1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR
PAJAK WAJIB PAJAK BADAN DI KOTA PADANG
Muhamad Andi1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dwi Fitri Puspa1, Herawati2, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
ABSTRACT
This study aim to know the influence of factors that affect the willingness to pay taxes corporate taxpayers in the city of Padang. Primary data types and a total of 106 sample respondents corporate taxpayers with sampling convenience sampling method. The results showed that awareness of paying tax, knowledge and understanding of tax regulations and the level of confidence in the government and law system have no significant effect on the willingness to pay tax while the perception of the good over the effectiveness of the tax system have a significant effect on the willingness to pay tax
Keywords : Paying Tax Awareness, Knowledge and Understanding of the Peraturran Taxation, Perceived Effectiveness of Good Over Tax System, Level of Trust in Government and Law System.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Perpajakan No 16 Tahun 2009 Pasal 1 pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Besarnya penerimaan pajak tergantung pada tingginya tingkat kemauan wajib pajak. Untuk meningkatkan penerimaan pajak maka perlu ditingkatkan
sosialisasi dari KPP Pratama Padang kepada wajib pajak dan peran aktif dari wajib pajak itu sendiri guna untuk meningkatkan kemauan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Padang tahun 2013 sebanyak
23.258 wajib pajak badan, namun
kenyataannya belum mencapai 50% yang
mau membayar pajaknya. Hal ini
menunjukan bahwa tingkat kemuaan membayar pajak masih rendah.
2
Kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kesadaran wajib pajak, pemahaman dan pengetahuan tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum.
Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana melakukan atau menyikapi terhadap realitas itu sendiri. Timbulnya kesadaran manusia itu oleh sikap yang merupakan penentu dalam tingkah laku manusia, sebagai reaksi senang atau tidak senang ataupun suka atau tidak suka (Jahya, 2011). Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pajak dilihat dari minimnya pengetahuan masyarakat mengenai pajak sehingga kemauan membayar berkurang.
Pengetahuan dan pemahaman adalah suatu proses atau cara dimana manusia mengerti, paham dan mengetahui sesuatu yang bertujuan. Ini timbulnya adanya motivasi yang merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan (Jahya,
2011). Kurangnya kemauan untuk
melakukan kewajiban perpajakannya
disebabkan oleh sedikitnya pengetahuan tentang pajak dan tidak menyadari manfaat dari pajak tersebut.
Persepsi bisa dikatakan sebagai suatu pengorganisasian pemacu oleh kelompok atau organisasi dan individu sehingga
merupakan suatu yang berarti dan
merupakan efektifitas penyatuan dalam diri
manusia. Timbulnya persepsi ini
dikarenakan adanya perasaan yang
merupakan keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi stimulus baik internal maupun eksternal (Jahya, 2011). Wajib pajak mempersepsikan pungutan pajak sebagai pungutan wajib bukanlah wujud peran dikarenakan mereka belum melihat wujud nyata pajak bagi negara dan masyarakat dan juga persepsi masyarakat kepada aparat pajak.
Kepercayaan adalah suatu yang
dihadapkan dengan kejujuran dan sikap kooperatif. Timbulnya ini didasari oleh sikap yang merupakan organisasi keyakinan-keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relative ajek, yang memberikan dasar kepada orang untuk membuat respons dalam cara tertentu (Jahya, 2011). Masyarakat berpendapat bahwa hilangnya
kepercayaan terhadap aparat pajak
dikarenakan banyaknya kasus-kasus pajak yang ada di indonesia seperti pengelapan pajak maupun penyimpangan pembayaran pajak lainnya.
3
Apabila wajib pajak sadar atau mau membayar pajak maka penerimaan pajak akan makin bertambah bukan makin berkurang dan wajib pajak tiap tahun pasti
bertambah. Untuk memaksimalkan
pendapatan pajak perlu kemauan dan peran aktif dari masyarakat khususnya wajib pajak tetapi tidak hanya wajib pajak saja berperan aktif untuk mau membayar pajak namun diminta juga peran dari pemerintah khususnya Direktorat Jendral pajak. Untuk itu Dirjen Pajak berusaha mengintensifkan penerimaan pajak, maka Dirjen Pajak memperluas objek pajak atau mencari wajib pajak baru dan juga telah memberikan kemudahan dan kepercayaan kepada wajib pajak.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kesadaran
membayar pajak, pengetahuan dan
pemahaman tentang peraturan perpajakan, yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintah dan hukum terhadap kemauan membayar pajak.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan perumusan masalah di atas adalah untuk mendapatkan bukti empiris
tentang pengaruh kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintah dan hukum terhadap kemauan membayar pajak.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok orang atau kumpulan individu, kejadian atau segala sesuatu yang memiliki kualitas-kualitas, karakteristik tertentu. Sampel adalah seluruh elemen-elemen populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah para wajib pajak badan kota padang yang terdaftar di KPP Pratama Padang tahun 2013.
Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah wajib pajak badan yang terdaftar sebanyak 23.258 wajib pajak badan, maka jumlah sampelnya adalah dengan menggunakan rumus slovin dengan
margin of error sebesar 5% (Danung, 2013),
maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 400 wajib pajak badan.
Metode Analisis
Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah persamaan regresi linier berganda, yaitu analisis lebih dari satu variabel independen.
4 HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Dapat dilihat dari nilai Kaiser
Meyer Olkin Measure Of Sampling Adequency (KMO – MSA) dari variabel jika
berada diatas 0,5 hal ini memberikan arti bahwa item-item dari variabel tersebut valid untuk di uji (Ghozali, 2011). Sebaliknya jika faktor loading kurang dari 0,4 berarti item tersebut tidak valid.
Tabel 1.1 Hasil Uji Validitas
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa variabel kesadaran membayar pajak (X1), pengetahuan dan pemahaman tentang
peraturan perpajakan (X3), tingkat
kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum (X4) dan kemauan membayar pajak (Y) memiliki nilai Kaiser Meyer Olkin
Measure Of Sampling Adequency (KMO –
MSA) > 0,5, artinya semua item-item pertanyaan valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu pengujian untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten. Pengujian ini dilakukan dengan uji Cronbach Alpha, jika maka item-item atau variabel yang telah valid tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Uji ini bisa dilihat dari hasil uji reliabilitas dengan nilai Cronbach alpha > 0,60.
Tabel 1.2 Hasil Uji Reliabilitas
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel 1.2 terlihat bahwa
kesadaran membayar pajak (X1),
pengetahuan dan pemahaman tentang
peraturan perpajakan (X2), persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan (X3), tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum (X4) dan kemauan membayar pajak (Y) telah memiliki
Cronbach Alpha di atas 0,60. Jadi dapat
disimpulkan seluruh item pertanyaan digunakan reliabel.
Variabel KMO Cut
Off Factor Loading Cut Off Ket X1 0,624 0,50 0,816-0,921 0,40 Valid X2 0,668 0,50 0,634-0,776 0,40 Valid X3 0,643 0,50 0,583-0,885 0,40 Valid X4 0,535 0,50 0,779-0,905 0,40 Valid Y 0,664 0,50 0,457-0,790 0,40 Valid Variabel Cronbach’s
Alpha Cut Off
Keterang an X1 0,685 0,60 Reliabel X2 0,662 0,60 Reliabel X3 0,727 0,60 Reliabel X4 0,653 0,60 Reliabel Y 0,687 0,60 Reliabel
5 Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi ini berfungsi sebagai untuk menggambarkan karakteristik dari masing-masing variabel penelitian yang menyajikan data ke dalam tabel distribusi frekuensi, menghitung nilai median,modus dan nilai dispersi (standar deviasi dan
koefisiensi variansi) serta
mengiplementasikanya. Untuk mendapatkan rata-rata skor masing-masing indikator dan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner di pakai rumus Arikunto (2010) yaitu sebagai berikut :
Rata-rata skor =
(5.
ƒ
ss)+ (4.ƒ
s)+ (3.ƒ
N)+ (2.ƒ
Ts)+ (1.ƒ
sTs) Jumlah Responden (N)Sedangkan untuk mencari tingkat pencapaian jawaban responden digunakan rumus sebagai berikut:
TCR =
5
rataskor rata
x 100
Adapun kriteria nilai tingkat capaian responden (TCR) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Jika TCR berkisar antara 81% - 100% = Sangat Tinggi.
b. Jika TCR berkisar antara 66% - 80,99% = Tinggi.
c. Jika TCR berkisar antara 56% - 65,99% = Cukup Tinggi.
d. Jika TCR berkisar antara 0 – 55,99% = Kurang.
Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Ghozali (2011) Uji normalitas adalah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan uji One Sample
Kolmogorov Smirnov. Normalnya masing
masing variabel ditentukan dari nilai Asym
sig (2-Tailed) diatas 0,05.
Tabel 1.3 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel 1.3 di atas menunjukan bahwa hasil uji normalitas seluruh variabel penelitian yang dilakukan telah berdistribusi secara normal karena masing-masing variabel penelitian ini memiliki asymp sig (2-tailed) > 0.05.
Variabel Asymp Sig
(2-Tailed) Alpha Kesimpulan
0,151 0,05 Normal
0,133 0,05 Normal
0,172 0,05 Normal
0,73 0,05 Normal
6 2. Uji Multikolinearitas
Ghozali (2011) multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Ukuran ini bisa
menunjukan variabel independen manakah yang dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ tolerance). Nilai cutoff yang umumnya
dipakai untuk menunjukan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0.01 atau sama dengan VIF ≥ 10.
Tabel 1.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Hasil Olahan Data
3. Uji Heterokedastisitas
Ghozali (2011) heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan lain. Data ini dapat dilihat dari grafik plotantara nilai prediksi variabel terikat (dependen).
Grafik 1.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan grafik plot di atas terlihat tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
Uji Hipotesis
Tabel 1.5 Hasil Uji Hipotesis
Sumber: Hasil Olahan Data
Variabel Tolerance VIF Keterangan X1 0,870 1,150 Tidak terjadi multikolinearitas X2 0,940 1,064 Tidak terjadi multikolinearitas X3 0,867 1,154 Tidak terjadi multikolinearitas X4 0,958 1,044 Tidak terjadi multikolinearitas
Variabel B t Sig Keterangan
Konstanta 8,099 2,160 0,033 X1 0,187 1,677 0,097 Tidak signifikan X2 0,165 1,332 0,186 Tidak signifikan X3 0,274 2,847 0,005 Signifikan X4 0,064 0,475 0,636 Tidak signifikan R2 0,146 F-sig 0,003
7 Uji Determinasi (R2)
Pada tabel 1.5 menunjukan bahwa nilai R2 sebesar 0,146 atau 14,6% artinya kesadaran membayar pajak, penggetahuan
dan pemahaman tentang peraturan
perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas pajak dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum terhadap kemauan membayar pajak sebesar 14,6% dan sisanya sebesar 0,854 atau 85,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam model penelitian ini.
Uji Simultan (Stastistik-F)
Berdasarkan tabel 1.5 hasil pengujian F-test memperlihatkan nilai signifikan sebesar 0,003 sedangkan dalam proses pengujian yang digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hal ini disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak untuk digunakan, oleh karena itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilakukan dan hukum berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
Regresi Berganda
Hasil pengolahan data membuktikan bahwa nilai koefisien regresi menunjukan kontribusi yang berbeda. Secara umum analisis koefisien regresi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis linier berganda.
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
= 8,099 + 0,187 X1 + 0,165 X2 + 0,274 X3 + 0,064 X4 + e
PEMBAHASAN
Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak terhadap Kemauan Membayar Pajak (H1)
Hasil dari pengujian hipotesis tabel 1.5 menunjukan nilai koefisien regresi variabel kesadaran membayar pajak sebesar 0,187 dan nilai signifikan sebesar 0,097. Pada pengolahan ini di pakai tingkat kesalahan 0,05, ini menandakan bahwa nilai signifikan sebesar 0,097 > 0,05, jadi dalam penelitian variabel ini H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga dapat disimpulkan bahwa
kesadaran membayar pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
Pada hasil pengujian hipotesis pertama ini teridentifikasi bahwa kesadaran
membayar pajak tidak berpengaruh
signfikan terhadap kemauan membayar pajak, kondisi tersebut menunjukan bahwa kesadaran seseorang tidak bisa dijamin dikarenakan perilaku yang bisa dirubah agar sadar akan pajaknya. Hal ini disebakan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pajak dilihat dari minimnya pengetahuan
8
masyarakat mengenai pajak sehingga
kemauan membayar berkurang.
Temuan pengujian hipotesis pertama ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan Rahmawaty, dkk.,(2011)
menunjukan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widayati dan Nurlis (2010) menyatakan bahwa
kesadaran membayar pajak tidak
berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. hasil ini tidaklah sesuai dengan teori perilaku, dimana teori tersebut bisa mempengaruhi kesadaran membayar pajak.
Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Perpajakan terhadap Kemauan Membayar Pajak (H2)
Dari hasil penelitian hipotesis tabel 1.5 Variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,165 dan nilai signifikan variabel sebesar 0,186. Pada penelitian ini tingkat kesalahan yang di pakai sebesar 0,05. Hal ini menunjukan nilai signifikan 0,186 > 0,05, jadi dalam penelitian variabel ini H0 diterima dan H1
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan dan pemahaman
tentang peraturan perpajakan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
Pada hasil hipotesis yang kedua ini terindentifikasi bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak, kondisi tersebut
menunjukan bahwa pengetahuan dan
pemahaman seseorang yang tidak bisa dijamin untuk mau membayar kewajiban perpajakannya. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya pengetahuan tentang pajak dan tidak menyadari manfaat dari pajak tersebut. Temuan yang didapat pada tahapan hipotesis kedua kedua ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan Handayani, dkk.,
(2012) menunjukan bukti bahwa
pengetahuan dan pemahaman tentang
peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
Pengaruh Persepsi yang Baik Atas Efektifitas Sistem Perpajakan terhadap Kemauan Membayar Pajak (H3)
Dari hasil penelitian hipotesis tabel 1.5 penelitian ini menunjukan nilai koefisien regresi variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan sebesar 0,274 dan nilai signifikan sebesar 0,005, tingkat kesalahan dalam penelitian ini memakai nilai sebesar 0,05. Jadi ini menunjukan nilai
9
signifikan dari variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan sebesar 0,005 < 0,05. Berarti dalam penelitian variabel ini H0 ditolak dan H1 diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
Pada hasil hipotesis yang ketiga ini terindentifikasi bahwa persepsi yang atas
efektifitas perpajakan berpengaruh
signifikan terhadap kemauan membayar pajak, kondisi tersebut menunjukan bahwa persepsi seseorang dapat dijamin untuk mau membayar kewajiban perpajakannya. Hal ini disebabkan oleh mempersepsikan bahwa pungutan pajak itu akan dirasakan dalm bentuk infrastruktur yang ada.
Temuan yang didapat sejalan dengan penelitian yang dilakukan Setyonugroho (2010) yang menunjukan bahwa persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
Pengaruh Tingkat Kepercayaan terhadap Sistem Pemerintahan dan Hukum terhadap Kemauan Membayar Pajak (H4)
Hasil pengujian hipotesis tabel 5.3 variabel tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum memiliki nilai
koefisien regresi sebesar 0,064 dan nilai signifikan sebesar 0,636, tingkat kesalahan yang di pakai sebesar 0,05. Jadi ini menunjukan nilai signifikan dari tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum sebesar 0,636 > 0,05. Berarti dalam penelitian variabel ini H0 diterima dan
H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum tidak berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
Pada hasil hipotesis yang ketiga ini terindentifikasi bahwa tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum tidak berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak, kondisi tersebut menunjukan bahwa kepercayaan seseorang terhadap sistem pemerintahan dan hukum sangatlah minim. Hal ini disebabkan oleh banyaknya hal-hal yang terjadi dalam negara misalnya korupsi didalam perpajakan sehingga berakibat kepercayaan masyarakat berkurang.
Temuan yang didapat sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani, dkk., (2011) menunjukan bahwa tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum tidak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak.
10 PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak wajib pajak badan di Kota Padang, dianalisa
dengan menggunakan regresi linear
berganda, maka kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian hipotesis 1
membuktikan bahwa variabel kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak badan. Hal ini
disebakan kurangnya kesadaran
masyarakat tentang pajak dilihat dari
minimnya pengetahuan masyarakat
mengenai pajak sehingga kemauan membayar berkurang.
2. Hasil pengujian hipotesis 2
membuktikan bahwa variabel
pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak badan. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya pengetahuan tentang pajak dan tidak menyadari manfaat dari pajak tersebut.
3. Hasil pengujian hipotesis 3
membuktikan bahwa variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh signifikan
terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak badan. Hal ini disebabkan oleh mempersepsikan bahwa pungutan pajak itu akan dirasakan dalm bentuk infrastruktur yang ada.
4. Hasil pengujian hipotesis 4
membuktikan bahwa variabel tingkat
kepercayaan terhadap sistem
pemerintahan dan hukum tidak
berpengaruh signifikan terhadap
kemauan membayar pajak wajib pajak
badan. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya hal-hal yang terjadi dalam
negara misalnya korupsi didalam
perpajakan sehingga berakibat
kepercayaan masyarakat berkurang.
REFERENSI
Ajzen, I., 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior
and Human Decision Processes, 50,
pp. 179–211.
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina
Aksara.
DJP Sumbar dan Jambi, 2013. “Data Wajib
Pajak Badan : Padang.
Fikriningrum, Winda Kurnia, 2012.
“Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak”. Universitas Diponegoro.
11
Fitria, Verisca Dena, 2010. “Pengaruh
Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)”.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Handayani, dkk, 2012 “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas”.
Universitas Jenderal Soedirman.
Hardiningsih, Pancawati dan Nila,
Yulianawati. 2011 “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak”. Dinamika
keuangan dan Perbankan, Vol. 3, No.1, Hal: 126-142.
Harinurdin, Erwin, 2009. “Perilaku
Kepatuhan Wajib Pajak Badan”.
Universitas Indonesia.
Ihsanudin, Muhammad YS, 2012.
“Faktor-Faktor Dalam Wajib Pajak Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak”. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Jahya, Yudrik, 2011. Psikologi
Perkembangan. Jakarta : Kencana.
Jatmiko, Agus Nugroho, 2006. “Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Studi
Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota Semarang)”. Universitas Diponegoro.
James, Alm et, al., 2005. “Russians Attitudes
Toward Paying Taxes-Before, During, and After The Transition
Wajib Pajak Terhadap Kemauan Membayar Pajak”. Rusia.
Nugroho, Adi Rahman, 2012.
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk Membayar Pajak dengan Kesadaran Membayar Pajak sebagai Variabel Intervening”.
Universitas Diponegoro.
Oroh, Nenita Dewi, 2013. “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WP Restoran melaporkan Kewajiban Perpajakan Di Minahasa”. Jurnal
EMBA, Vol. 1 No.3, Juni, 2013, Hal: 703-710.
Putri, Wike Puspasari, 2012. “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi kepatuhan Pemilik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak”. Kota
Batu.
Pratama, Margareth Ros, 2012. “Analisis
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Kepatuhan Kewajiban Perpajakan Di Kota Tangerang Selatan”.
Universitas Bina Nusantara Jakarta. Probondari, Ryanni Z, 2013. “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar Di KPP Pratama Bintan”. Universitas
Maritim Raja Ali Haji
12
Rahmawaty, dkk., 2011 “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak”. Jurnal Telaah dan
Riset akuntansi, Vol. 4. No.2, Hal. 202-215.
Rantung, Tatiana Vanessa dan Priyo, Hari Adi, 2009. “Dampak Program
Sunset Policy Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak 1 (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pelaku Usaha Di Wilayah KPP Pratama Salatiga)”.
Universitas Trunojoyo Madura.
Resmi, Siti 2009. Perpajakan. Teori dan
Kasus Edisi 5. Jakarta : Salemba
Empat.
Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A. 2009. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Rosiline, Riessa dan M Khoiru Rosydi, 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Mengukuhkan Diri Sebagai Pengusaha Kena Pajak” Universitas Brawijaya Malang.
Sekaran, 2006. Research Methods For
Business. Badan Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
Sekaran, 2011. Research Methods For
Business. Badan Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
Sutedi, Adrian. Hukum Pajak. Jakarta : Sinar Grafika, 2013.
Setyawati, Eka. 2013. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang
Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas”. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Setyonugroho, Hariyadi, 2012. “Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Surabaya Tegalsari”.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Perbanas. Surabaya.
Sunyoto, Danang, 2013. Metode dan
Instrumen Penelitian. Jakarta: Center For Academic Publising Service (CAPS).
Taylor, Shelley E., et al., 2009. Psikologi
sosial, Edisi Kedua Belas. Jakarta:
Kencana.
Undang-Undang Perpajakan No 16 tahun 2009.
Waluyo, 2011. Perpajakan Indonesia. Buku 1. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat.
Widaningrum, 2007. “Identifikasi
Kemampuan dan Kemauan Membayar Masyarakat Menengah Rendah” ITB.
Widayati dan Nurlis, , 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan
Bebas”. Simposium Nasional