• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 PULAU PUNJUNG

KABUPATEN DHARMASRAYA Angelia1, Suheni2, Mori Dianto2 1

Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatra Barat 2

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatra Barat

Angeliaa884@gmail.com

ABSTRACT

This study is based on the moral behavior of students who are not good and not in accordance with prevailing norms such as, the existence of students who speak less polite to the teacher, the students who talk dirty with peers and the existence of students who smoke in the back stall school. The purpose of this study is to describe factors that influence the moral development of learners seen from: (1) cognitive factors, (2) emotional factors, (3) personality factors, (4) situational factors. Based on the results of data analysis that has been done revealed that: generally the factors that influence the moral development of learners are in the category quite a lot of 68 people (71.6%) and specifically 1) factors that affect the moral development of learners seen from cognitive factors are on category enough 48 people (50,5%), 2) factors influencing moral development of learners seen from the emotional factors are in the category enough 53 people (55,7%), 3) factors influencing moral development of learners seen from personality factors are in the category of quite a lot of 72 people (75.8%), 4) factors that influence the moral development of learners seen from situational factors are in the category quite a lot of 37 people (38.9%). Factors affecting this moral development need to be increased again especially by the teacher BK in the provision of services to help learners who experience a crisis on moral development.

Keyword: Moral, Development PENDAHULUAN

Pendidikan harus dilihat mulai dari proses awal sampai proses berakhir. Asumsi dasar pendidikan tersebut memandang pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya yang

berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan harus mendorong manusia untuk mengubah kehidupannya ke arah yang lebih baik, mengembangkan kepercayaan diri sendiri, mengembangkan rasa ingin tahu serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya

(2)

sepanjang hayat. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya proses pendidikan, lembaga pendidikan formal bagi peserta didik untuk memperoleh pendidikan dan tempat menimba ilmu pengetahuan. Selain itu, sekolah juga merupakan tempat membentuk perilaku moral peserta didik.

Pada umumnya permasalahan yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah permasalahan yang berkaitan dengan perilaku moralnya. Hal ini merupakan salah satu perilaku moral yang menyimpang dari yang

seharusnya. Moral peserta didik saat ini sudah berada pada titik mengkhawatirkan.

Sejalan dengan hal tersebut Desmita (2012:205) menerangkan, “Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis, dan menghindari konflik-konfilk peran yang selalu terjadi dalam masa transisi”. Moral merupakan bahagian dari nilai kehidupan manusia, nilai kemanusiaan itu senidiri merupakan bahagian dari kebudayaan. Kebudayaan mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, adat dan kebiasaan manusia sebagai anggota masyarakat.

Moral adalah seperangkat aturan yang mengatur tingkah laku manusia yang dikategorikan benar atau salah, baik atau buruk. Contoh dari amoral adalah pelecehan seksual, mencuri, penipuan, pornografi, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Dalam diri seseorang yang mempunyai moral yang matang selalu ada rasa bersalah

(3)

dan malu. Namun, rasa bersalah berperan lebih penting dari rasa malu dalam mengendalikan perilaku apabila pengendalian lahiriah tidak ada sehingga terjadilah tindakan amoral. Hanya sedikit peserta didik yang demikian sehingga remaja tidak dapat disebut secara tepat orang yang “matang secara moral”. Rahman (2013:188) mengemukakan “Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku moral, yaitu faktor kognitif, faktor Emosi, Faktor kepribadian, dan faktor situasional”.

Menurunnya nilai moral peserta didik menyebabkan peserta didik tidak takut untuk melakukan kesalahan-kesalahan atau melanggar aturan yang ada di sekolah seperti: bicara tidak sopan kepada guru atau orang yang lebih tua, berpacaran di sekolah dengan lawan jenis, berbohong, cabut pada jam pelajaran sekolah untuk pergi ke warnet dan bicara kotor. Kejadian ini sering terjadi pada peserta didik yang mulai beranjak menuju dewasa awal. Hal seperti ini tidak hanya meresahkan guru-guru, masyarakat bahkan orang tua sering mengeluh ke

sekolah, merasa bahwa anak-anak mereka kurang diawasi di sekolah padahal ini semua bukanlah tugas dari guru-guru di sekolah, namun ini dapat terjadi karena kurangnya kontrol diri peserta didik dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada. Kejadian semacam itu juga menjadi tanggung jawab dari guru BK untuk membentuk perilaku moral peserta didik.

Dari hasil pengamatan di SMP Negeri 1 Pulau Punjung pada saat melakukan Praktek Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Sekolah (PLBK-S) yang dimulai dari tanggal 1 Agustus 2016 peneliti melihat adanya peserta didik yang membuang sampah sembarangan, adanya peserta didik yang menyalin jawaban teman saat diberikan latihan di sekolah, adanya peserta didik yang berbicara kurang sopan terhadap guru, adanya peserta didik yang sengaja terlambat datang ke sekolah, adanya peserta didik yang berpacaran sepulang sekolah, adanya peserta didik yang berbicara kotor dengan teman sebaya, adanya peserta didik yang

(4)

merokok pada jam pelajaran di warung belakang sekolah, adanya peserta didik yang cabut dan pergi ke warnet pada jam pelajaran, adanya peserta didik yang tidak shalat pada waktu shalat dzuhur di mushola.

Jika hal ini dibiarkan akan menimbulkan dampak negatif bagi peserta didik, bahkan dapat mempengaruhi terhadap kehidupan ke depannya. Melihat permasalahan yang terjadi, peneliti perlu melakukan penelitian mengenai “Faktor yang

mempengaruhi perkembangan

moral peserta didik di SMP Negeri 1

Pulau Punjung Kabupaten

Dharmasraya”.

Berdasarkan identifikasi masalah, rumusan dan tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik dilihat dari faktor kognitif. 2. Faktor yang mempengaruhi

perkembangan moral peserta didik dilihat dari faktor emosi. 3. Faktor yang mempengaruhi

perkembangan moral peserta

didik dilihat dari faktor kepribadian.

4. Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik dilihat dari faktor situasional.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya?”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 13 sampai 30 Juli 2017, penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Pemilihan sekolah ini sebagai tempat dilaksanakan penelitian tentang “Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Peserta Didik Di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya” karena sekolah ini merupakan sekolah tempat peneliti melakukan praktek lapangan dan penelitian dilaksanakan di sekolah tersebut.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya, akan dipaparkan pembahasan hasil penelitian yang meliputi: secara umum faktor yang mempengaruhi perkembangan moral, sedangkan secara khusus 1) faktor kognitif, 2) faktor emosi, 3) faktor kepribadian, 4) faktor situasional, pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Faktor yang Mempengaruhi

Perkembangan Moral Peserta Didik Secara Umum

Secara umum gambaran faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya berada pada kategori banyak sebanyak 5 orang (5,2%), cukup banyak sebanyak 68 orang (71,6%), sedikit sebanyak 21 orang (22,1%), dan sangat sedikit sebanyak 1 orang (1,1%). Dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai faktor

yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik berkategori cukup banyak.

Menurut Santrock (Desmita, 2011:258) “Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan konvensi mengeni apa yang seharusnya dilakukan manusia dalam interaksinya dengan orang lain “Mores” yang berarti tata cara kebiasaan adat dan perilaku sikap moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial, yang dikembangkan oleh konsep moral, yang dimaksud dengan perilaku moral adalah peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Perilaku moral inilah yang akan menentukan pola perilaku yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik secara umum berada pada kategori cukup

(6)

banyak, dalam penelitian ini bahwa peserta didik memiliki perkembangan moral yang cukup banyak, tapi juga ada beberapa orang peserta didik yang memiliki perkembangan moral yang banyak, sedikit dan bahkan sangat sedikit. Dalam hal ini guru BK sangat perlu mempertajam lagi dalam pemberian layanan tentang perilaku moral agar kelakuan, tabiat, watak, serta aktivitas atau kegiatan peserta didik yang dilakukan secara sadar sebagai implikasi, pemahaman dari nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

2. Secara Khusus a. Faktor kognitif

Deskripsi faktor perkembangan moral peserta didik dilihat dari faktor kognitif yang berada pada kategori sangat banyak 1 orang (1,1%), banyak sebanyak 24 orang (25,3%), cukup banyak sebanyak 48 orang (50,5%), sedikit

sebanyak 18 orang (18,9%), dan sangat sedikit sebanyak 4 orang (4,2%). Dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik berkategori cukup banyak. Jika kondisi ini dibiarkan akan berdampak buruk bagi perkembangan moral peserta didik. Peserta didik dapat menjadi pribadi yang tidak baik dan akan mengalami masalah dengan perkembangan moralnya.

Hasil dari faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dilihat dari faktor kognitif digolongkan pada kategori cukup banyak, hal ini juga ditemukan peneliti yang dilihat dari item pernyataan yang diisi oleh peserta didik mengenai faktor kognitif, terungkap banyaknya peserta

(7)

didik yang belum mengetahui bahwa pacaran itu tidak baik. Hal seperti ini akan dapat menganggu perkembangan moral peserta didik jika dilihat dari faktor kognitif. Terlebih lagi peserta didik yang dimaksud peneliti di sini adalah peserta didik yang tergolong pada remaja awal.

Menurut Kohlberg (Hurlock, 2005:225), “Tahap perkembangan moral kedua moralitas pascakonvensional (postconventional morallity) harus dicapai selama masa remaja”. Seseorang dikatakan bermoral apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik dilihat dari faktor kognitif berada pada kategori cukup banyak, tetapi juga ada beberapa

orang peserta didik yang memiliki perkembangan moral pada faktor kognitif sangat banyak, sedikit dan bahkan juga ada pada kategori sangat sedikit. Dalam hal ini guru BK sangat perlu mempertajam lagi dalam pemberian layanan tentang perkembangan moral agar kelakuan, tabiat, watak, serta aktivitas atau kegiatan peserta didik yang dilakukan secara sadar sebagai implikasi, pemahaman dari nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

b. Faktor Emosi

Deskripsi faktor perkembangan moral peserta didik dilihat dari faktor emosi berada pada kategori banyak 20 orang (21,1%), cukup banyak 53 orang (55,8%), sedikit 21 orang (21,1%), dan sangat sedikit 1 orang (1,1%). Dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai faktor yang mempengaruhi

(8)

perkembangan moral peserta didik berkategori cukup banyak. Jika kondisi ini dibiarkan akan berdampak buruk bagi perkembangan moral peserta didik. Peserta didik dapat menjadi pribadi yang tidak baik dan akan mengalami masalah dengan perkembangan moralnya.

Hasil dari faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dilihat dari faktor emosi digolongkan pada kategori cukup banyak, hal ini juga ditemukan peneliti yang dilihat dari item pernyataan yang diisi oleh peserta didik mengenai faktor emosi, terungkap banyaknya peserta didik yang senang datang terlambat ke sekolah. Hal seperti ini akan dapat menganggu perkembangan moral peserta didik jika dilihat dari faktor emosi.

Emosi moral

merupakan faktor penting dalam menjelaskan perilaku moral, emosi moral merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan pribadi atau kesejahteraan pribadi atau kesejahteraan masyarakat keseluruhan. Emosi moral memiliki beberapa karakteristik umum, yaitu berkaitan dengan tubuh, mempunyai kemampuan untuk memotivasi, sulit dikendalikan secara sadar, kompleks, dan berhubungan dengan kepentingan individu atau masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik dilihat dari faktor emosi berada pada kategori cukup banyak, tetapi juga ada beberapa orang peserta didik yang memiliki perkembangan moral pada faktor emosi sangat banyak,

(9)

sedikit dan bahkan juga ada pada kategori sangat sedikit. Dalam hal ini guru BK sangat perlu mempertajam lagi dalam pemberian layanan tentang perilaku moral agar kelakuan, tabiat, watak, serta aktivitas atau kegiatan peserta didik yang dilakukan secara sadar sebagai implikasi, pemahaman dari nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

c. Faktor Kepribadian

Deskripsi faktor perkembangan moral peserta didik dilihat dari faktor Kepribadian berada pada kategori banyak 5 orang (5,3%), cukup banyak 72 orang (75,8%), sedikit 15 orang (15,8%), dan sangat sedikit 3 orang (3,2%). Dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik berkategori cukup banyak. Jika kondisi ini

dibiarkan akan berdampak buruk bagi perkembangan moral peserta didik. Peserta didik dapat menjadi pribadi yang tidak baik dan akan mengalami masalah dengan perkembangan moralnya.

Hasil dari faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dilihat dari faktor kepribadian digolongkan pada kategori cukup banyak, hal ini juga ditemukan peneliti yang dilihat dari item pernyataan yang diisi oleh peserta didik mengenai faktor kepribadian, terungkap banyaknya peserta didik yang jarang mengucapkan salam ketika masuk kelas karena itu telah menjadi kebiasaan. Hal seperti ini akan dapat menganggu perkembangan moral peserta didik jika dilihat dari faktor kepribadian.

(10)

Menurut Sarwono (2012:109) “Moral remaja merupakan suatu kebutuhan bagi remaja sebagai pedoman dan petunjuk dalam mencari jalannya sendiri”. Dengan demikian masa remaja merupakan masa mencari jati diri, sehingga masa remaja rentan terhadap hal-hal yang negatif, dimana para remaja selalu ingin tahu dan mencoba apa yang dilihat dan apa yang didengarnya tanpa peduli akibat yang akan diterimanya. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik dilihat dari faktor kepribadian berada pada kategori cukup banyak, tetapi juga ada beberapa orang peserta didik yang memiliki perkembangan moral pada faktor kepribadian banyak, sedikit dan bahkan juga ada pada kategori sangat sedikit. Dalam hal ini guru

BK sangat perlu

mempertajam lagi dalam pemberian layanan tentang perilaku moral agar kelakuan, tabiat, watak, serta aktivitas atau kegiatan peserta didik yang dilakukan secara sadar sebagai implikasi, pemahaman dari nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

d. Faktor Situasional

Deskripsi faktor perkembangan moral peserta didik di lihat dari faktor situasional berada pada kategori sangat banyak 1 orang (1,1%), banyak 15 orang (15,8%), cukup banyak 37 orang (38,9%), sedikit 34 orang (35,8%), dan sangat sedikit 8 orang (8,4%). Dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik berkategori cukup banyak. Jika kondisi ini dibiarkan akan berdampak buruk bagi perkembangan

(11)

moral peserta didik. Peserta didik dapat menjadi pribadi yang tidak baik dan akan mengalami masalah dengan perkembangan moralnya.

Hasil dari faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dilihat dari faktor situasional digolongkan pada kategori cukup banyak, hal ini juga ditemukan peneliti yang dilihat dari item pernyataan yang diisi oleh peserta didik mengenai faktor situasional, terungkap banyaknya peserta didik yang mudah beranggapan negatif kepada teman jika kurang menyukainya. Hal seperti ini akan dapat menganggu perkembangan moral peserta didik jika dilihat dari faktor situasional.

Perilaku moral juga dipengaruhi oleh faktor situasional. Rambo (Rahman,

2013:192) menganggap penting faktor konteks dalam proses peubahan keyakinan spiritual seseorang. Menurutnya yang dimaksud dengan konteks adalah lingkungan sosial, kultural, keagamaan dan personal, baik yang bersifak mikro maupun yang bersifat makro. Konsteks dengan karakteristik berbeda tentu akan menstimulasi perilaku moral yang berbeda. Budaya timur misalnya yang lebih menekankan nilai-nilai patuhan, loyalitas, kerja sama, ataupun kesucian tentu akan menstimulasi perilaku yang berbeda dibandingkan budaya barat yang lebih menekankan individualisme, kebebasan berekspresi, sekularisme. Keluarga yang sekuler pun tentu akan menstimulasi perilaku yang berbeda dibandingkan dengan keluarga yang religius.

(12)

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik dilihat dari faktor kepribadian berada pada kategori cukup banyak, tetapi juga ada beberapa orang peserta didik yang memiliki perkembangan moral pada faktor situasional sangat banyak, banyak, sedikit dan bahkan juga ada pada kategori sangat sedikit. Dalam hal ini guru BK sangat perlu mempertajam lagi dalam pemberian layanan tentang perilaku moral agar kelakuan, tabiat, watak, serta aktivitas atau kegiatan peserta didik yang dilakukan secara sadar sebagai implikasi, pemahaman dari nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral

peserta didik dilihat secara umum dapat diambil kesimpulan dari batasan masalah dan rincinya sesuai dengan indikator sebagai berikut.

1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dilihat dari faktor kognitif berada pada kategori cukup banyak sebanyak 48 orang (50,5%).

2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dilihat dari faktor emosi berada pada kategori cukup banyak sebanyak 53 orang (55,8%).

3. Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dilihat dari faktor kepribadian berada pada kategori cukup banyak sebanyak 72 orang (75,8%).

4. Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dilihat dari

(13)

faktor situasional berada pada kategori cukup banyak sebanyak (38,9%).

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.

Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Hurlock. 2005. Psikologi

Perkembangan. Jakarta:

Erlangga.

Rahman, Agus Abdul. 2013. Psikologi

Sosial (Integrasi Pengetahuan

Wahyu dan Pengetahuan

Empirik). Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2006.

Psikologi Remaja. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Hamid (2012 : 44) dalam konteks pendidikan Indonesia Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan telah menjadi simbol dari upaya membangun

Dalam sakramen Pembaptisan kita semua menerima kasih karunia yang tidak lain adalah Roh Kudus sendiri yang menguduskan kita.. Inilah iman yang kita banggakan di

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Sebagai perempuan milik Tuhan yang diciptakan untuk menjadi penolong, kita harus dapat menjadi inspirasi bagi sesama melalui hal-hal yang sederhana, seperti : membantu pemerintah

Berdasarkan gambar 2 dapat diperoleh sambaran petir CG selama tahun 2013 – 2016 memiliki pola sambaran yang berbeda untuk setiap tahunnya, dimana dapat lihat

Akhirnya dengan berjalannya waktu, Desa Koto Tuo mulai terbentuk pada tahun 2007, dengan adanya pemekaran Desa dari Desa Baturijal Hulu Kecamatan Peranap menjadi

Berdasarkan latar belakang di atas yang masih ditemui perbedaan hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh profitabilitas, kebijakan dividen, dan juga struktur

Sebulan kemudian diadakan kunjungan ke SMP Negeri 2 Jati Agung untuk melihat apakah workshop tentang pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada guru-guru SMP