• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepemilikan tanah adalah milik pemerintah. Luas tanah 7872 m 2 dan status tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepemilikan tanah adalah milik pemerintah. Luas tanah 7872 m 2 dan status tanah"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMP Negeri 2 Gorontalo didirikan pada tahun 1955 dan pada tanggal 21 Juli 1955 diterbitkan Surat Keputusan nomor 3705/B/3. Adapun status kepemilikan tanah adalah milik pemerintah. Luas tanah 7872 m2 dan status tanah adalah hak pakai. Pada tahun 1955 SMP Negeri 2 Gorontalo sudah beroperasi. Adapun kepala sekolah SMP Negeri 2 Gorontalo adalah Dr. Abdurrahman Deu, M.Pd.

4.2 Hasil Penelitian

Data hasil penelitian tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi disajikan dalam delapan kelompok, yaitu: (1) data hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian (A1); (2) data hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A2); (3) data hasil belajar siswa yang memilliki motivasi belajar tinggi (B1); (4) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah (B2); (5) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian (A1B1); (6) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes dalam bentuk uraian ( A1B2); (7) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A2B1); dan (8) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A2B2).

(2)

Secara lengkap, deskripsi data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo dapat disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 9: Deskripsi Data hasil Belajar Siswa

Klmpk n Skor Min Skor Max Mean (χ) Modus (Mo) Median (Me) St. Dev S Varians S2 A1 38 15 30 22,60 18,00 21,50 4,74 22,51 A2 38 11 22 16,26 15,00 16,00 2,75 7,60 B1 38 15 30 22,73 19,00 22,00 4,70 22,09 B2 38 11 21 16,13 18,00 16,50 2,50 6,27 A1B1 19 22 30 27 27,00 27,00 1,97 3,90 A2B1 19 15 22 18,47 19,00 19,00 1,77 3,15 A1B2 19 15 21 18,21 18,00 18,00 1,27 1,61 A2B2 19 11 17 14,05 15,00 14,00 1,47 2,16 Keterangan:

A1 = Skor hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian A2 = Skor hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk piihan ganda B1 = Skor hasil belajar siswa yang yang memiliki motivasi belajar tinggi B2 = Skor hasil belajar siswa yang yang memiliki motivasi belajar rendah A1B1= Skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan

mengikuti tes bentuk uraian

A2B1= Skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda

A1B2= Skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk uraian

A2B2= Skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda

Deskripsi data hasil belajar siswa untuk setiap kelompok dapat dijelaskan dalam uraian berikut:

1. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Tes Bentuk Uraian

(A1)

Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian, diperoleh skor tertinggi 30 dan skor terendah 15. Hal

(3)

ini berarti bahwa terdapat range (rentang) sebesar 15 antara siswa yang memperoleh skor tertinggi dengan skor terendah. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis deskriptif pada lampiran 7 diperoleh skor rata-rata 𝑋 sebesar 22,60, Median (Me) 82,95, Modus (Mo) 32,85, varians (S2) 22,51dan standar defiasi (S) 4,74. Distribusi frekuensi data hasil belajar yang mengikuti tes bentuk uraian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10: Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A1)

No Interval Kelas Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 15 – 16 1 2,63 2 17 – 18 11 28,95 3 19 – 20 6 15,79 4 21 – 22 2 5,26 5 23 – 24 1 2,63 6 25 – 26 5 13,16 7 27 – 28 7 18,42 8 29 – 30 5 13,16 Jumlah 38 100,00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas kelima. Dalam hal ini, terdapat 20 orang siswa (49,63%) berada dibawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, 1 orang (2,63%) termasuk pada kelas yang memuat skor rata-rata dan 17 orang siswa (44,74%) berada di atas kelas interval yang memuat skor rata-rata. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

(4)

Gambar 1

Histogram Data Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A1)

Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 32,85 lebih tinggi dari harga rata-rata 𝑋 = 22,60 dan Median (Me) = 82,95. Berdasarkan penillaian yang menggunkan tes bentuk uraian cenderung lebih tinggi dari skor rata-rata.

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Tes Bentuk Pilihan

Ganda (A2)

Siswa yang mengikuti tes bentuk pilian ganda, menunjukkan skor tertinggi 22 dan skor terendah 11. Hal ini berarti bahwa terdapat range (rentang) sebesar 11 antara siswa yang memperoleh skor tertinggi dengan skor terendah pada penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Disamping itu, diperoleh skor rata-rata 𝑋 sebesar 16,26, Median (Me) sebesar 53,14, Modus (Mo) sebesar 20,68, varians (S2) sebesar 7,60, dan standar deviasi (S) sebesar 2,75. Distribusi frekuensi data hasil belajar yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda dapat dilihat pada tabel berikut:

0 2 4 6 8 10 12 15-16 17-18 19-20 21-22 23-24 25-26 27-28 29-30 24,5 22,5 18,5 20,5 16,5 14,5 28,5 26,5 30,5

(5)

Tabel 11: Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A2)

No Interval Kelas

Frekuensi

Absolut Frekuensi Relatif

1 11 – 12 3 7,89 2 13 – 14 8 21,05 3 15 - 16 10 26,37 4 17 - 18 7 18,42 5 19 - 20 9 21,05 6 21 -22 2 5,26 38 100,00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda berada pada kelas ketiga. Dalam hal ini, terdapat 11 orang siswa (28,94%) berada dibawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, 10 orang (26,37%) termasuk pada kelas yang memuat skor rata-rata dan 18 orang siswa (44,73%) berada di atas kelas interval yang memuat skor rata-rata. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

Gambar 2

Histogram Data Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A2)

0 2 4 6 8 10 12 11-'12 13-14 15-16 17-18 19-20 21-22 20,5 18,5 14,5 16,5 12,5 10,5 22,5

(6)

Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 20,68lebih rendah dari 𝑋 = 16,26 dan (Me) = 53,14, maka berdasarkan penilaian acuan norma skor yang diperoleh siswa pada penggunaan tes bentuk pilihan ganda cenderung rendah dengan skor rata-rata.

3. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Tinggi (B1)

Pada kelompok siswa ini diperoleh skor hasil belajar pada mata pelajaran IPS Sosiologi tertinggi adalah 30 dan terendah 15. Hal ini berarti bahwa rentang antara nilai tertinggi dengan nilai terendah sebesar 15, dari hasil analisis deskriptif pada lampiran 7 diperoleh skor rata-rata 𝑋 sebesar 22,73, Modus (Mo) 30,06, Median (Me) 76,83, standar deviasi (S) 4,90, dan varians (S2) 22,09. Distribusi frekuensi data hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi pada mata pelajaran IPS Sosiologi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12: Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi (B1)

No Interval Kelas

Frekuensi

Absolut Frekuensi Relatif

1 15 – 16 3 7,89 2 17 – 18 6 15,79 3 19 – 20 8 21,05 4 21 – 22 3 7,89 5 23 – 24 1 2,63 6 25 – 26 5 13,16 7 27 – 28 7 18,42 8 29 – 30 5 13,16 Jumlah 38 100,00

(7)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas kelima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 20 orang siswa (52,62%) berada dibawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, 1 orang (2,63%) termasuk pada kelas yang memuat skor rata-rata dan 17 orang siswa (44,74%) berada di atas kelas interval yang memuat skor rata-rata.

Sebaran data berdasarkan daftar distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

Gambar 3

Histogram Data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Tinggi (B1).

Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 30,06 lebih tinggi dari harga rata-rata 𝑋 = 22,73 dan Median (Me) = 76,83. Berdasarkan penilaian acuan norma bahwa skor capaian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung lebih tinggi dari skor rata-rata.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 15-16 17-18 19-20 21-22 23-24 25-26 27-28 29-30 224,5 20,5 18,5 16,5 14,5 24,5 26,5 26,5 28,5 30,5

(8)

4. Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Rendah (B2)

Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pada mata pelajaran IPS Sosiologi menunjukkan skor tertinggi adalah 21 dan skor terendah 11. Hal ini berarti bahwa terdapat rentang skor sebesar 10 pada skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh skor rata-rata 𝑋 sebesar 16,13, Modus (Mo) sebesar 21,47 Median (Me) sebesar 47,48, varians (S2) 6,27 dan standar deviasi (S) 2,50. Distribusi frekuensi data hasil belajar yang memiliki motivasi rendah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13: Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Rendah (B2)

No Interval Kelas

Frekuensi

Absolut Frekuensi Relatif

1 11 – 12 3 7,89 2 13 – 14 8 21,05 3 15 – 16 8 21,05 4 17 – 18 12 31,58 5 19 – 20 6 15,79 6 21 – 22 1 2,63 Jumlah 38 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas interval keenam. Dalam hal ini, terdapat 37 orang siswa (97,36%) berada dibawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, 1 orang siswa (2,63%) termasuk pada kelas yang memuat skor rata-rata. Sebaran data berdasarkan daftar distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

(9)

Gambar 4

Histogram Data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah (B2)

Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 21,47 lebih tinggi dari harga rata-rata 𝑋 = 16,13 dan Median (Me) = 47,48. Berdasarkan penilaian acuan norma bahwa skor capaian siswa yang memiliki motivasi belajar rendah cenderung lebih tinggi dari skor rata-rata.

5. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Tinggi dan

Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A1B1)

Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian memperoleh skor hasil belajar tertinggi adalah 30dan skor terendah 22. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat rentang skor sebesar 8 pada skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian. Hasil pengujian secara deskriptif menunjukkan skor rata-rata 𝑋 sebesar 27, Modus (Mo) 03,05, Median (Me) 124,03, standar deviasi (S) 1,97, dan varians

0 2 4 6 8 10 12 14 11-'12 13-14 15-16 17-18 19-20 21-22 20,5 16,5 18,5 14,5 10,5 12,5 22,5

(10)

(S2) 3,89. Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa pada kelompok ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14: Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Tinggi dan Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A1B1)

No Interval Kelas

Frekuensi

Absolut Frekuensi Relatif

1 22 – 23 1 5,26 2 24 – 25 2 10,53 3 26 – 27 8 42,11 4 28 – 29 7 36,84 5 30 – 31 1 5,26 Jumlah 19 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian berada pada kelas pertama. Hal ini berarti bahwa terdapat 18 orang siswa (94,74%) berada dibawah kelas interval yang memuat rata-rata, 1 orang siswa (5,26%) berada pada kelas interval yang memuat rata-rata. Sebaran data berdasarkan daftar distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

Gambar 5

Histogram Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Tinggi dan Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A1B1) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 22-23 24-25 26-27 28-29 30-31 21,5 23,5 25,5 27,5 29,5 31,5

(11)

Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 03,05lebih rendah dari harga rata-rata 𝑋 = 27, dan Median (Me) = 124,03. Berdasarkan penilaian acuan norma bahwa skor capaian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian cenderung lebih rendah dari skor rata-rata.

6. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Tinggi dan Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A2B1)

Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda menunjukkan skor tertinggi pada mata pelajaran IPS Sosiologi sebesar 22 dan skor terendah 15. Hal ini berarti bahwa terdapat rentang skor sebesar 17 pada skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda. Berdasakan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan diperoleh skor rata-rata 𝑋 sebesar 18,47, Modus (Mo) sebesar 28,59, Median (Me) sebesar 64,71, standar deviasi (S) 1,77, varians (S2) 3,15. Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15: Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Tinggi dan Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A2B1)

No Interval Kelas

Frekuensi

Absolut Frekuensi Relatif

1 15 – 16 3 15,79

2 17 – 18 6 31,58

3 19 – 20 8 42,11

4 21 – 22 2 10,53

Jumlah 19 100,00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas keempat. Dalam hal ini, terdapat 17 orang siswa (89,48%) berada dibawah kelas

(12)

interval yang memuat skor rata-rata, 2 orang siswa (10,53%) termasuk pada kelas yang memuat skor rata-rata.

Selanjutnya, sebaran data berdasarkan daftar distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

Gambar 6

Histogram Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A2B2)

Jika dilihat harga Modus (Mo) = 28,59 lebih tinggi dari harga rata-rata 𝑋 = 18,47 dan Median (Me) = 64,71. Berdasarkan penilaian acuan norma bahwa skor capaian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda cenderung lebih tinggi dari skor rata-rata.

7. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Rendah dan Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A1B2)

Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk uraian pada mata pelajaran IPS Sosiologi menunjukkan skor tertinggi sebesar 21

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 15-16 17-18 19-20 21-22 18,5 16,5 20,5 14,5 22,5

(13)

dan skor terendah 15. Hal ini berarti terdapat rentang skor sebesar 6 pada skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk uraian. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan diperoleh skor rata-rata 𝑋 sebesar 18,21, Modus (Mo) sebesar 46,40, Median (Me) sebesar 68,34, standar deviasi (S) 1,27, dan varians (S2) 1,61. Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dan mengikuti tes bentuk uraian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 16: Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A1B2)

No Interval Kelas Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 15 – 16 1 5,26

2 17 – 18 11 57,89

3 19 – 20 6 31,58

4 21 – 22 1 5,26

19 100,00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas pertama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat 18 orang siswa (99,99%) yang memperoleh skor hasil belajar di bawah kelas interval yang memuat rata-rata, 1 orang siswa (5,26%) memperleh skor berada pada kelas interval yang memuat rata-rata.

Sebaran data dalam distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

(14)

Gambar 7

Histogram Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A1B2)

Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 46,40 lebih tinggi dari harga rata-rata 𝑋 = 18,21 dan Median (Me) = 68,34. Berdasarkan penilaian acuan norma bahwa skor capaian siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk uraian cenderung lebih tinggi dari skor rata-rata.

8. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Rendah dan Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A2B2)

Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda menunjukkan skor tertinggi pada mata pelajaran IPS Terpadu sebesar 17 dan skor terendah 11. Hal ini berarti bahwa terdapat rentang skor sebesar 6 pada skor hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan diperoleh skor rata-rata 𝑋 sebesar 14,05, Modus (Mo) sebesar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 15-16 17-18 19-20 21-22 18,5 14,5 16,5 20,5 22,5

(15)

36,37, Median (Me) sebesar 57,59, standar deviasi (S) 1,471, dan varians (S2) 1,61. Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa pada kelompok ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17: Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Rendah dan Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A2B2)

No Interval Kelas Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1 11- 12 3 15,79

2 13 – 14 8 42,11

3 15 – 16 7 36,84

4 17 – 18 1 5,26

Jumlah 19 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas keempat. Dengan demikian bahwa terdapat 18 orang siswa (94,74%) yang memperoleh skor hasil belajar dibawah kelas interval yang memuat rata-rata, 1

orang siswa (5,26%) memperolleh skor berada pada kelas interval yang memuat rata-rata.

Sebaran data berdasarkan daftar distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

Gambar 8

Histogram Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A2B2)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11-'12 13-14 15-16 17-18 14,5 12,5 10,5 16,5 18,5

(16)

Jika diperhatikan harga Modus (Mo) = 36,37 lebih tinggi dari harga rata-rata 𝑋 = 14,05 dan Median (Me) = 57,59. Berdasarkan penilaian acuan norma bahwa skor capaian siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda cenderung lebih tinggi dari skor rata-rata.

4.3 Pengujian Persyaratan Analisis

Pada bab sebelumnya telah dikemukakan bahwa dalam rangka pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis Varians dua jalur. Sebagai persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis ini, bahwa data hasil penelitian harus berdistribusi normal dan memiliki varaians yang homogeny. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengujian normalitas data dan pengujian homogenitas data.

1. Pengujian Normalitas Data

Pegujian normalitas data dilakukan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi untuk masing-masing kelompok perlakuan. Karena itu terdapat 8 (delapan) kelompok data ini dilakukan melalui uji Lilliefors dengan taraf signifikan 𝑎 = 00,5. Kriteria pengujian yang digunakan adalah tolak hipotesis nol jika L0 ≥Ldaftar, dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

Kelompok data hasil belajar siswa yang diuji distribusi normalitasnya, yaitu: (1) data hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian (A1); data hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A2); (3) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi (B1); (4) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah (B2); (5) data hasil belajar siswa

(17)

yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian (A1B1) ; (6) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A2B1); (7) data hasil belajar siswa memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk uraian (A1B2); dan (8) data hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A2B2).

Berdasarkan data hasil pengujian normalitas data yang telah diurutkn menunjukkan bahwa seluruh kelompok data berdistribusi normal. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 18: Hasil Pengujian Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu

Kelompok N L0 Lt (𝛼 = 0,05) Kesimpulan A1 38 0,1825 0,886 Normal A2 38 0,0778 0,886 Normal B1 38 0,1496 0,886 Normal B2 38 0,1418 0,886 Normal A1 B1 19 0,0789 0,235 Normal A2 B1 19 0,0276 0,235 Normal A1 B2 19 0,0467 0,235 Normal A2 B2 19 0,0408 0,235 Normal

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa harga L0 dari seluruh kelompok sampel lebih kecil dari Ltabel (L0 ≤ Lt ), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian untuk seluruh kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(18)

2. Pengujian Homogenitas Data

Pengujian homogenitas data dalam penelitian ini dilakukan terhadap: (a) dua kelompok perlakuan, yaitu antara kelompok siswa yang diajar dengan metode ceramah bervariasi (A1) dan kelompok siswa yang diajar dengan metode Tanya jawab (A2). (b) dua kelompok kategori atribut subyek penelitian, yaitu anatara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi (B1) dan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah (B2), dan (c) empat kelompok sel dalam rancangan eksperimen, yaitu antara kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan diajar dengan metode ceramah bervariasi (A1B1), kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan diajar dengan metode tanya jawab (A2B1), kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan diajar dengan metode ceramah bervariasi (A1B2), dan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah diajar dengan metode tanya jawab (A2B2).

a. Pengujian Homogenitas Varians Pada Kelompok A1 dan A2

pengujian ini diawali dengan penghitungan varians dari masing-masing kelompok, yaitu kelompok hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian dan kelompok hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda, selanjutnya, dilakukan perhitungan uji homogenitas variansi dari kedua kelompok perlakuan tersebut. Hasil perhitungan homogenitas data yang dilakukan dapat disajikan pada tabel berikut:

(19)

Tabel 19: Ringkasan Pengujian Homogenitas Varians Skor Hasil Belajar Siswa Pada Kelompok A1 dan A2

Kelompok Varians (S2) F

hitung Ftabel (0,01) Kesimpulan

A1 22,52

2,96 3,72 Homogen

A2 7,60

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan harga Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 2,96 dan F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada 𝛼 = 0,01 db pembilang = k-1= 4-1=3 diperoleh Ftabel = 7,81. Ternyata harga Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sehingga dapat disimpulkan H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda, memiliki varians populasi yang homogen.

b. Pengujian Homogenitas Varians Pada Kelompok kategori atribut subyek Penelitian B1 dan B2

Pengujian homogenitas dari kelompok-kelompok kategori atribut dalam penelitian ini dilakukan seperti langkah-langkah pada kelompok sebelumnya. Dua kelompok yang dimaksudkan dalam pengujian ini adalah kelompok hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dan kelompok hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah. Hasil perhitungan homogenitas data dapat disajikan pada tabel berikut:

Tabel 20: Ringkasan Pengujian Homogenitas Varians Skor Hasil Belajar Siswa Pada Kelompok Kategori Atribut Subyek Penelitian B1 dan B2

Kelompok Varians (S2) Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 F(0,01) Kesimpulan

B1 22,52

3,52 3,72 Homogen

(20)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan harga Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 3,52 dan F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada 𝛼 = 0,05 db pembilang n1-1 dan db penyebut n2 – 1 diperoleh F(0,01)(39,39) = 3,72. Ternyata harga Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sehingga dapat disimpulkan H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan yang memiliki motivasi belajar rendah, berasal dari varians populasi yang homogen.

c. Pengujian Homogenitas Varians Pada Kelompok Sel Dalam Rancangan Eksperimen (A1B1, A2B1, A1B2 dan A2B2)

Pengujian homogenitas varians dari kelompok sel dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan yang telah digunakan pada pengujian homogenitas sebelumnya. Kelompok-kelompok tersebut adalah kelompok hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dan mengikuti tes bentuk uraian (A1B1), kelompok hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A2B1), kelompok hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dan mengikuti tes bentuk uraian (A1B2), dan kelompok hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dan mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A2B2). Hasil perhitungan homogenitas data dapat disajikan pada tabel berikut:

(21)

Tabel 21: Ringkasan Pengujian Homogenitas Varians Pada Kelompok Sel Dalam Rancangan Eksperimen (A1B1, A2B1, A1B2 dan A2B2) Klpok Varians Kelompok (Si2) Varians Gabungan (S2) Harga B 𝑋2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑋2(0,01) Kesimpulan A1B1 1,97 1,6228 15,98 1,0714 7,81 Homogen A2B1 1,78 A1B2 1,27 A2B2 1,47

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan harga 𝑋2

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 1,0714dan chi-kuadrat pada α=0,01 dan db= k-1= 4-1=3 diperoleh X2tabel= 7,81. Ternyata harga 𝑋2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝑋2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, sehingga dapat disimpulkan H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar siswa pada kelompok sel dalam rancangan eksperimen memiliki varians populasi yang homogen.

4.4 Pengujian Hipotesis

Sebagaimana telah dikemukakan dalam bab III bahwa pengujian hipotesis penelitian dalam ini dilakukan dengan teknik Analisis Varians 2 jalur (ANAVA 2 x 2), yang selanjutnya dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (uji t-test) untuk pengujian hipotesis penelitian ketiga dan keempat.

Analisis varians dua jalur untuk mengukur pengaruh utama (main effect) dan pengaruh interaksi (interaction effect). Pengaruh utama yang dimaksud adalah pengaruh perbedaan bentuk tes (uraian dan pilihan ganda) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo.

(22)

Sedangkan pengaruh interaksi adalah pengaruh interaksi antara bentuk tes dengan motivasi belajar siswa. Hasil perhitungan ANAVA 2 jalur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 22: Rangkuman Hasil Perhitungan ANAVA Data Hasil Belajar Siswa

Sumber Variasi JK dk RK Fhitung F (0,05)

Antar A 764.223684 1 764.2236842 282.403566 3.96 Antar B 828.960526 1 828.9605263 Antar AB 13851 1 28794.97368 10640.6062 3.96 Dalam 194.842105 72 2.706140351 Total 1878.67105 75 25.04894737 Keterangan:

Antar A = varians antar kelompok (tes bentuk uraian dan pilihan ganda) Antar B = varians antar baris (motivasi belajar tinggi dan rendah)

Antar AB = varians antar baris dan kolom (interaksi bentuk tes dan motivasi belajar)

Dalam = varians dalam kelompok Total = varians total

Berdasarkan rangkuman perhitungan Analisis Varians di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengujian Hipotesis Penelitian Pertama

Dari hasil analisis varians dua jalur antar kolom (tes bentuk uraian dan pilihan ganda) diperoleh harga Fhitung = 282,40. Sedang Ftabel pada taraf signifikan α = 0,05, db pembilang α − 1 = 1 db penyebut nt – 4 = 72 diperoleh F(0,005) (1,68) = 3,96. Ternyata harga Fhitung ˃ Ftabel. Hal ini berarti bahwa hipoteses nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan hasil belajar sisiwa yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda ditolak. Dengan

(23)

demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda, diterima secara signifikan. Dengan adanya perbedaan hasil belajar, maka selanjutnya dapat dilihat perbedaan skor hasil belajar siswa di antara kedua perlakuan. Hasil perhitungan menunjukkan skor rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian (A1) sebesar 22,60 lebih tinggi dari skor rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A2) sebesar 16,26. Berdasarkan hasil analisis ini maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama menyatakan: “siswa yang mengikuti tes bentuk uraian memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo”, dapat diterima.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil analisis varians dua jalur antar kolom (tes bentuk uraian dan pilihan ganda) diperoleh harga Fhitung = 10640,40. Sedang Ftabel pada taraf signifikan α= 0,05, db pembilang (a - 1) (b - 1) = (b – 1) = 1 db penyebut nt – 4 = 72 diperoleh F(0,005) (1,68) = 3,96. Ternyata harga Fhitung ˃ Ftabel. Hal ini berarti bahwa hipoteses nol yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa diterima secara signifikan. Berdasarkan hasil analisis ini, maka hipotesis kedua menyatakan: “terdapat pengaruh interaksi antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap

(24)

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo”, dapat diterima.

Memperhatikan hasil pengujian analisis Varians terhadap adanya interaksi yang signifikan antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa, maka untuk membuktikan tentang adanya perbedaan pengaruh dari interaksi kedua variabel tersebut terhadap hasil belajar siswa dilakukan pengujian lanjutan dengan uji kesamaan dua rata-rata (t-test).

Pengujian lanjutan dilakukan terhadap dua kelompok sampel berikut:

a. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi antara yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda. b. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah antara yang

mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda. Hasil prhitungan uji lanjut melalui kedua kelompok untuk subyek yang dibandingkan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 23: Ringkasan Hasil Perhitungsn Uji-t

No Kelompok

Perbandingan

thitung t(0,05) Kesimpulan

1 A1B1 dengan A2B1 42,02 2,04 Signifikan 2 A1B2 dengan A2B2 27,95 2,04 Signifikan

Dari hasil perhitungan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t dapat dilihat harga thitung untuk pengujian hipotesis penelitian ketiga sebesar 42,02. Sedang dari daftar distribusi diperoleh 𝛼 = 0,05 dan db = n1 + n2 − 2tdaftar pada = 2,04, ternyata harga

(25)

thitung lebih besar dari ttdaftar. Di samping itu dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar dari kelompok A1B1(𝑋 = 27). lebih tinggi dari kelompok A2B1(𝑋 = 18,47). Dari hasil analisis ini diperoleh gambaran kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi dibandingkan dengan penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulis yang berbunyi: “siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam pembelajaran yang menggunakan tes bentuk uraian dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo” dapat diterima atau teruji secara signifikan.

4. Pengujian Hipotesis Keempat

Berdasarkan pengujian hasil perhitungan uji-t dapat dilihat bahwa thitung untuk pengujian hipotesis penelitian keempat sebesar 27,95. Sedang dari daftar distribusi diperoleh tdaftar pada 𝛼 = 0,05 dan db = n1 + n2 − 2diperoleh tdaftar = 2,04. Ternyata harga thitung > 𝑡daftar. Disamping itu dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar dari kelompok A2B2 (𝑋 = 14,05). lebih tinggi dari kelompok A1B2(𝑋 = 18,21). Dari hasil analisis ini diperoleh gambaran kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi dibandingkan dengan penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa hipotesis

(26)

penulis yang berbunyi: “siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam penggunaan tes bentuk pilihan ganda dibadingkan dengan penggunaan tes bentuk uraian pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo” dapat ditolak dan diuji secara signifikan.

4.5 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap temuan penelitian sebagaimana diuraikan sebelumnya, yaitu hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian lebih tinggi dibandingkan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS. Disamping itu, dilakukan pula pembahasan tentang interaksi antar bentuk tes dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. Pelaksanaan tes uraian dan tes pilihan ganda merupakan upaya guru dalam mendiagnosa proses belajar – mengajar, yakni apakah proses tersebut berhasil dikembangkan dan sesuai dengan ketrampilan-ketrampilan dari siswa sehingga menunjukkan hasil yang dicapai apakah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tujuan ini bermaksud agar guru dapat mengetahui seberapa besar kendala yang hadapi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga guru pun akan berupaa untuk lebih mengintensifkan pelaksanaannya melalui bentuk tes. Dari proses pelaksanaan bentuk tes ini guru akan mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik pada satuan unit proses pembelajaran. Akan teridentifikasi apakah siswa layak mendapatkan nilai yang memenuhi standar

(27)

capaian atau siswa perlu melakukan remidi terhadap meteri yang telah diajarkan oleh guru.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (lampiran 9) diperoleh harga Fhitung = 282,40. Sedang Ftabel pada taraf signifikan α = 0,05, db pembilang α = 0,05, db pembilang α – 1 = 1 db penyebut nt – 4 = 72 diperoleh F(0,005) (1,68) = 3,96. ternyata harga Fhitung > Ftabel. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda, diterima secara signifikan. Selain itu, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian lebih tinggi dibandingkan dengan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS Terpadu. Hal ini memberikan gambaran bahwa penggunaan tes bentuk uraian dalam pembelajaran mata pelajaran IPS memberikan peluang yang lebih baik bagi siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Bentuk tes, dalam hal ini bentuk pilihan ganda merupakan jenis bentuk tes yang bersifat obejektif dan sering digunakan oleh guru dalam rangka mengukur hasil belajar siswa dengan tujuan pengetahuan yang luas dan tingkat soal yang bisa dibuat secara bervariasi. Selain itu tes bentuk pilihan ganda dapat mengukur tingkat aplikasi sebuah pengetahuan dalam mengembangkan kompetensi dan professional sesuai dengan bidang siswa.

(28)

Menurut Yunus (2012: 38) sebagai pegangan dalam menyusun butir-butir tes pilihan ganda dapat dirinci antara lain: (1) Pokok soal harus dirumuskan secara spesifik, sehingga dapat menggambarkan arah permasalahan untuk menemukan jawaban yang benar, (2) Hanya mengandung satu alternatif jawaban yang tepat, (3) Antara alternatif jawaban yang salah dan benar tidak terlalu jelas perbedaannya, (4) Seluruh alternatif jawaban pada setiap butir tes diusahakan sama, baik dari segi uraian maupun panjang kalimatnya, (5) Perlu dihindari adanya alternatif jawaban yang mengungkapkan kata-kata “semuanya benar” atau “semuanya salah”, (6) Setiap butir pertanyaan disediakan empat atau lima alternatif jawaban, karena jika kurang dari jumlah alternatif tersebut akan menyebabkan soal menjadi mudah, dan bila lebih menyebabkan soal menjadi sulit, (7) Setiap butir pertanyaan harus berdiri sendiri, dalam arti bahwa jawaban pada satu butir pertanyaan lainnya, (8) Pokok butir pertanyaan dan alternatif jawaban dirumuskan secara jelas dan sederhana, sehingga tidak akan menimbulkan penafsiran yang berlainan dari peserta.

Bentuk tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur keefektifan dalam menjaring hasil belajar siswa. Menurut Arikunto (2009: 125-126), mengemukakan bahwa dalam evaluasi pembelajaran, item tes pilihan ganda mempunyai beberapa kelebihan yang secara ringkas antara lain: (1) Bentuk tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk suatu alat pengukur hasil belajar siswa. Karakter yang baik tersebut yaitu lebih fleksibel dalam implementasi evaluasi dan efektif untuk mengikuti tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar, (2) Item tes pilihan ganda yang dikonstruksi dengan intensif

(29)

dapat mencakup hampir seluruh bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas. (3) Item tes pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak dievaluasi, (4) Item tes pilihan ganda dapat mengukur kemampuan intelektual atau kognitif, afektif, dan psikomotor siswa, (5) Dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah disiapkan secara terpisah, jawaban siswa dapat dikoreksi dengan lebih mudah. (6) Hasil jawaban siswa yang diperoleh dari tes bentuk pilihan ganda dapat dikoreksi bersama, baik oleh guru maupun siswa dengan situasi yang lebih kondusif, (7) Item tes pilihan ganda yang sudah dibuat terpisah antara lembar soal dan lembar jawaban, dapat dipakai secara berulang-ulang.

Selain bentuk tes pilihan ganda, dalam pembelajaran IPS Sosiologi, digunakan juga bentuk tes uraian. Tes bentuk uraian ini menuntut siswa utuk melakukan kajian yang lebih mendalam pada setiap permasalahan pada setiap butir pertanyaan, dimana siswa berfikir secara global dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, menganalisis membandingkan sesuia dengan pertanyaan yang telah di berikan sesuai idea tau gagasannya.

Sebagai pegangang bagi seorang guru menurut Sukardi (2009: 39-40) mengemukakan beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pemberian skor tes uraian, yaitu guru sebaiknya: (1) menyusun kunci jawaban untuk setiap pertanyaan, (2) menentukan nilai setiap pertanyaan, (3) menetapkan skor penilaian, (4) memeriksa berdasarkan tiap pertanyaan, (5) mengelompokkan lembar jawaban, (6) tidak melihat nama penjawab, dan (7) sering beristirahat. Agar tes bentuk uraian terjamin dalam penilaian objektivitasnya, maka guru perlu

(30)

menyusun kunci jawaban untuk setiap pertanyaan yang mengandung materi penting yang digunakan sebagai acuan ketika menilai. Setiap pertanyaan dinilai berdasarkan bobot permasalahan, kompleksifitas jawaban, dan waktu untuk menyelesaikan jawaban, memutuskan beberapa point pengurangan skor penilaian jika siswa melakukan kesalahan kecil, misalnya kesalahan ejaan, tanda baca, dan penggunaan kata, sebelum pindah ke pertanyaan lainnya, disarankan agar mengevaluasi satu pertanyaan pada semua lembar jawaban dalam rangka untuk mengecek kesamaan kualitas jawaban, mengelompokkan lembar jawaban siswa menjadi 3 – 5 tumpukkan dengan memperhatikan ranking dari yang tertinggi sampai terendah, dan menempatkan lembar jawaban siswa ke dalam tumpukan yang ada atas dasar nilai yang dicapai, usahakan dalam proses penilaian jawaban tes tidak melihat nama siswa penjawabnya, dan disarankan untuk sering beristirahat guna mencegah kelelahan dan kejenuhan yang dapat mengakibatkan perubahan signifikan terhadap pemberian skor.

Hasil pengujian hipotesis kedua (lampiran 9) diperoleh harga Fhitung = 10640,40. Sedang Ftabel pada taraf signifikan α= 0,05, db pembilang (a - 1) (b - 1) = (b – 1) = 1 db penyebut nt – 4 = 72 diperoleh F(0,005) (1,68) = 3,96. Ternyata harga Fhitung ˃ Ftabel. Hal ini berarti bahwa hipoteses nol yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa diterima secara signifikan. Selain itu, hal ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara bentuk tes dengan motivasi belajar siswa yang memberikan

(31)

pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dengan pengaruh interaksi menunjukkan bahwa antara bentuk tes dan motivasi belajar mempunyai sinergi yang positif terhadap hasil belajar siswa.

Mata pelajaran IPS Sosiologi memiliki karakteristik dalam mengukur hasil belajar siswa baik dalam tes bentuk uraian maupun pilihan ganda, keduanya memiliki peran yang sama. Namun hal ini tergantung kepada siswa yang mengikuti proses pembelajaran yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Dari hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh dilihat harga thitung untuk pengujian hipotesis penelitian ketiga sebesar 42,02. Sedang dari daftar distribusi diperoleh 𝛼 = 0,05 dan db = n1 + n2 − 2tdaftar pada = 2,04, ternyata harga thitung lebih besar dari ttdaftar. Di samping itu dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar dari kelompok A1B1(𝑋 = 27). lebih tinggi dari kelompok A2B1(𝑋 = 18,47). Dari hasil analisis ini diperoleh gambaran kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi dibandingkan dengan penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulis yang berbunyi: “siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam pembelajaran yang menggunakan tes bentuk uraian dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo” dapat diterima atau teruji secara signifikan.

(32)

Berdasarkan pengujian hasil perhitungan uji-t dapat dilihat bahwa thitung untuk pengujian hipotesis penelitian keempat sebesar 27,95. Sedang dari daftar distribusi diperoleh tdaftar pada 𝛼 = 0,05 dan db = n1 + n2 − 2 diperoleh tdaftar = 2,04. Ternyata harga thitung > 𝑡daftar. Disamping itu dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar dari kelompok A2B2 (𝑋 = 14,05). lebih tinggi dari kelompokA1B2(𝑋 = 18,21). Dari hasil analisis ini diperoleh gambaran kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi dibandingkan dengan penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa hipotesis penulis yang berbunyi: “siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam penggunaan tes bentuk pilihan ganda dibadingkan dengan penggunaan tes bentuk uraian pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo” dapat ditolak dan diuji secara signifikan.

Peranan motivasi belajar memiliki arti yang begitu mendalam karena dengan motivasi memberikan dorongan bagi siswwa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik atau memperoleh hasil nilai yang tinggi. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi pada umumnya menyenangi kegiatan belajar yang bersifat mandiri dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mencapai ketekunan belajar. Ketekunan ini dapat tercermin ketika seorang siswa lebih mempelajari sesuatu secara lebih mendetail atau spesifik. Namun ketika siswa yang memiliki motivasi tinggi kurang tekun dalam mendalami pengkajian setiap

(33)

uraian dan penjelasan setiap mata pelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh pun bisa mengalami penurunan.

Selanjutnya, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dapat memiliki peluang hasil belajar yang lebih tinggi dengan menggunakan tes bentuk uraian ketika ia mau berusaha menekuni mata pelajaran dengan mendalam dan terus berusaha mengevaluasi hasil belajar yang telah diperoleh.

Berdasarkan uraian diatas dapat memberikan gambaran bahwa seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan bentuk tes yang akan digunakan dalam rangka mengukur hasil belajar siswa.

Gambar

Tabel 9: Deskripsi Data hasil Belajar Siswa  Klmpk  n  Skor  Min  Skor  Max  Mean (χ)  Modus (Mo)  Median (Me)  St
Tabel 10:  Daftar  Distribusi  Frekuensi  Data  Hasil  Belajar  Siswa  Yang    Mengikuti Tes Bentuk Uraian (A 1 )
Tabel  11: Daftar  Distribusi  Frekuensi  Data Hasil  Belajar Siswa yang  Mengikuti Tes Bentuk Pilihan Ganda (A 2 )
Tabel  12: Daftar Distribusi Frekuensi  Data Hasil  Belajar Siswa yang  Memiliki  Motivasi Belajar Tinggi (B 1 )
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun startegi ini perlu dilakukan dengan harapan, Roy Genggam mampu mengatasi kendala yang khas pada anak-anak saat pemotretan iklan Cussons, walaupun tidak ada

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Kebutuhan konsumen terhadap produk helm adalah helm berbentuk half face, helm berbentuk full face, helm berbentuk flip up,

Berdasarkan dari pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan penanaman nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah fi din al-Islam dalam penelitian ini adalah kegiatan dalam

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk memberikan bukti empiris bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi pada

1) Reksa dana tertutup (Closed-End Fund), yaitu reksa dana yang tidak dapat membeli saham-saham yang telah di jual kepada pemodal. Artinya, pemegang saham tidak dapat memjual

Subjek S4 dalam menyelesaikan masalah pertama maupun kedua adalah membayangkan terlebih dahulu cara apa yang digunakan untuk melakukan penyelesaian. Setelah

Bentuk logo dalam “ Rebranding bus Eka- Mira sebagai upaya untuk mempertahankan brand loyalty ” diatas dibuat sesuai dengan data -data yang telah diambil dari