• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. SUBDIT ANALISIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. SUBDIT ANALISIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

I. SUBDIT ANALISIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI

Tabel Capaian Indikator Kinerja Aktivitas Subdirektorat Analisis dan Strategi Pengembangan

Destinasi:

Dari tabel capaian Indikator Kinerja Aktivitas di atas, dapat dilihat capaian jumlah rencana pengembangan destinasi yang harus dicapai sebanyak 4 dokumen, dimana masing-masing seksi memiliki output 4 dokumen. Dokumen-dokumen tersebut antara lain:

1. Laporan Pelaksanaan Bimbingan Teknis Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata 2. Pedoman Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata

3. Laporan Pelaksanaan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Pariwisata

4. Laporan Penyusunan Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata di Calon Ibukota Negara

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Subdirektorat Analisis dan Strategi Pengembangan Destinasi pada tahun 2020 untuk mendukung sasaran Direktorat Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan adalah sebagai berikut:

1. PEDOMAN MITIGASI BENCANA DI DESTINASI PARIWISATA

Dalam penataan ruang dan pembangunan kawasan pariwisata perlu memperhatikan peta rawan bencana sehingga sejak tahap perencanaan, tahapan implementasi sampai operasional dapat mengkaitkan dengan ancaman bencana yang ada. Bencana memiliki periode yang berulang dan risiko bencana dapat dikurangi agar dampak bencana dapat diminimumkan dengan upaya mitigasi serta pengurangan bencana. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah pedoman yang dapat meningkatkan kesadaran, kesiapsiagaan destinasi dalam menghadapi risiko bencana yang terjadi di berbagai destinasi wisata di Indonesia.

Pedoman Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata sangatlah penting dibuat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta kesiapsiagaan tentang risiko bencana disekitar destinasi pariwisata yang rawan bencana. Dalam rangka memberikan acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pengusaha (Industri) Pariwisata, Masyarakat dan Pemangku Kepentingan lainnya di destinasi wisata, maka Pedoman Mitigasi Bencana Di Destinasi

INDIKATOR KERJA AKTIVITAS 1

SUBDIREKTORAT ANALISIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI Subdir. Analisis dan Strategi

Pengembangan Destinasi Output Seksi Analisis Destinasi Jumlah perangkat tata kelola

destinasi pariwisata

berkelanjutan yang tersedia

4 Dokumen Jumlah bahan analisis destinasi

2 Dokumen

Seksi Strategi Pengembangan Destinasi Jumlah bahan strategi

pengembangan destinasi

(2)

Pariwisata dibuat agar menjadi pertimbangan dalam pembangunan pariwisata kedepan di setiap daerah sehingga adanya peningkatan kualitas pengelolaan dan penataan destinasi wisata secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

a. Sosialisasi Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dalam Rangka Penyusunan Pedoman Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata

Tujuan dari kegiatan ini adalah mensosialisasikan pelaksanaan panduan penerapan protokol kesehatan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dalam rangka penyusunan pedoman mitigasi bencana di Destinasi Pariwisata yang ditujukan bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya di Desa Wisata Hijau Bilebante

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Plh. Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan, Bapak Muh Nurdin Dalam sambutannya beliau menyampaikan pentingnya aspek Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dalam pengelolaan destinasi wisata karena adanya peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia dan dunia terhadap kebersihan kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan, sangat besar akibat pandemi Covid-19.

Pada sesi pemaparan materi dari Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat, Bapak L. M. Faozal menjelaskan tentang “Kebijakan dan Program Pemerintah Provinsi NTB dalam Membangkitkan Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19. Saat ini pemerintah sudah menyiapkan sertifikasi bagi penyedia jasa pariwisata dalam rangka memastikan kesiapan jasa layanan yang sesuai dengan standar protokol kesehatan Cleanliness, Health, Safety, and Environment (CHSE).

Pada sesi pemaparan materi dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ibu Nurhandini Eka Dewi menjelaskan tentang “Beradaptasi dengan Tatanan Kebiasaan Baru di Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”. Adaptasi kebiasaan baru perlu diterapkan dalam rangka penyesuaian kebiasaan baru yang harus dilakukan masyarakat, agar dapat melaksanakan kegiatan sehari hari agar dapat hidup aman dari Covid 19. Kunci utama adalah konsisten dalam melaksanakan protokol kesehatan Covid 19 serta seluruh pelaku pariwisata punya pemahaman yg sama tentang pelaksanaan protokol covid di area pariwisata.

Pada sesi pemaparan materi dari Wakil Direktur Politeknik Pariwisata Lombok, Bapak Farid Said menjelaskan tentang “Penerapan Cleanliness, Health, Safety, and Environment (CHSE) di Destinasi Pariwisata” salah satu yang penting adalah penanganan tur wisatawan dalam era adaptasi kebiasaan baru.

Pada sesi pemaparan materi dari Akademisi/Dosen Pariwisata STP Mataram, bu Sri Susanty menjelaskan tentang “Pemberdayaan Masyarakat melalui Digital Marketing”. Pentingnya digital marketing adalah untuk menginformasikan secara langsung desa wisata ke wisatawan, sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat desa itu serta wisatawan dapat mengetahui potensi desa langsung dari masyarakat.

(3)

Pada kesempatan ini juga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Direktorat Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan memberikan bantuan pengembangan Pusat Informasi Digital Wisatawan bagi Desa Wisata Hijau Bilebante, Kabupaten Lombok Tengah. Penyerahan ini dilakukan dalam rangka pendukungan Pilot Project Desa Wisata dari Pemerintah Pusat kepada Pengelola Desa Wisata Hijau Bilebante.

Dokumentasi pelaksanaan Sosialisasi Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dalam Rangka Penyusunan Pedoman Mitigasi Bencana di Destinasi

Pariwisata

Pemberian bantuan pengembangan Pusat Informasi Digital Wisatawan bagi Desa Wisata Hijau Bilebante, Kabupaten Lombok Tengah

(4)

2. BIMBINGAN TEKNIS MITIGASI BENCANA DI DESTINASI PARIWISATA

Pariwisata hingga saat ini masih dipandang sebagai salah satu sektor ekonomi yang handal. Cakupan sektor ini sangat luas sehingga mampu memberikan sumbangan signifikan bagi penanggulangan kemiskinan dengan cara memperbesar multiplier effect, membuka kesempatan kerja, meningkatkan peluang usaha serta distribusi pendapatan.

Saat ini, hampir seluruh negara di dunia menghadapi tantangan yang sama terkait pandemik COVID-19. Pandemik ini tidak hanya berdampak kepada kesehatan masyarakat, namun juga kepada perekonomian suatu negara. Salah satu sektor ekonomi yang terdampak yaitu Pariwisata. Hal ini karena manusia merupakan media penularan efektif, sehingga menuntut pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait pembatasan pergerakan/perjalanannya agar dapat membantu mencegah penyebaran. Pariwisata sebagai salah satu sektor jasa perjalanan, tentu sangat terpengaruh dengan kebijakan-kebijakan tersebut, karena kegiatan Pariwisata hanya dapat terbentuk dari proses pergerakan/perjalanan seseorang keluar dari lingkungan biasanya / Usual environment untuk melakukan aktivitas wisata.

Dunia pariwisata harus bersiap diri untuk dapat memberikan jaminan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan yang tinggi akan produk dan pelayanan yang diberikan kepada wisatawan. Sehingga Kemenparekraf/Baparekraf menyusun Buku Panduan Protokol Kesehatan di Bidang Hotel dan Restaurant. Buku panduan ini menjadi acuan bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, serta asosiasi usaha dan profesi terkait hotel dan restoran untuk melakukan sosialisasi, edukasi, simulasi, uji coba, pendampingan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi dalam penerapan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) demi meningkatkan keyakinan para pihak, reputasi usaha, dan destinasi pariwisata.

Peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia dan dunia terhadap kebersihan kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan, sangat besar akibat pandemi Covid-19. Pola permintaan dan perilaku wisatawan ke depan akan sangat dipengaruhi kesadaran terhadap kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan yang tinggi. Dunia pariwisata harus bersiap diri untuk dapat memberikan jaminan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan yang tinggi akan produk dan pelayanan yang diberikan kepada wisatawan. Perlunya bimbingan teknis bagi industri pariwisata dalam menyiapkan produk dan pelayanan yang bersih, sehat, aman, dan ramah lingkungan khususnya hotel dan homestay.

Dengan demikian, sebagai bentuk respon kejadian luar biasa pandemi Covid-19 yang melanda dunia salah satunya sektor pariwisata, Direktorat Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan c.q. Subdit Analisis dan Strategi Pengembangan Destinasi telah melakukan Bimbingan Teknis Mitigasi Bencana yaitu penerapan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) yang diselenggarakan di Desa Nglanggeran, Kab. Gunung Kidul DIY; Desa Pentingsari Kab. Sleman DIY, dan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

(5)

b. Bimbingan Teknis Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata Desa Wisata Nglanggeran, Kab. Gunung Kidul DIY di Eastparc Hotel Yogyakarta (18 Agustus 2020) dan Desa Wisata Pentingsari, Kab. Sleman DIY di Novotel Yogyakarta Malioboro (19 Agustus 2020)

Tujuan dari pelaksanaan Bimbingan Teknis Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata ini adalah: Pelaksanaan instruksi Presiden, pelaksanaan instruksi Menteri Parekraf/Kaparekraf Nomor 1 Tahun 2002; serta menyiapkan produk dan pelayanan yang bersih, sehat, aman dan ramah lingkungan (Cleanliness, Health, Safety and

Enviromental Sustainability) khususnya hotel dan homestay.

Dalam Bimbingan Teknis ini disampaikan beberapa materi oleh beberapa narasumber diantaranya panduan pelaksanaan CHSE yang ditujukan bagi pengusaha dan/atau pengelola serta karyawan dalam memenuhi kebutuhan tamu akan produk dan pelayanan pariwisata yang bersih, sehat, aman, dan ramah lingkungan pada masa pandemi Covid-19 ini.

Panduan CHSE ini juga sebagai acuan bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, serta asosiasi usaha dan profesi terkait hotel untuk melakukan sosialisasi, tutorial/edukasi, simulasi, uji coba, pendampingan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi dalam penerapan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan

Dengan adanya pelaksanaan Bimtek CHSE ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran seluruh elemen pelaku pariwisata terhadap kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan di destinasi pariwisatanya.

Dokumentasi pelaksanaan Bimtek Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata Desa Nglanggeran, Kab. Gunung Kidul di Hotel Eastparc Hotel Yogyakarta (18 Agustus 2020)

(6)

c. Bimbingan Teknis Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan di Pondok Tepi Sawah (31 Agustus 2020 – 1 September 2020)

Tujuan dari pelaksanaan Bimbingan Teknis Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata ini adalah: Pelaksanaan instruksi Presiden, pelaksanaan instruksi Menteri Parekraf/Kaparekraf Nomor 1 Tahun 2002; serta menyiapkan produk dan pelayanan yang bersih, sehat, aman dan ramah lingkungan (Cleanliness, Health, Safety and Enviromental Sustainability) khususnya hotel dan homestay.

Dalam Bimbingan Teknis ini menghadirkan narasumber Muhammad Nur selaku Anggota Komisi X DPR RI; Indra Ni Tua selaku Direktur TKDPB Kemenparekraf/Baparekraf RI; Mujiat selaku Plt. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan; Muhammad Muslim selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan; Ayu Nurwitasari selaku perwakilan STP NHI Bandung – Tim Penyusun Handbook CHSE Kemenparekraf 2020; Aristo R. Waney selaku Hospitality Point.

Materi narasumber diantaranya panduan pelaksanaan CHSE yang ditujukan bagi pengusaha dan/atau pengelola serta karyawan dalam memenuhi kebutuhan tamu akan produk dan pelayanan pariwisata yang bersih, sehat, aman, dan ramah lingkungan pada masa pandemi Covid-19 ini.

Dokumentasi pelaksanaan Bimtek Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata Desa Pentingsari, Kab. Sleman Kidul di Novotel Yogyakarta Malioboro (19 Agustus 2020)

(7)

Panduan CHSE ini juga sebagai acuan bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, serta asosiasi usaha dan profesi terkait hotel untuk melakukan sosialisasi, tutorial/edukasi, simulasi, uji coba, pendampingan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi dalam penerapan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan

Dengan adanya pelaksanaan Bimtek CHSE ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran seluruh elemen pelaku pariwisata terhadap kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan di destinasi pariwisatanya

3. FASILITASI PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA

Saat ini, hampir seluruh negara di dunia menghadapi tantangan yang sama terkait pandemik COVID-19. Pandemik ini tidak hanya berdampak kepada kesehatan masyarakat, namun juga kepada perekonomian suatu negara. Salah satu sektor ekonomi yang terdampak yaitu Pariwisata. Hal ini karena manusia merupakan media penularan efektif, sehingga menuntut pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait pembatasan pergerakan/perjalanannya agar dapat membantu mencegah penyebaran. Pariwisata sebagai salah satu sektor jasa perjalanan, tentu sangat terpengaruh dengan kebijakan-kebijakan tersebut, karena kegiatan Pariwisata hanya dapat terbentuk dari proses pergerakan/perjalanan seseorang keluar dari lingkungan biasanya / Usual environment untuk melakukan aktivitas wisata.

Untuk itu, berdasarkan arahan dari Presiden pada rapat terbatas tanggal 23 Maret 2020. yang kemudian dituangkan dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran, Serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); dan dilanjutkan

Dokumentasi pelaksanaan Bimtek Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata di Pondok Tepi Sawah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (31 Agustus 2020 – 1 September 2020)

(8)

dengan rapat pimpinan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tanggal 16 April 2020, dan memperhatikan Surat Edaran Menteri Keuangan No SE 6/MK.02/2020 tentang Refocusing Kegiatan dan Realokasi Anggaran Kementerian/Lembaga dalam rangka percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Surat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana selaku Ketua Gugus Tugas Nomor B.14/KA GUGAS/PD.01.02/03/2020 Hal Dukungan Percepatan Penanganan Covid-19, diputuskan bahwa Kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan melakukan realokasi anggaran untuk mendukung percepatan penanganan Covid-19 dan membantu usaha dan tenaga kerja pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak.

Dengan demikian, sebagai bentuk respon kejadian luar biasa pandemi Covid-19 yang melanda dunia salah satunya sektor pariwisata, Direktorat Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan c.q. Subdit Analisis dan Strategi Pengembangan Destinasi telah melakukan Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Pariwisata yang diantaranya dukungan bahan pokok (BALASA) di Provinsi Aceh, Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) di Kota Batu, Jawa Timur, dan Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) di Deli Serdang, Sumatera Utara.

a. Fasilitasi Pengembangan Destinasi Pariwisata melalui Dukungan Bahan Pokok (BALASA) bagi Pelaku Usaha Kemenparekraf yang Terdampak Covid-19 di Provinsi Aceh (3 – 5 Agustus 2020)

Tujuan dari pelaksanaan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Pariwisata ini adalah: Pelaksanaan instruksi Presiden, pelaksanaan instruksi Menteri Parekraf/Kaparekraf Nomor 1 Tahun 2002; serta memberikan dukungan perlindungan social kepada pelaku sektor parekraf yang terdampak Covid-19.

Peserta atau penerima manfaat dalam kegiatan dukungan BALASA di Provinsi ACEH adalah pelaku pada sektor pariwisata formal yang terdiri dari jasa makanan dan minuman (restoran, kafe, rumah makan), jasa akomodasi wisata (hotel, termasuk MICE), jasa akomodasi wisata (pondok wisata), jasa spa, jasa angkutan wisata, jasa hiburan dan rekreasi, jasa event, dan jasa wisata serta sektor pariwisata nonformal (profesi) seperti destinasi wisata alam/ budaya, desa wisata, jasa akomodasi wisata (homestay), jasa angkutan wisata lainnya (jeep wisata), jasa pemandu wisata, dan warung kuliner UMKM di kawasan wisata.

Jumlah penerima paket BALASA di Provinsi Aceh sebanyak 1.130 paket yang merupakan usulan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh untuk masyarakat/ pelaku parekraf yang terdampak Covid-19.

Acara serah terima dukungan Balasa di Provinsi Aceh secara simbolis dilakukan pada hari Selasa, 04 Agustus 2020 bertempat di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. Serah terima dilakukan oleh Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan, Indra Ni Tua kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin. Acara dilanjutkan dengan penandatangan Berita Acara Serah Terima (BAST) oleh (1) Direktur Tata Kelola

(9)

Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan, (2) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, serta (3) Tenaga Ahli Anggota Komisi X DPR RI, Muhammad Ben Umar.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh oleh perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Aceh Besar, Perwakilan penerima bantuan dari beberapa asosiasi seperti Ketua PHRI Aceh; Ketua Asperapi Aceh; Ketua Asita Aceh; Ketua HPI; Ketua APJI serta disaksikan oleh Perwakilan dari Polda Aceh Bapak Kombes Pol. Hariadi

(10)
(11)

b. Fasilitasi Pengembangan Destinasi Pariwisata melalui Kegiatan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) di Destinasi Pariwisata Coban Talun, Kota Batu, Jawa Timur (9 Agustus 2020)

Tujuan dari kegiatan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) yaitu menunjang peningkatan kualitas Destinasi Pariwisata serta mendorong pemberdayaan serta mendukung para pelaku parwiisata dan ekonomi kreatif beradaptasi dengan kebiasaan baru agar tetap produktif dan aman selama masa pandemi Covid-19.

Acara dibuka oleh Ibu Dra. Hj. Lathifah Shohib dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis kepada pengelola berupa: 2 unit Alat Semprot beserta disinftan 5 ltr, 2 unit Thermogun, 2 unit P3K, cat tembok beserta kuasnya kepada pengelola tempat wisata Coban Talun Kota Batu dengan didampingi oleh Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan, Wakil Wali Kota Batu dan Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu. Kemudian acara dilanjutkan dengan kegiatan bersih-bersih tempat wisata oleh peserta dengan membawa alat kebersihan berupa sapu, pengki, pacul dan kantung sampah di sekitar kawasan Coban Talun yaitu Area Pagupon, Area Oyot, Area Apace, Area Taman Bunga dan Area Bunga Matahari.

Kiri ke kanan:

1) Sambutan dan pemaparan dari Hj. Lathifah Shohib, Anggota Komisi X DPR RI 2) Sambutan dan pemaparan dari Indra Ni Tua, Direktur TKDPB

Kemenparekraf/Baparekraf RI

3) Sambutan pemaran oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu

4) Penyerahan secara simbolis bantuan Kemenparekraf kepada pengelola oleh Hj. Lathifah Shohib, Anggota Komisi X DPR RI

(12)

c. Fasilitasi Pengembangan Destinasi Pariwisata melalui Kegiatan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) di Destinasi Pariwisata Bumi Perkemahan Sibolangit, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara (11 September 2020)

Tujuan dari pelaksanaan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Pariwisata ini adalah: Pelaksanaan instruksi Presiden, pelaksanaan instruksi Menteri Parekraf/Kaparekraf Nomor 1 Tahun 2002; serta memberikan dukungan perlindungan social kepada pelaku sektor parekraf yang terdampak Covid-19.

Tujuan dari kegiatan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) yaitu menunjang peningkatan kualitas Destinasi Pariwisata serta mendorong pemberdayaan serta mendukung para pelaku parwiisata dan ekonomi kreatif beradaptasi dengan kebiasaan baru agar tetap produktif dan aman selama masa pandemi Covid-19.

Perserta dari kegiatan ini yaitu Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Deli Serdang, Camat Sibolangit, Kepala Desa Sikeben, Kepala Dusun V, Pengelola Bumi Perkemahan Sibolangit, Duta Wisata Kabupaten Deli Serdang, Kelompok Sadar Wisata Berita Semeriah Desa Bulu Awar, Kelompok Sadar Wisata Sibolangit Berseri Desa Twa Sibolangit, Kelompok Sadar Wisata Lau betimus Desa Sembahe, Kelompok Sadar Wisata Babar Sari Desa Kutalimbaru, Kelompok Sadar Wisata Pokdarwis Bonsai Desa Bangun Sari, Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Deli Serdang.

Narasumber yang mengisi acara terdiri dr. Sofyan Tan, Anggota Komisi X DPR-RI, Indra Ni Tua, Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan Kemenparekraf/Baparekraf RI, Khoirum Rijal, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Deli Serdang. Pelaksanaan kegiatan di awali

Dokumentasi pelaksanaan BISA di Coban Talun, Kota Batu, Jawa Timur tanggal 9 Agustus 2002

(13)

dengan registrasi oleh 100 peserta yang terdiri dari Pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terdampak di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Dalam acara ini juga dilakukan penyerahan secara simbolis bantuan oleh Kemenparekraf berupa: 2 buah alat semprot beserta 5 buah disinfektan 5 liter, 5 set tempat sampah organic-non organik, 5 buah wastafel/tempat cuci tangan pedal, 5 buah panel informasi protokol kesehatan, 2 buah Thermogun, 2 paket P3K, bibit dan pot tanaman, cat tembok dan cat minyak/cat besi/cat kayu beserta kuasnya, kepada perwakilan 5 Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Kiri ke kanan:

1) Penyerahan secara simbolis bantuan Kemenparekraf kepada Pokdarwis di wilayah Kab. Deli Serdang 2) Sambutan dan pemaparan dari Sofyan Tan, Anggota Komisi X DPR-RI

3) Penggunaan bantuan wastafel oleh Sofyan Tan, Anggota Komisi X DPR-RI

4) Sambutan dan pemaparan oleh Khoirum Rijal, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Deli Serdang

Dokumentasi pelaksanaan BISA di Bumi Perkemahan Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara tanggal 11 September 2020

(14)

4. PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DI CALON IBUKOTA NEGARA

Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata di Calon Ibukota Negara Baru memiliki tujuan pelaksanaan yaitu tersusunnya kajian awal terkait Kajian Potensi Pengembangan Pariwisata di Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu persiapan destinasi pariwisata di Ibu Kota Negara (IKN) baru yang dicanangkan akan dipindahkan ke Kalimantan Timur. Sektor pariwisata perlu diperhatikan dalam pengembangan baru IKN karena menjadi salah satu penyumbang peningkatan perekonomian di IKN dan sekitarnya.

Dalam pengembangan kawasan destinasi pariwisata di IKN harus memenuhi komponen-komponen dasar destinasi (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas) yang juga berpedoman pada pengembangan pariwisata berkelanjutan yaitu memperhatikan aspek lingkungan, sosial & budaya, dan ekonomi. Tentunya pengembangan kawasan destinasi pariwisata di IKN ini perlu dikaji dan direncanakan sesuai kaidah-kaidah yang berlaku.

Keluaran (output) kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata di Ibukota Negara Baru ini yaitu:

a. Masukan bagi Pemerintah Daerah dan pelaku pariwisata dalam rangka penyusunan Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata di Ibukota Negara Baru .

b. Kumpulan materi dari para narasumber sebagai bahan kajian lanjutan dalam rangka Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata di Ibukota Negara Baru.

c. Laporan Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata di Ibukota Negara Baru. kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata di Ibukota Negara Baru dilaksanakan menjadi 6 (enam) tahap, yaitu Kickoff Meeting, FGD Pusat sebanyak 2 (dua) kali di Jakarta dan FGD Daerah sebanyak 3 (tiga) kali di Kalimantan Timur dengan tujuan adalah untuk memperoleh masukan dari Stakeholders di Provinsi Kalimantan Timur guna penyempurnaan terhadap hasil pengumpulan data lapangan yang telah dilakukan oleh tim penyusun, dalam hal indentifikasi inventarisasi destinasi pariwisata yang ada, program pembangunan pariwisata, kebijakan, rencana dan kegiatan/program pembangunan pariwisata di Provinsi Kalimantan Timur.

(15)

Tahapan pelaksanaan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata di Ibukota Negara Baru

(16)

Kick Off Meeting Kajian Pengembangan Destinasi Pariwisata di Provinsi Kalimantan Timur

(17)
(18)

II. REALISASI ANGGARAN SUBDIREKTORAT ANALISIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI

NO KEGIATAN LOKASI PAGU (Rp)

REALISASI PEMBAYARAN (Rp) % 1 Pedoman Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata Kab. Lombok Tengah (NTB) 400.000.000 399.950.000 99,99%

2 Bimbingan Teknik Mitigasi Bencana di Destinasi Pariwisata Kab. Sleman dan Kab. Gunungkidul (DIY) dan Banjarmasin (Kalimantan Tengah) 500.000.000 497.870.300 99,57% 3 Kabupaten/Kota/Kawasan yang Difasilitasi Pengembangan Destinasi Pariwisata

Aceh, Kab. Deli Serdang (Sumut), Kota Batu (Jatim) 1.250.000.000 1.248.559.200 99,88% 4 Penyusunan Strategi pengembangan Destinasi Pariwisata Di Ibukota Negara Baru Kalimantan Timur dan Jakarta 1.417.073.000 1.416.797.220 99,98% Total 3.567.073.000 3.563.176.720 99,89%

Gambar

Tabel Capaian Indikator Kinerja Aktivitas Subdirektorat Analisis dan Strategi Pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

REPORT OF HEALTH SAFETY ENVIRONMENTAL (HSE) MONITORING Transmission Line Tayan - Sanggau PERIOD MARCH 2019.. ENVIRONMENTAL PARAMETERS

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.. Ilham Muchtar dan Abbas Baco Miro). Penelitian ini mengkaji tentang pandangan Islam terhadap Adat Mappacing di Desa Bonto Mate’ne Kecamatan Mandai

Strategi pemulihan yang dilakukan Kampoeng Wisata Cinangneng adalah Menerapkan protokol kesehatan CHSE sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan nomor

Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan, alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan yang dilakukan di Istana Maimun dengan berbasis CHSE adalah

Untuk membangkitkan pariwisata di Indonesia, pemerintah melakukan sejumlah strategi seperti sertifikasi cleanliness, health, safety (CHS) di destinasi wisata untuk

Tidak seperti pariwisata Indonesia yang memiliki tingkat keamanan dan kenyamana yang rendah sehingga membuat para wisatawan akan takut untuk berkunjung ke destinasi

• Maksud dari kegiatan ini adalah dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat sejalan dengan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan dengan

• Penyelenggara acara/pelaksana kegiatan bertanggungjawab memastikan setiap orang yang memasuki gedung BNDCC untuk kegiatan acara yang diselenggarakan melakukan pemindaian QR