• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA KELAS V"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI

PENGETAHUAN IPA KELAS V

Ni Luh Dara Kumala

1

, Kt. Ngr. Semara Putra

2

, MG. Rini Kristiantari

3 123

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {darakumala_niluh9b@yahoo.com

1

, ngurahsemara@yahoo.com

2

,

riniokanegara@gmail.com

3

}@undiksha.ac.id

Abstark

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA pada kelompok siswa kelas V SD Gugus Pattimura Tahun Ajaran 2016/2017 antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini adalah penelitian semu menggunakan desain non-equivalent control group desain. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V tahun ajaran 2016/2017 di SD Gugus Pattimura Kecamatan Denpasar Selatan dengan jumlah 328 siswa. Sampel penelitian ini, yaitu siswa kelas V SD Negeri 18 Sesetan yang berjumlah 41 orang sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas V SD Negeri 11 Sesetan yang berjumlah 49 orang sebagai kelompok kotrol yang dipilih dengan random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode tes. Data tentang penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda biasa. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional (thitung=4,79>ttabel=2,00). Dari

rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPA diketahui siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament lebih baik dari kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional (𝑋̅1=88,02; 𝑋̅2=78,4).

Kata kunci: Kooperatif tipe Teams Games Tournament, penguasaan kompetensi pengetahuan IPA. Abstract

The aim of this study was to find out the difference of mastery the knowledge competence of science between the 5th grade students of SD Negeri 18 Sesetan and of SD Negeri 11 Sesetan in the 2016-2017 academic year. The first group of students were taught using Teams Games Tournament learning model while the second group were taught by using convensional learning. This study was a quasi study using non-equivalent control group design. The population of this study was all of them fifth grade students in the 2016-2017 academic year of the elementary schools in Gugus Pattimura in South Denpasar. Subdistrict with the total number 328 students. The sample of this study was the 41 fifth-grade students of SD Negeri 18 Sesetan and the 49 fifth-grade students of SD Negeri 11 Sesetan. The sample was done by random sampling technique and it obtained the 41 students as an experimental group and the 49 students as a controling group. The data of this study were obtained using a test method. The data about mastering the knowledge competence of science was collected by using a multiple choice test. Then, the data obtained were analyzed using a t-test statistic analysis. The result of this study shows that there is a significant difference in mastering the knowledge competence of science between the group taught using Teams Games Tournament learning model and the other group taught using convensional learning (tcount=4,79>ttable=2,00). From the average of

(2)

2

Games Tournament learning model are better than the students taught using convensional learning (𝑋̅1=88,02; 𝑋̅2=78,4).

Keywords: Cooperative type Teams Games Tournament, mastery of the knowledge competence of science.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sarana pen-ting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin ke-langsungan pembangunan suatu bangsa (Cahyadi, 2016). Pendidikan yang kini men-jadi harapan mengarahkan pada kehidupan yang lebih baik hendaknya selalu berangkat dari tujuan yang akan dicapai. Untuk men-capai tujuan tersebut, pendidikan harus ber-orientasi pada pengembangan seluruh as-pek potensi anak didik (Susanto, 2015). Se-hingga pendidikan menciptakan perubahan yang lebih baik dan dapat mengembangkan mutu pendidikan di Indonesia. Pendidikan dengan demikian harus mampu membong-kar dan mengembangkan keseluruhan po-tensi kemanusiaan seorang peserta didik (Putra, 2014). Berbagai upaya telah dilaku-kan pemerintah salah satunya adalah peru-bahan kurikulum.

Perubahan kurikulum adalah sesua-tu yang tidak terelakkan dalam proses pe-ngembangan pendidikan. Sama halnya de-ngan manusia yang selalu mengikuti per-kembangan jaman, kurikulum juga memer-lukan pengembangan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Perubahan ku-rikulum didasarkan pada tantangan ke de-pan yang lebih keras lagi, baik masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi infor-masi, globalisasi ekonomi serta kebang-kitan industri kreatif dan budaya. Kurikulum yang digunakan di Indonesia telah menga-lami beberapa kali perubahan, saat ini kuri-kulum yang digunakan adalah Kurikuri-kulum 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Wisudawati dan Eka (2015) Kurikulum 2013 bertujuan untuk me-ngembangkan potensi peserta didik baik kemampuan sikap religius, sikap sosial, in-telektual, kemapuan berkomunikasi, sikap peduli, dan partisipasi aktif dalam memba-ngun kehidupan berbangsa dan berma-syarakat yang lebih baik. Kegiatan

pembe-lajaran pada Kurikulum 2013 berorientasi pada pendekatan saintifik dan dapat dikom-binasikan dengan penggunaan model atau-pun metode yang inovatif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang disesuaikan ka-rakteristik dan kebutuhan siswa dalam kegi-atan pembelajaran.

Karakteristik dan kebutuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran umumnya berbeda-beda, namun dapat dikelompok-kan berdasar jenjang pendididikelompok-kan yang di-tempuh. Siswa usia sekolah dasar secara umum lebih menyukai kegiatan yang lebih banyak mengarah pada kegiatan psikomo-tor seperti senang bermain, senang berge-rak, senang bekerja dalam kelompok, se-nang melakukan atau memperagakan seca-ra langsung, sehingga dalam proses pem-belajaran materi pempem-belajaran harus dike-mas semenarik mungkin agar tidak menim-bulkan rasa bosan diantara siswa. Terdapat beberapa muatan materi pembelajaran ya-ng berisi ilmu-ilmu untuk diperkenalkan pa-da siswa, salah satu muatan materi pembe-lajaran yang diperkenalkan pada siswa se-kolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

IPA merupakan rumpunan ilmu yang memiliki karakteristik khusus yang mempe-lajari fenomena alam yang faktual baik be-rupa kenyataan atau kejadian dan hubu-ngan sebab akibatnya (Wisudawati dan Eka, 2015). Proses pembelajaran IPA menitik beratkan pada suatu proses penelitian. Hal ini terjadi ketika belajar IPA mampu me-ningkatkan proses berpikir siswa, menum-buhkan rasa ingin tahu dan mengem-bangkan sikap peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan alam. IPA merupakan salah satu cabang ilmu yang membuka ke-sempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah. Hal ini akan mem-bantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah berdasarkan bukti yang ada.

Pentingnya peranan IPA bagi kehi-dupan sehari-hari seharusnya menjadikan

(3)

3 IPA sebagai salah satu pembelajaran yang menyenangkan dan digemari oleh siswa. Namun, hingga kini pelajaran IPA masih menjadi sebatas pelajaran yang harus dipe-lajari oleh siswa sekolah dasar. Hal tersebut dikarenakan siswa belum merasakan manfaat IPA dalam kehidupannya. Muatan materi IPA dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang se-kolah dasar hingga sese-kolah menengah (Devi, 2016).

Berdasarkan observasi nilai ujian akhir semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 yang dilakukan pada tanggal 3 Januari 2017 di SD Gugus Pattimura Den-pasar Selatan, hanya 68,5% atau 214 siswa dari 315 siswa yang mampu memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan 31,5% atau 100 siswa dari 315 siswa masih belum memenuhi KKM yang ditetapkan yaitu 75. Dalam pembelajaran di kelas, siswa terlihat hanya mendengarkan, mencatat, kemudian menghafalkan konsep serta kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemukan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Hal ini me-ngakibatkan siswa hanya kaya dengan teori tapi miskin aplikasi. Secara tidak langsung pola pembelajaran seperti itu akan mem-buat kompetensi siswa menjadi kurang opti-mal, sementara kompetensi seringkali digu-nakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan materi yang sudah diajarkan.

Kompetensi merupakan pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat, sebagai perpaduan pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur diperlukan untuk menuntaskan kegiatan sehari-hari de-ngan berhasil (Kokasih, 2014). Tingkat ke-berhasilan siswa dalam proses pembelaja-ran ditandai dengan pencapaian siswa ter-hadap indikator-indikator yang diturunkan dari kompetensi dasar. Pencapaian terse-but dapat dilihat dari ketuntasan belajar sis-wa. Berbagai upaya dapat dilakukan guru untuk membantu siswa mendapatkan pe-ngalaman belajar yang bermakna, salah sa-tunya dengan menggunakan beragam mo-del pembelajaran.

Beragam model pembelajaran dapat menjadi alternatif pilihan bagi seorang guru

untuk digunakan dalam kegiatan pembela-jaran. Tentunya dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan, guru harus memperhatikan berbagai aspek. Menurut Rusman (2014), beberapa hal ya-ng harus dipertimbaya-ngkan guru dalam pe-milihan model pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai, hubungan dengan ba-han atau materi pembelajaran, serta peser-ta didik apeser-tau siswa. Mengingat karakterisik siswa sekolah dasar yang senang dibelajar-kan dalam kelompok dan IPA yang merupa-kan ilmu yang mengkaji fenomena alam, salah satu model pembelajaran yang dapat menjadi pertimbangan bagi guru adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament.

Model pembelajaran kooperatif me-rupakan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pencapaian akademik dan sikap sosial peserta didik melalui kerja sama diantara kelompok. Taniredja(2015) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak di-dik untuk bekerjasama dengan sesama sis-wa dalam tugas-tugasnya yang terstruktur. Lebih jauh Rusman (2014) menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara koloboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang de-ngan struktur kelompok yang bersifat

hete-rogen. Model pembelajaran kooperatif

ada-lah model pembelajaran yang berwawasan konstruktivisme yang dapat menciptakan suasana belajar aktif pada siswa melalui belajar kelompok (Darmayanti, 2016). Mo-del pembelajaran kooperatif dapat melatih siswa untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit dengan cara bertukar pikiran (Desianii, 2015). Mo-del pembelajaran kooperatif merupakan ke-giatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok melalui kerjasama antara peserta dalam tugas-tugas yang terstruktur serta meningkatkan pencapaian akademik, sehingga dapat dikatakan dalam pembela-jaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat membelajarkan sesama siswa lainnya (tutor sebaya). Pembelajaran model kooperatif dapat melatih siswa untuk menemukan dan memahami

(4)

konsep-kon-4 sep yang dianggap sulit dengan cara ber-tukar pikiran atau berdikusi dengan teman-temannya melalui kegiatan saling memban-tu dan mendorong unmemban-tuk mencapai memban-tujuan yang diinginkan (Desiani, 2015)

Model pembelajaran kooperatif me-nurut Rusman (2014) memiliki karakteristik atau ciri-ciri yaitu pembelajaran secara tim, didasarkan pada manajemen kooperatif, ke-mauan untuk bekerjasama dan keteram-pilan bekerjasama. Model pembelajaran ko-operatif memiliki beberapa variasi jenis mo-del yang tetap berpedoman pada prinsip dasar pembelajaran kooperatif.

Teams Games Tournament

merupa-kan pengembangan model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggo-takan lima sampai enam orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan su-ku atau ras yang berbeda (Rusman, 2014). Menurut Huda (2013) dalam model pembe-lajaran Teams Games Tournament setiap anggota ditugaskan mempelajari materi ter-lebih dahulu bersama anggota-anggotanya, barulah mereka diuji secara individual mela-lui game akademik. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembalajaran Teams Games

Tournament adalah model pembelajaran

kelompok yang terdiri dari beberapa anggo-ta kelompok secara heterogen yang saling bekerja sama dalam pemahaman materi dan selanjutnya secara individu diuji untuk mewakili kelompok.

Model pembelajaran Teams Games

Tournament merupakan model

pembelaja-ran yang mudah diterapkan, yang melibat-kan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung un-sur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung

inforce-ment (penghargaan) yang dimana aktivitas

belajarnya memungkinkan siswa dapat be-lajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggungjawab, kejujuran, kerja sama, per-saingan sehat dan keterlibatan belajar.

Dengan mengikut sertakan siswa dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan menimbulkan suasana pembelajaran yang berbeda agar siswa merasa senang dan tidak jenuh sehingga berpengaruh

posi-tif terhadap penguasaan kompetensi pe-ngetahuan IPA.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dilakukan sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament terhadap Penguasaan Kompetensi Penge-tahuan IPA Kelas V SD Gugus Pattimura Tahun Ajaran 2016/2017”.

METODE

Penelitian ini dirancang sesuai pro-sedur penelitian eksperimen semu dengan rancangan non-equivalent control group

de-sain. Analisis data penelitian dilakukan uji-t polled varians.

Variabel dalam penelitian ini dipilih menjadi dua yaitu variabel bebas dan vari-abel terikat. Varivari-abel bebas yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament, variabel terikat

yang digunakan adalah penguasaan kom-petensi pengetahuan IPA. Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu terlebih dahulu dilakukan random sampling lalu dila-kukan uji kesetaraan dengan uji-t dan me-nentukan kelas sampel dengan random

sampling untuk menentukan kelompok

eks-perimen dan kelompok kontrol, menyusun perangkat serta instrumen, mengkonsulta-sikan instrumen dengan guru kelas dan do-sen pembimbing sekaligus sebagai dodo-sen ahli, mengadakan uji coba, revisi instrumen yang telah diujikan, melakukan pelatihan atau konsultasi perangkat pembelajaran pa-da guru, melaksanakan proses pembela-jaran sebanyak 6 kali pertemuan, membe-rikan post test kepada kedua kelompok se-cara bersamaan, dan menganalisis data ha-sil penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SD Negeri yang di Gugus Pattimura Denpasar Selatan khususnya kelas V yang berjumlah 328 orang. Populasi tersebut di

random untuk mendapatkan 2 kelas dan

diuji kesetaraannnya, selanjutnya 2 kelas tersebut di random kembali dan didapatkan kelas V SD Negeri 18 Sesetan ditetapkan sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 41 orang dan kelas V SD Negeri 11 Sese-tan ditetapkan sebagai kelas kontrol yang berjumlah 49 orang. Selanjutnya dilakukan penyusun instrumen, mengkonsultasikan instrumen, mengadakan uji coba, merevisi

(5)

5 instrumen, melakukan pelatihan atau kon-sultasi perangkat pembelajaran pada guru, melaksanakan proses pembelajaran, mem-berikan post test, dan menganalisis data hasil penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan ganda biasa.

Instrumen yang akan digunakan se-bagai pengumpulan data terlebih dahulu diuji coba. Uji coba yang dilakukan untuk menentukan validitas, daya beda, indeks kesukaran dan reliabilitas dengan meli-batkan responden sebanyak 85 orang sis-wa. Rumus korelasi titik (point biserial) yang digunakan untuk menguji validitas item tes dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu

0,213 dan dari hasil analisis diketahui dari 50 butir soal terdapat 15 butir soal tidak va-lid dan 35 butir soal yang vava-lid. Untuk me-nentukan daya beda dan indeks kesukaran tes yang dibuat maka terlebih dahulu me-nentukan kelompok atas dan bawah. Ber-dasarkan hasil analisis 35 butir soal, dipe-roleh 27 butir yang berkualifikasi baik sekali dan 8 butir yang berkualifikasi baik. Se-dangkan indeks kesukaran menunjukkan 5 butir berkriteria sukar, 15 butir berkriteria sedang dan 15 butir berkriteria mudah. Ha-sil analisis uji reliabilitas didapatkan tes me-miliki tingkat reliabel yang tinggi yaitu 0,865. Dari 35 butir soal tersebut hanya 30 butir yang digunakan sebagai soal post test agar

representatif dalam mengukur kemampuan siswa.

Selanjutnya dilakukan pengujian hi-potesis (Ho) dengan rumus uji=t polled varians, maka prasyarat yang harus

di-penuhi adalah data setiap kelompok harus berdistribusi dengan normal dan homogen. Uji normalitas data dapat diketahui dengan menggunakan rumus chi-kuadrat dan uji homogenitas dengan varians dengan me-nggunakan uji F. Sesuai dengan hipotesis alternatif (Ha) yang telah diajukan, maka

da-pat dirumuskan hipotesis nol (Ho) yang

ber-bunyi tidak terdapat perbedaan penguasa-an kompetensi pengetahupenguasa-an IPA siswa kelas V SD Gugus Pattimura tahun ajaran 2016/2017 pada siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran koope-ratif tipe Teams Games Tournament dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil penelitian yang diperoleh merupakan skor hasil penguasaan kompe-tensi pengetahuan IPA siswa dari imple-mentasi model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament pada kelompok

eksperimen dan pembelajaran konvensio-nal pada kelompok kontrol. Rekapitulasi perhitungan data hasil penelitian dapat dili-hat pada Tabel 1.

Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Data Statistik Hasil Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Mean (M) 88,02 78,4

Standar Deviasi 10,57 8,49

Varian 111,62 72

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata skor penguasaan kompetensi pengetahuan siswa pada kelompok eks-perimen yang dibelajarkan dengan meng-gunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament lebih tinggi yaitu

88,02 dengan M%=88,02% dari pada rerata skor penguasaan kompetensi pengetahuan siswa kelompok kontrol yaitu 78,4 dengan M%=78,4%. Pada kelompok eksperimen rerata dikonversikan kedalam Penilaian

Acu-an PatokAcu-an (PAP) skala lima dAcu-an menunjuk-kan skor kelompok eksperimen berada pada kategori tinggi. Apabila divisualisasikan ke dalam bentuk histogram maka tampak pada Gambar 1.

(6)

6 Gambar 1. Histogram Data Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA Kelompok

Eksperimen

Sementara itu, rerata pada kelompok kontrol dikonversikan kedalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima dan me-nunjukkan skor kelompok kontrol berada pa-da kategori sepa-dang. Apabila divisualisasikan ke dalam bentuk histogram maka tampak pada Gambar 2.

Gambar 2. Histogram Data Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA Kelompok

Kontrol

Selanjutnya, dilakukan uji prasyarat yaitu normalitas data dan homogenitas

varians. Uji normalitas dilakukan untuk me-nguji suatu distribusi empirik mengikuti ciri-ciri distribusi normal atau untuk menyelidiki

fo (frekuensi observasi) dari gejala yang

di-selidiki tidak menyimpang secara signifikan dari fh (frekuensi harapan) dalam distribusi

normal. Uji normalitas data dilakukan terha-dap data hasil penguasaan kompetensi pe-ngetahuan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian, uji homoge-nitas dilakukan terhadap varians pasangan antar kelompok eksperimen yang dibelajar-kan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dan kelom-pok kontrol yang dibelajarkan dengan pem-belajaran konvensional. Berdasarkan hasil perhitungan, pada pengujian taraf signifi-kansi 5% diperoleh harga 𝜒2

hitung hasil post test kelompok eksperimen sebesar 4,50 dan

𝜒2tabel dengan derajat kebebasan (dk)=5

pa-da taraf signifikansi 5% apa-dalah 11,07. Hal ini berarti, 𝜒2hitung hasil post test kelompok

eks-perimen lebih kecil dari 𝜒2

tabel (4,50<11,07)

sehingga data hasil post test kelompok eks-perimen berdistribusi normal. Sedangkan, 𝜒2

hitung hasil post test kelompok kontrol

ada-lah 4,21 dan 𝜒2tabel dengan derajat

kebeba-san (dk)=5 pada taraf signifikansi 5% adalah 11,07. Hal ini berarti, 𝜒2hitung hasil post test

kelompok kontrol lebih kecil dari 𝜒2 tabel

(4,21<11,07) sehingga data hasil post test kelompok kontrol berdistribusi normal. Se-dangkan diketahui harga Fhitung sebesar 1,55.

Sedangkan Ftabel dengan dkpembilang=41,

dkpenyebut=49, pada taraf signifikansi 5%

ada-lah 1,64. Hal ini berarti Fhitung lebih kecil dari

Ftabel (1,55<1,64) sehingga dapat dinyatakan

bahwa varian data hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen.

Hasil analisis data dinyatakan berdis-tribusi normal dan homogen sehingga untuk menguji Ho digunakan uji-t dengan rumus polled varians. Rangkuman uji hipotesis,

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rangkuman Uji Hipotesis

Sampel N Mean Varian dk thitung ttabel Keterangan

Kelompok Eksperimen 41 88,02 111,62 88 4,79 2,00 thitung>ttabel Ha diterima Kelompok Kontrol 49 78,4 72 0 2 4 6 8 10 12 65.5 71.5 77.5 83.5 89.5 95.5 101.5 Fre k ue ns i Titik Tengah 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 59.5 65.5 71.5 77.5 83.5 89.5 95.5 Fre k ue ns i Titik Tengah

(7)

7 Pengaruh model pembelajaran kooperatif ti-pe Teams Games Tournament terhadap ti- pe-nguasaan kompetensi pengetahuan siswa diketahui dengan dilakukannya uji hipotesis. Kriteria Ho ditolak jika thitung>ttabel dan Ho

dite-rima jika thitung<ttabel. Hasil pengujian

hipote-sis menunjukkan thitung>ttabel (4,79>2,00). Ini

berarti, terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan mo-del pembelajaran kooperatif tipe Teams

Ga-mes Tournament dan siswa yang

dibela-jarkan dengan dengan pembelajaran kon-vensional pada siswa kelas V SD Gugus Pattimura Denpasar Selatan.

Secara deskriptif, penguasaan kom-petensi pengetahuan IPA siswa pada kelom-pok eksperimen lebih tinggi dibandingkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA pada kelompok kontrol. Hal ini didasarkan pada rata-rata skor penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa dan kategori skor penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Rata-rata skor penguasaan kompetensi pe-ngetahuan IPA siswa pada kelompok ekspe-rimen adalah 88,02 dengan M%=88,02% sehingga berada pada kategori tinggi. Se-dangkan rata-rata skor penguasaan kom-petensi pegetahuan IPA siswa pada kelom-pok kontrol adalah 78,4 dengan M%=78,4% sehingga berada pada kategori sedang.

Berdasarkan hasil uji hipotesis meng-gunakan uji-t dengan mengmeng-gunakan rumus

polled varians, diperoleh thitung=4,79 dan

ttabel=2,00 untuk dk=88 dengan taraf

signi-fikansi 5%. Hasil perhitungan tersebut me-nunjukkan bahwa thitung>ttabel sehingga Ho

di-tolak dan Ha diterima. Hal ini berarti,

terda-pat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembela-jaran kooperatif tipe Teams Games

Tourna-ment dan siswa yang dibelajarkan dengan

dengan pembelajaran konvensional. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran ko-operatif tipe Teams Games Tournament ber-pengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa.

Berbagai macam temuan yang dida-patkan dalam pelaksanaan pembelajaran dalam kelas eksperimen diantaranya: (1) siswa lebih senang jika diajak berdiskusi da-lam proses pembelajaran, (2) siswa lebih

ak-tif dalam memecahkan persoalan yang dibe-rikan oleh guru, karena dalam pembaha-sannya siswa lebih banyak bertukar penda-pat dengan kelompoknya dan (3) siswa lebih bersemangat dalam games dan dalam per-siapan menghadapi turnamen. Sedangkan dalam kelas kontrol temuan yang didapatkan diantaranya: (1) siswa masih sangat tergan-tung dari informasi guru. (2) siswa tidak ter-lalu berpartsipasi dalam pembelajaran, (3) siswa hanya membahas materi yang terda-pat pada buku saja tanpa mengaitkan de-ngan kehidupan sehari-hari. Adanya temuan -temuan tersebut dapat memperjelas bahwa model pembelajaran konvensional kurang efektif untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelaja-ran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV di Gugus VIII Kecamatan Kubutambahan”, Desianii (2015) dengan judul “Pengaruh Model Pem-belajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams

Ga-mes Tournament) Berbantuan Multimedia

Interaktif dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS” dan Cahyadi (2016) dengan judul “Penerapan Model TGT Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA Siswa Kelas VB SD Negeri 8 Pemecutan” yang menyatakan bahwa model pembelaja-ran kooperatif tipe Teams Games

Tourna-ment memberikan pengaruh yang positif

terhadap penguasaan kompetensi siswa dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasan kompetensi pengetahuan yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament dibandingkan dengan pembelajaran konven-sional.

Meningkatnya penguasaan kompe-tensi pengetahuan siswa dengan menerap-kan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament disebabkan oleh

perlakuan dalam proses pembelajaran. Me-nurut Taniredja (2015) dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament terdapat

bebe-rapa kelebihan yakni (1) Siswa memiliki ke-bebasan untuk berinteraksi dengan menggu-nakan pendapatnya, (2) Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi, (3) Perilaku me-ngganggu terhadap siswa lain menjadi lebih

(8)

8 kecil, (4) Motivasi belajar siswa bertambah, (5) Pemahaman yang lebih mendalam terha-dap pokok bahasan pembelajaran, (6) Me-ningkatkan kebaikan budi, kepekaan, tole-ransi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru, (7) Siswa dapat me-nelaah sebuah mata pelajaran atau pokok bahasan, bebas mengaktualisasikan diri de-ngan seluruh potensi yang ada di dalam diri siswa tersebut dapat keluar, selain itu kerja sama antar siswa juga siswa dengan guru akan membuat interaksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak membosankan.

Teams Games Tournament adalah

salah satu tipe pembelajaran kooperatif ya-ng menempatkan siswa dalam kelompok-ke-lompok belajar yang beranggotakan 5 sam-pai 6 orang siswa yang memiliki kemam-puan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda (Rusman, 2014). Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kelompok siswa menyelesaikan tugas yang diberikan guru secara bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota ke-lompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok ya-ng lain bertaya-ngguya-ngjawab untuk memberi-kan jawaban atau menjelasmemberi-kannya, sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru. Akhir-nya untuk memastikan bahwa seluruh ang-gota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan games akademik pada akhir pembelajaran dan turnamen akademik pada akhir setiap unit pembelajaran. Dalam games siswa menger-jakan soal-soal yang diberikan dalam kelom-poknya masing-masing dan skor akan diaku-mulasikan dengan skor turnamen pada akhir unit pembelajaran. Dalam turnamen siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, di-mana setiap meja turnamen terdapat setiap wakil kelompoknya masing-masing. Siswa yang dikelompokkan dalam satu meja turna-men secara homogen atau setara dari segi kemampuan akademik. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam turnamen akademik di-catat pada lembar pendi-catatan skor. Skor ke-lompok diperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yang diperoleh anggota suatu kelompok. Skor kelompok ini digunakan un-tuk memberikan penghargaan tim berupa hadiah dan pengakuan kelompok dengan predikat tertentu.

Menurut Slavin (dalam Taniredja, dkk, 2015) menyatakan model pembelajaran ko-operatif tipe Teams Games Tournament ter-diri dari 5 komponen utama yaitu: tahap pe-nyajian kelas (class pressentation), kelom-pok (teams), permainan (games), kompetisi atau turnamen (tournaments), dan penga-kuan kelompok (teams recognition).

Dilihat dari komparasi secara teoritik antara model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament dengan model

pembelajaran konvensional, maka teori ter-sebut sejalan dengan hasil penguasaan kompetensi pengetahuan siswa yang dibela-jarkan dengan model pembelajaran koope-ratif tipe Teams Games Tournament lebih tinggi dibandingkan dengan model pembela-jaran konvensional.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut terlihat bahwa model pembelajaran koopera-tif tipe Teams Games Tournament lebih ung-gul dibandingkan pembelajaran konven-sional. Sehingga dalam pembelajaran IPA dapat diterapkan model pembelajaran ko-operatif tipe Teams Games Tournament karena terbukti mampu meningkatkan pe-nguasaan kompetensi pengetahuan siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Proses pembelajaran yang mengan-dung muatan materi IPA menekankan pada kemampuan siswa dalam berpikir kritis melalui diskusi, pengamatan, maupun per-cobaan yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah pada siswa. Hal tersebut diperlukan agar siswa dapat mengubah konsepsi yang dimiliki menjadi konsep yang utuh. Namun terdapat kesenjangan antara proses pembe-lajaran yang mengandung muatan materi IPA yang diharapkan dengan kenyataan. Karena kenyataannya siswa masih ditekan-kan pada hafalan dan siswa perlu suasana baru dalam pembelajaran agar penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa optimal. Berdasarkan kesenjangan yang dite-mukan, maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament terhadap penguasaan

kompe-tensi pengetahuan IPA kelas V SD Gugus Pattimura Denpasar Selatan tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis bagi siswa, guru, sekolah dan bidang sejenis dalam kemajuan

(9)

9 pendidikan. Penelitian ini berlandaskan atas teori konstruktivisme.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan peneli-tian yaitu rancangan keompok

non-equiva-len control group desain.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan simpulan bahwa penguasaan kompetensi pengeta-huan IPA siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament yaitu rata-rata=88,02,

standar deviasi=10,57 dan varian 111,62 dan M%=88,02% kelompok eksperimen di-konversikan ke dalam PAP skala lima me-nunjukkan skor berada pada kategori tinggi. Sedangkan penguasaan kompetensi penge-tahuan IPA siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional yaitu rata-ra-ta=78,4, standar deviasi=8,49 dan varian 72 dan M%=78,4% kelompok kontrol dikon-versikan ke dalam PAP skala lima me-nunjukkan skor berada pada kategori seda-ng. Terdapat perbedaan yang signifikan pe-nguasaan kompetensi pengetahuan IPA an-tara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament dan siswa yang dibelajarkan

dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Pattimura tahun ajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan oleh thitung lebih besar dari pada ttabel pada taraf

signifikansi 5%, thitung>ttabel (4,79>2,00) dan di

dukung oleh perbedaan skor rata-rata yang diperoleh siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament yaitu 88,02 yang

bera-da pabera-da kategori tinggi bera-dan siswa yang dibe-lajarkan dengan pembelajaran konvensional yaitu 78,4 yang berada pada kategori se-dang maka Ha diterima. Adanya perbedaan

yang signifikan menunjukkan bahwa pene-rapan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament lebih

ber-pengaruh positif terhadap penguasaan kom-petensi siswa dibandingkan dengan pembe-lajaran konvensional. Bertolak dari hasil pe-nelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa saran yaitu diha-rapkan kepada guru kelas V Sekolah Dasar untuk tetap menerapkan model pembelaja-ran kooperatif tipe Teams Games

Tourna-ment dengan perencanaan yang matang,

membuat skenario pembelajaran dengan

baik dan guru harus benar-benar menguasai materi yang dibelajarkan kepada siswa sehingga mampu memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran dan model pembela-jaran kooperatif tipe Teams Games

Tourna-ment dapat menjadi alternatif dalam

melak-sanakan pembelajaran IPA sehingga pem-belajaran lebih variatif dan dapat mening-katkan kompetensi siswa serta disarankan kepada peneliti lain bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian dalam mengem-bangkan penelitian selanjutnya.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A. A. Gede. 2011. Pengantar

Evaluasi Pendidikan. Singaraja:

FIP Undiksha.

Suharsimi, Arikunto. 2013. Dasar-Dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Cahyadi, I Wayan Mei. 2016. “Penerapan Model TGT Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA Siswa Kelas VB SD Negeri 8 Pemecutan”. Jurnal

Mimbar Ilmu PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 4

Nomor 1.

Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian

Pendidikan Dan Sosial. Bandung:

Alfabeta.

Desianii, Ratu Ayu Astri. 2015. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games

Tournament) Berbantuan

Multimedia Interaktif Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS”.

Jurnal Mimbar Ilmu TP Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 3

Nomor 1.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kokasih, E. 2014. Strategi Belajar Dan

Pembelajaran Implementasi

Kurikulum 2013. Bandung: Yrama

(10)

10 Putra, I Kt. Agus Budiastawa. 2014.

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV Di Gugus VIII Kecamatan Kubutabahan”. Jurnal Mimbar Ilmu

PGSD Universitas Pendidikan

Ganesha. Volume 2 Nomor 1.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Setyosari, Punaji. 2015. Metode Penelitian

Pendidikan & Pengembangan.

Jakarta: Kencana.

Sugiono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar

Pembelajaran Di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana.

Taniredja, Tukiran, dkk. 2015. Model-Model

Pembelajaran Inovatif Dan

Interaktif. Bandung: Alfabeta.

Wisudawati, Asih Widi, dkk. 2015.Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Penguasaan Kompetensi Pengetahuan  Data Statistik  Hasil Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA
Gambar 2. Histogram Data Penguasaan  Kompetensi Pengetahuan IPA Kelompok

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dalam penelitian ini, persepsi masyarakat terhadap dampak pengembangan migas dari kegiatan migas menunjukkan bahwa adanya kegiatan migas

This statement has been made truthfully in order to be used accordingly... melalui fasilitas transaksi khusus dan atau sarana lain yang ditentukan oleh BCA Syariah; dan

Pembuatan mekanik lengan robot untuk memilah dan memindahkan barang menyesuaikan barang yang akan dipindahkan, dengan sensor ultrasonik dipasang diatas konveyor untuk

Bechtel Indonesia, atau calon karyawan tidak dibebankan biaya transportasi dan akomodasi akan tetapi dalam pelaksanaannya menggunakan metode sistem

Grup menggunakan instrumen keuangan untuk mengelola risiko eksposur atas suku bunga dan tingkat perubahan nilai tukar mata uang asing. Penggunaan derivatif lebih

Data diatas menunjukkan bahwa struktur hukum kurang berpengaruh terhadap pemidanaan pelaku tindak pidana narkotika (48.48%) karena antara hukum mengenai hal itu tidak

Namun demikian, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis berharap semoga ini dapat memberikan sumbangan berarti