• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pelaksanaan menurut Sastropoetro adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan rencana atau program dalam kenyataan. Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah upaya kegiatan pemgumpulan data-data dari setiap komponen rumah sakit yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari sistem yang digunakan oleh rumah sakit itu sendiri untuk mencapai tujuan yang diinginkan.1

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, sesuai dengan ketentuan Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaran rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.2

2.1 Sistem Informasi

Rumah Sakit merupakan institusi yang kegiatannya kompleks dan memiliki organisasi yang majemuk, maka dalam pengelolaannya (manajemennya) rumah sakit sebaiknya didukung oleh sistem informasi yang terencana dengan baik.2,10

Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang menekankan pada prosedur dan elemennya. Pemahaman sistem dengan pendekatan prosedur, yaitu suatu urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.11 Pemahaman sistem dengan pendekatan komponen/elemen, yaitu kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran atau tujuan.11

(2)

Raymond Mc. Leod mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Alat pengolah informasi dapat meliputi elemen komputer, elemen non komputer atau kombinasinya. Sumber informasi adalah data.11

Data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Informasi diperoleh setelah data-data mentah diproses atau diolah. Menurut John Burch dan Gary Grudnitski, agar informasi dihasilkan lebih berharga, maka informasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:11,12

1. Informasi harus akurat, sehingga mendukung pihak manajemen dalam mengambil keputusan.

2. Informasi harus relevan, benar-benar terasa manfaatnya bagi yang membutuhkan.

3. Informasi harus tepat waktu, sehingga tidak ada keterlambatan pada saat dibutuhkan.

Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya untuk beberapa kegunaan. Informasi digunakan tidak hanya oleh satu orang pihak di dalam organisasi. Nilai sebuah informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.

2.1.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut.

1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri atas komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.

2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambilan keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi.

(3)

3. Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

2.1.2 Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem informasi Rumah Sakit (SIRS) merupakan suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisa, dan penyimpanan informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.9

Sistem Informasi Rumah Sakit terdiri atas:9,13

1. Sistem informasi administrasi, merupakan sistem informasi yang membantu pelaksanaan administrasi rumah sakit. Misalnya: billing system, pelaporan data obat-obatan, penggajian, dll.

2. Sistem informasi klinik, merupakan sistem informasi yang secara langsung untuk membantu pasien dalam pelayanan medis selama pasien di rumah sakit. Misalnya: sistem yang membantu pelayanan laboratorium, radiologi, obat-obatan, dll.

3. Sistem informasi manajemen, merupakan sistem informasi yang membantu manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan. Misalnya: sistem informasi manajemen pelayanan, keuangan, dan pemasaran.

2.2 Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Para ahli telah menjabarkan beberapa pengertian Sistem Informasi Manajemen untuk memudahkan memahaminya. Robert G. Murdick dan Joel E. Ross mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen sebagai proses komunikasi di mana informasi masukan (input) direkam, disimpan, dan diproses untuk menghasilkan output yang berupa keputusan tentang perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan.

Joseph F. Kelly mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen sebagai perpaduan sumber daya manusia dan sumber daya yang berbasis komputer yang

(4)

menghasilkan kumpulan penyimpanan, komunikasi, dan penggunaan data untuk tujuan operasi manajemen yang efisien serta perencanaan bisnis.14

Gordon B. Davis mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen sebagai sistem manusia/mesin yang terpadu guna menyajikan informasi untuk mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan didalam suatu organisasi.14

Drs. Soetedjo Moeljodihardjo mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen sebagai suatu metode untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu bagi manajemen tentang lingkungan luar organisasi dan kegiatan operasi di dalam organisasi, dengan tujuan untuk menunjang proses pengambilan keputusan serta memperbaiki proses perencanaan dan pengawasan.14

Drs. Komaruddin mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen sebagai suatu pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberi eksekutif bantuan informasi yang tepat dan dapat memberikan kemudahan bagi proses manajemen.14

Dari beberapa definisi tersebut, dapat dirangkum bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen.14 Adapun peran informasi dalam pengambilan keputusan di rumah sakit, yakni dalam hal permintaan tujuan dan target, kebutuhan pelayanan, alokasi sumber daya, pengendalian mutu pelayanan, serta evaluasi program.15

2.3 Peranan SIM di Rumah Sakit

Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) merupakan himpunan atau kegiatan dan prosedur yang terorganisasikan dan saling berkaitan serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha menyajikan info yang akurat dan tepat waktu di rumah sakit. Selain itu, sistem ini berguna untuk menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sistem tersebut, saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi dari penampilan kerja rumah sakit antara lain adalah jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang bersangkutan, pengendalian keuangan dan perbaikan hasil kerja rumah sakit tersebut, kajian dalam

(5)

penggunaan dan penaksiran permintaan pelayanan kesehatan rumah sakit oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi program rumah sakit, penyempurnaan laporan rumah sakit serta untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan.16

Menurut Rowland, peran Sistem Informasi Manajemen di rumah sakit dapat berfungsi medikal maupun bisnis. Untuk setiap fungsi, Sistem Informasi Manajemen dapat berperan baik dalam sistem transaksi, perencanaan operasional, sistem pengawasan serta perencaan strategis.3

SIMRS sudah harus diadakan oleh setiap rumah sakit oleh karena teknologi kedokteran kini semakin berkembang, semakin kompleks, semakin kuat, semakin punya bahaya dan semakin mahal biayanya, sebingga memerlukan pengawasan yang ketat. Teknologi sistem informasi semakin canggih sehingga memungkinkan pengawasan yang ketat dengan biaya yang wajar. Situasi lingkungan yang mengharuskan pelayanan kesehatan di rumah sakit dilakukan seefektif dan seefisien mungkin.7

2.3.1 Manfaat SIMRS

SIMRS sangat bermanfaat dalam membantu meningkatkan kinerja rumah sakit. Manfaat Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit terdiri dari:17,18

1. Manfaat Umum 2. Manfaat Organisasi 3. Manfaat Operasional 4. Manfaat Manajerial

2.3.1.1 Manfaat Umum

Manfaat umum yang dirasakan dengan menjalankan SIMRS, memberikan nilai tambah dengan meningkatkan efisiensi, kemudahan, standard praktek kedokteran yang baik dan benar, dokumentasi yang auditable dan accountable, mendukung pemasaran jasa rumah sakit seperti mutu, kecepatan, kenyamanan, kepastian, biaya, bahkan gengsi pelayanan. Meningkatkan profesionalisme dan kinerja rumah sakit. Meningkatkan akses dan pelayanan rumah sakit terhadap

(6)

berbagai sumber daya, antara lain mitra usaha potensial seperti pedagang besar farmasi, JAMSOSTEK, Instansi/Perusahaan pemberi jaminan karyawannya, AKSES. Meningkatkan profesionalisme manajemen rumah sakit, yaitu:17,18

1. Setiap unit akan bekerja sesuai fungsi, tanggung jawab dan wewenangnya;

a. Fungsi pelayanan dan informasi b. Fungsi perawatan (medical care) c. Fungsi penunjang (supporting) d. Fungsi administrasi dan keuangan e. Fungsi pengawasan

2. Mendukung kerja sama, keterkaitan dan koordinasi antar bagian/unit dalam rumah sakit.

2.3.1.2Manfaat Organisasi

Manfaat organisasi yang dirasakan dengan menjalankan SIMRS, adalah sebagai berikut.17,18

1. Budaya Kerja

Karena SIMRS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan data, baik ketepatan waktu maupun kebenaran data, maka budaya kerja yang sebelumnya menangguhkan hal-hal seperti itu, menjadi berubah. Hal ini dapat terjadi karena integrasi SIMRS dengan seluruh unit layanan. Sebagai contoh, jika unit registrasi tidak memasukkan data pasien yang akan berobat, maka unit layanan tidak mungkin dapat memasukkan layanan kepada pasien tersebut, dan kasir pun tidak mungkin menerima pembayaran dari pasien tersebut. Apabila semua unit sepakat untuk menangguhkan pemasukan datanya, maka keesokan harinya, manajer akan melihat penurunan trend pasien atau melihat ada pasien-pasien yang pelayanannya belum terselesaikan. Dokter yang sudah memberikan jasa pelayanan juga tidak dapat melihat ataupun menerima jasa profesi yang sudah diberikan.

(7)

2. Transparansi

SIMRS sebaiknya dirancang menganut kebijakan data terpusat, artinya data-data yang digunakan oleh seluruh rumah sakit berada di bawah satu kendali. Misalnya untuk data tarif tindakan, unit layanan tidak boleh dan tidak bisa memasukkan atau melakukan perubahan pada tarif yang ada, data yang dimasukkan hanya layanan yang diberikan kepada pasien sehingga manipulasi tarif tidak dimungkinkan. Hal lain lagi, pendapatan setiap unit layanan terlihat dari laporan harian yang selalu dilaporkan kepada direktur. Dengan demikian setiap orang dapat melihat jalannya proses transaksi di rumah sakit dan secara tidak langsung juga turut mengawasi proses tersebut.

3. Koordinasi antar unit (Team working)

Sering terjadi data yang digunakan oleh unit layanan tertentu adalah milik unit layanan yang lain, misal kode perusahaan pelanggan adalah milik keuangan yang digunakan secara intensif oleh medical record, maka ketika terjadi perubahan terhadap data tersebut, unit yang bersangkutan akan mengkoordinasikannya dengan unit yang terpengaruh. Apabila hal ini tidak dilakukan maka dengan sendirinya akan terjadi kekacauan data referensi.

4. Pemahaman sistem

Dengan dipergunakannya SIMRS, setiap personil di rumah sakit, secara tidak langsung akan dituntut untuk mengetahui proses bisnis yang terjadi di rumah sakit tersebut. Ini disebabkan karena data atau informasi yang dikirim ke unit lain, merupakan suatu siklus proses bisnis di rumah sakit tersebut. Dampak positifnya adalah bahwa setiap unit akan berusaha memberikan hasil kerja yang terbaik, karena hasil kerja suatu unit tertentu akan memberikan dampak juga pada unit lainnya. Karena dilakukan secara berkesinambungan, maka akan memperbaiki budaya kerja personil dan pada akhirnya akan meningkatkan citra rumah sakit.

5. Mengurangi biaya administrasi

Dengan adanya SIMRS maka pengurangan biaya administrasi dapat dilakukan, sebagai contoh adalah penghematan dalam bentuk kertas. Pada sistem manual seringkali laporan harus dijabarkan terlebih dahulu di atas kertas baru

(8)

kemudian dianalisis, maka dengan adanya SIMRS analisa dapat dengan mudah dilakukan dilayar komputer, dan jika sudah benar baru datanya dicetak.

2.3.1.3 Manfaat Operasional

Manfaat operasional yang dirasakan dengan menjalankan SIMRS, adalah sebagai berikut.17,18

1. Kecepatan

Manfaat yang paling terasa ketika SIMRS tersebut selesai diimplementasikan adalah kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi. Ketika dengan sistem manual pengerjaan tagihan kepada mitra/pihak ke-3, misalnya, memakan waktu sampai 1 bulan sejak pasien selesai dilayani, dengan SIMRS hanya memakan waktu 1-2 hari saja. Kecepatan ini tentu saja membuat efektivitas kerja meningkat. Pada awal pemasangannya, ketika aliran kerja belum lancar, peningkatan kecepatan belum terlalu terasa. Namun ketika komitmen seluruh unit untuk tepat waktu memasukkan data dengan akurasi entri data yang tinggi dipenuhi, maka akan terasa sekali dampak dari SIMRS terhadap kecepatan kerja.

2. Akurasi

Hal lain yang juga terasa berubah adalah akurasi data, apabila dengan sistem manual orang harus memeriksa satu demi satu transaksi, namun dengan SIMRS hal tersebut cukup dilakukan dengan membandingkan laporan antar unit yang dihasilkan olehnya. Ini juga dapat mencegah terjadinya duplikasi data untuk transaksi-transaksi tertentu. Misalnya, pasien yang sama diregistrasi dua kali pada hari yang sama, maka SIMRS akan menolaknya, SIMRS juga akan memberikan peringatan jika tindakan yang sama untuk pasien yang sama dicatat dua kali, hal ini menjaga agar pengguna lebih teliti.

3. Integrasi

Hal lain yang juga terasa berpengaruh terhadap budaya kerja adalah integrasi data di setiap unit. Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan di setiap unit, maka dengan SIMRS data tersebut cukup sekali dimasukkan di pendaftaran saja. Hal ini jelas mengurangi beban kerja adminstrasi dan menjamin konsistensi data.

(9)

4. Peningkatan pelayanan

Pengaruh SIMRS yang dirasakan oleh pasien adalah semakin cepat dan akuratnya pelayanan. Pasien tidak perlu menunggu lama untuk menyelesaikan administrasinya, baik rawat inap ataupun rawat jalan. Hal yang sama juga dirasakan perusahaan pelanggan, yang mana tagihan yang dikirim cukup akurat dan detail sehingga memudahkan analisa mereka.

5. Peningkatan Efisiensi

Tanpa SIMRS, beban pekerjaan lebih bersifat administratif, sedangkan dengan diimplementasikannya beban pekerjaan lebih bersifat analisis. Sebagai contoh, jika dahulu konsentrasi bagian penagihan adalah membuat tagihan, sekarang konsentrasinya lebih kepada umur tagihan itu sendiri. Selain itu, karena kecepatan dan akurasi data meningkat, maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi berkurang jauh, sehingga karyawan dapat lebih fokus pada pekerjaan utamanya.

Tanpa SIMRS, perawat harus memasukan data standar asuhan keperawatan secara berulang-ulang dan sangat memakan waktu, tetapi dengan SIMRS, perawat hanya tinggal memasukan data diagnosa penyakit pasien, dan komputer yang akan mencetak laporan SAK (Standar Asuhan Keperawatan) untuk ditanda tangani perawat.

6. Kemudahan pelaporan

Pekerjaan pelaporan adalah pekerjaan yang menyita waktu namun sangat penting. Dengan adanya SIMRS, proses pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit sehingga kita dapat lebih konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut.

2.3.1.4Manfaat Manajerial

Manfaat manajerial yang dirasakan dengan menjalankan SIMRS, adalah sebagai berikut.17,18

(10)

1. Kecepatan mengambil keputusan

Dengan sistem manual, manajer seringkali mengambil keputusan berdasarkan informasi yang mungkin sudah tidak relevan lagi. Belum lagi jika yang dibutuhkan adalah trend berdasarkan selang waktu tertentu (harian/mingguan/bulanan/dll), ini mengakibatkan keputusan yang diambil belum tentu sesuai dengan kondisi nyata. Namun dengan SIMRS, informasi yang disajikan bersifat real time, bahkan dapat membuat tabulasi dari informasi tersebut sehingga informasi yang didapat sudah sangat spesifik sesuai dengan kebutuhan. Hal ini tentu saja meningkatkan kualitas keputusan, dan berkurangnya waktu dalam hal pengambilan keputusan.

2. Akurasi dan kecepatan identifikasi masalah

Karena laporan-laporan yang dihasilkan SIMRS memberi gambaran dari hari ke hari mengenai kinerja rumah sakit, maka jika ada hal-hal yang tidak normal dapat segera diketahui. Hal ini membuat identifikasi potensi masalah dapat dilakukan lebih dini, sehingga tindakan pencegahan atau penanggulangannya dapat segera disusun.

3. Kemudahan penyusunan strategi

Sejalan dengan identifikasi masalah di atas, manajer pun dapat menyusun strategi ke depan berdasarkan data populasi, bukan lagi statistik, karena SIMRS mampu memberikan data populasi dengan selang waktu tertentu, bahkan dapat menyajikan kecenderungan (trend) datanya. Ini tentu saja semakin menajamkan strategi yang disusun.

Implementasi SIMRS tentunya tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan semua pihak yang terkait serta political will dari pimpinan rumah sakit maupun pemilik Rumah Sakit.18

2.3.2 Komponen SIMRS

Dalam pelaksanaan SIMRS terdapat 5 komponen utama yang mendasarinya, yaitu:4,8,19

1. SDM (Human Resources)

Sumber Daya Manusia merupakan petugas yang akan menjalankan SIMRS sesuai dengan fungsi dan jabatan. Secanggih apapun SIMRS yang dibuat, kalau

(11)

SDMnya belum siap dan belum memiliki kemampuan yang mencukupi untuk mengoperasikan, kecanggihan sistem tersebut menjadi tidak berarti. Oleh karena itu, SDM perlu juga dibangun atau dipersiapkan seiring dengan sistem yang sedang dibangun. Loyalitas dan komitmen dari SDM juga diperlukan untuk mendukung suatu organisasi. Loyalitas adalah suatu sikap atau perilaku seorang pegawai kepada perusahaan atau atas terhadap suatu pekerjaannya itu secara professional sesuai dengan kode etik dan peraturan perusahaan, yang mana sikap dan perilaku tersebut adalah bentuk kesetiaan seorang pegawai terhadap pekerjaannya. Komitmen adalah sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mengindentifikasikan keterlibatan dirinya ke dalam bagian organisasi. Untuk menjadi tenaga yang professional seharusnya diadakan pelatihan minimal dua kali setahun, dan untuk gaji idealnya sebagai rumah sakit swasta yang mana imbalan jasa karyawan sesuai dengan prestasi/ konstibusi karyawan tersebut, diberikan reward/punishment yang jelas.

2. Sumber Daya Perangkat Keras (Hardware Resources)

Sumber daya berupa perangkat keras yang digunakan dalam sistem informasi, tidak hanya berupa mesin (komputer, printer, scanner), namun juga berupa media seperti database (tempat penyimpanan data), disket, magnetic tape, optical disc, compact disc, flashdisc, atau paper form.

3. Sumber Daya Perangkat Lunak (Software Resources)

Sumber daya ini merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu, yang berupa system software, application software, dan prosedur.

4. Sumber daya jaringan komputer (network resources)

Sumber daya jaringan ini mencakup teknologi telekomunikasi seperti internet, intranet dan ekstranet. Sumber daya jaringan juga disebut juga Local Area Network (LAN). Sumber daya ini menggunakan server untuk mendukungnya dan letaknya juga jangan terlalu jauh atau terhalang-halang untuk mendapatkan jaringan yang mendukung.

(12)

5. Pemantauan (monitoring)

Pemantauan merupakan suatu komponen penting dilakukan, untuk memantau secara berkala data-data yang dimasukkan, yang bertujuan untuk menjamin keakuratan informasi yang tersedia.

2.3.3 Syarat Keberhasilan SIMRS

Dalam pelaksanaan SIMRS terdapat hal-hal yang menjadi persyaratan yang menentukan keberhasilannya, yakni:4

1. Adanya komitmen dari pimpinan RS untuk menerapkan teknologi ini di dalam organisasi dengan segala konsekuensinya;

2. Dukungan moral dan seluruh anggota tim manajemen dan seluruh karyawan;

3. Pembentukan infrastruktur dengan baik dan benar;

4. Nilai investasi optimum yang sesuai dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan ruang gerak pertumbuhannya;

5. Proses pengembangan yang berjalan secara terus-menerus.

Suatu sistem informasi hendaknya terorganisir dengan baik sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pendukung bagi kegiatan operasional suatu organisasi. Pengembangan sistem informasi yang tidak tertata akan menyebabkan ketinggalan teknologi tanpa sempat diantisipasi, under utilize yang mana perangkat komputer hanya sebagai pengganti mesin ketik dan kalkulator saja, organisasi hanya mendapat nama tetapi membebani organisasi, manajer dan karyawan tidak merasa ada kemajuan dalam proses manajemen sehingga pelaksanaan keputusan menjadi terlantar dan bahkan ditinggalkan.15

2.4 Hambatan dalam Pelaksanaan SIMRS

Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) masih belum lancar dan banyak rumah sakit mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan dan kendala. Permasalahan yang menjadi kendala dan hambatan tersebut adalah sebagai berikut: pemahaman para operator tentang

(13)

komputer yang masih kurang, pemahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen yang masih minim, relatif mahalnya harga perangkat komputer, dan ambisius para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua lapisan pegawai.16

Hari Kusnanto dalam makalahnya yang disampaikan pada Kongres PERSI VII 1996, menyampaikan bahwa sistem informasi rumah sakit amat berperan dalam memadukan berbagai kepentingan dari berbagai pelanggan rumah sakit. Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa SIMRS belum berkembang pesat, antara lain:7

1. Konsep ekonomi informasi kesehatan belum dirumuskan secara jelas 2. Manajer belum betul-betul memahami perlunya SIMRS

3. Keasingan terhadap teknologi informasi

4. Kesulitan dalam menghadapi perubahan budaya dan perilaku dengan diterapkannya SIMRS

5. Kurangnya saling pengertian antara klinisi, manajer, dan pengelola SIMRS. Secara umum hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan SIMRS ini biasanya hanya berupa hambatan psikologis saja, yang mana hambatan tersebut dapat berasal dari semua jenjang mulai dari dewan direksi sampai kepada pihak pelaksana. Misalnya dewan direksi yang takut untuk melakukan investasi yang relatif besar tanpa adanya kepastian dan manfaatnya secara langsung, ataupun dari pihak pelaksananya sendiri yang mana terdapatnya keengganan untuk beradaptasi ataupun menggunakan sistem baru ini.4

2.5 Modul – Modul SIMRS

Untuk memudahkan mengelolah data di rumah sakit, diperlukan modul-modul sistem rumah sakit, yaitu:10,18

1. Modul Pendaftaran dan penerimaan

Modul Pendaftaran dan penerimaan adalah modul yang digunakan untuk proses pendaftaran pasien setiap kali pasien datang ke Rumah Sakit/Klinik. Modul pendaftaran dan penerimaan, memuat: pendaftaran pasien, ruangan yang tersedia,

(14)

data pasien, data dokter, pemesanan tempat, pencatatan pasien pindah ruang, pencatatan pasien keluar/meninggal, dan mencetak laporan

2. Modul Pencatatan Medik

Modul pencatatan medik adalah modul yang berfungsi untuk mencatat semua data medik pasien, menyimpan dan juga memudahkan pencarian kembali data rekam medik. Modul pencatatan medik, memuat: rekaman riwayat data medik pasien, pencarian dokumen data medik, data medik pasien, dan mencetak laporan.

3. Modul Pelayanan Gawat Darurat

Modul pelayanan gawat darurat adalah modul yang sangat bermanfaat pada kasus yang mana pasien membutuhkan jasa medis darurat dimana poliklinik sedang tutup atau pasien dari dokter atau RS lain mendapat rujukan untuk rawat inap, oleh karena hal tersebut setiap IGD RS selalu menyediakan pelayanan 24 jam untuk kasus-kasus seperti ini. Modul pelayanan gawat darurat, memuat: rekaman data medik terakhir seorang pasien, memasukkan data, indentitas pasien, tindakan yang diambil, buku pintar tentang tindakan yang harus diambil untuk suatu penyakit/cedera, dan mencetak laporan

4. Modul Pelayanan Rawat Jalan

Modul pelayanan rawat jalan adalah modul yang digunakan untuk menyedia-kan informasi mengenai data mengenai rekam medik pasien, proses pembayaran dan perhitungan honor dokter/jasa medik. Modul pelayanan rawat jalan, memuat: reka-man data medik terakhir seorang pasien dan memasukkan data (Indentitas pasien, apotek, laboratorium, diagnostik, fisioterapi, rawat inap, dan diagnosis/tindakan yang diambil)

5. Modul Pelayanan Rawat Inap

Modul pelayanan rawat inap adalah modul yang berfungsi untuk memberikan data mengenai jumlah kamar dan kelas kamar yang tersedia, dan biaya pelayanan tersebut disesuaikan dengan kelas kamar yang dipilih oleh pasien. Modul pelayan rawat inap, memuat: rekaman data medik terakhir seorang pasien dan memasukkan data (indentitas pasien, apotek, laboratorium, diagnostik, fisioterapi, diagnosis/ tindakan yang diambil, dan resume)

(15)

6. Modul Akuntansi Pasien

Modul akutansi pasien adalah modul yang berfungsi untuk memberikan data mengenai semua transaksi pasien yang disesuaikan dengan tindakan yang diberikan kepada pasien. Modul akutansi pasien, memuat: penyimpanan transaksi harian pasien (biaya laboratorium, biaya rontgen, biaya obat-obatan, biaya dokter, biaya operasi, dan biaya lain-lain) dan memperbaharui (up-date) deposit, memproses pembayaran, memberi warning bila uang deposit perlu ditambah, rekening pasien, pasien yang perlu menambah deposit, pasien masuk, dan pasien keluar/meninggal. Didalam skripsi ini modul akutansi pasien tergolong kedalam modul keuangan.

7. Modul Akuntansi Umum

Modul akuntasi umum adalah modul yang berfungsi untuk memberikan data mengenai data keuangan rumah sakit, yang memuat: data transaksi secara interaktif, memperbaharui saldo buku besar, dan menolak setiap transaksi yang tidak seimbang, mencetak laporan keuangan (mutasi buku besar, ringkasan buku besar, ikhtisar sisa hasil usaha, dan neraca). Didalam skripsi ini modul akutansi pasien tergolong kedalam modul keuangan.

8. Modul Sistem Piutang

Modul sistem piutang adalah modul yang berfungsi untuk memantau segala jenis piutang, dan proses pembayaran yang memuat: piutang pasien dan piutang perusahaan langganan, memproses pembayaran, piutang pasien, piutang perusahaan langganan, mencetak (kuitansi, data piutang pasien, data piutang perusahaan langganan, usia piutang dan rekapitulasi pembayaran). Didalam skripsi ini modul akutansi pasien tergolong kedalam modul keuangan.

9. Modul Sistem Utang

Modul sistem utang adalah modul yang berfungsi untuk memantau hutang rumah sakit, yang memuat: hutang rumah sakit (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang), jatuh tempo dan buku pembantu hutang. Didalam skripsi ini modul akutansi pasien tergolong kedalam modul keuangan.

(16)

10. Modul Penggajian

Modul penggajian adalah modul yang berfungsi memberikan data mengenai jumlah pegawai dan gaji masing-masing pegawai, yang memuat: nama pegawai, status keluarga, dan golongan pegawai. Didalam skripsi ini modul akutansi pasien tergolong kedalam modul keuangan.

11. Modul Apotek

Modul apotek merupakan modul dengan fungsi pelayanan farmasi termasuk racikan dan produksi apotek, yang memuat: kebutuhan barang, permintaan pembelian, penawaran, order pembelian, penerimaan barang, retur pembelian dan penjualan, biaya perolehan, penolakan barang, penerimaan expenses, hutang jasa, penjualan barang, update mutasi piutang, mutasi pemakaian dan pemindahan barang, data stok barang, dan cetak kartu persediaan.

12. Modul Laboratorium

Modul laboratorium yang berfungsi untuk memberikan data mengenai standar pemeriksaan laboratorium, data pemeriksaan laboratorium, kode test dan nilai nor-mal, mencetak buku besar pemeriksaan, mencetak kertas kerja, data kegiatan harian, menerbitkan rekap pemeriksaan laboratorium, menerbitkan rekap pendapatan lab, menerbitkan rekap kunjungan per jenis tarif pasien, menerbitkan rekap kunjungan per kelas tarif pasien, menerbitkan laporan buku harian kegiatan, menerbitkan laporan harian pendapatan, menerbitkan laporan bulanan kegiatan.

13. Modul Radiologi

Modul radiologi adalah modul yang berfungsi untuk membantu memberikan data berupa purchasing, receipt order, data film, label amplop, data filter film, laporan inventory film, laporan hasil pemeriksaan, hasil pemeriksaan, data kegiatan harian, menerbitkan rekap pemeriksaan radiologi, menerbitkan rekap pendapat lab, menerbitkan rekap kunjungan per jenis tarif pasien, menerbitkan rekap kunjungan per kelas tarif pasien, menerbitkan laporan buku harian kegiatan menerbitkan laporan harian pendapatan, dan menerbitkan laporan bulanan kegiatan.

(17)

Gambar 1. Contoh Modul Pendaftaran Pasien

(18)
(19)
(20)

2.6 Kerangka Konsep Kebijakan RS Komponen SIMRS: − SDM

1. Program pendidikan dan pelatihan staf 2. Pelatihan teknik/ kursus tambahan 3. Penilaian prestasi kerja

4. Cara memasukkan data

5. Jenis-jenis data yang tersedia

− Hardware

* Kondisi

− Software

* Kondisi

− Lokal Area Network (LAN)

1. Koneksi

2. Terhubungnya dengan pihak manajemen

− Monitoring

1. Rutinitas pengecekan data

2. Runititas pengecekan komputer SIMRS

Data

Instalasi Pendaftaran dan Penerimaan Pasien (modul pendaftaran dan penerimaan pasien)

Instalasi Rawat Inap (modul rawat inap)

Instalasi Rawat Jalan (modul rawat jalan)

Instalasi Gawat Darurat (modul IGD) Instalasi Radiologi (modul Radiologi) Instalasi Farmasi (modul Apotek) Instalasi Patologi Klinik dan Anatomi (modul Laboratorium)

Bagian Akutansi (modul Keuangan) Bagian Rekam Medis (modul pencatatan medik) Kriterianya (Arikunto): <56%: <15 kurang 56-75%:15-20 cukup 76-100% : 21-27 baik proses

Gambar

Gambar 1. Contoh Modul Pendaftaran Pasien
Gambar 3. Contoh Modul Apotek
Gambar 5. Contoh Modul Akutansi Pasien Rawat Inap

Referensi

Dokumen terkait

Angka Permohonan dispensasi kawin sejatinya merupakan cerminan dari dampak implementasi pembatasan usia perkawinan yang dikeluarkan oleh pemangku kebijakan oleh

kepala metatarsal distal, merupakan bagian yang bersambungan dengan phalang proksimal jari yang

Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang menujukkan faktor paling dominan dengan kasus difteri di Puskesmas Bangkalan tahun 2016, yaitu seorang anak yang

Aktivitas guru dalam mengajar adalah segala kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar setelah erupsi Merapi tahun 2010 antara

Alirkan tumpahan ke area penampungan atau batasi pinggiran terluar area tumpahan dengan menggunakan bahan penyerap yang tidak mudah terbakar ( misalnya pasir, tanah

Pengamatan di lakukan terhadap populasi alami pisang kepok yang tidak memiliki bunga jantan di lahan petani yang memiliki. l h l 2 h ( l i 150 h ) di D

Pada umumnya bahan tambahan pangan yang digunakan hanya dapat dibenarkan apabila (Puspitasari, 2001) dimaksudkan untuk mencapai masing- masing tujuan penggunaan dalam pengolahan,

Hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan