• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas IV SDN Sumogawe 01 Getasan dengan jumlah siswa 38 pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan Bangun ruang sederhana, dengan menggunakan Model Pembelajaran Matematika Realistik.

4.2 Kondisi Awal

Penelitian ini dilakukan di SD Sumogawe 01 Getasan dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang. Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan mengenai bangun ruang sederhana, ternyata hasilnya kurang memuaskan, padahal guru sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyampaikan materi pelajaran. Begitu juga dengan hasil belajar siswa ketika diberi pra siklus sebelum diadakan proses pembelajaran diperoleh hasil rata-rata 55,78%. Penelitian ini membuktikan bahwa selama ini konsep yang diterima siswa pada pokok bahasan mengenai bangun ruang sederhana belum tercapai. Oleh karena itu, pelaksana penelitian meminta bantuan kepada guru kelas untuk bersama-sama mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran matematika yang telah dipelajari selama ini dikelas.

Berdasarkan nilai hasil pra siklus yang belum mencapai target yang telah dibuat sebelum melakukan penelitian, maka penelitian tindakan kelas diharapkan dapat memberikan terobosan dalam merancang proses pembelajaran dikelas. Dalam penelitian tersebut Peneliti akan menerapkan model pembelajaran matematika realistik, pada materi bangun ruang sederhana.

(2)

4.3. Karakteristik Responden

Pada saat proses pembelajaran berlansung, siswa masih banyak bermain sendiri bahkan menganggu teman yang lagi serius memperhatikan penjelasan guru. Akibatnya pada saat guru memberikan pertanyaan siswa tidak bisa menjawab atau cenderung pasif. Hal lain juga terjadi pada saat kegiatan diskusi kelompok, siswa lebih memilih anggota kelompok masing-masing secara homogen berdasarkan teman yang dianggap dekat sehingga pembagian kelompok tidak bersifat heterogen.

4.4. Pelaksanaan Pra Siklus

Pengumpulan data pra siklus ini lakukan pada Hari Selasa Tanggal 13 Maret 2012 di Sekolah Dasar Negeri Somogawe 01. Kecamatan Getasan , Kabupaten Semarang. penggumpulan data ini dilaksanakan sebelum peneliti dan teman sejawat melakukan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang hendak diajarkan sehingga tes ini menjadi acuan awal peneliti untuk melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran matematika realistik. Pengumpulan data ini menggunakan lembar soal sebayak 20 soal dalam bentuk pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan nantinya dan hasil pengumpulan data pra siklus ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Hasil Belajar Matematika Kelas IV Pra Siklus Nilai Frekuensi Prosentase Keterangan

96-100 - - - 91-95 - - - 86-90 - - - 81-85 - - - 76-80 1 2,6% Tuntas 71-75 - - 66-70 4 10,5% Tuntas 61-65 - - - 56-60 15 39,4 Belum Tuntas ≤55 18 47,3% Belum Tuntas

(3)

Berdasaarkan tabel 4.1 tentang hasil belajar matematika kelas IV pra siklus dapat di ketahui yang tuntas 13.15% atau 5 orang siswa dan 86.84% atau 33 siswa yang belum tuntas sesuai dengan KKM yang ada yaitu 65 nilai yang dianggap tuntas pada materi yang akan diajarkan.

4.4 .1 Hasil Analisis Pra Siklus

Berdasarkan hasil analisis pra siklus maka hasil yang didapatkan bisa dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 4.1 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV pada Pra Siklus Dari grafik di atas, siswa yang mendapat nilai di bawah KKM berjumlah 33 siswa yaitu ≤55 sebanyak 18 siswa dan 56-60 sebanyak 15 siswa.

Sedangakan jumlah siswa yang tuntas yaitu 66-70 sebanyak 4 siswa dan 76-80 sebanyak 1 siswa. Siswa kelas IV berjumlah 38 siswa. Prosentase ketuntasan pada pra siklus ini adalah 13,1%.

4.5 Pelaksanaan Siklus I

Merupakan penerapan tindakan yang mengacu pada tindakan skenario pembelajaran yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

0 5 10 15 20 96-100 91-95 86-90 81-85 76-80 71-75 66-70 61-65 56-60 ≤55 J u m la h S is w a Rentangan Nilai

Pra Siklus

(4)

khususnya kegiatan inti. Siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu pada tanggal 22 dan 24 Maret 2012. Mengacu pada Standar Kompetensi: memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun datar, Kompetensi Dasar: menentukan sifat bangun ruang sederhana dan indikatornya menentukan sifat-sifat bangun ruang.

Pada pertemuan pertama ini guru mengajarkan sifat-sifat bangun ruang sederhana pada pokok bahasan balok dan kubus dan alat peraganya adalah sebuah balok dan kubus yang terbuat dari kertas karton yang dibagikan kepada siswa untuk mengidentifikasi sifat-sifat balok dan kubus dalam kelompok masing, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.serta pada akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok dan menyamakan konsep pembelajaran yang telah dipelajari dan melakukan postest untuk mengukur pemahaman siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Pada saat melakukan pembelajaran guru melakukan lakukan observasi secara langsung dengan manggunakan format observasi yang telah disusun dan melakukan penelitian terhadap hasil tindakan dengan menggunakan format evaluasi yang ada. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru yang bertindak sebagai observer melakukan pengamatan serta perkembangan-perkembangan yang terjadi pada siswa saat mengikuti proses pembelajaran maupun guru dalam menyampaikan materi di kelas.

Pada pertemuan kedua ini guru membahas materi tentang sifat-sifat bangun ruang sederhana dengan pokok bahasan sifat-sifat tabung, kerucut dan bola. Pada saat melakukan pembelajaran guru membagikan alat peraga dari karton berupa tabung, kerucut dan bola kepada masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa untuk mengiidentifikasi sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, sementara guru melakukan lakukan observasi secara langsung dengan manggunakan format observasi yang telah disusun dan melakukan penelitian terhadap hasil tindakan dengan menggunakan format evaluasi yang ada. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru yang bertindak sebagai observer melakukan pengamatan serta perkembangan-perkembangan yang terjadi pada siswa saat mengikuti proses pembelajaran maupun guru dalam menyampaikan

(5)

materi di kelas dan pada akhir diskusi guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan penyamaan konsep dan memberikan posttest untuk mengukur pemahaman siswa selama mengikuti pelajaran di kelas.

Aspek yang diamati pada siswa saat melakukan pembelajaran maupun diskusi adalah keaktifan siswa dalam diskusi kelompok pada saat melakukan kegiatan konstektual.

Aspek yang diamati pada guru adalah sebagai berikut: 1) Mengawali pembelajaran

2) Penyampaian materi

3) Penggunaan metode pembelajaran matematika realistik 4) Pengelompokan siswa dalam kegiatan diskusi

5) Penggunaan alat peraga 6) Pemberian tes/evaluasi 7) Menutup pembelajaran

4.5.1 Hasil Analisis Observasi Siklus I

Observasi terhadap kinerja guru dilakukan pada setiap pertemuan. Hasil analisis observasi kinerja guru pada pertemuan pertama yaitu ada 6 poin pada kategori cukup baik, ada 21 poin pada kategori baik, dan 36 poin pada kategori baik sekali, maka pada pertemuan pertama kinerja guru dikategorikan cukup baik yang berarti masih beberapa aspek observasi kinerja guru yang belum terlaksana secara optimal, pada pertemuan kedua ada 4 poin pada kategori cukup, ada 18 poin pada kategori baik, 48 poin pada baik sekali, maka kinerja guru pada pertemuan kedua dikategorikan baik.

Hasil observasi aktifitas siswa pada pertemuan pertama yaitu ada 2 poin pada kategori kurang baik, ada 4 poin pada kategori cukup, dan ada 12 poin pada kategori baik dan 12 poin pada kategori baik sekali maka pada pertemuan pertama aktifitas siswa dikategorikan baik. Hasil analisis observasi aktifitas siswa pada pertemuan kedua, ada 4 poin pada kategori

(6)

kurang, 15 poin pada kategori cukup, dan 12 pada kategori baik. Maka aktifitas siswa pada pertemuan kedua dikategorikan cukup baik.

4.5.2 Refleksi Siklus I

Pada pertemuan pertama ada 16 siswa yang mencapai KKM yang ditentukan atau sekitar 42,10%. Pada pertemuan kedua ada 23 siswa yang mencapai KKM atau sekitar 60,52%.

Berdasarkan observasi dan analisis hasil postes pada siklus I disetiap pertemuan terdapat 22 siswa yang tuntas dan 16 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I walaupun guru telah melaksanakan pembelajaran matematika realistik, diketahui bahwa masih terdapat beberapa siswa yang tidak mendengarkan penjelasan dari guru pada saat proses pembelajaran berlangsung serta siswa kurang semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi pada siklus I telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu pada kondisi awal berdasarkan pra siklus siswa yaitu 10,15% atau sebanyak 5 dari 38 siswa sesuai KKM yang ditentukan naik menjadi 22 siswa atau 57,89% telah mencapai KKM.

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I, ada 16 siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan, maka akan peneliti perbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agar hasil belajar siswa tercapai secara optimal.

4.5.3 Cara Mengatasi Masalah

1) Setelah selesai pelajaran guru memberikan pengarahan kepada siswa yang dianggap kurang memperhatikan penjelasan guru di kelas pada saat mengikuti pelajaran.

2) Pada saat pembelajran guru memberikan perhatian kepada siswa yang kurang memperhatikan guru menjelaskan dengan memberikan pertnyaan dan Tanya jawab sehingga siswa tersebut merasa di perhatikan oleh

(7)

guru.Guru menentukan sendiri setiap akan melakukan diskusi sehingga pembagian kelompok diharapkan bersifat heterogen.

4.5.4 Identifikasi Siklus I

Berdasarkan hasil tes yang telah di berikan kepada siswa ternyata ketuntasan yang diharapkan peneliti perolehan nilai siswa belum mencapai 80% dari jumlah siswa yang memenuhi KKM yang diharapkan peneliti.

4.5.5. Hasil Analisis Siklus I

Pada siklus I dilakukan penilaian tertulis pada materi pelajaran matematika tentang menyebutkan bangun ruang sederhana beserta sifat-sifatnya maka di peroleh nilai tes formatif siklus I pada tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2

Hasil Penilaian Tes Formatif Pertemuan Siklus I

Berdasarkan tabel 4.2 pada pertemuan pertama siswa yang nilainya memenuhi porsentase ketuntasan 42,10% atau 16 siswa sedangkan siswa yang tidak memenuhi porsentase ketuntasan 57,8% atau 22 siswa. Sedangkan pada pertemuan kedua siswa yang nilainya tuntas 60,52% dan siswa yang tidak tuntas 39,47% atau 15 siswa. Sedangkan jumlah dari kedua

(8)

pertemuan pada siklus I di jumlahkan rata-rata nilai porsentase ketuntasan 57,89% atau 22 siswa yang tuntasa dan 22 siswa yang tidak tuntas. Perbandingan hasil penilaian tes formatif siklus I selama dua kali pertemuan bisa dilihat pada grafik 4.2 dibawah ini:

Grafik 4.2 Hasil Penilaian Tes Formatif Siklus I

Grafik diatas merupakan perbandingan penilaian hasil tes formatif siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan keterangan warna biru untuk siswa yang dinyatakan tuntas dan warna coklat untuk siswa yang tidak tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Sedangkan dibawah ini merupakan grafik jumlah rata-rata nilai siswa setelah nilai disiklus I dari kedua pertemuan di akumulasikan.

0 5 10 15 20 25 1 2 3 4 Ju m la h s is w a Pertemuan

Siklus I

Tuntas Tidak tuntas

(9)

Grafik 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Pada gambar grafik siklus 1 diatas dapat diketahui porsentase ketuntasan setelah nilai kedua pertemuan diakumulasikan, sehingga hasil yang didapat yaitu 57,89% atau 22 orang siswa yang tidak tuntas setelah nilainya diakumulasikan sehingga hasilpun belum meningkat seperti target dan kriteria pada awal penelitian maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.

4.6. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaa siklus II merupakan penerapan tindakan untuk memperbaiki kekurangan pada saat pembelajaran siklus I dengan pembelajaran yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) khususnya kegiatan inti. Siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu pada tanggal 27 dan 29 Maret 2012. Dan acuan pembelajarannya tetap mengikuti Standar Kompetensi: memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun datar, Kompetensi Dasar: Menentukan jaring-jaring balok dan kubus dan indikator pembelajaran mampu menentukan jaring – jaring balok dan kubus, Mampu membuat jaring – jaring balok dan kubus.

Pada pertemuan pertama guru melakukan pembelajaran dengan pokok bahasan menentukan jaring-jaring balok dan kubus. Pada pokok bahasan balok dan kubus, alat peraganya adalah sebuah balok dan kubus yang terbuat dari kertas karton yang telah dipotong-potong sesuai dengan bentuk balok dan kubus untuk dibagikan kepada siswa dalam kelompok kecil untuk menentukan jaring-jaring balok dan kubus, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

0 5 10 15 20 25

tuntas Tidak tuntas

Ju m la h s is w a Ketuntasan

Siklus I

(10)

Pada saat melakukan pembelajaran guru melakukan lakukan observasi secara langsung untuk melihat keaktifan dan kreatifitas siswa pada saat melakukan melakukan diskusi kelompok dengan manggunakan format observasi yang telah disusun serta melakukan penelitian terhadap hasil tindakan dengan menggunakan format evaluasi yang ada. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru yang bertindak sebagai observer melakukan pengamatan serta perkembangan-perkembangan yang terjadi pada siswa saat mengikuti proses pembelajaran maupun mengigatkan siswa yang tidak aktif pada saat diskusi kelompok maupun saat guru memberikan pertanyaan di kelas.

Pada pertemuan kedua ini guru membahas materi tentang sifat-sifat bangun ruang sederhana dengan pokok bahasan membuat jaring-jaring balok dan kubus. Pada saat melakukan pembelajaran guru membagikan alat peraga dari karton kepada kelompok kecil yang telah ditentukan oleh guru untuk masing-masing kelompok untuk diidentifikasi sementara guru melakukan lakukan observasi secara langsung kepada siswa dengan manggunakan format observasi yang telah disusun dan melakukan penelitian terhadap hasil tindakan dengan menggunakan format evaluasi yang ada. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru yang bertindak sebagai observer melakukan pengamatan serta perkembangan-perkembangan yang terjadi pada siswa saat mengikuti proses pembelajaran maupun guru dalam menyampaikan materi di kelas

Aspek yang diamati pada siswa adalah keaktifan siswa yang dapat diamati dengan melihat peran serta siswa dalam diskusi kelompok pada saat melakukan kegiatan konstektual.

4.6.1.Hasil Analisis Observasi Siklus II

Observasi terhadap kinerja guru dilakukan pada setiap pertemuan. Hasil analisis observasi kinerja guru pada pertemuan pertama yaitu ada 27 poin pada kategori baik dan 37 poin pada kategori baik sekali, maka pada pertemuan pertama kinerja guru dikategorikan baik sekali yang berarti masih beberapa aspek observasi kinerja guru yang belum terlaksana secara optimal, pada pertemuan kedua ada 21 poin pada kategori baik dan ada 48

(11)

poin pada kategori sangat baik, maka kinerja guru pada pertemuan kedua dikategorikan sangat baik sekali.

Hasil observasi aktifitas siswa pada pertemuan pertama yaitu ada 18 poin pada kategori baik dan ada 16 poin pada kategori baik sekali, maka pada pertemuan pertama aktifitas siswa dikategorikan baik. Hasil analisis observasi aktifitas siswa pada pertemuan kedua, ada 12 poin pada kategori baik dan 24 poin pada kategori baik sekali, dan 12, Maka aktifitas siswa pada pertemuan kedua dikategorikan sangat baik.

4.6.2. Hasil Analisis Siklus II

Pada siklus II dilakukan penilaian tertulis pada materi pelajaran matematika dengan pokok bahasan menentukan jaring-jaring balok dan kubus serta membuat jaring-jaring balok dan kubus maka di peroleh nilai tes formatif siklus II pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3

Hasil Penilaian Tes Formatif pada Siklus II No. Pencapaian Siklus II Pertemuan I Pertemuan II Jumlah Rata-rata Nilai 1. Jumlah Nilai 2890 3270 3085 2. Nilai rata-rata 73.68 86.05 81.18 3. Nilai Tertinggi 90 100 95 4. Nilai Terendah 60 60 65 5. Siswa Tuntas 30 36 38 6. Siswa Belum Tuntas 8 2 - 7. Prosentase Ketuntasan 78.94% 94.73% 100%

Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa porsentase ketuntasan pertemuan pertama siklus II 78.94% atau 30 siswa sudah mencapai ketuntasan dan 21,05% atau 8 siswa yang tidak tuntas ,oleh karena ketuntasan yang diperoleh belum mencapai ketuntasan yang di targetkan pada awal melakukan penelitaian yaitu 85%, oleh sebab itu dilaksanakanlah

(12)

pertemuan kedua pada siklus II dengan hasil yang diperoleh sangat memuaskan yaitu 94,73% atau 36 orang siswa yang mengalami ketuntasan, dan 5,26% atau 2 orang siswa yang nilainya di bawah kriteria minimal ketuntasan. Dari kedua pertemuan tersebut nilainya di akumulasikan dengan jumlah nilai rata-rata porsentase ketuntasan yaitu 100% mengalami ketuntasan. Perbandingan dari kedua pertemuan diatas dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Grafik 4.4 Hasil Penilaian Tes Formatif Pertemuan Siklus II

Berdasarkan Gambar 4.4 grafik hasil penilaian tes formatif diatas dapat dilihat bahwa peningkatan porsentase ketuntasan sebesar 15,79% dari pertemuan pertama yang dinyatakan tuntas 33 siswa ke pertemuan kedua 36 siswa yang dinyatakan tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah. Untuk melihat prosentase ketuntasan dari siklus II setelah di akumulasi dapat dilihat pada grafik 4.5 dibawah ini:

0 5 10 15 20 25 30 35 40 1 2 3 Ju m la h s is w a Pertemuan

Siklus II

Tuntas Tidak tuntas

(13)

Grafik 4.5 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Gambar grafik diatas merupakan ketuntasan rata-rata nilai siswa setelah nilai kedua pertemuan siklus II di akumulasikan menjadi satu sehingga porsentase ketuntaan menjadi 100% siswa yang dinyatakan tuntas sesuai dengan kriteria minimal ketuntasan seperti yang diharapkan pada awal penelitian.

4.7. Pembahasan

Dari hasil belajar matematika tentang bangun ruang sederhan dengan pokok bahasan menyebutkan contoh bangun ruang sederhana (balok, kubus, tabung, kerucut, dan bola), menyebutkan sifat-sifat bangun ruang balok, kubus, tabung, kerucut, dan bola, Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang sisi tegak (balok, dan kubus) dan bangun ruang sisi lengkung (tabung, kerucut, dan bola). Dan menentukan jaring-jaring balok dan kubus serta membuat jaring-jaring balok dan kubus mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Dengan hasil yang telah didapat maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan teori Freudenthal (Ariyadi Wijaya, 2012).mengunakan model pembelajaran matematika realistik maka diperoleh nilai seperti terlihat pada tabel 4.6 dibawah ini: 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Tuntas Tidak tuntas

J u m la h si sw a Ketuntasan

Siklus II

(14)

Tabel 4.6

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV

No. Pencapaian Pre tes Siklus I Siklus II

1. Jumlah Nilai 2120 2475 3085 2. Nilai Rata-rata 55,78 65.13 81.18 3. Nilai Tertinggi 70 85 95 4. Nilai Terendah 30 50 65 5. Siswa Tuntas 5 22 38 6. Siswa Tidak Tuntas 33 16 - 7. Prosentase Ketuntasan 13,15% 57.89% 100%

Berdasarkan tabel 4.6 porsentase ketuntasan pra siklus yaitu 13,15% dengan nilai rata-rata 55,78 dan pada siklus I porsentase meningkat menjadi 57,89% dengan nilai rata-rata siswa 65,13. Sedangkan pada siklus II porsentase ketuntasan siswa yaitu 100% dari jumlah keseruruhan siswa yang mengikuti pelajaran artinya tidak ada siswa yang tidak tuntas pada siklus II. Untuk lebih jelasnya dilihat pada grafik perbandingan ketuntasan hasil belajar di bawah ini:

Grafik 4.7 Hasil Penilaian tes Formatif Pra Siklus ,Siklus I,dan II 0 10 20 30 40 Ju m la h s is w a

Pre tes Siklus I Siklus II

Perbandingan Ketuntasan Hasil

Belajar Matematika Kelas IV

Tuntas Tidak tuntas

(15)

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data yang kumpulkan selama melaksanakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dua siklus pembelajaran Matematika, menunjukan kemajuan yang sangat berarti dengan bukti:

1) Kenaikan nilai rata-rata siswa pada pra siklus sebelum melakuakan model pembelajaran matematika realistik adalah 55,78%, siklus I dilakukan model pembelajaran matematika realistik ternyata hasilnya belum mencapai target ketuntasan yaitu 65,1%, maka dilaksanakan pembelajaran model matematika realistik pada siklus II dengan hasil yang sangat memuaskan yaitu 81.18% nilai rata-rata yang diperoleh siswa.

2) Kenaikan ketuntasan nilai belajar siswa dari pra siklus 13,15% ( 5 siswa) sebelum melakukan model pembelajaran matematika realistik, melihat porsentase pada pra siklus maka pada siklus I dilakukan pembelajaran matematika realistik sehingga di dapat porsentase yang tuntas 57,89% oleh karena nilai porsentase pada siklus I tidak mencapai nilai ketuntasan minimal dan target yang ingin dicapai pada awal penelitian maka dilaksanakan pembelajaran pada siklus II sehingga memperoleh hasil yang sangat memuaskan karena 100% siswa tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal.

3) Kenaikan prestasi siswa, mulai dari nilai rata-rata kelas pada pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami kenaikan yang sangat memuaskan. Karena hasil yang sangat memuaskan telah dicapai pada siklus II sehingga tidak perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus III.

Dipilihnya model pembelajaran matematika realistik oleh penulis dalam rangka meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa terhadap konsep bangun ruang sederhana sangat sesuai dengan apa yang ditulis oleh Freudenthal (1977) bahwa matematika realistik harus dikaitkan dengan kenyataan, dekat dengan pengalaman anak dan relevan dengan kenyataan .

Melalui model matematika realistik, siswa dapat belajar menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi, atau data yang dikumpulkan melalui pengamatan konstektual terhadap proses pembelajaran matematika realistik

(16)

seperti yang dituturkan Freudenthal bahwa pendekatan matematika realistik adalah siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) ide dan konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa melalui penjelajahan berbagai situasi dan persoalan dunia nyata.

Gambar

Grafik 4.1 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV pada Pra Siklus  Dari grafik di atas, siswa yang mendapat nilai di bawah KKM berjumlah  33 siswa yaitu ≤55 sebanyak 18 siswa dan 56-60 sebanyak 15 siswa
Grafik 4.2 Hasil Penilaian Tes Formatif Siklus I
Grafik 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Grafik 4.4 Hasil Penilaian Tes Formatif Pertemuan Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisa data dan pembahasan dapat diketahui bahwa waktu tunggu angkutan umum di dalam terminal Cikarang untuk AKDP 1 tidak sesuai dengan ketentuan/syarat dari

Selain faktor iklim, faktor- faktor yang dapat memicu terjadinya peningkatan populasi penggerek batang adalah terjadinya perubahan biologi hama, dari yang tadinya

Karakter reaktif dalam diplomasi publik Indonesia terhadap Malaysia ditemukan ketika upaya-upaya yang dilakukan oleh negara dan atau dimensi domestik dalam rangka memelihara

Bahwa terjadi penambahan suara PAN sebanyak 2.669 suara di Dapil Sumatera Barat I yang terjadi di Kota Padang suara PAN bertambah sebanyak 1.336 suara, Kabupaten Pesisir

Gerhana yang terjadi ketika bayangan bulan bergerak menutupi permukaan bumi dan terjadi pada daerah- daerah yang berada di bayangan inti/umbra,sehingga cahaya

Allah Maha Mengetahui yang segala sesuatu yang tampak, yang gaib, tidak terbatas oleh ruang dan waktu,.. Oleh karenanya Allah SWT m emiliki Asmaul

Terdapat kecenderungan, bahwa masalah pertumbuhan anoa yang tidak optimal tersebut disebabkan oleh pakan pucuk yang dikonsumsi anoa mengandung kadar tanin tinggi, yang

Berdasarkan Tabel 9 tersebut dapat dijelaskan berdasarkan jumlah subjek penelitian sebanyak 28 bayi diperoleh nilai korelasi antara lama pemberian ASI dengan peningkatan