• Tidak ada hasil yang ditemukan

WORKSHOP HASIL RISET Sikap Keagamaan yang Berkeadilan dan Berkesetaraan Gender Dalam Keluarga di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WORKSHOP HASIL RISET Sikap Keagamaan yang Berkeadilan dan Berkesetaraan Gender Dalam Keluarga di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jl. Demangan Baru 24 Yogyakarta 55281 Telp/Fax. +62 274 519004

email: psi@psi-uii.com; web http://www.psi-uii.com

http://www.cordaid.nl

WORKSHOP HASIL RISET

Sikap Keagamaan yang Berkeadilan dan Berkesetaraan Gender Dalam Keluarga di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta1

Tim periset Pusat Studi Islam Universitas Islam Indonesia

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Latar belakang riset ini adalah sikap-perhatian terhadap kondisi-kondisi ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender dalam keluarga, pembangunan dan pemberdayaan gender, serta relasi antara agama-agama, gender, dan pembangunan. “Gender” dipahami sebagai perbedaan peluang, peran, dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki sebagai hasil konstruksi sosial dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Sehingga, capaian kinerja pembangunan dan pemberdayaan gender mampu mencitrakan dan memerkuat sikap keagamaan yang adil dan setara gender dalam keluarga.

2. Terdapat truisme bahwa doktrin agama-agama yang ternyatakan dalam teks suci adalah adil dan setara gender. Namun ketika sudah berada pada wilayah pemahaman dan penyikapan, sebagai hasil interaksi antara umat beragama dengan teks suci, kerap kali ajaran itu terdistorsi. Hal ini terutama disebabkan pola pikir patriarki yang telah mengakar kuat dan ternyatakan sebagai sikap keadilan dan kesetaraan gender dalam keluarga.

B. Rumusan Masalah: Bagaimana sikap keagamaan yang berkeadilan dan berkesetaraan gender dalam keluarga di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (selanjutnya ditulis: DIY).

C. Tujuan dan Manfaat RIset

1. Tujuan riset adalah mendeskripsikan dan menganalisis sikap keagamaan (alfabetis: Buddha, Hindu, Islam, Katolik, Protestan) yang adil dan setara gender dalam keluarga di wilayah DIY.

2. Manfaat Riset

a. Secara teoritis-keilmuan untuk memeroleh basisdata dan informasi sikap keagamaan yang adil dan setara dalam keluarga di wilayah DIY.

b. Secara praktis-implementatif, sebagai dasar untuk (1) merelasikan kembali doktrin, pemahaman, dan sikap keagamaan tentang program dan kebijakan pembangunan dan pemberdayaan gender, dan (2) merekomendasi kepada pemangku kepentingan tentang penguatan sikap keagamaan yang berkeadilan dan berkesetaraan gender dalam keluarga di wilayah DIY.

D. Batasan Masalah

1. Sikap kegamaan: Keadaan internal manusia berdasar pemahaman yang diperoleh dari asimilasi pengetahuan dalam ajaran agama.

2. Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta: Satuan demografi di wilayah yang meliputi kota Yogyakarta, kabupaten Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, dan Sleman.

1

Disampaikan pada Workshop “Sikap Keagamaan yang Berkeadilan dan Berkesetaraan Gender Dalam Keluarga di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.” PSI UII bekerjasama dengan Cordaid. Yogyakarta, 11 April 2007. Tim Periset PSI UII adalah Yusdani, Drs., M.Ag. (Koordinator); Aden Wijdan SZ, Drs. M.Si.; Edi Safitri, S.Ag., M.S.I.; Imam Samroni, S.Pd.; M. Latif Fauzi, S.Ag., M.S.I.; M. Roem Sybly, S.Ag.; Rahmani Timorita Y, Dra., M.Ag.; Ulfa Jamilatul Farida, S.I.P

(2)

3. Keadilan dan kesetaraan gender: Kondisi, status, dan perlakuan yang adil terhadap perempuan dan laki-laki untuk memeroleh kesempatan dan menikmati haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam pembangunan dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Kondisi ini adalah konstekstual dan situasional, dengan memerhatikan konteks dan situasi di wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Keluarga: Keluarga luas (extended famiy) yang terdiri ayah, ibu, anak, dan dengan memerhatikan kerabat yang lain.

II. METODE

Riset lapangan (field research) ini bersifat deskriptif-eksploratif. Pengumpulan data melalui metode public survey dengan observasi tidak langsung, yaitu dengan menyebarkan angket (kuesioner) secara langsung pada responden. Riset mengacu pada pengukuran makna kata (semantik) atau teknik beda semantik menurut Osgood, Suci, dan Tannenbaum.2 Teknik ini dipilih karena dianggap lebih mampu mengeksplorasi sikap (keagamaan) responden terhadap tema riset. Pasangan kata sifat yang dipilih adalah sulit-mudah, berat-ringan, pasti-tidak pasti, baik-buruk, pantas-pasti-tidak pantas, kuat-lemah, menyenangkan-pasti-tidak menyenangkan, aman-berbahaya, terpuji-terhina, bebas-ketat, besar-kecil.

Angket terdiri 23 indikator dengan 40 pertanyaan (P1-P40 atau Pertanyaan

no. 1 sampai dengan no. 40). Sedangkan responden dikenali dengan 9 identitas beserta 58 atribut identitas, yaitu

1. Agama (5),

2. Jenis kelamin atau Gender (2), 3. Tempat tinggal (5),

4. Kewargaan (3), 5. Umur (4),

6. Status pernikahan (3),

7. Kedudukan/status dalam keluarga (6), 8. Pendidikan terakhir (9),

9. Profesi (20).

Populasinya adalah seluruh penduduk di wilayah DIY, yaitu 3.413.183 orang, dengan rincian (1) Islam: 3.118.827, (2) Katolik: 183.485, (3) Kristen: 98.300, (4) Hindu: 5.964, dan (5) Buddha: 5.500 (data BPS DIY 2005).

Sampel ditetapkan dengan accident random sampling di 5 kabupaten/kota,

karena terdapat selisih jumlah penduduk antaragama yang sangat jauh. Misal, jumlah penduduk beragama Islam sebesar 91,38 %, sedangkan jumlah penduduk beragama Katolik 5,38 %, dan Buddha 0,16 %.

- Penyebaran angket : 21 Desember 2006 – 26 Januari 2007

- Jumlah angket disebar : 2.405

- Jumlah angket rusak : 394 (16,38%)

- Jumlah angket dimasukkan : 2.011 (83,62%)

- Pengolahan data : per 15 Januari 2007

III. HASIL RISET

Berdasarkan pengolahan dan analisis data terhadap seluruh angket, maka dapat dideskripsikan sikap keagamaan yang berkeadilan dan berkesetaraan gender dalam keluarga di wilayah DIY. Di antara 58 atribut identitas, hanya identitas agama, jenis kelamin, tempat tinggal, umur, dan pendidikan responden yang disajikan. Ringkasan hasil riset meliputi persentase, penilaian, dan kecenderungan sikap responden terhadap 23 indikator yang digunakan.

A. RANGKUMAN UMUM

(3)

beberapa identitas responden atau tanpa memerhatikan identitas responden, memberikan kecenderungan sikap yang sama, seperti pada Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1, diperoleh informasi bahwa indikator “Tetap berusaha mempunyai anak laki-laki dalam keluarga“ adalah sesuatu yang baik. Dengan demikian, ditinjau dari berbagai aspek dan secara keseluruhan, responden mempunyai kecenderungan sikap yang bertolak belakang dengan kesetaraan gender. Artinya, seluruh responden dengan berbagai atribut identitasnya belum bersikap adil dan setara terhadap gender.

Begitu juga untuk indikator “Anggaran publik (APBN/APBD) berpihak terhadap laki-laki dan perempuan,“ pada tinjauan berbagai aspek dan secara keseluruhan, mendapatkan penilaian netral, sehingga kecenderungan sikap responden kurang jelas. Perlu kajian lebih lanjut, mungkin dari sisi pernyataan di dalam angket atau boleh jadi adalah hasil riset merupakan informasi capaian sosialisasi tentang anggaran publik yang progender.

TABEL 1. RINGKASAN KECENDERUNGAN SIKAP RESPONDEN

NO INDIKATOR AGAMA JENIS KELAMIN

TEMPAT

TINGGAL UMUR PENDIDIKAN TOTAL 1. PEREMPUAN SEBAGAI

IBU RUMAH TANGGA

STEREOTIP E STEREOTIP E STEREOTIP E STEREOTIP E STEREOTIPE STEREOTIPE 2. TETAP BERUSAHA MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI DALAM KELUARGA SUBORDIN AT SUBORDIN AT SUBORDIN AT SUBORDIN AT SUBORDINAT SUBORDINAT 3. PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI LEBIH PENTING DARIPADA PENDIDIKAN ANAK PEREMPUAN TIDAK MARGINAL TIDAK MARGINAL TIDAK MARGINAL TIDAK MARGINAL TIDAK MARGINAL TIDAK MARGINAL 4. POLIGAMI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 5. KAWIN SIRI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 6. MELAPORKAN PRAKTEK KEKERASAN DALAM KELUARGA TETANGGA KEPADA PIHAK YANG BERWAJIB MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 7. PERGUNJINGAN DI TELEVISI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 8. MEMBELI MEDIA YANG BERGAMBAR PORNO MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 9. BAPAK/SUAMI SEBAGAI PENGAMBIL KEPUTUSAN DI DALAM KELUARGA MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 10. KONDISI AGAMIS DALAM KELUARGA MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 11. BAPAK/SUAMI BERSIKAP ADIL DI DALAM KELUARGA MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 12. ANGGARAN PUBLIK (APBN/APBD) BERPIHAK TERHADAP LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN KURANG JELAS KURANG JELAS KURANG JELAS KURANG JELAS KURANG JELAS KURANG JELAS

Sementara kecenderungan sikap responden pada indikator selain pada Tabel 1 di atas, cenderung mempunyai sikap yang berbeda-beda, dan dalam beberapa bagian menunjukkan sikap yang tidak jelas.

(4)

TABEL 2. INDIKATOR DENGAN KECENDERUNGAN SIKAP RESPONDEN TIDAK JELAS

NO. INDIKATOR

1. KECANTIKAN/KETAMPANAN ADALAH MODAL SUKSES

2. PEREMPUAN TIDAK MENIKAH

3. MEMBEDAKAN PERMAINAN UNTUK ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

4. PEREMPUAN MENJADI GUBERNUR

5. ANAK PEREMPUAN MENDAPAT WARISAN SETENGAH DARI ANAK LAKI-LAKI

6. UANG JAJAN ANAK PEREMPUAN SAMA DENGAN ANAK LAKI-LAKI

7. KEBIJAKAN PENGUPAHAN KARYAWATI YANG MENIKAH DENGAN STANDAR LAJANG,

KARENA SUDAH MENDAPAT NAFKAH SUAMI

8. ISTRI MENJADI KEPALA RUMAH TANGGA

9. PERKAWINAN BEDA AGAMA

10. ORANG TUA MENDAMPINGI ANAK MENONTON TELEVISI

11. SEKELOMPOK MASYARAKAT MEMBAKAR TEMPAT PELACURAN B. IDENTITAS AGAMA

Berdasarkan identitas agama responden, sebagaimana dalam Tabel 3., diperoleh informasi bahwa kelima penganut agama mempunyai kecenderungan sikap yang sama pada indikator berikut:

1. Perempuan sebagai ibu rumah tangga, dengan kecenderungan sikap

stereotipe, yaitu sulit dan berat tugas perempuan sebagai ibu rumah tangga, 2. Perempuan menjadi gubernur, dengan kecenderungan sikap tidak subordinat,

yaitu suatu hal yang pantas dan kuat apabila gubernur diemban oleh perempuan,

3. Tetap berusaha mempunyai anak laki-laki dalam keluarga, dengan kecenderungan sikap subordinat, yaitu suatu hal yang baik tetap mengusahakan mempunyai anak laki-laki,

4. Anak perempuan mendapat warisan setengah dari anak laki-laki, dengan kecenderungan sikap tidak marginal,

5. Pendidikan anak laki-laki lebih penting daripada pendidikan anak perempuan, dengan kecenderungan sikap tidak marginal (tidak pantas)

6. Poligami, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan, 7. Kawin siri, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan,

8. Melaporkan praktek kekerasan dalam keluarga tetangga kepada pihak yang berwajib, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan, yaitu hal yang baik melaporkan praktek kekerasan kepada pihak yang berwajib, 9. Pergunjingan di televisi, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan

kekerasan,

10. Membeli media yang bergambar porno, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan,

11. Sekelompok masyarakat membakar tempat pelacuran, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan,

12. Bapak/Suami sebagai pengambil keputusan di dalam keluarga, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan,

13. Kondisi agama dalam keluarga, dengan kecenderungan sikap menolak tindakan kekerasan,

14. Bapak/Suami bersikap adil di dalam keluarga, dengan kecenderungan sikap

menolak tindakan kekerasan,

Kelima agama mempunyai kecenderungan sikap yang berbeda-beda pada indikator berikut:

1. Kecantikan/Ketampanan adalah modal sukses, 2. Perempuan tidak menikah,

3. Membedakan permainan untuk anak laki-laki dan perempuan, 4. Uang jajan anak perempuan sama dengan anak laki-laki,

(5)

7. Perkawinan beda agama,

8. Orangtua mendampingi anak menonoton televisi,

(6)

TABEL 3. MAYORITAS KECENDERUNGAN SIKAP RESPONDEN BERDASARKAN AGAMA

BUDDHA HINDU ISLAM KATHOLIK PROTESTAN

NO INDIKATOR % PENILAIAN KECENDE-RUNGAN SIKAP % PENILAIAN KECENDE-RUNGAN SIKAP % PENILAIAN KECENDE-RUNGAN SIKAP % PENILAI AN KECENDE-RUNGAN SIKAP % PENILAIA N KECENDE-RUNGAN SIKAP 1. PEREMPUAN SEBAGAI

IBU RUMAH TANGGA 28.0

SULIT BERAT STEREOTIPE 58.7 SULIT BERAT STEREOTIPE 46.8 SULIT BERAT STEREOTIPE 49.2 SULIT BERAT STEREOTIPE 54.4 SULIT BERAT STEREOTIPE 2. KECANTIKAN/KETAMP ANAN ADALAH MODAL SUKSES 30.8 TIDAK PASTI NETRAL KURANG JELAS 31.9 TIDAK PASTI &BURUK STEREOTIPE 33.9 TIDAK PASTI &BURUK STEREOTIPE 25.8 TIDAK PASTI & BURUK STEREOTIPE 31.8 PASTI BAIK TIDAK STEREOTIPE 3. PEREMPUAN TIDAK MENIKAH 50.0 NETRAL KURANG JELAS 45.7 BURUK BERAT STEREOTIPE 52.7 BURUK BERAT STEREOTIPE 31.8 NETRAL

NETRAL KURANG JELAS 35.3

BURUK

BERAT STEREOTIPE

4.

MEMBEDAKAN

PERMAINAN UNTUK ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN 50.0 BAIK, NETRAL TIDAK STEREOTIPE 59.6 BAIK TIDAK STEREOTIPE 63.1 BAIK TIDAK STEREOTIPE 58.4 BAIK TIDAK STEREOTIPE 48.3 BAIK TIDAK STEREOTIPE 5. PEREMPUAN MENJDAI GUBERNUR 40.0 PANTAS KUAT &PANTAS NETRAL TIDAK SUBORDINAT 51.1 PANTAS KUAT TIDAK SUBORDINAT 41.3 PANTAS KUAT TIDAK SUBORDINAT 55.0 PANTAS KUAT TIDAK SUBORDINAT 70.0 PANTAS KUAT TIDAK SUBORDINAT 6. TETAP BERUSAHA MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI DALAM KELUARGA

38.5 BAIK SUBORDINAT 53.2 BAIK SUBORDINAT 50.9 BAIK SUBORDINAT 41.5 BAIK SUBORDINAT 52.5 BAIK SUBORDINAT

7.

ANAK PEREMPUAN

MENDAPAT WARISAN SETENGAH DARI ANAK LAKI-LAKI 57.7 BURUK TIDAK PANTAS TIDAK MARGINAL 44.7 BURUK TIDAK PANTAS TIDAK MARGINAL 47.6 BAIK PANTAS MARGINAL 51.2 BURUK TIDAK PANTAS TIDAK MARGINAL 42.8 BURUK TIDAK PANTAS TIDAK MARGINAL 8. PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI LEBIH PENTING DARIPADA PENDIDIKAN ANAK PEREMPUAN 69.2 TIDAK PANTAS TIDAK MARGINAL 80.4 TIDAK PANTAS TIDAK MARGINAL 64.3 TIDAK PANTAS TIDAK MARGINAL 71.7 TIDAK PANTAS TIDAK MARGINAL 77.2 TIDAK PANTAS TIDAK MARGINAL

(7)

BUDDHA HINDU ISLAM KATHOLIK PROTESTAN NO INDIKATOR % PENILAIAN KECENDE-RUNGAN SIKAP % PENILAIAN KECENDE-RUNGAN SIKAP % PENILAIAN KECENDE-RUNGAN SIKAP % PENILAI AN KECENDE-RUNGAN SIKAP % PENILAIA N KECENDE-RUNGAN SIKAP KARYAWATI YANG MENIKAH DENGAN STANDAR LAJANG, KARENA SUDAH MENDAPAT NAFKAH SUAMI 11. ISTRI MENJADI KEPALA RUMAH TANGGA 30.8 BAIK BERAT KURANG JELAS 38.3 BURUK BERAT MENOLAK BEBAN GANDA 45.8 BURUK BERAT MENOLAK BEBAN GANDA 34.6 BAIK

BERAT KURANG JELAS 40.9

BAIK BERAT KURANG JELAS 12. PERKAWINAN BEDA AGAMA 26.9 BAIK BERAT KURANG JELAS 34.0 BURUK BERAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 66.7 BURUK BERAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 33.6 BURUK BERAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 60.3 BURUK BERAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 13. POLIGAMI 42.3 BURUK, BERAT TIDAK MENYENAN GKAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 72.3 BURUK, BERAT TIDAK MENYENA NGKAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 37.4 BURUK, BERAT TIDAK MENYENAN GKAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 61.1 BURUK, BERAT TIDAK MENYEN ANGKAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 70.9 BURUK, BERAT TIDAK MENYEN ANGKAN MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 14. KAWIN SIRI 50.0 BURUK & BERBAHAY A MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 74.5 BURUK & BERBAHAY A MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 56.2 BURUK & BERBAHAYA MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 74.8 BURUK & BERBAH AYA MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 83.1 BURUK & BERBAH AYA MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 15. MELAPORKAN PRAKTEK KEKERASAN DALAM KELUARGA TETANGGA KEPADA PIHAK YANG BERWAJIB 76.0 BAIK TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 76.6 BAIK TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 67.6 BAIK TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 76.0 BAIK TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 64.6 BAIK TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 16. PERGUNJINGAN DI TELEVISI 20.0 BURUK BERAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 31.9 BURUK BERAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 50.7 BURUK BERAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 41.9 BURUK BERAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 36.7 BURUK BERAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 17. ORANG TUA MENDAMPINGI ANAK MENONTON TELEVISI 32.0 NETRAL KURANG JELAS 46.8 KETAT PASTI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 48.6 KETAT PASTI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 40.8 KETAT PASTI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 47.3 KETAT PASTI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN

18. MEMBELI MEDIA YANG

BERGAMBAR PORNO 68.0 TIDAK PASTI TIDAK PANTAS MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 80.9 TIDAK PASTI TIDAK PANTAS MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 83.3 TIDAK PASTI TIDAK PANTAS MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 76.1 TIDAK PASTI TIDAK PANTAS MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 88.2 TIDAK PASTI TIDAK PANTAS MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN

(8)

BUDDHA HINDU ISLAM KATHOLIK PROTESTAN NO INDIKATOR % PENILAIAN KECENDE-RUNGAN SIKAP % PENILAIAN KECENDE-RUNGAN SIKAP % PENILAIAN KECENDE-RUNGAN SIKAP % PENILAI AN KECENDE-RUNGAN SIKAP % PENILAIA N KECENDE-RUNGAN SIKAP MASYARAKAT MEMBAKAR TEMPAT PELACURAN TERHINA TINDAKAN KEKERASAN TERHINA TINDAKAN KEKERASAN TERHINA TINDAKAN KEKERASAN TERHINA TINDAKAN KEKERASAN TERHINA TINDAKAN KEKERASAN 20. BAPAK/SUAMI SEBAGAI PENGAMBIL KEPUTUSAN DI DALAM KELUARGA 69.2 KUAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 74.5 KUAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 77.9 KUAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 66.9 KUAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 78.9 KUAT MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 21. KONDISI AGAMIS DALAM KELUARGA 84.0 MANTAP TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 91.3 MANTAP TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 89.0 MANTAP TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 82.9 MANTAP TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 91.5 MANTAP TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 22. BAPAK/SUAMI BERSIKAP ADIL DI DALAM KELUARGA 92.3 MANTAP TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 93.5 MANTAP TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 91.8 MANTAP TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 88.8 MANTAP TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 90.3 MANTAP TERPUJI MENOLAK TINDAKAN KEKERASAN 23. ANGGARAN PUBLIK (APBN/APBD) BERPIHAK TERHADAP LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN 80.0 NETRAL KURANG JELAS 39.1 BESAR NETRAL KURANG JELAS 56.2 NETRAL KURANG

JELAS 56.2 NETRAL KURANG JELAS 54.9 NETRAL

KURANG JELAS

Referensi

Dokumen terkait

R6an @ingatlahA, ketika kamu berkata kepada orang ang *llah telah melimpahkan nikmat kepadana dan kamu @jugaA telah memberi nikmat kepadana:RTahanlah terus isterimu dan

Pengaruh struktur modal perusahaan merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, maka seorang manajer keuangan dalam menentukan sumber modal yang

Sehingga dari hasil perhitungan tegangan yang terjadi dan pemodelan pipa pada jalur pemipaan gas sepanjang 1497.63 m, dengan input pembebanan berupa tegangan dan temperatur,

Dalam penakwilan surat ali Imran terdapat 13 permasalahan dari 7 ayat yang memiliki kesamaan redaksi dengan ayat lainnya, yang meliputi persoalan tentang

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar dan mengetahui besarnya peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan media microsoft power

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan, dikemukakan beberapa temuan yang berhubungan dengan pola pengendalian sosial pelanggaran disiplin sekolah

Lokasi kerusakan yang diamati adalah seluruh bagian tubuh pohon dari daun hingga akar, seperti permukaan akar dengan tinggi 30 cm di atas permukaan tanah, akar dan batang