• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR

KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA TEMA CITA-CITAKU PADA SISWA KELAS IV DI SDN

DESA PEGUYANGAN DITINJAU DARI

JENIS PERTANYAAN GURU

Nyoman Diah Mustikawati

1

, Rini Kristiantari

2

, Ni Nyoman Ganing

3

1, 2, 3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : mustikawatidiah72@gmail.com

1

, rini_bali@yahoo.co.id

2

,

nyomanganing@yahoo.co.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang sifnifikan hasil belajar Keterampilan Menyimak dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan yang dibelajarkan menggunakan Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan guru yang bersifat abstrak dan pertanyaan guru yang bersifat konkret pada Tema Cita – citaku. Jenis penelitian ini adalah penelitian pra- eksperimen menggunakan rancangan penelitian The Static Group Pretest-Posttest Design dengan 3 langkah yang harus dilalui yaitu pretes, perlakuan, posttes. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Desa Peguyangan dengan jumlah 563 siswa. Sampel diambil dengan teknik random sampling yaitu kelas IV SDN 2 Peguyangan sebagai kelas menggunakan Pertanyaan Abstrak Guru dengan jumlah siswa sebanyak 41 orang dan kelas IV SDN 8 Peguyangan sebagai kelas menggunakan Pertanyaan Konkret Guru dengan jumlah siswa sebanyak 43 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan tes hasil belajar keterampilan menyimak dalam bentuk tes uraian sebanyak 10 soal. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji beda mean (uji-t). Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh t hitung sebesar 3,017. Sedangkan batas penolakan Ho dengan taraf signifikansi 5% dan dk=5 maka diperoleh t tabel sebesar 1,980. Ini berarti thitung = 3,017 >ttabel = 1,980. Perolehan nilai rata – rata kedua kelas

setelah diberikan perlakuan yaitu 75,76< 81,07. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap hasil belajar keterampilan menyimak dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tema Cita – citaku siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan ditinjau dari jenis pertanyaan guru.

Kata Kunci: pendekatan saintifik, hasil belajar, keterampilan menyimak bahasa Indonesia, jenis pertanyaan guru

Abstract

The purpose of this research was to know the significant differences in Listening Skills outcomes of Indonesia subject for grade IV students at SDN Desa Peguyangan that learned to use Scientific Approach of abstract and concrete types of question for the Theme of Cita - citaku. This research was a pre-experimental research using The Static Group Pretest-Posttest Design, which needs fulfilled 3 steps: pretest, treatment, posttes. The research population were 563 grade IV students at SDN Desa

(2)

Peguyangan. The samples were taken by random sampling method, which are 41 grade IV student from SDN 2 Peguyangan with abstract question treatment and 43 grade IV students from SDN 8 Peguyangan with concrete question treatment. The data collection in this research were using the test result of listening skill in the form 10 essays question. Statistic analysis used to test the hypothesis was the mean difference test (T-test). Based in the analysis result of the obtained the t calculate equal to 3.017. While the rejection limit Ho with 5% significant level and dk = 5, t table of 1.980 was obtained. This means t = 3,017> t table = 1.980. Average result achieved by both classes after treatment given was 75.76<81.07. It can be conclude there are significant in Scientific approach to the learning outcomes of listening skills in Indonesia subject for the theme of Cita - citaku for IV students in SDN Desa Peguyangan based on the teacher’s type of question.

Keywords: Scientific approach, learning outcomes, Indonesia listening skills, the type of questions teachers

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan

manusia sepanjang hayat. Majunya suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu bersaing dengan dunia luar.

Nasution (2011: 10) menyatakan

Pendidikan berkenaan dengan

perkembangan dan perubahan kelakuan

anak didik. Pendidikan berhubungan

dengan transmisi pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keterampilan, dan aspek –

aspek kelakuan lainnya. Pendidikan adalah

proses mengajar dan belajar pola – pola

kelakuan manusia menurut apa yang

diharapkan oleh masyarakat. Melalui

pendidikan akan terbentuklah kepribadian

seseorang. Kurikulum menjadi suatu

pondasi awal agar Pendidikanl dapat berjalan dengan baik.

“Secara pedagogis, Kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberikan

kesempatan untuk peserta didik

mengembangkan potensi dirinya dalam suatu kondisi belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan bangsa.” (Daryanto, 2014:1). Kurikulum merupakan seperangkat rencana yang berisikan tujuan, isi, proses, dan evaluasi yang dimana dijadikan acuan oleh para pendidik untuk mendidik para peserta didiknya. Kurikulum yang sekarang ini sedang diberlakukan di Indonesia adalah Kurikulum 2013. “Implementasi kurikulum

2013 pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK menggunakan pedoman implementasi kurikulum yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2003.” (Daryanto, 2014:12)

Sejalan dengan perkembangan

kurikulum, tentu diiringi dengan adanya

perubahan beberapa aspek ataupun

komponen yang terdapat di dalamnya. Dalam perubahannya ada empat standar yang dilibatkan, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian.

Kosasih, (2014:7) menyatakan, Dalam

kurikulum 2013, ranah – ranah perubahan

tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil belajar diistilahkan sebagai kompetensi generik yang mencakup empat dimensi,

yakni sikap spiritual, sikap social,

pengetahuan dan keterampilan. Untuk

mengembangkan kompetensi tersebut

digunakan dua model pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan tidak langsung. Pelaksanaan pembelajaran pada

pelaksanaan Kurikulum 2013 memiliki

karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Salah satunya adalah tidak adanya mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013, melainkan pembelajaran dikemas dalam sebuah tema dan dalam

pelaksanaannya digunakan pendekatan

saintifik. Penerapan pendekatan saintifik

dalam pembelajaran melibatkan lima

pengalaman belajar pokok yaitu,

mengamati, menanya, menalar,

mengasosiasikan, dan mengomunikasikan.

Kelima pembelajaran pokok tersebut

(3)

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah

(saintifik). Langkah-langkah pendekatan

ilmiah (scientific approach) dalam proses

pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian

menyimpulkan, dan mencipta.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik

memiliki karakteristik sebagai berikut:

Berpusat pada siswa, Melibatkan

keterampilan proses sains dalam

mengkonstruksi konsep, hukum atau

prinsip, Melibatkan proses-proses kognitif

yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelek, khususnya

keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, Dapat mengembangkan karakter siswa. Selain menggunakan Pendekatan Saintifik,

pembelajaran yang berlangsung tidak

terpisah – pisah untuk setiap materi

pelajaran namun dikemas menjadi suatu

pembelajaran tematik. Pembelajaran

tematik yang digunakan pada kurikulum 2013 tidak terlepas dari mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam proses belajar

siswa. “Dalam Bahasa Indonesia terdapat

empat keterampilan yang harus dikuasai. Keempat keterampilan berbahasa tersebut

mencakup keterampilan menyimak,

keterampilan berbicara, keterampilan

menulis, dan keterampilan membaca.

Keterampilan ini sangat penting mengingat setiap manusia akan berkomunikasi dengan orang lain melalui komunikasi satu arah, dua arah, dan multiarah.” (Saddhono, 2014:5). Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada masa kecil belajar menyimak, kemudian anak belajar berbicara. Selanjutnya barulah anak belajar keterampilan membaca dan menulis setelah mereka masuk sekolah. Keempat keterampilan tersebut sangat berkaitan satu dengan yang lain dan memiliki keterkaitan dengan proses berpikir seseorang dalam mendasari suatu bahasa. Dalam hal ini dibutuhkan bantuan guru dalam proses pembelajaran. Setiap proses belajar yang

dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik

setelah mengalami aktivitas belajar.

Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar mencakup seluruh aspek kehidupan yaitu aspek pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Untuk mengetahui hasil

belajar keterampilan berbahasa siswa, guru

sebagai pengajar sekaligus pendidik

memiliki tanggung jawab yang besar dalam

rangka membantu meningkatkan

keberhasilan peserta didik.

Melihat kenyataan di lapangan pada saat melakukan observasi awal ke sekolah yang hendak dijadikan tempat penelitian,

siswa masih kurang menggunakan

keterampilan berbahasanya khususnya

keterampilan menyimak dalam proses

pembelajaran sehingga hasil belajarnya masih dikatakan kurang. Masih rendahnya

hasil belajar keterampilan menyimak

Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

diketahui karena beberapa faktor selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun faktor yang mempengaruhi yang ditemukan saat melakukan observasi diantaranya sebagai berikut: masih kurang bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan guru,

antusias dan keaktifan siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran masih

kurang, dan kurangnya bervariasinya

pertanyaan yang guru berikan kepada siswa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran

yang berlangsung, guru menggunakan

pendekatan saintifik yang bertujuan

mengajak siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Namun di dalam

pelaksanaannya, guru memberikan

pertanyaan kepada siswa masih kurang

bervariasi, sehingga dalam kaitannya

dengan pembelajaran, siswa kurang

menggunakan keterampilan menyimak

Bahasa Indonesianya karena pertanyaan yang diberikan hanya sebatas ingatan saja

yang mengakibatkan hasil belajar

keterampilan Bahasa Indonesianya kurang. Hal ini berbanding terbalik dengan prinsip dari Implementasi Kurikulum 2013 yaitu adanya pengembangan kreativitas siswa dan pengalaman belajar siswa yang

(4)

mengasah proses berpikir untuk menemukan sendiri dan mentransformasi ilmunya namun tetap pembelajaran yang dilakukan erat dengan kehidupan siswa. Menanggapi hal tersebut, perlu adanya upaya untuk mengubah situasi belajar ini dengan situasi belajar baru sehingga

berbanding lurus dengan prinsip

Implementasi Kurikulum 2013 yaitu dengan menggunakan Pendekatan Saintifik yang ditinjau dari jenis pertanyaan guru yang bersifat abstrak dan Pendekatan Saintifik yang ditinjau dari jenis pertanyaan guru bersifat konkret.

Supriyadi, (2013: 114) menyatakan, Terkait dengan kegiatan pembelajaran, guru harus memiliki 9 Keterampilan dasar mengajar. Kesembilan aspek ini yang dijadikan tolak ukur keberhasilan guru dalam mengajar. Aspek tersebut yaitu

keterampilan membuka dan menutup

pelajaran, keterampilan menjelaskan,

keterampilan memberikan variasi,

keterampilan memberikan penguatan,

keterampilan bertanya, keterampilan

mengelola kelas, keterampilan membimbing

belajar perorangan, keterampilan

membimbing kelompok kecil, keterampilan membimbing belajar aktif.

Guru dituntut untuk memodifikasi

aktivitas pembelajaran agar kegiatan

pembelajaran tersebut dapat lebih

menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan mengadakan peningkatan pada keterampilan bertanya guru yaitu meliputi aspek isi dan aspek teknik bertanya. Sehingga pertanyaan guru yang sebelumnya hanya merupakan pertanyaan ingatan semata dapat diganti dengan pertanyaan guru yang bersifat konkret dan pertanyaan guru yang bersifat abstrak. Jika dilihat dari tahap perkembangan anak, guru dapat menggunakan pertanyaan guru yang besifat konkret yang jawabannya dapat dilihat pada benda/ kejadian yang diamati. Selain pertayaan konkret, guru dapat

menggunakan pertanyaan abstrak.

Pertanyaan abstrak merupakan Interpretatif pertanyaan yang jawabannya di luar benda/ gambar/ kejadian yang diamati. Melalui pendekatan saintifik yang ditinjau dengan jenis pertanyaan guru yang bersifat abstrak, dan pendekatan saintifik yang ditinjau dari

jenis pertanyaan guru yang bersifat konkret, siswa dapat menggunakan kemampuan bernalarnya untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut. Sehingga dalam

hal ini siswa mampu menggunakan

Keterampilan Menyimak Bahasa

Indonesianya dalam proses pembelajaran. Selain itu dengan perubahan ini akan

terciptanya suasana belajar yang

menyenangkan yang memberikan

kesempatan siswa menemukan,

menerapkan ide mereka, menggali

informasinya sendiri sesuai dengan

perkembangan kognitifnya.

Pembelajarannya pun berorientasi pada

pengembangan kompetensi emosional,

sosial, kognitif, fisik, dan reflektif.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, penulis mengadakan penelitian

yang berjudul: “Pengaruh Pendekatan

Saintifik terhadap Hasil Belajar

Keterampilan Menyimak Bahasa Indonesia

Tema Cita – citaku pada Siswa Kelas IV di

SDN Desa Peguyangan ditinjau dari Jenis Pertanyaan Guru.”

Berdasarkan paparan latar belakang yang telah disampaikan, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan guru yang bersifat konkret siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan? (2) Bagaimana hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan guru yang bersifat abstrak siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan? (3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Keterampilan Menyimak dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Tema Cita – citaku antara siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan yang dibelajarkan menggunakan Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan guru yang bersifat konkret dan pertanyaan guru yang bersifat abstrak?

Dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah disampaikan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitan ini adalah (1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan guru yang bersifat konkret siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan, (2)

(5)

Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang

dibelajarkan menggunakan Pendekatan

Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan guru yang bersifat abstrak siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan, (3) Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar

Keterampilan Menyimak dalam Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia pada Tema Cita – citaku antara siswa kelas IV di SDN

Desa Peguyangan yang dibelajarkan

menggunakan Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan guru yang bersifat konkret dan pertanyaan guru yang bersifat abstrak.

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat penelitian baik dari segi praktis yakni, (a) Bagi siswa, Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa dalam mengasah kemampuan bernalarnya

untuk meningkatkan hasil belajar

keterampilan menyimak bahasa Indonesia. (b) Bagi guru, Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang positif dan berharga dalam melaksanakan berbagai upaya untuk

meningkatkan keterampilan menyimak

bahasa Indonesia. (c) Bagi Sekolah, Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan berharga bagi Kepala Sekolah selaku

pengambil kebijakan yang nantinya

kebijakan tersebut dapat memperlancar kegiatan pembelajaran. (d) Bagi Peneliti lain, Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi para peneliti bidang pendidikan sebagai bahan untuk mendalami objek penelitian yang sejenis.

METODE

Sesuai dengan focus masalah, tujuan

serta kaitan antara variabel – variabel yang

terlibat dalam penelitian ini, maka penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan

kategori penelitian adalah Pra-eksperimen

karena 1) tidak terdapat kelas eksperimen maupun kelas kontrol di dalam pelaksanaan penelitian namun kedua kelas diberikan perlakuan, 2) tidak mungkin mengontrol secara ketat variabel – variabel lain yang mempengaruhi selain variabel yang diteliti. Langkah yang dilakukan dalam penelitian eksperimen ini adalah terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan akhir eksperimen.

Rancangan penelitian ini adalah The

Static Group Pretest-Posttest Design yang

didahului dengan pretest sebelum

memberikan perlakuan. “Pada rancangan penelitian ini terdapat 3 langkah yang harus

dilalui (1) pelaksanaan pratest; (2)

pemberian perlakuan atau eksperimen; (3) pelaksanaan posttest untuk melihat dampak

yang didapat.” (Punaji, 2013: 182)

Pemilihan rancangan penelitian ini

dikarenakan peneliti hanya ingin

mengetahui perbedaan hasil belajar

keterampilan menyimak bahasa Indonesia antara kedua kelompok bukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar kedua kelompok.

Dalam penelitian ini terdapat 2

kelompok yang sama – sama diberikan

perlakuan. Kelompok A diberikan perlakuan dengan Pendekatan Saintifik ditinjau dari Jenis Pertanyaan Abstrak Guru. Kelompok B diberikan perlakuan dengan Pendekatan Saintifik ditinjau dari Jenis Pertanyaan Konkret Guru.

Dalam suatu penelitian terdapat

populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2013: 117). Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dari sampel yang diteliti tersebut hasilnya dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representatif (mewakili) (Sugiono

2013:118). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di SDN Desa

Peguyangan dengan jumlah siswa

sebanyak 563 siswa. Dalam penelitian ini

sampel diambil dengan teknik random

sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 2 SD di Desa

Peguyangan. Pengambilan sampel

dilakukan melalui pengambilan secara acak 2 sekolah sebagai sampel penelitian dengan melihat jumlah siswa dalam kelas yang hampir sama. Sekolah tersebut adalah SDN 2 Peguyangan dengan jumlah siswa 41 orang dan SDN 8 Peguyangan dengan jumlah siswa 43 orang.

(6)

Pengambilan secara acak ini digunakan untuk mengambil 2 kelas yang diberikan perlakuan tanpa mengacak individu di dalam kelas tersebut. Setelah didapat 2

sekolah sebagai sampel, dilanjutkan

melakukan uji kesetaraan kedua kelas

tersebut dengan menggunakan uji

normalitas, uji homogenitas, dan uji t dengan menggunakan nilai hasil pretest siswa yang diberikan tanggal 12 Februari 2015. Dari hasil uji kesetaraan didapat

sebaran nilat pretest kedua sekolah

berdistribusi normal dan homogeny. Karena nilai t hitung < t tabel yaitu 0,234<1,980 maka sampel dinyatakan setara. Jika telah diketahui kesetaraan sampel penelitian

tersebut, untuk memilih kelas yang

diberikan perlakuan dengan pendekatan saintifik menggunakan jenis pertanyaan guru bersifat abstrak dan kelas yang diberikan perlakuan dengan pendekatan saintifik menggunakan jenis pertanyaan guru bersifat konkret dilakukan melalui pengundian menggunakan kertas gulungan

yang di dalamnya berisi kelompok

pertanyaan abstrak dan kelompok

pertanyaan konkret yang dijadikan subjek penelitian. Dari hasil pengundian didapat SDN 2 Peguyangan diberikan perlakuan dengan Pendekatan Saintifik ditinjau dari Jenis Pertanyaan Abstrak Guru dan SDN 8 Peguyangan diberikan perlakuan dengan Pendekatan Saintifik ditinjau dari Jenis Pertanyaan Konkret Guru. Penelitian ini dilaksanakan pada tema 7 Cita- citaku pada siswa kelas IV mulai tanggal 12 Februari sampai 25 Februari 2015.

Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data hasil belajar keterampilan menyimak Bahasa Indonesia tema Cita – citaku siswa kelas 4 di SDN Peguyangan. Dilihat dari jenis datanya, data

ini merupakan data primer karena

merupakan data kuantitatif.

Instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data tentang hasil belajar keterampilan menyimak Bahasa Indonesia adalah tes hasil belajar dengan tes uraian berjumlah 10 soal yang mana untuk satu jawaban benar bernilai 10. Tes uraian ini

diberikan dengan berbagai macam

pertanyaan yang menuntut siswa

menggunakan penalarannya dalam

menjawab soal tes tersebut. Materi soal diambil dari tema cita – citaku. Skor hasil belajar keterampilan menyimak Bahasa Indonesia akan memiliki rentang nilai 0-100. Skor maksimum yang diharapkan adalah 100 dan skor minimum adalah 0.

Tes hasil belajar Keterampilan

Menyimak Bahasa Indonesia ini disusun oleh penulis dan sebelum tes tersebut digunakan, terlebih dahulu tes akan diuji validitas dan reliabilitas. Arikunto (2013: 168) menjelaskan definisi validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas tes uraian atau tes essai dihitung dari hubungan atau korelasi item tes terhadap skor total tes. Untuk menentukan korelasinya dapat dilakukan

dengan digunakan rumus korelasi Product

Moment dari Pearson karena tes yang digunakan adalah tes politomi. Rumus

korelasi Product Moment tersebut adalah

sebagai berikut (Arikunto, 2013: 170).

  

 

 

 2 2 2 2 -Y Y N X X N Y X XY N rxy

Dari 15 soal uraian didaparkan

perhitungan rtabel= 0,325. Sebanyak 1 soal

yang kurang dari rtabel (0,325) dan 14 soal

lebih dari rtabel (0,325). Dari 14 soal yang

valid dipilih 10 soal yang digunakan dan dilanjutkan ke uji selanjutnya.

Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok siswa yang berbeda, atau tes yang berbeda diberikan

pada kelompok yang sama akan

memberikan hasil yang sama. Uji reliabilitas tes yang bersifat politomi dapat dihitung dengan rumus Alpha Cronbach yaitu (Arikunto, 2013: 178). CA =              

2 2 1 1 t b k k  

Di dapatkan rhitung= 0,8304 dan rtabel=

0,325. Dilihat dari kategori tinggi rendahnya

reliabilitas instrumen, rhitung = 0,8304

termasuk ke dalam instrumen yang memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

(7)

Pada penelitian ini, sebelum menguji

hipotesis penelitian, terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat analisis data. Uji prasyarat yang dilakukan adalah dengan uji

normalitas dan uji homogenitas. Uji

normalitas sebaran data dimaksudkan untuk

mengetahui apakah sebaran data

berdistribusi normal atau tidak digunakan

analisis Chi-Kuadrat dengan rumus sebagai

berikut.

(Sugiyono, 2013:107)

Uji homogenitas dilakukan untuk

menunjukkan bahwa perbedaan yang

terjadi pada uji hipotesis benar benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat perbedaan individu dalam kelompok. Uji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji F

dengan menggunakan rumus sebagai

berikut.

Fmax = =

(Winarsunu,2010:100)

Jika dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas varians, diketahui sampel yang digunakan berdistribusi normal dan

homogeny maka untuk menguji

hipotesisnya digunakan uji beda mean (uji-t) dengan taraf signifikansi yang digunakan 5% maka uji t yang digunakan sebagai berikut :





2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1

1

1

2

1

1

n

n

n

n

s

n

s

n

X

X

t

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Deskripsi data hasil penelitian ini memaparkan tentang nilai rata – rata kedua kelompok (M), varian (S), dan standar deviasi (SD), nilai minimum, nilai maksimum dan rentang dari data posttest Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN 2 Peguyangan dan SDN 8 Peguyangan. Banyak siswa pada

kelompok yang diberikan perlakuan

Pendekatan Saintifik ditinjau dari Jenis Pertanyaan Abstrak adalah sebanyak 41 siswa sedangkan pada kelompok yang diberikan perlakuan Pendekatan Saintifik ditinjau dari Jenis Pertanyaan Konkret Guru adalah sebanyak 43 siswa. Deskripsi data

nilai akhir hasil belajar keterampilan

menyimak dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang memaparkan rata-rata, median, modus, standar deviasi, varian,

nilai minimum, nilai maksimum dan

rentangan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Tabel Deskripsi Data Nilai Akhir Hasil Belajar keterampilan Menyimak dalam

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas Pertanyaan Konkret dan Kelas Pertanyaan Abstrak

Hasil Analisis Kelas Pertanyaan Konkret Kelas Pertanyaan Abstrak Mean 81,07 75,76 Standar Deviasi 8,73 7,24 Varian 76,20 52,39 Maksimum 93 90 Minimum 71 60 Rentangan 22 30 Panjang Kelas 4 5 Banyak Kelas 6 6

Berdasarkan table 1, nilai rata – rata Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Bahasa Indonesia siswa dari hasil posttest untuk kelompok Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan konkret guru adalah 81,07 dengan varian

sebesar 76,20 dan standar deviasi 8,73.

Sedangkan nilai rata – rata Hasil Belajar

Keterampilan Menyimak Bahasa

Indonesia siswa dari hasil posttest untuk kelompok Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan abstrak guru adalah

(8)

75,76 dengan varian sebesar 52,39 dan standar deviasi 7,24.

Dari data nilai hasil belajar

keterampilan menyimak dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia

menunjukkan bahwa kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

dengan pertanyaan konkret memiliki nilai

rata-rata yang lebih tinggi daripada kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan pertanyaan abstrak .

Dari data nilai akhir hasil belajar keterampilan menyimak dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN 8 Peguyangan yang dibelajarkan

menggunakan Pendekatan Saintifik

dengan Pertanyaan Konkret

menunjukkan nilai tertinggi yang

diperoleh siswa adalah 93 dari nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100, sedangkan nilai terendah yang dicapai adalah 71 dari nilai terendah

yang mungkin dicapai adalah 0. Rata –

rata yang diperoleh adalah 81,07, varian sebesar 76,20 dan standar deviasi sebesar 8,73. Frekuensi absolut dan frekuensi relatif hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan pertanyaan konkret dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelas Pertanyaan Konkret

No Interval Nilai Tengah (Xi) Frekuensi (f)

1 71-75 73 7 2 76-80 78 14 3 81-85 83 14 4 86-90 88 4 5 91-95 93 4 6 96-100 98 0 JUMLAH 43

Berdasarkan hasil perhitungan

tersebut selanjutnya disusun klasifikasi

tingkat kategori nilai hasil belajar

keterampilan menyimak siswa kelas IV

SD Negeri 8 Peguyangan yang

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

dengan pertanyaan konkret adalah

sebagai berikut sesuai dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Pengkategorian Hasil belajar keterampilan menyimak dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Tabel Kategori Hasil Belajar Keterampilan Menyimak dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas Pertanyaan Konkret

No. Interval Frekuensi Kategori Persentase

1 71-75 7 Baik 81,40% 2 76-80 14 Baik 3 81-85 14 Baik 4 86-90 4 Sangat baik 18,60% 5 91-95 4 Sangat baik 6 96-100 0 Sangat Baik Jumlah 43 100%

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar keterampilan menyimak dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

dengan pertanyaan konkret paling

banyak berada di rentang kategori baik

yaitu sebesar 81,40%. Terdapat

beberapa siswa yang masuk ke dalam kategori sangat baik yaitu 18,60%.

Pengkategorian tersebut didasarkan

pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.

(9)

Nilai rata – rata hasil belajar keterampilan menyimak dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan konkret sebesar 81,07

berdasarkan lima kategori ini maka hasl belajar siswa termasuk kategori baik.

Dari data nilai akhir hasil belajar keterampilan menyimak dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN 2 Peguyangan yang dibelajarkan

menggunakan Pendekatan Saintifik

dengan Pertanyaan Abstrak

menunjukkan nilai tertinggi yang

diperoleh siswa adalah 90 dari nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100, sedangkan nilai terendah yang dicapai adalah 60 dari nilai terendah

yang mungkin dicapai adalah 0. Rata –

rata yang diperoleh adalah 75,76, varian sebesar 52,39 dan standar deviasi sebesar 7,24.

Berdasarkan hasil perhitungan

tersebut selanjutnya disusun klasifikasi

tingkat kategori nilai hasil belajar

keterampilan menyimak siswa kelas IV

SD Negeri 2 Peguyangan yang

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

dengan pertanyaan abstrak adalah

sebagai berikut. Frekuensi absolut dan frekuensi relatif hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan pertanyaan abstrak dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4 Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelas Pertanyaan Abstrak

No Interval Nilai Tengah (Xi) Frekuensi (f)

1 60-65 62,5 5 2 66-71 68,5 7 3 72-77 74,5 13 4 78-83 80,5 10 5 84-89 86,5 5 6 90-96 92,5 1 JUMLAH 41

Berdasarkan hasil perhitungan

tersebut selanjutnya disusun klasifikasi

tingkat kategori nilai hasil belajar

keterampilan menyimak siswa kelas IV

SD Negeri 2 Peguyangan yang

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

dengan pertanyaan abstrak adalah

sebagai berikut sesuai dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Pengkategorian Hasil belajar keterampilan menyimak dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Tabel Kategori Hasil Belajar Keterampilan Menyimak dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas Pertanyaan Abstrak

No. Interval Frekuensi Kategori Persentase

1 60-65 5 Baik 85,37% 2 66-71 7 Baik 3 72-77 13 Baik 4 78-83 10 Baik 5 84-89 5 Sangat baik 14,63% 6 90-96 1 Sangat Baik Jumlah 41 100%

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar keterampilan menyimak dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

dengan pertanyaan abstrak paling

banyak berada di rentang kategori baik

yaitu sebesar 85,37%. Terdapat

beberapa siswa yang masuk ke dalam kategori sangat baik yaitu 14,63%.

Pengkategorian tersebut didasarkan

pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.

(10)

Nilai rata – rata hasil belajar keterampilan menyimak dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan konkret sebesar 75,76

berdasarkan lima kategori ini maka hasl belajar siswa termasuk kategori baik. Dari perbandingan data-data di atas menunjukkan bahwa perhitungan hasil belajar keterampilan menyimak dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 8 Peguyangan yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan pertanyaan konkret lebih baik dibandingkan siswa kelas IV SD Negeri 2 Peguyangan yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan pertanyaan abstrak.

Berdasarkan hasil analisis data

menggunakan uji-t, diketahui thitung

sebesar 3,017 dengan db ( n1+n2-2 =

84-2 =884-2) dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai ttabel = 1,980. Karena thitung > ttabel

(3,017 > 1,980), hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar Keterampilan Menyimak Bahasa

Indonesia siswa yang dibelajarkan

menggunakan Pendekatan Saintifik

ditinjau dari jenis pertanyaan guru yang bersifat abstrak dengan Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan guru yang bersifat konkret.

Hal ini dapat diketahui dari tingginya perbedaan hasil belajar keterampilan menyimak Bahasa Indonesia antara

kelas yang dibelajarkan dengan

Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan abstrak guru dan kelas yang dibelajarkan dengan Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan konkret guru. Dari nilai rata – rata yang diketahui

kelas yang dibelajarkan dengan

Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan konkret guru lebih tinggi daripada nilai rata – rata kelas yang dibelajarkan dengan Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan abstrak guru yaitu 81,07 dengan 75,76. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kedua kelompok yang diberikan perlakuan yang berbeda. Perbedaan yang signifikan

tersebut dapat disebabkan karena

perbedaan pertanyaan yang digunakaan

dalam pembelajaran, sumber belajar, serta metode yang digunakan selama proses pembelajaran. Sesuai dengan teori dari Piaget bahwa siswa SD berada

dalam tahap operasional konkret,

sehingga siswa lebih dapat mengerti

pertanyaan – pertanyaan konkret yang

diberikan guru dibandingkan dengan pertanyaan abstrak yang diberikan guru.

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan konkret

guru, siswa lebih menyimak

pembelajaran yang diberikan oleh guru

dikarenakan pertanyaan – pertanyaan

yang diberikan guru dalam proses pembelajaran lebih mudah dipahami dan mengajak siswa bernalar sesuai dengan

tingkat perkembangan kognitifnya

sehingga materi pembelajaran juga lebih dipahami siswa.

Berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan dengan Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan abstrak guru. Pada pembelajaran ini, siswa

memang menggunakan lebih tinggi

kemampuan bernalarnya namun untuk mewujudkan hal tersebut sangat sulit. Tidak semua siswa mampu bernalar tingkat tinggi sehingga di dalam proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam menyimak materi pembelajaran menjadi kurang karena siswa kurang memahami pertanyaan yang diberikan guru dalam membantu menuntut siswa aktif di dalam pembelajaran.

Kesamaan kedua perlakuan

tersebut terletak pada pendekatan yang dilakukan guru mengacu kepada 5M

mengamati, menanya, menalar,

mengasosiasi, mengkomunikasi. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung 5M ini selalu ada namun yang berbeda adalah cara guru mengajak siswa

memahami pembelajaran dengan

memlontarkan kalimat – kalimat tanya

yang mengasah kemampuan bernalar

siswa. Pertanyaan – pertanyaan yang

diberikan oleh guru mengajak siswa secara aktif memecahkan masalah yang

berkaitan dengan materi. Dapat

disimpulkan yang lebih efektif untuk diterapkan kepada siswa kelas IV SD

(11)

adalah Pendekatan Saintifik ditinjau dari Jenis Pertanyaan Konkret Guru.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar

Keterampilan Menyimak Bahasa

Indonesia antara siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan yang dibelajarkan

menggunakan Pendekatan Saintifik

ditinjau dari jenis pertanyaan guru yang bersifat abstrak dan pertanyaan guru

yang bersifat konkret pada Tema Cita –

citaku. Hal ini dilihat dari Hasil analisis dengan uji-t menunjukkan thitung > ttabel

(3,017 > 1,980). Dari nilai rata – rata

kelas setelah diberikan perlakuan,

diketahui kelas yang dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik dengan pertanyaan konkret lebih tinggi daripada nilai rata – rata kelas yang dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik dengan pertanyaan abstrak, yaitu 81,07 dengan 75,76. Sebelum diberikan perlakuan, nilai rata –

rata pretes kedua kelas yang

dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik

dengan pertanyaan konkret dan

pertanyaan abstrak adalah 69,23 dan 69,63. Dari perbandingan nilai rata – rata

sebelum pemberian perlakuan dan

setelah diberikan perlakuan dapat

disimpulkan kedua jenis pertanyaan

berpengaruh terhadap hasil belajar

keterampilan menyimak Bahasa

Indonesia namun Pendekatan Saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan Konkret Guru lebih efektif diterapkan untuk siswa kelas IV di SDN Desa Peguyangan karena pengaruh yang diberikan lebih tinggi dibandingkan jenis pertanyaan Abstrak Guru.

Berdasarkan simpulan hasil

penelitian, dapat diajukan beberapa saran, (1) Kepada siswa ditekankan agar lebih aktif menggali kemampuan bernalar

dan pengetahuannya melalui

pembelajaran yang diberikan guru. (2) Guru di SDN Desa Peguyangan supaya

menggunakan Pendekatan Saintifik

dengan pertanyaan Konkret dalam

proses pembelajaran, untuk memberikan

hasil yang lebih baik dari pada

pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dengan pertanyaan Abstrak, walaupun kedua jenis pertanyaan sama – sama berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan menyimak Bahasa Indonesia. (3) Kepala sekolah agar memperhatikan pembelajaran di sekolah yang dipimpin. Hal ini bertujuan agar

kepala sekolah bisa memberikan

kebijakan yang sesuai untuk

memperlancar kegiatan pembelajaran. (4) Peneliti lain yang tertarik dengan hasil penelitian ini dapat menjadikan bahan pembanding untuk penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar – dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto. 2014. Pendekatan

Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.

Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan

Pembelajan Implementasi

Kurikulum 2013. Bandung: Yrama WIdya.

Nasution. 2011. Berbagai Pendekatan

Dalam Proses Belajar Mengajar,

Cetakan Ke-15. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Saddhono, Kundharu dan St.Y. Slamet.

2014. Pembelajaran Keterampilan

Berbahasa Indonesia.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setyosari, Punaji. 2013. Metode

Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Cetakan Ke-3. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supriyadi. 2013. Strategi Belajar dan

Mengajar. Yogyakarta: Jaya Ilmu.

Winarsunu. 2010. Statistik Dalam

Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelas Pertanyaan Konkret
Tabel 4 Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelas Pertanyaan Abstrak   No  Interval  Nilai Tengah (Xi)  Frekuensi (f)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghasilkan hasil cluster dengan tingkat similarity terbaik secara umum tahapan dan kerangka kerja penelitian yang digunakan adalah dengan

Perlu ditingkatkan dalam pengelolaan mengeluarkan jadwal mahasiswa ( akademik) Lebih meningkatkan dan lebih baik lagi dalam kemajuan universitas 'aisyiyah yogyakarta Bisa

Penambahan berbagai variasi minyak pelumas bekas dengan 0,03% styrofoam pada campuran beton aspal menyebabkan viscositas campuran jauh lebih rendah daripada beton

bekerja di sektor minyak dan gas bumi secara umum memiliki ketentuan yang dengan karyawan yang bekerja di sektor industri lain. Dengan dasar ini, terdapat kewajiban bagi

Kontribusi antar Indikator dalam IPG Indikator yang paling berpengaruh terhadap nilai IPG di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 1999, 2002, 2005 adalah indeks kesehatan

Pak Chenris : Pada laporan EITI tahun sebelumnya IA mendapatkan data pembayaran dari perusahaan selengkap-lengkapnya sampai dengan NTPN, karena untuk rekonsliasi

[r]

Apabila dalam buku APDN kategori Diwajibkan terdapat barang sesuai spesifikasi yang dibutuhkan KKKS maka KKKS mengikuti ketentuan tahapan Tender sesuai dengan Bab X angka 5.1.1