• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM MENCAPAI VISI DI MA PERGURUAN ISLAM MATHALI UL FALAH KAJEN MERGOYOSO PATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM MENCAPAI VISI DI MA PERGURUAN ISLAM MATHALI UL FALAH KAJEN MERGOYOSO PATI"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

1

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

DALAM MENCAPAI VISI

DI MA PERGURUAN ISLAM MATHALI’UL FALAH

KAJEN MERGOYOSO PATI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

guna Memperoleh Gelar Magister

Oleh :

KHOTIBUL UMAM

NIM : 1703038015

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERIWALISONGO

SEMARANG

(2)

i PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertandatangan di bawahini : Nama : Khotibul Umam NIM : 1703038015

Judul :

Manajemen Peserta Didik Dalam Mengimplementasikan Visi di MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso Pati Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam Menyatakan bahwa proposal tesis yang berjudul :

MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM MENCAPAI VISI DI MA PERGURUAN ISLAM MATHALI’UL FALAH KAJEN MARGOYOSO PATI

Secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 15 Juli 2019 Pembuat Pernyataan,

(3)

ii KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Walisongo 3-5, Semarang 50185, Indonesia, Telp.-Fax: +62 24 7614454, Email: pascasarjana@walisongo.ac.id, Website: https://pasca.walisongo.ac.id/

PENGESAHAN TESIS Tesis yang ditulis oleh :

Nama Lengka : Khotibul Umam NIM : 1703038015

Judul Penelitian : Manajemen Peserta Didik dalam Mencapai Visi di MA Perguruan Islam Mathali’ul

Falah Kajen Margoyoso Pati

Telah dilakukan revisi sesuai saran dalam Ujian Tesis pada tanggal 29 Juli 2019 dan layak dijadikan syarat memperoleh Gelar Magister dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam.

Disetujui oleh :

Namalengkap&Jabatan Tanggal Tandatangan Dr. Sujai, M.Pd

KetuaSidang/ Penguji Dr.Dwi Istiani, M.Ag Sekretaris/ Penguji Dr.Dwi Mawanti, M.A Pembimbing/ Penguji Prof. Ibnu Hajar, M.Ed

Penguji I

Dr. Mahfud Junaedi, M.Ag Penguji II

(4)

iii NOTA DINAS

Semarang, 15 Juli 2019 Kepada Yth.

Direktur Pascasarjana UIN Walisongo Di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap tesis yang ditulis oleh :

Nama : Khotibul Umam NIM : 1703038015

Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam Judu :

Manajemen Peserta Didik Dalam Mencapai Visi di MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso Pati Kami memandang bahwa Tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Pascasarjana UIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Ujian Tesis. Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Pembimbing,

Dr.Dwi Mawanti, M.A NIP.197612072005012002

(5)

iv صخلملا ؤرلا لينل بلاطلا نوؤش ةرادإ : ناونعلا ةي ةسردملاب ةيلاعلا حلافلا علاطم ةيملاسلإا نيجاح , – اصاياقرم – يطاب بيطخ : مسلاا مملأا : ديقلا مقر 1703038015 ضعبل هجوم ثحبلا اذهو ( : روملأا 1 ت ) فيصو يف ةدوجوملا بلاطلا نوؤش ةرادإ ولل ةيملاسلإا حلافلا علاطم ةيلاعلا ةسردملا لوص ىلإ (و .ىؤرلا يف روصملا ميظعلا اهفده 2 ) دنع "لوصولا" ىنعم حيضوت لاسلإا حلافلا علاطم ةيلاعلا ةسردملا تو , ةيم و فيص اهلوصو .اهتيؤر ىلإ يرجي ثحبلا اذه لا يعونلا ثحبلا ةروص ىلع يفصو ليلحتف . تايطعملاو تامولعملا دوجوملا ناكملاو ةرهاظلا تلااحلا ةسارد للاخ نم تامولعملا عمج جهنم ىلع موقي , نم و و تامولعملل نيدروملا صاخشلأا ضعب ملاك اضيأ رود ءاج تامولعملا عمج دعبو . قئاثولا نم ةبسانملا تامولعملا ضرع كلذ دعب مث , تامولعملا كلتل ريرحتلاو رييختلا .ةجيتنلا اريخأو , جئاتنلا انلصح ثحبلا دعبو ةيتلآاك ةيملاسلإا حلافلا علاطم ةيلاعلا ةسردملا نأ ,لاوأ : لا لحارملا تحت بلاطلا نوؤشل ةرادلإا تماقأ دق ,ددجلا بلاطلا ىلع ةيجاحلا ءاصحا )أ( ةيلات )ب( )ج( ليجستلاو لوبقلا نع نلاعلإا ددجلا بلاطلل تاهيجوتلا لوصفلا يف مهميسقت )د( ( مهمدقت ريرقتو ليجست )ز( نيناوقلا ىلع مهميظنت )و( بلاطلا ىدل ةكلملاو ةبهوملا ةيقرت)ـه ت اهل ةسردملا نأ ,ايناث و . مهجرخت ليجست )ح( رايعمو , اهتيؤر ةقيقح نع صاخ ليوأ عمتجملا نيب ةدوجوملا ةليصحلا ةجردو ماهملا ذافن بسحب ىؤرلا ىلإ اهلوصو ىؤرلا لوصو ,بلاطلا نوؤش ةرادإ : ةيلوصلأا تاملكلا

(6)

v Abstrak

Judul : Manajemen Peserta Didik dalam Mencapai Visi di MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen- Margoyoso - Pati

Nama : Khotibul Umam NIM : 1703038015

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bagaimana proses pelaksanaan manajemen peserta didik di MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah dalam mencapai visinya, (2) mendeskripsikan pemaknaan MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah terhadap visinya, serta pencapaian MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah terhadap visinya.

Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif deskriptif. Data dianalisis melalui pengumpulan data baik yang bersumber dari place (keadaan dan tempat) atau person (nara sumber) dan juga paper (dokumen-dokumen). Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pemilihan dan pemilahan data, reduksi data. Setelah itu dilakukan penyajian data. Dan pada tahap akhir dilakukanlah penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Manajemen peserta didik di MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang meliputi : a. Analisis kebutuhan peserta didik,b. Sosialisasi peneriman peserta didik baru, c. Rekrutmen peserta didik baru melalui sistem seleksi yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kesiapan calon peserta didik, d. Orientasi tentang kemadrasahan, e. Penempatan peserta didik, f.Pembinaan dan pengembangan peserta didik, serta g. Pencatatan dan pelaporan, dan h. Kelulusan dan alumni (2) MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah memiliki definisinya sendiri terhadap visi yang dimiliki, serta mengukur tingkat pencapaian terhadap visi yang dimiliki berdasarkan terlaksananya misi serta outcome.

(7)

vi Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Dzat yang memperkanalkan diri-Nya sebagai yang Maha

Welas terhadap semua hamba-Nya. Sholawat dan salam semoga

senantiasa tercurah ke hadirat baginda Rasulullah SAW, manusia paling mulia.

Tesis dengan judul “Manajemen Peserta Didik Dalam Mencapai Visi di MA Mathali’ul Falah” ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) , Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Selesainya penulisan tesis ini berkat bantuan dari dosen pembimbing yang ditunjuk serta beberapa pihak lainnya. Maka sudah sepatutnya dan seharusnya penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof.Dr.H.Muhibbin, MA, yang dengan kebijaksanaannya memegang pucuk pimpinan di UIN Walisongo Semarang

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang, Dr.H.Raharjo, M.Ed.St, yang penuh kesabaran dan kesantunannya memberikan pengarahan dan semangat guna menyelesaikan tesis ini

3. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang, yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu dan pengalamannya

4. Kepala Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Dr. H. Muslih,MA beserta seluruh stafnya, yang telah mencurahkan segala kemampuannya membantu kelancaran studi

5. Dosen Pembimbing yang ditetapkan, Dr.Dwi Mawanti, MA, yang berkenan memberikan arahan dan bimbingan hingga terwujudnya tesis ini

6. Seluruh dosen yang telah berkenan berbagi ilmu dan bimbingannya, sehingga mata ini semakin terbuka melihat luasnya ilmu Allah

(8)

vii 7. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Beasiswa S2 Manajemen Pendidikan Islam, yang begitu ramah dan solid. Semoga silaturrahim ini terus terjaga dengan baik

8. Guru-guru penulis, utamanya KH.MA.Sahal Mahfudh, KH.Ahmad Nafi’ Abdillah, Habib Abdullah Bahrun, yang menjadi pembimbing jiwa penulis dalam pengembaraan menuju Tuhannya.

9. Ibu penulis, Ibu Fathimah yang selalu ikhlas memberikan kasih sayangnya bagi penulis, serta Ayah, Bapak Muhammad Zuhri yang begitu gigih berjuang demi kehidupan penulis. Semoga Allah memberikan kebahagiaan bagi mereka berdua di dunia dan di akhirat kelak.Dan semoga belaiu berdua senantiasa meridloi penulis.

10. Istri tercinta, Shoifah Muslikhatis Shofa yang rela berkorban dalam menemani penulis dalam lika-liku kehidupan, serta dalam proses kelancaran perjalanan studi S2 ini. Semoga setiap pengorbanan yang diberikan tidak terbuang percuma, dan Allah senantiasa memberikan berkah dan ridlo-Nya.

11. Anak-anakku tersayang, Ahla ‘Athiyya, Ahyina Ghaitsana,si kembar Ahyana ‘Amira & Ahyana Tsaqifa, semoga senantiasa menjadi qurrata a’yun bagi abah dan ibu hingga di kemuadian hari tidak malu mengangkat kepala di hadapan Rasulullah.

(9)

viii DAFTAR TABEL

Tabel 1: Penelitian terdahulu tentang manajemen peserta didik Tabel 2: komponen & alur analisis data

Tabel 3: Fungsi manajemen menurut beberapa ahli Tabel 4: Pembagian kelas di MA PIM 2018/2019 Tabel 5: Kegiatan kokurikuler

Tabel 6: Pengampu/musyrif daurah

Tabel 7: Peserta didik dengan predikat mutafawwiq/mutafawwiqah 2018/2019

Tabel 8: Kepengurusan HSM 2018/2019 Tabel 9: Kepengurusan HISMAWATI

Tabel 10: Bentuk pembinanaan berdasarkan akumulasi poin Tabel 11: Tata tertib peserta didik

Tabel 12: Rekapitulasi jumlah peserta didik yang memiliki poin Tabel 13: Mapel MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

PERNYATAAN KEASLIAN ...i

PENGESAHAN TESIS ...ii

NOTA PEMBIMBING ………..iii

ABSTRAK ...iv

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...5

D. Kajian Pustaka...5

E. Kerangka Teori...12

F. Metode Penelitian...19

BAB II : LANDASAN TEORI A. Manajemen Peserta Didik... .27

B. Visi Tafaqquh fiddin Menuju Insan Shalih Akram...47

BAB III: MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM MENCAPAI VISI DI MA PERGURUAN ISLAM MATHALI’UL FALAH A. Deskripsi Data Manajemen Peserta Didik MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah dalam Mencapai Visi Tafaqquh fiddin Menuju Insan Shalih Akram...52

B. Analisis Manajemen Pesrta Didik MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah dalam Mencapai Visi Tafaqquh fiddin Menuju Insan Shalih Akram...97

BAB IV: PENCAPAIAN VISI TAFAQQUH FIDDIN MENUJU INSAN SHALIH AKRAM di MA PERGURUAN ISLAM MATHALI”UL FALAH A. Deskripsi Data Pencapaian Visi Tafaqquh fiddin Menuju Insan Shalih Akram...112

(11)

x B. Analisis Pencapaian Visi Tafaqquh fiddin Menuju Insan Shalih

Akram...121 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan...123 B. Saran ...124 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(12)
(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Balakang Masalah

Pemerintah telah dan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan dikeluarkannya berbagai regulasi dalam dunia pendidikan. Diantara regulasi tersebut adalah Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan yang kemudian direvisi melalui Peraturan Pemerintah No.32 tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah No.13 tahun 2015. Isi dari regulasi tersebut adalah tentang SNP atau standar nasional pendidikan, yaitu kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan dalam sistem pendidikan di seluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia. Salah satu komponen yang disebut dalam SNP adalah standar pengelolaan yang kemudian secara khusus dijabarkan dalam Permendiknas No.19 tahun 2007. Dalam Permendiknas No.19 tahun 2007 disebutkan bahwa salah satu poin yang harus dipenuhi dalam pengelolaan suatu lembaga pendidikan adalah adanya visi dalam lembaga tersebut.

Hampir setiap organisasi termasuk lembaga pendidikan memiliki visi, sebuah pandangan jauh ke depan yang dicita-citakan ingin diraih. Namun terkadang visi tersebut hanya tinggal rangkaian kata indah yang digantung demi pemenuhan kelengkapan administrasi belaka. Padahal seseungguhnya visi memiliki peran lebih dari itu. Ia adalah dasar dan nafas yang akan menggerakkan langkah yang ditempuh oleh suatu organisasi dan ia juga arah yang akan menuntun kemana organisasi

(14)

2 harus melangkah.1Dan alasan inilah yang mungkin menjadi bahan pertimbangan pemerintah ketika mencantumkan visi sebagai salah satu poin dalam SNP. Namunkenyataan yang tampak dari penelitian yang telah dilakukan oleh Gurley dan juga Slamet, bahwa ada masalah dalam proses pencapaian visi suatu lembaga pendidikan. Mulai dari perumusan, sosialisasi dan juga implementasinya.2

Visi yang baik adalah visi yang berusaha untuk diwujudkan melalui tindakan yang nyata.3Dan tindakan yang baik adalah yang terarah dan terukur.Rangkaian tindakan tersebut dapat terarah dan terukur apabila manajemen dihadirkan didalamnya.4 Sebuah ilmu dan seni tentang bagaimana segala sumber daya yang ada dapat diproses secara maksimal melalui tindakan-tindakan yang benar-benar terukur dan terarah sehingga visi yang dicita-citakan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Suatu lembaga pendidikan memiliki beberapa komponen yang kesemuanya harus mendapat sentuhan manajemen dalam rangka mewujudkan visi yang dicita-citakan. Salah satu komponen terpenting

1

Ahmad Calam dan Amnah Qurniati, Merumuskan Visi dan Misi Lembaga Pendidikan, Jurnal SAINTIKOM Vol.15, No.1, Januari 2016, 5

2

Slamet, Kekuatan Pernyataan Visi dan Misi Konvensional dan Islam serta Hubungannya dengan Pengembangan Program dan Perilaku Organisasi, LP2M Kemenag 2016, 94

KeithGurley, Mission, Vission, Values and Goal: An Exploration of Key Organizational Statements and Daily Practice in School, Journal of Educational Change, Mei 2014, 25

3

Sarah Bainbridge, How to Create Your School Vision,(London: Paul Chapman Publishing, 2007)3

4

R.Jati Nurcahyo, Keterkaitan Visi, Misi, Values Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Kulit Dwi Jaya, Jurnal Khasanah Ilmu, Vol. 6 No. 2 Th. 2015, 80

(15)

3 dalam lembaga pendidikan adalah komponen berupa peserta didik. Peserta didik sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan, dan bahkan merupakan bagian dari kebermutuan lembaga pendidikan.5 Hal ini didasarkan pada suatu kenyataan bahwa kesemua layanan dan tujuan sebagaimana yang tertuang dalam SNP(Standar Nasional Pendidikan) dipusatkan pada peserta didik. Maka menjadi sangat wajar apabila kemudian manajemen atau tata kelola peserta didik dianggap menduduki posisi yang strategis dalam lembaga pendidikan. Atas dasar inilah peneliti kemudian tertarik untuk mendalami sejauh mana konsep manajemen peserta didik dalam mencapai visi lembaga pendidikan.

Manajemen peserta didik dapat dijumpai di hampir setiap lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta. Yang membedakan adalah tingkat efektifitas dan efisiensi manajemen peserta didik tersebut dalam meraih visi yang telah ditetapkan. Manajemen yang efektif dan efisien dapat diukur melalui proses, serta hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.6 Mempertimbangkan hal tersebut, peneliti berkeinginan untuk mendalami lebih jauh mengenai manajemen peserta didik yang dijalankan di Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah Kajen.

Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah Kajen merupakan lembaga pendidikan yang tergolong sepuh yang dengan segala kekhasan dan keunikannya berhasil eksis hingga sekarang. Bukti kemampuannya untuk tetap eksis diantaranya adalah keberhasilan lembaga ini dalam

5

M.Djoko Susilo, Pembodohan Siswa Tersistematis (Yogyakarta: Pinus, 2007), 32.

6

Amran, Faktor Penentu Keberhasilan Pengelolaan Satuan Pendidikan, Manajer Pendidikan Vol. 9 No. 6, Maret 2015, 186

(16)

4 berbagai kompetisi baik akademik maupun non akademik, serta peningkatan jumlah peserta didik yang terjadi pada tiap tahun pelajaran. Jumlah peserta didik baik putra maupun putri di Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah Kajen pada tahun 2016 mencapai angka 1147, dan meningkat menjadi lebih dari sekitar 1300 peserta didik. Dengan banyaknya peserta didik yang dimiliki, Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah dituntut untuk mamapu memaksimalkan sumber daya tersebut melalui manajemen peserta didik yang berkualitas sehingga visi yang dicita-citakannya dapat diwujudkan.

Visi yang dicita-citakan lembaga ini adalah meraih nilai-nilai keislaman dengan tafaqquh fi al-din, serta berikhtiar untuk menjadi insan yang sholih dan akrom. Sholih adalah manusia yang secara potensial mampu berperan aktif, berguna, dan terampil dalam kehidupan sesama makhluk, serta mampu mewarisi dan mengatur bumi dengan segala alam yang ada. Dengan kata lain, ia adalah manusia yang mampu menguasai segala aspek kehidupan di masa kini dan yang akan datang. Sedangkan akrom merupakan pencapaian kelebihan manusia dalam relevansinya sebagai makhluk di hadapan Sang Khaliqnya.

Beberapa poin yang telah disebutkan memancing ketertarikan penulis untuk meneliti tentang manajemen peserta didik yang terselenggara di Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah kajen dalam usahanya untuk visi yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

(17)

5 1. Bagaimana manajemen peserta didik dalam mencapai visi di

Madrasah Aliyah Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen?

2. Bagaimana pencapaian Madrasah Aliyah Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen terhadap visinya?

C. Tujuan& Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian merupakan arah penentu dari sebuah penelitian, maka agar penelitian yang dilakukan tidak keluar dari arah yang telah ditentukan, perlu dirumuskan tujuan penelitian. Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk dapat menjelaskan : 1. Manajemen kesiswaan dalam mencapai visi di Madrasah Aliyah

Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen

2. Pencapaian Madrasah Aliyah Perguruan Islam Mathali’ul Falah terhadap visi madrasah

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi ilmiah berupa model manajemen peserta didik yang menggambarkan kekhasan sebuah lembaga pendidikan yang mungkin diadopsi pada lembaga lainnya.

Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan peneliti dalam bidang manajemen peserta didik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi lembaga yang diteliti, sehingga dapat lebih meningkatkan kualitasnya.

D. Kajian Pustaka

Pada penelitian ini, penulis menganalisis beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan visi lembaga pendidikan dan manajemen peserta didik. Pertama, tesis yang ditulis oleh Syerif Ali

(18)

6 Ahmadi dengan judul “Evaluasi Perencanaan Strategis dengan Model Strategy Change Cycle dari Bryson di SMP Negeri 4 Mataram NTB”.7 Syerif Ali Ahmadi menemukan bahwa masih mungkin dijumpai sebagian dari anggota dalam sebuah organisasi tak terkecuali lembaga pendidikan yang belum memahami visi dan misi yang diperjuangkan oleh lembaga tersebut. Oleh karena itu ia kemudian berkeyakinan bahwa perlu adanya usaha perumusan ulang serta sosialisasi yang berkesinambungan mengenai visi dan misi lembaga tersebut agar lebih mudah difahami dan kemudian dapat diwujudkan bersama. Syerif Ali Ahmadi dalam tesisnya tidak menyebutkan secara khusus tentang manajemen peserta didik dalam usaha untuk mencapai visi-misi dari sebuah lembaga pendidikan.

Persamaan penelitian yang penulis akan lakukan dengan yang telah ditulis oleh Syerif Ali Ahmadi terletak pada pembahasan pentingnya visi dalam suatu lembaga pendidikan. Adapun titik bedanya adalah penulis berusaha mengaitkan visi tersebut dengan pelaksanaan manajemen peserta didik.

Kedua, tesis yang ditulis oleh Sugiyono dengan tema “Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan (Penyelenggaraan Program Vokasional) di MAN 2 Surakarta Tahun 2013”.8 Sugiyono menyatakan dalam tesisnya bahwa manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan kesiswaan agar kegiatan belajar mengajar di sekolah

7

Syerif Ali Ahmadi (NIM:11/327246/PEK/16785),Evaluasi Perencanaan Strategis dengan Model Strategy Change dari Bryson di SMP Negeri 4 Mataram NTB,(Tesis, Program Magister Manajemen UGM,2013)

8 Sugiyono (NIM:26.11.7.3.019, Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan

(Penyelanggaraan Program Vokasional) di MAN 2 Surakarta Tahun 2013 ,(Tesis, Program Pascasarjana IAIN Surakarta, 2013-2014)

(19)

7 dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan yang diinginkan.Ia juga menyebutkan bahwa visi dari pendidikan vokasional yang ada pada MAN 2 Surakarta adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang kompetensi dan standar keterampilannya mengikuti kualifikasi dunia dan mengakomodasi kearifan lokal yang memiliki potensi ekonomi produktif. Visi tersebut jika dicermati lebih cenderung berkonsentrasi pada hubungan horisontal manusia dengan manusia yang lain saja, bukan pembentukan pribadi manusia sebagai makhluk sosial sekaligus manusia sebagai hamba. Sugiyono juga menyebutkan beberapa sisi dalam manajemen peserta didik yang telah dilaksanakan di MAN 2 Surakarta seperti;penerimaan peserta didik baru yang meliputi pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru, perencanaan daya tampung, pengumuman pendaftaran, ujian seleksi, pengumuman, hingga masa orientasi siswa baru. Dipaparkan bahwa dalam seleksi calon siswa baru di MAN 2 Surakarta siswa yang tidak lulus ujian di gelombang pertama diberi kesempatan untuk mengikuti tes ujian seleksi di gelombang kedua. Jika ternyata tidak lulus di ujian seleksi di gelombang kedua, maka berarti calon siswa tersebut tidak diterima pada MAN 2 Surakarta. Hal ini sedikit berbeda dengan yang terjadi pada MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah yang menjadikan ujian seleksi masuk bukan sebagai penentu diterima atau tidaknya calon peserta didik baru. Di Perguruan Islam mathali’ul Falah semua calon peserta didik baru bisa dipastikan diterima sebagai peserta didik. Adapun tes seleksi hanya sebagai alat untuk mengukur kemampuan calon peserta didik baru, sehingga dapat ditentukan tingkatan serta pembinaan yang sesuai untuknya.

(20)

8 Ketiga, penelitian berupa tesis yang ditulis oleh Siti Mustafidatul Khusnia tahun 2018, pascasarjana IAIN Ponorogo, dengan judul “Manajemen Kesiswaan dalam Pengembangan Kecerdasan Intelektual-Emosional Peserta Didik”.9

Dalam penelitiannya, Siti Mustafidatul Khusnia menyimpulkan bahwa pengembangan kesiswaan dalam pengembangan kecerdasan intelektual – emosional dapat dilaksanakan melalui tiga kegiatan pendidikan, yaitu intra kurikuler, kokurikuler dan ekstra kurikuler. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Mustafidatul Khusnia memiliki kesamaan dengan yang akan peneliti lakukan, yaitu meneliti proses manajemen peserta didik dalam suatu lembaga pendidikan, mulai dari rekrutmen hingga pengelolaan alumni. Adapun perbedaan antara tesis Siti Mustafidatul Khusnia dengan yang akan peneliti lakukan adalah bahwa tesis Siti Mustafidatul Khusnia fokus pada pengembangan kecerdasan intelektual – emosional peserta didik, yang mana hal itu merupakan bagian kecil dari visi lembaga yang ia teliti, yang berbunyi “Berkualitas unggul, islami dan berbudaya bersih”. Sedangkan fokus penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sinergi antara manajemen peserta didik dengan visi lembaga pendidikan.

Tesis keempat yang peneliti telah kaji adalah tesis yang ditulis oleh Anna Lisana Yudianti, yang berjudul “Implementasi Visi dan Misi Sekolah dalam Membina Karakter Religius Siswa (Studi Komparasi di SMP N 8 Yogyakarta dan SMP N 1 Yogyakarta)”.10

Persamaan antara

9

Siti Mustafidatul Khusnia (NIM:212216047), Manajemen Kesiswaan Dalam Pengembangan Kecerdasan Intelektual-Emosional Peserta Didik di MI Kresna Mlilir (Tesis, IAIN Ponorogo, 2018)

10

Tesis Anna Lisana Yudianti (NIM: 1520411094, FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2018): “Implementasi Visi dan Misi Sekolah dalam

(21)

9 Tesis tersebut dengan yang akan peneliti lakukan adalah pengamatan terhadap proses implemetasi visi suatu lembaga pendidikan. Adapun perbedaan antara tesis dengan yang akan peneliti lakukan adalah peneliti akan mengamati proses implemetasi visi lembaga pendidikan dari sudut lebih spesifik yaitu manajemen peserta didik. Sedangkan Anna Lisana Yudianti melihat proses implementasi visi tersebut melalui proses manajemen secara umum.

N o

Penelitian terdahulu Metodologi Persamaan Perbedaan

1 Tesis Syerif Ali Ahmady (NIM:11/327246/PE K/16785, Program Magister Manajemen UGM,2013) : “Evaluasi Perencanaan Strategis dengan Model Strategi

Change Cycle dari

Bryson di SMP Negeri 4 Mataram NTB” Kualitatif Deskriptif Membahas konsep visi dalam manajemen lembaga pendidikan Tidak mengkaitka n konsep visi lembaga pendidikan dengan manajemen peserta didik secara lebih mendalam

2 Tesis Sugiyono Kualitatif Membahas Menitikber Membina Karakter Religius Siswa (Studi Komparasi di SMP N 8 Yogyakarta dan SMP N 1 Yogyakarta)”

(22)

10 (NIM:26.11.7.3.019, Program Pascasarjana IAIN Surakarta, 2013-2014): “Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan (Penyelanggaraan Program Vokasional) di MAN 2 Surakarta Tahun 2013” Deskriptif konsep manajemen peserta didik atkan pada manjemen program vokasional 3 Tesis Siti Mustafidatul Khusnia (NIM: 212216047, Pascasarjana IAIN Ponorogo, 2018) : “Manajemen Kesiswaan Dalam Pengembangan Kecerdasan Intelektual-Emosional Peserta Didik” Kualitatif Deskriptif Membahas konsep manajemen peserta didik Fokus terhadap pengemban gan kecerdasan intelektual-emosional

4 Tesis Anna Lisana Yudianti (NIM: Kualitatif Deskriptif Mengamati proses Tidak secara

(23)

11 1520411094, FITK

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2018): “Implementasi Visi dan Misi Sekolah dalam Membina Karakter Religius Siswa (Studi Komparasi di SMP N 8 Yogyakarta dan SMP N 1 Yogyakarta)” implementa si visi dalam lembaga pendidikan khusus melihat proses manajemen peserta didik dan fokus dalam pembinaan karakter religious siswa

Tabel 1: Penelitian terdahulu tentang manajemen peserta didik

Tulisan lain yang juga berkaitan dengan penelitian ini adalah buku yang ditulis oleh Agustinus Herminto. Ia menyatakan bahwa manajemen peserta didik menduduki tempat yang sangat penting dalam lembaga pendidikan. Hal itu dikarenakan peserta didik adalah pusat layanan dari suatu proses pendidikan. Keseluruhan aspek pendidikan yang berkaitan dengan manajemen kurikulum, tenaga pendidik, sarana prasarana, hubungan masyarakat, keuangan, layanan khusus, seluruhnya diarahkan pada peserta didik.11

11

Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan(Jakarta:Gramedia, 2013), 165.

(24)

12 E. Kerangka Teori

Visi didefinisikan sebagai gambaran masa depan yang dipilih dan ingin dicapai oleh suatu organisasi. Ia merupakan ekspresi optimisme dalam organisasi. Edward Sallis mengemukakan bahwa visi menjadi sebuah tujuan puncak dalam suatu institusi atau organisasi.12 Visi juga digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang kondisi seperti apa yang diinginkan oleh sebuah institusi di masa yang akan datang. Akdon mengatakan bahwa visi adalah “ what do we want to become”. Sebuah visi adalah pernyataan tentang masa depan, baik secara lisan atau tertulis. Visi adalah sebuah proses memenej masa sekarang untuk mendapatkan apa yang digambarkan di masa yang akan datang.13

Visi berfungsi sebagaipengikat dan penyatu elemen yang beragam dalam kesamaan tujuan.14 Ia diharapkan mampu memberikan arahan yang jelas kepada setiap elemen yang ada dalam melangkah.15Apabila sebuah institusi kinerjanya didasarkan pada visi dan misi yang telah disusun, maka kinerja dari institusi tersebut akan terarah, fokus dan terukur. Sebaliknya, jika institusi tersebut tidak didasarkan pada visi dan misi, ataupun sudah memiliki visi misi akan tetapi tidak dipahami oleh

12

Edward Sallis, Total Quality Management in Education¸alih bahasa oleh Ali Riyadi dan Fahrurrozi(Yogyakarta: IRCiSoD, 2012), 216

13

Akdon,Strategic Management for Educatinal Management (Bandung: Alfabeta, 2007), 95

14

Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan (Bandung: Refika Aditama, 2010), 45

15

(25)

13 anggotanya, maka institusi tersebut tidak akan terarah dan berat untuk dapat berjalan dengan baik.16

Rumusan visi yang baik adalah visi yang dibangun atas dasar pemikiran yang multidimensional, yaitu visi dalam arti materiil dan immaterial, spiritual, metafisikal, jasmani dan rohani.17 Karekteristik dari visi yang baik tercermin pada bahasa pernyataan yang secara keseluruhan cenderung ringkas, sederhana, realistis dan jelas. Kedua, isinya yang unik dan fokus pada tujuan akhir dari organisasi. Dan yang ketiga, kata-kata yang dipilih lebih bersifat menantang, menginspirasi dan berorientasi pada masa depan.18

Alasan mengapa visi perlu dirumuskan dengan baik adalah karena visi berguna untuk (1) memberikan arahan yang jelas bagi usaha-usaha yang dilakukan sekolah/madrasah, (2) mengilhami masyarakat sekolah dengan tujuan yang bersifat umum, (3) memberikan kerangka kebijakan dan prioritas, dan (4) membangun pusat acuan (reference point) yang digunakan sekolah dalam menelaah keberhasilan kegiatan-kegiatannya.19

Visi tiap lembaga memiliki keunikan sendiri. Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen memilik visi “Tafaqquh fi addiin menuju insan

yang shalih dan akram”. Menurut Sahal Mahfudz tujuan pendidikan

16

Imam Machali dan Ara Hidayat, Education Management : Teoridan Praktik Pengelolaan Sekolah /Madrasah di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2016), 251-252

17

Andi Rasyid Pananrangi, Manajemen Pendidikan ..., 133

18

Dwi Sukaningtyas, Pengembangan Kapasitas Manajemen Sekolah Dalam Membangun Pemahaman Visi dan Misi, Cakrawala Pendidikan, Vol.36 No. 2, Juni 2017, 262

19

Oman Farhurohman, Faktor Kunci Keberhasilan Komponen Penyusunan Manajemen Perencanaan Strategis Sekolah, Tarbawi Vol.3 No.01 Th.2017, 82

(26)

14 adalah menyiapkan manusia yang shalih dan akram.Shalih artinya mampu mewarisi tugas manusia sebagai Khalifah dan Akram artinya memiliki ketakwaan yang tinggi.20

Shalih adalah manusia yang memiliki kompetensi professional

sehingga mampu memberikan kemanfaatan yang luas di muka bumi, sebagaimana yang disebutkan dalam surah Al-Anbiya’ ayat 105:

َنوُحِل ََّّٰصلٱ َيِداَبِع اَهُثِرَي َض ۡرَ ۡلأٱ َّنَأ ِر ۡكِّذلٱ ِد ۡعَب ۢنِم ِروُبَّزلٱ يِف اَنۡبَتَك ۡدَقَلَو ۡدَقَلَو يِف اَنۡبَتَك ِروُبَّزلٱ ِد ۡعَب ۢنِم ِر ۡكِّذلٱ َّنَأ َض ۡرَ ۡلأٱ َيِداَبِع اَهُثِرَي َنوُحِل ََّّٰصلٱ ١٠٥

Sedangkan akram adalah manusia yang memiliki tingkat ketakwaan yang tinggi di hadapan Tuhan,21 sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Hujurat ayat 13 :

ُساَّنلٱاَهُّيَأَََّٰٰٓي َدنِع ۡمُكَمَر ۡكَأ َّنِإ ْۚ آَٰوُفَراَعَتِل َلِئَٰٓاَبَقَو اٗبوُعُش ۡمُكََّٰنۡلَعَجَو َّٰىَثنُأَو ٖرَكَذ نِّم مُكََّٰنۡقَلَخ اَّنِإ ٱ َِّللّ ْۚۡمُكَّٰىَق ۡتَأ َّنِإ ََّللّٱ ٞريِبَخ ٌميِلَع ١٣

Shalih berarti mampu memperbaiki dan mendatangkan kemanfaatan.22

Visi agar menjadi lebih efektif harus melalui proses manajemen yang baik. Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur.23 Adapun secara terminologi, ada beberapa definisi tentang manajemen yang dapat dikemukakan, diantaranya : seperti yang dikatakan oleh Fuad Mas’ud bahwa manajemen adalah menggunakan

20

Sahal Mahfudz, Nuansa Fikih Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994), 257.

21Jamal Ma’mur Asmani, Mengembangkan Fikih Sosial KH.MA.Sahal

Mahfudz : Elaborasi Lima Ciri Utama (Jakarta :Elex Media Komputindo, 2015), 14

22

Muhammad Sholikhin, Menyatu Diri Dengan Ilahi (Jakarta : Pustaka Narasi, 2009), 398

23

Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis madrasah (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2011), 34.

(27)

15 sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diinginkan (using resources to achieve the desire objectives).24

Hal yang hampir senada juga diungkapkan oleh Georgios P dan Natasha B.P yang mendiskripsikan manajemen sebagai proses menentukan tujuan, merancang strategi dan tehnik dan menggunakan semua sumberdaya yang ada – baik berupa manusia, alat-alat, dana, serta lingkungan – untuk mewujudkan tujuan yang sudah ditentukan ( the

proces of setting goals, outlining strategies and techniques and using all available resources – human, material, financial, environmental – to realizing the set goals).25

Fatah Syukur mengambil kesimpulan bahwa manajemen adalah perpaduan antara ilmu dan seni dalam mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.26

Kendatipun definisi manajemen belum sepenuhnya disepakati secara universal, namun dapat disimpulkan bahwa manajemen dapat berjalan dengan baik apabila meliputi beberapa karakter, seperti (a) adanya tujuan yang ingin dicapai, (b) adanya proses yang sistematis, terkoordinasi, kooperatif dan terintgrasi, (c) dilakukan melalui kerjasama, (d) adanya pembagian tugas dan tanggung jawab, (e) terdiri dari beberapa fungsi manajemen (Planning, Organizing, Motivating,

Actuating, Facilitating, Empowering, Controlling, dan Evaluating), (f)

24Fuad Mas’ud, Menggugat Manajemen Barat (Semarang: Badan

Penerbit Undip,2008), 8.

25

Georgios P., Anastasia – Natasha G.P , Managing Primary & Secondary Schools : A Primer ( Piperpoulos , 2017 ), 16.

26

(28)

16 adanya kesadaran bahwa manajemen adalah perpaduan antara ilmu dan seni, serta (g) manajemen adalah alat untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.27

Peserta didik sebagaimana pendapat Suharsimi Arikunto adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan.28Oemar Hamalik mendefinisikan peserta dididk sebagai komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.29Adapun ketentuan umum peserta didik sebagaimana yang tertera dalam UU Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.30

Setiap peserta didik memiliki potensi untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.31 Selain itu, peserta didik juga memiliki potensi untuk menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.32

27

Fattah Syukur, Manajemen ...,9

28

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa: Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta: Rajawali Press, 1986), 12

29 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan. (Bandung:

Pustaka Educa, 2010), 161

30

UU RI No.20 Th.2003 tentang SISDIKNAS, Pasal 1

31

UU RI No.20 Th.2003 tentang SISDIKNAS, Pasal 3

32

Juliansyah, Kritik Filosofis Atas Tujuan, Visi, dan Misi: Mempertanyakan Mutu Pendidikan Nasional,Jurnal Lentera Bisnis Vol. 1 No. 1 Th.2012, 13

(29)

17 Adapun pengertian manajemen kesiswaan / peserta didik secara khusus adalah proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa/peserta didik, mulai dari penerimaan siswa, pembinaan siswa melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap perkembangan siswa.33 Atau ia juga bisa diartikan dengan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efesien, mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.34 Pengertian manajemen peserta didik tersebut cenderung lebih luas jika dibandingkan dengan yang diyakini oleh membatasi pengertianmanajemen peserta didik hanya pada kegiatan pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga siswa tersebut lulus dari sekolah.35

Tujuan manajemen peserta didik menurut Mulyasa adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang peserta didik agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar,tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah.36Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 Pasal 1 menjelaskan bahwa tujuan manajemen pendidikan adalah pembinaan peserta didik yakni mengembangkan potensi siswa dan

33

W.Mantja, Profesionalisasi Tenaga Kependidikan (Malang: Elang Mas, 2017), 35.

34

Ary Gunawan, Administrasi Sekolah; AdministrasiPendidikan Mikro,(Jakarta : Rineka Cipta, 1996), 9.

35

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta : Aditya Madia, 2008), 57

36

E. Mulyasa, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2004), 46

(30)

18 mengaktualisasikannya dalam pencapaian prestasi, serta menyiapkan siswa menjadi warga yang berakhlak mulia, demokratis dan menghormati hak asasi manusia. Sedangkan menurut Perpu Nomor 19 Tahun 2004, tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan siswa agar kegiatan-kegiatan – kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan.

Imron secara khusus menyebutkan tujuan manajemen peserta didik sebagai berikut: (1) meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotor siswa (2) menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat siswa, (3) menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan siswa, (4) dengan terpenuhinya poin-poin tersebut diharapkan dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut, dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.37

Tehnis pelaksanaan manajemen peserta didik dapat diwujudkan dalam beberapa kegiatau meliputi; (1) penerimaan peserta didik. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penerimaan peserta didik baru berupa; pembentukan panitia penerimaan peserta didik, pembuatan dan pemasangan pengumuman, seleksi peserta didik, (2) Orientasi peserta didik baru, (3) penempatan peserta didik, (4) Pembinaan dan pengembangan peserta didik melalui kegiatan kurikuler, intrakurikuler dan ekstra kurikuler, (5) pembinaan disiplin, (6) pencatatatan dan

37

Ali Imron, Manajemen Siswa Berbasis Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), 22

(31)

19 pelaporan, (7) layanan khusus berupa bimbingan konseling dan perpustakaan.38

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam manajemen peserta didik adalah: (1) manajemen peserta didik merupakan bagian dari keseluruhan manejemen lembaga pendidikan, (2)segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik mengemban visi dan misi pendidikan, (3) manejemen peserta didik mempertimbangkan keragaman peserta didik, (4) kegiatan manajemen peserta didik sebagai upaya membimbing siswa, (5) kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian siswa, (6) kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional untuk masa depan peserta didik.39

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis menggunakan beberapa metode penelitian sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif. Peneliti memilih menggunakan penelitian kualitatif dikarenakan penelitian jenis ini lebih mampu memunculkan data-data, gambaran yang lebih obyektif dan komperehensif tentang hal yang diteliti.40 Hal ini dikarenakan peneliti secara tehnis tidak akan melakukan rekayasa perlakuan pada obyek yang diteliti, namun lebih membiarkan obyek yang diteliti pada kondisi alamiahnya.

38

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan...205

39

Ali Imron, Manajemen Siswa Berbasis Sekolah...13

40

Mustaqim, Analisis Manajemen Pemasaran Jasa Lembaga Pendidikan Islam: Pondok Pesantren Amtsilati Darul Falah Bangsri Jepara, Nadwa Vol.12, No.1 Tahun 2018, 122

(32)

20 Pendekatan metodologis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis dan sosiologis. Pendekatan filosofis dipilih untuk digunakan dengan alasan bahwa sebuah perumusan dan pemaknaan visi sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidup, pendidikan, keilmuan yang mengerucut dalam suatu sudut pandang filosofisseseorang. Sedangkan pendekatan sosiologis digunakan dalam penelitian ini dikarenakan objek penelitian yangtelah dilakukan adalah sebuah organisasi pendidikan yang pastinya tidak bisa lepas dari proses interaksi sosial di dalamnya. Peneliti berusaha untuk membaca dan memaknai gejala-gejala sosial yang terjadi dalam proses manajemen suatu organisasi.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Objek penelitian yang penulis pilih adalah MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah yang berada di Desa Kajen – Margoyoso –Pati. Penulis memilih MA Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen sebagai lokasi penelitian dengan beberapa alasan diantaranya adalah lokasinya yang dapat dijangkau oleh peneliti, serta sisi-sisi menarik berupa keunikan dan kekhasan yang dimiliki oleh Perguruan tersebut, seperti kemampuannya untuk tetap eksis selama kurang lebih satu abad dengan ciri khas yang dimilikinya.

Peneliti melakukan penelitian di Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen dalam waktu kurang lebih tiga bulan, yaitu mulai bulan Maret hingga Juni. Peneliti berharap proses penelitian yang dilakukan dalam waktu yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan hasil penelitian yang benar-benar berkualitas.

(33)

21 3. Sumber Data

Sumber data yang peneliti gunakan adalah 3 P, meliputi person,

place dan paper. Person yaitu sumber data berupa orang yang bisa

memberikan data berupa jawaban baik lisan maupun tertulis.Place yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Keadaan diam seperti, ruangan, kelengkapan alat, wujud benda dan lain-lain. Keadaan bergerak seperti, aktivitas, kinerja dan lain sebagainya. Paper yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar dan simbol-simbol.41 Ketiga hal tersebut akan dijadikan sebagai sumber data agar bisa didapatkan informasi dan data yang benar-benar akurat serta interpretasi dan analisa yang tepat. 4. Fokus Penelitian

Penelitian ini fokus pada dua hal yaitu; manajemen peserta didik dan pencapaian visi tafaqquh fiddin menuju insan shalih akram di MA PIM. Penelitian ini difokuskan pada dua hal tersebut dengan maksud agar peneliti dapat membatasi, memilih dan memilah data yang relavan dengan penelitian, serta menentukan urgensi dari permasalahan yang dihadapi dalam penelitian.

5. Pengumpulan Data

a) Observasi partisipatif moderat

Peneliti akan menggunakan tehnik ini dalam pengamatannya dengan maksud untuk membuktikan hasil wawancara dengan apa yang sebenarnya di terjadi di lapangan, dengan cara peneliti melihat dan

41

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), 131.

(34)

22 merasakan langsung semua yang terjadi selama penelitian.42 Peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti dengan tetap berusaha menjaga keseimbangan antara kapasitasnya sebagai peneliti dan sebagai orang dalam.

Stanback dalam Sugiono menyatakan bahwa dalam observasi partisipasif peneliti terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data dengan mengamati langsung apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktifitas mereka.43

b) Wawancara mendalam

Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan Tanya jawab secara mendalam dengan responden-responden yang dianggap berkompeten dengan tema yang diteliti.

Adapun langkah yang penulis lewati dalam wawancara diantaranya adalah: (1) menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, (2) Menyiapkan pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, (3) Mengawali atau membuka alur wawancara, (4) Melangsungkan alur wawancara, (5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.44

Adapun pihak yang akan peneliti wawancarai diantaranya adalah Direktur Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen, anggota dewan

42

L.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013), 145

43

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2014), 227

44

(35)

23 penasehat pembantu direktur PIM, pembantu direktur bidang kesiswaan, sebagian guru, staf TU dan siswa.

c) Dokumentasi

Peneliti telah berusaha mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.

Peneliti menggunakan tehnik dokumentasi dikarenakan beberapa alasan ; (1) ia merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong penelitian, (2) berguna sebagai bukti untuk pengujian, (3) sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah dan sesuai dengan konteks penelitian, (4) relatif murah dan mudah diperoleh walau harus dicari dan ditemukan, (5) hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diteliti.45

6. Verifikasi Data

Verifikasi data perlu dilakukan untuk membuktikan apakah yang diamati oleh peneliti telah sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Tingkat keabsahan data dalam penelitian kualitatif digunakan untuk memenuhi kriteria kebenaran baik bagi pembaca maupun bagi subjek yang diteliti.

Dalam verifikasi data, peneliti menggunakan beberapa tekhnik sebagai berikut :

a) Triangulasi

Peneliti akan menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik dalam menguji keabsahan data. Triangulasi sumber

45

(36)

24 akan peneliti lakukan dengan cara mengecek dan membandingkan data yang telah diperoleh dari beberapa sumber atau informan. Adapun triangulasi teknik akan peneliti laksanakan dengan memvariasikan teknik pengumpulan data untuk menggali data yang sejenis agar didapatkan data yang valid.

b) Diskusi teman sejawat

Peneliti menguji keabsahan data dengan cara mengekspos hasil sementara ataupun hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sepemikiran ataupun yang berseberangan. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk menjajaki dan menguji kekuatan hipotesis dari pemikiran peneliti, dan mengungkap sisi kelemahannya yang kemudian dapat dijadikan pertimbangan dalam merubah arah hipotesis peneliti.

7. Tehnik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengolahan melalui perangkat metodologi tertentu terhadap data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti.46 Data yang ada dikembangkan secara induktif hingga menjadi sebuah hipotesis. Artinya, fakta-fakta empirik atau hasil pengamatan yang terpisah-pisah digabungkan menjadi sebuah rangkaian hubungan yang dapat digeneralisasikan menuju kepada sebuah teori.47

Data yang peneliti analisis adalah data mengenai manajemen peserta didik dalam mencapai visi di MA Perguruan Islam mathali’ul Falah

46

Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 196

47

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005), 36

(37)

25 Kajen. Adapun tahapan dalam proses analisis data tersebuta adalah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Dalam mereduksi data peneliti berusaha memilih dan memilah hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang diangggap penting, kemudian mencari tema dan polanya, dan membuang yang dirasa tidak perlu. Dengan demikian diharapkan data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencarinya bila diperlukan.48

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka peneliti kemudian menyajikan data tersebut. Penyajian data dilakukan untuk memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, serta menyusun rencana kerja berikutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menyajikan data dalam bentuk naratif deskriptif, melalui kata-kata atau uraian.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah berikutnya yang peneliti lakukan dalam analisis data adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan awal yang peneliti kemukakan hanya bersifat sementara dan dapat berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabila

48

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2016), 338

(38)

26 kesimpulan awal tersebut didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Dan kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

(39)

27 BAB II

LANDASAN TEORI

1. Manajemen Peserta Didik

a. Pengertian, Prinsip, dan Fungsi Manajemen

Manajemen Peserta didik merupakan gabungan dari kata “manajemen” dan “peserta didik”. adapun manajemen sendiri secara etimologi berasal dari bahasa inggris , yaitu dari kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, menggerakkan dan mengelola.1 Namun ada juga yang mengatakan bahwa manajemen diadopsi dari kata

manus(dalam bahasa Latin) yang berarti tangan, atau managgiare

(dalam bahasa Italia) yang berarti menangani atau melatih kuda agar dapat melangkah dan menari seperti yang dikehendaki pelatihnya, 2 atau juga dari kata menagement (dalam bahasa perancis kuno) yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.3Dengan demikian dalam kacamata bahasa, manajemen secara umum dapat diartikan dengan penanganan, pengurusan, pengaturan, penggerakan dan pengelolaan.

Secara terminologi, manajemen belum memiliki definisi yang baku dan tetap serta disetujui secara universal. Namun begitu, Istilah manajemen yang berbedadalam definisi antara satu pakar dengan yang lain tidak kemudian benar-benar berbeda secara esensi. Definisi-definisi

1

John M.Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta:Gramedia, 1996), 372

2

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung:Alfabeta, 2012), 204

3

Suyatno, Keilmuan Pendukung Ilmu Perpustakaan untuk Mewujudkan Perpustakaan Ideal, Jurnal Pari Vol.3 No.2 Th.2017, 127

(40)

28 manajemen yang dikemukakan tetap memiliki pokok pengertian yang sama, meskipun tidak dipungkiri terdapat penambahan dan pengurangan pada tiap definisi. Sebagai contoh, Marry Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.4 Definisi yang hampir senada juga dikemukakan oleh Harold Koontz. Ia mengatakan bahwa manajemen adalah seni mencapai suatu tujuan tertentu melalui orang lain (management is the art of getting things done

trough others).5 Manajemen dianggap sebagai seni karena manajemen adalah sebuah kemampuan dan kemahiran mempengaruhi, memimpin , dan mengendalikan orang di sekitar untuk melakukan apa yang diinginkan

Definisi manajemen sebagai sebuah seni sebagaimana yang disampaikan oleh Follet dan Koontz seolah menyiratkan bahwa mereka yang melakukan praktek manajemen, atau secara sederhana disebut sebagai manajer, bertindak layaknya seorang seniman yang menggunakan intuisi dan media yang ada di hadapannya dalam upaya menyelesaikan karyanya . Sebagai sebuah seni, manajemen berarti kemampuan yang tidak saja didapatkan melalui pelatihan terus-menerus, tapi juga membutuhkan bakat tersendiri yang terkadang tidak dimiliki oleh setiap orang. Meskipun dalam beberapa kasus, ada juga yang kemudian memiliki kemampuan tersebut setelah melalui proses penempaan di lapangan. Henry M. Bottinger menyebutkan tiga unsur

4

Management definitions by great management scholars www.whatishumanresource.com, diakses pada 24 April 2019, pukul 13.03

5

D.Chandra Bose, Principles of Management and Administration (Chengannur: PHI Learning, 2012), 2

(41)

29 yang dibutuhkan dalam manajemen ketika diposisikan sebagai seni; (1) kekuatan visi, (2) skill/keterampilan, dan (3) komunikasi yang baik.6

Sebagian pakar mendefinisikan manajemen bukan sebagai seni, melainkan sebagai sebuah ilmu. Luther Gullick, sebagaimana dikutip oleh Setio Nugroho menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan yang menjelaskan mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan dan bagaimana sistem yang lebih bermanfaat bagi manusia.7 Anggapan bahwa manajemen adalah sebuah ilmu pengetahuan didasarkan pada kenyataan bahwa manajemen memiliki objek studi tersendiri, konsep, teori, serta paradigma keilmuan yang bisa dikembangkan sebagaimana bidang studi lainnya. Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen dapat dipelajari dan dipraktikkan oleh semua orang, meskipun orang itu tidak memiliki bakat khusus dibidang tersebut.

Selain definisi-definisi yang telah disebutkan, terdapat beberapa definisi lainnya tentang manajemen.Terry sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa manajemen adalah rangkaian proses tertentu yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menuju pada pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Proses tersebut dijalankan dengan memanfaatkan dan memaksimalkan sumber daya yang ada, baik berupa manusia atau juga sumber daya

6

Henry M.Boettinger, Is Management Really An Art?,www.hbr.org diakses pada 24 April 2019 13:38

7

Setio Nugroho, Manajemen Persatuan Renang Seluruh Indonesia Kabupaten Cilacap, Jurnal Pendidikan UNSIKA, Vol.4 No.2, November 2016, 246

(42)

30 yang lain.8 James A.F. Stoner berpandangan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan tindakan para anggota dan pemanfaatan sumber daya organisasi agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Kedua definisi ini lebih melihat manajemen sebagai rangkaian proses untuk mencapai tujuan. Sehingga tercapai atau tidak suatu tujuan tergantung pada tindakan yang dilakukan.

Menurut Andrew F.Sikula sebagaimana dikutip oleh Fatah Syukur, manajemen adalah rangkaian aktivitas berupa perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemberian motivasi, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengorganisasikan berbagai sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi sehingga dihasilkan suatu produk secara efisien.9 Hampir senada dengan Andrew, Gareth R. Jones menyatakan bahwa manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian , pengarahan dan pengendalian segala sumberdaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. 10 Berdasarkan definisi manajemen menurutAndrew dan Gareth, manajemen tidak hanya memperhatikan proses dan pencapaian tujuan, tapi lebih dari itu, manajemen adalah bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai secara

8

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), 7

9

Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis Madrasah (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2011), 8

10

Gareth R. Jones & Jennifer M.George, Essentials of Contemporary Management (New York :Mc GrawHill, 2017), 5

(43)

31 efektif dan efisien atau dengan mengutip istilah “bi a’laa kafaah wa

kifayah wa aqalli juhdin wa akbari ‘aaid”11

Hasibuan mendefinisikan manajemen sebagai ilmu dan sekaligus seni mengatur proses pemanfaatan segala sumber daya yang ada, baik manusia ataupun yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien.12 Beberapa poin yang perlu digarisbawahi dari definisi Hasibuan dan yang lainnya adalah: (1) bahwa manajemen adalah sebuah ilmu yang bisa dipelajari, namun tanpa menutup mata bahwa manajemen juga merupakan seni yang pada tataran praktek bisa berbeda gaya dan cita rasa dari tiap individu. Perpaduan keduanya akan mampu menjadikan manajemen lebih sempurna. (2) manajemen bukan tujuan, melainkan proses yang menjadi alat untuk mencapai tujuan. Rangkaian proses tersebut biasa dikenal dengan istilah fungsi manajemen, (3) manajemen berpusat pada tujuan yang hendak dicapai, (4) manajemen dilakukan melalui kerjasama dalam pemanfaatan sumberdaya yang ada. Sumber daya yang diolah dalam manajemen meliputi 6M (Man, Money,

Materials, Machine, Methods, Market)13, (5) manajemen didasarkan pada prinsip efektifitas dan efisiensi. Efektif berarti mengerjakan sesuatu

11

Abdurrahman bin Ibrahim al-Dhohayan, al Idarah wal Hukmu fi al Islam (Abha: Daar al-‘Ilm, 1991), 19

12

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen:Dasar, Pengertian dan Masalah (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), 2

13

Soekarso, Manajemen: Paradigma Baru Dalam Menghadapi Perubahan,Journal The Winners Vol.8 No.2 September 2007, 185

(44)

32 yang benar (doing the right things), dan efisien berarti mengerjakan sesuatu dengan benar (do things right). 14

Manajemen yang baik selalu berlandaskan pada prinsip-prinsip manajemen. Prisip manajemen adalah dasar yang menjadi pedoman bagi seluruh pemikiran dan tindakan yang berlaku dalam proses manajemen. Jika dasar tersebut tidak lagi dipedomani, maka tidak dapat lagi disebut sebagai prinsip.15 Henry Fayol mengemukakan ada 14 prinsip yang senantiasa perlu dipegang dalam suatu manajemen.16 Empat belas prinsip umum manajemen tersebut meliputi :

1) Pembagian kerja (Division of Work)

Prinsip pembagian kerja penting untuk diperhatikan dalam aktifitas manajerial. Hal ini didasarkan pada sebuah alasan bahwa setiap pekerjaan membutuhkan keahlian, kecerdasan dan mentalitas pekerja yang berbeda.17 Pembagian kerja harus rasional dan objektif, bukan emosional dan subjektif yang didasarkan pada like and dislike. Pembagian kerja yang baik adalah dengan menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat (the right man in the right

place).18Semakin bagus pembagian kerja, semakin efektif dan efisien

14

Parastoo Roghanian, Productivity Through Effectiveness and Efficiency in The Banking Industry, Procedia-Social and Behavioral Sciences 40 Th.2012, 552

15

Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara,2011), 12

16

C.P. Uzuegbu, Henry Fayol’s 14 Principles of Management: Implications for Libraries and Information Centres, Journal of Information Science Theory and Practice Vol.3 No. 2 Th.2015, 59

17

Ujang Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka setia, 2012), 11

18

Veithzal Rivai Zaenal dkk, Islamic Management (Yogyakarta: BPFP, 2013), 37

(45)

33 aktifitas manajemen berjalan. Sebaliknya, semakin buruk pembagian kerja, semakin kecil peluang prinsip efektifitas dan efisien dapat diraih. Bahkan besar kemungkinan keterpurukan yang dihasilkan, sebagimana sabda Rasulullah : “Ketika suatu amanah diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah waktunya (kerusakan)”19

2) Otoritas /wewenang (Authority)

Setiap anggota organisasi memiliki wilayah wewenangnya masing-masing agar dapat leluasa dalam melaksanakan tugas kerjanya. Sebuah wewenang menuntut sebuah pertanggung jawaban dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban. Semakin luas wewenang yang diberikan, semakin besar tanggung jawab yang harus dipikul, demikian pula sebaliknya.

3) Disiplin (Discipline)

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap peraturan organisasi. Disiplin berarti menjalankan pekerjaan sesuai dengan kadar tanggung jawab dan wilayah wewenangnya. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin tidak akan terwujud.

4) Kesatuan perintah (Unity of command)

Kesatuan perintah dalam suatu organisasi membuat setiap anggota organisasi memahami kepada siapa mereka harus bertanggung jawab atas wewenang dan pekerjaannya. Kesatuan perintah dapat menghindarkan konflik perintah yang pada akhirnya menyebabkan

19Muhammad bin Isma’il al-Bukhori, Shohih al Bukhori : al-Jami’ al-

Shohih al-Musnad al-Mukhtashor min Haditsi Rasulillah wa Sunnatihi wa Ayyamihi (Beirut : Daar Ibn Katsir, 2002), 1615

(46)

34 kekaburan otoritas/wewenang di masing-masing level anggota organisasi.20

5) Kesatuan arahan (Unity of direction)

Pelaksanaan kesatuan arahan tidak dapat dilepaskan dari kesatuan perintah, pembagian kerja, tanggung jawab dan disiplin. Meskipun dalam organisasi terdapat berbagai bidang kerja, wewenang dan tanggung jawab, seluruh pelaksanaan kegiatan harus mengerucut pada satu titik pusat arahan. Arahan yang bercabang atau bahkan bertabrakan dapat menimbulkan kebingungan dalam pelaksanaan aktivitas organisasi.

6) Kepentingan umum didahulukan atas kepentingan pribadi (sub

ordination of individual interest into general interest)

Prinsip ini erat kaitannya dengan kaidah “kemaslahatan umum lebih utama dibandingkan kemaslahatan pribadi”.21 Kesadaran bahwa kepentingan umum lebih utama atas kepentingan pribadi akan mendorong kedisiplinan yang tinggi dalam mengemban wewenang yang diberikan, sehingga pada akhirnya tujuan organisasi lebih dekat untuk dicapai.

7) Penghargaan dan kompensasi (Renumeration)

Penghargaan dan kompensasi perlu diterapkan sebagai bentuk upaya mewujudkan kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit untuk berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya, yang kemudian membuat

20

Nurmadiah, Konsep Manajemen Kesiswaan, Al-Afkar: Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol.3 No.1 Th.2014, 41

21

Abdurrahman bin Abi Bakr Suyuti, Asybah wa Nadhoir fi al-Furu’ (Surabaya: al-Hidayah,1965), 99

(47)

35 pekerjaannya tidak maksimal. Dalam prinsip kompensasi penting untuk dipikirkan bagaimana karyawan dapat bekerja dengan tenang. Selain itu perlu diperhitungkan bahwa prestasi yang berbeda membuahkan kompensasi yang berbeda pula (More pay for more prestige). Kompensasi yang sama untuk prestasi yang berbeda akan menimbulkan kelesuan dan ketidakdisiplinan dalam bekerja.

8) Pemusatan (Centralization)

Pemusatan diterapkan untuk menghilangkan kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab.

9) Hierarki (Scalar of chain)

Hierarki diukur dari wewenang dan tanggung jawab terbesar yang berada pada manajer puncak dan kemudian berurutan ke bawah. Hierarki dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui kepada siapa anggota organisasi harus bertanggung jawab, serta dari siapa ia mendapatkan perintah dan arahan.

10) Keteraturan (Order)

Keteraturan dapat bersifat meterial organisasi, ataupun dalam arti keteraturan sosial dalam organisasi. Keteraruran sangat diperlukan organisasi dalam menjega efektifitas dan efisiensi kerja.

11) Keadilan (Equity)

Prinsip keadilan ini berkait dengan pemerataan, pembagian tugas dan juga kompensasi. Manajer yang adil akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya.

(48)

36 12) Kestabilan staf (Stability of personel tenure)

Perputaran karyawan yang terlalu tinggi mengindikasikan tidak efisiensinya fungsi organisasi.22Untuk menjaga kestabilan staf, prinsip-prinsip yang lain harus diterapkan dengan seksama.

13) Inisiatif (Initiative)

Prinsip inisiatif ini berarti memberi ruang seluas-luasnya kepada anggota untuk membuat dan menjalankan rencana. Manajer yang baik selalu menghargai setiap kumpulan, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman anggotanya. Penghargaan terhadap inisiatif tersebut akan membangkitkan gairah kerja.

14) Semangat kelompok (Esprit de corps)

Manajer yang memahami prinsip ini akan mampu membangkitkan rasa dari diri tiap angggota organisasi akan kesatuan nasib, tanggung jawab dalam upaya mewujudkan visi dan misi organisasi

Adapun fungsi manajemen adalah elemen dasar yang dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan proses tindakan-tindakan manajerial untuk mencapai tujuan.23Menurut Manulang, fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian tahap kegiatan atau pekerjaan yang dilalui hingga sampai pada tercapainya tujuan.24

Secara umum, fungsi manajemen dirumuskan dalam empat tahapan sebagaimana yang diyakini oleh Terry. Keempat tahapan tersebut meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3)

22

Nurmadiah, Konsep Manajemen Kesiswaan…, 42

23

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen:…,198

24

Manulang, Dasar-Dasar Manajemen ( Yogyakarta : Gadjah mada University Press, 2002), 163

Gambar

Tabel 1: Penelitian terdahulu tentang manajemen peserta didik
Tabel 2: komponen & alur analisis data
Tabel 3: Fungsi manajemen menurut beberapa ahli
Tabel 4: Pembagian kelas di MA PIM 2018/2019 26 6.  Pembinaan peserta didik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan penelitian awal terhadap MA Raudlatusy Syubban Sekarjalak Margoyoso Pati, penulis menemukan beberapa permasalahan yang menarik untuk ditemukan