• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2006/2007 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Deskripsi tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2006/2007 - USD Repository"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN AKADEMIK 2006/2007

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Silvanus Sri Bahagya NIM: 991114009

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

„If we knew what we were doing,

it wouldn’t be called research.“

(Albert Einstein)

„Happiness is the way“

„CINTA selalu berakhir dengan sebuah HARAPAN“

(The Knight`s Tale).

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

(5)

v

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Juli 2007 Penulis

(6)

vi

SEMESTER VIII PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2006/2007

Oleh:

Silvanus Sri Bahagya NIM: 991114009

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD Yogyakarta tahun akademik 2006/2007. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimanakah tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2006/2007?”

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitiannya adalah mahasiswa semester VIII Prodi BK USD tahun akademik 2006/2007, sebanyak 30 mahasiswa. Subjek penelitian telah menjalani Program Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling (PLBK), minimal di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner kematangan karier mahasiswa prodi BK yang disusun oleh peneliti dengan berdasarkan konsep kematangan karier Donald Super. Instrumen ini mencakup enam aspek kematangan karier, yaitu: aspek kemandirian karier, perencanaan karier, eksplorasi karier, pengambilan keputusan karier, pengetahuan karier, dan realistisnya pilihan karier. Keenam aspek kematangan karier tersebut dijabarkan dalam item-item instrumen penelitian.

(7)

vii

LEVEL OF THE EIGHTH SEMESTER STUDENTS OF THE GUIDANCE AND COUNSELLING STUDY PROGRAM

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2006/2007

By:

Silvanus Sri Bahagya Number: 991114009

This research aimed at providing a description on the career maturity of the eighth semester students of the Guidance and Counselling Study Program of Sanata Dharma University Yogyakarta, Academic Year 2006/2007. The problem that was proposed to be answered: “At what level is the career maturity of the eighth semester students of the Guidance and Counselling Study Program of Sanata Dharma University Yogyakarta, Academic Year 2006/2007?”

The research could be categorized as a descriptive one; with the subject chosen 30 (thirty) eighth semester students of the Guidance and Counselling Study Program of Sanata Dharma University Academic Year 2006/2007. Those subjects have finished their Program of Guidance and Counselling Field Practice (PLBK) in some junior highs. The research instrument applied here was a career maturity level questionnaire prepared by the researcher based on the career maturity concept introduced by Donald Super. This instrument consisted of six aspects of career maturity, i.e. career autonomy, career planning, career exploration, career decision making, career knowledge, and how realistic that career option is. All these six aspects were then mapped into the items covered in the research instrument.

(8)

viii

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas cinta kasih-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S-1) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa banyak pihak telah terlibat dan mempunyai andil yang besar dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Mereka telah memberikan bantuan berupa dukungan moril, pikiran, tenaga, waktu, dan semangat untuk peneliti. Pada kesempatan ini, perkenankanlah peneliti menghaturkan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. R.H. Dj. Sinurat, M.A selaku dosen pembimbing pertama yang dengan sabar membimbing, mendukung dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Fajar Santoadi, S.Pd selaku dosen pembimbing kedua yang selalu memeriksa, mengkritisi, dan memberi ide untuk penulisan skripsi ini. 3. Ibu Setyandari, S.Pd., Psi., M.A. selaku anggota panitia penguji skripsi. 4. Ibu Dra. M.M. Sri Hastuti, M.Si selaku Kaprodi BK USD, seluruh dosen,

dan karyawan-karyawati di Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan.

5. Para mahasiswa semester VIII dan angkatan 1999 – 2002 Prodi BK USD yang telah berkenan mengisi kuesioner penelitian ini.

6. Bapak J. Kalam G dan Kakak-kakakku: Mas Hendro (Mbak Tini †) sekeluarga, Mbak Atun sekeluarga, Mas Wid sekeluarga, Mbak Ning sekeluarga, dan Mbak Wati sekeluarga yang selalu mendukung dan memperhatikan adiknya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga besar Mbah Sonto Sumarto yang memberikan dukungan moril dan doa-doanya.

(9)

ix

10. Sahabat-sahabatku: Dono, Gondes, Eko, Seno, Mbak Sum, Bu Nila, Mbak Karmi, Mbak Ida, Rm, Igo, MSC., Atik-Wisnu, Maya-BK, Nur-BK dan rekan-rekan volunteer YSS angkatan tua, serta Yayasan Realino jalan Mataram.

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Kalian semua telah banyak membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, penuh keterbatasan dan kekurangan. Tetapi peneliti berharap, skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 26 juli 2007

(10)

x

HALAMAN JUDUL.……….... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN...………... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...………... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….……….. v

ABSTRAK………...……….. vi

ABSTRACT……….……….. vii

KATA PENGANTAR………... viii

DAFTAR ISI...………... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN………. xiv

BAB I PENDAHULUAN...………... 1

A. Latar Belakang Masalah .………... 1

B. Rumusan Masalah …………...……….. 5

C. Tujuan Penelitian ………. 6

D. Manfaat Penelitian ……….………... 6

E. Definisi Operasional ………... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….………... 9

A. Pengertian Karier ………...………... 9

B. Perkembangan Karier menurut Pandangan Donald Super ……... 11

(11)

xi

C. Kematangan Karier ………... 23

1. Konsep Kematangan Karier ………. 23

2. Aspek-aspek Kematangan Karier ………. 28

D. Kematangan Karier Mahasiswa Semester VIII Prodi BK USD .... 32

1. Mahasiswa Semester VIII Prodi BK USD ………... 32

2. Konselor sebagai Pilihan Karier yang Diminati ………... 33

3. Tingkat Kematangan Karier Mahasiswa Semester VIII Prodi BK USD ……….. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 40

A. Jenis Penelitian ……….. 40

B. Subjek Penelitian .……….. 40

C. Instrumen Penelitian ……….. 41

1. Kuesioner Kematangan Karier Mahasiwa Prodi BK USD …... 41

2. Uji Coba Kuesioner ……….. 45

D. Prosedur Penelitian ……… 49

1. Tahap Persiapan ……… 49

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ……….. 50

E. Teknik Analisis Data ………. 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 53

(12)

xii

Sangat Tinggi ……….. 55

2. Mahasiswa yang Memiliki Tingkat Kematangan Karier Tinggi ………. 56

3. Mahasiswa yang Memiliki Tingkat Kematangan Karier Sedang ……… 59

4 Mahasiswa yang Memiliki Tingkat Kematangan Karier Rendah dan Sangat Rendah …….……….. 62

BAB V RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN………... 65

A. Ringkasan ………..……… 65

B. Kesimpulan ………….……….. 66

C. Saran-saran ………. 67

DAFTAR PUSTAKA……….... 69

(13)

xiii

Tabel Halaman

1. Komposisi Item Kuesioner Kematangan Karier Mahasiswa Prodi BK

USD (Sesudah Uji Coba/Revisi) …………... 43 2. Kualifikasi Koefisien Reliabilitas ……….. 49 3. Patokan Penggolongan Tinggi-Rendahnya Tingkat Kematangan Karier

Mahasiswa Semester VIII Prodi BK USD Tahun Akademik 2006/2007 .. 52 4. Penggolongan Tingkat Kematangan Karier Mahasiswa Semester VIII

(14)

xiv

Lampiran Halaman

1. Kuesioner Kematangan Karier Mahasiswa Prodi BK USD …………... 71

2. Komentar Responden (Mahasiswa prodi BK USD Angkatan 1999 – 2002) …………..………... 79

3. Hasil Skor Uji Coba Penelitian ………...……….. 81

4. Hasil Kualitas Item Kuesioner ...………... 85

5. Perhitungan Realibilitas Uji Coba Penelitian ………... 90

6. Hasil skor Penelitian ………... 93

7. Taraf Kemampuan Mahasiswa Semester VIII Prodi BK USD Tahun Akademik 2006/2007 pada Setiap Aspek Kematangan Karier ………… 96

(15)

1

Dalam bab ini disajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan beberapa definisi operasional dari istilah yang digunakan dalam penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Setiap tahun akademik, jumlah mahasiswa yang diterima di jenjang pendidikan tinggi mengalami peningkatan. Jalal dan Supriadi (2001: 29) melaporkan bahwa jumlah mahasiswa meningkat dari 2,21 juta orang pada tahun 1994/1995 menjadi 2,93 juta orang pada tahun 1998/1999 dan akan terus bertambah pada setiap tahunnya. Para mahasiswa tersebut berharap dapat menapaki suatu karier yang bermakna bagi dirinya dan dapat berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.

(16)

berkarier yang sesuai dengan bidang keahliannya atau menjadi penganggur muda yang terdidik. Sustiwi, dkk. (Kedaulatan Rakyat, 13 Januari 2004) menunjukkan adanya kenyataan bahwa sekitar 500.000 mahasiswa lulus dari bangku kuliah pada setiap tahunnya. Padahal lapangan kerja baru hanya 1,5 -1,7 juta dan pencari kerja 2,1 - 3,15 juta jiwa per tahun. Sementara itu, jumlah penganggur di tahun 2003 mencapai 10,3 juta orang dan diperkirakan akan semakin meningkat pada setiap tahunnya. Kesulitan yang dihadapi para mahasiswa tersebut ada kaitannya dengan tingkat kematangan karier dalam proses perkembangan karier mereka.

(17)

demikian, individu siap untuk melangkah ke tahap perkembangan karier selanjutnya.

Kematangan karier merupakan suatu hasil dari proses perkembangan karier yang mengarah pada tujuan yang hendak dicapai oleh setiap individu, yaitu mencapai pilihan karier yang diminatinya secara tepat. Taraf keberhasilan individu dalam mencapai pilihan karier yang diminati dapat diukur dengan suatu alat tes kematangan karier. Alat tes kematangan karier mengungkap kontinum atau rangkaian kesatuan kemampuan individu dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan/tindakan yang mengarah pada pilihan karier yang diminati.

(18)

memberikan prediksi bagi keberhasilan individu dalam menapaki kariernya di masa depan.

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester VIII Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Prodi BK USD) tahun akademik 2006/2007 yang telah menjalani Program Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPLBK), minimal satu kali di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mahasiswa tersebut dianggap mampu menyadari dan merefleksikan berbagai perilaku karier sebagai seorang calon konselor.

(19)

konseling untuk berupaya melanjutkan pendidikannya di program S1 bimbingan dan konseling, dan selanjutnya mengikuti pendidikan pascasarjana. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa konselor sangat dibutuhkan dan kualitasnya perlu ditingkatkan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Hal senada disampaikan secara tegas oleh Ki Supriyoko di depan peserta temu ilmiah dan Konferensi Daerah Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) Provinsi Jawa Tengah, bahwa layanan bimbingan dan konseling sesungguhnya hanya dapat diberikan oleh orang yang benar-benar profesional. Apabila seorang konselor mempunyai ijasah di bidang bimbingan dan konseling sampai jenjang akademis tertinggi tetapi tidak profesional maka tidak diperkenankan memberikan layanan bimbingan dan konseling (Suara Merdeka, 27 Februari 2003).

Sejalan dengan realitas yang dipaparkan di atas, para calon konselor (mahasiswa semester VIII Prodi BK USD) semakin dituntut kematangan kariernya sebagai seorang konselor profesional di masa depan. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengungkap seberapa tinggi tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD tahun akademik 2006/2007. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menghadapi tuntutan dan tantangan berkarier sebagai seorang konselor di masa depan.

B. Rumusan Masalah

(20)

2006/2007 dengan berdasar pada jawaban responden terhadap kuesioner kematangan karier yang digunakan. Secara spesifik pertanyaan yang dijawab adalah:

”Bagaimanakah tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD tahun akademik 2006/2007?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Mendeskripsikan tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD tahun akademik 2006/2007.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini akan memberikan tambahan wacana pengetahuan bagi pelayanan bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan perkembangan karier, khususnya kematangan karier mahasiswa menurut pandangan Donald Super.

2. Manfaat Praktis

(21)

E. Definisi Operasional

Untuk mempermudah pemahaman dan menyatukan pengertian, berikut ini dijelaskan beberapa definisi operasional yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

1. Tingkat kematangan karier dalam penelitian ini diartikan sebagai taraf atau tinggi-rendahnya kematangan karier mahasiswa semester VIII prodi BK USD yang digolongkan atas lima gradasi dengan berdasar pada Penilaian Acuan Patokan tipe I (PAP tipe I), yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

2. Mahasiswa semester VIII Prodi BK USD adalah peserta didik angkatan 2003, baik laki-laki maupun perempuan yang terdaftar dan belajar di Prodi BK USD pada tahun akademik 2006/2007. Mereka dipersiapkan menjadi seorang konselor di sekolah ataupun di luar sekolah dengan berbagai pengalaman pendidikan dan pelatihan di Prodi BK USD. Para mahasiswa tersebut telah menjalani Program Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPLBK), minimal satu kali di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

(22)
(23)

9

Pada bab ini dipaparkan pengertian karier, perkembangan karier menurut pandangan Donald Super, kematangan karier, dan kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD. Pemaparan ini dimaksudkan untuk memperjelas konsep-konsep penting yang berhubungan dengan topik penelitian.

A. Pengertian Karier

Dalam beberapa sumber pustaka yang dipakai sebagai acuan penelitian ini ditemukan beberapa kata yang sama-sama menunjuk pada pengertian pekerjaan, seperti: employment, job, occupation, vocation, dan career. Namun, tidak setiap kata mengandung makna yang sama. Menurut Winkel (1997: 571), makna dari kata-kata tersebut adalah:

Kata employmentdan job lebih menekankan aspek bahwa seseorang sibuk mengerjakan sesuatu dan mendapat imbalan ekonomis atas usaha dan waktu yang dicurahkannya, tanpa memperhatikan keterlibatan perasaan dan kepuasan pribadi yang bersifat non-ekonomis di dalam pekerjaannya.

(24)

Kata karier merupakan serapan dari kata carriere dalam bahasa Belanda atau dari kata career dalam bahasa Inggris yang berarti perkembangan dan kemajuan dalam hidup, pekerjaan, dan jabatan (Sabariyanto, 1993: 164). Menurut Brown and Srebalus (1996: 120), “Career is the totality of work and related experiences held by an individual over her or his life span”. Sedangkan Sukardi (1987: 15) menjelaskan arti karier, sebagai berikut:

Karier seseorang bukanlah hanya sekadar pekerjaan apa yang dijabatnya, melainkan suatu pekerjaan atau jabatan yang benar-benar sesuai dan cocok dengan potensi-potensi dirinya dengan orang-orang yang menjabatnya, sehingga setiap orang yang memegang pekerjaan yang dijabatnya itu akan merasa senang untuk menjabatnya dan kemudian mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan prestasinya, mengembangkan potensi dirinya, lingkungannya, serta sarana dan prasarana yang diperlukan dalam menunjang pekerjaan yang sedang dijabatnya.

(25)

Mahasiswa semester VIII Prodi BK USD belum mengalami karier yang sesungguhnya. Mereka sedang mempersiapkan karier sebagai seorang calon konselor di Prodi BK USD. Para mahasiswa tersebut diharapkan dapat menghayati perannya sebagai seorang calon konselor sehingga kelak setelah lulus dari Prodi BK USD mereka dapat menapaki karier sebagai seorang konselor dengan perasaan puas, bahagia, dan bermakna bagi dirinya serta dapat berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Perkembangan Karier menurut Pandangan Donald Super 1. Konsep-konsep Umum Perkembangan Karier

Ada berbagai teori mengenai perkembangan karier. Penelitian ini mengacu pada pandangan Donald Super tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas. Super (Isaacson, 1985: 63-68) merumuskan pandangannya mengenai perkembangan karier atas dua belas konsep umum, yaitu:

a. Perkembangan karier adalah suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus, berkesinambungan, dan biasanya tidak berubah.

b. Perkembangan karier adalah suatu proses yang tertib, terpola, dan dapat diramalkan.

c. Perkembangan karier adalah suatu proses yang dinamis.

(26)

dewasa setelah individu menyadari persamaan dan perbedaan antara dirinya dengan orang lain dan lingkungan hidupnya.

e. Perkembangan karier memerlukan penyesuaian yang berkelanjutan dalam melihat faktor-faktor realitas karakteristik pribadi dan sosial. Faktor-faktor karakteristik pribadi, antara lain: kebutuhan yang ingin dicapai, sifat-sifat kepribadian, bakat, dan minat, serta taraf intelegensi. Sedangkan faktor-faktor karakteristik sosial, antara lain: taraf kehidupan sosial-ekonomi keluarga, tuntutan lingkungan kebudayaan, dan kesempatan karier yang ada di masyarakat. Seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman yang diperoleh individu, faktor-faktor realitas tersebut memberikan pengaruh yang sangat penting dalam pemilihan karier yang diminatinya.

f. Identifikasi yang dibuat individu terhadap peran orangtua atau orangtua pengganti memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membentuk arah pemilihan karier dan konsep diri karier. Proses pengidentifikasian dapat terbentuk dan diwujudkan oleh individu jika ada kecocokan dan hubungannya harmonis dengan mereka (orangtua atau orangtua pengganti).

(27)

h. Pekerjaan atau jabatan yang akan ditekuni oleh individu berhubungan dengan minat, nilai-nilai kehidupan, identifikasi yang dibuat terhadap peran orangtua atau orangtua pengganti, sumber-sumber yang diperoleh dari komunitas/masyarakat, tingkat dan kualitas latar belakang pendidikan, dan struktur jabatan, serta adanya pengaruh yang ditimbulkan dari kecenderungan-kecenderungan dan sikap-sikap komunitas/masyarakatnya.

i. Setiap jabatan menuntut suatu pola karakteristik kemampuan, minat, dan sifat-sifat kepribadian dengan toleransi yang cukup luas. Toleransi ini berupa kemungkinan adanya bermacam-macam pekerjaan atau jabatan untuk setiap individu dan adanya bermacam-macam individu untuk setiap pekerjaan atau jabatan.

j. Kepuasan kerja tergantung pada kemampuan individu untuk menyalurkan bakat, minat, dan sifat-sifat kepribadian dalam suatu pekerjaan yang sedang ditekuninya.

k. Tercapainya tingkat kepuasan individu dalam pekerjaan berhubungan dengan peranan yang diharapkan oleh individu untuk menempatkan posisi dirinya dalam suatu jenis pekerjaan dan situasi kerja secara memadai.

(28)

jabatan yang sesuai dengan harapan dan karakteristik dirinya. Untuk sebagian individu, tujuan hidup tersebut tidak sepenuhnya dihayati atau hanya bersifat sementara karena ada aktivitas lain yang dilakukan individu secara bersamaan, seperti aktivitas sosial dan aktivitas di rumah. Selain itu, ada individu yang menjalani suatu pekerjaan bukan sebagai tujuan hidupnya. Mereka bekerja hanya untuk mendapatkan imbalan ekonomis tanpa menemukan makna dalam pekerjaan yang dilakukannya.

2. Tahap-tahap Perkembangan Karier dan Tugas-tugas Perkembangan Karier

(29)

Gambar.

Tahap-tahap Perkembangan Karier dan Tugas-tugas Perkembangan Karier

Sumber: Contributions of Donald E. Super, 2003. http://Psychology. tamucommerce.edu/Crrobinson/512/Super.htm.

Penjelasan gambar di atas dapat disajikan sebagai berikut:

(30)

tentang dunia kerja. Tugas-tugas perkembangan karier pada tahap ini adalah:

1) Membentuk konsep diri.

2) Mengembangkan orientasi ke arah dunia kerja. 3) Mulai mengerti arti pekerjaan.

4) Mulai mengerti adanya perbedaan yang mungkin dilakukan dalam mencari nafkah.

b. The Exploration Stageatau Tahap Eksplorasi (15-24 Tahun)

Ciri khas dari tahap ini adalah individu (orang muda) mulai sadar akan adanya berbagai pilihan karier, tetapi belum membuat keputusan karier yang mengikat. Hal ini dikarenakan orang muda sedang melakukan eksplorasi mengenai dirinya sendiri, pekerjaan atau jabatan yang sedang ditekuni oleh orang-orang dewasa (key figures), dan dunia pekerjaan. Tahap perkembangan karier ini terbagi atas tiga subtahap perkembangan yang masing-masing memiliki tugas-tugas perkembangan karier, yaitu:

1) The Tentative Substageatau Subtahap Kristalisasi (Crystallization) (14-18 Tahun)

(31)

berbagai ide atau gagasan orang muda dihubungkan dengan tokoh idolanya sehingga pilihan karier yang dibuat sering bersifat sementara dan tidak realistik. Tugas-tugas perkembangan karier pada subtahap ini adalah:

a) Memiliki kesadaran akan kebutuhan yang ingin direalisasikan dalam pemilihan karier.

b) Memanfaatkan berbagai sumber yang mengarah pada pilihan karier.

c) Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan karier.

d) Memiliki kesadaran akan adanya berbagai kemungkinan yang mempengaruhi pemilihan karier.

e) Mampu mengidentifikasi minat dan nilai-nilai kehidupan. f) Memiliki kesadaran akan adanya hubungan antara hari ini dan

masa depan.

g) Mampu merumuskan pilihan karier yang bersifat umum. h) Mengembangkan minat yang relatif menetap.

i) Memiliki informasi mengenai pilihan karier yang diminati. j) Menyusun rencana yang berkaitan dengan pilihan karier yang

diminati.

(32)

2) The Trial Transition Substage atau Subtahap Spesifikasi (Specification) (18-21 Tahun)

Subtahap ini merupakan masa transisi bagi orang muda untuk membuat pilihan karier yang lebih lebih spesifik dan realistik. Orang muda mulai mengambil keputusan penting mengenai pendidikan yang mengarah pada pilihan karier yang diminati. Tugas-tugas perkembangan karier pada subtahap ini adalah:

a) Memiliki kesadaran akan kebutuhan yang ingin direalisasikan dalam pemilihan karier yang akan ditekuni.

b) Memanfaatkan berbagai sumber belajar yang mengarah pada pilihan karier yang diminati.

c) Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan kariernya.

d) Memiliki kesadaran akan adanya berbagai kemungkinan yang mempengaruhi pemilihan kariernya.

e) Mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi minat dan nilai-nilai kehidupan.

f) Memiliki kesadaran akan hubungan antara hari ini dan masa depan.

g) Mampu mempersempit berbagai pilihan karier. h) Memantapkan pilihan karier yang diminati.

(33)

j) Menyusun rencana yang berkaitan dengan pilihan karier yang diminati.

k) Semakin realistis dalam mensikapi pilihan karier yang diminati. l) Memiliki kepercayaan diri akan pilihan karier yang diminati.

3) The Trial and Stabilization Substage atau Subtahap Implementasi (Implementation) (21-24 Tahun)

Pada subtahap ini individu sedang mempersiapkan diri dengan beberapa pelatihan dan/atau pendidikan, serta mulai mencoba melakukan aktivitas atau pekerjaan yang sesuai dengan pilihan kariernya. Tugas-tugas perkembangan karier pada subtahap ini adalah:

a) Memiliki kesadaran akan kebutuhan yang ingin diwujudkan atau diimplementasikan dalam pilihan kariernya.

b) Menyusun rencana karier yang akan ditekuni dalam dunia karier.

c) Melaksanakan rencana karier yang telah disusun untuk memenuhi tuntutan karier.

d) Mendapatkan pekerjaan awal (job entry).

(34)

dilakukan individu untuk mencapai kesuksesan dan memperoleh kepuasan karier (vocational satification). Selama tahap ini individu dihadapkan pada dua subtahap perkembangan karier yang masing-masing memiliki tugas-tugas perkembangan karier, yaitu:

1) Stabilization Substageatau Subtahap Stabilisasi (25-35 Tahun) Pada subtahap ini individu memastikan pilihan karier yang ditekuninya sesuai atau tepat dengan bakat dan minatnya. Untuk itu, individu dapat melakukan beberapa perubahan yang sederhana, tetapi bukan perubahan yang drastis dalam pilihan kariernya. Misalnya, melakukan uji coba dalam suatu posisi/jabatan dan tugas-tugas pekerjaannya. Apabila suatu posisi/jabatan yang sedang ditekuni individu tidak sesuai dengan bakat dan minat, maka individu akan mengalami permasalahan dalam dirinya. Hal ini memungkinkan terjadinya frustrasi pada diri individu. Sebaliknya, individu yang dapat mengembangkan bakat dan minat dalam suatu posisi/jabatan akan mencapai kemajuan yang mengarah pada peningkatan kualitas kariernya. Tugas-tugas perkembangan karier pada subtahap ini adalah:

a) Memiliki kesadaran akan kebutuhan yang mengarah pada kestabilan dalam karier.

(35)

c) Meningkatkan dan mengembangkan terus kualitas diri dengan melakukan tugas-tugas/pekerjaan yang menunjang pilihan kariernya sehingga semakin stabil.

d) Memperoleh tugas/pekerjaan yang stabil.

2) Consolidation Substage atau Subtahap Konsilidasi (35-40-an Tahun)

Pada subtahap ini individu berupaya memperkuat posisi/ jabatan dan meningkatkan kualitas kariernya. Tugas-tugas perkembangan karier pada subtahap ini adalah:

a) Memiliki kesadaran akan kebutuhan untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas posisi/jabatan karier.

b) Memiliki informasi yang dibutuhkan untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas karier.

c) Menyusun rencana untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas karier.

d) Melaksanakan rencana yang sudah disusun untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas karier (Osipow, 1973: 139).

d. The Maintenance Stage atau Tahap Pembinaan (45-64 Tahun/ Masa Pensiun)

(36)

memberi kemungkinan untuk melakukan inovasi atau mengalami stagnasi atau justru mengalami peninjauan kembali (up-dating) posisi karier yang kurang memuaskannya. Tugas-tugas perkembangan karier pada tahap ini adalah:

1) Memantapkan diri dalam karier sehingga memperoleh kesuksesan dan merasa puas dalam berkarier.

2) Mempersiapkan masa pensiun atau mengundurkan diri dalam karier (Nelson-Jones, 1982: 150).

e. The Decline Stageatau Tahap Kemunduran (65 Tahun-Kematian) Ciri khas dari tahap ini adalah terjadi proses kemunduran dalam diri individu, baik fisik maupun psikologis. Hal ini menyebabkan individu mengalami kemunduran dalam karier sehingga individu perlu menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. Tugas-tugas perkembangan karier pada tahap ini adalah:

1) Menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi menjelang masa pensiun atau kemunduran dalam karier, seperti: melakukan perubahan dalam kebiasaan atau pola kerja untuk disesuaikan dengan kemunduran kemampuan dirinya.

(37)

Gambar di atas juga memperlihatkan masa transisi selama proses perkembangan karier. Masa transisi dapat terjadi di antara tahap-tahap perkembangan karier individu. Hal ini tergantung dari kesiapan atau keberhasilan individu untuk melangkah ke tahap perkembangan karier selanjutnya. Masa transisi dimaksudkan sebagai masa uji coba dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan karier yang akan dihadapi individu pada tahap perkembangan karier selanjutnya. Selain itu, masa transisi dimaksudkan sebagai masa penyelesaian masalah yang sedang dihadapi individu. Penyelesaian masalah dapat dilakukan individu dengan cara mengeksplorasi kembali berbagai minat, kemampuan, dan berbagai informasi terpercaya yang berkaitan dengan pilihan karier yang diminatinya (Brown and Srebalus, 1996: 123). Masa transisi merupakan masa peralihan atau masa persiapan dari tahap perkembangan karier yang sedang dihadapi individu untuk dapat melangkah ke tahap perkembangan karier selanjutnya.

C. Kematangan Karier

1. Konsep Kematangan Karier

(38)

Kematangan karier ditandai dengan adanya kesesuaian antara perilaku karier yang diperlihatkan individu (individual’s vocational behavior) dengan perilaku karier yang seharusnya dilakukan atau diharapkan (expected vocational behavior) pada rentang usia perkembangan tertentu (tahap perkembangan karier yang sedang dihadapi individu). Perilaku karier yang seharusnya dilakukan atau diharapkan dari individu dapat disebut juga tugas-tugas perkembangan karier. Apabila perilaku karier yang diperlihatkan individu semakin sesuai dengan tugas-tugas perkembangan karier pada setiap tahap perkembangan karier, berarti tingkat kematangan karier individu semakin tinggi atau semakin matang (Osipow, 1973: 137). Individu yang memiliki tingkat kematangan karier yang tinggi pada tahap perkembangan karier yang sedang dihadapinya dapat melangkah ke tahap perkembangan karier selanjutnya.

(39)

karier yang seharusnya dilakukan atau diharapkan dalam mencapai pilihan karier yang diminatinya.

Super (Zunker, 1986: 132) mengemukakan juga bahwa proses pemilihan karier berlangsung dalam rangkaian kesatuan atau kontinum tahap perkembangan karier dari tahap eksplorasi sampai tahap kemunduran. Proses pemilihan karier dapat berhasil dengan baik apabila individu menunjukkan perilaku karier yang sesuai dengan tugas-tugas perkembangan karier yang terentang dalam rangkaian kesatuan tahap eksplorasi sampai tahap kemunduran. Dengan demikian, kematangan karier ditandai dengan taraf keberhasilan individu dalam berperilaku karier yang mengarah pada pilihan karier yang diminati.

(40)

dengan kontinum dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan/tindakan terhadap aspek-aspek kematangan karier memiliki validitas prediktif. Artinya, individu yang mencapai tingkat kematangan karier yang lebih tinggi dalam penelitian tersebut memiliki kecenderungan untuk berhasil dalam kehidupan berkariernya di masa depan (Zunker, 1986: 25-26).

Banyak peneliti lain yang tertarik dan mengkaji secara kritis konsep kematangan karier dari pandangan Super. Para peneliti tersebut telah memasukkan beraneka variabel yang mempengaruhi tingkat kematangan karier individu. Patton & Creed (2001) menyebutkan beberapa variabel yang berhubungan dengan tingkat kematangan karier individu, antara lain: usia, gender, status sosio-ekonomi, suku (budaya), intelegensi, prestasi belajar rata-rata (Grade Point Average/GPA), dan sebagainya. Patton & Creed (2001) mengemukakan juga hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti: Neice & Bradley pada tahun 1979, Post-Kammer tahun 1987, Wallace-Broscious, Serafica, dan Osipow pada tahun 1994 bahwa siswa yang tingkat kelasnya lebih tinggi memiliki skor/tingkat kematangan karier yang lebih tinggi daripada siswa tingkat kelas yang lebih rendah.

(41)

Lokan di Israel dan Australia pada tahun 1984, Alvi dan Khan di Canada pada tahun 1983, Watson dan Van Aarde di Afrika Selatan pada tahun 1986, Achebe di Nigeria pada tahun 1982, dan penelitian Moracco di Lebanon pada tahun 1976. Meskipun demikian, hasil penelitian tersebut dapat digunakan secara luas untuk program bimbingan dan konseling karier. Program tersebut dapat berupa kesempatan bagi individu untuk mengeksplorasi karier yang diminati, mengembangkan berbagai potensi, sikap, minat, dan nilai-nilai kehidupan, belajar memahami diri, baik kelebihan maupun kekurangan, dan lain sebagainya. Berbagai kesempatan tersebut bertujuan untuk membantu individu mencapai pilihan karier yang diminati secara memuaskan dan individu dapat berkembang secara optimal sebagai pribadi (Isaacson, 1985: 65).

(42)

Dalam penelitiannya, Santoadi menggunakan kuesioner kematangan karier siswi yang dikembangkan berdasarkan tugas-tugas perkembangan karier pada subtahap perkembangan kristalisasi (14-18 tahun) dari pandangan Super. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada gejala yang positif dalam hal kematangan karier siswi SMU St. Agustinus Murangan, Sleman, Yogyakarta pada tahun 2003. Mayoritas siswi yang diteliti memiliki kematangan karier dengan kualitas tinggi pada aspek pemahaman diri karier, yang meliputi: pengenalan kemampuan diri sendiri, nilai hidup pribadi, minat dan bakat yang dimiliki. Sementara itu, aspek informasi karier dan kemampuan memanfaatkan informasi karier masih dalam kualitas cukup. Berdasarkan kenyataan ini, program bimbingan dan konseling karier masih sangat dibutuhkan, baik secara kelompok maupun individual untuk mengembangkan kematangan karier subjek penelitian (Santoadi, 2003: v, 80-81).

2. Aspek-aspek Kematangan Karier

(43)

Dalam proyek penelitian yang longitudinal, Super telah mengidentifikasi lima aspek kematangan karier. Kelima aspek tersebut mengalami pengembangan dalam penelitiannya di Britain (Inggris) pada akhir tahun 1970. Pengembangan yang dilakukan Super dengan memasukkan aspek kemandirian karier (Autonomy) sehingga menjadi enam aspek kematangan karier (Nelson-Jones, 1982: 152). Keenam aspek kematangan karier tersebut mengungkap rangkaian kesatuan atau kontinum kemampuan individu dalam hal dimensi sikap (aspek afektif/perasaan), pengetahuan (aspek konatif), dan keterampilan (aspek konatif/tindakan) individu mengenai perilaku karier yang seharusnya dapat dilakukan atau diharapkan dalam mencapai pilihan karier yang diminati.

Kenam aspek kematangan karier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kemandirian Karier

(44)

berubah atau menyimpang secara drastis karena adanya kecemasan dan pengaruh nilai-nilai orang lain.

b. Perencanaan Karier

Aspek kematangan karier ini dimaksudkan untuk mengungkap dimensi pengetahuan dan keterampilan/tindakan individu dalam hal perencanaan karier yang dibuat secara matang. Ini berarti, individu telah memiliki kesadaran akan pilihan karier yang hendak dicapai di masa depannya dengan membuat perencanaan karier yang sesuai dengan kebutuhan dan mampu mengidentifikasi langkah-langkah/cara-cara yang akan diambilnya. Selain itu, individu telah menyadari segala kemungkinan yang terjadi untuk mewujudkan pilihan karier yang diminatinya.

c. Eksplorasi Karier

(45)

d. Pengambilan Keputusan Pilihan Karier

Aspek kematangan karier ini berupa kemampuan individu mengambil keputusan karier yang sesuai dengan prinsip-prinsip pembuatan keputusan karier. Ini berarti, individu telah memiliki berbagai alternatif pilihan karier, mengidentifikasikan berbagai faktor yang menentukan, dan mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi minat dan nilai-nilai kehidupan, serta mampu memantapkan pilihan karier yang diminatinya.

e. Pengetahuan Karier

Aspek kematangan karier ini berupa pengetahuan karier yang dimiliki individu, yaitu: informasi mengenai berbagai macam alternatif pilihan karier yang ada di masyarakat dan informasi yang berkaitan dengan pilihan karier yang diminati. Misalnya: jenis-jenis jabatan yang dapat ditekuni, persyaratan atau tuntutan yang dibutuhkan, prospek masa depan, dan sebagainya.

f. Realistisnya Pilihan Karier

(46)

untuk meminimalisir keterbatasannya dan mengidentifikasi kembali berbagai peluang atau kesempatan karier yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan dirinya (Nelson-Jones, 1982: 153).

D. Kematangan Karier Mahasiswa Semester VIII Prodi BK USD 1. Mahasiswa Semester VIII Prodi BK USD

Mahasiswa semester VIII Prodi BK USD adalah peserta didik angkatan 2003, baik laki-laki maupun perempuan yang terdaftar dan belajar di Prodi BK USD pada tahun akademik 2006/2007. Mereka adalah calon konselor yang sedang mempersiapkan kariernya dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap yang sesuai dengan kurikulum prodi BK. Bekal ilmu yang sudah diperoleh para mahasiswa semester VIII Prodi BK USD, meliputi:

a. Ilmu-ilmu Bimbingan dan Konseling, antara lain: Bimbingan dan Konseling Kelompok, Dinamika Kelompok, Komunikasi Antarpribadi, Penyusunan Alat-alat Bimbingan, Bimbingan dan Konseling Keluarga, Bimbingan dan Konseling Karier, Bimbingan dan Konseling Belajar, Psikologi Konseling, Model-model Konseling, Teknik dan Laboratorium Konseling, dan Konseling Pastoral.

(47)

c. Ilmu-ilmu Pendidikan dan Sistem Pengajaran, antara lain: Pengantar Pendidikan, Profesi Kependidikan, Penilaian Pendidikan, Metodologi Pengajaran, dan Pengajaran Psikologi dan Bimbingan.

Selain bekal ilmu, para mahasiswa semester VIII Prodi BK USD sudah menjalani Program Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPLBK), minimal satu kali di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini dapat memberi pengalaman bagi mereka untuk menerapkan bekal ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dan berlatih sebagai seorang calon konselor. Dengan berbagai pengalaman pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kurikulum prodi BK, para mahasiswa semester VIII Prodi BK USD diharapkan dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memadai dalam melaksanakan profesinya di kemudian hari.

2. Konselor sebagai Pilihan Karier yang Diminati

(48)

diri dalam jabatan selama hidup tanpa mencari keuntungan pribadi (Winkel, 1997: 771).

Konselor merupakan salah satu profesi yang ada di masyarakat dan dapat dijadikan sebagai pilihan karier yang diminati setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan. Posisi peran konselor dalam pendidikan diperkuat juga secara legal dengan diberlakukannya UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memuat ketentuan bahwa konselor termasuk salah satu jenis tenaga pendidik yang dididik dan dihasilkan oleh program studi bimbingan dan konseling pada jenjang pendidikan S1, S2, dan S3. Berdasarkan ketentuan tersebut, seorang konselor dapat menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara profesional bagi masyarakat, baik di sekolah maupun di lembaga-lembaga di luar sekolah.

(49)

Dikti, 2003 dalam Prayitno, 2004). Rincian KUM profesi konseling adalah:

a. Kompetensi Pengembangan Kepribadian (KPK), yaitu: kompetensi yang berkenaan dengan pengembangan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berbudi luhur, berkepribadian mantap, mandiri, dan mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.

b. Kompetensi Landasan Keilmuan dan Keterampilan (KKK), yaitu: kompetensi yang berkenaan dengan kemampuan keilmuaan di bidang pendidikan, psikologi, dan budaya sebagai landasan keterampilan yang hendak diimplementasikan dalam program bimbingan dan konseling.

c. Kompetensi Keahlian Berkarya (KKB), yaitu: kompetensi yang berkenaan dengan penguasaan keterampilan dalam mengelola program bimbingan dan konseling. Kompetensi ini meliputi: hakikat layanan BK, dasar-dasar teori BK, pendekatan dan teknik BK, instrumentasi dan media BK, dan pengelolaan program BK.

(50)

konseling, penguasaan metodologi riset konseling, dan komitmen pada organisasi profesi konseling.

e. Kompetensi Berkehidupan Bermasyarakat (KBB), yaitu: kompetensi yang berkenaan dengan penguasaan kaidah berkehidupan di dalam masyarakat profesi. Kompetensi ini meliputi: kemampuan menjalin hubungan kerja sama antar-individu, lingkungan, dan tenaga profesi lainnya.

3. Tingkat Kematangan Karier Mahasiswa Semester VIII Prodi BK USD

Kematangan karier merupakan suatu hasil dari proses perkembangan karier yang mengarah pada pilihan karier yang diminati individu. Super (Osipow, 1973: 142) mengemukakan bahwa pilihan karier yang diminati individu berkaitan dengan keputusan pendidikan yang telah dipilihnya. Pilihan karier para mahasiswa semester VIII Prodi BK USD tentu berkaitan dengan pilihan pendidikan yang sedang dialaminya di Prodi BK USD, yaitu sebagai seorang calon konselor profesional, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

(51)

yang seharusnya dilakukan atau diharapkan dari mahasiswa semester VIII Prodi BK USD sebagai seorang calon konselor.

Berdasarkan konsep kematangan karier yang dikemukakan Super, peneliti mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan karier atau perilaku karier yang seharusnya dapat dilakukan oleh mahasiswa semester VIII Prodi BK USD sebagai seorang calon konselor, yaitu:

a. Kemandirian Karier,meliputi:

1) Memiliki kepercayaan diri atas pilihan prodi BK yang sedang ditekuni.

2) Melaksanakan pilihan prodi BK dengan penuh rasa tanggung jawab.

b. Perencanaan Karier, meliputi:

1) Memiliki kesadaran akan adanya hubungan antara hari ini dan masa depan.

2) Memiliki kesadaran akan berbagai kebutuhan yang ingin dipenuhi dalam pemilihan karier yang sesuai dengan prodi BK.

3) Membuat perencanaan karier yang sesuai dengan pemilihan karier di prodi BK.

4) Melakukan berbagai langkah/cara untuk mewujudkan pilihan karier yang sesuai dengan prodi BK.

(52)

c. Eksplorasi Karier, meliputi:

1) Memanfaatkan atau menggunakan berbagai sumber informasi yang terpercaya.

d. Pengambilan Keputusan Pilihan Karier, meliputi:

1) Memiliki kesadaran akan adanya berbagai alternatif pilihan karier yang sesuai dengan prodi BK.

2) Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan karier yang sesuai dengan prodi BK.

3) Mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi minat dan nilai-nilai kehidupan.

4) Memantapkan pilihan karier yang sesuai dengan prodi BK.

e. Pengetahuan Karier,meliputi:

1) Mengetahui berbagai macam alternatif pilihan karier yang sesuai dengan prodi BK.

2) Mengetahui informasi mengenai data dan fakta yang berkaitan dengan pemilihan karier di prodi BK.

f. Realistisnya Pilihan Karier, meliputi:

(53)

2) Mengidentifikasi langkah-langkah/cara perbaikan untuk meminimalisir keterbatasannya.

(54)

40

Pada bab ini disajikan jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Penelitian deskritif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk melukiskan variabel atau kondisi apa yang ada dalam suatu situasi, tanpa ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan (Ary, dkk., 1982: 415). Melalui penelitian ini diperoleh informasi mengenai tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD pada tahun akademik 2006/2007.

B. Subjek Penelitian

(55)

Subjek penelitian yang memenuhi kriteria berjumlah 32 mahasiswa. Mereka terdiri dari 22 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Namun, pada saat pelaksanaan penelitian ada 2 mahasiswi yang tidak dapat mengisi kuesioner dikarenakan ada kesibukan yang tidak dapat ditinggalkannya. Dengan demikian, jumlah subjek penelitian ini adalah 30 mahasiswa.

C. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Kematangan Karier Mahasiswa Prodi BK USD

Instrumen penelitian atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kematangan karier mahasiswa Prodi BK USD. Kuesioner ini disusun oleh peneliti dengan berdasar pada enam aspek kematangan karier yang telah diidentifikasikan Super. Keenam aspek kematangan karier tersebut dijabarkan dalam butir-butir kuesioner kematangan karier mahasiswa BK USD. Kuesioner kematangan karier yang sudah direvisi dapat dilihat pada lampiran 1.

(56)

yang tinggi. Sebaliknya, responden yang menjawab “sangat setuju” atau “setuju” pada setiap pernyataan negatif memiliki tingkat kematangan karier yang rendah. Dengan demikian, pernyataan-pernyataan yang disajikan dalam kuesioner ini bervariasi agar dapat mengontrol jawaban yang konsisten dari responden.

Jawaban yang diberikan responden atas setiap butir item perlu diberi skor. Pemberian skor untuk masing-masing alternatif jawaban pada pernyataan positif adalah sebagai berikut: skor empat untuk jawaban sangat setuju, skor tiga untuk jawaban setuju, skor dua untuk jawaban tidak setuju, dan skor satu untuk jawaban sangat tidak setuju. Sedangkan pemberian skor pada pernyataan negatif adalah sebagai berikut: skor satu untuk jawaban sangat setuju, skor dua untuk jawaban setuju, skor tiga untuk jawaban tidak setuju dan skor empat untuk jawaban sangat tidak setuju.

(57)

Tabel 1.

Komposisi Item Kuesioner Kematangan Karier Mahasiswa Prodi BK USD (Sesudah Revisi/Uji Coba)

Nomer Item

Afektif Kognitif Konatif Aspek-aspek Kematangan Karier

+ - + - +

-Jml Item A. Kemandirian Karier, meliputi:

1.Memiliki kepercayaan diri atas pilihan prodi BK yang sedang ditekuni.

2.Melaksanakan pilihan prodi BK dengan penuh rasa tanggung jawab. B. Perencanaan Karier, meliputi:

1.Memiliki kesadaran akan adanya hubungan antara hari ini dan masa depan.

2.Memiliki kesadaran akan berbagai kebutuhan yang ingin dipenuhi dalam pemilihan karier yang sesuai dengan prodi Bk

3.Membuat perencanaan karier yang sesuai dengan pemilihan karier di prodi BK.

4.Melakukan berbagai langkah/cara untuk mewujudkan pilihan karier yang sesuai dengan prodi BK. 5.Memiliki kesadaran akan segala

kemungkinan yang mempengaruhi pemilihan karier yang sesuai dengan prodi BK.

C. Eksplorasi Karier, meliputi

(58)

Nomer Item

Afeksi Kognitif Konatif Aspek-aspek Kematangan Karier

+ - + - +

-Jml Item D. Pengambilan Keputusan Pilihan

Karier, meliputi:

1.Memiliki kesadaran akan adanya berbagai alternatif pilihan karier yang sesuai dengan prodi BK. 2.Memiliki kesadaran akan adanya

banyak faktor yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan karier yang sesuai dengan prodi BK. 3. Mengembangkan kemampuan

untuk mengidentifikasi minat dan nilai-nilai kehidupan.

4. Memantapkan pilihan karier yang sesuai dengan prodi BK.

E. Pengetahuan Karier, meliputi: 1.Mengetahui berbagai macam

alternatif pilihan karier yang sesuai dengan prodi BK.

2.Mengetahui informasi mengenai data dan fakta yang berkaitan dengan pemilihan karier di prodi BK.

F. Realistisnya Pilihan Karier, meliputi:

1.Menyadari keterbatasan kemampuan dan karakteristik kepribadian.

2.Mengidentifikasi langkah-langkah/ cara perbaikan untuk meminimalisir keterbatasannya.

3.Mengidentifikasi kembali berbagai peluang atau kesempatan karier yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan diri.

30,31 -41,42 -32,33 -43,44 -34 37,38 -45,46 49 50,51 54 57,58 -35,36 39,40 -47,48 -52,53 55,56 59,60 -4 3 4 4 4 1 4 3 4

(59)

Butir-butir kuesioner perlu diperiksa kesahihannya (validitas). Istilah validitas berasal dari katavalidity, yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Djaali, dkk. 2000: 70). Validitas suatu instrumen selalu berkaitan dengan tujuan dari penggunaan instrumen tersebut, sehingga dapat mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya.

Kesahihan instrumen penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi menunjuk pada sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki (Ary, dkk. 1982: 285). Validitas isi suatu instrumen ditentukan berdasarkan penelaahan butir-butir item yang mencerminkan keseluruhan isi yang dikehendaki. Penelaahan tersebut dilakukan oleh beberapa ahli yang berkompeten (professional judgement). Upaya yang dilakukan peneliti untuk memvalidasi instrumen penelitian ini adalah: peneliti mengkonsultasikan kuesioner kepada rekan peneliti yang sarjana psikologi, guru Bahasa Indonesia, dosen pembimbing skripsi I dan II, serta rekan volunteers Yayasan Sosial Soegiyapranata (YSS) yang terdiri dari para mahasiswa yang ada di Yogyakarta untuk ditelaah dari segi bahasa, bentuk, isi, kejelasan, dan relevansi item bagi mahasiswa Prodi BK USD.

2. Uji Coba Kuesioner

(60)

dilakukan dengan cara “jemput bola”. Artinya, kuesioner diberikan secara langsung dan diisi oleh responden di kampus atau rumah/kost mereka sehingga peneliti dapat mengetahui sejauh mana pemahaman responden terhadap butir-butir item kuesioner. Pemahaman responden ditunjukkan dengan memberikan respon atau jawaban yang telah disediakan dan memberikan komentar secara lisan atau tertulis atas kuesioner tersebut.

Sebagian besar responden memberikan komentar yang positif. Mereka dapat mengerjakan kuesioner dengan antusias dan sungguh-sungguh. Tetapi, ada beberapa responden yang belum memahami kuesioner dengan baik. Mereka memberikan komentar bahwa ada beberapa item yang kalimatnya terlalu panjang dan ada item yang alternatif jawabannya tidak sesuai. Misalnya item yang berbunyi: “Saya belum berusaha sungguh-sungguh menyelesaikan studi di prodi BK tepat pada waktunya agar bisa menikmati masa muda saya” dan “Saya mengetahui bahwa profesi konselor sekolah (guru pembimbing) di Indonesia mendapat citra sebagai polisi sekolah”. Upaya yang dilakukan peneliti adalah berkonsultasi dengan dosen pembimbing skripsi sehingga item-item yang belum dapat dipahami responden dapat direvisi atau digugurkan. Komentar tertulis yang diberikan oleh 21 dari 32 responden dapat dilihat pada lampiran 2.

(61)

koefisien korelasi item-total yang diperoleh dari hasil perhitungan korelasi antara setiap skor item dengan skor total. Besarnya koefisien korelasi yang menjadi kriteria dalam menentukan item yang berkualitas atau memenuhi syarat adalah ≥ 0,30 (koefisien korelasi minimal sama dengan 0,30). Sedangkan, item yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30 dinyatakan gugur atau dapat dipertahankan dengan perbaikan. Hasil uji coba kuesioner dengan 76 item diperoleh hasil: 47 item memenuhi syarat, 13 item direvisi, dan 15 item gugur (termasuk 1 item sahih digugurkan karena tidak relevan). Dengan demikian, 60 item dapat dipakai dalam penelitian ini. Hasil skor uji coba kuesioner dapat dilihat pada lampiran 3 dan hasil kualitas item di lampiran 4.

(62)

r

xy

N

XY

 

 

X

 

Y

N

X

2

 

 

X

2

N

Y

2

 

 

Y

2

Keterangan rumus: xy

r

: Koefisien korelasi antara x dan y x : Skor kelompok item gasal y : Skor kelompok item genap N : Jumlah responden

Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan rumus di atas baru mencerminkan taraf reliabilitas separoh atau setengah tes. Untuk memperoleh taraf reliabilitas satu tes digunakan formula koreksi dari Spearman-Brown. Rumusnya adalah:

bb bb tt

r

r

r

1

2

Keterangan rumus : tt

r

: koefisien reliabilitas

bb

r : koefisien belahan I dan II

(63)

Tabel 2.

Kualifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Kualifikasi

0,91 - 1,00 0,71 - 0,90 0,41 - 0,70 0,21 - 0,40 Negative – 0,20

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

Perhitungan reliabilitas pada tahap uji coba penelitian diperoleh hasil koefisien reliabilitas

(

r

tt

)

sebesar: 0,914. Hasil ini menunjukkan bahwa reliabilitas kuesioner kematangan karier mahasiswa Prodi BK USD tergolong sangat tinggi. Analisis uji reliabilitas kuesioner kematangan karier mahasiswa Prodi BK USD dapat dilihat pada lampiran 5.

Setelah diperoleh hasil uji coba penelitian dan telah dilakukan perbaikan item, maka instrumen penelitian telah dianggap cukup memadai untuk digunakan dalam penelitian sesungguhnya.

D. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan peneliti adalah:

(64)

b. Memeriksa kesahihan item-item kuesioner kematangan karier mahasiswa Prodi BK USD melalui penelaahan beberapa ahli yang berkompeten.

c. Mengadakan uji coba penelitian pada tanggal 18 Mei 2007 sampai dengan 22 Mei 2007, dengan jumlah responden sebanyak 32 mahasiswa Prodi BK USD dari angkatan 1999 – 2002.

d. Menganalisis hasil uji coba penelitian.

e. Mengkonsultasikan hasil data uji coba kuesioner pada dosen pembimbing skripsi untuk mengetahui item-item mana yang dapat dipakai dalam penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

(65)

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan peneliti untuk mengetahui tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD tahun akademik 2006/2007, yaitu dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Membuat data skor dengan berdasarkan jawaban setiap item. Hasil skor dari setiap item dapat dilihat pada lampiran 6.

2. Membuat penggolongan tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD tahun akademik 2006/2007 dengan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan tipe I (PAP tipe I). Penilaian ini berorientasi pada tercapainya suatu standar atau kriteria kemampuan tertentu yang sifatnya absolut atau mutlak. Artinya, penilaian dalam penelitian ini membandingkan hasil skor kematangan mahasiswa semester VIII Prodi BK dengan suatu standar atau kriteria kemampuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya dalam teori kematangan karier, yaitu kemampuan yang seharusnya dicapai oleh mahasiswa semester VIII Prodi BK USD dalam berperilaku sebagai seorang calon konselor.

(66)

menggolongkan tinggi-rendahnya tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD disajikan pada tabel 3.

Tabel 3.

Patokan Penggolongan Tinggi-Rendahnya Tingkat Kematangan Karier Mahasiswa Semester VIII Prodi BK USD.

Rumus Skor-skor Kategori

90% - 100% 216 – 240 Sangat Tinggi

80% - 89% 192 – 215 Tinggi

65% - 79% 156 – 191 Sedang

55% - 64% 132 – 155 Rendah

< 55% < 132 Sangat Rendah

3. Melaporkan hasil penelitian.

(67)

53

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD pada tahun akademik 2006/2007.

A. Tingkat Kematangan Karier Mahasiswa Semester VIII Prodi BK USD Tahun Akademik 2006/2007

Hasil penelitian ini merupakan hasil pengolahan data yang diperoleh setelah responden mengerjakan kuesioner kematangan karier mahasiswa Prodi BK USD. Hasil penelitian ini adalah jawaban dari masalah penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD tahun akademik 2006/2007?”

(68)

Tabel 4.

Penggolongan Tingkat Kematangan Karier Mahasiswa Semester VIII Prodi BK USD Tahun Akademik 2006/2007 (N = 30)

Sangat Tinggi (216 - 240)

Tinggi (192 – 215)

Sedang (156 – 191)

Rendah ( 132 - 155 )

Sangat Rendah (< 132)

216 203 178 -

-224 201 190 Jmlh 0 (0%) Jmlh 0 (0%)

218 198 172

Jmlh 3 (10%) 196 181

212 171 193 191 215 185 212 170 192 188 205 189 193 163 201 183 195 182

215 Jmlh 13

(43,33%) Jmlh 14

(46,67%)

Tabel 4 menunjukkan bahwa 3 dari 30 mahasiswa (10%) memiliki tingkat kematangan karier sangat tinggi, 14 mahasiswa (46,67%) memiliki tingkat kematangan karier tinggi, 13 mahasiswa (43,33%) memiliki tingkat kematangan karier sedang, dan tidak ada mahasiswa (0%) yang tingkat kematangan kariernya rendah dan sangat rendah.

Hasil penelitian tersebut masih dapat dirinci untuk melihat taraf kemampuan mahasiswa pada masing-masing aspek kematangan karier dan mengetahui jumlah mahasiswa yang memperoleh skor item rendah (skor item

(69)

disajikan pada lampiran 7 dan jumlah mahasiswa yang memperoleh skor rendah dapat dilihat pada lampiran 8.

.

B. Pembahasan

Berikut ini dibahas hasil penelitian tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD tahun akademik 2006/2007.

1. Mahasiswa yang Memiliki Tingkat Kematangan Karier Sangat Tinggi Tiga mahasiswa yang mencapai kematangan karier sangat tinggi tampak lebih menonjol pada taraf kemampuan mereka yang terkait dengan aspek kemandirian karier, yaitu sebesar 98,81%. Taraf kemampuan selanjutnya terdapat pada aspek pengambilan keputusan karier (95%), pengetahuan karier (91,67%), perencanaan karier (90,97%), realistisnya pilihan karier (90,15%), dan aspek eksplorasi karier (82,5%). Kenyataan ini menunjukkan bahwa ketiga mahasiswa tersebut dapat dianggap lebih siap untuk menapaki kariernya sebagai seorang konselor setelah lulus dari prodi BK USD. Meskipun demikian, mereka perlu meningkatkan lagi kemampuan yang berkaitan dengan aspek perencanaan karier, yaitu kemampuan untuk semakin menyadari segala kemungkinan yang bisa mempengaruhi pemilihan kariernya, seperti faktor harapan orangtua atau pimpinan komunitas (item no. 19).

(70)

radio (item no. 26 dan 28). Dalam kenyataaannya, berbagai informasi karier mengenai konselor dan pilihan karier yang relevan dengan prodi BK banyak disajikan dalam media radio dan internet.

Pada aspek pengambilan keputusan karier, mahasiswa masih perlu meningkatkan kemampuan untuk semakin menyadari tingginya persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemilihan karier sebagai seorang konselor (item no. 35). Selain itu, kemampuan yang berkaitan dengan aspek realistisnya pilihan karier perlu ditingkatkan juga agar mahasiswa semakin menyadari pentingnya keterampilan mengelola kelas dalam persiapan kariernya sebagai seorang konselor, serta kemampuan untuk mengidentifikasi kembali berbagai peluang karier yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan dirinya (item no. 52 dan 58). Perlunya upaya tersebut didasarkan pada skor item rendah yang masih diperoleh ketiga mahasiswa tersebut, yaitu item berskor≤2(lihat lampiran 7).

2. Mahasiswa yang Memiliki Tingkat Kematangan karier Tinggi

(71)

karier sudah termasuk tinggi, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi agar semakin matang dalam berperilaku sebagai seorang calon konselor. Kemungkinan yang dapat dilakukan oleh para mahasiswa adalah meningkatkan taraf kemampuan dalam berperilaku karier yang terkait dengan keenam aspek kematangan karier(lihat lampiran 7).

Pada aspek kemandirian karier, mereka perlu meningkatkan kemampuan untuk semakin memiliki kepercayaan diri atas pilihan prodi BK yang sedang ditekuninya (item no. 2 dan 3) dan melaksanakan studi di prodi BK dengan penuh rasa tanggung jawab (item 6).

(72)

Pada aspek eksplorasi karier, mahasiswa perlu meningkatkan kemampuan untuk semakin memanfaatkan atau menggunakan berbagai sumber informasi yang relevan dengan pilihan kariernya di masa depan sebagai seorang konselor. Sumber informasi dapat diperoleh dari berbagai media, seperti: koran, radio, televisi dan internet (item no. 23, 25, 26, 27, 28, dan 29).

Pada aspek pengambilan keputusan karier, kemampuan yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan untuk semakin menyadari adanya berbagai alternatif pilihan karier sebagai seorang konselor di luar sekolah (item no. 33), semakin menyadari adanya berbagai faktor yang harus dipertimbangkan, seperti: bakat-bakat yang dimiliki, persyaratan dan tantangan yang akan dihadapi dalam berkarier sebagai seorang konselor (item no. 34, 35, 36), dan semakin mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi minat dan nilai-nilai kehidupannya (item no. 38 dan 40).

Pada aspek pengetahuan karier, mahasiswa perlu memiliki pengetahuan mengenai berbagai alternatif pilihan karier yang relevan dengan studinya di prodi BK, seperti alternatif pilihan karier di LSM (item no. 45).

(73)

terlibat dalam aktivitas di kampus dan mau mengikuti berbagai pelatihan pengembangan kepribadian (item no. 54 dan 56), serta mengidentifikasi kembali berbagai peluang atau kesempatan karier yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan dirinya (item no. 57 dan 58).

3. Mahasiswa yang Memiliki Tingkat Kematangan karier Sedang

Taraf kemampuan tiga belas mahasiswa yang memiliki tingkat kematangan karier sedang tampak lebih menonjol pada aspek kemandirian karier sebesar 81,59%. Taraf kemampuan selanjutnya adalah aspek perencanaan karier (75,96%), realistisnya pilihan karier (74,65%), pengetahuan karier (74,23%), pengambilan keputusan karier (74,10%), dan aspek eksplorasi karier (71,92%). Kenyataan ini menunjukkan bahwa taraf kemampuan mahasiswa yang terkait dengan keenam aspek kematangan karier masih dalam taraf kemampuan sedang.

Pada aspek kemandirian karier, mahasiswa perlu meningkatkan kemampuan untuk semakin memiliki perasaan bangga, mantap dan tidak merasa malu atas pilihan prodi BK yang sedang ditekuninya (item no. 1, 2, dan 3), dan mereka mau mengikuti perkuliahan di prodi BK dengan penuh ketekunan sebagai persiapan kariernya setelah lulus dari prodi BK (item no. 5, 6, dan 7).

(74)

ingin dipenuhinya dalam berkarier sebagai seorang konselor (item no. 11), semakin mampu membuat perencanaan karier dengan membuat jadwal kegiatan belajar, menyelesaikan studi tepat waktu, dan berusaha sungguh-sungguh untuk mewujudkan cita-citanya sebagai konselor (item no. 14, 15, dan 16), mau memanfaatkan waktu luang dan menyisihkan uang untuk mewujudkan pilihan kariernya sebagai seorang konselor (item no. 17 dan 18), dan semakin menyadari bahwa harapan orangtua atau pimpinan komunitas bisa mempengaruhi pilihan kariernya di masa depan sebagai seorang konselor (item no. 19).

Pada aspek eksplorasi karier, mahasiswa perlu meningkatkan kemampuan untuk semakin memiliki suatu perasaan senang, tertarik, dan mau memanfaatkan atau menggunakan berbagai sumber informasi yang relevan dengan kariernya sebagai konselor di masa depan. Mereka dapat mencari informasi dari berbagai media massa, perpustakaan, radio, televisi, internet, buku-buku psikologi popular, bertanya pada orang lain, dan mau ikut terlibat dalam aktivitas sosial di masyarakat (item no. 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, dan 29).

(75)

dalam berkarier sebagai seorang konselor (item no. 35 dan 36), semakin mampu untuk mengidentifikasi dan mempertimbangkan berbagai minat dan nilai-nilai kehidupannya (item no. 37, 38, 39, dan 40), dan mereka semakin mantap, bangga, dan optimis atas pilihan karier yang sesuai dengan studinya di prodi BK (item 41, 42, 43 dan 44).

(76)

4. Mahasiswa yang Memiliki Tingkat kematangan Karier Rendah dan Sangat Rendah

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada mahasiswa yang memiliki tingkat kematangan karier rendah dan sangat rendah (0%). Hal ini berarti bahwa keseluruhan mahasiswa telah menunjukkan taraf kemampuan yang tinggi dalam aspek kemandirian karier (86,67%), realistisnya pilihan karier (82,05%), pengetahuan karier (81,33%), pengambilan keputusan karier (81,06%), perencanaan karier (79,37%), dan eksplorasi karier (77,58%)(dapat dilihat pada lampiran 6).

Kenyataan yang terungkap dalam penelitian ini menunjukkan adanya gejala positif pada proses kematangan karier mahasiswa semester VIII prodi BK USD. Keadaan ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar para mahasiswa semakin menghayati perannya sebagai seorang calon konselor.

Sejalan dengan hasil penelitian ini, Prodi BK USD memiliki peranan dalam membantu proses kematangan karier mahasiswa dengan berbagai program pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kurikulum prodi BK. Kemungkinan yang cukup berarti dapat dilakukan oleh Prodi BK USD dengan mengadakan program bimbingan dan konseling secara kelompok. Program tersebut berkaitan dengan jumlah item berskor rendah yang diperoleh 10% mahasiswa pada setiap aspek kematangan karier(lihat lampiran 8).

(77)

memiliki kepercayaan diri atas pilihan prodi BK yang ditekuninya (item no 2 dan 3) dan melaksanakan studi di prodi BK dengan penuh rasa tanggung jawab (item no 6).

Program yang berkaitan dengan 45,45% item berskor rendah pada aspek perencanaan karier adalah membantu mahasiswa untuk dapat membuat perencanaan karier sesuai dengan kebutuhan, mengidentifikasi langkah-langkah/cara-cara yang akan diambil mahasiswa dalam mewujudkan pilihan karier, dan memiliki kesadaran akan segala kemungkinan yang akan mempengaruhi tercapainya pilihan karier (item 14, 15, 16, 18, dan 19).

Program yang berkaitan dengan 77,78% item berskor rendah pada aspek eksplorasi karier adalah membantu mahasiswa untuk mengeksplorasi berbagai informasi mengenai pendidikan, karier, dan perkembangan pribadi-sosial mahasiswa dari berbagai sumber informasi di lingkungan pendidikan/ universitas dan di masyarakat/ komunitas (item 20, 23, 25, 26, 27, 28, dan 29). Program yang berkaitan dengan 38,46% item berskor rendah pada aspek pengambilan keputusan karier adalah membantu mahasiswa untuk semakin menyadari tingginya persyaratan dan tantangan yang harus dipenuhi dalam pemilihan karier sebagai seorang konselor (item 33, 35, 36, 42 dan 44).

(78)

Program yang berkaitan dengan 55,55% item berskor rendah pada aspek realistisnya pilihan karier adalah membantu mahasiswa untuk semakin menyadari pentingnya kemampuan mengelola kelas dan terlibat dalam berbagai aktivitas di kampus dan di luar kampus untuk persiapan karier sebagai seorang konselor, serta mengidentifikasi kembali berbagai peluang karier yang sesuai dengan bakat, minat dan potensi diri mahasiswa. (item 52, 53, 56, 57, dan 58).

(79)

65

Dalam bab ini disajikan ringkasan, kesimpulan, dan saran-saran mengenai penelitian ini.

A. Ringkasan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kematangan karier mahasiswa semester VIII Prodi BK USD pada tahun akademik 2006/2007. Gambaran yang diperoleh dari hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui kematangan karier mahasiswa prodi BK dalam menghadapi tuntutan dan tantangan berkarier sebagai seorang konselor di masa depan serta dalam melaksanakan pendidikan prajabatan konselor.

(80)

B. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebanyakan mahasiswa semester VIII Prodi BK USD tahun akademik 2006/2007 memiliki tingkat kematangan karier yang cenderung tinggi.

2. Para mahasiswa masih perlu meningkatkan taraf kemampuan yang berkaitan dengan keenam aspek kematangan karier. Perilaku karier yang perlu ditingkatkan para mahasiswa, yaitu:

a. Memiliki kepercayaan diri atas pilihan prodi BK yang sedang ditekuninya.

b. Mengikuti perkuliahan di prodi BK dengan teratur.

c. Membuat jadwal kegiatan belajar selama studi di prodi BK sehingga dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya.

d. Menyisihkan uang untuk membeli hal-hal yang berkaitan dengan persiapan karier sebagai seorang konselor.

e. Menyadari bahwa harapan orangtua atau pimpinan komunitas bisa mempengaruhi pemilihan karier.

f. Mengikuti berbagai seminar atau sarasehan yang relevan dengan prodi BK.

(81)

h. Memiliki keyakinan untuk dapat berkarier sebagai seorang konselor, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

i. Menyadari tingginya persyaratan, tantangan, dan hambatan yang harus dihadapi dalam mencapai cita-cita sebagai seorang konselor.

j. Menyadari pentingnya keterampilan mengelola kelas dan bimbingan kelompok dalam persiapan karier sebagai seorang konselor.

k. Mengikuti berbagai aktivitas di kampus dan di luar kampus untuk dapat mengembangkan kemampuan/pontensi dirinya.

l. Menggali kembali berbagai peluang karier yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

C. Saran-saran

Saran-saran yang diberikan peneliti pada hasil penelitian ini, yaitu:

(82)

dalam berbagai aktivitas di kampus dan di luar kampus, serta membantu mahasiswa untuk mengidentifikasi kembali berbagai peluang karier yang sesuai dengan bakat, minat dan potensi diri.

(83)

69

Arief Furchan). Surabaya: Usaha Nasioanal.

Brown, Duane and Srebalus, David, J. 1996. (Second Edition).Introduction to the Counseling Profession.Boston: Allyn and Bacon.

Contributions of Donald E. Super. 2003. http://Psychology.tamucommerce. edu/Crrobinson/512/Super.htm.

Djaali, H, dkk. 2000.Pengukuran dalam Bidang Pendidikan.Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Harian Suara Merdeka. 2002. Tenaga Konseling Sebaiknya Bukan Guru Pembimbing.Terbit tanggal 14 Juli 2002

Harian Suara Merdeka. 2003.Tak Profesional, Jangan Berikan Bimbingan. Terbit tanggal 27 Februari 2003

Isaacson, Lee E. 1985.Basics of Career Counseling.Boston: Allyn and Bacon. Jalal, F dan Supriadi, D. (Editor). 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks

Otonomi Daerah.Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Masidjo, Ign. 2001. Penilaian Pencapaian hasil belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Nelson-Jones, Richard. 1982.The Theory and Practice of Counseling Psychology. London: Holt, Rinehart and Winston.

Osipow, Samuel H. 1973. (Second Edition) Theories of Career Development. Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc.

(84)

Prayitno. 2004.Arah Standarisasi Profesi Konseling. Makalah Seminar Nasional “Quo Vadis Profesi Konselor di Era Globalisasi” pada FKIP/IP

Gambar

Tabel 1.Komposisi Item Kuesioner Kematangan Karier Mahasiswa Prodi BK USD
Tabel 2.Kualifikasi Koefisien Reliabilitas
Tabel 3.
Tabel 4 menunjukkan bahwa 3 dari 30 mahasiswa (10%) memiliki tingkat
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menu Transaksi seperti yang digambarkan pada gambar 4.4 berguna untuk memilih proses pencatatan tender proyek, data survey lintas ekivalen, data analisa jalan, data analisa

selanjutnya disingkat SSRD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran Retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau

Pada sampel dengan suhu 125 0 C nilai CaO dan SiO2 cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan sifat mekaniknya, sedangkan pada sampel dengan suhu 150 0 C memiliki nilai

(skala perusahaan) adalah upaya secara lebih terinci beban atau biaya lingkungan dari aspek apa saja yang secara nyata memang menghasilkan biaya lingkungan. Dengan demikian

Berdasarkan perkembangan jenis pertunjukan dan keramaian dalam wilayah Jakarta, Peraturan Daerah tersebut tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, maka diganti dengan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur dan aksesibilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan asing dan lokal, hal ini dapat

menyatakan dengan sesungguh-sungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Pengembangan Tes Objektif Berbasis Digital Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Materi

Penelitian tentang penggunaan Facebook di antara anggota komunitas DTLS ini bertujuan untuk mengetahui dinamika proses produksi pesan antaranggota, fungsi media