PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK DENGAN METODE PENAMBAHAN JAM KERJA ( STUDI KASUS : PROYEK OFFICE SINAR
JAYA )
1Muhammad Favian Ali
14316845
2Didiek Pramono, ST., MT.
1,2Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Perencanaan
Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok 16424 1ali.favian@gmail.com
ABSTRACT
Scheduling a project cannot be separated from the possibility of delays. Delays in projects can occur due to various factors affecting construction projects. Project acceleration or crashing is an effort that can be made to overcome project delays. Project acceleration also has several methods for overcoming delays, namely the method of adding work hours, adding workforce, using more productive tools, using construction methods that work faster or a combination such as adding work hours and increasing labor. In this research, project acceleration will be carried out by adding working hours. The research location was conducted at the Sinar Jaya Office Project, Jakarta. Scheduling is carried out with the help of the Microsoft Project application, by getting a gantt chart and calculating the total float, it will get the work to be accelerated, namely work that is on a critical path. Accelerated implementation of work in normal time is known to have a duration of 336 days with a total cost of Rp. 12,668,815,756. After the acceleration with an additional 2 hours of work, the duration of work is 273 days with a total cost of Rp. 13,403,547,647.
Key Words : Scheduling, Acceleration, Duration and Cost
ABSTRAK
Penjadwalan suatu proyek tidak dapat lepas dari kemungkinan terjadinya keterlambatan. Keterlambatan pada proyek dapat terjadi karna berbagai faktor yang mempengaruhi proyek konstruksi. Percepatan proyek atau crashing adalah upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keterlambatan proyek. Percepatan proyek pun memiliki beberapa metode dalam mengatasi keterlambatan yaitu dengan metode penambahan jam kerja, penambahan tenaga kerja, menggunakan alat yang lebih produktif, menggunakan metode konstruksi yang pekerjaannya lebih cepat ataupun kombinasi seperti dengan penambahan jam kerja dan penambahan tenaga kerja. Dalam penelitian ini percepatan proyek akan dilakukan dengan penambahan jam kerja. Lokasi penelitian dilakukan pada Proyek Office Sinar Jaya, Jakarta. Penjadwalan dilakukan dengan bantuan aplikasi Microsoft Project, dengan mendapatkan gantt chart dan perhitungan total Float maka didapatkan pekerjaan yang akan dipercepat yaitu pekerjaan yang berada pada jalur kritis. Pelaksanaan pekerjaan yang di percepat dalam waktu normal diketahui berdurasi 336 hari dengan total biaya Rp. 12.668.815.756. Setelah percepatan dengan penambahan 2 jam kerja dilakukan durasi pekerjaan menjadi 273 hari dengan total biaya Rp. 13.403.547.647.
1. PENDAHULUAN
Pada pelaksanaan proyek konstruksi, keterlambatan proyek seringkali terjadi yang dapat menyebabkan berbagai bentuk kerugian bagi penyedia jasa dan pengguna jasa. Bagi kontraktor, keterlambatan selain dapat menyebabkan pembekakan biaya proyek akibat bertambahnya waktu pelaksanaan proyek, dapat pula mengakibatkan menurunnya kredibilitas kontraktor untuk waktu yang akan datang sedangkan bagi pemilik, keterlambatan penggunaan atau pengoperasian hasil proyek konstruksi dan seringkali berpotensi menyebabkan timbulnya perselisihan dan klaim antara pemilik dan kontraktor (Soeharto, 1997).
Keterlambatan proyek memang sering sekali terjadi pada proyek konstruksi namun ada cara untuk antisipasi dari keterlambatan tersebut yaitu dengan melakukan percepatan atau crashing.banyak hal yang dapat dilakukan untuk melaksanakan percepatan (crashing) seperti dengan mengadakan penambahan jam kerja, penambahan jumlah pekerja, menggunakan material yang lebih cepat pemasangannya, alat bantu yang lebih produktif, metode konstruksi yang lebih cepat dan juga kombinasi dari berbagai cara tersebut seperti, melakukan penambahan jam kerja dan juga penambahan jumlah tenaga kerja. Pelaksanaan crashing tetap harus memperhatikan faktor biaya. Pertambahan biaya yang dikeluarkan untuk mengoptimalkan durasi waktu kerja diharapkan seminimum mungkin dengan tetap menjaga mutu. Pelaksanaan percepatan sering kali dilakukan dengan metode penambahan jam kerja atau lembur karena dari segi biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan metode lainnya maka dari itu percepatan pada Proyek Office Sinar Jaya ini akan dilakukan dengan penambahan jam kerja
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Proyek
Manajemen proyek merupakan usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu dan lain-lainnya, sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokkan dalam 5M (manpower, material, machines, money and method).
2.2 Perencanaan Proyek
Penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi, secara umum penjadwalan bertujuan untuk meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan. Penjadwalan disusun dengan pertimbangan berbagai keterbatasan yang ada (Herjanto,1999.)
2.3 Network Planning
Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang diharapkan akan
terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya. Ini juga merupakan teknik dalam perencanaan kegiatan atau proyek yang dapat menjawab pertanyaan bagaimana
mengelola suatu proyek dan dasar yang kokoh bagi seorang pimpinan proyek untuk menentukan kebijakan di dalam suatu proyek konstruksi
2.4 Jalur Kritis
Lintasan kritis (Critical path) melalui aktifitas-aktifitas yang jumlah waktu pelaksanaannya paling lama. Jadi, lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. (Badri, 1997).
2.5 Crashing
Crashing merupakan kegiatan untuk mengurangi durasi dari keseluruhan proyek setelah
menganalisa alternatif-alternatif yang ada pada jaringan kerja dengan tujuan untuk mengoptimalisasikan waktu kerja dengan biaya terendah (Made Pastiarsa, 2015).
2.6 Penambahan Jam Kerja
Penambahan jam kerja adalah salahsatu rencana kerja yang dapat dilakukan dalam mempercepat durasi sebuah pekerjaan. Penambahan jam kerja diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. KEP-102/MEN/VI/2004 Tahun 2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur (“Kepmen 102/2004”) menyatakan bahwa :
1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1 minggu.
2. Ketentuan waktu kerja lembur sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) tidak termasuk kerja lembur yang dilakukan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi
Harga upah pekerja untuk lembur menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102/ MEN/ VI/ 2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 diperhitungakan sebagai berikut :
1. Untuk jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah lembur sebesar 1.5 (satu setengah) kali lipat upah 1 jam
2. Untuk setiap jam kerja lemur berikutnya harus dibayar upah lembur sebesar 2 (dua) kali upah satu jam
Salah satu pendekatan untuk mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah dengan memakai parameter indeks penurunan produktivitas,Penurunan produktivitas tenaga kerja pada kerja lembur tersebut disebabkan antara lain : kelelahan pekerja, keterbatasan pandangan pada malam hari, dan keadaan cuaca yang dingin. Nilai koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Koefisien Penurunan Produktivitas
Jam Kerja Penurunan Indek Produktivitas Prestasi Kerja
1 jam 0,1 90
2 Jam 0,2 80
3. METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian
Metode yang dilakukan dalam perencanaan percepatan ini dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama studi pustaka dengan mempelajari teori-teori yang digunakan dalam penelitian agar dapat mempermudah dalam pelaksanaan pengerjaan penelitian. Tahap berikutnya yaitu pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian seperti kurva S atau rencana anggaran biaya.
Tahap selanjutnya yaitu mengidentifikasi jalur kritis menggunakan aplikasi microsoft project dengan membuat jaringan kerja dan melihat gantt chart dan menghitung total float pekerjaan yang ada. Setelah jalur kritis telah diketahui mulai menganalisis data dengan menghitung produktivitas pada masing-masing pekerjaan yang berada pada jalur kritis dilanjutkan dengan menghitung crash duration, cast cost, dan cost slope dari setiap pekerjaan yang berada pada jalur kritis. Perhitungan penambahan jam kerja dilakukan 2 perhitungan yaitu penambahan 2 jam kerja dan 3 jam kerja.Dari analisa perhitungan ini didapat biaya dan waktu yang efisien setelah dilakukannya percepatan dengan penambahan jam kerja atau lembur.
3.2 Diagram alir penelitian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Network Planning
Pembuatan Network planning atau jaringan kerja dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Project 2013 dengan menggunakan data yang sudah didapatkan dari Proyek Office Sinar Jaya. Didapatkan data perencanaan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Durasi Pekerjaan
Task Name Duration Start Finish Predecessors
PEKERJAAN PERSIAPAN 78 wks Mon
01/04/19
Fri
23/10/20
PEKERJAAN PONDASI 20 wks Mon 01/04/19
Fri
30/08/19
PEKERJAAN PERSIAPAN 9 wks Mon 01/04/19
Fri
31/05/19
PEKERJAAN PONDASI 14 wks Mon 13/05/19
Fri
30/08/19 4SS+6 wks
PEKERJAAN STRUKTUR 46 wks Mon 01/04/19
Fri
28/02/20
PEKERJAAN STRUKTUR
BAWAH 8 wks 29/07/19 Mon 20/09/19 Fri
00. Pekerjaan Tanah 5 wks Mon 29/07/19
Fri
30/08/19 5SS+9 wks
01. Strutting Beam 5 wks Mon 05/08/19
Fri
06/09/19 8SS+1 wk
02. Pile Cap 4 wks Mon
26/08/19
Fri
20/09/19 9SS+3 wks
03. Tie Beam 4 wks Mon
26/08/19
Fri
20/09/19 10SS
03. Tie Beam (EL-9.550) 2 wks Mon 09/09/19 Fri 20/09/19 11SS+2 wks 04. STP 7 wks Mon 29/07/19 Fri 13/09/19 8SS 05. GWT 7 wks Mon 29/07/19 Fri 13/09/19 13SS
06. Pit Lift 4 wks Mon
26/08/19
Fri
20/09/19 14SS+4 wks
PEKERJAAN ARSITEK 48 wks Mon 01/04/19
Fri
16/10/20
PEKERJAAN ARSITEKTUR
LT. B2 (BASEMENT) 23 wks 04/11/19 Mon 10/04/20 Fri
04. STP 3 wks Mon 20/01/20 Fri 07/02/20 80SS 05. GWT 3 wks Mon 20/01/20 Fri 07/02/20 93SS
06. Pit Lift 3 wks Mon
10/02/20
Fri
A. Pas Dinding & Plaster 4 wks Mon 04/11/19 Fri 29/11/19 47SS C. Plafon 3 wks Mon 25/11/19 Fri 13/12/19 96FS-1 wk
D. Finishing Lantai 4 wks Mon 02/12/19
Fri
27/12/19 97SS+1 wk
E. Pintu Jendela 4 wks Mon 23/12/19
Fri
17/01/20 98FS-1 wk
G. Finishing Tangga 4 wks Mon 23/12/19 Fri 17/01/20 99SS L. Pengecatan 4 wks Mon 16/03/20 Fri 10/04/20 100FS+8 wks PEKERJAAN ARSITEKTUR
LT. B1 (BASEMENT) 23 wks 18/11/19 Mon 24/04/20 Fri A. Pas Dinding & Plaster 4 wks Mon
18/11/19 Fri 13/12/19 96SS+2 wks C. Plafon 3 wks Mon 09/12/19 Fri 27/12/19 103FS-1 wk
D. Finishing Lantai 4 wks Mon 23/12/19
Fri
17/01/20 104FS-1 wk
E. Pintu Jendela 4 wks Mon
13/01/20
Fri
07/02/20 105FS-1 wk
G. Finishing Tangga 4 wks Mon
13/01/20 Fri 07/02/20 106SS L. Pengecatan 4 wks Mon 30/03/20 Fri 24/04/20 101SS+2 wks PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. DASAR 27 wks Mon 23/12/19 Fri 10/07/20
A. Pas Dinding & Plaster 4 wks Mon 23/12/19
Fri
17/01/20 105SS
B. Lapis Dinding & Railing 4 wks Mon 20/01/20 Fri 14/02/20 110 C. Plafon 3 wks Mon 10/02/20 Fri 28/02/20 111FS-1 wk
D. Finishing Lantai 4 wks Mon 24/02/20
Fri
20/03/20 112FS-1 wk
E. Pintu Jendela 4 wks Mon 16/03/20
Fri
10/04/20 113FS-1 wk
F. Finishing Toilet 5 wks Mon 02/03/20
Fri
03/04/20 113SS+1 wk
G. Finishing Tangga 4 wks Mon 24/02/20 Fri 20/03/20 113SS H. Saniter 4 wks Mon 15/06/20 Fri 10/07/20 116FS+10 wks
J. Penutup Atap 4 wks Mon 20/01/20 Fri 14/02/20 111SS K. Kolam 4 wks Mon 16/03/20 Fri 10/04/20 118FS+4 wks
L. Pengecatan 4 wks Mon 06/04/20 Fri 01/05/20 119FS-1 wk PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. SATU 28 wks Mon 30/12/19 Fri 24/07/20
A. Pas Dinding & Plaster 4 wks Mon 30/12/19
Fri
24/01/20 110SS+1 wk
B. Finishing Dinding 4 wks Mon 20/01/20
Fri
14/02/20 122FS-1 wk
B. Lapis Dinding & Railing 4 wks Mon 10/02/20 Fri 06/03/20 123FS-1 wk C. Plafon 3 wks Mon 02/03/20 Fri 20/03/20 124FS-1 wk
D. Finishing Lantai 3 wks Mon 09/03/20
Fri
27/03/20 125SS+1 wk
E. Pintu Jendela 4 wks Mon 30/03/20
Fri
24/04/20 126
F. Finishing Toilet 4 wks Mon 09/03/20
Fri
03/04/20 126SS
G. Finishing Tangga 4 wks Mon 02/03/20 Fri 27/03/20 125SS H. Saniter 4 wks Mon 29/06/20 Fri 24/07/20 129FS+11 wks I. Kubikal 4 wks Mon 27/04/20 Fri 22/05/20 127 L. Pengecatan 4 wks Mon 08/06/20 Fri 03/07/20 131 PEKERJAAN ARSITEKTUR
LT. DUA 26 wks 20/01/20 Mon 31/07/20 Fri
A. Pas Dinding & Plaster 4 wks Mon 20/01/20
Fri
14/02/20 123SS
B. Lapis Dinding & Railing 4 wks Mon 10/02/20 Fri 06/03/20 134FS-1 wk C. Plafon 4 wks Mon 02/03/20 Fri 27/03/20 135FS-1 wk
D. Finishing Lantai 4 wks Mon 23/03/20
Fri
17/04/20 136FS-1 wk
E. Pintu Jendela 4 wks Mon 23/03/20
Fri
17/04/20 137SS
G. Finishing Tangga 4 wks Mon 16/03/20 Fri 10/04/20 136SS+2 wks H. Saniter 3 wks Mon 13/07/20 Fri 31/07/20 130SS+2 wks I. Kubikal 4 wks Mon 04/05/20 Fri 12/06/20 139FS+3 wks L. Pengecatan 4 wks Mon 15/06/20 Fri 10/07/20 141 PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. TIGA 25 wks Mon 10/02/20 Fri 14/08/20
A. Pas Dinding & Plaster 4 wks Mon 10/02/20
Fri
06/03/20 135SS
B. Lapis Dinding & Railing 4 wks Mon 02/03/20 Fri 27/03/20 144FS-1 wk C. Plafon 4 wks Mon 23/03/20 Fri 17/04/20 145FS-1 wk
D. Finishing Lantai 4 wks Mon 13/04/20
Fri
08/05/20 146FS-1 wk
E. Pintu Jendela 4 wks Mon 13/04/20
Fri
08/05/20 147SS
G. Finishing Tangga 4 wks Mon 06/04/20 Fri 01/05/20 146SS+2 wks H. Saniter 3 wks Mon 27/07/20 Fri 14/08/20 140FS-1 wk I. Kubikal 4 wks Mon 18/05/20 Fri 26/06/20 149FS+2 wks L. Pengecatan 5 wks Mon 22/06/20 Fri 24/07/20 151FS-1 wk PEKERJAAN ARSITEKTUR
LT. LIMA 22 wks 16/03/20 Mon 28/08/20 Fri
A. Pas Dinding & Plaster 4 wks Mon 16/03/20
Fri
10/04/20 145SS+2 wks
B. Lapis Dinding & Railing 4 wks Mon 06/04/20 Fri 01/05/20 154FS-1 wk C. Plafon 4 wks Mon 27/04/20 Fri 22/05/20 155FS-1 wk
D. Finishing Lantai 5 wks Mon 18/05/20
Fri
03/07/20 156FS-1 wk
E. Pintu Jendela 5 wks Mon 18/05/20
Fri
03/07/20 157SS
G. Finishing Tangga 4 wks Mon 11/05/20 Fri 19/06/20 156SS+2 wks H. Saniter 3 wks Mon 10/08/20 Fri 28/08/20 159FS+7 wks I. Kubikal 4 wks Mon 22/06/20 Fri 17/07/20 159 L. Pengecatan 4 wks Mon 20/07/20 Fri 14/08/20 161 PEKERJAAN ARSITEKTUR
LT. ENAM 21 wks 06/04/20 Mon 11/09/20 Fri
A. Pas Dinding & Plaster 4 wks Mon 06/04/20
Fri
01/05/20 155SS
B. Lapis Dinding & Railing 4 wks Mon 27/04/20 Fri 22/05/20 164FS-1 wk C. Plafon 5 wks Mon 18/05/20 Fri 03/07/20 165FS-1 wk
D. Finishing Lantai 4 wks Mon
29/06/20
Fri
E. Pintu Jendela 4 wks Mon 29/06/20
Fri
24/07/20 167SS
G. Finishing Tangga 4 wks Mon 22/06/20 Fri 17/07/20 166SS+3 wks H. Saniter 3 wks Mon 24/08/20 Fri 11/09/20 169FS+5 wks I. Kubikal 4 wks Mon 06/07/20 Fri 31/07/20 169SS+2 wks L. Pengecatan 4 wks Mon 03/08/20 Fri 28/08/20 171 PEKERJAAN ARSITEKTUR
LT. TUJUH 20 wks 27/04/20 Mon 25/09/20 Fri
A. Pas Dinding & Plaster 4 wks Mon 27/04/20
Fri
22/05/20 165SS
B. Lapis Dinding & Railing 5 wks Mon 18/05/20 Fri 03/07/20 174FS-1 wk C. Plafon 4 wks Mon 29/06/20 Fri 24/07/20 175FS-1 wk
D. Finishing Lantai 4 wks Mon 20/07/20
Fri
14/08/20 176FS-1 wk
E. Pintu Jendela 4 wks Mon 20/07/20
Fri
14/08/20 177SS
G. Finishing Tangga 4 wks Mon 06/07/20 Fri 31/07/20 176SS+1 wk H. Saniter 3 wks Mon 07/09/20 Fri 25/09/20 179FS+5 wks I. Kubikal 4 wks Mon 20/07/20 Fri 14/08/20 179SS+2 wks L. Pengecatan 4 wks Mon 17/08/20 Fri 11/09/20 181 PEKERJAAN ARSITEKTUR
LT. DELAPAN 18 wks 18/05/20 Mon 02/10/20 Fri A. Pas Dinding & Plaster 5 wks Mon
18/05/20
Fri
03/07/20 175SS
B. Lapis Dinding & Railing 4 wks Mon 29/06/20 Fri 24/07/20 184FS-1 wk C. Plafon 4 wks Mon 20/07/20 Fri 14/08/20 185FS-1 wk
D. Finishing Lantai 4 wks Mon 10/08/20
Fri
04/09/20 186FS-1 wk
E. Pintu Jendela 4 wks Mon 10/08/20
Fri
04/09/20 187SS
F. Finishing Toilet 4 wks Mon 27/07/20
Fri
21/08/20 186SS+1 wk
G. Finishing Tangga 4 wks Mon 03/08/20 Fri 28/08/20 189SS+1 wk H. Saniter 3 wks Mon 14/09/20 Fri 02/10/20 190FS+2 wks
I. Kubikal 4 wks Mon 27/07/20 Fri 21/08/20 189SS L. Pengecatan 4 wks Mon 24/08/20 Fri 18/09/20 192 PEKERJAAN ARSITEKTUR
LT. SEMBILAN ( DAK ) 16 wks 29/06/20 Mon 16/10/20 Fri A. Pas Dinding & Plaster 4 wks Mon
29/06/20
Fri
24/07/20 185SS
D. Finishing Lantai 4 wks Mon 20/07/20
Fri
14/08/20 195FS-1 wk
E. Pintu Jendela 4 wks Mon 24/08/20
Fri
18/09/20 196FS+1 wk
G. Finishing Tangga 4 wks Mon 24/08/20 Fri 18/09/20 197SS L. Pengecatan 5 wks Mon 14/09/20 Fri 16/10/20 198FS-1 wk PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. SEPULUH ( DAK ) 2 wks Mon 16/03/20 Fri 27/03/20
D. Finishing Lantai 2 wks Mon 16/03/20
Fri
27/03/20 154SS
PEKERJAAN FAÇADE 14 wks Mon
27/04/20
Fri
14/08/20
PEKERJAAN FAÇADE 14 wks Mon 27/04/20
Fri
14/08/20 201FS+4 wks
4.2 Identifikasi jalur kritis
Hasil predeccesor akan memperlihatkan jalur kritis yang akan digunakan saat crashing. Jalur kritis akan terlihat dari tampilan gantt chart urutan pekerjaan, pekerjaan yang berwarna merah merupakan pekerjaan pada jalur kritis. Tampilan hasil Gantt chart untuk urutan pekerjaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.1 Gannt Chart jalur kritis
Identifikasi jalur kritis juga dapat dilakukan dengan menghitung total float dengan rumus ES – LS = 0 atau selisih ES dengan EF = 0 dan bila EF – LF = 0 atau selisih EF dengan
LF sama dengan 0 serta kegiatan yang memiliki free slack = total slack = 0 maka kegiatan tersebut merupakan kegiatan kritis.
Tabel 4.2 Perhitungan total Float
Task Name Early Start Finish Early Start Late Finish Late Slack Free Total Slack
PEKERJAAN STRUKTUR LT. B1 (BASEMENT) Mon 01/04/19 Fri 10/05/19 Mon 16/09/19 Fri 25/10/19 22 wks 22 wks
01. Plat Lantai Mon 16/09/19 Fri 11/10/19 Mon 16/09/19 Fri 11/10/19 0 wks 0 wks 01. Plat Ramp Mon
23/09/19 Fri 11/10/19 Mon 23/09/19 Fri 11/10/19 0 wks 0 wks 01. Plat Tangki Hidrant Mon
30/09/19 Fri 11/10/19 Mon 30/09/19 Fri 11/10/19 0 wks 0 wks 02. Balok Beton Mon
16/09/19 Fri 11/10/19 Mon 16/09/19 Fri 11/10/19 0 wks 0 wks 03. Kolom Mon 23/09/19 Fri 18/10/19 Mon 23/09/19 Fri 18/10/19 0 wks 0 wks 04. Dinding Beton Mon
23/09/19 Fri 18/10/19 Mon 23/09/19 Fri 18/10/19 0 wks 0 wks 04. Dinding Tangki Hidrant Mon 07/10/19 Fri 25/10/19 Mon 07/10/19 Fri 25/10/19 0 wks 0 wks Didapatkan dari hasil gantt chart dan perhitungan total float, dapat diidentifikasikan
pekerjaan-pekerjaan yang merupakan pekerjaan pada jalur kritis, antara lain:
1. Pekerjaan Struktur Lantai B1 (Basement)
2. Pekerjaan Arsitektur Lantai B2 (Basement)
3. Pekerjaan Arsitektur Lantai B1 (Basement)
4. Pekerjaan Arsitektur Lantai Dasar
5. Pekerjaan Arsitektur Lantai 1
6. Pekerjaan Arsitektur Lantai 2
7. Pekerjaan Arsitektur Lantai 3
8. Pekerjaan Arsitektur Lantai 5
9. Pekerjaan Arsitektur Lantai 6
10. Pekerjaan Arsitektur Lantai 7
12. Pekerjaan Arsitektur Lantai 9 (Dak)
13. Pekerjaan Arsitektur Lantai 10 (Dak)
Pekerjaan-pekerjaan diatas yang melalui jalur kritis inilah yang akan dilakukan
crashing.
4.3 Merencanakan Percepatan
Proses percepatan (crashing) dalam penelitian ini dilakukan dengan metode penambahan
jam kerja. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam melakukan penambahan jam
kerja yaitu waktu kerja normal pada proyek ini adalah 8 jam dengan dimulai pada pukul
08.00 – 12.00 , 13.00 – 17.00 dengan waktu istirahat 1 jam pada pukul 12.00 – 13.00.
Tarif upah dalam melakukan penambahan jam kerja atau lembur pun sudah diatur
dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP.102/ MEN/ VI/ 2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11, yaitu:
1. Jam kerja lembur pertama dibayar upah lembur sebesar 1,5 kali lipat upah 1
jam.
2. Jam kerja lembur berikutnya dibayar upah lembur sebesar 2 kali lipat upah
1 jam
4.3.1 Produktivitas Lembur
Produktivitas lembur merupakan rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya
yang digunakan. Dalam perhitungan produktivitas Rumus yang digunakan dalam
perhitungan lembur adalah sebagai berikut yang dicontohkan dengan perhitungan pelat
lantai struktur lantai B1 :
Produktivitas Harian = Volume
Durasi Normal
= 1754,87 28
Produktivitas tiap jam = Produktivitas harian
jam kerja perhari
= 62,674 8
= 7,834 m3 / hari
Produktivitas harian sesudah crash = ( Jam kerja perhari x produktivitas tiap jam)
+ ( lama penambahan jam kerja x koefisien
penurunan produktivitas akibat penambahan
jam kerja x Produktivitas tiap jam )
= (8 x 7,834 ) + ( 2 x 80% x 7,834 )
= 75,209 m3 / hari
4.3.2 Crash Duration
Setelah nilai produktivitas dari masing-masing kegiatan didapat maka dapat dihitung
crash duration dari setiap kegiatan dengan rumus sebagai berikut yang dicontohkan
dengan perhitungan pelat lantai struktur lantai B1 :
Crash Duration = Volume
Produktivitas sesudah crash
=
1754,8779,125
=
23 hariTabel 4.3 Perhitungan Produktivitas dan Crash Duration
URAIAN PEKERJAAN Volume
durasi normal Prod. Harian Prod. perjam Prod. Harian sesudah Crash Crash Duration Hari 8 hari Pekerjaan Struktur LT. B1 (Basement) 01. Plat Lantai 1754,870 28 62,674 7,834 75,209 23 01. Plat Ramp 1754,870 21 83,565 10,446 100,278 18
01. Plat Tangki Hidrant 72,000 14 5,143 0,643 6,171 12 02. Balok Beton 1266,330 28 45,226 5,653 54,271 23 03. Kolom 519,440 28 18,551 2,319 22,262 23 04. Dinding Beton 2477,470 28 88,481 11,060 106,177 23 04. Dinding Tangki Hidrant 765,440 21 36,450 4,556 43,739 18
4.3.3 Perhitungan Crash Cost
Crash cost merupakan biaya yang diperlukan pekerjaan dalam melaksanakan
pekerjaannya dalam jangka waktu sebesar crash durationnya. Crash cost penambahan
jam kerja dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut yang dicontohkan dengan
perhitungan pelat lantai struktur lantai B1:
Normal Ongkos Pekerja Perhari = Produktivitas harian x Harga satuan upah
= 62,674 x 48.500
= Rp. 3.039.686
Normal Ongkos Pekerja Perjam = Produktivitas perjam x Harga satuan upah
= 7,834 x 48.500
= Rp. 379.961
Biaya Lembur (2 jam) = 1,5 x normal cost perjam + 2 x normal cost
perjam
= (1,5 x 379.961) + ( 2 x 379.961 )
= Rp. 1.329.862
Crash cost = (Normal cost perhari + biaya lembur 2 jam)
x jumlah hari lembur
= (3.039.686 + 1.329.862 ) x 5
4.3.4 Perhitungan Cost Slope
Cost slope merupakan penambahan biaya langsung persatuan waktu. Cost slope dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut yang dicontohkan dengan perhitungan
pelat lantai struktur lantai B1 :
Cost Slope = Crash cost - Normal cost normal duration-crash duration = 20.391.224-3.039.686
28-23 = Rp. 3.718,187
Tabel 4.4 Perhitungan Crash Cost dan Cost Slope
URAIAN PEKERJAAN
Normal Cost Biaya Lembur
2jam
Crash Cost Cost Slope
per hari Pekerjaan Struktur LT.
B1 (Basement)
01. Plat Lantai Rp3.039.686 Rp1.329.862 Rp20.391.224 Rp3.718.187 01. Plat Ramp Rp4.052.914 Rp1.773.150 Rp20.391.224 Rp4.668.089 01. Plat Tangki Hidrant Rp249.429 Rp109.125 Rp836.625 Rp251.656 02. Balok Beton Rp2.193.464 Rp959.641 Rp14.714.491 Rp2.683.077 03. Kolom Rp899.744 Rp393.638 Rp6.035.785 Rp1.100.580 04. Dinding Beton Rp4.291.332 Rp1.877.458 Rp28.787.685 Rp5.249.219 04. Dinding Tangki Hidrant Rp1.767.802 Rp773.413 Rp8.894.253 Rp2.036.129
4.3.5 Perbandingan Harga Setelah Crashing
Harga akibat crashing didapatkan dari perjumlahan harga normal ditambah dengan crash
cost pada pekerjaan tersebut. Berikut hasil dari perbandingan harga normal dengan harga
Tabel 4.5 Tabel Perbandingan Durasi
No Jenis Pekerjaan Harga Normal Harga akibat
Crashing 1 PEKERJAAN STRUKTUR LT. B1 (BASEMENT) Rp2.722.453.123 Rp2.822.504.410 2 PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. B2 (BASEMENT) Rp530.441.092 Rp577.903.990 3 PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. B1 (BASEMENT) Rp413.046.118 Rp456.204.000 4 PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. DASAR Rp2.350.003.145 Rp2.416.306.141 5 PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. SATU Rp1.340.361.024 Rp1.416.697.361 6 PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. DUA Rp858.040.855 Rp918.320.151 7 PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. TIGA Rp858.040.855 Rp918.320.151 8 PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. LIMA Rp858.040.855 Rp918.320.151 9 PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. ENAM Rp858.040.855 Rp918.320.151 10 PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. TUJUH Rp858.040.855 Rp918.320.151 11 PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. DELAPAN Rp791.601.445 Rp852.319.621 12
PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. SEMBILAN ( DAK )
Rp228.908.782 Rp262.912.940
13
PEKERJAAN ARSITEKTUR LT. SEPULUH ( DAK )
Rp1.796.782 Rp7.098.428
TOTAL HARGA Rp12.668.815.786 Rp 13.403.547.647
DURASI 336 Hari 273 Hari
Dari hasil tabel diatas diketahui harga pekerjaan yang diperoleh pada pelaksanaan waktu
normal adalah Rp. 12.668.815.786 dengan durasi selama 336 hari, setelah dilakukan
percepatan dengan penambahan jam kerja (2 jam) harga pekerjaan yang diperoleh
menjadi Rp. 13.403.547.647 dengan durasi selama 273 hari. Apabila dibandingkan
dengan penambahan jam kerja dengan penambahan 3 jam kerja biaya yang dibutuhkan
lebih besar, berikut perbandingan biaya diantara penambahan 2 jam kerja dengan 3 jam
Tabel 4.6 Tabel perbandingan penambahan jam kerja
No. Keterangan Biaya Durasi
( Minggu)
1 Biaya Normal Rp 12.668.815.786 48
2 Biaya penambahan 2 jam kerja Rp 13.403.547.647 39 3 Biaya penambahan 3 jam kerja Rp 13.744.820.000 39
Dari hasil analisa diatas didapatkan bahwa penambahan jam kerja yang paling
efisien adalah penambahan 2 jam kerja dengan biaya Rp. 13.403.547.647 dan durasi 39
Minggu dengan penambahan biaya setelah crashing adalah Rp. 734.731.860.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perencanaan percepatan proyek office sinar jaya dengan
metode penambahan jam kerja penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Didapatkan pekerjaan-pekerjaan yang berada pada jalur kritis yaitu
Pekerjaan Struktur Lantai B1 (Basement), Pekerjaan Arsitektur Lantai B2
(Basement), Pekerjaan Arsitektur Lantai B1 (Basement), Pekerjaan
Arsitektur Lantai Dasar, Pekerjaan Arsitektur Lantai 1 ,Pekerjaan Arsitektur
Lantai 2, Pekerjaan Arsitektur Lantai 3, Pekerjaan Arsitektur Lantai 5,
Pekerjaan Arsitektur Lantai 6,Pekerjaan Arsitektur Lantai 7, Pekerjaan
Arsitektur Lantai 8, Pekerjaan Arsitektur Lantai 9 (Dak), Pekerjaan
Arsitektur Lantai 10 (Dak).
2. Dari hasil analisa percepatan, didapatkan total biaya dan durasi pada
pekerjaan yang dilakukan percepatan dengan penambahan jam kerja yang efisien
durasi 39 minggu dengan penambahan biaya setelah crashing adalah Rp.
734.731.860
5.2 Saran
Dari hasil perencanaan percepatan proyek office sinar jaya dengan metode
penambahan jam kerja penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat
menjadi masukan yang baik dan dapat bermanfaat kedepannya, antara lain :
1. Dalam melakukan perencanaan percepatan proyek perlu diperhatikan data- data
yang akan digunakan dalam perencanaan, usahakan sebelum melakukan
perencanaan, kita sudah mengetahui data-data apa saja dibutuhkan untuk
perencanaan percepatan seperti kurva S, rencana anggaran biaya, harga satuan
upah.
2. Saat melakukan perencanaan percepatan proyek perlu memperhatikan
standar-standar serta aturan dalam melakukan percepatan proyek, maka dari
itu perbanyak referensi dari berbagai macam buku atau jurnal supaya saat
melakukan perencanaan sudah mengetahui standar-standar serta
aturan-aturan dalam melakukan percepatan proyek
3. Dalam melakukan perencanaan diharapkan lebih mengkaji lebih banyak
sumber maupun referensi yang terkait dengan perencanaan percepatan serta
lebih teliti dalam mengolah data yang digunakan agar hasil perencanaan dapat
lebih baik dan lebih lengkap.
6. DAFTAR PUSTAKA
Soeharto,Imam, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga, Jakarta
Santoso, Budi, Manajemen Proyek Konsep & Implementasi. Graha Ilmu, Yogyakarta. Ervianto, Wulfram I, Manajemen Proyek Konstruksi, CV. Andi Offset, Yogyakarta. Muhardi, Manajemen Operasi, PT. Refika Aditama, Bandung.
Husen, Abrar, Manajemen Proyek (Perencanaan, penjadwalan, & pengendalian
proyek) , ANDI, Yogyakarta
Badri, Sofwan, Dasar-dasar Network planning, Rineka Cipta, Jakarta.
Handoko,T,Hani, Manajemen Edisi Kedua, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta
Dannyanti, Eka. (2010). “Optimalisasi Pelaksanaan Proyek dengan Metode PERT dan CPM (Studi Kasus Twin Tower Building Pasca Sarjana Undip)”
Stefanus, Yohanes, Indradi Wijatmika dan Eko Andi Suryo (2017). ”Analisis Percepatan Waktu Penyelesaian Proyek Menggunakan Metode Fast-Track dan Crash Program”
Fitri, Tria Eka. (2019). ” Perencanaan Percepatan Proyek Dengan Metode Penambahan Jam Kerja Menggunakan Microsoft Project (Studi Kasus: Proyek Apartement B Residence Bogor)”