• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA:PTK di Kelas V SDN Sukanegara 1 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA:PTK di Kelas V SDN Sukanegara 1 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Nurjanah, 2013

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA MATA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA

(PTK di Kelas V SDN Sukanegara 1 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NURJANAH

0903754

JURUSAN PENDIDIIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Nurjanah, 2013

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA MATA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA

(PTK di Kelas V SDN Sukanegara 1 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang)

Oleh NURJANAH

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nurjanah2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Nurjanah, 2013

(4)

ABSTRAK

NURJANAH, “Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Mnggunakan Metode Sosiodrama Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (PTK Di Kelas V SDN Sukanegara 1 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang)”.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah yang dihadapi dilapangan yakni masih banyak siswa kelas V di SDN Sukanegara 1 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang yang terdiri dari 26 orang siswa 12 laki-laki dan 14 perempuan belum terampil dalam berbicara dan keterampilan berbicaranya masih kurang dari KKM yaitu 6,00. Hal ini memerlukan tindakan dan upaya untuk mengatasinya, maka dari itu diadakan Penelitian Tindakan Kelas.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana aktivitas belajar dalam keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas V SDN Sukanegara 1, dan bagaimana keterampilan berbcara siswa kelas V SDN Sukanegara 1 dengan menggunakan metode sosiodrama. Tujuan penelitian ini adalah membantu siswa dalam meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas V SDNSukanegara 1 dn meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimana PTK ini terdiri dari beberapa siklus diantaranya siklus tindakan ini meliputi prasiklus, siklus I, siklus II, dan siklus III. Instrument dalam penelitian ini yaitu observasi dan tes. Pemerolehan hasil setelah diadakan observasi dan tes dalam pelaksanaan kegiatan PTK ini, yaitu: prasiklus mencapai nilai rata-rata 42, siklus I 49,8, siklus II 60,9 dan siklus III 77,8.

(5)
(6)

v

DAFTAR TABEL. ………...viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 5

BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA A. Kajian Teori ... 7

1. Keterampilan Berbicara Di Sekolah Dasar ... 7

2. Metode Sosiodrama Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia . ... 20

B. Kajian Hasil Penelitian ... 27

(7)

vi

D. Hipotesis. ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 30

B. Model Penelitian ... 31

C. Subjek Dan Lokasi Penelitian ... 35

D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 39

F. Pengolahan Data... 49

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52

B. Pelaksanaan Penelitian 1. Prasiklus ... 54

2. Siklus I ... 69

3. Siklus II ... 84

4. Siklus III ... 98

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 114

D. Jawaban Hipotesis ... 115

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 116

B. Rekomendasi ... 117

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)
(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk

membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru

(Sagala, 2012:61). Pada hakikatnya belajar bahasa bertujuan agar siswa

mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sebagai sarana untuk

berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam kehidupan

manusia, tentu tidak pernah terlepas dari bahasa yang ia gunakan, bahkan

sejak manusia belum bisa mengeluarkan bunyi dengan jelas dan dapat

dimengerti dengan orang lain.

Haris dalam Tarigan (2008:1) mengungkapkan bahwa pada

pembelajaran bahasa Terdapat empat komponen diantaranya menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis. Keempat komponen tersebut diatas saling

berkaitan satu dengan yang lainnya dan saling berurutan. Manusia ketika

belum dewasa mendengar orang disekitarnya berbicara dengan bahasanya,

kemudian lambat laun manusia itu dapat mengerti dan bisa mengucapkan apa

yang pernah didengarnya, dengan kemampuannya berbicara untuk

menyampaikan maksud yang ingin ia sampaikan, lalu seiring berkembangnya

pengetahuan dan kemampuan berpikir, manusia dapat mempelajari

(10)

Dari keempat keterampilan berbahasa yang telah diungkapkan tersebut

diatas, maka keterampilan keterampilan yang akan digunakan penelitian ini

adalah keterampilan berbicara pada anak SD. Berbicara merupakan cara

manusia berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya untuk

mengekspresikan, menyampaikan maksud dan informasi kepada orang lain

secara lisan. Pembelajaran berbicara memegang peranan penting disamping

keterampilan-keterampilan lain dalam bahasa. Untuk itu guru perlu merancang

pembelajaran sedemikian rupa agar dapat menciptakan pembelajaran yang

lebih efektif. Untuk mencapai keberhasilan itu tentu tidaklah mudah,

diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari guru untuk dapat membuat

kegiatan belajar mengajar menjadi menarik dan tidak membosankan, dalam

hal ini kreatifitas dan kecerdasan memilih metode akan sangat menentukan

keberhasilan dalam mengajar.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka keterampilan berbicara di

kelas V SDN Sukanegara 1 Kecamatan Pontang didapati adanya kesulitan,

terutama dalam hal keterampilan berbicara siswa. Dalam berbicara siswa

dikelas masih terlihat gugup dan tidak terstruktur jika diajak berkomunikasi,

dan kurang dalam penggunaan kosakata. Hal itu mengakibatkan siswa terlihat

malas untuk mengerjakan sesuatu jika terdapat hal-hal yang belum dipahami.

Begitu pula guru dalam menyampaikan materi kurang melibatkan siswa dalam

proses pembelajaran, maka sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan

(11)

3

Untuk mengatasi hal tersebut diatas, perlu kiranya suatu pembaharuan

pada proses pembelajaran dikelas, yaitu dengan menggunakan metode

sosiodrama. Dengan maksud agar siswa dalam pembelajaran lebih aktif sesuai

dengan peranannya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Sagala (2012:213) mengungkapkan bahwa metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan atau mempertontonkan tingkah laku dalam hubungan sosial. Jadi, metode sosiodrama ialah metode mengajar yang dalam pelaksanaannya peserta didik mendapat tugas dari guru untuk mendramatisaikan suatu situasi social yang mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti

ingin membantu permasalahan yang dihadapi siswa yang berkaitan dengan

keterampilan berbicara melalu penelitian tindakan kelas yang dibuat dalam

bentuk skripsi dan berjudul : Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan

Menggunakan Metode Sosiodrama Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

(PTK di SDN Sukanegara 1 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang)

B. Rumusan Masalah

Permasalahan penelitian secara umum dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas belajar dalam keterampilan berbicara dengan

menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas V SDN

Sukanagara 1?

2. Bagaimana keterampilan berbicara siswa kelas V SDN

(12)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Ingin meningkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran berbicara

dengan menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas V SDN

Sukanegara 1.

2. Ingin meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN

Sukanegara 1 dengan menggunakan metode sosiodrama.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi guru

a. Memahami metode yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran

b. Meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia melalui

metode mengajar tersebut.

1. Manfaat bagi siswa

a. Memudahkan siswa dalam mengurangi kesulitan pada

kemampuan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

b. Meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan

berbicara.

c. Untuk memotivasi siswa agar belajar lebih baik lagi.

(13)

5

a. Dapat memperoleh pengalaman langsung dalam penerapan

metode pembeajaran sosiodrama.

b. Mengetahui permasalahan secara langsung, dan

c. Menambah wawasan terhadap dunia pendidikan

3. Manfaat bagi sekolah

Ingin meningkatkan kualitas sekolah dengan menawarkan suatu

metode yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menafsirkan judul dalam

penelitian ini, peneliti membuat definisi operasional sebagai berikut:

1. Keterampilan berbicara

Menurut Tarigan (2008:16) berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan

atau perasaan.

2. Metode sosiodrama

Menurut Sagala (2012:213) metode sosiodrama berarti cara

menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan atau

mempertontonkan tingkah laku dalam hubungan social. Jadi,

metode sosiodrama ialah metode mengajar yang dalam

(14)

mendramatisaikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu

problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang

(15)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti

menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Arikunto (2010:135) mengemukakkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru atau

disekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan proses dan praksis mengajar.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan

Kelas merupakan suatu penelitian tindakan yang dilakukan atas dasar

kesadaran dari pihak yang ingin memperbaiki proses belajar mengajar dikelas

yang bermasalah agar masalah itu dapat teratasi sehingga kegiatan belajar

mengajarpun menjadi lebih efektif.

Menurut Ditjen PMPTK (2010:7) tujuan utama PTK adalah untuk

memecahkan permasalahan nyata yang terjadi didalam kelas sekaligus

mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui

tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan

kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK

(16)

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dikelas. Secara lebih rinci tujuan

PTK antara lain:

a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan

dan pembelajaran disekolah.

b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam

mengatasi masalah pembelajaran didalam dan diluar kelas.

c. Meningkatkan sifat professional pendidik dan tenaga

kependidikan.

d. Menumbuh-kembangkan budaya akademik dilingkungan

sekolah sehingga tercipta sikap proaktif didalam melakukan

sikap perbaikan pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.

Penjelasan tersebut diatas dapat dilihat di:

http://007indien.blogspot.com/2012/04/tujuan-penelitian-tindakan-kelas.html

Alasan peneliti memilih metode penelitian ini adalah karena Penelitian

Tindakan Kelas sudah terbukti berhasil digunakan oleh para peneliti terdahulu.

Arikunto (2010:132-133) mengemukakkan bahwa:

“Saat ini Penelitian Tindakan Kelas sangat dianjurkan untuk

dilaksanakan disemua jenjang dan jenis sekolah. Keunggulan dalam peneliitian ini adalah karena guru diikutsertakan dalam enelitian sebagai subjek yang melakukan tindakan, yang diamati, sekaligus yang diminta untuk merefleksikan hasil pengalaman selama melakukan tindakan, tentu lama kelamaan akan terjadi perubahan dalam diri mereka suatu kebiasaan untuk mengevaluasi diri”

Metode Penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki

(17)

32

Pontang Kabupaten Serang. diharapkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada

keterampilan berbicara dapat meningkat, serta meningkatkan professionalisme

guru .

Untuk menunjang penggunaan penelitian tindakan kelas ini, maka

langkah selanjutnya adalah memilh suatu model yang tepat yang akan

digunakan dalam proses penelitian. Ada beberpa model yang dapat diterapkan

dalam penelitian tindakan kelas (PTK), tetapi peneliti menggunakan model

yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart.

B. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

Penelitian Tindakan Kelas. Banyak ahli menekuni Penelitian Tindakan,

diantaranya adalah Kurt Lewin, Kemmis, Henry, Mc. Taggart, John Elliot, dan

Hopkins. Namun, peneliti hanya menggunakan model penelitian dalam

penelitian ini adalah model Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan

oleh Kemmis dan Taggart. Penelitian Tindakan pertama kali diperkenalkan

oleh Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen, diantaranya perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat komponen itu kemudian

dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Model PTK ini terdiri dari tiga

siklus diantaranya siklus I, siklus II, dan siklus III, untuk lebih jelasnya dapat

(18)

Bagan 3.1

Alur PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto

2010:137) Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

SIKLUS III

Pengamatan

(19)

34

Berdasarkan gambar tersebut diatas, maka dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Perencanaan

Tahap ini berisi rencana tindakan apa yang akan dilakukan dalam

tindakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan

sikap sebagai solusi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi dari rancangan yang telah

dibuat. Tentang hal yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya

perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan dalam proses

pembelajaran yang diselenggarakan.

3. Observasi

Tahap ini merupakan pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengamati atas pengaruh

dari tindakan yang dilakukan terhadap siswa. Kegiatan observasi ini

dilaksanakan ketika tindakan berlangsung.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengkajian terhadap hasil yang

didapat serta mempertimbangkan peengaruh tindakan dari berbagai

kriteria. Berdasarkan refleksi ini, peneliti dapat melakukan perubahan dan

(20)

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dengan jumlah

siswa sebanyak 26 orang, yang terdiri dari 12 laki –laki dan 14 perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah kelas V Sekolah

Dasar Negeri Sukanegara 1 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. Alas

an peneliti melakukan penelitian ini adalah karena:

a. SD tersebut dekat dengan rumah peneliti,

b. Adanya kedekatan dengan kepala sekolah sehingga mudah untuk

perizinannya

D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

1. Pra Siklus

Pada tahap prasiklus, peneliti belum melakukan tindakan,

melainkan hanyaobservasi dan refleksi sebagai langkah awal dalam

penelitian tindakan kelas, rinciannya adalah sebagai berikut:

a. Observasi Awal

Pada tahap ini peneliti malakukan pengamatan untuk

(21)

36

mengajar siswa dikelas, yang diamati adalah keterampilan

berbicara siswa kelas dan juga keadaan kelas ketika proses

belajar mengajar berlangsung.

b. Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengkaji dan menganalisis masalah

yang terjadi, dan ternyata didapati data sebagai berikut:

1) Siswa masih terlihat gugup dalam berbicara

2) Berbicara tidak berstruktur

3) Kurang dalam penggunaan kosakata

4) Terlihat malas untuk mengerjakan sesuatu jika terdapat

hal-hal yang belum dipahami

Peneliti bersama-sama guru mengadakan refleksi dan

berdiskusi untuk merencanakan tindakan selanjutnya yaitu

dengan menerapkan metode sosiodrama serta melanjutkan

penelitian pada siklus I.

2. Siklus I

a. Rencana

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini

merupakan tindak lanjut dari hasil observasi pra siklus.Peneliti

bersama-sama dengan guru menyusun rencana sebagai bahan

dalam pelaksanaan tindaka. Untuk itu, peneliti bersama-sama

(22)

1) Membuat RPP

2) Menyiapkan media sebagai alat bantu

3) Mempersiapkan langkah yang akan digunakan pada waktu

tindakan

4) Membuat kisi-kisi tes keterampilan berbicara dengan

menggunakan metode sosiodrama

5) Mebuat pedoman observasi

6) Membantu guru dalam menyediakan sarana dan prasarana

yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar

b. Tindakan

Setelah melakukan perencanaan, selanjutnya pada tahap ini

adalah implementasi dari rencana yang telah dibuat sebelumnya,

kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Peneliti sebagai model (guru) dikelas untuk mengajar sesuai

dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya

2) Menjelaskan materi pelajaran yang akan dibahas

3) Melatih keterampilan berbicara siswa dengan kegiatan

berdialog atau memainkan drama dengan perannya

masing-masing.

(23)

38

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini guru sebagai observer sesuai

dengan pedoman yang dibuat sebelumnya untuk mengamati proses

belajar menngajar dikelas, adapun sasaran yang diobservasi adalah

sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran berbicara siswa menggunakan metode

sosiodrama

2) Aktivitas belajar siswa ketika proses pembelajaran berlangsung

3) Aktivitas kegiatan belajar mengajar guru dengan metode

sosiodrama

Dari hasil observasi ini akan diperoleh data-data baru untuk

selanjutnya dikaji kembali oleh peneliti dan guru.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi balikan dengan

membicarakan hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus I.

Apabila hasil belajar siswa pada siklus I ini ditemukan adanya

kekurangan atau kendala, maka guru dan peneliti perlu

mempersiapkan rencana tindakan untuk memperbaiki sekaligus

meningkatkan hasil belajar siswa yang dilanjutkan pada siiklus

(24)

E. Instrumen Penelitian

Dalam kegiatan penelitian ini, instrument yang akan digunakan adalah

observasi , tes, dan wawancara mengenai kegiatan pembelajaran.

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan (pengambilan data), meliputi kegiatan

pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indra. (Arikunto, 2010:199). Observasi ini dilakukan untuk

mengetahui tentang aktivitas siswa, aktivitas guru dan keadaan kelas

selama kegiatan pembelajaran berbicara menggunakan metode

sosiodrama di kelas V SDN Sukanegara 1.

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Aktivitas KBM Dengan Menggunakan

Metode Sosiodrama

No Aspek yang dinilai Skala nilai Nilai Kualitas

1 2 3 4

1 Kemampuan membuka

pelajaran

2 Kemampuan mengolah pembelajaran

(25)

40

4 Kemampuan menutup pembelajaran

Petunjuk penilaian:

- Pemberian skor masing-masing komponen dilakukan dengan pemberian tanda

(√) pada kolom skala nilai Catatan:

- Nilai 4 jika semua deskriptor tampak

- Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak

- Nilai 2 jika dua deskriptor tampak

- Nilai 1 jika dua deskriptor tampak

Keterangan penilaian dari tiap deskriptor:

1. Kemampuan membuka pembelajaran

- Mampu menarik perhatian siswa

- Memotivasi siswa

- Melakukan apersepsi yang berkaitan dengan sosiodrama

- Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kemampuan mengolah pembelajaran

- Mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan baik

- Menerapkan metode sosiodrama dengan baik sesuai dengan

langkah-langkah yang telah dibuat

- Melatih keterampilan berbicara

(26)

3. Kemampuan mengadakan evaluasi

- Mengadakan evaluasi dengan menggunakan pedoman observasi terhadap

proses

- Melakukan penilaian dengan instrumen tes dengan format yang disediakan

- Melakukan tanya jawab tentang pemahaman siswa

- Melakukan Tanya jawab meluruskan kesalah pahaman

4. Kemampuan menutup pembelajaran

- Memberikan motivasi

- Memberikan penguatan

- Merefleksikan kegiatan belajar

- Memberikan kesimpulan

Adapun kriteria penilaian sebagai berikut:

Na = Nilai yang diperoleh X 100

Nilai Maksimum

Keterangan :

Na = nilai akhir

(27)

42

Skor nilai 1-10

Kategori Nilai:

Skor niilai 90-100 = (baik sekali)

Skor nilai 70-89 = (baik)

Skor nilai 60-69 = (cukup)

Skor nilai ‹60 = (kurang)

Pedoman Observasi Aktivitas KBM

Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Sosiodrama

No. Nama Siswa

Aspek yang diamati

Skala Nilai Nilai Kualitas

1 2 3 4

1. Lafal

2. Intonasi

3. Gaya dan

(28)

4. Penjiwaan

Jumlah

Rata-rata

Penilaian untuk setiap aspek mengacu pada deskriptor yang telah

ditentukan. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a) Nilai 4 jika terdapat empat deskriptor yang tampak

b) Nilai 3 jika terdapat tiga deskriptor yang tampak

c) Nilai 2 jika terdapat dua deskriptor yang tampak

d) Nilai 1 jika terdapat satu deskriptor yang tampak

Keterangan Deskriptor:

Lafal

- Nilai 4 jika pelafalan fonem jelas, dan suara nyaring

- Nilai 3 jika pelafalan fonem jelas, dan suara kurang nyaring

- Nilai 2 jika pelafalan fonem kurang jelas dan suara kurang nyaring

- Nilai 1 jika pelafalan fonem kurang jelas dan suara hampir tidak

terdengar

Intonasi

- Nilai 4 jika intonasi jelas, tinggi rendah suara dan tekanan nada

beraturan

- Nilai 3 jika intonasi jelas, tinggi rendah suara dan tekanan nada

(29)

44

- Nilai 2 jika intonasi jelas, tapi tinggi rendah suara dan tekanan nada

tidak beraturan

- Nilai 1 jika intonasi intonasi kurang jelas, tinggi rendah suara dan

tekanan nada tidak beraturan

Gerak dan Mimik

- Nilai 4 jika gerak yang luwes dan mimik yang tepat

- Nilai 3 jika gerak kurang luwes dan mimik sudah tepat

- Nilai 2 jika gerak kurang luwes dan mimik kurang tepat

- Nilai 1 jika Tidak melakukan gerak apapun dan mimik kurang tepat

Penjiwaan

- Nilai 4 jika dapat menjiwai dan menguasai perannya dengan baik

dari awal hingga akhir

- Nilai 3 jika hampir dapat menjiwai perannya dengan baik

- Nilai 2 jika kurang dapat menguasai perannya dengan baik

- Nilai 1 jika tidak dapat menguasai perannya dengan baik

Adapun kriteria penilaian sebagai berikut:

Na = Nilai yang diperoleh siswa X 100

Nilai maksimum

(30)

Jumlah siswa

Keterangan :

Na = nilai akhir

Nilai maksimum = 100

Skor nilai 1-10

Kategori Nilai:

Skor niilai 90-100 = (baik sekali)

Skor nilai 70-89 = (baik)

Skor nilai 60-69 = (cukup)

Skor nilai ‹60 = (kurang) Ket:

Nilai A = Sangat baik

Nilai B = Baik

Nilai C = Cukup

Nilai D = Kurang

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

(31)

46

Mengenai bentuk tes yang digunakan adalah tes lisan, yakni tes

kemampuan mengemukakkan pendapat mengenai masalah yang terjadi

dalam sosiodrama.

Adapun jenis tes yang digunakan dalam penelitian, yaitu :

- Bentuk tes : tes lisan mengenai kegiatan berbicara dalam

memerankann drama

- Aspek yang dinilai adalah dari aspek kebahasaan dan non

kebahasaan

Tabel 3.3

Daftar Tes Keterampilan Berbicara

Menggunakan Metode Sosidrama

Penilaian keterampilan berbicara menurut Nurgiyantoro (2011:290)

Penilaian untuk setiap aspek mengacu pada deskriptor yang telah

ditentukan. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a) Nilai 4 jika terdapat empat deskriptor yang tampak

b) Nilai 3 jika terdapat tiga deskriptor yang tampak No Nama

Kebahasaan Non Kebahasaan

Lafal Kosa

kata Struktur Materi

(32)

c) Nilai 2 jika terdapat dua deskriptor yang tampak

d) Nilai 1 jika terdapat satu deskriptor yang tampak

Keterangan Deskriptor:

Aspek Kebahasaan:

Lafal

- Nilai 4 jika pelafalan fonem jelas, dan suara nyaring

- Nilai 3 jika pelafalan fonem jelas, dan suara kurang nyaring

- Nilai 2 jika pelafalan fonem kurang jelas dan suara kurang nyaring

- Nilai 1 jika pelafalan fonem kurang jelas dan suara hampir tidak

terdengar

Kosakata

- Nilai 4 jika penggunaan kata tepat, relevan dengan isi teks

- Nilai 3 jika penggunaan kata tepat, tetapi tidak relevan dengan isi teks

- Nilai 2 jika penggunaan kata kadang-kadang tepat, dan tidak relevan

dengan isi teks

- Nilai 1 jika penggunaan kata tidak tepat, dan tidak relevan dengan isi teks

Struktur

- Nilai 4 jika tidak terjadi kesalahan struktur dari awal hingga akhir

- Nilai 3 jika hampir tidak terjadi kesalahan struktur

- Nilai 2 jika kadang-kadang terjadi kesalahan struktur

(33)

48

Materi

- Nilai 4 jika sudah menguasai materi dengan sangat baik

- Nilai 3 jika sudah menguasai materi dengan baik

- Nilai 2 jika cukup menguasai materi

- Nilai 1 jika kurang menguasai materi

Kelancaran

- Nilai 4 jika berbicara lancar dari awaal hingga akhir dengan jeda yang

tepat

- Nilai 3 jika berbicara lancar, tetapi jeda kurang tepat

- Nilai 2 jika berbicara tersendat dan jeda kurang tepat

- Nilai 1 jika berbicara sering tersendat dan jeda tidak tepat

Gaya

- Nilai 4 jika gerak yang wajar, tepat dan luwes

- Nilai 3 jika gerak yang wajar, tepat, kurang luwes

- Nilai 2 jika gerak yang wajar, kurang tepat dan kurang luwes

- Nilai 1 jika gerak yang kurang wajar, kurang tepat dan kurang luwes

Adapun kriteria penilaiannya sebagai berikut:

Na = nilai yang diperoleh siswa X 100

(34)

Rata – rata = jumlah seluruh nilai siswa

Jumlah siswa

Keterangan :

Na = nilai akhir

Nilai maksimum = 100

Skor nilai 1-100

Kategori Nilai:

Skor niilai 90-100 = (baik sekali)

Skor nilai 70-89 = (baik)

Skor nilai 60-69 = (cukup)

Skor nilai ‹60 = (kurang)

F. Pengolahan Data

Semua data yang telah terkumpul kemudian diolah melalui

beberapa tahap diantaranya deskripsi data, analisis data interpretasi

kemudian menyimpulkan proses yang telah dirancang. Penjelasan dari

proses pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi Data

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan semua data yang berkaitan

(35)

50

kelengkapan data yang diperlukan serta hasil yang diperoleh dengan

menggunakan instrument, tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran

mengenai hasil yang diperoleh untuk selanjutnya dianalisis.

2. Analisis Data

Secara garis besar, kegiatan analisis data pada penelitian ini meliputi 3

langkah, yaitu:

a.Persiapan

Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain:

1) Mengecek kelengkapan data

2) Mengecek alat pengumpul data

3) Memeriksa sarana yang mendukung dalam analisis data

b.Tabulasi

Kegiatan dalam lngkah pentabulasian ini adalah memberikan skor

pada instrumen

c.Memutuskan nilai akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

1) Memeriksa hasil yang diperoleh melalui penggunaan instrumen

2) Memberikan nilai pada tiap instrumen

3) Menentukan nilai akhir dari tiap instrumen pada tiap siklus

3. Interpretasi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes kemudian ditafsirkan oleh

(36)

teori dan hasil yang didapat. Interpretasi nilai dikategorikan dengan ukuran

berdasarkan kriteria yang ditetapkan yaitu:

Skor nilai 90-100 = (baik sekali)

Skor nilai 70-89 = (baik)

Skor nilai 60-69 = (cukup)

Skor nilai ‹60 = (kurang)

4. Kesimpulan

sesudah data dideskripsikan, dianalisis kemudin diinterpretasi, kemudian

disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian

(37)

116

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan

metode sosiodrama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN

Sukanegara 1 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang ini ternyata didapati

aktivitas belajar dalam keterampilan berbicara dengan menggunakan metode

sosiodrama meningkat, serta keterampilan berbicara siswa kelas V SDN

Sukanegara 1 dengan menggunakan metode sosiodrama meningkat. Hal ini

dapat dilihat dari perolehan hasil yang dicapai dari siklus I sampai dengan

siklus III yakni: siklus I nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 49,8, siklus II nilai

rata-rata yang diperoleh yaitu 60,9, dan siklus III yaitu 77,8. Dari hasil

peneliian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran akan berhasil jika guru

dapat mengolah pembelajaran dari perencanaan, proses, hingga evaluasi.

Keterampilan berbicara siswa juga akan meningkat jika guru meltih

keterampilan berbicara dengan intensif menggunakan metode sosiodrama pada

pembelajaran bermain peran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang digunakan pada akhir hasil penelitian adalah sebagai

berikut, kepada:

(38)

Kepada guru SD, khususnya guru di SDN Sukanegara 1

Kecamatan Pontang Kabupaten Serang, agar menggunakan metode

sosiodrama sebagai salah satu alternatif ketika mengajarkan keterampilan

berbicara khususnya ketika mengajarkan materi percakapan atau bermain

peran.

2. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah selaku pemegang otoritas kebijakan dan pemimpin

disekolah hendaknya mendukung secara moril maupun materil guna

meningkatkan mutu pendidikan disekolah khususnya pada pembelajaran

Bahasa Indonesia. Selain itu turut mengembangkan penelitian ini menjadi

lebih baik.

3. Pengawas TK/SD

Kepada pengawas TK/SD hendaknya ikut memberikan dukungan

dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Karena keterampilan

ini sangat penting dimiliki guna meningkatkan aktivitas belajar siswa

bukan hanya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tapi juga pada mata

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Harun, A. C, dkk. 2010. Roleplay Dalam Pembelajaran Speaking di Kelas 3

SD.Bandung : UPI PRESS.

Mahrijanto, B. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Terbit Terang

Muhammad. 2011., Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Nurgiyantoro, B.1995. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Yogyakarta: BPFE

N. K. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rahayu, N. 2010. Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berbicara. Serang: Tidak Diterbitkan

Sagala, S.2010. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sugiarti, D. 2009. Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berbicara Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia. Serang: Tidak Diterbitkan

Tarigan, H.G. 2008.Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa . Bandung :

Angkasa

Tarigan. Djago. 1997. . Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta : Depdikbud.

Tim Grasindo. 2003. Lancar Berbahasa Indonesia 5B. Jakarta : Grasindo.

http://007indien.blogspot.com/2012/04/tujuan-penelitian-tindakan-kelas.html. jum’at,03

(40)

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Aktivitas KBM Dengan Menggunakan
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas KBM
Tabel 3.3 Daftar Tes Keterampilan Berbicara

Referensi

Dokumen terkait

Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa

Obyek wisata umbul yang mempunyai potensi internal, eksternal dan gabungan sedang adalah Umbul Nilo (total skor 35) dan Umbul Manten Pelem (total skor 34). Disusul dengan

Rerata konsentrasi protein total pada semua umur sapi yang digunakan pada penelitian ini, lebih tinggi bila dibandingkan dengan referensi standar pada sapi (bukan bibit)

This indicated that the alternative hypothesis stating that the interactive video media increases the students’ writing scores in analytical exposition text at XI grade

Berkenaan dengan bakat, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro tidak dapat mengenali bakat mereka untuk menentukan minat studi

selaku Ketua Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 rasio yang diteliti, rata-rata kinerja keuangan tahun 2003 hingga 2007 menunjukkan kinerja yang ideal pada rasio ketersediaan dana

Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik. Menganalisis corak kehidupan masyarakat