• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUASAAN KONSONAN BAHASA CHINA MAHASISWA SASTRA CHINA TINGKAT 1 DAN 4 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUASAAN KONSONAN BAHASA CHINA MAHASISWA SASTRA CHINA TINGKAT 1 DAN 4 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGUASAAN KONSONAN BAHASA CHINA

MAHASISWA SASTRA CHINA TINGKAT 1

DAN 4 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Theresia Yuliana, Yolita Yosuari, Temmy

Universitas Bina Nusantara Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-5327630 theresiayuliana_25@yahoo.com; yolitayosuari@yahoo.co.id; temmy@binus.edu

ABSTRACT

In Chinese language, pronouncation has a very important role. When we study Chinese language, we must learn correct pronouncation. If one of them is not pronounced correctly, it may cause a misunderstanding. This important aspect oftenly not realized by those who study the Chinese language. In this thesis, we want to analyze common problems in learning Chinese consonants on first and fourth year Chinese Department Students. The research methods used was interviewing the first and fourth year Chinese Department Students. The target of the interview are 60 first year students and 40 fourth year students. We hope that this research could help Chinese Department students and lecturers of Universitas Bina Nusantara to better their understanding and avoid the errors.

Keywords : Chinese Consonant, First Year Chinese Department Student, Fourth Year Chinese Department

Student , Mastery

ABSTRAK

Dalam Bahasa China, pelafalan memiliki peranan yang sangat penting. Saat kita mempelajari Bahasa China, kita harus mempelajari pelafalan yang tepat. Jika salah satunya tidak dilafalkan dengan tepat, maka dapat menimbulkan pengertian kata yang salah. Hal inilah yang sering tidak disadari oleh orang-orang yang mempelajari Bahasa China. Di skripsi ini, penulis ingin meneliti permasalahan apa saja yang timbul saat Mahasiswa Sastra China tingkat 1 dan 4 melafalkan huruf konsonan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara kepada Mahasiswa Sastra China tingkat 1 dan 4. Sasaran wawancara adalah Mahasiswa Sastra China tingkat 1 yang berjumlah 60 orang, dan Mahasiswa Sastra China tingkat 4 yang berjumlah 40 orang. Penulis berharap melalui penelitian ini, para pembaca dan Mahasiswa Sastra China Universitas Bina Nusantara kelak tidak akan membuat kesalahan lagi dan agar mereka nantinya lebih bisa melafalkan huruf konsonan dengan baik.

Kata Kunci : Konsonan Bahasa China, Mahasiswa Sastra China Tingkat 1, Mahasiswa Sastra China Tingkat

(2)

2

PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini banyak orang yang tertarik untuk mempelajari Bahasa China dikarenakan Bahasa China sudah menjadi bahasa internasional kedua. Menurut buku “Pelajaran Bahasa Mandarin Modern Tingkat Dasar Jilid 1" terbitan Puspa Swara, Bahasa China adalah bahasa negara China dan Taiwan, yang juga merupakan salah satu bahasa resmi yang dipakai di Forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam skripsi ini penulis memilih tingkat 1 dan tingkat 4 karena penulis ingin mengetahui seberapa dalam pemahaman Mahasiswa Tingkat 1 terhadap pelafalan konsonan dan seberapa besar peningkatan Mahasiswa Tingkat 4 terhadap pelafalan konsonan.

Menurut Chen Chen dan Liao Yi Lin pada jurnalnya yang berjudul “Hanyu he Hanyu Fuyin Duibi yu Hanguo Xuexizhe Hanyu Shengmu Pianwu Fenxi”, dalam proses mempelajari pelafalan bahasa kedua ini, gangguan bahasa ibu merupakan alasan utama penyebab munculnya kesalahan. Terutama ditahap awal, orang yang belajar biasanya dengan alami terbiasa melafalkan pelafalan Bahasa China berdasarkan pelafalan bahasa ibu mereka. Penulis menyadari bahwa kami bukan orang China asli sehingga masih menggunakan bahasa ibu dalam melafalkan pelafalan Bahasa China. Melihat latar belakang ini penulis memilih “Kondisi Penguasaan Konsonan Bahasa Mandarin Mahasiswa Tingkat 1 dan 4 Universitas Bina Nusantara” sebagai topik skripsi.

METODE PENELITIAN

Di dalam menulis skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan mendatangi responden langsung dan melakukan wawancara kepada responden. Responden kami adalah Mahasiswa Sastra China Tingkat 1 dan 4 Universitas Bina Nusantara. Wawancara dilakukan selama bulan Februari awal sampai Maret awal yang bertempat di Kampus Anggrek Universitas Bina Nusantara. Instrumen yang penulis gunakan adalah alat rekam. Cara pengambilan data adalah dengan menyebarkan kertas wawacara mengenai pelafalan yang dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama adalah membaca konsonan tunggal, dan bagian kedua adalah membaca konsonan gabungan. Selama responden membaca, penulis merekam dengan alat rekam. Lalu setelah data terkumpul, penulis mengolah data tersebut dan menganalisis permasalahan dan kesalahannya. Selain itu, penulis mengumpulkan data dari buku, thesis, jurnal dan artikel untuk mendukung penelitian ini. Penulis berharap melalui penelitian ini, para pembaca dan mahasiswa jurusan Sastra China Bina Nusantara University kelak tidak akan membuat kesalahan lagi dan agar mereka nantinya lebih bisa melafalkan huruf konsonan dengan baik.

HASIL DAN BAHASAN

Dan untuk mengetahui permasalahan Mahasiswa Sastra China Universitas Bina Nusantara Tingkat 1 dan 4 dalam melafalkan konsonan, penulis telah membuat sebuah kuisioner yang respondennya adalah para Mahasiswa Sastra China Universitas Bina Nusantara Tingkat 1 dan 4. Di dalam kuisioner tersebut, dibagi menjadi 2 bagian analisis, yaitu : bagian pertama mengenai analisis Kosakata Tunggal dan bagian kedua mengenai analisis Kosakata Gabungan. Sasaran wawancara adalah Mahasiswa Sastra China tingkat 1 yang berjumlah 60 orang, dan Mahasiswa Sastra China tingkat 4 yang berjumlah 40 orang. Untuk menganalisis kuisioner, penulis menggunakan 7 jenis Bagian Pelafalan Konsonan. Dan hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

(3)

3

1. Konsonan Bilabial ( b,p,m )

Tabel 1: Persentase kesalahan Konsonan Bilabial Tunggal(b、p、m) Konsonan

Tunggal

Tingkat 1 Tingkat 4

Jumlah Mahasiswa Persentase Salah Jumlah Mahasiswa Persentase Salah

bo 0 0% 0 0%

po 4 6.7% 0 0%

mo 0 0% 0 0%

Tabel 2 : Analisis kesalahan Konsonan Bilabial Gabungan(b、p、m) Konsonan

Gabungan

Kata Tingkat 1 Tingkat 4

Jumlah Mahasiswa Persentase Salah Jumlah Mahasiswa Persentase Salah

b bānpèi 0 0% 0 1.66% biānpào 0 2 rìběn 0 0 p shānpō 22 22.23% 4 6.66% bānpèi 12 0 biānpào 6 4 m méiyǒu 0 0% 0 0% hàomǎr 0 0

Pada tabel 1 dan 2, kita dapat melihat bahwa mahasiswa tingkat 1 dan mahasiswa tingkat 4 tidak ada masalah terhadap konsonan bahasa china “m”. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat 1 dan 4 sudah menguasai konsonan bahasa china “m”.

Pada tabel 1, mahasiswa tingkat 4 tidak bermasalah terhadap konsonan bahasa china “b”,tapi pada tabel 2 ada 1.66% mahasiswa yang salah dalam melafalkannya, tetapi sebaliknya pada tabel 1 dan 2 mahasiswa tingkat 1 tidak ada masalah dalam melafalkan konsonan bahasa china “b”. Penulis mengira kondisi ini muncul karena mahasiswa tingkat 4 tidak terlalu memperhatikan pelafalan saat melafalkan konsonan. Walaupun presentase kesalahan melafalkan mahasiswa tingkat 4 mencapai 1.66%,tetapi ini bukanlah masalah yang terlalu besar. Maka dari itu bisa dikatakan mahasiswa tingkat 1 dan mahasiswa tingkat 4 sudah bisa menguasai konsonan bahasa china “b”.

Pada tabel 1, presentase kesalahan melafalkan konsonan bahasa china “p” mahasiswa tingkat 1 sebesar 6.7%, tetapi pada tabel 2 presentase kesalahan sebesar 23.23%. Sedangkan pada tabel 1 mahasiswa tingkat 4 tidak ada masalah dalam melafalkan konsonan bahasa china “p” , namun pada tabel 2 masih ada 6.66% mahasiswa yang salah dalam melafalkannya, tetapi presentase kesalahannya lebih rendah dbandingkan dengan mahasiswa tingkat 1.

2. Konsonan Labiodental ( f )

Tabel 3: Persentase kesalahan Konsonan Labiodental Tunggal(f ) Konsonan

Tunggal

Tingkat 1 Tingkat 4

(4)

4

fo 4 6.7% 0 0%

Tabel 4 : Analisis kesalahan Konsonan Labiodental Gabungan(b、p、m) Konsonan

Gabungan Kata

Tingkat 1 Tingkat 4

Jumlah Mahasiswa Persentase Salah Jumlah Mahasiswa Persentase Salah

f fēijī 0 0% 0 0%

Pada tabel 3 dan 4, kita bisa melihat bahwa mahasiswa tingkat 4 tidak ada masalah saat melafalkan konsonan bahasa china “f”, tetapi ada 6.7% mahasiswa tingkat 1 yang salah dalam melafalkannya. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat 4 sudah mengusai konsonan bahasa china “f” dibandingkan mahasiswa tingkat 1.

3. Konsonan Apikodental (z,c,s)

Tabel 5: Persentase kesalahan Konsonan Apikodental Tunggal (z,c,s) Konsonan

Tunggal

Tingkat 1 Tingkat 4

Jumlah Mahasiswa Persentase Salah Jumlah Mahasiswa Persentase Salah

zi 4 6.7% 6 15%

ci 20 33.3% 8 20%

si 16 26.7% 6 15%

Tabel 6 : Analisis kesalahan Konsonan Apikodental Gabungan (z,c,s) Konsonan

Gabungan

Kata Tingkat 1 Tingkat 4

Jumlah Mahasiswa Persentase Salah Jumlah Mahasiswa Persentase Salah

z cāozòng 40 33.3% 2 1.66% chuàngzào 12 0 zǒulù 8 0 c hèngcè 42 72.2% 14 31.66% cāozòng 38 8 cíchàng 50 16 s sàngshì 0 0% 0 0%

Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa presentase kesalahan mahasiswa tingkat 1 saat melafalkan konsonan bahasa china “z” sebesar 6.7%, tetapi pada tabel 6 presentase kesalahan sebesar 33.3%. Sedangkan pada tabel 5 presentase kesalahan mahasiswa tingkat 4 saat melafalkan konsonan bahasa china “z” sebesar 15%, dan pada tabel 6 presentase kesalahannya sebesar 1.66%. Permasalahan mahasiswa tingkat 4 dan tingkat 1 sama. Ada beberapa mahasiswa melafalkan konsonan bahasa china “z” menjadi konsonan “zh [ʈʈ]”, ada juga beberapa mahasiswa melafalkannya menjadi konsonan “c[ʈʈ]”.

Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa presentase kesalahan mahasiswa tingkat 1 saat melafalkan konsonan bahasa china “c” sebesar 33.3%, tetapi pada tabel 6 presentase kesalahan sebesar 72.2%. Sedangkan pada tabel 5 presentase kesalahan mahgasiswa tingkat 4 saat melafalkan konsonan bahasa china “c” sebesar 20%, dan pada tabel 6 presentase kesalahannya sebesar 31.66%. Permasalahan mahasiswa tingkat 4 dan tingkat 1 sama. Ada beberapa mahasiswa melafalkan konsonan bahasa china

(5)

5

“c” menjadi konsonan “ch[ʈʈʈ]”, ada juga beberapa mahasiswa melafalkannya menjadi konsonan “z[ʈ]”, dan ada juga beberapa mahasiswa melafalkannya menjadi konsonan“j[ʈ]”.

Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa presentase kesalahan mahasiswa tingkat 1 saat melafalkan konsonan bahasa china “s” sebesar 26.7%, tetapi pada tabel 6 tidak ada masalah dalam melafalkannya. Sedangkan pada tabel 5 presentase kesalahan mahasiswa tingkat 4 saat melafalkan konsonan bahasa china “s” sebesar 15%, dan pada tabel 6 tidak ada masalah dalam melafalkannya. Permasalahan mahasiswa tingkat 4 dan tingkat 1 sama. Ada beberapa mahasiswa melafalkan konsonan bahasa china “s” menjadi konsonan “sh[ʈ]”, ada juga beberapa mahasiswa melafalkannya menjadi konsonan “x[ʈ]”, dan ada juga beberapa mahasiswa melafalkannya menjadi konsonan“j[ʈ]”.

4. Konsonan Apikoalveolar ( d,t,n,l )

Tabel 7: Persentase kesalahan Konsonan Apikoalveolar Tunggal ( d,t,n,l ) Konsonan

Tunggal

Tingkat 1 Tingkat 4

Jumlah Mahasiswa Persentase Salah Jumlah Mahasiswa Persentase Salah

de 0 0% 0 0%

te 8 13.3% 0 0%

ne 0 0% 0 0%

le 0 0% 0 0%

Tabel 8 : Analisis kesalahan Konsonan Apikoalveolar Gabungan ( d,t,n,l ) Konsonan

Gabungan

Kata Tingkat 1 Tingkat 4

Jumlah Mahasiswa Persentase Salah Jumlah Mahasiswa Persentase Salah

d dìtú 0 2.23% 0 0% dōngtiān 4 0 dàlóu 0 0 t dìtú 4 8.9% 0 1.67% dōngtiān 8 2 kètīng 4 0 n xiǎoniǎor 0 0% 0 0% rènào 0 0 l liànxí 0 0% 0 0% zǒulù 0 0 dàlóu 0 0 lǚyóu 0 0 lǎorén 0 0 rèliè 0 0

Pada tabel 7 dan 8 kita dapat melihat bahwa mahasisa tingkat 1 dan tingkat 4 tidak ada masalah terhadap konsonan bahasa china “n”dan“l”. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat 1 dan tingkat 4 sudah menguasai konsonan bahasa china “n”dan“l”dengan baik.

Mahasiswa tingkat 4 tidak ada masalah terhadap konsonan bahasa china “d”, tetapi pada mahasiswa tingkat 1 presentase kesalahan dalam melafalkan konsonan bahasa china “d” sebesar 2.23%. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat 4 sudah menguasai konsonan bahasa china “d” dibandingkan dengan mahasiswa tingkat 1.

Pada tabel 7 dan 8 ada 1.67% mahasiswa tingkat 4 yang masih salah dalam melafalkan konsonan bahasa china”t”, tetapi pada mahasiswa tingkat 1 presentase kesalahannya sebesar 8.9%. Setelah di

(6)

6

tingkat 4, mahasiswa umumnya masih ada kesalahan dalam pelafalan konsonan bahasa china, tetapi dibandingkan dengan mahasiswa tingkat 1 presentase kesalahannya lebih rendah.

5. Konsonan Apikopalatal (zh, ch, sh, r )

Tabel 9: Persentase kesalahan Konsonan Apikopalatal Tunggal (zh, ch, sh, r )

KonsonanTunggal

Tingkat 1 Tingkat 4

Jumlah Mahasiswa Persentase Salah Jumlah Mahasiswa Persentase Salah

zhi 38 63.3% 30 75%

chi 29 48.3% 30 75%

shi 34 56.7% 30 75%

ri 33 55% 8 20%

Tabel 10 : Analisis kesalahan Konsonan Apikopalatal Gabungan (zh, ch, sh, r ) Konsonan

Gabungan Kata

Tingkat 1 Tingkat 4

Jumlah Mahasiswa Persentase Salah Jumlah Mahasiswa Persentase Salah

zh zhēnqiǎo 20 31.1% 6 10% chénzhòng 8 0 chángzhēng 24 6 ch chuàngzào 16 31.98% 6 11% chénzhòng 20 4 chángzhēng 20 6 cíchàng 8 2 chūqu 32 4 sh shānpō 16 21.67% 2 1.25% shìgù 4 0 sàngshì 24 0 gùshì 8 0 r lǎorén 15 5 29.37% rìběn 12 30% 15 rèliè 15 12 rènào 30 15

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa presentase kesalahan mahasiswa tingkat 1 saat melafalkan konsonan bahasa china “zh” sebesar 63.3%, tetapi pada tabel 10 presentase kesalahan sebesar 31.1%. Sedangkan pada tabel 9 presentase kesalahan mahasiswa tingkat 4 saat melafalkan konsonan bahasa china “zh” sebesar 75%, dan pada tabel 10 presentase kesalahannya sebesar 10%. Permasalahan mahasiswa tingkat 4 dan tingkat 1 sama. Ada beberapa mahasiswa melafalkan konsonan bahasa china “zh” menjadi konsonan “z[ʈ]”, ada juga beberapa mahasiswa melafalkannya menjadi konsonan “c[ʈʈ]”, ada juga beberapa mahasiswa melafalkannya menjadi konsonan “ch [ʈʈʈ]”, dan ada juga beberapa mahasiswa melafalkannya menjadi konsonan “j[ʈ]”.

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa presentase kesalahan mahasiswa tingkat 1 saat melafalkan konsonan bahasa china “ch” sebesar 48.3%, tetapi pada tabel 10 presentase kesalahan sebesar 31.98%. Sedangkan pada tabel 9 presentase kesalahan mahasiswa tingkat 4 saat melafalkan konsonan bahasa

(7)

7

china “ch” sebesar 75%, dan pada tabel 10 presentase kesalahannya sebesar 11%. Permasalahan mahasiswa tingkat 4 dan tingkat 1 sama. Ada beberapa mahasiswa melafalkan konsonan bahasa china “ch” menjadi konsonan “zh[ʈʈ]”, ada juga beberapa mahasiswa melafalkannya menjadi konsonan “z[ʈ]”, dan ada juga beberapa mahasiswa melafalkannya menjadi konsonan “c[ʈʈ]”.

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa presentase kesalahan mahasiswa tingkat 1 saat melafalkan konsonan bahasa china “sh” sebesar 56.7%, tetapi pada tabel 10 presentase kesalahan sebesar 21.67%. Sedangkan pada tabel 9 presentase kesalahan mahasiswa tingkat 4 saat melafalkan konsonan bahasa china “sh” sebesar 75%, dan pada tabel 10 presentase kesalahannya sebesar 1.25%. Permasalahan mahasiswa tingkat 4 dan tingkat 1 sama. Ada beberapa mahasiswa melafalkan konsonan bahasa china “sh” menjadi konsonan “s[s]”.

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa presentase kesalahan mahasiswa tingkat 1 saat melafalkan konsonan bahasa china “r” sebesar 55%, tetapi pada tabel 10 presentase kesalahan sebesar 30%. Sedangkan pada tabel 9 presentase kesalahan mahasiswa tingkat 4 saat melafalkan konsonan bahasa china “r” sebesar 20%, dan pada tabel 10 presentase kesalahannya sebesar 29.37%. Permasalahan mahasiswa tingkat 4 dan tingkat 1 sama. Ada beberapa mahasiswa melafalkan konsonan bahasa china “r” tidak begitu jelas dan pita suara tidak bergetar.

6. Konsonan Laminopalatal (j,q ,x )

Tabel 11: Persentase kesalahan Konsonan Laminopalatal Tunggal (j,q ,x ) Konsonan

Tunggal

Tingkat 1 Tingkat 4

Jumlah Mahasiswa Persentase Salah Jumlah Mahasiswa Persentase Salah

j 0 0% 0 0%

q 8 13.3% 6 15%

x 4 6.7% 0 0%

Tabel 12 : Analisis kesalahan Konsonan Laminopalatal Gabungan (j,q ,x ) Konsonan

Gabungan Kata

Tingkat 1 Tingkat 4

Jumlah Mahasiswa Persentase Salah Jumlah Mahasiswa Persentase Salah

j fēijī 0 0% 0 0% jiāxiāng 0 0 q zhēnqiǎo 9 12.5% 6 12.5% chūqu 6 4 x jiāxiāng 0 8.9% 0 0% xiǎoniǎor 4 0 liànxí 12 0

Pada tabel 11 dan 12 dapat di lihat bahwa mahasiswa tingkat 1 dan tingkat 4 tidak ada masalah dalam melafalkan konsonan bahasa china “j”. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat 1 dan tingkat 4 sudah menguasai konsonan bahasa china “j”.

Pada tabel 11 dapat dilihat bahwa presentase kesalahan mahasiswa tingkat 1 saat melafalkan konsonan bahasa china “q” sebesar 13.3%, tetapi pada tabel 12 presentase kesalahan sebesar 12.5%. Sedangkan pada tabel 11 presentase kesalahan mahasiswa tingkat 4 saat melafalkan konsonan bahasa china “q” sebesar 15%, dan pada tabel 12 presentase kesalahannya sebesar 12.5%. Permasalahan mahasiswa tingkat 4 dan tingkat 1 sama. Ada beberapa mahasiswa melafalkan konsonan bahasa china “q” menjadi konsonan “j[ʈ]”, dan ada juga beberapa mahasiswa melafalkannya menjadi konsonan “x[ʈ]”.

Pada tabel 11 dapat dilihat bahwa presentase kesalahan mahasiswa tingkat 1 saat melafalkan konsonan bahasa china “x” sebesar 6.7%, tetapi pada tabel 12 presentase kesalahan sebesar 8.9%.

(8)

8

Sedangkan pada tingkat 4 tidak ada masalah dalam melafalkan konsonan bahasa china “x” . Ini menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat 4 sudah menguasai konsonan bahasa china “x” dibandingkan dengan mahasiswa tingkat 1.

7. Konsonan Dorsovelar ( g, k, h )

Tabel 13: Persentase kesalahan Konsonan Dorsovelar Tunggal ( g, k, h ) Konsonan

Tunggal

Tingkat 1 Tingkat 4

Jumlah Mahasiswa Persentase Salah Jumlah Mahasiswa Persentase Salah

g 0 0% 0 0%

k 4 6.7% 0 0%

h 0 0% 0 0%

Tabel 14 : Analisis kesalahan Konsonan Dorsovelar Gabungan ( g, k, h ) Konsonan

Gabungan

Kata Tingkat 1 Tingkat 4

Persentase Benar Persentase Salah Persentase Benar Persentase Salah

g shìgù 0 0% 0 0% gùshì 0 0 k yǒukòngr 20 26.65% 0 2.5% kètīng 12 2 h hèngcè 4 3.35% 2 2.5% hàomǎr 0 0

Pada tabel 13 dan 14 dapat di lihat bahwa mahasiswa tingkat 1 dan tingkat 4 tidak ada masalah dalam melafalkan konsonan bahasa china “g”. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat 1 dan tingkat 4 sudah menguasai konsonan bahasa china “g”.

Pada tabel 13 dapat dilihat bahwa presentase kesalahan mahasiswa tingkat 1 saat melafalkan konsonan bahasa china “k” sebesar 6.7%, dan pada tabel 14 presentase kesalahan sebesar 26.65%. Sedangkan pada tabel 13 mahasiswa tingkat 4 tidak ada masalah, sedangkan pada tabel 14 presentase kesalahannya sebesar 2.5%. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat 4 lebih menguasai konsonan bahasa china “k” dibandingkan dengan mahasiswa tingkat 1.

Pada tabel 13 dapat dilihat bahwa mahasiswa tingkat 1 tidak ada masalah saat melafalkan konsonan bahasa china “h” , tetapi pada tabel 14 presentase kesalahan sebesar 3.35%. Sedangkan pada tabel 13 mahasiswa tingkat 4 tidak ada masalah, sedangkan pada tabel 14 presentase kesalahannya sebesar 2.5%. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat 4 lebih menguasai konsonan bahasa china “h” dibandingkan dengan mahasiswa tingkat 1.

(9)

9

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman Mahasiswa Sastra China Tingkat 1 dan Tingkat 4 Universitas Bina Nusantara terhadap Konsonan Bahasa China dapat dibagi menjadi 3 :

1. Konsonan Bahasa China yang tidak menerima pengaruh dari bahasa ibu, yaitu “m”, “f”, “n”, “l”, “h”, “s” dan “r”. Penyebab utama timbulnya masalah ini karena di bahasa indonesia juga ada konsonan seperti ini, maka dari itu mahasiswa tingkat 1 dan tingkat 4 dalam melafalkan konsonan ini tidak ada masalah.

2. Konsonan Bahasa China yang menerima pengaruh dari bahasa ibu, yaitu “b”, “p”, “d”, “t”, “g”, “k”, “j”, “q”, “x”, “z” dan “c”。Penyebab utama timbulnya masalah ini karena walaupun di bahasa indonesia juga ada konsonan seperti ini,tetapi tidak sama dengan cara melafalkan konsonan bahasa china. Maka dari itu mahasiswa harus lebih memperhatikan dalam melafalkan konsonan bahasa china ini.

3. Konsonan bahasa China yang tidak ada di dalam Bahasa Indonesia, yaitu “zh”, “ch” dan “sh”。 Penyebab utama munculnya masalah ini karena di bahasa indonesia tidak ada konsonan seperti ini, maka dari itu mahasiswa masih sulit dalam melafalkan konsonan bahasa china ini.

Mereka menganggap hanya dengan bisa membaca hanzi sudah cukup, tidak menitikberatkan pelafalan apakah sudah tepat. Hal ini dikarenakan mahasiswa saat dikelas merasa ada tekanan, terus menerus menganggap sangat sulit untuk mempelajari hanzi, mengabaikan pengetahuan dasar pelafalan, sehingga menyebabkan pemahaman pelafalan tidak memadai, maka pada saat mereka melafalkan konsonan menimbulkan kesalahan.

Untuk menyelesaikan permasalahan dan mencegah permasalahan ini terulang kembali, penulis mengusulkan beberapa ide pembelajaran. Setiap murid seharusnya memiliki rasa tanggung jawab, mempunyai sikap belajar yang aktif, jika ada pelafalan konsonan yang tidak dimengerti langsung berinisiatif bertanya kepada guru atau teman. Pada saat guru menerangkan pelajaran, khususnya pada tingkat dasar, guru terlebih dahulu membaca, kemudian murid mengikuti, bukan guru yang membaca dan murid hanya mendengarkan dan tidak mengikuti, atau guru tidak memimpin membaca dan membiarkan murid membaca pelajaran sendiri, jika murid salah membaca, guru memberikan pembenaran cara pelafalan yang tepat. Penulis menganggap cara ini dapat mengurangi kesalahan pelafalan konsonan bahasa china.

Penulis sangat berharap ide cara pembelajaran diatas dapat menjadi pedoman pembelajaran, mahasiswa pun bisa lebih menguasai pengetahuan dasar pelafalan, juga dapat mencegah terjadinya kesalahan yang sama di masa depan.

(10)

10

REFERENSI

[1] 曹文·汉语语音教程·北京:北京语言大学出版社,2001. [2] 李明、石佩雯·汉语普通话语音辩正·北京语言文化大学,1985. [3] 黄伯荣;廖序东·现代汉语上册·北京:高等教育出版社,2006. [4] 杨寄洲·汉语教程·第一册上·北京:北京语言大学出版社,1999. [5] 胡 波、杨雪梅·汉语听力教程第一册·北京语言大学出版社,1998. [6] 李林·标准汉语拼音·中国国际出版集团,2005. [7] 马箭飞·长城汉语·北京语言大学出版社,2006. [8] 赵金铭·语音研究与对外汉语教学·北京语言文化大学出版社,1998. [9] 康玉华;来思平·汉语会话 301 句·北京语言大学出版社,2005. [10]杨寄洲·汉语教程·第一册·上·北京:北京语言大学出版社,2007. [11] 杨美玲·汉语拼音入门·Tangerang: SD Perguruan Setia Bhakti.

[12]陈晨、廖一霖.汉语和韩语辅音对比与韩国学习者汉语声母偏误分析[J].海外华文教育季 刊,2008,49.(4)

[13] 刘富华·语言学通论·北京:北京语言大学出版社,2009.

[14] C. Haryono, I. (2000). Bahasa China Tingkat Dasar. Jakarta : Universitas Dharma Persada.

[15] Natalia, Irene. (2008). Analisa Pemahaman dan Kesalahan Penggunaan Kata Bantu “You” dan “zai”

Pada Mahasiswa Jurusan Sastra China Universitas Bina Nusantara (Skripsi S1). Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

[16] Sarwono,Jonathan.(2006).Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Graha Ilmu.

[17] Tiong Hwat, Tan. ( 2001 ). Pelajaran Bahasa Mandarin Modern Tingkat Dasar Jilid 1. Cirebon : Puspa Swara. Hal 1

Gambar

Tabel 1: Persentase kesalahan Konsonan Bilabial Tunggal (b、p、m)
Tabel 5: Persentase kesalahan Konsonan Apikodental Tunggal (z,c,s)  Konsonan
Tabel 7: Persentase kesalahan Konsonan Apikoalveolar Tunggal ( d,t,n,l )  Konsonan
Tabel 11: Persentase kesalahan Konsonan Laminopalatal Tunggal  (j,q ,x )  Konsonan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian, orangtua di desa Pempen Kecamatan Gunung Pelindung Kabupaten Lampung Timur telah melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban untuk mendidik

Berdasarkan uji koefisien determinasi diperoleh nilai R 2 sebesar 0,7926 atau 79,26 persen, itu artinya variabel independen ( kurs , inflasi dan PDB) mampu menjelaskan

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di BRI Syariah KCP Purwodadi dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaan manajemen risiko layanan BRIS Online,

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada faktor permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja serta hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola

Stator merupakan bagian dari motor yang tidak bergerak (stasioner/statis). Stator berupa kumparan yang dialiri dengan arus bolak- balik untuk menghasilkan medan magnet

Namun tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Swastyastu dkk (2014) yang menyatakan bahwa current ratio tidak berpengaruh positif signifikan

Pada Agustus 2017, sebanyak 329 ribu orang (21,37 persen) bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu, sedangkan penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja 35 jam