• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

29

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Nampu dan Sekolah Dasar Negeri 01 Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Kedua sekolah ini merupakan sekolah dasar inti. Subyek dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua kelompok. Sekolah Dasar SDN 01 Nampu sebagai kelas eksperimen dengan subyek penelitian Siswa Kelas V sebanyak 24 siswa. Sedangkan Sekolah Dasar Negeri 01 Jetis sebagai kelas kontrol dengan subyek penelitian sebanyak 28 siswa. Di ruangan kelas kedua sekolah dasar tersebut mempunyai posisi tempat duduk 1 meja untuk 2 siswa, ruangan cukup luas dan terang sehingga para siswa dapat belajar dengan nyaman.

Letak Sekolah di wilayah Grobogan. Sekolah Dasar Negeri 01 Nampu merupakan SD Inti terletak di desa Nampu. Sekolah tersebut terletak di tepi jalan raya desa Nampu. Di depan Sekolah Dasar Negeri 01 Nampu terdapat Sekolah Dasar Negeri 02 Nampu. Sedangkan Sekolah Dasar Negeri 01 Jetis merupakan SD inti di desa Jetis dan terletak di tepi jalan raya desa Jetis.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal

Priyatno (2010 : 90) menyatakan bahwa uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner atau skala, apakah item-item tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item soal (skor total), perhityungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari perhiyungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.

(2)

Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria 0,20 sangat tidak disarankan.

Soal tes yang akan diujikan pada pretest dan posttest dilakukan uji coba terlebih dahulu pada 22 siswa SDN 01 Talawah Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan, item soal yang diuji validitasnya ada 29 item soal yang valid dan 21 item soal yang tidak valid.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Pretest dan Posttest

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal

Priyatno (2010: 97) uji realibilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang dapat digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang..Pengukuran tingkat realibilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha croncbrach. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows (statistical product and service solutions).

Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

Soal Pretest dan Posttest

Valid Tidak Valid

2, 9, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 30, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 46, 47, 49, 50 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 18, 19, 26, 28, 29, 31, 32, 33, 37, 43, 48

(3)

Uji reliabilitas besar Alpha 0,886 berarti reliabilitas baik, maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian ini reliabel. Hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Pretest dan Posttest

4.2.3 Hasil Uji Homogenitas Data

Priyatno (2010 : 76), uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi data adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis Independent Samples T Tes dan One Way Anova. Asumsi yang mendasari dalam analisis varian (anova) dari populasi adalah sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas dan Anova Kelas Eksperimen dan Kontrol

Test of Homogeneity of Variances Nilaisiswa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.027 1 50 .870 ANOVA Nilaisiswa Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 7.040 1 7.040 .035 .852 Within Groups 9954.190 50 199.084 Total 9961.231 51

Hasil uji homogenitas dapat dilihat dari output tes of homogenity of variance. Dapat diketahui bahwa signifikan sebesar 0,870. Karena signifikansi

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

(4)

lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai siswa dari kelas eksperimen maupun kontrol mempunyai varian yang sama.

4.2.4 Hasil Uji Normalitas Data

Priyatno (2010 : 71), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Dari uji normalitas hasil belajar pretest kelas eksperimen dan kontrol didapat hasil sebagai berikut: dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,341 dan 0,768. Karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Eksperimen Kontrol

N 24 28

Normal Parametersa Mean 41.83 42.57

Std. Deviation 13.934 14.258

Most Extreme Differences Absolute .192 .126

Positive .192 .126

Negative -.160 -.096

Kolmogorov-Smirnov Z .939 .665

Asymp. Sig. (2-tailed) .341 .768

(5)

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

eksperimen Kontrol

N 24 28

Normal Parametersa Mean 78.88 56.79

Std. Deviation 7.421 11.590

Most Extreme Differences Absolute .207 .111

Positive .156 .097

Negative -.207 -.111

Kolmogorov-Smirnov Z 1.012 .590

Asymp. Sig. (2-tailed) .258 .877

a. Test distribution is Normal.

Dari uji normalitas hasil belajar posttest kelas eksperimen dan kontrol didapat hasil sebagai berikut : dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,258 dan 0,877. Karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

4.2.5 Hasil Uji Deskriptif Data

Instrument yang digunakan untuk mengukur hasil pretest dan posttest kelas Kontrol dan eksperimen adalah 29 soal pilihan ganda. Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil uji deskriptif pretest kelas kontrol dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Deskriptif Pretest Kelas Kontrol Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Preteskontrol 28 24 83 42.57 14.258

(6)

Dari tabel dapat dilihat bahwa variabel pretest kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 28 mempunyai nilai rata-rata 42,57 dengan nilai minimal 24 dan maksimal 83 sedangkan standar deviasinya sebesar 14258.

Untuk menentukan tinggi rendahnya pretest kelas kontrol maka ada lima kategori mengikuti acuan penilaian yaitu : sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan menggunakan rumus:

Interval

i

Dari hasil perhitungan yang telah didapat maka diketahui nilai interval sebesar 12 sehingga dapat dilihat distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas kontrol

Dari Tabel 4.7 diketahui mayoritas siswa tergolong pada kategori sangat rendah terdapat 11 siswa ( 39%). Pada kategori rendah terdapat 8 siswa (29%), sedangkan kategori sedang terdapat 7 siswa (25%). Pada kategori tinggi terdapat 0 siswa (0%) dan pada kategori sangat tinggi terdapat 2 siswa (7%). Distribusi frekuensi pretest kelas kontrol dapat dilihat pada diagram berikut ini.

No Nilai Interval Frekuensi (f) Prosentase (%) Kategori

1 24 – 35 11 39% Sangat rendah 2 36 – 47 8 29% Rendah 3 48 – 59 7 25% Sedang 4 60 – 71 0 0% Tinggi 5 72 – 83 2 7% Sangat tinggi Jumlah 28 100%

(7)

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol

Hasil uji deskriptif posttest kelas kontrol dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Deskriptif Posttest Kelas Kontrol

Dari tabel dapat dilihat bahwa variabel posttest kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 28 mempunyai nilai rata-rata 56,79 dengan nilai minimal 34 dan maksimal 89 sedangkan standar deviasinya sebesar 11,590. Untuk menentukan tinggi rendahnya posttest kelas kontrol maka ada lima kategori mengikuti acuan penilaian yaitu : sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan menggunakan rumus:

Interval

i

Dari hasil perhitungan yang telah didapat mak diketahui nilai interval sebesar 11 sehingga dapat dilihat distribusi frekuensi nilai posttest kelas kontrol pada tabel berikut.

39% 29% 25% 0% 7% 24 - 35 36 - 47 48 - 59 60 - 71 72 - 83 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

posteskontrol 28 34 89 56.79 11.590

(8)

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas kontrol

No Nilai Interval Frekuensi (f) Persentase (%) Kategori

1 34 - 44 3 11% Sangat rendah 2 45 - 55 10 36% Rendah 3 56 - 66 11 39% Sedang 4 67 - 77 3 11% Tinggi 5 78 - 89 1 3% Sangat tinggi Jumlah 28 100%

Dari Tabel 4.9 diketahui pada kategori sangat rendah terdapat 3 siswa (11%). Pada kategori rendah terdapat 10 siswa (36%). Sedangkan mayoritas siswa tergolong pada kategori sedang terdapat 11 siswa (39%). Pada kategori tinggi terdapat 3 siswa (11%) dan pada kategori sangat tinggi terdapat 1 siswa (3%). Distribusi frekuensi posttest kelas kontrol dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol

Hasil uji deskriptif pretest kelas eksperimen dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Deskriptif Pretest Kelas Eksperimen

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation preteseksperimen 24 28.00 76.00 41.8333 13.93359 Valid N (listwise) 24 11% 36% 39% 11% 3% 34 - 44 45 - 55 56 - 66 67 - 77 78 - 89

(9)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel pretest kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 24 mempunyai nilai rata-rata 41,8333 dengan nilai minimal 28,00 dan maksimal 76,00 sedangkan standar deviasinya sebesar 13,93359.

Untuk menentukan tinggi rendahnya pretest kelas kontrol maka ada lima kategori mengikuti acuan penilaian yaitu : sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan menggunakan rumus:

Interval

i

Dari hasil perhitungan yang telah didapat maka diketahui nilai interval sebesar 10 sehingga dapat dilihat distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen

No Nilai Interval Frekuensi (f) Presentase (%) Kategori

1 28 - 37 11 46% Sangat rendah 2 38 - 47 5 21% Rendah 3 48 - 57 4 17% Sedang 4 58 - 67 2 8% Tinggi 5 68 - 76 2 8% Sangat tinggi Jumlah 24 100%

Dari Tabel 4.9 diketahui mayoritas siswa tergolong pada kategori sangat rendah terdapat 11 siswa ( 46%). Pada kategori rendah terdapat 5 siswa (21%), sedangkan kategori sedang terdapat 4 siswa (17%). Pada kategori tinggi terdapat 2 siswa (8%) dan pada kategori sangat tinggi terdapat 2 siswa (8%). Distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen dapat dilihat pada diagram berikut.

(10)

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen

Hasil uji deskriptif postest kelas eksperimen dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.12 Hasil Tabel Deskriptif Posttest Kelas Eksperimen

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel Posttest kelas Eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 24 mempunyai nilai rata-rata 78,88 dengan nilai minimal 66 dan maksimal 89 sedangkan standar deviasinya sebesar 7,421.

Untuk menentukan tinggi rendahnya postest kelas kontrol maka ada lima kategori mengikuti acuan penilaian yaitu : sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan menggunakan rumus:

Interval

i

Dari hasil perhitungan yang telah didapat maka diketahui nilai interval sebesar 5 sehingga dapat dilihat distribusi frekuensi nilai postest kelas kontrol pada tabel berikut:

46% 21% 17% 8% 8% 28 - 37 38 - 47 48 - 57 58 - 67 68 - 76 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

posteseksperimen 24 66 89 78.88 7.421

(11)

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen

No Nilai Interval Frekuensi (f) Prosentase (%) Kategori

1 66 – 70 4 17% Sangat rendah 2 71 – 75 4 17% Rendah 3 76 – 80 5 21% Sedang 4 81 – 85 2 8% Tinggi 5 86 – 89 9 37% Sangat tinggi Jumlah 28 100%

Dari Tabel 4.13 diketahui pada kategori sangat rendah terdapat 4 siswa (17%). Pada kategori rendah terdapat 4 siswa (17%), sedangkan kategori sedang terdapat 5 siswa (21%). Pada kategori tinggi terdapat 2 siswa (8%). Mayoritas siswa tergolong pada kategori sangat tinggi terdapat 9 siswa (37%). Distribusi frekuensi posttest eksperimen dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen

4.2.6 Hasil Uji Hipotesis Data

Priyatno (2010 : 32), Independent Samples T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Sebelum dilakukan uji t tes sebelumnya dilakukan uji homogenitas dengan f tes artinya jika varians sama, maka uji t menggunakan

17% 17% 21% 8% 37% 66 - 70 71 - 75 76 - 80 81 - 85 86 - 89

(12)

Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal variances not Assumed (diasumsikan varian berbeda).

Tabel 4.14 Hasil Uji – T Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel T

Df Signifikansi

50 2.009

Oleh karena nilai signifikansi pada uji F adalah 0,122 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok kelas eksperimen dan kontrol adalah sama). Dengan ini penggunaan uji t menggunakan equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama).untuk itu dibandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas.

Oleh karena t hitung > t tabel (8,027 > 2,009) dan signifikansi (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai kelas

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Nilaisiswa Eksperimen 24 78.88 7.421 1.515

Kontrol 28 56.79 11.590 2.190

Independent Samples Test

Nilai posttest Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for

Equality of Variances

F 2.470

Sig. .122

t-test for Equality of Means T 8.027 8.295 Df 50 46.514 Sig. (2-tailed) .000 .000 Mean Difference 22.089 22.089 Std. Error Difference 2.633 2.633 95% Confidence Interval of the Difference Lower 16.562 16.730 Upper 27.617 27.448

(13)

eksperimen dengan rata-rata nilai kelas kontrol. Pada tabel group statistics terlihat rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen adalah 78,88 dan untuk kelas kontrol (56,79), artinya bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Nilai t hitung positif, berarti rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar 22,089 (78,88 – 56,79) dan perbedaan berkisar antara 16,562 sampai 27,617.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini akan diuraikan deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian. Deskripsi dan interpretasi data dianalisis berdasarkan pada model pembelajaran yang dipakai yaitu model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Hasil uji hipotesis penelitian menunjukan bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis yang menunjukan nilai probabilitas. Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa nilai probabilitas 0,000 menunjukan hasil yang sangat signifikan. karena probabilitas 0,000 maka Ha diterima. Artinya bahwa, model pembelajaran kooperatif tipe think pair share efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa

Dari hasil analisis data, menunjukkan hasil yang signifikan karena hal ini disebabkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga diberikan kesempatan untuk bekerja sama antar siswa yang mempunyai kemampuan heterogen. Proses pembelajaran tersebut ternyata efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Frank Lyman dalam Nurhadi (2005: 120), think pair share merupakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran dan memberikan kesempatan untuk bekeja sama antar siswa yang mempunyai kemampuan heterogen. metode resitasi dan diskusi perlu

(14)

diselenggarakan dalam setting kelompok dalam setting kelas secara keseluruhan. Think pair share memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Struktur think pair share memiliki langkah-langkah yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Pembelajaran think pair share dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan ide-idenya dengan orang lain. Membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. Siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik. Interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir sehingga bermanfaat bagi proses pendidikan jangka panjang.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Pretest dan Posttest
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Pretest dan Posttest
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
+7

Referensi

Dokumen terkait

– Jika sistem baru tidak akurat mencerminkan model mental pengguna: hasilnya mencakup kerusakan dalam pemahaman, kebingungan, kesalahan, kehilangan kepercayaan, dan frustrasi

Kemudian nilai tersebut dimasukkan ke Persamaan (1) untuk mendapatkan ukuran kristal dari sampel. Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran kristal partikel sebesar

Dari 82 kota IHK, 75 kota mengalami inflasi dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga 1,82 persen, Kota Kendari 1,49 persen, dan Kota Makassar 1,36 persen, sedangkan deflasi

1) Sebagai tolak ukur bagi pihak yang berkepentingan pada perusahaan untuk mempertimbangkan dan memperhatikan kondisi perusahaan setelah dilakukannya analisis mengenai

Daryanto dan Tutik Rachmawati, Supervisi Pembelajaran , (Yogyakarta : Gava Media, 2015), hlm.. Berdasarkan observasi pendahuluan dan wawancara penulis pada tanggal 10 Mei

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa manfaat Customer Relationship Management dalam wujud membership yang meliputi financial benefits, social benefits dan structural

Kelimpahan total zooplankton pada Muara Sungai Selam pada saat pasang dengan nilai tertinggi 94,9 Individu/l terdapat di wilayah muara dan pada saat surut

Zaman modern, zaman dengan semua hal dalam bidang apapun sudah maju adanya. Elektronik, keamanan, persenjataan hingga alat komunikasi sudah canggih. Ternyata kemuajuan itu