• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

27

PERANCANGAN SISTEM

3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN

Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

(2)

Pada implementasinya, terutama dalam IOS device-device komponen Mobile IP, yaitu:

Tabel 3. 1 Versi IOS Software yang Dibutuhkan

Topologi jaringan diatas dibuat sedemikian rupa sehingga kondisi sebenarnya di lapangan dapat tergambarkan dengan jelas dan sederhana, yang mana didesain untuk demonstrasi semua fungsi dasar dari masing-masing komponen Mobile IP secara terpisah. Di dalam topologi tersebut terdapat sebuah Home Agent, dua buah Foreign Agent (FA), 3 buah Mobile Node, Correspondent Node (CN) yang bukan merupakan bagian utama dari Mobile IP dan Intermediate System (IS). IOS Software seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 harus dapat dijalankan oleh router yang bersangkutan.

Router yang berfungsi sebagai router Intermediate System dalam IPv4 backbone layaknya cloud pada jaringan internet dimana sebagai pemberi routing untuk jaringan lainnya. Semua router pada topologi di atas adalah dedicated router. Router yang digunakan adalah Cisco Router 2600, yang memiliki IOS version 12.2.

(3)

Untuk pengaturan pengalamatan IPv4 digunakan alamat seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:

Component Interface

Device s0/0 s0/1 s0/2 fa0/0 eth0

Intermediate System 192.168.1.1 192.168.3.1 192.168.4.1 192.168.2.1 n/a

Correspondent Node nc nc nc 192.168.2.2 n/a

Mobile Router nc nc nc 192.168.100.10 n/a

Mobile Node (PC) n/a n/a n/a n/a 192.168.100.13

Mobile Node (Laptop) n/a n/a n/a n/a 192.168.100.16

Home Agent 192.168.1.2 nc nc nc n/a

Foreign Agent 1 nc 192.168.3.2 nc 192.168.5.1 n/a

Foreign Agent 2 nc 192.168.4.2 nc 192.168.6.1 n/a

Tabel 3. 2 Pengaturan IP Address

3.2. ARSITEKTUR SISTEM PEMODELAN

Dari gambar 3.1 arsitektur jaringan yang dibuat terdiri dari elemen-elemen yang umum digunakan dalam MIPv4. Arsitektur dibuat sedemikian rupa karena dengan batasan dan standarisasi yang telah ditetapkan. Konfigurasi yang dirancang telah dapat digunakan untuk melihat performansi dan reliabilitas sistem. Dimana terdapat Home Agent, Correspondent Node, Mobile Node dan Foreign/Remote Agent.

3.2.1 Intermediate System

Berfungsi untuk menunjukkan interaksi antara Mobile IP dengan routing protocol tradisional, sehingga pada Intermediate System tidak ada konfigurasi dari Mobile IP yang spesifik.

(4)

3.2.2 Correspondent Node

Coresspondent node digunakan sebagai peer dari traffic yang berasal dari Mobile Node. Penggunaan CN mendemonstrasikan infrastruktur routing di dalam infrastruktur Mobile IP, dan proses interaksi di antara keduanya. Sebuah CN hanya perlu dikonfigurasi IP address pada interfacenya. Correspondent Node dapat berupa sebuah PC atau juga dapat berupa router.

3.2.3 Mobile Node

Merupakan node yang dapat bergerak dan berpindah-pindah dalam hal ini direpresentasikan oleh laptop computer dan PC. Pergerakan dan perpindahan ini bisa dikarenakan perpindahan secara fisik seperti device dalam mobil atau kereta atau dikarenakan karena ada perubahan topologi jaringan.

3.2.4 Home Agent

Router yang terletak di home network berfungsi untuk pemetaan pegalamatan IP dari mobile node yang sedang berada pada jaringannya ataupun sedang berpindah-pindah. Dalam hal ini direpresentasikan dengan Cisco Router 2600.

3.2.5 Foreign Agent

Foreign Agent memiliki fungsi yang hampir sama dengan home agent, tetapi berada pada foreign network.

(5)

3.3. KONFIGURASI TEST-BED

Konfigurasi ini merupakan skenario yang akan dibuat dalam pelaksanaan pengujian kualitas layanan. Secara garis besar komponen seperti pada gambar 3.1 merupakan inti dari sistem yang dibuat.

a. Topologi jaringan pada gambar 3.1 diimplementasi pada laboratorium Cisco Networking Academy Program di BiNus Center Syahdan.

b. Media yang digunakan pada pengujian ini dibedakan menjadi 2 jenis yaitu guided (wire) digunakan kabel UTP Cat 5e dan unguided (wireless) digunakan teknologi Wi-Fi 802.11b.

c. Agar tercipta coverage Access Point yang tidak saling tumpang tindih pada ruang lab Cisco maka diputuskan lokasi Access Point ke-2 dipindah ke ruang kelas Network Administrator (Ruang A) di mana ruang kelas ini berada di lantai 1, sedangkan ruang lab Cisco (Ruang E) sendiri berada pada lantai 2. Untuk link antara Access Point 2 dan switch digunakan teknik penyambungan antara device-device testbed pada ruang lab Cisco dengan jaringan backbone yang telah dimiliki oleh BiNus Center di mana semua ruang kelas yang ada pada lingkungan training center ini telah tersambung satu sama lain.

(6)

Gambar 3.2 Denah Ruang di BiNus Center Syahdan

d. Setelah dilakukan pemindahan lokasi Access Point 2 ke lantai bawah dilakukan site survey untuk melihat apakah tujuan pemindahan lokasi agar tidak terjadinya coverage yang saling tumpah tindih tercapai.

e. Mobile Node dalam hal ini berupa Mobile Router, Laptop, dan sebuah Personal Computer yang akan berpindah network disebut dengan MN.

f. Home Agent yang berada dalam Home Network dalam hal ini akan disebut sebagai HA. Foreign/Remote Agent yang berada dalam Foreign Network dalam hal ini akan disebut sebagai FA. Terdapat 2 buah FA yaitu: FA1 yang berada dalam Foreign Network pertama dan FA2 yang berada dalam Foreign Network kedua. Home Network, Foreign Network pertama dan Foreign Network kedua merupakan network-network yang saling berbeda Network ID. Dan perpindahan sebuah node di antara network-network tersebut tanpa

(7)

merubah pengalamatan IP merupakan sesuatu yang mustahil jika tanpa teknologi Mobile IP.

g. Intermediate System disebut IS memberikan routing advertisement dan routing table.

h. Correspondent Node yang berfungsi sebagai peer traffic dari MN untuk selanjutnya akan disebut CN.

i. Tes konektivitas akan dilakukan antara MN dengan device-device lainnya . kecuali dengan IS dan dilakukan pencatatan round trip delay. Hal ini dilakukan agar performa jaringan yang dibuat dapat terlihat dengan jelas untuk digunakan pada analisa selanjutnya. Tes konektivitas dilaksanakan dengan cara dilakukannya proses pengiriman paket icmp (ping) yang bervariasi, kecil (64 byte) dan besar (1024 byte), sebanyak 100 kali.

j. Untuk mengamati lalu-lintas data yang terjadi pada Mobile IP Protocol dilakukan uji routing. Uji routing dilaksanakan dengan dilakukannya traceroute antara MN dengan device-device lainnya. Data yang didapatkan pada uji routing akan digunakan pada proses analisa selanjutnya.

k. Tes konektivitas tidak hanya dilakukan ketika MN berada pada sebuah jaringan, tetapi juga dilakukan ketika terjadi proses handover, yaitu ketika MN berpindah dari suatu jaringan ke jaringan lainnya. Handover dilakukan dengan cara berpindah antar coverage jaringan wireless. Sedangkan pada jaringan wire dilakukan proses switching MN antar VLAN yang sebelumnya telah dikonfigurasi pada manageable switch yang ada. Pengambilan data pada tes konektivitas ketika terjadi handover dilakukan sebanyak 5 kali untuk

(8)

mendapatkan data yang valid. Data yang didapatkan akan digunakan pada proses analisa selanjutnya.

3.4. PARAMETER PENGUKURAN

Berdasarkan arsitektur jaringan yang sebelumnya, akan dilihat parameter-parameter yang digunakan untuk pengukuran kualitas layanan seperti delay/latency, loss,dan availability.

3.4.1. Round Trip Delay

Delay/latency merupakan jangka waktu atau durasi yang diperlukan untuk sebuah node mengirimkan data dan diterima oleh penerimanya Dalam router, latency dapat juga dipandang sebagai interval waktu ketika paket data diterima dan ditransmisikan kembali. Delay dapat terjadi tergantung pada media transmisinya dan congestion pada setiap jalur yang dilaluinya.

Untuk pengetesan kali ini delay akan dilihat dengan metode pengiriman paket ICMP (Internet Control Message Protocol) dengan perintah ping, hasilnya merupakan RTT (Round Time Trip) yang didapat.

3.4.2. Loss

Packet loss merupakan paket yang hilang ketika data ditransmisikan. Jika paket hilang dalam jaringannya maka error rate performance akan berdampak, terutama untuk aplikasi streaming video. Semakin besar paket maka akan semakin besar kemungkinan paket hilang dan performansi sistem akan terganggu.

(9)

Parameter ini akan dilihat dengan memberikan pesan ICMP untuk melaporkan kesalahan dalam pengolahan paket dan untuk memberikan fungsi pada layer internet lainnya.

Data dapat diperoleh dari metode pengukuran delay dengan menggunakan ping. Packet loss didapat jika terdapat loss dalam 100 kali pengetesan ping.

3.4.3. Handover Delay

Merupakan jangka waktu atau durasi yang diperlukan sebuah mobile node untuk terkoneksi kembali, sesaat setelah berpindah network.

3.4.4. Availability

Merupakan reliabilitas koneksi dalam jaringan, dibuat untuk melihat up-time dari jaringan selama terjadi proses kirim terima paket data. Pada semua ISP (Internet Service Provider) faktor ini menjadi penentu kualitas layanan yang merupakan value-added untuk kepuasan pelanggan.

Availability yang diberikan ISP umumnya di atas 99% up-time, tergantung Service Level Agreement yang diberikan ISP kepada pengguna layanan. Availability dapat dihitung dengan rumus seperti berikut :

Gambar

Gambar 3. 1 Topologi Sistem Jaringan
Tabel 3. 1 Versi IOS Software yang Dibutuhkan
Tabel 3. 2 Pengaturan IP Address
Gambar 3.2 Denah Ruang di BiNus Center Syahdan

Referensi

Dokumen terkait

Efek iradiasi dipdajari pada pertumbuhan bibit MI' Mutasi klorofil dan gejala perubahan wama biji dipdajari pada tanaman generasi M2• D50 untuk varietas Keris, Katengu, dan No..

Meningkatnya konsentrasi ambien menyebabkan meningkatnya dampak pencemaran pada kesehatan manusia dan nilai ekonomi dari gangguan kesehatan tersebut (Gambar 4 dan Gambar 5).. Gambar

Berdasarkan tabel 2, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti mengambil beberapa indikator sebagai tolak ukur keberhasilan setelah dilaksanakannya

2) Proses adalah tempat dimana kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses. Pada

Tanjung Enim Lestari Industri Bubur Kertas Oli bekas minyak, Pelumas bekas, Grease bekas, ex COD, Expired chemical, Botol bekas reagent, Catrid bekas, Toner bekas, lampu

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian fisika yang relevan mengenai perambatan gelombang seismik serta posisi hiposenter gempa bumi, memperoleh

Angka persentase sikap pada kelompok kontrol tidak menunjukkan adanya peningkatan baik pada saat pre-test maupun post-test, pada pre-test sebagian responden

Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal