• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Lanskap Kampus

Lanskap merupakan ruang di sekeliling manusia, tempat mereka melakukan aktivitas sehari-hari sehingga menjadi pengalaman yang terus menerus di sepanjang waktu. Simond (1983) menyatakan bahwa lanskap merupakan bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat digolongkan sebagai keindahan (beauty) jika memiliki kesatuan harmoni dalam hubungan antara seluruh komponen pembentuknya dan dikatakan ugliness bila tidak terdapat unsur kesatuan (unity) di antara komponen-komponen pembentuk.

Menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan Propinsi Dati I Bali dengan Universitas Udayana (1989) dari segi skala dan kelengkapan infrastrukturnya sebuah kampus dapat dianggap sebagai sebuah kota tersendiri. Kampus sebagai suatu lingkungan yang lengkap dan merupakan sebuah kota yang mempunyai corak tersendiri, yaitu suatu bentuk kehidupan dengan corak kehidupan ilmiah. Penciptaan kehidupan ilmiah dan kehidupan kemanusiaannya merupakan hal utama sehingga gubahan lanskap dituntut agar mampu menciptakan suasana fungsional ilmiah dan suasana kemanusiaan dengan segala kegiatannya dan lebih lanjut lagi tetap memperhatikan imageability. Imageability atau penggambaran suatu wilayah dijabarkan sebagai keberadaan identitas suatu lanskap kampus, struktur suatu obyek yang satu dengan yang lainnya dalam satu tapak, dan makna suatu obyek yang penting bagi keberadaan lanskap kampus. Hal ini nantinya akan bermanfaat dalam upaya mempertahakan imageability yang sudah baik dari suatu lanskap kampus eksisting.

Secara keseluruhan kampus dikelompokkan menjadi tiga zona, yaitu lingkungan pendidikan (academic zone) sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan ilmiah termasuk kegiatan laboratorium, lingkungan aktivitas (activity

zone) sebagai tempat berlangsungnya komunikasi antara mahasiswa dengan

civitas lainnya dan antar lembaga dan masyarakat dalam bentuk kegiatan sosial budaya dan lingkungan perumahan (residential zone) sebagai tempat tinggal dosen, staf dan asrama mahasiswa.

(2)

Kampus Universitas Indonesia Depok

Salah satu Kampus Utama Universitas (UI) Indonesia terletak di Depok. Kampus ini memiliki luas lahan mencapai 320 hektar dengan atmosfer green

campus. Hal ini disebabkan karena 75% wilayah UI bisa dikatakan adalah area

hijau berwujud hutan kota dimana di dalamnya terdapat 6 danau alam sedangkan 25% lahan lainnya digunakan sebagai sarana akademik, riset dan kemahasiswaan. Hal ini menciptakan nuansa akademik yang tenang dan asri sehingga kita akan merasakan lingkungan yang nyaman dan tenang di tengah taman hutan raya yang hijau di Depok. Luasnya lahan kampus ini memungkinkan UI untuk membangun segenap fasilitas dari fasilitas akademik sampai fasilitas umum dan pendukung. Bangunan-bangunan utama saat ini di dalam kampus yang dijadikan sebagai tempat kegiatan akademik tercermin dalam keberadaan gedung rektorat, gedung-gedung fakultas (ekonomi, hukum, ilmu komputer, kesehatan masyarakat dll) dan perpustakaan pusat yang memiliki karakteristik berbeda satu dengan lainnya.

Secara prestasi, UI dianggap sebagai salah satu universitas utama di Indonesia dengan motto “Universitas Dengan Perspektif Internasional”, kemudian menduduki ranking tertinggi di Indonesia pada peringkat Times Higher Education

Supplement World University Rankings of 2006. UI mendapat ranking 395 di

THES World University Rankings of 2007, diantara 11.000 universitas yang dinilai diseluruh dunia (Anonim 2009). Dengan berbagai reformasi yang dilakukan, pada pertengahan tahun 2009 UI menduduki rangking ke-201 diantara

top university di dunia dan terbaik di Indonesia (Anonim 2009). Aspek lainnya

dari UI adalah sisi kesejarahan. UI merupakan institusi pendidikan tinggi tertua di Indonesia (didirikan tahun 1849) sehingga didalam kampus ini merekam sejarah perkembangan institusi perguruan tinggi sejak jaman Kolonial Belanda hingga saat ini.

Saat ini UI sedang melakukan pengembangan infrastruktur secara intensif untuk meningkatkan kualitas dan kuantitasnya sebagai perguruan tinggi serta mempertahankan reputasinya. Selain itu, diharapkan setiap pengunjung yang datang dengan berbagai keperluan dapat merasa nyaman dalam melakukan kunjungan ke setiap obyek yang ada. Mereka dapat melakukan perpindahan atau

(3)

mobilisasi dari satu obyek ke obyek lain dengan navigasi dari elemen mental map yang terdapat di UI.

Mental Map

Mental map adalah peta gambaran citra mental dari suatu kota atau

wilayah, dimana gambaran tersebut penuh dengan tanda-tanda atau isyarat (Porteous 1977). Selanjutnya dikemukakan fungsi penting dari mental map adalah sebagai sistem navigasi bagi perseorangan untuk bertindak dengan pola aktivitas yang teratur. Menurut Lynch (1960) elemen pokok yang biasa digunakan orang untuk membangun citra mental dari suatu wilayah yaitu:

1. Jalur sirkulasi (paths)

Menurut Purwanto (2001) jalur sirkulasi merupakan jalur yang digunakan manusia ataupun kendaraan dalam melakukan pergerakan dari satu titik ke titik yang dituju. Sebuah kawasan memiliki jaringan jalur utama (major routes) dan jaringan lingkungan (minor routes). Sebuah bangunan memiliki beberapa jalur utama yang digunakan untuk mencapainya dan bergerak darinya. Sebuah jaringan jalan raya kawasan adalah jaringan pathway untuk seluruh kawasan. Kemudian menurut Porteous (1977) paths dapat dianggap sebagai elemen mental map yang paling utama untuk sebagian besar orang, karena dengan mengamati jalur pergerakan seseorang dapat mengamati elemen lainnya dalam sebuah kawasan.

2. Batas wilayah (edges)

Batas wilayah atau edges adalah sesuatu yang memisahkan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya. Sebagai contoh sebuah pemukiman diabatasi oleh sungai, daerah pertokoan yang dibatasi oleh gerbang-gerbang tol, atau pagar lapangan golf yang luas membatasi wilayah perindustrian dengan pemukiman.

3. Bagian wilayah kampus (districts)

Districts adalah wilayah-wilayah homogen yang berbeda dari

wilayah-wilayah lain, berupa wilayah yang dicirikan oleh karakter dan fungsinya yang spesifik, dimana orang dapat memasukinya (Porteous

(4)

1977). Pada wilayah kampus, contoh yang sesuai dari sebuah district adalah lingkungan asrama kampus, area pusat administrasi umum, area pertokoan kampus, dan sebagainya.

4. Pusat aktivitas (nodes)

Nodes adalah titik-titik dimana terdapat pertemuan, seperti

persimpangan atau pusat transportasi. Nodes juga dapat berupa tempat dimana suatu kegiatan dipusatkan, seperti alun-alun, lapangan, pasar, atau taman. Nodes dapat menjadi fokus atau simbol suatu kawasan seperti alun-alun dengan pohon beringinnnya atau persimpangan dengan air mancurnya dan tugunya (Porteous 1977).

5. Mercu tanda (landmark)

Menurut Porteous (1977), landmark adalah rujukan (referensi) yang merupakan tanda-tanda atau petunjuk eksternal bagi para pengamat dan itu dibuat secara tunggal karena mempunyai maksud agar mudah dibedakan secara visual dengan yang lainnya. Selain itu orang tidak masuk kedalamnya untuk melihat tetapi hanya dapat dilihat dari luar. Landmark dapat berupa gedung, patung, tugu jembatan, jalan layang, pohon, penunjuk jalan, lampu hias atau bahkan sungai, gunung dan bentukan lanskap alami yang unik.

Elemen mental map dapat memberikan gambaran yang kuat pada

peninjau, dikenal dengan sebutan imageability. Porteous (1977) menganalisis gambaran sebuah wilayah ke dalam tiga komponen yaitu identitas, struktur dan makna. Identitas (identity) dapat diterapkan dalam satu obyek yang dapat dibedakan dengan obyek yang lainnya atau mempunyai ciri yang unik. Struktur

(structure) berkaitan dengan hubungan suatu obyek dengan obyek yang lain.

Makna (meaning) berkaitan dengan arti atau fungsi dari obyek tersebut.

Menurut Appleyard (1973 diacu dalam Porteous 1977) terdapat empat atribut atau karakter yang menyebabkan suatu obyek imageable yaitu atribut bentuk (form attributes), atribut visibilitas (visibility attributes), atribut penggunaan (use attributes) dan atribut signifikansi (significance). Karakteristik bentuk berhubungan dengan bentuk dimana gerakan yang lembut dapat menjadi

(5)

daya tarik. Karakteristik visual berhubungan dengan titik pandang dan intensitas visual, sedangkan karakteristik penggunaan yaitu dimana suatu wilayah yang digunakan secara intensif merupakan unsur mental map yang dominan.

Menurut Holahan (1982 diacu dalam Purwanto 2001), kemampuan seseorang dalam membentuk mental map dalam dirinya akan berbeda dengan orang lain, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor ;

1. Gaya hidup, gaya hidup seseorang menyebabkan timbulnya selektivitas dan distorsi peta mental. Gaya hidup ini berpengaruh terhadap tempat-tempat yang diketahui dan dikunjunginya. Seseorang yang selalu naik mobil, tidak mengenal rute bis kota.

2. Keakraban dengan lingkungan, semakin kuat seseorang mengenal lingkungan geografisnya semakin luas dan rinci peta mentalnya.

3. Keakraban Sosial, semakin banyak teman bergaul, semakin luas wilayah yang dikunjungi dan semakin banyak ia tahu tentang wilayah-wilayah lainnya, semakin baik pula peta mentalnya.

4. Kelas Sosial, makin terbatas kemampuan seseorang, makin terbatas pula daya geraknya dan makin sempit peta mentalnya.

5. Perbedaan seksual, laki-laki mempunyai peta mental yang lebih baik dan terinci daripada perempuan karena kesempatan pergaulannya dan ruang geraknya juga lebih luas, terlebih dalam masyarakat yang lebih memberi peluang pada kaum pria untuk bergerak dengan berbagai aktivitas.

Dalam penelitian ini akan dilakukan identifikasi elemen-elemen mental

map wilayah Kampus Universitas Indonesia untuk mencari elemen yang imageable berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi imageability suatu

obyek.  

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatnya kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan di tingkat nasional dan daerah, yang.. diukur dari ketersediaan

Bahan kertas yang digunakan untuk sampul menggunakan AC.. Jilid menggunakan teknik

Jenis Rumput tropis lokal yang paling cocok serta murah untuk dipakai di lapangan sepak bola adalah jenis Rumput Zoysia japonica, sebab memiliki beberapa keunggulan

Adanya program evaluasi yang mantap selain bertujuan menemukan kemajuan belajar siswa, juga berguna dalam memberikan umpan balik (feed back) bagi guru-guru

Pada tahun 2016 sendiri terjadi beberapa peristiwa penting yang juga berimbas pada pasar modal, antara lain: pencabutan sanksi ekonomi Iran yang artinya setealah

Dalam konteks pengembangan kota baru, fenomena free riders hadir dalam bentuk perumahan-perumahan skala kecil yang menempel di sekitar kota baru, yang dibangun

Akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perancangan Sistem Informasi Manajemen Jadwal Mata Kuliah Program Studi Teknik Informatika di Universitas

meningkatkan kepuasan dan hasil asuhan sesuai area spesialisnya. Berpartisipasi dalam pengawasan dan telaah intra- dan inter dispilin untuk meningkatkan atau memperbaiki