• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FIQH MU AMALAH TERHADAP PENETAPAN PENGUPAHAN PERUSAHAAN HELPIN COLLECTION SAGULING PANJANG DI TASIKMALAYA Randi Lesmana Asep Suryanto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FIQH MU AMALAH TERHADAP PENETAPAN PENGUPAHAN PERUSAHAAN HELPIN COLLECTION SAGULING PANJANG DI TASIKMALAYA Randi Lesmana Asep Suryanto"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FIQH MU’AMALAH TERHADAP PENETAPAN PENGUPAHAN PERUSAHAAN HELPIN COLLECTION SAGULING

PANJANG DI TASIKMALAYA Randi Lesmana

Asep Suryanto

Email : raboxrandy@gmail.com Email : asepsuryanto@unsil.ac.id

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA

ABSTRACT Randi Lesmana

121002028

THE ANALYSIS OF FIQH MU'AMALAH ON STIPULATION OF HELPIN COLLECTION SAGULING LONG COMPANY IN TASIKMALAYA

The formulation of the problem of this research are: 1) Implementation of wage system for embroidery worker Home Industry Helpin Collection 2) Fiqh muamalah analysis of Home Industry Helpin Collection.

The research method used in this research is descriptive method with qualitative approach, by using data reduction data analysis, data presentation and drawing conclusion.

The result of the research shows that the labor wage system of Hellpin Collection Convection Home Industry uses a wholesale wage system combined with wage system according to the result, the amount of labor wage earning is related to the amount of convection production. The wages earned will be multiplied by the amount of production and wages agreed upon by the employer and the worker. Thus, the basic wages, meal allowances and overtime pay will be earned. Labor remuneration system Home Industry Convection Hellpin Collection perspective Fiqh Muamalah, already in line with the fulfilled harmonious and wage terms that became the provisions of Islamic economics. Labor remuneration system Home Hellpin Collection Convection Industry using ijarah contract (rent rent) and wage wages, a Musta "jir (hire) Mu" ajir (person who rent) the benefits of energy and mind.

(2)

ABSTRAK Randi Lesmana

121002028

ANALISIS FIQH MU’AMALAH TERHADAP

PENETAPAN PENGUPAHAN PERUSAHAAN HELPIN

COLLECTION SAGULING PANJANG DI

TASIKMALAYA

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1) Pelaksanaan sistem pengupahan bagi pekerja pengrajin bordir Home Industry Helpin Collection 2) Analisis fiqih muamalah terhadap Home Industry Helpin Collection.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan analisis data reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian diperoleh bahwa bahwa sistem pengupahan tenaga kerja Home Industri Konveksi Hellpin Collection menggunakan system pengupahan borongan yang dikombinasi dengan system upah menurut hasil, jumlah perolehan upah tenaga kerja dikaitkan dengan jumlah hasil produksi konveksi. Upah yang diperoleh akan dikalikan dengan jumlah hasil produksi dan upah yang telah disepakati oleh majikan dan tenaga kerja. Maka, akan diperoleh upah pokok, tunjangan makan dan upah lembur. Sistem pengupahan tenaga kerja Home Industri Konveksi Hellpin Collection perspektif Fiqih Muamalah, sudah sejalan dengan terpenuhi rukun dan syarat upah yang menjadi ketentuan ekonomi Islam. Sistem pengupahan tenaga kerja Home Industri Konveksi Hellpin Collection menggunakan akad ijarah (sewa menyewa) dan upah mengupah, seorang Musta‟jir (menyewa) Mu‟ajir (orang yang menyewakan) manfaat tenaga dan pikirannya.

(3)

Kata Kunci: Upah

PENDAHULUAN

Pengusaha yang mengelola Home Industry merupakan industri rumahan yang mempunyai kegiatan operasionalnya sebagai pengrajin bodir dengan beberapa karyawan didalamnya. Pengusaha dan pekerjanya mempunyai kesepakatan dalam pemberian upah terhadap para pekerja, dan hal itu menjadi sangat penting dilakukan untuk menghindari terjadinya ketidakadilan. Tanpa nilai keadilan maka tidak dapat dibenarkan memberikan upah yang sangat minim dan tidak sesuai dengan waktu yang telah disepakati dengan tujuan agar pengusaha memperoleh keuntungan yang besar, karena itu merupakan tindakan kesewenang-wenangan dan penindasan pengusaha terhadap buruh, seperti yang dijalani oleh para pengrajin bordir di Saguling Panjang Kawalu Tasikmalaya.

Masalah upah dalam kerjasama antara pengusaha dan buruh ini menjadi penting karena upah merupakan hak bagi para buruh sebagai balas jasa dari tenaga yang telah dicurahkan dalam melakukan pekerjaan dan juga menjadi suatu kewajiban bagi pengusaha yang telah memperoleh manfaat dari pekerjaannya.

Pada sistem pembayaran pengupahan terdapat masalah karena kurang sesuai dengan yang dilakukan oleh si pengusaha ini, permasalahan yang terjadi sehingga sering terjadinya keterlambatan pengusaha dalam memberikan upah kepada para pengrajin, penulis mengadakan penelitian langsung ke lapangan.

Berdasarkan informasi dari pemilik Home Industry bordir di Saguling Panjang Kawalu Tasikmalaya yang penulis kunjungi, pada kenyataannya pelaksanaan pembayaran upah terhadap pekerja bordir sekarang ini penangguhan

(4)

dalam keterlambatan hal pembayaran. Penangguhan pembayaran tersebut dilakukan tanpa adanya akad tertulis yang mengikatnya, akan tetapi seolah-olah telah terjadi kesepakatan (akad) antara pihak buruh dan pengusaha. Disisi lain pihak buruh sudah berusaha keras dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Upah yang diberikan kepada para pekerja seharusnya sesuai dengan waktu dan tenaga yang dikeluarkan dengan kesepakatan tertulis, namun kenyataannya upah yang diberikan pada karyawan di perusahaan helpin collection ini terjadi keterlambatan karena tidak ada kesepakatan tertulis anatara pengusaha dan para pekerja.

TINJAUAN

PUSTAKA

Upah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, upah adalah uang dan sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu

Sedangkan dalam bahasa inggris upah disebut dengan FEE dan WAGE, yang bisa juga disebut dengan bayaran, ongkos, biaya dan gaji. Dan dalam bahasa Arab upah sering disebut dengan ajrun yang berarti memberi hadiah/upah

Seacara bahasa ujrah artinya pendapatan atau upah. Pengertian secara etimologi berarti upah atau pendapatan yang diberikan kepada seseorang, karena orang tersebut mengerjakan atau melaksanakan suatu pekerjaan tertentu.

(5)

Upah menurut istilah adalah uang dan sebagainya yang dibayarkan sebagai balas jasa atau bayaran atas tenaga yang telah dicurahkan untuk mengerjakan sesuatu.

Upah menurut Al-Qur’an terdapat dalam QS. At Tholaq ayat 6 menjelaskan bahwa Allah memberi penegasan tentang pemberian upah itu disegerakan setelah pekerja selesai mengerjakan pekerjaan.

Upah dalam Assunnah Riwayat Ibnu Majah menjelaskan untuk segera memenuhi kebutuhan hak para pekerja setelah selasai pekerjaannya. Keadilan dalam Islam, tidak membenarkan jika seorang pekerja yang telah membanting tulang dan keringat bercucuran, tidak mendapatkan upah dan jerih payahnya itu atau dikurangi atau ditunda pemberiannya.

METODE

PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

(6)

ANALISIS DATA

Analisis data yang akan dilakukan menggunakan analissis data di lapangan model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Analisis data yang digunakan sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengobservasian, dan transformasi data mentah/data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan, mengembangkan sistem pengkodean, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, dan menuliskan memo.

Mereduksi data Penetapan Pengupahan yang ditinjau dari pemahaman Fiqh Muamalah di Perusahaan Helpin Collection Saguling Panjang Tasikmalaya menyangkut keabsahan suatu Penetapan Pengupahan di Perusahaan Helpin Collection, latar belakang ketentuan yang terdapat dalam Fiqh Muamalah dengan kesesuaian Penetapan Pengupahan di Perusahaan Helpin Collection Saguling Panjang Tasikmalaya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah proses penyusunan informasi yang kompleks dalam bentuk sistematis, sehingga menjadi bentuk yang sederhana serta dapat dipahami maknanya. Sedangkan penarikan kesimpulan adalah langkah terakhir

(7)

yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data secara terus menerus baik pada saat pengumpulan data atau setelah pengumpulan data.

Penyajian data dilakukan dengan memberikan uraian singkat tentang Penetapan Pengupahan pada Perusahaan Helpin Collection, dan tinjauan dari Fiqh Muamalah dalam Penetapan Pengupahan di Perusahaan Helpin Collection Saguling Panjang Tasikmalaya.

3. Penarikan Kesimpulan

Data yang telah direduksi mengenai Penetapan Pengupahan yang ditinjau dari Fiqh Muamalah di Perusahaan Helpin Collection Saguling Panjang Tasikmalaya, ditarik kesimpulannya dan diverifikasi kembali saat kembali mengumpulkan data ke lapangan.

Dalam penelitian kualitatif penarikan kesimpulan tersebut dengan cara induktif, yang mana peneliti berangkat dari kasus-kasus yang bersifat khusus berdasarkan pengalaman nyata kemudian dirumuskan menjadi model, konsep, teori, prinsip, propinsi, atau definisi yang bersifat umum. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan secara induktif adalah proses penelitian yang diawali dengan mengumpulkan data dan kemudian mengembangkan suatu teori dari data-data tersebut.

HASIL PENELITIAN

A. Sejarah dan Ruang Lingkupnya

Perkembangan dunia usaha di Tasikmalaya memunculkan persaingan yang ketat. Perusaahaan jasa maupun dagang tumbuh seperti jamur di musim hujan. Masing-masing perusahaan menampilkan performa dan

(8)

keunggulan masing-masing. Dalam era persaingan bebas sekarang ini, perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak dalam bidang usaha yang sama. Untuk terus dapat berkembang dalam persaingan tersebut, perusahaan harus dapat menghasilkan produk yang berkualitas bagi konsumen yang menggunakan produknya. CV. Hellpin Collection Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri pakaian jadi dari tekstil yang berdiri pada tanggal 05 Agustus 2000 bertempat di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Perusahaan ini dibentuk melalui peraturan daerah kota Tasikmalaya no.7 tahun 2000 dan akta notaris H.Riyanto, SH No.29 Tahun 2000. Perusahaan yang beralamat di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya ini dilengkapi dengan 10 mesin jahit dengan berbagai merk dan fungsi, 6 diantaranya digunakan sebagai mesin jahit pakaian dan 4 sisanya digunakan sebagai mesin jahit tas. Dilengkapi juga dengan 3 mesin obras, 5 mesin potong, 3 mesin kancing dan beberapa alat yang sehubungan dengan kegiatan menjahit.

B. Analisa Fiqih Muamalah Terhadap Pengupahan Hellpin Collection Kecamatan Kawalu Kelurahan Saguling Panjang Kota Tasikmalaya

1. Mekanisme Pengupahan di Home Industri Konveksi

Mekanisme upah merupakan suatu prosedur penetapan upah yang diambil oleh pengusaha dalam memberikan imbalan atas jasa karyawannya. Biasanya pengusaha melakukan pengupahan berdasarkan kebijakan yang disesuaikan dengan langkah-langkah dari usaha tersebut.

(9)

Banyak metode pengupahan yang menjadi pertimbangan bagi pengusaha dalam menentukan imbalan terhadap karyawannya. Secara umum, ada tiga sistem upah yang dapat diterapkan pada UMKM, yaitu upah menurut waktu, upah menurut hasil, dan upah premi. Pembahasan detailnya sebagai berikut.

a. Upah Menurut Waktu

Sistem ini ditentukan berdasarkan waktu kerja, yaitu upah per jam, per hari, per minggu, atau per bulan. Dengan sistem ini, urusan pembayaran gaji lebih mudah. Namun kelemahan dari sistem pengupahan disini tidak ada perbedaan antara karyawan yang berprestasi atau karyawan yang tidak berprestasi, sehingga efek negatif yang mungkin timbul pada karyawan adalah tidak ada dorongan dan semangat untuk bekerja.

b. Upah Menurut Hasil

Sistem pengupahan menurut hasil ditentukan menurut jumlah hasil (produksi) atau pencapaian target yang diperoleh dari masing-masing karyawan. Karyawan yang mendapatkan hasil produksi banyak maka akan mendapatkan upah yang lebih tinggi, demikian sebaliknya karyawan yang mendapatkan hasil produksi sedikit maka akan mendapatkan upah yang lebih rendah. Kelemahan dari sistem ini, apabila tidak ada kontrol dengan ketat atas hasil produksi maka akan dihasilkan mutu barang yang rendah. Untuk itu, sebagai solusinya perlu dibuat standar mutu untuk menetapkan besarnya upah.

(10)

c. Upah Premi

Upah premi dikenal dengan upah tambahan atau bonus, yaitu upah yang diberikan kepada karyawan yang bekerja dengan baik atau menghasilkan lebih banyak dalam satuan waktu yang sama. Sistem ini memacu karyawan untuk bekerja lebih optimal dan efisien.

2. Prosedur Pelaksanaan Pengupahan di Home Industri Hellpin Collection

Penentuan upah pada pada Home Industri Hellpin Collection ini dibedakan berdasarkan bidang pekerjaan karyawan tersebut. Secara garis besar karyawan dibagi menjadi 2 bagian menurut bidang pekerjaannya.

a. Bagian Pemotongan

Pembayaran upah bagi karyawan dibidang ini dilakukan pada setiap karyawan setor pada pemilik. Pada bagian ini, jumlah upahnya dihitung berdasarkan banyaknya jumlah kain yang bisa dipotong. Kain dipotong menurut pola yang sudah dibentuk berdasarkan pola yang akan dibuat. Semakin banyak kain yang dipotong, semakin besar upah yang diterimanya. Nominal yang diterimanya yaitu Rp. 50,- per potong.

Jadi biaya divisi pemotongan menyetorkan barang yang telah selesai barulah upah dibayarkan olek pemilik peusahaan, upah divisi pemotongan paling rendah upahnya karena pekerjaan nya mudah dibanding dengan divisi lain.

(11)

b. Bagian Bordir

Pembayaran upah bagi karyawan dibidang ini dilakukan pada setiap karyawan setor pada pemilik. Pada bagian ini, jumlah upahnya dihitung berdasarkan banyaknya jumlah kain yang selesai di bordir, dan besarnya upah tergantung kulitas kesulitan gambar. Nominal yang diterimanya berkisaran antara Rp. 15.000 - Rp.20.000 - Rp.25.000 per potong.

c. Bagian Penjahitan

Pembayaran upah bagi karyawan dibidang ini dilakukan pada setiap karyawan setor pada pemilik. Pada bagian ini, jumlah upahnya dihitung berdasarkan banyaknya jumlah kain yang selesai dijahit. Nominal yang diterimanya berkisaran Rp.2.500 per potong.

3. Sistem Pengupahan Tenaga Kerja Home Industri Konveksi Hellpin Collection

Hellpin Collection Sistem pengupahan yang digunakan oleh Home Industri konveksi Hellpin Collection Kelurahan Saguling Panjang Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, menggunakan sistem pengupahan borongan yang dikombinasi dengan sistem pengupahan bedasarkan hasil. Dengan cara perhitungan upah, berdasarkan jumlah hasil barang yang diproduksi oleh tenaga kerja kemudian dikalikan dengan jumlah upah yang sudah ditetapkan oleh majikan berdasarkan persetujuan tenaga kerja. Kemudian ditambahkan dengan jumlah tunjangan makan yang akan dikalikan dengan masa hari kerja. Jumlah upah yang akan diberikan

(12)

akan dikalkulasikan dengan upah yang diperoleh dan jumlah tunjangan makan. Jumlah upah yang diterima oleh tenaga kerja jumlah tidak stabil, hal ini dikarenakan setiap tenaga kerja bekerja pada divisi yang berbeda.

SIMPULAN

Berdasarkan uraian dalam pembahasan dan hasil penelitian maka penulis akan menyimpulkan bahwa sistem pengupahan tenaga kerja Home Industri Konveksi Hellpin Collection menggunakan system pengupahan borongan yang dikombinasi dengan system upah menurut hasil, jumlah perolehan upah tenaga kerja dikaitkan dengan jumlah hasil produksi konveksi. Upah yang diperoleh akan dikalikan dengan jumlah hasil produksi dan upah yang telah disepakati oleh majikan dan tenaga kerja. Maka, akan diperoleh upah pokok, tunjangan makan dan upah lembur. Jumlah upah yang diperoleh tenaga kerja tidak sama dan tidak tetap setiap divisinya, karena perbedaan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan, tanggung jawab dan jabatan pekerjaan. Dengan jam kerja upah menurut pasal 77 ayat 1 UU No.13/2003 tentang mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja yaitu 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu. Ketika jam kerja melebihi waktu yang ditentukan, maka akan dihitung kedalam upah lembur. Dengan begitu, tenaga kerja dapat memenuhi kebutuhan hidup secara adil, layak, dan wajar.

Sistem pengupahan tenaga kerja Home Industri Konveksi Hellpin Collection perspektif Fiqih Muamalah, sudah sejalan dengan terpenuhi rukun dan syarat upah yang menjadi ketentuan ekonomi Islam. Sistem pengupahan tenaga

(13)

kerja Home Industri Konveksi Hellpin Collection menggunakan akad ijarah (sewa menyewa) dan upah mengupah, seorang Musta‟jir (menyewa) Mu‟ajir (orang yang menyewakan) manfaat tenaga dan pikirannya. Sedangkan imbalan atas manfaat yang diterima oleh Musta‟jir disebut Ajran atau Ujrah, upah di beritahukan diawal perjanjian, jumlah upah berdasarkan hasil, jenis, dan risiko pekerjaan, pembayaran nya sesuai kesepakatan antara majikan dan tenaga kerja.

Selain itu jumlah upah yang diterima dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu upah, seperti kemampuan dan kesediaan perusahaan, organisasi karyawan, produktivitas kerja karyawan, adanya pemerintah dengan Undang Undang dan Kepres, biaya hidup, posisi jabatan karyawan, pengalaman kerja kerja, kondisi perekonomian Nasional dan jenis dan sifat pekerjaan. Hal ini telah sesuai dengan perspektif Fiqih Muamalah, serta upah harus disertai dengan prinsip prinsip keadilan, kebebasan dan pemerataan.

Referensi

Dokumen terkait

• EVAC + CHAIR diperlukan di semua bangunan bertingkat dengan tangga yang dapat diakses oleh penyandang cacat dengan

Kurva Pertumbuhan Biomassa Mutlak Benih Bawal Bintang ( Trachinotus blochii ) selama Percobaan Berdasarkan persamaan di atas diketahui R 2 = 0,869, artinya bhawa

Penggunaan kontrak konstruksi dengan harga tetap dan pendapatan diakui dengan metode persentase penyelesaian akan membawa dampak atau pengaruh terhadap laporan

Dengan metode End of File, ukuran pesan yang akan disisipi bisa lebih besar daripada file penampung, tetapi akan mengubah ukuran stegofile- nya ( file yang sudah

Melalui kebijakan tersebut Kepulauan Anambas masuk ke dalam pengembangan Koridor Pariwisata Daerah (KPD) sebagai kawasan pengembangan wisata maritim dan ekowisata..

PLN (Persero) Area Surabaya Selatan adalah mengelola distribusi tenaga listrik yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dan anggota perusahaan, mendistribusikan