) harus pas ukurannya

o Periksa putaran poros dan putar dengan tangan harus halus sebagai pertanda belum ada ada yang aus

o Periksalah kualitas dan kuantitas air pendingin harus sesuai dengan baik dan tidak

o Periksalah kualitas dan kuantitas air pendingin harus sesuai dengan persyaratan

o Periksa katup sorong pada pipa isap, pastikan keadaan terbuka penuh o Karena pompa drainase secara umum adalah pompa aksial maka katup

keluar harus dalam keadaan terbuka penuh 2) Pemeriksaan kondisi operasi

o Perhatikan tekanan keluar dan tekanan isap harus sesuai atau mendekati harga yang telah ditetapkan dan takkan harus tetap (stabil)

o Periksalah kebocoran packing pada sambungan pipa

o Periksalah bantalan poros mesin jangan sampai ada yang bocor

o Periksalah bantalan poros pompa antara mesin dan pompa (aksial) jangan ada yang bocor

o Periksalah getaran dan bunyi, getaran harus sehalus mungkin dan tidak menimbulkan bunyi yang aneh

Gambar

Gambar 1 Konfigurasi sistim drainase perkotaan (Grigg, 1996) dengan modifikasi
Gambar 2  Bentuk saluran drainase tertutup
Gambar 4  Saluran bentuk segiempat
Gambar 5   Saluran tersier di perumahan
+3

Referensi

Dokumen terkait

This Learning Brief considers the issues and challenges that are emerging around monitoring, veriication and certiication as CLTS is being used at scale.. Whilst there has

Par ailleurs, le renforcement des capacités du personnel nécessite un lien avec des incitations telles que l ’ évolution de carrière et les augmentations de salaires, par le biais

Observasi yang dimaksudkan di sini berbeda dari catatan anekdot (anecdotal record). Catatan anekdot tidak terencana dan merekam suatu peristiwa hanya apabila peristiwa

Namun disisi lain Abdul Halim Hasan Binjai juga memakai metode maudu‘i, yakni metode yang membahas ayat-ayat al-Quran sesuai dengan tema atau judul yang telah

Pada mikrokontroler ini, sudah terdapat kebutuhan minimal agar mikroprosesor dapat bekerja, yakni memiliki mikroprosesor (CPU), ROM, RAM, I/O, dan clock seperti

Stres merupakan salah satu yang mewarnai interaksi individu dengan lingkungannya.Stres muncul pada individu bila berhadapan dengan tuntutan yang melampaui sumber

Tujuan dari penelitian Perancangan sistem informasi kesiswaan berbasis sms gateway di SMP Negeri 9 Berau Kalimantan Timur ini salah satunya ialah untuk meningkatkan layanan

Sensor cahaya digunakan untuk mendeteksi benda yang tidak bergerak serta tidak mempunyai suhu panas, bekerja saat pancaran sinar infra red tidak sampai pada potodioda sehingga