• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI DAN LAJU EKSPLOITASI SUMBERDAYA IKAN KERAPU DI PERAIRAN TELUK LASONGKO, KABUPATEN BUTON, SULAWESI TENGGARA RUSMAN PRASETYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI DAN LAJU EKSPLOITASI SUMBERDAYA IKAN KERAPU DI PERAIRAN TELUK LASONGKO, KABUPATEN BUTON, SULAWESI TENGGARA RUSMAN PRASETYA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI DAN LAJU EKSPLOITASI SUMBERDAYA

IKAN KERAPU DI PERAIRAN TELUK LASONGKO,

KABUPATEN BUTON, SULAWESI TENGGARA

RUSMAN PRASETYA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa penelitian Potensi dan Laju

Eksploitasi Sumberdaya Ikan Kerapu di Perairan Teluk Lasongko, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara adalah karya saya dengan arahan dari

komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, 2010

Rusman Prasetya NRP. C251050151

(3)

ABSTRACT

RUSMAN PRASETYA. The Potency and Exploitation Rate of Grouper

Resources in the Gulf of Lasongko, Buton Regency, South East Sulawesi Province. Supervised by MENNOFATRIA BOER and KIAGUS ABDUL AZIZ

A grouper wich has a high economic value is one of the major predators in the coral reef ecosystem. Market demand on this fish has led to a declination in the natural grouper population. The study was aimed to estimate both the potential catch and the exploitation rate of grouper resources in Gulf of Lasongko. The potential catch of grouper was estimated by calculating MSY using a surplus production of Fox model; exploitation rate was measured based on a length-based on the growth parameter estimation. The result showed that the MSY of the humpback, brown marble, orange-spotted and leopard coral grouper consecutively were 3.72 ton year-1; 31.73 ton year-1; 66.57 ton year-1; 44.90 ton year-1. The exploitation rate of the humpback, brown marble, orange-spotted and leopard coral grouper consecutively were 0.51 year-1; 0.53 year-1; 0.52 year-1; 0.51 year-1. The results indicated that the exploitation rate of all species of groupers had reached their optimum level, however, the declination of the population was due to the habitat deterioration within the study site. A coral rehabilitation program should be conducted in enhancing coral reef coverage in the Gulf of Lasongko.

(4)

RINGKASAN

RUSMAN PRASETYA. Potensi dan Laju Eksploitasi Sumberdaya Ikan Kerapu di Perairan Teluk Lasongko, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Dibimbing oleh MENNOFATRIA BOER dan KIAGUS ABDUL AZIZ

Ikan kerapu merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang penting. Pada ekosistem terumbu karang, ikan kerapu memiliki nilai ekologis yang penting karena merupakan merupakan salah satu predator utama dalam rantai makanan di ekosistem ini. Selain memiliki nilai ekologis, beberapa spesies kerapu memiliki nilai ekonomis yang tinggi baik di pasar domestik maupun internasional.

Berbagai penelitian melaporkan bahwa stok ikan kerapu di beberapa perairan telah mengalami penurunan, termasuk Indonesia. Indikator yang dapat menggambarkan penurunan stok ini adalah menurunnya ukuran dan jumlah hasil tangkapan. Ada dua faktor yang menyebabkan penurunan stok ikan kerapu: pertama, tekanan kegiatan penangkapan yang tinggi, utamanya penggunaan alat tangkap yang bersifat merusak seperti penggunaan sianida dan potasium; kedua, menurunnya daya dukung lingkungan yang berdampak pada berkurangnya sumber makanan atau ruang habitat ikan kerapu.

Di Teluk Lasongko, pemanfaatan ikan kerapu secara intensif berlangsung sejak awal tahun 1990 hingga akhir 1999. Hal ini ditandai dengan masuknya kapal-kapal penampung dari Hongkong yang juga memperkenalkan penggunaan sianida dan potasium untuk menangkap ikan kerapu. Pemanfaatan ikan kerapu yang intensif dan metode penangkapan yang merusak menyebabkan penurunan stok ikan kerapu di wilayah ini. Namun demikian beberapa penelitian yang dilakukan di perairan ini belum dapat menggambarkan kondisi stok ikan kerapu.

Tujuan penelitian ini adalah menduga hasil tangkapan maksimum lestari dan laju eksploitasi ikan kerapu di Teluk Lasongko. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam menyusun stategi pengelolaan sumberdaya ikan kerapu di Teluk Lasongko.

Pendugaan hasil tangkapan maksimum lestari atau Maximum Sustainable

Yield (MSY) dilakukan dengan menggunakan Model Surplus Produksi (model

Schaeffer atau model Fox). Hasil tangkapan maksimum dapat diestimasi dari data input berupa jumlah hasil tangkapan dan upaya penangkapan dalam runtun tahun 2000 – 2007. Di Teluk Lasongko, ikan kerapu ditangkap dengan menggunakan alat tangkap pancing biasa dan bubu sehingga standarisasi upaya penangkapan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menduga besarnya MSY.

Pendugaan laju eksploitasi ikan kerapu dilakukan dengan penentuan parameter-paremeter pertumbuhan ikan kerapu terlebih dahulu berdasarkan persamaan von Bertalanffy. Parameter-parameter pertumbuhan ikan tersebut adalah panjang asimtotik (L), koefisien laju pertumbuhan (K) dan umur teoritis pada saat panjang ikan = 0 (to). Pendugan nilai L dilakukan menggunakan metode Powell-Wetherall dalam paket FiSAT II. Nilai L yang diperoleh kemudian digunakan sebagai dugaan awal Luntuk memperoleh nilai K dengan menggunakan program ELEFAN I dalam paket FiSAT II. Nilai to diduga dengan menggunakan persamaan empiris Pauly. Setelah parameter-parameter pertumbuhan ikan kerapu diketahui maka dilakukan pendugaan laju mortalitas

(5)

total (Z) berdasarkan persamaan Beverton dan Holt. Selanjutnya dilakukan pendugaan laju mortalitas alami (M) berdasarkan persamaan empiris Pauly. Nilai Z dan M kemudian digunakan untuk menduga laju kematian ikan akibat penangkapan (F), dan laju eksploitasi ikan kerapu dihitung berdasarkan nisbah dari laju kematian ikan akibat penangkapan dan laju mortalitas total.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kerapu yang tertangkap di Teluk Lasongko terdiri dari empat spesies yaitu ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis), kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus), kerapu lumpur (Epinephelus coioides) dan kerapu sunu (Plectropomus leopardus). Total jumlah ikan kerapu yang tertangkap sebanyak 1.783 ekor. Dari keempat jenis ikan kerapu, ikan kerapu lumpur merupakan ikan kerapu yang paling banyak tertangkap yakni 755 ekor (42,34 %) dan paling sedikit adalah kerapu tikus sebanyak 76 ekor (4,26 %).

Berdasarkan perhitungan dugaan hasil tangkapan maksimum lestari atau MSY diketahui bahwa MSY ikan kerapu tikus, kerapu macan, kerapu lumpur dan kerapu sunu di Teluk Lasongko masing-masing sebesar 3.72; 31.73; 66.57; dan 44.90 ton pertahun. Idealnya, MSY ikan kerapu sebesar 1 ton/hektar terumbu karang per tahun sedang untuk tujuan konservasi sebesar 0,5 ton/ha terumbu karang per tahun. Berdasarkan hal tersebut, dengan luas areal terumbu karang 275,3 ha maka idealnya nilai MSY ikan kerapu di Teluk Lasongko adalah sebesar 275,3 ton/tahun. Nilai tersebut lebih besar dibanding nilai MSY yang diperoleh dari penelitian ini untuk masing-masing jenis ikan kerapu. Kondisi ini mengindikasikan bahwa telah terjadi penurunan stok ikan kerapu di Teluk Lasongko.

Hasil pendugaan laju eksploitasi (E) ikan kerapu tikus, kerapu macan, kerapu lumpur dan kerapu sunu di Teluk Lasongko masing-masing sebesar 0.51; 0.53; 0.52; dan 0.51 per tahun. Laju eksploitasi optimal suatu sumberdaya ikan sebesar 0,5 dimana besarnya mortalitas alami sama dengan mortalitas akibat penangkapan. Nilai E yang tidak jauh berbeda dengan 0,5 mengindikasikan bahwa laju eksploitasi sumberdaya ikan kerapu di teluk Lasongko berada pada kondisi optimal. Kondisi tersebut mengindikasikan pula bahwa penurunan stok ikan kerapu di Teluk Lasongko tidak disebabkan oleh kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan saat ini. Penurunan daya dukung habitat ikan kerapu di Teluk Lasongko diduga menjadi penyebab penurunan stok ikan kerapu di perairan ini.

Strategi pengelolaan yang dapat diterapkan agar sumberdaya ikan kerapu di Teluk Lasongko tetap lestari adalah penerapan upaya optimum ikan kerapu macan yakni 357 unit upaya dengan rincian 160 unit alat tangkap pancing dan 197 unit alat tangkap bubu. Namun demikian, pilihan kebijakan ini harus disertai pula dengan adanya kebijakan pelarangan untuk menangkap ikan kerapu tikus selama dua tahun. Strategi berikutnya adalah pembatasan ukuran ikan kerapu yang boleh tertangkap yakni 45 cm untuk ikan kerapu betina dan 70 cm untuk ikan kerapu jantan. Untuk meningkatkan daya dukung habitat ikan kerapu dapat dilakukan dengan transplantasi karang atau pengembangan karang buatan.

(6)

©Hak Cipta milik IPB, tahun 2010

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB

(7)

POTENSI DAN LAJU EKSPLOITASI SUMBERDAYA

IKAN KERAPU DI PERAIRAN TELUK LASONGKO,

KABUPATEN BUTON, SULAWESI TENGGARA

RUSMAN PRASETYA

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

(8)

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc

Tanggal Lulus : Tanggal Ujian : 14 Februari 2008

(9)

Judul Tesis : Potensi dan Laju Eksploitasi Sumberdaya Ikan Kerapu di Perairan Teluk Lasongko, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Nama Mahasiswa : Rusman Prasetya Nomor Pokok : C251050151

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

Disetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA. Ir. Kiagus Abdul Aziz, M.Sc.

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Pesisir

dan Lautan

Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

Tanggal Ujian : 25 Maret 2010 Tanggal Lulus :

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT., atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian “Potensi dan Laju Eksploitasi Sumberdaya Ikan Kerapu di Perairan Teluk Lasongko, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara” dapat diselesaikan. Penelitian ini merupakan satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisi dan Lautan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dapat terselenggara atas bantuan berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bupati Buton atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk dapat melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana IPB.

2. Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA selaku Ketua Komisi Pembimbing yang dengan kesempatan, kearifan, kebijakan dan kebaikan beliau mengantarkan penelitian penulis hingga selesai.

3. Ir. Kiagus Abdul Aziz, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing atas kesempatan, kebaikan dan perhatian beliau dalam mengevaluasi penelitian penulis hingga selesai.

4. Istri tercinta, Irianti Amin, ketiga anak-anak kami Izzat, Anya dan Yaya serta kedua orang tua kami mama wajo dan mama haji atas doa, kasih sayang, perhatian, kesabaran dan ketabahan dalam mendampingi penulis selama ini. 5. Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap) Konsorsium

Pusat di Jakarta melalui Program Mitra Bahari yang telah memberikan beasiswa penulisan tesis kepada penulis.

6. Saudara-saudaraku tercinta, Zamri Amin sek, Aminudin sek, Halimu sek, Ruslan Setyawan sek, Rusman sek, Darwin sek, Nunu, Andri dan Tasman atas bantuan doa dan bantuan dana serta perhatian yang diberikan kepada penulis selama ini.

7. Keluarga besar penulis yang tidak bisa disebutkan satu-persatu atas bantuan dan doa yang diberikan kepada penulis.

8. Teman-teman SPL 12, Indra, Nirmala, Haryadi, Ferdinan, Erlangga, Yusuf, Evi, Widi, Haikal dan Faisal atas dorongan dan semangatnya.

9. Teman-teman lain yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala doa dan bantuannya.

Kesempurnaan merupakan hal yang amat didambakan, namun tidaklah mungkin dapat tercapai karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, karena itu adanya saran dari pembaca terhadap hasil penelitian ini akan diterima dengan senang hati. Semoga penelitian ini memberikan manfaat bagi pembaca dan semoga Allah SWT., meridhoi setiap usaha yang dilakukan. Amin.

Bogor, 2010

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara pada tanggal 3 Juni 1973 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan bapak Basirun Azis dan ibu Zanuma.

Tahun 1992 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan pada tahun 1993 diterima di Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan. Tahun 2005 penulis mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan program magister pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menjadi dosen luar biasa pada Fakultas Perikanan Universitas Dayanu Ikhsanuddin Kota Bau-Bau tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai calon pegawai negeri sipil di Pemerintah Kabupaten Buton dan tahun 2003 penulis menjadi pegawai negeri sipil yang ditempatkan di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton bidang Bina Usaha Perikanan.

Penulis menikah dengan istri tercinta, Irianti Amin pada tahun 2004 dan sekarang telah dikaruniai tiga orang anak, Izzat Aynal Prasetya, Kania Indah

(12)

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi 1. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat ... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Sumberdaya Ikan Kerapu... 5

2.2 Estimasi Parameter Pertumbuhan Ikan ... 7

2.3 Estimasi Mortalitas Ikan ... 11

2.3.1 Mortalitas Total ... 11

2.3.2 Mortalitas Alami ... 12

2.3.3 Mortalitas Penangkapan ... 13

2.4 Laju Eksploitasi ... 13

2.5 Program-program Komputer untuk Menduga Parameter-parameter Pertumbuhan Ikan ... 14

2.6 Hasil Tangkapan Maksimum Lestari ... 15

2.7 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan ... 19

3. METODOLOGI ... 23

3.1 Waktu dan Tempat ... 23

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.3.1 Pengumpulan Data Primer ... 25

3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder ... 25

3.3 Analisa Data ... 26

3.3.1 Analisa Komposisi dan Kelimpahan Ikan Kerapu ... 26

3.3.2 Pendugaan Hasil Tangkapan Maksimum Lestari ... 26

3.3.3 Pendugaan Laju Eksploitasi Ikan Kerapu ... 28

4. HASIL PENELITIAN ... 31

4.1 Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Kerapu ... 32

4.2 Hasil Tangkapan Maksimum Lestari Ikan Kerapu ... 34

4.3 Frekuensi Panjang Ikan Kerapu ... 38

4.4 Parameter Pertumbuhan ... 44

4.5 Laju Mortalitas dan Laju eksploitasi ... 45

5. PEMBAHASAN ... 47

5.1. Potensi Sumberdaya Ikan Kerapu... 47

5.2. Laju Eksploitasi Ikan Kerapu ... 48

5.3. Strategi Pengelolaan Perikanan Kerapu ... 51

6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

6.1. Kesimpulan ... 56

6.2. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Nama ilmiah, Inggris dan Hongkong dari ikan-ikan karang yang

dipasarkan di Hongkong ... 1

2. Harga grosir (G) dan eceran (E) (US$/kg) ikan kerapu hidup yang diperdagangkan di Hong Kong dan China bagian Selatan... 2

3. Areal terumbu karang di Teluk Lasongko, luas dan presentase penutupan karangnya ... 23

4. Jumlah alat tangkap di Teluk Lasongko tahun 2000 - 2007 ... 35

5. Jumlah upaya standar dan hasil tangkapan ikan kerapu di Teluk Lasongko tahun 2000 - 2007 ... 35

6. Koefisien regresi dan determinasi antara CPUE atau ln CPUE dengan upaya standar... 36

7. Nilai MSY dan fopt ikan kerapu di Teluk Lasongko... 38

8. Jumlah dan panjang ikan kerapu berdasarkan jenisnya ... 38

9. Parameter pertumbuhan ikan kerapu berdasarkan zona penangkapan... 45

10. Nilai Z, M, F dan E ikan kerapu di Teluk Lasongko ... 45

11. Nilai Z, M, F dan E ikan kerapu berdasarkan zona penangkapan ... 46

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Klasifikasi ikan kerapu (Heemstra dan Randall, 1993) ... 6

2. Ilustrasi Konsep Surplus Produksi (Wallace dan Fletcher, 1997)... 16

3. Peta lokasi penelitian... 24

4. Presentase jumlah ikan kerapu yang tertangkap di Teluk Lasongko selama bulan Mei – Agustus 2007 ... 31

5. Jumlah ikan kerapu yang tertangkap di Teluk Lasongko berdasarkan jenis dan lokasi penangkapannya selama bulan Mei – Agustus 2007 ... 32

6. Jumlah ikan kerapu yang tertangkap di Teluk Lasongko berdasarkan zona selama bulan Mei – Agustus 2007 ... 32

7. Presentase total berat ikan kerapu yang tertangkap di Teluk Lasongko berdasarkan jenisnya selama bulan Mei – Agustus 2007... 33

8. Presentase total berat ikan yang tertangkap berdasarkan zona penangkapan di Teluk Lasongko selama bulan Mei – Agustus 2007 ... 33

9. Jumlah ikan kerapu yang tertangkap di Teluk Lasongko berdasarkan jenis alat tangkap selama bulan Mei – Agustus 2007 ... 34

10. Hasil tangkapan per satuan upaya (CPUE) ikan kerapu di Teluk Lasongko tahun 2000 – 2007... 36

11. Kurva hubungan antara upaya penangkapan dan jumlah hasil tangkapan ikan kerapu di Teluk Lasongko... 37

12. Panjang rata-rata ikan kerapu yang tertangkap di Teluk Lasongko bulan Mei – Agustus 2007 ... 39

13. Histogram distribusi frekuensi panjang ikan kerapu tikus... 40

14. Histogram distribusi frekuensi panjang ikan kerapu macan ... 41

15. Histogram distribusi frekuensi panjang ikan kerapu lumpur ... 42

16. Histogram distribusi frekuensi panjang ikan kerapu sunu ... 43

17. Grafik pertumbuhan ikan kerapu di Teluk Lasongko ... 44

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Perhitungan nilai MSY ikan kerapu tikus di Teluk Lasongko... 63

2. Perhitungan nilai MSY ikan kerapu macan di Teluk Lasongko ... 64

3. Perhitungan nilai MSY ikan kerapu lumpur di Teluk Lasongko ... 65

4. Perhitungan nilai MSY ikan kerapu sunu di Teluk Lasongko ... 66

5. Distribusi frekuensi panjang ikan kerapu tikus ... 67

6. Distribusi frekuensi panjang ikan kerapu macan ... 68

7. Distribusi frekuensi panjang ikan kerapu lumpur ... 69

8. Distribusi frekuensi panjang ikan kerapu sunu ... 70

Referensi

Dokumen terkait

Dari dialah Ma’bad al-Juhani (w. Ma’bad menyebarkan paham ini di Irak sementara Ghailan menyebarkannya di Syam dan mendapat tantangn dari khalifah Umar bin Abdul

Menurut Haris Herdiansyah menyatakan bahwa observasi didefinisikan suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau

Hal tersebut terbukti dengan lebih baiknya pen- capaian hasil postes kemampuan ber- pikir orisinil siswa pada kelas eksperimen dibandingkan dengan ke- las kontrol,

Adapun alasan peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu karena dalam mengungkapkan kejadian atau peristiwa interaksi sosial

Analisis untuk menentukan elemen-elemen penting pembentuk lanskap permukiman tradisional Lampung di Tiyuh Gedung Batin dilakukan dengan membandingkan hasil studi

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kompensasi, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai bagian protokol Kota Yogyakarta.. Penelitian ini

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam

Proses masuknya Islam di wilayah pesisir Tuban tidak bisa dilepaskan dari usaha dakwah Sunan Bonang dengan memanfaatkan wahana kesenian dan kebudayaan guna lebih menarik simpati