• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KESUGIHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KESUGIHAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KESUGIHAN

A. Sejarah singkat Desa Kesugihan

Desa Kesugihan dikenal dengan kota santri karena setidaknya ada lebih dari 5 pesantren yang berdiri di Kesugihan. Pesantren itu diantaranya Pesantren Al-Fiel, Pesantren „Ainul Huda, Pesantren Apik, Pesantern Manarul Huda, Pesantren Assasunnajah, dan yang terbesar adalah pesantren Al-Ihya „Ulumaddin. Nyai Sugih merupakan seorang penggawa dari kerajaan Majapahit . Pada saat itu, terjadi kekacauan di Majapahit akibat dari adanya peperangan. Nyai Sugih memutuskan untuk meninggalkan Majapahit dalam rangka mennyelamatkan diri. Dalam perjalanannya, Nyai Sugih di temani oleh tiga orang yakni, Condro Wirito (ada yang menyebutkan bahwa ia anak tunggal Nyai Sugih), mbah Joko Satru (seorang prajurit kerajaan), dan mbah Dul Bari (seorang yang mengabdi pada Nyai Sugih). Nyai Sugih beserta tiga orang tersebut beristirahat di suatu wilayah di Cilacap yang belum berpenghuni. Karena dirasa wilayah itu cukup subur dan makmur akhirnya Nyai Sugih memutuskan untuk menetap di wilayah itu yang kemudian dikenal dengan nama “Kesugihan”.

Ada kepercayaan di masyarakat Kesugihan bahwa orang-orang dari Kesugihan tidak boleh menikah dengan orang-orang dari Pesanggrahan. Konon, ada 2 makam Panembahan yang dikeramatkan di kedua desa tersebut.

(2)

Makam Nyai Sugih di desa Kesugihan dan juga makam Ki Watulingga di desa Pesanggrahan.

Alkisah, dahulu kala pada masa kerajaan Mataram di pimpin oleh Sultan Agung, setelah selesai melakukan penyerangan terhadap Belanda di Batavia, sebagian pasukan tidak pulang ke Keraton Mataram namun menetap, karena berbagai alasan salah satunya karena menikah dengan salah seorang penduduk di daerah yang dilalui pasukan,dan ada juga yang berguru kepada orang sakti atau bertapa (mencari jati diri). Salah satu dari pasukan yang tidak kembali ke keraton adalah Ki Watulingga.Alasannya adalah karena ia tertarik dengan salah satu gadis yang merupakan bunga desa yang bernama Nyai Sugih.

Pada waktu itu banyak anak-anak muda yang tertarik dengan Nyai Sugih, disamping ia adalah putri seorang saudagar kaya raya, ia juga memiliki wajah yang sangat cantik. Karena banyaknya pemuda yang datang untuk melamar, orang tua Nyai Sugih akhirnya memutuskan untuk mengadakan sayembara adu kesaktian, barang siapa yang memenangkan sayembara itu, maka ia akan menjadi suami Nyai Sugih.Semua orang tau bahwa yang paling sakti di wilayah Karsidenan Banyumas adalah bupati Banyumas yang bernama Arya Gumarang, disamping memiliki kesaktian, beliau juga merupakan anak muda yang memiliki ketampanan luar biasa dan sebenarnya juga mempunyai niat untuk menikahi Nyai Sugih. Disisi lain Nyai Sugih ternyata juga tertarik dengan Arya Gumarang. Namun karena sayembara sudah diumumkan, pada hari itu juga seluruh pemuda yang mempunyai nyali bertaruh nyawa untuk memenangkan pertarungan.

(3)

Pada hari itu, Arya Gumarang dipanggil raja Mataram untuk menghadap. Pada akhirnya sayembara dimenangkan oleh Watulingga, Nyai Sugihpun menolak hasil sayembara itu dengan alasan Arya Gumarang tidak hadir. Watulingga murka dan mengamuk kepada orang tua Nyai Sugih, serta membunuh Nyai Sugih. Sebelum meninggal, Nyai Sugih membuat kutukan bahwa orang Kesugihan (tempatnya berasal) tidak diperkenankan untuk menikah dengan orang Pesanggrahan (tempat asal Ki Watulingga), jika hal itu terjadi maka salah satunya akan celaka atau gila dan hal buruk lainnya akan terjadi.Makam Nyai Sugih sendiri dipercaya ada di desa kesugihan tepatnya di daerah tipar. Ada 2 makam yang terdapat di pemakaman itu yang dikeramatkan, yaitu makam Nyai Sugih dan juga makam mbah Jaga Satru.( Wawancara dengan Miswanto, 28 September 2016)

1. Lurah Hasim, S.H (1991-2002)

Pada waktu itu Bapak Hasim merupakan Kadus (Kepala Dusun) sebelum Desa Kesugihan pemekaran. Setelah terjadi pemekaran, kemudian Bapak Hasim ditunjuk oleh pemerintahan setempat dijadikan sebagai Kartiker (yang melaksanakan kerja) selama 5 tahun. Pada tahun 1996 diadakan Pemilihan Kepala Desa, yang mencalonkan antara lain Bapak Hasim dan Bapak Siyo. Bapak Hasim terpilih menjadi Kepala Desa resmi, dan menjabat selama 6 tahun/ satu periode. Sehingga Bapak hasim menjabat di Desa Kesugihan selama 11 tahun dalam masa jabatannya sebagai kartiker dan kepala desa.

(4)

2. Lurah Sahir (2002-2007)

Dipilih berdasarkan Pemilihan Kepala Desa, yang mencalonkan pada waktu itu tokoh masyarakat setempat. Bapak Sahir terpilih menjadi Kepala desa Kesugihan tahun 2002. Beliau menjabat 5 tahun masa jabatannya habis beliau mencalonkan kembali sebgai kepala desa Kesugihan.

3. Lurah Heni Hernafianto S.P (2007- 2014)

Pemilihan dilakukan kembali dengan calon kepala desa adalah Sahir dan Heni Hernafianto S.P. Pemilihan kepala desa Kesugihan dimenangkan oleh Heni Hernafianto. Menjabat kepala desa selama 6 tahun.

4. Lurah Yeto Susalit sampe sekarang

Pemilihan kepala desa dilakukan kembali yaitu dengan calon kepala desa adalah Sakiman Heni Hernafianto dan Yeto Susalit.

B. Kondisi Administratif Desa Kesugihan

Desa kesugihan merupakan salah satu desa Kesugihan di Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Desa kesugihan memiliki luas wilayah 316.6 Ha, jumlah tanah bersertifikat 96 bid 21.7 Ha dengan jumlah penduduk 2060 Kk terdiri dari 3.410 laki-laki dan 3.402 perempuan. Usia 0-15 tahun berjumlah 1.234 Jiwa, usia 15-65 berjumlah 5.578 Jiwa, dan usia 65 ke-atas berjumlah 426 Jiwa. Batas-batas wilayah Desa Kesugihan sebagai berikut:

1. Utara : Desa Pesanggrahan 2. Selatan : Kesugihan Kidul

(5)

3. Barat : Karang Jengkol 4. Timur : Sungai Serayu

Jarak dari Desa ke bebrapa kota atau desa sekitarnya sebagai berikut : a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 3 Km

b. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : 700 km c. Jarak dari Kota/Ibukota Kabupaten : 25 km d. Jarak dari ibukota Provinsi : 251 km

Desa Kesugihan memiliki 29 Rt dan 7 RW terdiri dari 4 Dusun, antara lain dusun I Dusun kesugihan memiliki luas Wilayah 27,9 ha Dusun I bernama Dusun Kesugihan memiliki luas wilayah 28,9 ha, dusun II bernama Pantai serayu dengan luas wilayah 27,9 ha, dusun III bernama Dusun Muktisari dengan luas wilayah 26,7 ha dan yang IV bernama Dusun Sendangarum.

Berdasarkan letak geografisnya dusun sendang arum paling dekat dengan kecamatan koramil dan pasar. Sehingga dusun sendang arum lah yang paling padat dan ramai. Masyarakat di Desa kesugihan hampir sebagian besar penduduknya bekerja swasta dan petani. Pertanian padi menjadi garapan utama mereka, dimana panen padi dilakukan tiga kali dalam satu tahun. Selain itu mereka juga memnfaatkan ladang mereka untuk menanam cabai, singkong, dan sayur-sayuran untuk di konsumsi pribadi atau di jual ke pasar. Meurut kalkulus perhitungan sawah di Desa Kesugihan mencapai 66 ha. Masyarakat di Desa Kesugihan mempanfaatkan sungai untuk mengairi sawah mereka,

(6)

karena wilayah persawahan mereka berdekatan dengan aliran sungai besar dan kecil, sehingga sistem irigasi yang mereka buat berjalan dengan lancar. Masyarakat yang bekerja sebagai swasta mayoritas bekerja di kecamatan, koramil, dan lain-lain.

Berikut adalah data pekerjaan masyarakat Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Pada bulan Juni 2015 :

Tabel 1

Jumlah Pekerjaan Masyarakat Kesugihan Kebupaten Cilacap.

Pekerjaan/Mata Pencaharian Jumlah Orang 1. Karyawan

a. Pegawai Negeri Sipil b. TNI/POLRI c. Swasta 56 Orang 16 Orang 490 Orang 2. Wiraswasta/pedagang 188 Orang 3. Petani 410 Orang 4. Tukang 84 Orang

5. Buruh Tani 20 Orang

6. Pensiunan 47 Orang

7. Nelayan 3 Orang

8. Peternak 4 Orang

9. Jasa 8 Orang

10. Pengrajin 25 Orang

11. Pekerja seni 18 Orang

12. Lainnya 107 Orang

13. Tidak bekerja/pengangguran 43 Orang

JUMLAH

(7)

Selain persawahan masyarakat Desa Kesugihan yang subur, anak-anak muda di Desa Kesugihan juga memiliki semangat yang tinggi untuk memenempuh pendidikan. Karena di Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap memiliki 1 PAUD, 2 TK, 3 SD, 1 SMP, 1 SMA, 1 Pondok pesantren dan 1 Perpustakaan Desa. Hampir sebagian besar penduduk di Desa Kesugihan setelah lulus SMA/SMK, mereka berkeinginan untuk bekerja di bandingkan untuk melanjutkan ke Universitas. Hal ini dibuktikan dalam monografi Desa Kesugihan bahwa lulusan tingkat pendidikan Universitas tahun 2015 berjumlah 22 orang, Akademi D1-D3, 43 orang dan lulusan S2 berjumlah 3 orang. Di Desa Kesugihan memiliki satu lapangan yang letaknya berada di sebelah Koramil lapangan tersebut dikenal dengan lapangan Kesugihan. biasanya digunakan untuk upacara kemerdekaan, lomba-lomba dan kegiatan olahraga sekolah. (wawancara dengan Sorfani , 27 September 2016)

C. Kondisi Sosial Budaya Desa Kesugihan

Indonesia memiliki maca, kesenian tradisional yang dijadikan sebgai Ciri khas daerah masing-masing Seperti di Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap yang mempunyai budaya tersendiri. Masyarakat modern sekarang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dan kurang bersosialisasi dengan yang lain, berbeda dengan masyarakat di Desa Kesugihan yang masih mempunyai rasa sosialis masyarakat yang sangat tinggi namun tidak dengan budayanya, karena semakin majunya jaman

(8)

kebudayaan yang diwariskan dari para leluhurperlahan-lahan mulai hilang. Perubahan sosial budaya tersebut terus terjadi seiring dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju. Hal tersebut yang membuat masyarakat Desa Kesugihan perlahan-lahan mulai meninggalakan unsur budaya yang tidak disadari oleh masyarakat khususnya kesenian tradisional di kalangan anak muda jamn sekarang, misalnya kentongan.

Kegiatan sosial masyarakat Desa Kesugihan masih berjalan dengan baik dari dahulu sampai sekarang, misalnya mendirikan rumah, membangun masjid atau mushola, kerja bakti di tepi jalan raya maupun makam/pesarean, dan juga mengaspal jalan-jalan kecil yang ada di desa Kesugihan, sehingga masyarakat merasa nyaman tinggal di Desa Kesugihan. Kegiatan tersebut masih kompak dilakukan para warga masyarakat Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap.(wawancara dengan Sorfani, 27 September 2016)

Budaya yang masih lestari sampai sekrang adalah adat Kenduri, adat Suraan, adat Mintoni, dan adat Khitanan. Adat Kenduri merupakan adat masyarakat Jawa yang dilakukan oleh orang yang melakukan hajat tertentu dengan mengundang warga sekitar untuk ikut mendoakan keselamatan dan kebahagiaanya. Pada hakikatnya, tujuan orang Jawa melakukan hajat kenduri adalah meminta doa dari tetangga atau kerabat agar apa ynag diinginkan tecapai, selamat, serta bahagia selam hidup di dunia dan akhirat.(Gesta Bayuadhy, 2015: 13) di desa Kesugihan dalam melakukan adat Kenduri ini,

(9)

biasanya dalam acara memperingati meniggalnya seseorang, syukuran misalnya tercapai cita-cita, memiliki sepeda motor baru, rumah baru dan memberi nama bayi. Dalam kegiatan kenduri ini biasanya warga yang datang adalah laki-laki. Bagi warga yang sudah tidak aktif mempunyai suami dan tidak memiliki anak laki-laki yang sudah dewasa biasanya akan dikirimkan langsung berkat/makanan kerumahnya. ( wawancara dengan Sorfani, 27 September 2016 )

Dalam kegiatan Suranan, masyarakat Desa Kesugihan biasanya mengadakan Selametan atau tasyakuran sebagai wujud rasa syukur mereka dengan hasil bumi yang melimpah. Panitia pelaksana dengan adat ini biasanya datang ke rumah-rumah warga untuk meminta sumbangan yang semapunya mereka beri sehingga masyarakat tidak merasa terbebani dengan kegiatan adat ini. Setiap dusun memiliki panitia tersendiri., karena kegiatan ini biasanya dilaksanakan oleh dusun masing-masiing atu tiap RT. Peran ibu-ibu dalam kegiatan ini adalah masak-masak, bentuk selametannya berupa tumpeng yang berisi ayam jago Jawa yang sudah diingkung, dan sayur-sayuran lainnya. Biasanya selametan tersebut dilaksanakan di masjid-masid yang dekat dengan dusun mereka atau rumah warga yang sudah mendapat bagian untuk dijadikan tempat acara selametan. Adat selametan atau tasyakuran di bulan sura mereka lestarikan untuk mengucap raswa syukur kepada Allah SWT terhadap rahmat dan rezeki yang telah diberikan kepada masyarakat Desa Kesugihan dan biar jauh dari beberbagai penyakit untuk para petani.

(10)

Selain selametan atau tasyakuran, masyarakat Desa Kesugihan di bulan sura juga melakukan kerja bakti di tepi jalan raya dan membersihkan makam-makam yang ada di Desa Kesugihan. Kemudian hasil dana yang dikumpulkan oleh panitia diberikan kepada yatim piatu atau masyarakat yang kurang mampu. Dalm kegiatan sura tersebut, biasanya masyarakat di Desa Kesugihan menanggap wayang di Bali Desa. Kegiatan ini rutin dilakukan oleh masyarakat desa Kesugihan setiap tahunnya. (wawancara Yeto Susalit, 28 September 2016)

Adat mintoni atau adat tujuh bulanan juga masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Kesugihan. Makna dari kegiatan tujuh bulanan adalah supaya wanita yang sedang mengandung diberi kesehatan bagi ibu dan jabang bayi, dan diberi kelancaran pada saat melahirkan nanti. Bentuk dari kegiatan tujuh bulanan berisi 7 tupeng, kupat lepet, rujak, jenang ketan, dan telur ayam. Kegiatan adat ini tidak memakai ayam jawa/ayam kampung. Selanjutnya adat Kithanan, dalam adat ini biasanya masyarakat Desa Kesugihan mengadakan hajatan bagi yang mampu. Sebelum melakukan hajatan, masyarakat mengadakan syukuran terlebih dahulu supaya diberi kelancaran ( wawancara dengan Sorfani, 28 September 2016)

Desa Kesugihan Kabupaten Cilacap memiliki beragam kesenian yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Beberapa kesenian yang ada diantaranya adalah Begalan, Wayang Kulit, Janeng ( Terbang Jawa), Ebeg, Calung, terbang genjring, marawis, hadroh, Lengger dan Thek-Thek atau Kenthongan. Diantara berbagai kesenian tersebut, kenthongan merupakan salah satu bentuk kesenian yang tetap eksis di Kabupaten Cilacap.

(11)

BAB III

ASAL-USUL KESENIAN KHENTONGAN GRUP DALAN LARAS DI DESA KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP

A. Asal-usul Kesenian Kenthongan Grup Dalan Laras Di Desa Kesugihan Kabupaten Cilacap

Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cialacap merupakan gudangnya kesenian kenthongan. Pada tahun galami punjak kejayaan, banyak masyarakat 2000-2016 kesenian kenthongan menganggap kesenian kenthongan. Sehingga untuk melestarikan kesenian kenthongan banyak yang mendirikan grup kesenian kenthongan. Terdapat 30 grup kenthongan yang berasal dari Desa Kesugihan salah satunya grup Dalan Laras yang ada di Desa Kesugihan karena letaknya berada di Desa Kesugihan dan dipimpin orang yang berasal di Desa Kesugihan.

Meskipun jumlah grup kenthongan yang berasal dari Desa Kesugihan cukup banyak, pada dasarnya mereka merupakan orang-orang yang sama, yang bergabung dalam grup satu dengan grup lainnya. Kebersamaan dan kegotong-royongan menjadi dasar bagi seorang seniman kenthongan, untuk membanu grup lainnya pada saat itu. Ketika salah seorang pemain kenthongan dari grup Dalan Laras ada yang berhalangan hadir pada saat itu, maka bapak Abdul Khodir enghubungi salah satu pemain kenthongan yang lainnya yang memegang peralatan musik yang sama dengan salah satu anggota dari grup Dalan Laras yang berhalangan hadir (wawancara dengan Abdul Khodir, 23 September 201

(12)

1. Asal-usul Grup Kenthongan Dalan Laras

Keputusan Bapak Abdul Khodir untuk membuat grup tersendiri m Grup Kenthongan Dalan Laras adalah salah satu grup kesenian kenthongan yang ada di desa Kaesugihan, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap. Grup kesenian kenthongan ini sudah berdiri sejak bulan Agustus tahun 2009. Saat kesenian kenthongan mulaimenarik perhatian masyarakat Kabupaten Cilacap, seorang pemerhati kesenian di Desa Kesugihan bernama Abdul Khodir bertekad untuk membentuk satu grup kenthongan di desanya. Beliau merasa harus melestarikan kebudayaan Indonesia, khususnya kesenian kenthongan di Kabupaten Cialacap.Grup kesenian kenthongan ini diberi nama Dalan Laras oleh Abdul Khodir. Gabungan kata Dalan dan Laras yang artinya Dalan berarti jalandan Laras dalah seimbang atau harmonis.Namun menurut Bapak Abdul Khodir, nama Dalan Laras memiliki arti memukul kenthong sambil berjalan dengan simbang dan memasukkan unsur budaya atau adat istiadat sertanilai estetika yang tinggi agar pukulan kenthong terdengar indah. Dipukul sambil berjalan dan dengan nada yang seimbang , Karena alasan itulah Bapak Abdul Khodir memberi nama grup ini Dalan Laras.

Pada awal dibentuk oleh Bapak Khodir, Grup Dalan Laras hanya memiliki 20 personil yang terdiri dari 3 orang perempuan sebagai penari, dan 17 laki-laki sebagai pemusik. Saat ini personil Titir Budaya telah mencapai jumlah 60 orang yang terdiri dari 10 penari perempuan, 20 pemusik, 20 pemegang atribut, dan 10 official. Personil Titir Budaya

(13)

semakin bertambah jumlahnya karena grup tersebut terbuka bagi semua kalangan. Hal itu disebabkan Bapak Khodir tidak membatasi latar belakang seseorang yang ingin bergabung dalam grup tersebut. Latar belakang anggota Grup Dalan Laras antara lain pelajar, mahasiswa, karyawan dan karyawati. Untuk lebih memudahkan dalam mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan GrupDalan Laras, Bapak Abdul Khodir mengajak warga sekitar untuk berpartisipasi dan membentuk suatu susunan kepengurusan. Susunan kepengurusan dalam Dalan Laras masih tetap sama dari awal terbentuk hingga saat ini, sehingga manajemen grup lebih tertata rapi. Dalam pementasannya, Grup Dalan Laras dipimpin oleh seorang pemandu laki-laki yang disebut Gita Pati. Tugas Gita Pati sama dengan tugas seorang dirigen dalam suatu pagelaran musik yaitu mengatur jalannya pertunjukan dari awal sampai akhir. Selain Gita Pati, juga ada seorang mayoret yang bertugas untuk memimpin dan mengatur penari. Grup Dalan Laras membawakan lagu-lagu pop atau dangdut saat pertunjukan. Sebagai contoh, lagu yang sering dimainkan oleh grup ini adalah lagu daerah Cilacap yaitu lagu Bangga Mbangun Desa. Tarian yang dibawakan berupa gerak-gerak tari gaya banyumasan yang dapat diubah sesuai kreativitas.

Pada awal didirikan Dalan Laras tidak langsung mendapat perhatian dari masyarakat sekitar, sehingga Dalan Laras harus ngamen dari pintu ke pintu untuk memperkenalkan bahwa Desa Kesugihan memiliki grup kenthongan yang berkualitas. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ngamen

(14)

tersebut dipergunakan untuk membeli alat musik dan seragam bagi para penari dan pemusik. Seiring dengan banyaknya grup kenthongan baru yang bermunculan, Dalan Laras semakin berusaha untuk membesarkan namanya. Dalan laras mulai mengikuti lomba dan festival yang diadakan di dalam maupun di luar lingkungan Kabupaten Cialacap. Perlombaan dan festival yang pernah diikuti antara lain: Lomba Kesenian Kenthongan di Kecamatan, Festival Kenthongan Cilacap, Festival Kenthongan exspo Pertamina, Festival Kenthongan dalam rangka HUT Cilacap.

B. Bentuk Penyajian Kesenian Kenthongan

Kesenian kenthongan merupakan kesenian yang menjadi ciri khas Kabupaten Cilacap. Kesenian ini ditampilkan dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 20 sampai 50 orang yangberperan sebagai pemusik dan penari. Dalam pertunjukannya, kesenian ini didukung oleh beberapa elemen penting, diantaranya yaitu :

a. Gerak Tarian Grup Kenthongan Dalan Laras

Dalam kesenian kenthongan terdapat empat jenis gerakanatau koreografi yang berbeda, terdiri dari koreografi penari perempuan, penari laki-laki, pemusik kenthongan dan gerakseorang pemimpin atau Gita Pati. Koreografi yang dilakukan olehpersonil grup ini adalah gerak-gerak kreasi namun tetap dengan ciri khas banyumasan, sedangkan gerak yang dilakukan oleh Gita Patia adalah gerak-gerak improvisasi dan tidak ada nama ragam tertentu.Adapun ragam gerak yang dilakukan oleh penari perempuan, penari laki-laki dan pemusik kenthong adalah sebagai berikut :

(15)

Tabel 2. Ragam gerak

No. Penari Perempuan Penari Laki-laki Pemain Alat Musik

1 Menthang Jengkeng Ebegan Ebegan

2 Seblak Kipas Mlayu tending Mlayu tending

3 Wolak-walik Menthang

Tameng

Jengkeng

4 Junjung Kipas Enggong

Samping

Enggong ngarep Mburi

5 Lampah Gejug Egrang junjung Egrang junjung Kenthong

6 Ukel Kipas Srimpet ngebeg Dengklek

Kenthong

7 Kipas Mendut Sodor Kanan

Kiri

Yuyu Kangkang

8 Ukel Menthang Junjung Kenthong

9 Ukel Samping Geol 10 Muter Geol

11 Ngepel Manjat Mudun 12 Jengkeng Buka Kipas

Gambar 1. Ragam Gerak Menthang Jengkeng (Foto: Isnaeni , 2016)

(16)

Gambar 2. Ragam Gerak Seblak Kipas (Foto: Isnaeni, 2016)

Gambar 3. Ragam Gerak Lampah Gejug (Foto: Isnaeni, 2015)

(17)

Gambar 4. Ragam Gerak Nyenthing Seblak (Foto: Isnaeni, 2016)

Gambar 5. Ragam Gerak Jengkeng Bukak Kipas (Foto: Isnaeni, 2016)

(18)

Gambar 6. Ragam Gerak Egrang Junjung (Foto: Isnaeni, 2016)

Ragam gerak yang dilakukan oleh personil Grup Dalan Laras adalah gerak-gerak kreasi gaya banyumasan. Ciri gayabanyumasan adalah geraknya yang tegas dan patah-patah dan lebihmenonjolkan gerak bahu dan geolan pinggul. Selain itu, gerak gayabanyumasan juga dapat dilihat dari posisi jari telunjuk yangditekuk ke depan.Selain penari perempuan, dalam kesenian kenthongan juga terdapat penari laki-laki. Ragam gerak yang dilakukan penarilaki-laki berbeda dengan penari perempuan. Penari laki-laki menaridengan menggunakan properti berupa ebeg dan tameng. Tidak hanya penari perempuan dan penari laki-laki yang harus menari,namun para pemain alat musik juga harus mampu menari dengan membawa alat musik yang dimainkan. Pemain alat musik yang ikutmenari hanya pemain alat musikkenthong saja, pemain drum,simbal, tripok,

(19)

bedhug,gambang, kentur dan angklung hanyabergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti irama. Pemain alat music kenthong melakukan gerakan dengan kompak sembari memainkan alat musik yang dibawa. Hal tersebut merupakan keunikan tersendiri yang menjadi daya tarik kesenian kenthongan

A. Tata Rias

Pada dasarnya, tata rias dalam tarian tidak sekedar membuat penari menjadi lebih cantik atau tampan melainkan sesuatu penari. Agar penonton dapat memahami karakter apa yang dibawakan oleh penari. Namun pada kesenian kenthongan, tata rias yang digunakan oleh penari adalah rias cantik karena pada kesenian ini para penari tidak memainkan karakter apapun dan fungsi make-up hanya untuk mempercantik wajah penari. Selain itu, make-up hanya dilakukan oleh penari perempuan, sedangkan penari laki-laki dan pemain alat musik tidak menggunakan make-up apapun. Alat make up yang dapat digunakan untuk merias ataumempercantik wajah adalah dengan menggunakan bedak, eye shadow, pensil alis, eye liner, lipstik, dan blush on. Contoh riascantik yang dipakai penari Grup Kenthongan Titir Budaya adalahsebagai berikut :

(20)

Gambar 7. Tata rias cantik penari Kenthongan Titir Budaya (Foto: Isnaeni, 2016)

B. Desain Lantai

Desain lantai atau pola lantai merupakan garis yang dilalui oleh penari untuk membuat posisi yang lain. Desain lantai memiliki dua garis yaitu garis lurus dan garis lengkung. Dari dua garis desain lantai ini para personil akan membuat sebuah pola lantai yang memperindah penampilan. Dalam kesenian kenthongan, pola lantai yang digunakan ada dua, yaitu pola lantai untuk pementasan di lapangan atau halaman dan pola lantai yang digunakan saat festival atau berjalan kaki. Pola lantai yang digunakan tidak baku dan dapat berubah sesuai dengan kreativitas.

(21)

C. Properti

Properti adalah alat yang digunakan oleh penari untuk memperindah gerakan yang dilakukan atau sebagai simbol dari suatu gerakan tertentu. Dalam kesenian kenthongan, properti yang digunakan oleh penari perempuan adalah satu buah kipas yang diletakkan di bagian perut dengan cara dimasukkan ke dalam sabuk dan yang digunakan oleh penari laki-laki adalah ebeg dan tameng. Namun properti tersebut bukan merupakan benda yang wajib digunakan dalam pementasan kesenian kenthongan. Selain tidak wajib digunakan, properti tersebut juga dapat berganti-ganti dan tidak harus selalu memakai kipas, tameng, maupun ebeg

Gambar 8 : Properti Kipas penari perempuan (Foto : Isnaeni, 2016)

(22)

Gambar 9. Properti ebeg yang digunakan oleh penari laki-laki (Foto : Isnaeni, 2016)

D. Tempat Pertunjukan

Kesenian kenthongan merupakan hiburan yang dapat dipentaskan dalam berbagai acara seperti perlombaan atau festival. Karena jumlah personil dalam suatu grup kesenian kenthongan mencapai 20 hingga 50 orang, maka kesenian ini memerlukan tempat terbuka yang luas seperti lapangan atau halaman untuk melakukan pertunjukan. Selain melakukan pertunjukan di lapangan atau halaman luas, kenthongan juga dapat ditampilkan dengan berjalan kaki di jalan raya yaitu saat mengikuti karnaval.

Gambar

Tabel 2. Ragam gerak
Gambar 2. Ragam Gerak Seblak Kipas  (Foto: Isnaeni, 2016)
Gambar 4. Ragam Gerak Nyenthing Seblak  (Foto: Isnaeni, 2016)
Gambar 6. Ragam Gerak Egrang Junjung   (Foto: Isnaeni, 2016)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 huruf c mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan, akademik, kemahasiswaan, alumni,

SALYX adalah pelumas yang didesain untuk pelumasan mesin diesel perkapalan dan industri type trunk piston dengan putaran menengah.. Salyx memiliki varian TBN dari 12–50 mg KOH/gr

Dari wawancara dengan 8 lansia di Balai Sosial Pelayanan Lanjut Usia Dewanata Cilacap di dapatkan 3 lansia pernah menabrak tembok saat berjalan karena penglihatan yang kurang,

Pembimbing penulisan skripsi Saudari Andi Marwah Bakri, NIM: 60300112100, mahasiswa Jurusan Biologi pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar,

92,59% responden termasuk kategori baik dari segi latar belakang, 7,41% termasuk sedang, dimana latar belakang tidak mempengaruhi kinerja.. Untuk kemampuan dan keterampilan,

Kelebihan metode Dijkstra ini adalah dapat mencari rute terdekat dari titik awal menuju titik akhir dengan membandingkan nilai terkecil antar titik yang akan

dalam penelitian ini yaitu: (HI) terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMP Negeri 6 Bahorok, setelah diterapkan model

Prosedur pemberian kredit dapat juga diartikan sebagai keseluruhan ketentuan, syarat atau petunjuk tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh bank saja sejak diajukan