Hop For Speed Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Tungkai dan Kemampuan Tendangan Atlet Tarung Derajat
Elya Wibawa Syarifoeddin
Program Studi Pendidikan Olahraga, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected]
Abstract: The purpose of this research is to get information about the implications of plyometric training Linear hurdle hop for speed and plyometric training Single leg linear hurdle hop for speed to raise the strength of leg muscle and kicking capacity of athletes at Tarung Derajat, Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. The research was carried out with descriptive and quantitative methods by using SPSS 16 program with the sources of primary and secondary data. The analytical tools used were Test of normality distribution, Test of homogeneity, Analysis of varians (ANOVA). The results show that the average gain score of the leg muscle strength of the group of plyometric training Single leg linear hurdle hop for speed is 12.40, and the group of plyometric training Linear hurdle hop for speed is 8.73, and the conventional group is 2.23; in the meantime the average gain score of kicking capacity of the plyometric training group of Single leg linear hurdle hop for speed is 4.20, the plyometric training group of linear hurdle hop for speed is 3.53, and the conventional group is 1.40. From the result of calculation using SPSS 16 it is known that calculation value with Levene’s test is significant based on mean value Sig of leg muscle strength of 0.385 and value Sig of kicking ability of 0.490, this value is larger than 0.05, so it can be concluded that the pre-test data of leg muscle strength and the kicking capacity taken from population having homogeneous variants. Futhermore, the result of one direction variants analysis from the group of Linear hurdle hop for speed and plyometric training Single leg liner hurdle hop for speed mentioned, showing the probability or significance >0.05. Based on that, it can be said that Ho is accepted or in other word, the hypothesis submitted is proven. From the results of the research it can be concluded that plyometric training of Single leg linear hurdle hop for speed has its effect better than the training of Linear hurdle hop for speed to raise the strength of leg muscle and kicking capacity.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang implikasi pelatihan pliometrik Linear hurdle hop for speed dan pelatihan pliometrik Single leg linear hurdle hop for speed terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan atlet Tarung Derajat Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif menggunakan program SPSS 16 dengan sumber menggunakan data primer dan sekunder. Alat analisis yang digunakan adalah Uji normalisasi distribusi, Uji homogenitas, Analisis ragam (analysis of varians, ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan dari gain score rata-rata kekuatan otot tungkai kelompok pelatihan pliometrik single leg linear hurdle hop for speed, adalah 12,40, kelompok pelatihan pliometrik linear hurdle hop for speed, adalah 8,73, dan kelompok pelatihan konvensional adalah 2,23, sedangkan gain score rata-rata kemampuan tendangan kelompok pelatihan pliometrik single leg linear hurdle hop for speed, adalah 4,20, kelompok pelatihan pliometrik linear hurdle hop for speed, adalah 3,53, dan kelompok pelatihan konvensional adalah 1,40. Hasil perhitungan menggunakan SPSS 16 diketahui bahwa nilai perhitungan dengan uji levene’s adalah signifikans berdasarkan based on mean nilai Sig kekuatan otot tungkai sebesar 0,385 dan nilai Sig kemampuan tendangan sebesar 0,490, nilai ini lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan data pre test kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan berasal dari populasi yang memiliki varians yang homogen. Selanjutnya, hasil analisis ragam satu arah dari kelompok linear hurdle hop for speed dan pelatihan pliometrik single leg linear hurdle hop for speed tersebut menunjukkan probabilitas atau signifikansi > 0,05. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Ho diterima atau dengan kata lain, hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelatihan pliometrik Single leg linear hurdle hop for speed mempunyai pengaruh lebih baik daripada pelatihan Linear hurdle hop for speed terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan.
Kata Kunci: Pelatihan, Pliometrik, Peningkatan, Kekuatan Otot Tungkai, Kemampuan Tendangan, Tarung Derajat
Pendahuluan
Untuk mencapai prestasi yang tinggi perlu dipersiapkan perencanaan dengan sasaran yang tepat meliputi persiapan fisik, teknik, taktik dan psikis. (Ambarukmi, dkk., 2007). Hal ini sesuai dengan pendapat Bompa (1994) bahwa ada empat aspek utama yang perlu dipersiapkan dalam melakukan pela-tihan keterampilan cabang olahraga, meli-puti: (1) persiapan fisik, (2) persiapan tek-nik, (3) persiapan taktik, dan (4) persiapan psikologis.
Pelatihan fisik secara teratur dan berkesinambungan dapat memberikan sum-bangan yang besar bagi peningkatan ke-mampuan pengembangan teknik dalam per-tandingan. Hal ini sesuai dengan yang di-kemukakan oleh Harsono (1988), bahwa peranan pelatihan untuk meningkatkan keca-kapan sangat menentukan.
Sehubungan dengan pelatihan ini, Nossek (1982) mengatakan bahwa beban pelatihan untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan otot dan daya ledak tidak selalu berupa beban luar yang menggunakan pera-latan seperti: barbel, katrol, dan rompi. Te-tapi dapat pula berupa berat badan sendiri sebagai beban.
Kekuatan otot, terutama otot tung-kai digunakan dalam setiap cabang olah-raga, tidak terkecuali pada cabang olahraga beladiri Tarung Derajat, karena kekuatan otot tungkai sangat berguna dalam per-tarungan di Tarung Derajat, khususnya pada saat melakukan serangan dengan menggunakan kaki (tendangan). Dalam suatu tes kekuatan otot tungkai dan kemam-puan tendangan yang pernah dilakukan pada tujuh orang anggota Tarung Derajat
dari Satuan latihan IKIP Mataram diperoleh data seperti terlihat pada tabel 1. di bawah ini.
Tabel 1. Kekuatan Otot Tungkai dan Kemampuan Tendangan Anggota Tarung
Derajat Satuan Latihan IKIP Mataram
No Uraian Hasil/Skor
1. Kekuatan Otot Tungkai 132,9 2. Kemampuan Tendangan 23,2 Sumber: Anonim, (2010)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil/skor kekuatan otot tungkai adalah 132,9 dan kemampuan tendangan adalah 23,2. Oleh karena itu, pelatihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan menjadi penting. Dengan adanya pelatihan yang terprogram diharapkan akan dapat meningkatkan ke-kuatan otot tungkai dan kemampuan ten-dangan.
Salah satu metode pelatihan untuk meningkatkan kualitas otot dengan meng-gunakan beban diri sendiri adalah metode pelatihan pliometrik. Pliometrik adalah me-tode pelatihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan respon dari pembebanan dina-mik atau regangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat (Radcliffe & Farentinos, 1985).
Pelatihan pliometrik mempunyai tu-juan yang sama sebagai latihan kekuatan, yaitu mengembangkan kekuatan fisik dan kecepatan. Meskipun latihan beban telah menjadi pilihan sejumlah atlet, tapi itu bukan cara yang paling efisien untuk me-ningkatkan power. Pelatihan beban tradi-sional di ruangan tidak memungkinkan atlet untuk bergerak cukup cepat atau menggu-nakan gerakan yang dibutuhkan untuk
mengembangkan kekuatan olahraga terten-tu (Sandler, 2005).
Berdasarkan paparan di atas, penulis ter-tarik untuk meneliti keefektifan/pengaruh metode pelatihan pliometrik linear hurdle
hop for speed dan single leg linear hurdle hop for speed terhadap peningkatan
kekua-tan otot tungkai dan kemampuan tendangan atlet pada cabang olah raga Tarung Derajat. Mengingat hal tersebut memerlukan kajian mendalam.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan menggunakan rancangan Randomized Control Group
Pretest-posttest Design (Maksum, 2009).
Tabel 2. Randomized Control Group
Pretest-postest Design Kelompok Tes Awal (T1) Perlakuan Tes Akhir (T2) 1 YA X1 YA 2 YA X2 YA 3 YA - YA Keterangan:
T1: Tes awal (Pretest) kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan
T2: Tes akhir (Posttest) kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan
X1: Pelatihan Kelompok 1: Linear Hurdle Hop
For Speed
X2: Pelatihan Kelompok 2: Single-leg Linear
Hurdle Hop For Speed
Populasi yang digunakan dalam pene-litian ini adalah segenap karakterstik ang-gota putra Tarung Derajat tingkat Kurata IV Kota Mataram, yang aktif dan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kri-teria yang telah ditetapkan adalah
berjum-lah 45 orang. Untuk menentukan sejumberjum-lah sampel yang sesuai dengan kelompok per-lakuan diperlukan teknik sampling. Dalam penelitian ini teknik sampling yang dipakai adalah random sampling. Sampel akan di-bagi dalam 3 kelompok.
Analisis data penelitian ini dilakukan uji prasyarat yang perlu dalam kaitan dengan interpretasi hasil pelatihan. Dalam peneli-tian ini analisis yang digunakan menghen-daki data berdistribusi normal dan varians homogen.
1. Uji normalisasi distribusi
Untuk menguji normalitas data digunakan
one-sample kolmogorov-smirnov test
de-ngan taraf signifikansi 0,05. Uji one-sample
kolmogrov-smirnov merupakan uji
kecoco-kan (goodness of fit), Untuk menentukecoco-kan normal tidaknya distribusi data adalah membandingkan hasil signifikansi perhitu-ngan data deperhitu-ngan taraf signifikansi 0,05. Jika taraf signifikansi dalam uji statistik
one-sample kolmogrov-smirnov test lebih
besar dari 0,05 maka data dinyatakan ber-distribusi normal.
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menge-tahui homogen atau tidaknya kelompok yang dibandingkan atau kelompok yang diamati. Uji homogenitas varians dalam penelitian ini menggunakan levene’s test. Apabila nilai-nilai statistik levene’s > α = 0,05 maka data memiliki varians yang homogen.
3. Analisis ragam (analysis of varians, ANOVA)
Setelah uji prasyarat dilakukan maka di-lanjutkan dengan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam pene-litian ini adalah analisis ragam, suatu meto-de untuk menguraikan keragaman total menjadi komponen-komponen yang me-ngukur berbagai sumber keragaman (Wibi-sono, 2005). Sedangkan untuk memudah-kan perhitungan dilakumemudah-kan dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS (statistical pacage/program for special
science) versi 16.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam penelitian ini akan dibahas hasil penelitian yang mencakup deskripsi data, analisis data, pengujian prasyarat analisis, dan pengujian hipotesis berdasarkan hasil dan interprestasi data dengan menggunakan
Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.
1. Data hasil pre test kekuatan otot tungkai
Dari hasil pre test di atas dapat dilihat bahwa skor terendah Kekuatan Otot Tung-kai Kelompok Linear Hurdle Hop For
Speed adalah 105 dan skor tertinggi adalah
173,5 dengan nilai skor rata-rata adalah 140,7. Kekuatan Otot Tungkai Kelompok
Single Leg Linear Hurdle Hop For Speed
skor terendah adalah 96,5 dan skor tertinggi adalah 171 dengan nilai skor rata-rata adalah 134,9. Sedangkan hasil pre test Kekuatan Otot Tungkai Kelompok Kontrol adalah 94 dan skor tertinggi adalah 165,3 dengan nilai skor rata-rata adalah 137,5.
2. Data hasil post test kekuatan otot tungkai
Adapun hasil post test kekuatan otot tung-kai untuk kelompok pelatihan pliometrik
Linear hurdle hop for speed, kelompok
pelatihan pliometrik single leg Linear
hurdle hop for speed dan pada kelompok
pelatihan konvensional. Dari hasil post test dapat dilihat bahwa skor terendah Kekuatan Otot Tungkai Kelompok Linear Hurdle
Hop For Speed adalah 119,5 dan skor
tertinggi adalah 179,5 dengan nilai skor rata-rata adalah 149,7. Selanjutnya, Kekua-tan Otot Tungkai Kelompok Single Leg
Linear Hurdle Hop For Speed adalah 115
dan skor tertinggi adalah 178,5 dengan nilai skor rata-rata adalah 147,3. Sedangkan hasil post test Kekuatan Otot Tungkai Kelompok Kontrol skor terendah adalah 96 dan skor tertinggi adalah 168,5 dengan nilai skor rata-rata adalah 139,8.
3. Data hasil pre test kemampuan tendangan
Dari hasil pre test di atas dapat dilihat bahwa hasil terendah kemampuan tenda-ngan Kelompok Linear Hurdle Hop For
Speed adalah 11 untuk kaki kanan dan 10
untuk kaki kiri, hasil tertinggi adalah 15 untuk kaki kanan dan 14 untuk kaki kiri, sedangkan hasil rata-rata adalah 13,4 untuk kaki kanan dan 13 untuk kaki kiri. Selanjutnya, pada kelompok Single leg
linear hurdle hop for speed dapat dilihat
bahwa hasil terendah kemampuan tenda-ngan Kelompok Linear Hurdle Hop For
Speed adalah 11 untuk kaki kanan dan 12
untuk kaki kiri, hasil tertinggi adalah 16 untuk kaki kanan dan 15 untuk kaki kiri, sedangkan hasil rata-rata adalah 13,6 untuk
kaki kanan dan 13,4 untuk kaki kiri. Sedangkan hasil pre test pada kelompok kontrol adalah 12 untuk kaki kanan dan 11 untuk kaki kiri, hasil tertinggi adalah 16 untuk kaki kanan dan 16 untuk kaki kiri, sedangkan hasil rata-rata adalah 14,6 untuk kaki kanan dan 13,6 untuk kaki kiri.
4. Data hasil post test kemampuan tendangan
Dari hasil post test di atas dapat dilihat bahwa hasil terendah kemampuan tenda-ngan Kelompok Linear Hurdle Hop For Speed adalah 12 untuk kaki kanan dan 11 untuk kaki kiri, hasil tertinggi adalah 17 untuk kaki kanan dan 16 untuk kaki kiri, sedangkan hasil rata-rata adalah 15,4 untuk kaki kanan dan 14,5 untuk kaki kiri. Selanjutnya, hasil post test kemampuan ten-dangan kelompok Single leg linear hurdle hop for speed adalah 13 untuk kaki kanan dan 13 untuk kaki kiri, hasil tertinggi adalah 17 untuk kaki kanan dan 17 untuk kaki kiri, sedangkan hasil rata-rata adalah 15,9 untuk kaki kanan dan 15,4 untuk kaki kiri. Sedangkan hasil post test kemampuan tendangan kelompok kontrol hasil terendah adalah 12 untuk kaki kanan dan 11 untuk kaki kiri, hasil tertinggi adalah 17 untuk kaki kanan dan 16 untuk kaki kiri, sedangkan hasil rata-rata adalah 15,5 untuk kaki kanan dan 14,1 untuk kaki kiri.
5. Data Gain Score (Selisih)
Data inilah yang nantinya akan dianalisis bersama data sejenis dari tiga kelompok dengan analisis varians anova. Terlihat ada-nya peningkatan hasil selisih (gain score) antara post test dan pre test Kekuatan Otot Tungkai Kelompok Linear Hurdle Hop For
Speed. Dimana gain score terendah adalah
sebesar 5,1 dan tertinggi adalah 14,5, dan jika dirata-ratakan maka akan terlihat
ada-nya peningkatan gain score sebesar 8,7. Pada Kelompok Single Leg Linear Hurdle
Hop For Speed dapat terlihat adanya
pe-ningkatan hasil selisih (gain score), dimana
gain score terendah adalah sebesar 5,8 dan
tertinggi adalah 22,4, dan jika dirata-ratakan maka akan terlihat adanya pening-katan gain score sebesar 12,4. Sedangkan pada Kelompok Kontrol terlihat adanya fluktuasi hasil selisih (gain score) antara
post test dan pre test, terendah adalah turun
sebesar -4,5 dan peningkatan tertinggi adalah 5,3, namun jika dirata-ratakan maka akan terlihat adanya peningkatan gain
score sebesar 2,2.
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa hasil terendah (gain score) kemam-puan tendangan Kelompok Linear Hurdle
Hop For Speed adalah 2 untuk kaki kanan
dan 1 untuk kaki kiri, hasil tertinggi adalah 5 untuk kaki kanan dan 2 untuk kaki kiri. Dari gambar di atas dapat juga dilihat bahwa hasil terendah kemampuan tenda-ngan Kelompok Single Linear Hurdle Hop
For Speed adalah 2 untuk kaki kanan dan 1
untuk kaki kiri, hasil tertinggi adalah 6 untuk kaki kanan dan 3 untuk kaki kiri, sedangkan hasil pada Kelompok Kontrol terendah kemampuan tendangan adalah tidak ada peningkatan untuk kaki kanan dan kaki kiri, sedangkan hasil tertinggi adalah 3 untuk kaki kanan dan 1 untuk kaki kiri. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan analisis ragam satu arah (One Way Anova) dengan SPSS 16, terlebih dahulu diadakan uji prasyarat terhadap data yang diperoleh, yaitu:
1. Uji normalitas Distribusi Data Untuk menentukan normal tidaknya dis-tribusi data adalah membandingkan hasil signifikansi 0,05. Jika taraf signifikansi dalam uji statistik one sample
kolmogorov-smirnov test lebih besar dari 0,05 maka data
dinyatakan berdistribusi normal. Adapun hasil pengolahan data dimaksud dapat dilihat pada tabel 5. dan 6. di bawah ini:
Tabel 5. Pengujian Normalitas Distribusi Data Kekauatan Otot Pada Tiap Kelompok
Pelatihan Pliometrik dan Konvensional One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test post N 45 Normal Parametersa Mean 1.4552E2 Std. Deviation 2.03774E1 Most Extreme Differences Absolute .091 Positive .056 Negative -.091 Kolmogorov-Smirnov Z .611
Asymp. Sig. (2-tailed) .849
a. Test distribution is Normal.
Tabel 6. Pengujian Normalitas Distribusi Data Kemampuan Tendangan Pada Tiap
Kelompok Pelatihan Pliometrik dan Konvensional
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test post N 45 Normal Parametersa Mean 30.2667 Std. Deviation 2.61464 Most Extreme Differences Absolute .144 Positive .103 Negative -.144 Kolmogorov-Smirnov Z .964
Asymp. Sig. (2-tailed) .310
a. Test distribution is Normal.
Dari kedua tabel tersebut di atas nampak bahwa baik pengujian normalitas distribusi kekuatan otot dan kemampuan tendangan pada tiap kelompok pelatihan pliometrik dan konvensional mengindikasikan adanya pendistribusian normal. Dimana hasil ana-lisis Kolmogorov-Smirnov Z dan Asymp. Sig. (2-tailed) atau yang biasa disebut nilai p > 0.05.
2. Uji Homogenitas Varians
Untuk menentukan homogenitas data ada-lah membandingkan hasil signifikansi 0,05. Jika taraf signifikansi dalam uji statistik
one sample kolmogorov-smirnov test lebih
besar dari 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal. Apabila nilai-nilai sta-tistik levene’s>α=0,05 maka data memiliki varians yang homogeny.
Hasil pengujian homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 7 dan 8 dibawah ini:
Tabel 7. Hasil Pengujian Homogenitas Varians Kekuatan Otot Tungkai Pada Tiap Kelompok Pelatihan Pliometrik dan Konvensional
Test of Homogeneity of Variance Levene
Statistic df1 df2 Sig.
PRETEST Based on Mean .976 2 42 .385
Based on Median .553 2 42 .579
Based on Median and
with adjusted df .553 2 41.531 .579
Based on trimmed mean .897 2 42 .415
Tabel 8. Hasil Pengujian Homogenitas Varians Kemampuan Tendangan Pada Tiap Kelompok Pelatihan Pliometrik dan Konvensional
Test of Homogeneity of Variance Levene
Statistic df1 df2 Sig.
PRETEST Based on Mean .726 2 42 .490
Based on Median .495 2 42 .613
Based on Median and
with adjusted df .495 2 37.884 .613
Based on trimmed mean .704 2 42 .501
Dari tampilan hasil perhitungan menggu-nakan SPSS 16 di atas dinyatakan bahwa nilai perhitungan dengan uji levene’s adalah signifikan berdasarkan based on mean nilai Sig kekuatan otot tungkai sebesar 0,385 dan nilai Sig kemampuan tendangan sebesar 0,490, nilai ini lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan data pre test kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan berasa dari populasi yang memiliki varians yang homogen.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan de-ngan menggunakan analisis ragam satu arah (ANOVA), dengan acuan sebagai berikut: a. Jika probabilitasnya atau signifikansi > 0,05, maka Ho diterima
b. Jika probabilitasnya atau signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak.
Selanjutnya, untuk menguji hipotesis se-bagaimana yang dikemukakan di muka maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 9 dan tabel 10 di bawah ini:
Tabel 9. Analisis Ragam Satu Arah Dari Hasil Perhitungan Gain Score Kekuatan Otot Tungkai ANOVA
kelompok
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups
22.733 26 .874 2.166 .047
Within Groups 7.267 18 .404
Total 30.000 44
Tabel 10. Analisis Ragam Satu Arah Dari Hasil Perhitungan Gain Score Kemampuan Tendangan ANOVA
Kelompok
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 9.227 5 1.845 3.942 .006
Within Groups 16.383 35 .468
Total 25.610 40
Dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa hasil analisis ragam satu arah dari kelompok Linear hurdle hop for speed dan pelatihan pliometrik single leg Linear hurdle
hop for speed tersebut menunjukkan
pro-babilitas atau signifikansi > 0,05. Berdasar-kan hal tersebut, maka dapat dikataBerdasar-kan
bahwa Ho diterima atau dengan kata lain, hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan.
Hasil Penelitian
Hasil pembuktian hipotesis dalam penelitian ini selanjutnya dapat disusun kembali dalam sebuah tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11. Rangkuman Hasil Pembuktian Hipotesis Penelitian
No Hipotesis Bunyi Pembuktian
1 1
Terdapat peningkatan signifikan pada kekuatan otot tungkai pada atlet Tarung Derajat setelah melakukan pelatihan pliometrik Linear hurdle hop for speed dan pelatihan pliometrik single leg Linear hurdle hop for
speed
Terbukti
2 2
Terdapat peningkatan signifikan pada kemampuan tendangan atlet Tarung Derajat antara kelompok pelatihan pliometrik Linear hurdle hop for speed dan kelompok pelatihan pliometrik single leg Linear hurdle
hop for speed
No Hipotesis Bunyi Pembuktian
3 3
Terdapat perbedaan signifikan pada peningkatan kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan pada atlet Tarung Derajat antara kelompok pelatihan pliometrik Linear hurdle hop for speed dengan kelompok pelatihan pliometrik single leg Linear hurdle
hop for speed
Terbukti
4 4
Terdapat perbedaan signifikan pada peningkatan kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan pada atlet Tarung Derajat antara kelompok pelatihan pliometrik Linear hurdle hop for speed dan kelompok pelatihan pliometrik single leg Linear hurdle hop for
speed dengan kelompok pelatihan konvensional
(kelompok kontrol).
Terbukti
Pengaruh pelatihan pliometrik terhadap kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan
Hasil pengujian hipotesis tentang pengaruh pelatihan pliometrik terhadap kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan menun-jukkan bahwa kelompok yang diberi pela-tihan pliometrik Single leg linear hurdle hop
for speed menunjukkan hasil paling baik
daripada kelompok pelatihan pliometrik
Linear hurdle hop for speed, maupun
ke-lompok pelatihan konvensional. Hal ini bisa dilihat dari gain score rata-rata kekuatan otot tungkai kelompok pelatihan pliometrik
Single leg linear hurdle hop for speed,
adalah 12,40, kelompok pelatihan pliometrik
Linear hurdle hop for speed, adalah 8,73,
dan kelompok pelatihan konvensional adalah 2,23, sedangkan gain score rata-rata kemampuan tendangan kelompok pelatihan pliometrik Single leg linear hurdle hop for
speed, adalah 4,20, kelompok pelatihan
pliometrik Linear hurdle hop for speed, adalah 3,53, dan kelompok pelatihan
kon-vensional adalah 1,40. Ini berarti bahwa besar kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan kelompok pelatihan pliometrik
single leg Linear hurdle hop for speed,
paling baik daripada kelompok pelatihan pliometrik Linear hurdle hop for speed, dan kelompok pelatihan konvensional.
Memiliki teknik kemampuan menen-dang yang cepat dan kuat merupakan unsur penting yang harus dimiliki para atlet Tarung Derajat. Atlet petarung yang tidak menguasai dengai baik dan benar tidak mungkin menjadi petarung yang baik. Clarke dalam Suharjono (2009) menyatakan bahwa kekuatan merupakan penentu utama dalam pencapaian prestasi olahraga. Kekua-tan otot adalah kemampuan untuk menge-luarkan tenaga secara maksimal dalam suatu usaha (Beachle, 1997).
Usaha pengembangan power otot tungkai dan peningkatan kemampuan ten-dangan khususnya dengan penggunaan metode pelatihan pliometrik, maka seorang pelatih harus memperhatikan beban dan intensitas latihan. Hal ini sesuai dengan
pelatihan yang bersifat beban berlebih. Usaha untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan salah satunya melalui metode pelatihan pliomet-rik. Karena pelatihan ini merupakan salah satu metode pelatihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai. Clarke dalam Suhar-jono (2009) menyatakan bahwa kekuatan merupakan penentu utama dalam pencapaian prestasi olahraga.
Mengingat subyek sampel ada yag berstatus pelajar, mahasiswa, pegawai, dan wiraswasta, maka kemungkinan ada faktor-faktor eksternal yang dapat berpengaruh terhadap dua faktor yang menjadi kajian dalam penelitian ini. Dalam hal ini diakui bahwa pengaruh tersebut tidak terkontrol dalam penelitian. Hal tersebut diduga dapat membuat produk penelitian ini tidak ber-jalan sebagaimana yang seharusnya. Meski-pun ada beberapa keterbatasan tersebut, peneliti melalui penelitian yang telah dila-kukan dapat memberikan informasi tentang pengaruh pelatihan pliometrik terhadap kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan pada atlet Tarung Derajat.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembaha-san, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode pelatihan pliometrik Single leg
linear hurdle hop for speed mampu
mening-katkan kekuatan otot tungkai lebih baik daripada pelatihan pliometrik Linear hurdle
hop for speed.
2. Metode pelatihan pliometrik Single leg
linear hurdle hop for speed mampu
mening-katkan kemampuan tendangan lebih baik daripada pelatihan pliometrik Linear hurdle
hop for speed.
3. Metode pelatihan pliometrik Single leg
linear hurdle hop for speed mempunyai
pengaruh lebih baik daripada metode pelatihan konvensional terhadap pening-katan kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan
4. Metode pelatihan pliometrik Linear
hurdle hop for speed mempunyai pengaruh
lebih baik daripada metode pelatihan kon-vensional terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai dan kemampuan tendangan Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Para pelatih cabang olahraga Tarung Derajat dalam upaya meningkatkan kemam-puan atlet, baik fisik maupun teknik hendaknya membuat dan menyususn prog-ram pelatihan secara objektif.
2. Dalam menyusun program pelatihan secara objektif sebaiknya dilakukan tes untuk mengetahui kondisi atlet.
3. Bagi para pelatih olahraga yang tertarik mendalami tentang bagaimana mening-katkan kondisi fisik atlet khususnya untuk kekuatan otot tungkai dan kemampuan ten-dangan atlet binaannya dapat mempertim-bangkan untuk menggunakan metode pela-tihan ini dengan menyusun program pelati-han yang sesuai kebutupelati-han atletnya.
4. Kepada peneliti lain yang berminat meneliti tentang kemampuan tendangan pada atlet Tarung derajat dapat mengem-bangkan dari hasil penelitian ini, baik metode maupun faktor pendukung yang lain.
Daftar Pustaka
Ambarukmi, Pasurney, Zafar Sadik, Irianto, Dewanti, Sunyoto, Sulistiyanto, & Harahap. 2007. Pelatihan Pelatih
Fisik Level 1. Jakarta: Asdep
Pengembangan Tenaga dan Pem-binaan Keolahragaan Deputi Bi-dang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.
Anonim. 2000. Pedoman dan Modul
Pelati-han Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih, Olahragawan, Pelajar.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
Baechle, T.R., & Broves, B.R,. 1997.
Latihan Beban. Jakarta: PT. Raja
Garifindo Persada
Bompa, O.T. 1994. Power Training For
Sport: Plyometrics For Maximum
Power Development. Ontario:
Mosaic Press.
Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek
Psikologis Dalam Coaching.
Jakarta: CV. Tambak Kusuma. Maksum, Ali. 2009. Buku Ajar Metodologi
Penelitian Dalam Olahraga.
Sura-baya: FIK – Universitas Negeri Surabaya.
Nossek, Y. 1982. General Theory of
Training. Lagos: National Institut
of Sport. Pan African Press
Radclifee, JC, and Farentinos, RC. 1985.
Plyometrics Human Kinetic. Illinois
: Publisher Inc.
Sandler, David. 2005. Sports Power. North Shore City: Human Kinetics
Suharjono. 2009. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
Wibisono, Yusuf. 2005. Metode Statistik. Yogyakarta: Gajah Mada Univer-sity Press.