• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN KANDUNGAN KLOROFIL. Oleh : Golongan E/ Kelompok 2A. Aditya Rizki P Habibillah Putra L

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN KANDUNGAN KLOROFIL. Oleh : Golongan E/ Kelompok 2A. Aditya Rizki P Habibillah Putra L"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN KANDUNGAN KLOROFIL

Oleh :

Golongan E/ Kelompok 2A

Aditya Rizki P 161510501132 Habibillah Putra L 161510501134

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

1 BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organum nutritivum atau bisa disebut alat hara merupakan organ yang salah satunya adalah daun (Tjitrosoepomo, 2008). Jaringan epidermis, mesofil dan pembuluh merupakan jaringan yang membentuk organ daun. Mesofil terjadi dari jaringan yang bersifat parenkim dalam epidermis. Pada jaringan mesofil terjadi reaksi pembentukan gula dan oksigen yang dikenal dengan fotosintesis. Fotosintesis merupakan reaksi yang memerlukan foton atau cahaya dan klorofil tumbuhan.

Zat hijau daun atau pemberi warna hijau pada daun berasal dari klorofil, dimana zat ini terdapat didalam organel kloroplas. Jenis klorofil dalam tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu klorofil a dan klorofil b. Kedua jenis ini sama sama terdapat didalam kloroplas suatu organisme fotoautrotof. Klorofil yang paling efektif dalam proses fotosintesis yang memiliki warna biru-hijau disebut klorofil a. Klorofil adalah zat pemberi warna hijau pada proses fotosintesis yang terdapat dalam organisme fotoautotrof seperti tumbuhan, Algae dan Cynobacteria. Fungsi klorofil pada tanaman yaitu untuk menyerap cahaya matahari yang digunakan untuk reaksi fotosintesis terutama pada fase terang. Pada umumnya klorofil disintesis pada daun untuk menangkap cahaya matahari. Setiap klorofil memiliki kemampuan yang berbeda beda dalam menangkap gelombang cahaya matahari bergantung pada lingkungan dan faktor genetiknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi sintesis klorofil yaitu cahaya, gula atau karbohidrat, air, temperatur. Klorofil a dan klorofil b memiliki struktur dan fungsi yang berbeda Klorofil juga dapat diekstraksi dari jaringan tumbuhan menggunakan pelarut organik. Beberapa jenis pelarut dapat digunakan, antara lain aseton, metanol, etanol, etil asetat, piridin, dan dimetil formamid. Umumnya pelarut yang sering digunakan adalah etanol, karena etanol sudah banyak digunakan sebagai pelarut di bidang pangan dan obat-obatan dan cenderung lebih aman dibandingkan eter dan aseton.

Faktor utama yang membentuk klrofil yaitu nitrogen (N). Unsur N merupakan unsur hara makro dan tanaman yang berjumlah banyak membutuhkan

(3)

2 unsur N. Beberapa faktor pembentuk klorofil adalah lingkungan. Cahaya matahari merupakan faktor utama pembentuk klorofil. Daun tanaman yang kekurangan cahaya matahari cenderung memiliki kandungan klorofil sedikit. Air juga mempengaruhi pembentukan klorofil. Kekurangan air juga berakibat pada sedikitnya klorofil pada suatu daun tanaman. Selain faktor diatas praktikum ini bertujuan untuk mengukur kadar klorofil pada setiap daun yang berbeda beda berdasarkan letak daun, jenis spesies daun dan kadungan lain didalamnya.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui klorofil yang terdapat pada tanaman. 2. Mengetahui jumlah kandungan total klorofil.

(4)

3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Zat pemberi warna pada daun sangatlah bermacam-macam dan zat ini sangatlah dibutuhkan oleh tanaman untuk berfotosintesis. Zat yang terkandung pada daun tanaman umumnya ialah zat hijau daun yang dikenal dengan nama klorofil. Klorofil pada tanaman bermacam-macam jenisnya yang nantinya seiring bertambah tuannya tanaman pigmen ini akan mengalami perubahan warna. Klorofil sangatlah berperan penting bagi proses fotosintesis. (Gogahu, dkk., 2016).

Fotosintesis adalah suatu proses penting bagi tanaman yang berguna agar tanaman tetap tumbuh yang terjadi di daun. Fotosintesis ialah proses mengubah cahaya menjadi energi atau makanan bagi tanaman yang nantinya akan dikirim ke seluruh bagian tanaman. Proses fotosintesis ini terjadi karna adanya pigmen dalam daun terutama klorofil. Fotosintesis juga terjadi pada tanaman yang tidak ber klorofil, misal alga. Ketika fotosintesis terjadi klorofil inilah yang nantinya akan menyerap gelombang cahaya sehingga dapat diubah menjadi energi, sedangkan cahaya yang tidak terserab nantinya akan dipantulkan kembali oleh pigment dalam daun. Zat pemberi warna yang terkandung dalam daun ialah klorofil, antosianin, karotenoid, dan betalain.(Kumari, et al., 2012)

Klorofil merupakan suatu pigmen yang memiliki warna hijau atau biasa disebut dengan zat warna hijau yang terdapat pada daun tanaman. Fotosintesis merupakan proses yang mengikutsertakan peran dari klorofil dalam daun (Astawan dan Kasih, 2008). Klorofil merupakan suatu pigmen yang dapat menyerap cahaya yang berupa sinar elektromagnetik. Pengekstraksian klorofil pada daun sebaiknya menggunakan larutan non polar karena pigmen pada klorofil memiliki sifat non polar juga (Singh, 2012).

Kandungan pigmen pada daun tanaman dapat diukur dengan menggunakan analisis spektrofotometer. Kandungan klorofil pada tanaman laut yaitu lamun adalah β-karoten dengan uji spektrofotometer dua puncak satu lekukan (Rosang dkk., 2016). Klorofil dibagi menjadi 2, yaitu klorofil a dan klorofil b. Klorofil a memiliki rumus kimia C55H72O5N4Mg. Klorofil a memiliki warna hijau kebiruan.

(5)

4 Klorofil yang kedua yaitu klorofil b. Klorofil b memiliki rumus kimia C55H72O6N4Mg. Klorofil b memiliki warna hijau kekuningan. Klorofil memiliki

sifat yaitu tidak dapat larut dalam air. Kandungan klorofil yang paling banyak terdapat di daun yaitu klorofil a dikarenakan klorofil a memiliki warna hijau yang pada semua daun memiliki warna hijau (Arfandi dkk., 2013). Kandungan klorofil a yang lebih banyak dapat menghasilkan nilai absorbansi yang tinggi daripada klorofil lainnya.

Warna merupakan parameter kualitas suatu tanaman. Klorofil a dan b, karotenoid serta antosianin merupakan senyawa yang bertanggung jawab terhadap warna pada tanaman, misalnya seperti kandungan klorofil dan karotenoid pada daun mint. Kandungan klorofil yang tinggi terdapat pada daun biasanya dengan dominasi klorofil a dan b (Straumite et al., 2015).

(6)

5 BAB.3 METODE PRAKTIKUM

3.1 WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum agrobiosains acara “Pengukuran Kandungan Klorofil ” dilakukan pada hari sabtu pukul 14.00- 15.10 yang bertempat di Laboraturium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 ALAT DAN BAHAN 3.1.1 Alat

1. Mortar Dan Pestel 2. Neraca Analitis 3. Apendorf 4. Gelas Ukur 5. Tabung reaksi 6. Pipet tetes 7. Pipet micron 8. Spektrofotometer 9. Sentrifugasi 3.1.2 Bahan

1. Daun Tanaman Jeruk Nipis 2. Nitrogen cair

3. 10 mM Borate pH 8,0 yang telah didinginkan 4. Ethanol absolute (dingin 40 C)

3.3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Menimbang 0,5 g daun tanaman yang telah ditentukan.

2. Menumbuk/menghaluskan daun dengan mortar, pestel dan nitrogen cair 3. Menambahkan 3 ml larutan 10 mM Borate pH 8,0 lalu menggerus lagi

(7)

6 4. Mengambil 40 ml tepung yang telah tersuspensi lalu dimasukan kedalam

apendorf lalu kocok hingga tersuspensi lagi.

5. Menambahkan 960 ml ethanol absolute dingin 4o C kemudian memvorteks

6. Menginkubasi selama 30 menit pada suhu 4o C dalam keadaaan gelap 7. Mengsentrifugasi pada kecepata 10.000 rpm suhu 4o C selama 5 menit

8. Mengukur optical density (OD) menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 649nm dan 665 nm

9. Menghitung kandungan klorofil dengan rumus Klorofil a = 13,7 x Abs 665) – (5,76 x Abs 649) = ……….µm-1

Klorofil b = 25,8 x Abs 649) – (7,60 x Abs 665) = ……….µm-1

Total klorofil a + b = (6,10 x Abs 665) + (20,04 x Abs 649) = ……….µm-1

3.4 VARIABEL PENGAMATAN

Menghitung kandungan klorofil a dan b didalam daun dengan satuan µm-1

3.5 ANALISIS DATA

Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif.

(8)

7 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil analisa spektrofotometer, klorofil a dan klorofil b pada setiap daun memiliki kandungan yang berbeda beda. Kandungan klorofil a paling besar terdapat pada daun bayam dengan jumlah 3,38 µg ml-1 sedangkan kandungan klorofil a paling sedikir terdapat pada daun jeruk nipis yaitu 0,58 µg ml-1. Kandugan klorofil b paling besar terdapat pada daun mawar dengan jumlah 1,66 µg ml-1 sedangkan kandungan klorofil b paling sedikit terdapat pada daun jeruk nipis yaitu sebesar 0,31 µg ml-1.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pada grafik diatas perbedaan kandungan klorofil pada setiap daun dipengaruhi oleh bagian daun yang dipakai. Daun bayam yang dipakai pada saat praktikum secara visual memiliki warna hijau pekat. Kepekatan warna yang tampak dari daun tersebut mengindikasikan bahwa kandungan klorofil yang banyak pada daun. Selain itu daun bayam juga banyak mengandung zat besi vitamin

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Daun mwar Daun jeruk nipis Daun tebu Daun bayam Daun pisang Daun Kangkung

Chart Title

(9)

8 dan kaya akan mineral. Kandungan klorofil pada dasarnya sama seperti sel darah merah pada manusia, semakin tua warna pada hijau pada daun bayam semakin tinggi kandungan klorofilnya dan mengkonsumsi daun bayam juga mempercepat pembentukan sel darah merah (Rahayu dkk., 2013).

Berbeda dengan daun jeruk nipis yang memiliki kandungan klorofil a paling sedikit. Hal ini juga dipengaruhi oleh bagian daun yang dipakai. Daun jeruk nipis yang dipakai memiliki ciri secara visual berwarna hijau muda. Daun jeruk nipis yang dipakai pada uji kandungan klorofil ini merupakan bagian daun yang berada di pucuk atau daun yang masih muda. Daun yang masih muda cenderung berwarna hijau kekuningan dan memiliki kandungan klorofil yang lebih sedikit. Lamina atau helaian daun pada daun jeruk yang dipakai lebih tipis dikarenakan daun yang dipakai masih muda dan berada di ujung batang. Berdasarkan umur daun, daun yang muda memiliki lamina yang tipis dan daun yang tua memiliki lamina yang lebih tebal (Aini dkk., 2014).

Daun mawar memiliki kandungan klorofil b paling besar. Kandungan klorofil b pada daun mawar sebesar 1,66 µg ml-1. Klorofil pada suatu tumbuhan terdapat pada daun, pada praktikum ini bagian daun yang dipakai adalah helaian daun. Helaian daun atau lamina dapat mengandung banyak klorofil jika tanaman ditanam pada lingkungan yang mendukung pembentukan klorofil. Daun mawar pada praktikum ini secara visual memiliki warna hijau yang pekat. Kepekatan warna pada daun mawar ini menunjukan bahwa pembentukan klorofil pada daun tersebut tidak terganggu. Aspek pertumbuhan tanaman meliputi proses fisiologis, biokimia, anatomi dan morfologis, kekurangan air pada saat penanaman dapat menggaung proses fisiologis tanaman terutama pada saat pembentukan klorofil (Ai dan Banyo, 2012).

(10)

9 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kandungan klorofil a paling besar terdapat pada daun bayam yaitu sebesar 3,38 µg ml-1

2. Kandungan klorofil a dan b paling sedikit terdapat pada daun jeruk nipis karena bagian daun yang dipakai adalah daun pada bagian pucuk tanaman. Daun pada pucuk tanaman cenderung memiliki warna yang lebih muda sehingga kandungan klorofil lebih sedikit.

3. Kandungan klorofil b paling besar terdapat pada daun mawar yaitu sebesar 1,66 µg ml-1. Kandungan klorofil pada daun dapat dipengaruhi oleh lingkungan salah satunya adalah air.

5.2 Saran

Praktikum berjalan lancar, alat dan bahan lengkap. Hanya saja pada saat praktikum kurang kondusif. Beberapa mahasiswa masih ramai dan hanya duduk saja tidak melaksanakan praktikum. Perlu adanya ketegasan agar praktikum lebih kondusif.

(11)

10 DAFTAR PUSTAKA

Ai, N. S dan Banyo, Y. 2012. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman. Ilmiah Sains, 11(2): 166-173

Aini, N., Setyawati, D. dan Umiyah. 2014. Struktur Anatomi Daun Lengkeng (Dimocarpus longan lour.) Kultivar Lokal, Itoh, Pingpong dan Diamond River. Berkala Saintek, 2(1): 31-35

Astawan, M., dan A. L. Kasih. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta : Gramedia

Arfandi, A., Ratnawulan, dan Y. Darvina. 2013. Proses Pembentukan Feofitin Daun Suji sebagai Bahan Aktif Photosensitizer Akibat Pemberian Variasi Suhu. Pillar of Physics, 1 : 68-76.

Gogahu, Y., N. S. Ai, P. Siahaan, 2016, Konsentrasi Klorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman Puring ( Codiaeum Varigatum L.), Mipa Unsrat Online. 5(2): 76-80.

Kumari, S. P. K., Y. S. Vani, V. Sridevi, M. V. V. C. Lakshmi, 2012, Separation And Observation Of Plant Pigments In Fertilizers Effected Medicical Plants Using Paper Chromatography, Engineering Science And Advanced Technology. 2(2): 317-320.

Rahayu, S. T., Asgar, A., Hidayati, I. M., Kusmana., Djuariah, D. 2013. Evaluasi Kualitas Beberapa Genotipe Bayam (Amaranthus sp) pada Penanaman di Jawa Barat. Berita Biologi, 12(2): 153- 160

Rosang, C. I dan B. Th. Wagey. 2016. Penentuan Kandungan Klorofil pada Lamun Jenis Halophila Ovalis di Perairan Malalayang. Pesisir dan Laut Tropis, 1(1): 15-19.

Singh, S. 2012. Isolation and Identification of Pigment Molecules from Leaves of Prosopis Juliflora. Pharmacy, 3 (4) : 150-152.

Straumite, E., Z. Kruma and R. Galoburda. 2015. Pigments in Mint Leaves and Stems. Agronomy Research, 13(4): 1104-1111.

Tjitrosoepomo, R. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

(12)

11 LAMPIRAN

\

(13)

12 Gambar 2. Tabel acc pengamatan 2.

(14)

13 Ai, N. S dan Banyo, Y. 2012. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator

(15)
(16)

15 Aini, N., Setyawati, D. dan Umiyah. 2014. Struktur Anatomi Daun Lengkeng

(Dimocarpus longan lour.) Kultivar Lokal, Itoh, Pingpong dan Diamond River. Berkala Saintek, 2(1): 31-35

(17)

16 Astawan, M., dan A. L. Kasih. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta :

Gramedia

Arfandi, A., Ratnawulan, dan Y. Darvina. 2013. Proses Pembentukan Feofitin Daun Suji sebagai Bahan Aktif Photosensitizer Akibat Pemberian Variasi Suhu. Pillar of Physics, 1 : 68-76.

(18)

17 Gogahu, Y., N. S. Ai, P. Siahaan, 2016, Konsentrasi Klorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman Puring ( Codiaeum Varigatum L.), Mipa Unsrat Online. 5(2): 76-80.

(19)
(20)

19 Kumari, S. P. K., Y. S. Vani, V. Sridevi, M. V. V. C. Lakshmi, 2012, Separation And Observation Of Plant Pigments In Fertilizers Effected Medicical Plants Using Paper Chromatography, Engineering Science And Advanced Technology. 2(2): 317-320.

(21)
(22)

21 Rahayu, S. T., Asgar, A., Hidayati, I. M., Kusmana., Djuariah, D. 2013. Evaluasi Kualitas Beberapa Genotipe Bayam (Amaranthus sp) pada Penanaman di Jawa Barat. Berita Biologi, 12(2): 153- 160

(23)

22 Rosang, C. I dan B. Th. Wagey. 2016. Penentuan Kandungan Klorofil pada Lamun Jenis Halophila Ovalis di Perairan Malalayang. Pesisir dan Laut Tropis, 1(1): 15-19.

Singh, S. 2012. Isolation and Identification of Pigment Molecules from Leaves of Prosopis Juliflora. Pharmacy, 3 (4) : 150-152.

(24)

23 Straumite, E., Z. Kruma and R. Galoburda. 2015. Pigments in Mint Leaves and

(25)
(26)

25 Tjitrosoepomo, R. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

(27)

26 DOKUMENTASI

(28)
(29)
(30)

Gambar

Gambar 1. Tabel acc pengamatan 1

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan hierarki nilai yang dirumuskan oleh Abdullah Saeed, dapat disimpulkan bahwa ayat yang dianggap sebagai dalil wajibnya bercadar tersebut bukan

Peningkatan jumlah pasien yang mengalami immunocompromised dan peningkatan dari penggunaan diagnsosis invasif dan teraupeutik merupakan salah satu

Dalam hal Bupati dan DPRD tidak menyepakati bersama rancangan KUA dan rancangan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24A ayat (1), paling lama 6 (enam) minggu sejak

Hasil penelitian ini adalah secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikan 1%,

Setelah kapal menumpu dengan baik, dan dok sudah terapung sempurna, dilakukan pemeriksaan terhadap setiap penumpu, apakah telah menumpu dengan baik atau belum, jika

[r]

b. Apabila koperasi mempunyal unit usaha simpan pinjam maka tatacara penutupan USP dilakukan oleh koperasi atas petunjuk Pemerintah, dalam hal ini Menteri atau pejabat yang ditunjuk

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey eksplanatori. Survey eksplanatori yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau