• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan (bulan Juni 2012) yang meliputi persiapan alat dan bahan sampai pada pemanenan hasil akhir, yang dilaksanakan di balai benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Kegiatan yang ada di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo meliputi budidaya ikan mas (Cyprinus carpio), Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Ikan Hias Maskoki (Carrasius auratus), ikan hias Cupang (Betta splendens) dan ikan hias Molly serta kultur pakan alami Moina sp.

B. Alat dan bahan 1. Alat

Peralatan yang digunakan dalam penenlitian ini disajikan dalam Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Daftar alat di yang gunakan dalam kegiatan kultur pakan alami Moina sp

No Alat Spesifikasi Jumlah Fungsi

1 Akuarium 50 x 65 x 50 cm 9 buah Sebagai tempat media budidaya

2 Waring 75x75 cm 9 buah Membungkus pupuk

kandang

3 Sikat Plantik 1 buah Pembersih akuarium 4 Tali raffia Tali 2 buah Sebagai pengikat 5 Thermometer Cyberscan 1 buah Mengukur suhu 6 DO meter Cyberscan 1 set Mengukur DO terlarut 7 Gelas ukur Kaca 2 buah Tempat sampel

8 Pipet tetes Plastik 1 buah Mengambil sampel

9 Mikroskop Besi 1 set Pengamatan sampel

10 Aerator Batu 18 buah Sumber oksigen

11 pH meter Cyberscan 1 set Mengukur pH 12 Timbangan Timbangan kue 1 buah Menimbang pupuk

(2)

kandang

13 Kamera Digital Sony 1 set Alat dokumentasi

2. Bahan

Adapun daftar bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian budidaya pakan alami Moina sp ini dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Daftar bahan yang digunakan dalam penelitian kultur Moina sp

No Bahan Spesifikasi Jumlah Fungsi

1 Pupuk kandang

Kotoran ayam 9 kg Untuk menumbuhkan phytoplankton

2 Indukan Moina sp dewasa

Pakan alami 4.500 ekor Sebagai bibit

3 Air tawar Air PAM 1.170 liter Sebagai media hidup Moina sp

3. Wadah penelitian

Wadah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium dengan ukuran 50 x 65 x 50 cm. Kapasitas air yang dapat ditampung dalam setiap sampel sebanyak 130 liter. Wadah yang digunakan dalam penelitian sebanyak 9 buah dan disusun secara berdampingan. 4. Sampel pengujian

Sampel pengujian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk kandang sebanyak 9 kg. Dalam setiap wadah akuarium masing-masing dimasukan pupuk kandang sebanyak 0,5 kg, 1 kg dan 1,5 kg, dengan perlakuan masing-masing tiga kali ulangan seperti tampak pada gambar 3 berikut.

Gambar 3. Sampel pengujian 0,5 kg 1 kg 1,5 kg 0,5 kg 1 kg 1,5 kg 0,5 kg 1 kg 1,5 kg A = B = C =

(3)

C. Prosedur penelitian

1. Persiapan

Tahap persiapan ini akan diawali dengan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian yang sebelumnya telah disterilkan. Akuarium yang berukuran 50 x 65 x 50 cm sebanyak 9 buah. Pengisian air dalam akuarium setinggi 40 cm sehingga volume air keseluruhan dalam wadah tersebut sebanyak 130 liter. Kemudian wadah akuarium tersebut diberi aerasi masing-masing dua buah. Pupuk kandang sesuai dengan dosis yang telah ditentukan dimasukan 24 jam setelah pengisian air. Dosis pupuk kandang yang digunakan pada masing-masing perlakuan adalah perlakuan A dosisnya sebanyak 0,5 kg, kemudian pada perlakuan B dengan dosis 1 kg, dan pada perlakuan C dengan dosis 1,5 kg. Kemudian masing-masing wadah akuarium tersebut dimasukan induk Moina sp sebanyak 500 ekor.

2. Desain penelitian

Penempatan akuarium sebagai wadah penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 4 dibawah ini:

Keterangan:

A1 , A2 , A3 = Perlakuan 1

B1 , B2 , B3 = Perlakuan 2 C1 , C2 , C3 = Perlakuan 3

Gambar 4. Penempatan sampel penelitian

3. Pelaksanaan penelitian

Biota yang digunakan dalam penelitian ini adalah Moina sp dengan perlakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis yang berbeda.

A 1 C 1 B1 C 2 B3 B 2 A 3 A 2 C 3

(4)

D. Rancangan percobaan

Rancanan percobaan yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang dilakukan sebanyak tiga perlakuan dan tiga kali pengulangan (Hanafiah, 1994). Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. A = Perlakuan pemberian pupuk kandang 0,5 kg b. B = Perlakuan pemberian pupuk kandang 1 kg c. C = Perlakuan pemberian pupuk kandang 1,5 kg

Untuk lebih jelasnya perlakuan dan ulangan sampel penelitian disajikan dalam bentuk Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Perlakuan dan ulangan sampel penelitian

Perlakuan Ulangan 1 2 3 A A1 A2 A3 B B1 B2 B3 C C1 C2 C3 Keterangan :

a. A1 = Perlakuan A pada ulangan ke-1 b. A2 = Perlakuan A pada ulangan ke-2, dst

E. Variabel yang diamati

Obyek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan di Balai Benih Ikan (BBI) Kota Gorontalo meliputi :

1. Persiapan wadah kultur Moina sp: Akuarium dengan ukuran 50 x 65 x 50 cm sebanyak 9 buah sebagai wadah kultur Moina sp terlebih dahulu dicuci bersih dan dikeringkan

(5)

selama 1 hari. Selanjutnya akuarium tersebut diisi air setinggi 40 cm sehingga total volume air keseluruhan sebanyak 130 liter.

2. Persiapan bibit moina yang akan ditebar: Bibit Moina sp yang disiapkan untuk masing-masing akuarium sebanyak 500 ekor, sehingga total Moina sp yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 4.500 ekor.

3. Pemeliharaan Moina: Moina sp yang telah ditebarkan dalam wadah akuarium selanjutnya dipelihara dengan melakukan pengamatan dan pemantauan setiap hari sampai kegiatan kulatur Moina sp selesai.

4. Pemupukan: Pemberian pupuk pada wadah kultur Moina sp diberikan 1 hari setelah pengisian air.

5. Pengontrolan kualitas air: Pengontrolan kualitas air dalam wadah akuarium dilakukan dengan memberikan aerasi yang cukup. Aerasi yang diberikan dalam wadah akuarium tersebut masing-masing sebanyak 2 buah.

6. Pengamatan kelimpahan Moina sp dalam wadah: Pengamatan kelimpahan Moina sp mulai dilakukan pada hari ke-6 sampai dengan hari ke-10.

7. Pemanenan: Pemanenan Moina sp dilakukan setelah memasuki fase kelimpahan sudah mulai tampak.

Ilustrasi variabel yang diamati dalam penelitian ini sebagaimana terlihat pada gambar 5 berikut.

Ket:

Masing-Masing akuarium wadah penelitian ini diberi batu aerasi sebanyak 2 buah

130 L / 500 ekor moinasp 130 L / 500 ekor moinasp 130 L / 500 ekor moinasp 130 L / 500 ekor moinasp 130 L / 500 ekor moinasp 130 L / 500 ekor moinasp 130 L / 500 ekor moinasp 130 L / 500 ekor moinasp 130 L / 500 ekor moinasp

A

B

C

(6)

Gambar 5. Variabel pengamatan F. Analisis data

Tjarmana (2000), menyatakan Analisis data dalam kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen yaitu dengan melakukan penelitian langsung tentang kepadatan Moina sp dengan pemberikan pupuk kandang dengan dosis yang berbeda.

Pengamatan kepadatan dilakukan dengan menghitung jumlah individu Moina sp per satuan volume air. Untuk menghitung jumlah moina per satuan luas dalam pengamatan ini diperkirakan dari hasil perhitungan sampelnya. Air dan Moina sp diambil dengan ciduk (gelas kimia) di beberapa bagian akuarium. Misalnya, sebanyak 5 kali pengambilan. Kemudian jumlah Moina sp ini dihitung dengan cara disedot dengan pipet ukur lalu dituangkan dalam petri disk. Nilai rata-rata hasil perhitungan jumlah moina dalam petri disk ini digunakan sebagai penduga tingkat kepadatan Moina sp di dalam bak fiberglass.

Cara lain untuk menghitung tingkat kepadatan Moina sp adalah sebagai berikut: luas akurium yang digunakan untuk kultur Moina sp adalah 50 x 65 x 50 cm dengan ketinggian air 40 cm sehingga volume airnya sebanyak 130 liter. Air sampling diambil dengan gelas ukur sebanyak 5 kali sampling. Volume air yang terambil, misalnya 10 ml. Air sampling ini diaduk dan sebagian dituangkan ke dalam petridisk sebanyak 1 ml. Di dalam petridisk ini jumlah Moina sp dihitung, misalnya sebanyak 4 ekor. Dengan demikian tingkat kepadatan moina sp adalah dalam wadah akuarium tersebut sebanyak 4 ekor/ml.

Perhitungan yang digunakan dalam dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus :

X2.V2 = X1/V1 V1 = X2.V2 X1 X1 = X2.V2 V1 X1 V1 X2 V2

(7)

Keterangan:

X1 = Jumlah plankton didalam wadah yang akan di cari X2 = Jumlah plankton sampel

V1 = Volume wadah ( m3) V2 = Volume air sampel

Analisa data penelitian dilakukan dengan menggunakan analisa statistik. Untuk setiap data kelompok perlakuan digunakan statistik deskriptif (nilai rata-rata). Untuk melihat keragaman data antar kelompok perlakuan digunakan analisa “One Way ANNOVA” dengan menggunakan software SPSS versi 16.

Gambar

Tabel 3. Daftar bahan yang digunakan dalam penelitian kultur Moina sp
Tabel 4. Perlakuan dan ulangan sampel penelitian
Ilustrasi variabel yang diamati dalam penelitian ini sebagaimana terlihat pada gambar 5  berikut
Gambar 5. Variabel pengamatan  F.  Analisis data

Referensi

Dokumen terkait

Tahap ini dimulai pada anak berusia 3-6 tahun. Pada tahap ini pemahaman anak tentang konsep Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Hal ini dikarenakan

Corak seran lintang masih dapat diidentifikasi dengan baik sampai 48 jam postmortem dan juga masih terdapat area jaringan otot skelet yang tampak

Untuk setiap order dalam sebuah proyek, dibutuhkan penyesuaian ruang lingkup (scope) sehingga apa yang harus dihasilkan pada suatu batasan waktu tertentu dapat

Nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) yang diperoleh pada kedua kelompok benda uji yaitu sebesar 6,44 %. Selanjutnya dilakukan penambahan PET pada campuran aspal pada nilai KAO tersebut.

a) Peran Kepala Desa sebagai motivator yaitu Fungsi Pemerintah Desa sebagai pendorong, penggerak dan pemberi semangat kepada masyarakat setempat, agar ikut melakukan

Seperti halnya hasil pada penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa kandungan saponin dan flavonoid dalam biji pepaya ( carica papaya L) memiliki efek dalam

Proses kerja karyawan terkait pemasangan instalasi listrik sesuai dengan standarisasi proses2. Produk yang terkait dengan tenaga listrik yang sesuai

Information asymmetry merupakan kondisi di mana terdapat perbedaan jumlah informasi antar manajemen dan investor dalam sebuah pasar, yang mengakibatkan investor untuk tidak