• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN X. Hlm J. Tek. Sip. Vol. 12 No. 2. Volume 12 Nomor 2, April 2013 ISSN X. Suyadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN X. Hlm J. Tek. Sip. Vol. 12 No. 2. Volume 12 Nomor 2, April 2013 ISSN X. Suyadi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 12 Nomor 2, April 2013

ISSN 1411-660X

J. Tek. Sip.

Vol. 12

No. 2

Hlm.

75 - 154

Yogyakarta

April 2013

ISSN

1411-660X

Perilaku Jembatan Bentang Menerus

Akibat Beban Gempa Rencana SNI-1726-2002 Dengan Peta Gempa 2010

Studi Penelitian Pembangunan Rumah Walet Studi Kasus Rumah Walet Rawaluku

Propinsi Bandar Lampung Penelitian Eksperimental Kuat Leleh Lentur (F ) Bautyb

Implikasi Penggunaan Peta Gempa 2010 Pada Perencanaan Gedung

di Kota Yogyakarta

Pengaruh Penambahan Minyak Pelumas Bekas dan Styrofoam Pada Beton Aspal

Hubungan Gaya Kepemimpinan Manajemen Proyek, Kepercayaan dan Keberhasilan Proyek Konstruksi Analisa Peningkatan Kekuatan Tanah Yang Diperkuat Serat dan Bahan Stabilitas Pada Sisi Kering dan Sisi Basah

Pola Pengoperasian Pintu Pembilas Terhadap Laju Sedimentasi Tahunan Pada Bendung Sei Tibun,

Kabupaten Kampar, Provinsi Riau Suyadi

Theresita Herni Setiawan

Yosafat Aji Pranata, Bambang Suryoatmono, Johannes Adhijoso Tjondro Yoyong Arfiadi

Jf. Soandrijanie L

Nectaria Putri Pramesti

Soewignjo Agus Nugroho, Gunawan Wibisono, Fidal Kasbi Imam Suprayogi, Trimaijon, Nurdin, Rio Saputra

(2)

Volume 12 Nomor 2, April 2013 ISSN 1411-660X Jurnal Teknik Sipil adalah wadah informasi bidang Teknik Sipil berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait. Terbit pertama kali Oktober tahun 2000 dengan frekuensi terbit dua kali setahun pada bulan Oktober, April. (ISSN 1411-660X)

Pemimpin Redaksi Agatha Padma L, S.T., M.Eng

Anggota Redaksi

Angelina Eva Lianasari, S.T., M.T. Ir. Pranawa Widagdo, M.T. Ferianto Raharjo, S.T., M.T.

Mitra Bebestari

Ir. A. Koesmargono, MCM, Ph.D Dr. Ir. AM. Ade Lisantono, M.Eng

Dr. Ir. Imam Basuki, M.T Ir. Peter F. Kaming, M.Eng, Ph.D Prof. Ir. Yoyong Arfiadi, M.Eng, Ph.D

Tata Usaha Hugo Priyo Nugroho

Alamat Redaksi dan Tata Usaha:

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No.44 Yogyakarta 55281

Telp. (0274) 487711 (hunting) Fax (0274) 487748 Email : [email protected]

Redaksi menerima sumbangan artikel terpilih di bidang Teknik Sipil pada Jurnal Teknik Sipil. Naskah yang dibuat merupakan pandangan penulis dan tidak mewakili Redaksi

Jurnal Teknik Sipil diterbitkan oleh Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Pelindung: Dekan Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

(3)

Volume 12 Nomor 2, April 2013 ISSN 1411-660X Jurnal Teknik Sipil adalah wadah informasi bidang Teknik Sipil berupa hasil penelitian, studi

kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait.

DAFTAR ISI

PERILAKU JEMBATAN BENTANG MENERUS AKIBAT 75-85

BEBAN GEMPA RENCANA SNI-1726-2002 DENGAN PETA GEMPA 2010

Suyadi

STUDI PENELITIAN PEMBANGUNAN RUMAH WALET 86-97 STUDI KASUS RUMAH WALET RAWALUKU

PROPINSI BANDAR LAMPUNG

Theresita Herni Setiawan

PENELITIAN EKSPERIMENTAL KUAT 98-103

LELEH LENTUR (F ) BAUTyb

Yosafat Aji Pranata, Bambang Suryoatmono, Johannes Adhijoso Tjondro

IMPLIKASI PENGGUNAAN PETA GEMPA 2010 104-116

PADA PERENCANAAN GEDUNG DI KOTA YOGYAKARTA

Yoyong Arfiadi

PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK PELUMAS BEKAS 117-127

DAN STYROFOAM PADA BETON ASPAL

Jf. Soandrijanie L

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN MANAJEMEN PROYEK, 128-136 KEPERCAYAAN DAN KEBERHASILAN

PROYEK KONSTRUKSI

Nectaria Putri Pramesti

ANALISA PENINGKATAN KEKUATAN TANAH YANG 137-144 DIPERKUAT SERAT DAN BAHAN STABILITAS PADA SISI KERING

DAN SISI BASAH

Soewignjo Agus Nugroho, Gunawan Wibisono, Fidal Kasbi

POLA PENGOPERASIAN PINTU PEMBILAS TERHADAP LAJU 145-154 SEDIMENTASI TAHUNAN PADA BENDUNG SEI TIBUN,

KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

(4)

Volume 12, No. 2, April 2013: 98 – 103

98

PENELITIAN EKSPERIMENTAL KUAT

LELEH LENTUR (F

yb

) BAUT

Yosafat Aji Pranata, Bambang Suryoatmono, Johannes Adhijoso Tjondro

Jurusan Teknik Sipil, F.T. Universitas Kristen Maranatha, Jl. Suria Sumantri 65, Bandung

email: [email protected]

Abstract: Bolt is a cylinder shaft or tube with a helical groove on its surface, with its primary use is as a fastener to resist two or more sharing object. One important benefit associated with building and bridge structural design, in particular the structure made from timber material, used for a mechanical connector. One of the mechanical properties parameters used in connection design is the yield bending strength (Fyb). In the United States NDS 2012 Code has been available equations

to predict Fyb, while in the Indonesian (RSNI 201x) Draft Code is not yet available equations to

determine value of Fyb. In this paper presented results of the bolt yield bending strength parameter

obtained from experimental studies, especially for bolt that is available at Indonesian market. Bolt diameter that discussed on this paper is limited for 8 mm, 10 mm, and 12 mm. Specimens were used as much as 16 specimens. Methods of testing using ASTM F1575 guidance by three point loading method. Results indicated that value of yield bending strength (average) will be smaller if the bolt diameter is greater, which are for bolt 8 mm is 1121.40 MPa with C.O.V is 4.23 %, for bolt 10 mm is 642.19 MPa (C.O.V 4.80 %), and for bolt 12 mm is 631.76 MPa (C.O.V 1.24 %). Generally, stress-strain relationship curve obtained from bending test showed as a bilinear shape trend.

Keywords: yield bending strength, bolt, experimental, yield, ultimate.

Abstrak: Baut adalah suatu batang silinder atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya, dengan penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua atau lebih obyek bersama. Salah satu manfaat penting baut berkaitan dengan perencanaan struktur bangunan gedung dan jembatan, khususnya struktur dengan bahan material kayu, yaitu sebagai alat sambung mekanik. Salah satu parameter sifat mekanis yang digunakan dalam perencanaan sambungan yaitu kuat leleh lentur (Fyb). Dalam peraturan kayu Amerika Serikat NDS 2012 telah tersedia persamaan

untuk memprediksi besarnya Fyb, sedangkan dalam draft peraturan kayu Indonesia terbaru (RSNI

201x) belum tersedia panduan untuk menentukan besarnya nilai Fyb. Dalam makalah ilmiah ini

disampaikan hasil penelitian eksperimental kuat leleh lentur baut, khususnya untuk baut yang ada di pasaran Indonesia. Diameter baut yang dibahas terbatas yaitu 8 mm, 10 mm, dan 12 mm. Total benda uji yang digunakan sebanyak 16 benda uji. Metode pengujian menggunakan pedoman ASTM F1575 dengan metode three point loading. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat leleh lentur (rata-rata) semakin kecil apabila diameter baut semakin besar, yaitu Fyb untuk baut 8

mm sebesar 1121,40 MPa dengan C.O.V sebesar 4,23 %, untuk baut 10 mm sebesar 642,19 MPa (C.O.V 4,80 %), dan untuk baut 12 mm sebesar 631,76 MPa (C.O.V 1,24 %). Secara umum, kurva hubungan antara tegangan-regangan hasil uji lentur baut tersebut menunjukkan tren berbentuk bilinier.

Kata kunci: kuat leleh lentur, baut, eksperimental, leleh, ultimit.

PENDAHULUAN

Panjang kayu yang tersedia diperdagangan pada umumnya terbatas, sehingga untuk suatu konstruksi kayu yang panjang diperlukan adanya sambungan kayu, yang terdiri dari dua batang kayu atau lebih yang saling

disambungkan satu sama lain. Sambungan mekanis pada konstruksi bangunan (gedung maupun jembatan) kayu dapat menggunakan paku (nails), pasak (spikes), sekrup (screw), baut (bolts), atau sekrup kunci (lag screw) dapat dilihat dalam Gambar 1.

(5)

Y.A. Pranata, B.Suryoatmono, J.A. Tjondro/Penelitian Eksperimental Kuat Leleh Lentur / JTS, VoL. 12, No. 2, April 2013, hlm 98-103

99

Gambar 1. Struktur atas dengan alat sambung mekanis baut (VTW, 2012).

Penelitian dalam makalah ilmiah ini bertujuan yaitu melakukan penelitian eksperimental uji lentur baut untuk mendapatkan properti sifat mekanis kuat leleh lentur baut. Penelitian menggunakan batasan ruang lingkup yaitu baut yang ditinjau adalah baut yang ada di pasaran Indonesia, dengan diameter 8 mm, 10 mm, dan 12 mm. Total benda uji sebanyak 16 (enam belas) benda uji. Metode pengujian menggunakan pedoman ASTM F1575 dengan metode three point loading. Penelitian eksperimental dilakukan dengan menggunakan Instrumen Universal Testing Machine (UTM). Kecepatan pengujian (crosshead) adalah 2 mm per menit, dengan panjang bentang bersih baut sebesar L (jarak dari tumpuan ke tumpuan).

DASAR TEORI

Persamaan kuat leleh lentur baut (Fyb)

berdasarkan NDS 2005 (AFPA 2005) adalah sebagai berikut,

yb y u

F = 0,5 F + F (1) Dimana Fy adalah kuat leleh baut (beban batas

proporsional) dan Fu adalah kuat batas ultimit. Dalam penelitian ini, pengujian kuat leleh lentur baut yang digunakan untuk sistem balok laminasi-baut dilakukan berdasarkan pedoman ASTM F1575 (ASTM 2008), dengan metode pengujian three point loading. Kecepatan

crosshead adalah 2 mm per menit, dengan panjang bentang bersih baut sebesar L (jarak

dari tumpuan ke tumpuan). Baut yang diteliti adalah diameter 8 mm, 10 mm, dan 12 mm. Tegangan normal (lentur) dihitung dengan menggunakan persamaan tegangan normal (lentur) berdasarkan konsep dasar teori mekanika bahan sebagai berikut,

M.y σ =

I (2)

dengan σ adalah tegangan normal (lentur), M adalah momen lentur di titik yang ditinjau dalam hal ini adalah ditengah bentang baut (balok), y adalah jarak dari titik berat penampang ke tepi serat terluar, dan I adalah momen inersia penampang.

PENELITIAN EKSPERIMENTAL DAN PEMBAHASAN

Kuat leleh lentur (Fyb) diperoleh dari data

primer uji eksperimental lentur baut menggunakan instrumen Hung Ta. Jumlah sampel benda uji baut diameter 8 mm yaitu 5 buah, baut diameter 10 mm yaitu 8 buah, dan baut diameter 12 mm yaitu 3 buah. Panjang bentang bersih baut 100 mm (baut 10 mm) dan 150 mm (baut 8 mm dan baut 12 mm). Sampel benda uji baut (sebagai contoh untuk baut diameter 10 mm) dapat dilihat dalam Gambar 2, ragam kelelehan lentur baut, dan pengujian eksperimental di laboratorium ditampilkan pada Gambar 3..

(6)

Y.A. Pranata, B.Suryoatmono, J.A. Tjondro/Penelitian Eksperimental Kuat Leleh Lentur / JTS, VoL. 12, No. 2, April 2013, hlm 98-103

100

(a). Benda uji baut (b). Ragam kelelehan lentur

(c). Uji lentur baut.

Gambar 2. Benda uji baut diameter 10 mm.

Tabel 1. Hasil uji lentur baut

Baut Jumlah sampel Kisaran nilai (MPa) Rata-rata (MPa) Deviasi Standar C.O.V (%) 8 mm 5 1000,00-1205,00 1121,40 47,39 4,23 10 mm 8 602,33-704,95 642,19 30,85 4,80 12 mm 3 629,27-640,50 631,76 7,79 1,24

Tabel 2. Sifat mekanis kuat leleh lentur baut 8 mm

Sampel Fyb (MPa) 1 1041,00 2 1205,00 3 1000,00 4 1161,00 5 1200,00 Rata-rata 1121,40

(7)

Y.A. Pranata, B.Suryoatmono, J.A. Tjondro/Penelitian Eksperimental Kuat Leleh Lentur / JTS, VoL. 12, No. 2, April 2013, hlm 98-103

101

Tabel 3. Sifat mekanis kuat leleh lentur baut 10 mm

Sampel Fyb (MPa) 1 616,94 2 631,90 3 655,97 4 704,95 5 642,33 6 651,50 7 602,33 8 631,59 Rata-rata 642,19

Tabel 4. Sifat mekanis kuat leleh lentur baut 12 mm

Sampel Fyb (MPa)

1 640,50

2 629,27

3 625,52

Rata-rata 631,76

Hasil pengujian empiris selengkapnya ditampilkan pada Tabel 1

Hasil uji lentur baut diameter 8 mm dan pembahasan tegangan leleh lentur baut selengkapnya ditampilkan pada Gambar 3 dan Tabel 2. Hasil uji lentur baut diameter 10 mm dan pembahasan tegangan leleh lentur baut selengkapnya ditampilkan pada Gambar 4 dan Tabel 3. Hasil uji lentur baut diameter 12 mm dan pembahasan tegangan leleh lentur baut

selengkapnya ditampilkan pada Gambar 5 dan Tabel 4.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat leleh lentur (rata-rata) semakin kecil apabila diameter baut semakin besar, yaitu Fyb untuk

baut 8 mm sebesar 1121,40 MPa dengan C.O.V sebesar 4,23 %, untuk baut 10 mm sebesar 642,19 MPa (C.O.V 4,80 %), dan untuk baut 12 mm sebesar 631,76 MPa (C.O.V 1,24 %).

(8)

Y.A. Pranata, B.Suryoatmono, J.A. Tjondro/Penelitian Eksperimental Kuat Leleh Lentur / JTS, VoL. 12, No. 2, April 2013, hlm 98-103

102

Gambar 4. Kurva tegangan-peralihan vertikal hasil uji lentur baut 10 mm

Gambar 5. Kurva tegangan-peralihan vertikal hasil uji lentur baut 12 mm.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Secara umum, kurva hubungan antara tegangan-regangan hasil uji lentur baut tersebut menunjukkan tren berbentuk bilinier; (2) Mengingat pada saat ini data properti sifat mekanis kuat leleh lentur baut, khususnya baut yang ada di pasaran Indonesia masih sangat terbatas, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif referensi untuk kepentingan perencanaan sambungan kayu.

DAFTAR PUSTAKA

American Forest and Paper Association, Inc., 2005, National Design Specification for Wood Construction ASD/LRFD, American Forest and Paper Association, Inc., USA. American Society for Testing and Materials,

2008, Annual Book of ASTM Standards 2008–Section 4 Volume 04.10 Wood, American Society for Testing and Materials.

American Society for Testing and Materials, 2008, ASTM F1575 Standard Test Method for Determining Bending Yield Moment of

(9)

Y.A. Pranata, B.Suryoatmono, J.A. Tjondro/Penelitian Eksperimental Kuat Leleh Lentur / JTS, VoL. 12, No. 2, April 2013, hlm 98-103

103

Nails, American Society for Testing and Materials.

American Wood Council, (2012), ANSI/AWC NDS-2012 ASD/LRFD National Design Specification for Wood Construction, American Wood Council, USA.

Forest Products Laboratory, 2010, Wood Handbook Wood As An Engineering

Material, General Technical Report FPL-GTR-190, Forest Products Laboratory, United States Departments of Agriculture. Gere, J.M., 2001, Mechanics of Materials,

Brooks/Cole, Thomson Learning.

Vermont Timber Works, 2012, Billing Farm Theater Project Drawing, Vermont Timber Works, Inc.

Gambar

Gambar 1. Struktur atas dengan alat sambung mekanis baut (VTW, 2012).
Gambar 2. Benda uji baut diameter 10 mm.
Tabel 4. Sifat mekanis kuat leleh lentur baut 12 mm
Gambar 4. Kurva tegangan-peralihan vertikal hasil uji lentur baut 10 mm

Referensi

Dokumen terkait

Bukti PT-249 : Fotokopi Berita acara pemungutan dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara dalam pemilihan bupati dan wakil bupati tahun 2015, Model C-KWK, TPS 74, Desa

Cara Pembuatan pounded yam adalah dengan merebus umbi yang telah bebas racun, menumbuknya pada mortar sampai berbentuk atau berupa bahan yang kental atau pasta.. Pasta

Pada proses automatic clustering ini akan menggunakan metode valley tracing untuk mencari berapa cluster yang terbentuk secara otomatis sehingga akan di dapatkan nilai

Di Kabupaten Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Sumba Tengah, terdapat kawasan hutan produksi total seluas 22.796 Ha potensial dijadikan HTI. Merupakan hutan savana dan hutan

Untuk mengatasi isu keuangan global, kerjasama dapat dilakukan melalui Organisasi keuangan dunia termasuk G-20, yang merupakan kelompok negara- negara yang memiliki

Dalam kenyataannya berdasarkan hasil penelitian pada variabel bebas pendidikan dan latihan yang dilakukan bahwa pegawai di lingkungan Balai Pelatihan Kesehatan

PT Trans Media Corpora telah berkembang dengan pesat karena dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Hal ini terbukti dengan diraihnya

Jumlah pengembangan aplikasi monografii kelurahan dan desa, dan website portal informasi. Jumlah pengembangan aplikasi monografii