METODE
Desain, Tempat dan Waktu
Desain penelitian ini adalah restrospektif. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan (Lampiran 1). Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa ; a) Kabupaten Muara Enim sebagai wilayah yang mendukung Program Sumatera Selatan Lumbung Pangan, tetapi masih menjadi prioritas penanganan daerah rawan pangan, b) kebutuhan luas lahan untuk produksi pertanian pangan yang perlu dipertahankan untuk menjamin keberlanjutan ketersediaan pangan di Kabupaten Muara Enim belum diketahui. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2010.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut waktu meliputi data kependudukan, data produksi, luas lahan pertanian, ketersediaan pangan, konsumsi pangan, rencana strategis (renstra) kabupaten dan renstra SKPD (satuan kerja perangkat daerah).
Tabel 3 Keterkaitan tujuan penelitian dengan data dan sumber data
Tujuan Data dan Jenis Data Sumber Data
1 a. Data produksi pangan tahun
2003-2009 (sekunder) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan
b.Data NBM tahun 2004-2009
(sekunder) Kantor Ketahanan Pangan 2 a. Data jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk (sekunder)
BPS
b.Data konsumsi pangan tahun
2009 (sekunder) Dinas Kesehatan dan Kantor Ketahanan Pangan c. Data target produksi pangan
SKPD tahun 2008-2013 (sekunder)
‐ Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura ‐ Dinas Peternakan dan Perikanan ‐ Dinas Perkebunan
3 a. Proyeksi kebutuhan produksi pangan tahun 2010-2015
Tabel 3. Keterkaitan tujuan penelitian dengan data dan sumber data (Lanjutan)
Tujuan Data dan Jenis Data Sumber Data
b. Data arahan tata guna lahan pertanian (sekunder)
Balitbang SDL Pertanian c. Data aktual luas lahan
(sekunder)
BPS d.Data lahan pertanian tahun
2028 (sekunder)
RTRW Kab. Muara Enim
4 a. RPJM Nasional, RPJMD Provinsi Sumsel dan RPJMD Kabupaten Muara Enim (sekunder)
Bappeda
b.Renstra Kabupaten Muara Enim, renstra SKPD terkait (sekunder)
‐ Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
‐ Dinas Peternakan dan Perikanan ‐ Dinas Perkebunan
‐ Kantor Ketahanan Pangan
Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer Microsoft Excell 2007, kemudian dianalisis secara deskriptif. Pengolahan data yang dilakukan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Pengolahan dan Analisis Data
Tujuan Pengolahan Data Analisis Data
1 a. Menghitung rata-rata laju produksi
b.Menghitung laju ketersediaan pangan aktual
a. Analisis laju pertumbuhan produksi
b. Analisis gap antara kondisi ketersediaan aktual dan kondisi ideal
2 a. Menghitung proyeksi penduduk dengan model pertumbuhan
b. Menghitung kebutuhan konsumsi ideal pangan penduduk tahun 2013 dan 2015
c. Menghitung kebutuhan ketersediaan ideal pangan tahun 2013 dan 2015
Analisis gap antara proyeksi SKPD dan poduksi berbasis PPH
Tabel 4 Pengolahan dan Analisis Data (Lanjutan)
Tujuan Pengolahan Data Analisis Data
d.Menghitung kebutuhan produksi ideal tahun 2013 dan 2015
e. Membandingkan proyeksi produksi pangan berbasis PPH dan target produksi SKPD terkait
3 a. Menghitung luas kebutuhan lahan berdasarkan kebutuhan produksi pangan ideal b.Menghitung proyeksi luas
lahan dari tren perubahan luas lahan pertanian dengan model persamaan linier (metode Least Square)
c.Membandingkan luas lahan pertanian pangan (aktual, RTRW, produksi pangan ideal)
d.Membuat skenario kebutuhan lahan pertanian pangan e.Menghitung land man ratio
a. Analisis gap antara luas lahan ideal dengan potensi luas lahan
b. Analisis gap land man ratio untuk produksi pangan ideal dan aktual
4 a. Membandingkan prioritas pembangunan bidang ketahanan pangan
b.Membandingkan visi misi renstra kabupaten dengan visi misi SKPD lingkup pertanian c.Menelusuri dasar penetapan
target produksi SKPD d.Menelusuri arahan luas lahan
pertanian dalam RTRW
Analisis konten :
‐ Keterpaduan dan konsistensi antar dokumen kebijakan ‐ Keterpaduan dengan kondisi
yang diharapkan
Dari Tabel 3 dan 4, disusun langkah-langkah pengolahan dan analisis data pada Gambar 2.
Tujuan 1 Tujuan 2
‐ Data konsumsi pangan
thn 2007 dan 2009
‐ Data produksi pangan thn
2003-2009
‐ Menyusun data seri produksi
‐ Menyusun data seri ketersediaan
‐ Analisis laju produksi
‐ Analisis gap ketersediaan aktual dan
ideal
‐ Data jumlah dan laju pertumbuhan penduduk
‐ Data konsumsi pangan penduduk
‐ Data target produksi pagan SKPD
‐ Situasi produksi pangan
‐ Situasi ketersediaan aktual dan ideal
‐ Menghitung proyeksi penduduk thn
2011-2015
‐ Menghitung kebutuhan konsumsi ,
ketersediaan dan produksi pangan thn 2013 dan 2015 menuju ideal Analisis gap proyeksi produksi ideal dan target produksi SKPD
Acuan produksi pangan thn 2013 dan 2015
‐ Proyeksi produksi pangan ideal thn 2013
dan 2015
‐ Data aktual luas lahan
‐ Data arahan tataguna lahan pertanian
‐ Data tata ruang lahan pertanian
a. Data prioritas pembangunan nasional
b. Data prioritas
pembangunan Provinsi Sumsel
c. Data prioritas pembangunan
Kabupaten Muara Enim (RPJMD
tahun 2008-2013
d. Data renstra SKPD lingkup pertanian
a. Analisis konten keterpaduan dan konsistensi
‐ Membandingkan prioritas
pembangunan bid. ketahanan pangan lintas wilayah
‐ Membandingkan visi misi renstra
kabupaten dengan visi misi SKPD lingkup pertanian
b. Menelusuri dasar penetapan proyeksi
target produksi pangan
c. Menelusuri luas lahan pertanian yang dicadangkan dalam RTRW
‐ Menyusun data seri lahan pertanian tahun 2003-2009 dan proyeksi lahan pertanian tahun 2010-2015
‐ Menghitung kebutuhan luas lahan
produksi pangan berbasis PPH tahun 2013 dan 2015
‐ Membandingkan luas lahan berbasis
PPH dengan potensi, terpakai dan yang dicadangkan
‐ Menyusun skenario kebutuhan luas
lahan
Analisis gap kebutuhan luas lahan pertanian
Land man ratio lahan pertanian ideal
Tujuan 3 Tujuan 4
Secara lebih rinci langkah pengolahan dan analisis data diuraikan sebagai berikut :
1) Untuk menganalisis situasi konsumsi, ketersediaan dan produksi pangan penduduk Kabupaten Muara Enim tahun 2003-2009, yaitu dengan :
- Membandingkan jumlah dan mutu data konsumsi pangan tahun 2007 dan 2009 dengan konsumsi pangan ideal, kemudian dilakukan analisis gap. - Membandingkan jumlah dan mutu data ketersediaan pangan tahun
2003-2009 dengan ketersediaan ideal, kemudian dilakukan analisis gap. - Menghitung pertumbuhan/laju skor PPH ketersediaan energi
Laju skor PPH = (PPHt – PPHt-1) x 100
PPHt-1
Keterangan :
PPHt = skor PPH tahun tertentu (2010-2015)
PPHt-1 = skor PPH tahun sebelumnya
- Menyusun data seri produksi pangan tahun 2003-2009, lalu dihitung pertumbuhan dan rata-rata pertumbuhan produksi untuk melihat tren perkembangannya, dengan rumus :
P.Pr(n) = (Pr (n) – Pr (n-1)) x 100%
Pr(n-1)
Keterangan :
P.Pr (n) = persentase pertumbuhan produksi tahun ke n Pr (n) = tingkat produksi tahun ke n
Pr (n-1) = tingkat produksi tahun sebelumnya (n-1)
Rata- rata P.Pr = P.Pr1 + P.Pr2 +…+ P.Prn
n
Keterangan :
P.Pr1 = persentase pertumbuhan produksi tahun ke 1
P.Pr2 = persentase pertumbuhan produksi tahun ke 2
P.Prn = persentase pertumbuhan produksi tahun ke n
2) Untuk menyusun proyeksi kebutuhan konsumsi, ketersediaan dan produksi pangan penduduk Kabupaten Muara Enim tahun 2010-2015 berdasarkan pada data konsumsi pangan actual tahun 2009. Tahapannya adalah sebagai berikut:
- Menghitung proyeksi jumlah penduduk tahun 2011-2015 dengan menggunakan tingkat pertumbuhan penduduk 1,79 persen per tahun (BPS, 2010), dengan rumus :
PT= Po(1+r)n
Keterangan
PT : Jumlah penduduk pada tahun ke-n (tahun 2010 sampai
dengan tahun 2015)
Po : jumlah penduduk pada tahun awal (tahun 2009) r : tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (1,79 persen) n : banyak perubahan tahun
- Menghitung kebutuhan konsumsi pangan ideal penduduk dengan cara : a. Menghitung proyeksi PPH konsumsi tahun 2010-2015 mengacu pada
PPH nasional (Tabel 5) dengan menggunakan data PPH konsumsi tahun 2009 menggunakan metode interpolasi.
Tabel 5 Konsumsi Pangan Berdasarkan PPH Nasional
No Kelompok Pangan Konsumsi % Skor
(kkal/kap/hari) AKE Bobot PPH
1 Padi-padian 1000 50 0,5 25 2 Umbi-umbian 120 6 0,5 2,5 3 Hewani 240 12 2 24 4 Minyak/lemak 200 10 0,5 5 5 Buah/biji berminyak 60 3 0,5 1 6 Kacang-kacangan 100 5 2 10 7 Gula 100 5 0,5 2,5
8 Sayur dan buah 120 6 5 30
9 Minuman dan bumbu 60 3
Total 2000 100 100
Rumus interpolasi PPH :
Proyeksi PPHKPt = PPHKPt0 + (tn-t0) x PPHKPta-PPHKPt0
Keterangan :
PPHKPt = skor PPH kelompok pangan tertentu (tahun 2010-2015)
PPHKPt0 = skor PPH kelompok pangan tertentu tahun 2009
tn = tahun 2010-2015
t0 = tahun 2009
PPHta = skor PPH kelompok pangan tertentu tahun 2015
PPHt0 = skor PPH kelompok pangan tertentu tahun 2009
b. Menghitung proyeksi konsumsi pangan (kkal/kap/hari) setiap kelompok pangan tahun 2010-2015, dengan rumus :
Konsumsi kelompok = PPHt x konsumsi klp pangan thn 2009
pangan PPHt0
Keterangan :
PPHt = skor PPH konsumsi tahun 2010-2015
PPH0 = skor PPH konsumsi tahun dasar (2009)
c. Menentukan jenis pangan dari setiap kelompok pangan berdasarkan data konsumsi pangan penduduk tahun 2009, dengan mengambil proporsi jenis pangan terbesar dari kelompok pangan (Tabel 6). Tabel 6 Jenis pangan terpilih dalam setiap kelompok pangan
berdasarkan hasil survey konsumsi pangan penduduk Kabupaten Muara Enim tahun 2009
No Kelompok Pangan Jenis Pangan Proporsi
Terpilih (%)
1 Padi-padian Beras 91
2 Umbi-umbian Ubi kayu 90
3 Hewani Daging ayam 40
Ikan 48
4 Minyak/lemak Minyak sawit 100
5 Buah/biji berminyak Kelapa 100
6 Kacang-kacangan Kacang kedelai 82
7 Sayur dan buah Kacang panjang 41
Tomat 28 Jeruk 12
Nanas 19
d. Menghitung berat setiap jenis pangan (setara) dalam satuan gram berdasarkan data konsumsi tahun 2009, dengan rumus :
Berat pangan = setara (gr)
Konsumsi energi klp pangan x 10.000 KE x BDD
Keterangan :
KE = kandungan energi per 100 gram berat pangan BDD = persentase bagian yang dapat dimakan
e. Menghitung kebutuhan konsumsi pangan penduduk tahun 2010-2015 dengan rumus :
Kebutuhan konsumsi pangan = Bps x jumlah penduduk x 365 hari penduduk (ton/tahun) 1.000.000
Keterangan :
Bps = berat pangan setara dalam satuan gram
f. Menghitung ketersediaan pangan penduduk tahun 2010-2015 dengan rumus :
Ketersediaan pangan = penduduk
110% x kebutuhan konsumsi pangan
g. Menghitung proyeksi produksi pangan tahun 2010-2015 memperhitungkan kebutuhan untuk bibit, pakan dan tercecer kemudian dikali faktor konversi dari bahan makanan hasil olahan ke hasil asli usahatani on farm, dengan rumus :
Produksi pangan = penduduk
(Kp + % bibit + % pakan + % tercecer) x ak
Keterangan :
Kp = angka ketersediaan pangan
ak = angka konvenrsi jenis pangan ke bentuk panen
- Dilakukan analisis gap antara produksi berbasis proyeksi SKPD (dalam renstra) dan berbasis PPH.
3) Untuk mengetahui daya dukung wilayah untuk mendukung produksi pangan yang memenuhi kebutuhan ideal pangan penduduk Kabupaten Muara Enim tahun 2010-2015, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Menghitung luas lahan untuk proyeksi produksi pangan berbasis PPH. Asumsi yang digunakan adalah rata-rata produktifitas sama dengan kondisi aktual. Untuk lahan sawah asumsi yang digunakan adalah tidak ada lahan fuso dan indeks pertanaman satu kali setahun (IP 100). Rumus luas lahan untuk padi, tanaman perkebunan dan buah-buahan :
Rumus untuk mencari luas lahan yang dibutuhkan untuk kelompok pangan hewani :
Jika pangan acuannya unggas :
Asumsi berat rata-rata 1 ekor ayam adalah 1,75 kg dan luas kandang standar untuk 1000 ekor ayam adalah 200 m2 (Kepmentan, 2001).
Jika pangan acuannya ikan (kolam/tambak):
Asumsi berat rata-rata 1 ekor ikan mas adalah 0,25 kg dan luas kolam standar untuk 100 ekor ikan mas adalah 10 m2.
- Menghitung proyeksi luas lahan dari tren perubahan luas lahan pertanian tahun 2003-2009, dengan metode Least Square dengan model persamaan linier.
Rumus :
YT = β0 + β1T + ε
Keterangan
YT : besarnya luas lahan pada tahun ke-i (tahun dasar adalah
tahun 2003)
β 0 : nilai tren yang merefleksikan luas lahan sejak tahun 2003
target produksi Luas lahan = ——————— produktivitas
Target produksi (kg) Standar luas kandang Luas lahan = ——————————— X ——————————— Berat 1 ekor unggas Jumlah unggas dlm kandang
Target produksi (kg) Standar luas kolam
Luas lahan = ——————————— X —————————————
β1 : nilai slope yang menggambarkan peningkatan/penurunan
luas lahan per tahun T
ε
: :
kode tahun ke-i galat
‐ Menyusun skenario kebutuhan lahan tahun 2013 dan 2015 untuk mencapai kondisi keseimbangan antara ketersediaan (supply) luas lahan pertanian pangan (berbasis trend) dengan kebutuhan (demand) luas lahan pertanian (berbasis kebutuhan konsumsi pangan penduduk) :
1. Laju pertumbuhan penduduk tetap, pola konsumsi pangan tetap (skenario I)
2. Laju pertumbuhan penduduk tetap, konsumsi pangan per kapita menuju kondisi ideal (skenario II)
3. Laju pertumbuhan penduduk turun menuju 1,49 persen selama lima tahun, konsumsi pangan per kapita menuju kondisi ideal (skenario III)
‐ Dari skenario I, II dan III kemudian dihitung land man ratio dengan rumus :
4) Analisis terhadap kebijakan dilakukan dengan :
‐ Matriks analisis konsistensi dan keterpaduan antar dokumen perencanaan kebijakan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten
‐ Matriks analisis konsistensi dan keterpaduan antar Renstra Kabupaten Muara Enim dengan Renstra SKPD.
‐ Penelusuran terhadap renstra SKPD untuk mengetahui dasar untuk proyeksi target produksi dan kebutuhan luas lahan pertanian pangan dalam menjamin keberlanjutan produksi pangan.
‐ Penelusuran RTRW Kabupaten Muara Enim untuk mengetahui luas lahan pertanian yang dicadangkan kemudian dibandingkan dengan kebutuhan luas lahan pertanian pangan berbasis PPH.
Land man ratio = Luas lahan pertanian Jumlah penduduk
Keterbatasan dan Asumsi dalam Penelitian
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. Potensi produksi pangan wilayah hanya dicari melalui analisis tren terhadap data seri produksi pangan selama 8 tahun (2003-2009).
2. Ketersediaan lahan pertanian hanya digunakan untuk memperhitungkan kebutuhan produksi pangan on farm saja.
3. Ketersediaan lahan diproyeksikan dengan model persamaan linear, tanpa mempertimbangkan konversi lahan.
Asumsi Penelitian
Penelitian ini menggunakan asumsi sebagai berikut :
1. Ketersediaan pangan di Kabupaten Muara Enim diasumsikan dapat dipenuhi melalui swasembada absolut.
2. Dalam memperhitungkan proyeksi kebutuhan lahan pertanian untuk produksi pangan ideal diasumsikan bahwa tingkat produktifitas masing-masing komoditas pangan adalah sama dengan produktifitas pada tahun aktual.
3. Pencapaian konsumsi pangan ideal sesuai pola pangan harapan (PPH) yang ditunjukkan dengan skor PPH minimal 95 diasumsikan akan dicapai oleh Kabupaten Muara Enim pada tahun 2015.
Definisi Operasional
Ketersediaan pangan berkelanjutan : anekaragam pangan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan penduduk untuk hidup sehat, aktif dan produktif, yang diukur dari AKE 2.200 kkal/kap/hari dan skor PPH 100.
Penduduk : penduduk Kabupaten Muara Enim yang diukur dalam jumlah (jiwa). Konsumsi pangan ideal : adalah jumlah konsumsi pangan yang dibutuhkan
penduduk Kabupaten Muara Enim untuk hidup sehat, aktif dan produktif berdasarkan pola pangan harapan (PPH) pada tahun tertentu yang diukur dalam satuan kkal/kapita/hari dan ton/tahun.
Produksi pangan : adalah jumlah produksi aneka pangan (berdasarkan kewenangan SKPD teknis) yang dibutuhkan per tahun untuk mencukupi konsumsi pangan penduduk menuju ideal dan penggunaan lain (industri, pakan ternak, bibit, tercecer,) pada tahun tertentu yang diukur dalam satuan ton/tahun.
Ketersediaan pangan : adalahjumlah ketersediaan aneka pangan per tahun yang berasal dari produksi, stok dan perdagangan untuk mencukupi konsumsi pangan menuju ideal penduduk Kabupaten Muara Enim pada tahun tertentu yang diukur dalam satuan ton/tahun.
Daya dukung pangan wilayah : adalah luas lahan pertanian pangan yang dibutuhkan dalam produksi pangan dalam rangka mencukupi konsumsi pangan penduduk menuju ideal dibagi jumlah penduduk, yang diukur dengan land man ratio.
Lahan pertanian pangan : adalah luasan lahan yang dibutuhkan untuk budidaya pertanian pangan dalam memproduksi pangan dalam rangka mencukupi konsumsi pangan penduduk menuju ideal, yang diukur dalam satuan hektar (ha).
Kebijakan ketahanan pangan : adalah kebijakan pemerintah Kabupaten Muara Enim (RPJMD, renstra SKPD) yang mendukung produksi, ketersediaan dan konsumsi pangan yang berkelanjutan di Kabupaten Muara Enim.