• Tidak ada hasil yang ditemukan

KULIAH 6 THE INFORMATION PERSPECTIVE ON DECISION USEFULNESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KULIAH 6 THE INFORMATION PERSPECTIVE ON DECISION USEFULNESS"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Sumber Utama

(Scott, Bab 5).

Outline Kuliah:

1.

Pengertian Perspektif Informasi

2.

Alasan Pasar Bereaksi terhadap Informasi

3.

Temuan tentang Respon Pasar

4.

Causation dan Association

5.

Earnings Response Coefficients (ERC)

6.

Extraordinary Items

7.

Kasus untuk Diskusi

KULIAH 6

(2)

Information perspective berkaitan dengan penyamaan

kegunaan (usefulness) informasi dengan kandungan

informasi (information content).

Information perspective pada pelaporan keuangan

adalah suatu pendekatan yang mengakui tanggungjawab

individual untuk memprediksi kinerja masa depan

perusahaan yang berkonsentrasi pada penyediaan

informasi yang bermanfaat untuk tujuan tersebut.

Pendekatan ini mengakui bahwa pasar akan bereaksi

terhadap informasi yang bermanfaat dari manapun

sumbernya, termasuk laporan keuangan.

(3)

Ada ungkapan yang menyatakan “the proof of the

pudding is in the eating.” Apabila teori pasar modal

efisien dan teori keputusan yang mendasarinya

merupakan gambaran realitas, maka nilai sekuritas

tentu dapat diprediksi dengan adanya informasi baru.

Untuk membuktikan ini diperlukan penelitian empiris

dalam akuntansi. Walapun sulit dalam perancangan riset

eksperimen untuk menguji hal ini, riset akuntansi telah

menemukan bahwa pasar bereaksi setidaknya terhadap

komponen laba dalam informasi akuntansi. Bukti

tentang hal ini pertama kali ditemukan oleh Ball dan

(4)

Kalau pasar bereaksi, berarti bahwa informasi

digunakan untuk pengambilan keputusan. Inilah

yang dinyatakan bahwa “bukti enak tidaknya

puding adalah dengan memakannya.”

Akuntan dapat membantu meningkatkan kegunaan

(usefulness) dengan menggunakan pedoman respon

pasar sebagai dasar untuk menyediakan informasi

yang dibutuhkan oleh investor.

(5)

Apa alasan pasar bereaksi terhadap informasi keuangan? 1. Keyakinan sebelumnya (prior belief) investor yang

didasarkan pada informasi yang telah tersedia tidak sama. Ketidaksamaan tersebut dipengaruhi oleh besar-kecilnya informasi yang diperoleh dan kemampuan untuk

menginterpretasi informasi.

2. Dengan masuknya informasi baru berupa laba, sebagian investor menjadi lebih informed dan merevisi

ekspektasinya (upward) dengan datangnya berita baik ini. Namun sebagian investor lain yang sebelumnya memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi mungkin akan

menginterpretasikan informasi laba tersebut sebagai berita buruk (downward).

(6)

Apa alasan pasar bereaksi terhadap informasi keuangan? 3. Investor yang merevisi ekspektasinya upward akan

bersedia membeli sekuritas pada harga sekarang, sedangkan investor yang merevisi ekspektasinya downward akan melakukan sebaliknya.

4. Kita dapat mengobservasi jumlah sekuritas yang

diperdagangkan dengan munculnya informasi baru berupa laba ini. Seharusnya volume perdagangan akan semakin besar dengan semakin besarnya perbedaan ekspektasi antara investor yang bersikap upward dengan yang bersikap downward.

(7)

Pada tahun 1968, Ball dan Brown (BB) memulai tradisi riset empiris pasar modal. BB menguji sampel 261 perusahaan publik yang

terdaftar di NYSE dari tahun 1957 sampai 1965.

Studi ini bertujuan untuk mengetahui respon pasar terhadap

kandungan informasi laporan keuangan. Perusahaan yang terdaftar di NYSE biasanya mengumumkan laporan keuangan lebih dahulu melalui media massa baru kemudian dikeluarkan laporan keuangan tahunan secara resmi. Perlu diketahui bahwa laporan keuangan tahunan yang berakhir bulan Desember terbit sekitar bulan

Februari tahun berikutnya.

BB menguji apakah kandungan laba yang diumumkan lebih besar dari ekspektasi pasar (good news) atau lebih kecil dari ekspektasi pasar (bad news). Hal ini membutuhkan proksi ekspektasi pasar. BB menggunakan laba tahun lalu sebagai proksi.

Temuan tentang Respon Pasar

(8)

BB menemukan bahwa dalam rentang waktu sempit, narrow window, yaitu 1 bulan (dalam bulan Februari tersebut),

investor mendapatkan keuntungan abnormal positif

(keuntungan di atas rata-rata pasar) untuk pengumuman GN dan kerugian abnormal negatif (kerugian di bawah rata-rata pasar) untuk pengumuman BN.

Pola tersebut ternyata konsisten. Pengumuman laba GN, dengan sampel 1.231, menunjukkan keuntungan abnormal positif dalam bulan pengumuman laba yang sama. Demikian juga dengan pengumuman laba BN, dengan sampel 1.109, menunjukkan kerugian abnormal negatif dalam bulan

pengumuman yang sama.

Temuan ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap informasi laba yang diumumkan.

Temuan tentang Respon Pasar

(9)

Pengujian kemudian dikembangkan dengan rentang waktu lebih lebar, wider window, yaitu 18 bulan (11 bulan sebelum bulan pengumuman, dan 6 bulan setelah bulan pengumuman).

Tingkat keuntungan dan kerugian abnormal cenderung

berkurang dengan bertambahnya dimensi waktu. Pada kasus ini, saham dengan pengumuman GN yang diperoleh 11 bulan

sebelum pengumuman dan dijual akhir bulan ke 6 setelah

pengumuman memperoleh keuntungan 6% di atas keuntungan rata-rata pasar. Sedangkan saham dengan pengumuman BN yang dibeli 11 bulan sebelum pengumuman dan dijual akhir bulan ke 6 setelah pengumuman memperoleh kerugian 9% di bawah

pasar.

Reaksi investor terhadap pengumuman berkurang dengan bertambahnya dimensi waktu.

Temuan tentang Respon Pasar

(10)

Reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam

narrow window lebih tinggi karena dalam waktu

singkat tidak terjadi kejadian tertentu yang

mempengaruhi pasar, kecuali informasi laba.

Sedangkan reaksi pasar terhadap informasi akuntansi

dalam wider window berkurang karena dalam waktu

yang relatif panjang dapat terjadi hal-hal lain selain

pengumuman laba yang terkait dengan saham.

Temuan tentang Respon Pasar

(11)

Beaver (1968) menguji volume perdagangan sekitar

pengumuman earnings. Ada 506 pengumuman earnings dari

sebanyak 143 perusahaan di NYES dari tahun 1961 sampai 1965 (ada 261 minggu).

Beaver menghitung rata-rata volume perdagangan disekitar pengumuman earnings dengan window 17 minggu (8 minggu sebelum minggu pengumuman, minggu pengumuman, dan 8 minggu setelah minggu pengumuman).

Hasilnya? Ada kenaikan volume secara dramatis pada minggu 0 dan di bawah normal dalam minggu-minggu sebelum minggu pengumuman.

Temuan tentang Respon Pasar

(12)

Peningkatan volume perdagangan di minggu 0 menunjukkan

bukti bahwa pasar bereaksi terhadap pengumuman earnings dan ada kandungan informasi dari pengumuman earnings. Hal ini

juga menjadi bukti bahwa informasi earnings dipergunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan.

Volume perdagangan di bawah normal pada minggu-minggu sebelum minggu pengumuman karena tidak ada informasi yang signifikan yang dapat dijadikan oleh investor untuk merevisi probabilitas tentang return masa depan diharapkan yang telah dibuat. Karena itu, begitu ada pengumuman earnings, reaksinya muncul dengan cepat karena investor segera merevisi

ekspektasinya.

Temuan tentang Respon Pasar

(13)

Hasil riset Beaver ini mendukung decision usefulness, yaitu suatu pendekatan yang mengakui tanggungjawab individual untuk

memprediksi kinerja perusahaan masa depan yang berkonsentrasi pada penyediaan informasi yang bermanfaat untuk tujuan

tersebut. Pendekatan ini mengakui bahwa pasar akan bereaksi terhadap informasi yang bermanfaat dari manapun sumbernya, termasuk laporan keuangan. Kalau pasar bereaksi, berarti bahwa informasi digunakan untuk pengambilan keputusan. Inilah yang

dinyatakan dengan ungkapan bahwa “the proof of the pudding is in the eating.”

Beaver menggunakan volume perdagangan sebagai indikator decision usefulness. Hal ini dilakukan karena adanya anggapan bahwa volume perdagangan lebih tepat digunakan untuk

menggambarkan ekspektasi dan reaksi investor secara individual. Volume perdagangan dianggap lebih sensitif terhadap informasi akuntansi. Sedangkan harga menggambarkan ekspektasi dan reaksi pasar, bukan investor individual. Karena itu, volume perdagangan

Temuan tentang Respon Pasar

(14)

Dalam studi BB ditemukan bahwa ada perbedaan return antara narrow window dengan wider window.

Apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam narrow window, dapat diargumentasi bahwa informasi akuntansi adalah cause (penyebab) reaksi pasar. Alasannya adalah karena dalam narrow window belum

terdapat informasi lain yang masuk ke pasar. Seandainyapun ada informasi lain yang masuk, misalnya pengumuman dividen dan stock split, maka perusahaan tersebut dikeluarkan dari sampel. Maka, studi dengan narrow window dapat

dikategorikan sebagai causation.

Sebaliknya, apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam wider window, dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi berhubungan secara positif

terhadap return pasar. Alasannya adalah karena dalam wider window, dimungkinkan sudah banyak informasi lain yang

masuk ke pasar selain informasi tentang laba. Karena itu, studi tentang wider window dikategorikan sebagai

Temuan tentang Respon Pasar

(15)

ERC adalah koefisien yang mengukur besarnya keuntungan abnormal sebuah sekuritas sebagai respon terhadap

komponen tidak diharapkan (unexpected component) informasi keuangan.

Seperti dijelaskan sebelumnya, BB menemukan keuntungan abnormal positif terhadap berita baik dan negatif terhadap berita buruk secara rata-rata. Mengapa pasar merespon

lebih kuat terhadap berita baik atau berita buruk pada suatu perusahaan dibandingkan perusahaan lain? Penyebab hal ini adalah ERC yang berbeda.

(16)

Faktor yang menentukan perbedaan ERC:

1.Beta. Semakin tingi beta (semakin tinggi risiko keuntungan diharapkan masa depan), semakin rendah reaksi investor terhadap jumlah earnings tidak diharapkan.

2.Capital structure. Apabila tingkat leverage perusahaan tinggi, pengumuman informasi laba lebih merupakan

berita baik bagi kreditor daripada bagi pemegang saham. Karena itu, reaksi pasar lebih rendah terhadap berita baik perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi

dibandingkan tingkat leverage lebih rendah.

3.Persistence. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap informasi laba yang diharapkan berlaku konsisten dalam jangka panjang dibandingkan informasi laba yang bersifat sementara. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap

pengumuman laba karena pengenalan produk baru

daripada pengumuman laba karena penjualan aktiva tetap.

(17)

Faktor yang menentukan perbedaan ERC:

4. Earnings quality. Semakin tinggi kualitas earnings

diharapkan semakin tinggi ERC. Kualitas earnings adalah besarnya probabilitas main diagonal dalam kaitannya dengan informasi.

5. Growth opportunity. Berita baik dan berita buruk mengimplikasikan prospek akan pertumbuhan laba. Semakin tinggi pertumbuhan laba akan semakin besar reaksi pasar (semakin tinggi ERC).

6. The informativeness of price (firm size). Semakin

informatif harga (proksinya adalah firm size), semakin sedikit kandungan informasi tentang pengumuman laba. Reaksi pasar tidak terlalu besar atas pengumuman laba perusahaan besar yang sering muncul dalam perberitaan dan media massa.

(18)

Karakteristik extraordinary item:

Tidak diharapkan sering terjadi sepanjang tahun.

Tidak merupakan aktivitas normal perusahaan.

Tidak tergantung pada keputusan dan determinasi

manajemen atau pemilik.

Pengertian yang tegas tentang extraordinary item

harus dibuat. Jangan sampai manajemen

melakukan classificatory smoothing, yaitu

melakukan income smoothing dengan

mengklasifikasi extraordinary item sebagai unsur

earnings dari aktivitas operasi normal.

(19)

Dengan karakteristik tersebut, persistensi (kemampuan terjadi terus-menerus) laba karena extraordinary item

rendah. Unsur-unsur ini harus diungkapkan karena apabila tidak, pasar akan salah menafsirkan persistensi earnings perusahaan.

Kalau tahun ini ada unsur extraordinaty item, maka tahun depan mungkin earningsnya akan lebih rendah. Hal ini

disebabkan oleh unsur earnings tahun ini tidak hanya

permanent earnings (yang persisten) tetapi juga transitory earnings (sementara) yang berasal dari extraordinaty item tersebut.

(20)

High persistence (ERC lebih dari 1). Perusahaan

mengumumkan telah berhasil mengembangkan produk baru. Perusahaan berhasil menemukan metode untuk meningkatkan efisiensi cukup signifikan. GN ini akan direaksi pasar lebih

dari 1 karena diharapkan net income masa depan akan lebih besar.

Persistence of 1 (ERC adalah 1). Perusahaan mengumumkan GN dengan adanya peningkatan net income yang disebabkan oleh laba penjualan aktiva tetap atau penghentian suatu

kegiatan usaha. Hal ini terjadi karena tidak ada alasan untuk mengharapkan laba seperti ini akan terulang kembali.

Persistence of 0 (ERC adalah 0). Perusahaan mengumumkan GN dengan meningkatnya net income yang disebabkan oleh perubahan metode akuntansi, misalnya perusahaan

mengkapitalisasi biaya organisasi atau biaya promosi. Tidak ada alasan bagi pasar untuk bereaksi terhadap GN ini.

(21)

Hasil estimasi empiris menunjukkan bahwa ERC

perusahaan J adalah 0,38. Perusahaan K identik

dengan perusahaan J dalam hal: size, earnings

power, persistence of earnings, dan risk. Tidak

seperti perusahaan J, perusahaan K memberikan

informasi suplemen berupa forecast bagi pasar.

Hasil estimasinya menunjukkan bahwa ERC

perusahaan K adalah 0,57. Laporan net income

perusahaan mana yang lebih bermanfaat? Apakah

hal ini berarti bahwa perusahaan dituntut harus

menyediakan forecast bagi investor?

(22)

Ada riset yang menyatakan bahwa pasar bereaksi

terhadap informasi akuntansi dengan narrow

window (misalnya 3 hari). Riset tersebut

menyatakan bahwa informasi akuntansi penyebab

return pasar. Namun ada juga riset yang

menemukan bahwa ada hubungan antara informasi

akuntansi dengan return pasar dalam wider window

(misalnya 12 bulan). Mengapa hal ini terjadi?

(23)

Jelaskan mengapa perlu menemukan exact time

yang menggambarkan reaksi pasar yang pertama

terhadap informasi akuntansi. Dapatkah exact time

tersebut ditemukan? Apa yang dapat dilakukan

peneliti apabila exact time tidak bisa ditemukan?

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Aminah dan Hidajah (2009), nilai tertinggi kadar protein dan vitamin C pada formula makanan pendamping ASI (MP-ASI) dari campuran tepung kecambah kacang kedelai dan beras,

Disarankan kepada perusahaan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi keselamatan kerja dan membuat variasi yang baru dalam mengkomunikasikan keselamatan kerja,

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa semua sampel minyak dalam keadaan cair pada suhu ruang (±27ºC) namun ketika pada suhu rendah (±5ºC) terjadi perubahan fase pada beberapa

Kemampuan bakteri untuk mendegradasi suatu hidrokarbon dari limbah minyak bumi berbeda-beda, karena komposisi senyawa hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak bumi berbeda

Penelitian ini telah dilakukan di RSUD H.Abdul Manap Kota Jambi dan hasil yang didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dan

[r]

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan

Konsep integral (yang terkait erat dengan luas daerah) berpijak pada metode ‘exhaustion’, yang telah dipakai oleh Plato dan Eudoxus, dan kemudian oleh Euclid dan Archimedes,