• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN DAN KESULITAN 5 ORANG SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK SANJAYA PAKEM YANG MEMILIKI SKOR RENDAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK SOAL CERITA PADA MATERI PROGRAM LINEAR PADA TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Sala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEMAMPUAN DAN KESULITAN 5 ORANG SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK SANJAYA PAKEM YANG MEMILIKI SKOR RENDAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK SOAL CERITA PADA MATERI PROGRAM LINEAR PADA TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Sala"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK SOAL CERITA

PADA MATERI PROGRAM LINEAR PADA TAHUN AJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Yohanes Suyatno

NIM : 041414047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

“Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadian dahsyat dan ajaib;

ajaib apa yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya”

(Mazmur 139:14)

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberi

kekekalan di hati mereka”

(Pengkhotbah 3:11a)

Lakukanlah yang terbaik dan jangan pernah menyesali apa yang telah kamu

lakukan, dan yakinlah apa yang kamu lakukan itu merupakan buah karya

Tuhan Yesus Kristus

Karya ini ku persembahkan

…… Untuk

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Perawan Maria

yang telah

mendengarkan keluh kesalku dan permohonanku ……

….…Untuk

Bapak, ibu, kakak, dan adikku

tercinta yang telah

memberikan semangat dalam hidupku ……

(5)
(6)

vi

Yohanes Suyatno (041414047). 2008.

Kemampuan dan Kesulitan 5 Orang Siswa Kelas X

Akuntansi 1 SMK Sanjaya Pakem yang Memiliki Skor Rendah dalam Menyelesaikan Soal

Matematika dalam Bentuk Soal Cerita pada Materi Program Linear Pada Tahun Ajaran

2007/2008

. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan serta

kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk soal cerita

pada materi Program Linear. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya

yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa tersebut.

Subjek penelitian adalah siswa SMK Sanjaya Pakem kelas X Akuntansi dipilih 5

siswa yang memiliki skor terendah dari kelas tersebut. Pada kelas X Akuntansi dilakukan tes

klasikal, kemudian dipilih 5 siswa yang memiliki skor terendah untuk diteliti lebih lanjut.

Kelas X Akuntansi 1 adalah kelas yang siswanya memiliki tingkat kecerdasan yang relatif

heterogen.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Data yang diteliti berupa

kemampuan dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk soal

cerita pada materi program linear. Serta upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi

kesulitan tersebut. Instrumen pengumpulan data berupa tes terdiri dari 3 buah soal essay,

wawancara siswa, dan wawancara guru. Analisis data diawali dengan pemaparan data-data

berupa transkripsi data hasil penelitian. Selanjutnya, mengetahui kemampuan siswa dari hasil

tes, mengetahui kesulitan siswa dari hasil wawancara siswa, dan mengetahui upaya-upaya

mengatasi kesulitan dari hasil wawancara guru.

(7)

vii

soal yang bobotnya lebih rendah dari soal sebelumnya; 6. Guru menjelaskan bahwa garis

selidik ax + by = k diperoleh dari persamaan fungsi sasaran: ax + by; 7. Guru menjelaskan

langkah-langkah menentukan titik optimum dengan menggunakan garis selidik dan diberikan

contoh latihan yang tidak terlalu sukar; 8. Guru menjelaskan kembali definisi perkalian

bilangan dengan nol.

(8)

viii

Yohanes Suyatno (041414047). 2008.

The Abilities and The Difficulties Faced by 5 Students

from Class X Accounting I SMK Sanjaya Pakem who have Low Score in Solving Mathematics

Problem in The Form of Story at The Linear Program Subject Matter in The Year 2007/2008

.

Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science,

Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.

The research in this thesis aims to find out the ability and the difficulty level faced by

students in solving mathematics problem in the form of story at the Linear Program subject

matter. This research also aims to find out the efforts conducted by the teachers to overcome

those students’ difficulties.

The subject of this research is five students from Class X Accounting I SMK Sanjaya

Pakem who have the lowest score in that class. A classical test is conducted in Class X

Accounting, and five students with the lowest score are chosen to be observed further. Class

X Accounting I is a class which students have relatively heterogenic level of intelligence.

This was a descriptive-qualitative research. The data observed was the ability and the

difficulty of the students in solving mathematics problem in the form of story at the Linear

Program subject matter, and the efforts conducted by the teachers to overcome those students’

difficulties. The data-collecting instrument was a test consists of three essay questions,

students’ interview, and teacher interview. The data analysis was begun by describing the data

transcript as the result of the research. It was continued by finding out the students’ abilities

from the result of the test, finding out the students’ difficulties from the interview with them,

and finding out the efforts to overcome the difficulties from he interview with the teacher.

(9)

ix

the target function: ax + by; 7. The teacher explained the steps to determine the optimum

point using critical line and gave the students easy examples to exercise; 8. The teacher

re-explained the definition of multiplication number with zero that any numbers multiply by zero

is zero.

(10)

x

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma:

Nama

: Yohanes Suyatno

Nomor Mahasiswa

: 041414047

Demi

perkembangan

ilmu

pengetahuan,

saya

memberikan

kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharmaang karya ilmiah saya berjudul:

KEMAMPUAN

DAN

KESULITAN

5

ORANG

SISWA

KELAS

X

AKUNTANSI 1 SMK SANJAYA PAKEM YANG MEMILIKI SKOR

RENDAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM

BENTUK SOAL CERITA PADA MATERI PROGRAM LINEAR PADA

TAHUN AJARAN 2007/2008

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya

memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk

pangkalan

data,

mendistribusikan

secara

terbatas,

dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti

kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 28 Oktober 2009

Yang menyatakan

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas kasih dan

karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Kemampuan dan Kesulitan 5 Orang Siswa

Kelas X Akuntansi 1 SMK Sanjaya Pakem yang Memiliki Skor Rendah dalam

Menyelesaikan Soal Matematika dalam Bentuk Soal Cerita pada Materi Program

Linear Pada Tahun Ajaran 2007/2008” ini dapat penulis selesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Program Studi Pendidikan Matematika. Penulis menyadari bahwa skripsi

ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa bantuan, dukungan dan doa dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Drs. Thomas Sugiarto. M.T, selaku dosen pembimbing yang sudah

meluangkan banyak waktu dan dengan sabar membimbing penulis selama

menyusun skripsi ini;

2. Bapak Dr. St Suwarsono selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika;

3. Bapak Dr. St Suwarsono, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan selama penulis belajar di sini;

4. Seluruh dosen JPMIPA dan MIPA yang telah membantu dan memberi

dukungan kepada penulis selama kuliah sehingga penulis dapat menyelesaikan

(12)

xii

5. Kepala Sekolah SMK Sanjaya Pakem yang telah mendukung dan mengijinkan

penulis melaksanakan penelitian untuk memperoleh data sebagai bahan

penyusunan skripsi ini;

6. Bapak Setiyo Budi Kriswanto, S.Pd, selaku guru matematika SMK Sanjaya

Pakem yang telah mengijinkan penulis untuk mengamati proses pembelajaran

yang dikelolanya;

7. Bapak/ibu administrasi sekretariat JP MIPA yang telah membantu dalam hal

administrasi kampus selama penulis belajar di sini;

8. Bapak/ibu dan kakak serta adik saya yang telah memberikan semangat, doa,

kasih sayang, dan telah membantu penulis dalam bentuk apapun sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dan kuliah dengan baik;

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi dan selama kuliah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan,

maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

skripsi ini memberi manfaat bagi pembaca.

(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Istilah ... 5

D. Pembatasan Masalah ... 6

E.

Tujuan Penelitian ... 6

(14)

xiv

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Pengertian Matematika ... 8

B. Kemampuan-Kemampuan dalam Menyelesaikan Soal ... 8

Matematika dalam Bentuk Soal Cerita.

1. Kemampuan Verbal Matematika ... 8

2. Kemampuan Numerik ... 10

3. Kemampuan Membuat Model Matematika ... 11

C. Kesulitan Belajar... 12

D. Soal Cerita Matematika... 14

E.

Penyelesaian Masalah Soal Cerita Matematika ... 14

F.

Materi Program Linear... 16

1. Pengertian Program Linear ... 16

2. Model Matematika ... 18

3. Nilai Optimum ... 20

G. Kemampuan-Kemampuan yang Harus Dimiliki Siswa ... 23

dalam Menyelesaikan Soal Program Linear dengan Metode

Grafik.

H. Dugaan Kesulitan- Kesulitan yang Dihadapi Siswa dalam ... 26

Menyelesaikan Soal Program Linear dengan Metode Grafik.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A.

Jenis Penelitian... 28

(15)

xv

C.

Data Penelitian ... 29

D.

Instrumen Pengumpulan Data ... 31

E.

Teknis Analisis Data ... 36

BAB IV. TABULASI DATA DAN HASIL ANALISIS DATA... 41

A. Data Penelitian ... 41

1. Skor Tes ... 41

2. Transkripsi Hasil Jawaban Tes Siswa, Penilaian Tes, ... 44

dan Kemampuan dari ke-5 Siswa yang Memiliki Nilai

Terendah.

3. Kemampuan dari Tiap-Tiap Siswa dalam ... 56

Menyelesaikan Soal Program Linear.

4. Transkripsi Hasil Wawancara Siswa tentang Kesulitan... 76

yang Dialami Siswa dalam Menyelesaikan Soal

Program Linear.

5. Transkripsi Hasil Wawancara Guru tentang Langkah-... 90

Langkah yang Telah Guru Lakukan dalam Mengatasi

Kesulitan-Kesulitan yang Dihadapi oleh Siswa.

B. ANALISIS DATA ... 100

1. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan... 100

Soal Program Linear.

2. Rangkuman Kesulitan Siswa Menyelesaikan Soal ... 143

Program Linear dan Usaha-Usaha yang Telah Dilakukan

(16)

xvi

BAB V. PEMBAHASAN ... 149

Skor Tes dari ke-5 Siswa yang Memiliki Skor ... 149

Terendah.

Kemampuan-Kemampuan yang Dimiliki oleh ke-5 ... 149

Siswa yang Memiliki Skor Terendah.

Kesulitan-Kesulitan yang Dihadapi ke-5 Siswa Beserta ... 152

Upaya-Upaya yang Dilakukan Guru untuk Mengatasi

Kesulitan.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 160

A.

Kesimpulan ... 160

B.

Saran ... 163

DAFTAR PUSTAKA ... 165

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.

Tabel Kriteria Penentuan Tes Soal Essay ...

32

Tabel 3.2

Tabel Rubrik Penilaian Soal Nomer 1 dan 3...

36

Tabel 3.2

Tabel Rubrik Penilaian Soal Nomer 2 ...

38

Tabel 4.1.

Tabel Skor Tes Siswa yang Terdiri dari 25 Siswa

...

41

Tabel 4.2.

Tabel Skor Tes dari ke-5 Siswa yang Memiliki Skor Terendah. .

43

Tabel 4.3.1 Tabel 4.3.1. Contoh Hasil Transkripsi Jawaban Tes oleh ...

44

Siswa, Penilaian Tes dan Kemampuan.

Tabel 4.4.

Kemampuan dari Tiap-Tiap Siswa dalam Menyelesaikan ...

56

Soal Program Linear.

Tabel 4.5.

Transkripsi Hasil Wawancara Siswa dengan ke 5 Siswa ...

76

yang Memiliki Skor Terendah.

Tabel 4.6.

Tabel Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan ...

100

Soal Program Linear.

Tabel 4.7.

Rangkuman Kesulitan Siswa Menyelesaikan Soal Program ...

143

Linear dan Usaha-Usaha yang Dilakukan Guru untuk

Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa.

Tabel 5.1.

Skor Tes dari ke-5 Siswa yang Memiliki Skor Paling ...

149

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Contoh Hasil Transkripsi Jawaban Tes, Penilaian Tes...

167

dan Kemampuan oleh ke 4 Siswa Lainnya.

Lampiran 2

Instrumen Soal Tes Essay...

212

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan

usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau

suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan

Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam

perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda

harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka

panjang yang harus ditata, disiapkan, dan diberikan sarana maupun

prasarananya dalam arti memerlukan modal material yang cukup besar,

tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada permasalahan klasik

dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Permasalahan ini setelah dicoba

untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai

yang melingkar dan tidak tahu dari mana mesti harus diawali.

Terkait dengan permasalahan pada dunia pendidikan khususnya

pada kualitas pendidikan yang terjadi di Indonesia maka peneliti mencoba

berbagi pengalaman tentang permasalahan yang dihadapi pendidik pada

pembelajaran matematika yang terjadi di sekolah. Pengalaman ini peneliti

peroleh selama menjalani masa PPL (Program Pelaksanaan Lapangan) di

sekolah. Semasa menjalani PPL (Program Pengalaman Lapangan) peneliti

(20)

menemukan berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dalam belajar

matematika. Salah satu permasalahan yang dihadapi siswa adalah

seringkali dijumpai sejumlah siswa dalam belajar matematika mengalami

kesulitan ketika mengerjakan soal cerita. Sering dijumpai pula sejumlah

siswa dalam belajar matematika yang telah memahami topik matematika

secara teoristis tetapi masih mengalami kesulitan ketika siswa menemukan

bentuk soal atau permasalahan yang disajikan dalam bentuk soal cerita

yang akan diubah menjadi bentuk model matematika. Seringkali ditemui

pula walaupun siswa-siswa sudah berulangkali dijelaskan ternyata masih

banyak yang belum dapat mengerjakan dengan benar.

Permasalahan ini dipertegas bahwa sampai saat ini masih banyak

keluhan, baik dari orang tua siswa maupun pakar pendidikan matematika,

tentang rendahnya kemampuan siswa dalam aplikasi matematika,

khususnya penerapan di dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh,

masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai, misalnya seorang

petani membeli 12 kg pupuk urea seharga Rp 4500. Berapa rupiah uang

yang diperlukan jika ia membeli sebanyak 72 kg? Banyak siswa kelas II

SMP yang mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan tersebut

(Saragih, 2000).

Sementara itu dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan

bantuan matematika. Moeharti (2000:1) menyatakan bahwa: “… tanpa

disadari hampir semua orang menggunakan matematika, misalnya pada

saat (a). bangun pagi melihat jam untuk mengetahui pukul berapa, (b).

(21)

membuat minuman teh, menghitung berapa sendok gulanya, (c). belanja,

menghitung uang dan sisanya, (d). membagi-bagi kue atau kembang gula

kepada beberapa orang anak secara adil dan sebagainya. Sujono (1988:13)

juga mengatakan bahwa dalam dunia modern saat ini kiranya tidak ada

orang yang tidak memerlukan bantuan matematika dalam kehidupan

sehari-hari.

Siswa juga diharapkan dapat menggunakan matematika dan pola

pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam tujuan

pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan

menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi

perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu

berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,

rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan efektif (Puskur, 2002).

Berdasarkan uraian diatas, karena sangat penting bagi siswa untuk

memahami matematika dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari,

sebagai contoh dalam menyelesaikan soal cerita yang merupakan

representasi/gambaran kejadian dalam dunia nyata yang disajikan dalam

bentuk cerita maka sangat perlu diperhatikan oleh guru/peneliti dalam

mengajarkan materi matematika yang berkaitan dengan soal cerita yang

kemudian diubah menjadi bentuk model matematika adalah mengetahui

letak kemampuan dan kesulitan siswa memecahkan permasalahan

matematika mengenai soal cerita yang diubah menjadi model matematika.

Dengan mengetahui kemampuan dan kesulitan siswa dalam belajar

(22)

matematika pada soal cerita maka diharapkan pendidik/peneliti dapat

meningkatkan pemahaman siswa tentang soal cerita.

Subjek penelitian ini terdiri dari 5 siswa kelas X Akuntansi 1 yang

dipilih melalui

sorting

dari 25 siswa yang berdasarkan nilai terendah yang

diperoleh siswa.

Melihat situasi pendidikan dan permasalahannya tersebut yang

telah disebutkan diatas, maka peneliti pengadakan penelitian dengan tema:

“Kemampuan dan Kesulitan 5 Orang Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK

Sanjaya Pakem yang Memiliki Skor Rendah dalam Menyelesaikan Soal

Matematika dalam Bentuk Soal Cerita pada Materi Program Linear

Pada Tahun Ajaran 2007/2008”.

B.

PERUMUSAN MASALAH

1.

Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal

matematika dalam bentuk soal cerita pada materi program linear

dengan menggunakan metode grafik?

2.

Kesulitan-kesulitan apa sajakah yang dihadapi siswa dalam

menyelesaikan soal matematika dalam bentuk soal cerita pada materi

program linear dengan menggunakan metode grafik?

3.

Upaya-upaya apa sajakah yang ditempuh oleh guru untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal

matematika dalam bentuk soal cerita pada materi program linear

dengan menggunakan metode grafik?

(23)

C.

PEMBATASAN ISTILAH

1.

Kemampuan memecahkan masalah adalah gambaran hakikat kualitatif

dari perilaku siswa dalam memecahkan masalah matematika dan upaya

untuk melakukan tindakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor

yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai.

Meliputi kemampuan memahami masalah, membuat kalimat

matematika, dan menyelesaikan kalimat matematika.

2.

Program Linear adalah suatu cara untuk penyelesaian masalah dengan

menggunakan persamaan atau pertidaksamaan linear yang mempunyai

banyak penyelesaian, dengan memperhatikan syarat-syarat agar

diperoleh hasil yang maksimum/minimum (penyelesaian optimum).

3.

Kesulitan belajar adalah kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok

kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata

dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan,

bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam

bidang studi matematika. Misalnya: kesulitan dalam menyelesaikan

masalah program linear, yaitu kesulitan memahami soal cerita,

kesulitan membuat model matematika, kesulitan menggambar grafik,

kesulitan menentukan daerah himpunan penyelesaian, kesulitan

menentukan titik optimum, dan kesulitan menafsirkan hasil yang

diperoleh ke dalam persoalan yang diberikan.

(24)

D.

PEMBATASAN MASALAH

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi 1 SMK

Sanjaya Pakem pada tahun ajaran 2007/2008 yang terdiri dari 25 siswa.

Kelas X Akuntansi 1 merupakan kelas yang heterogen yaitu kelas yang

terdiri dari siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda.

Selanjutnya mengingat adanya keterbatasan waktu, pikiran, dan biaya pada

penelitian ini, subjek penelitian yang diteliti dipersempit menjadi 5 siswa

melalui sorting yang berdasarkan nilai terendah siswa.

E.

TUJUAN PENELITIAN

1.

Mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal

matematika dalam bentuk soal cerita pada materi program linear

dengan menggunakan metode grafik.

2.

Mengetahui apa yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal matematika dalam bentuk soal cerita pada materi

program linear dengan menggunakan metode grafik.

3.

Mengetahui upaya-upaya apa yang telah ditempuh oleh guru untuk

mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam

menyelesaikan soal matematika dalam bentuk soal cerita pada materi

program linear dengan menggunakan metode grafik.

(25)

F.

MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.

SMK Sanjaya Pakem

Dengan hasil penelitian ini diharapkan SMK Sanjaya Pakem dapat

meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah khususnya pada

pembelajaran matematika.

2.

Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru matematika dalam meningkatkan

kualitas pendidikan di kelas pada pembelajaran matematika khususnya

pada materi program linear.

3.

Siswa

Sebagai bahan masukkan bagi siswa supaya siswa dapat meningkatkan

belajarnya khususnya pada pelajaran matematika (dalam hal ini

tentang soal cerita) dengan melihat kekurangan-kekurangan dalam

belajar yang selama ini siswa alami.

4.

Peneliti

Dapat digunakan sebagai bahan untuk tugas akhir dan dapat

menambah wawasan dan pengetahuan dalam pembelajaran matematika

khususnya dalam memahami kemampuan dan kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita khususnya pada siswa SMK.

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

PENGERTIAN MATEMATIKA

Matematika berasal dari bahasa latin

manthanein

atau

mathema

yang

berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda

disebut

wiskunde

atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan

penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran

suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran

sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika

bersifat konsisten.

B.

KEMAMPUAN-KEMAMPUAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL

MATEMATIKA DALAM BENTUK SOAL CERITA

Bahwa dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk soal cerita

siswa harus memiliki beberapa kemampuan yaitu:

1. Kemampuan verbal matematika

Seperti halnya dalam proses berpikir dalam kehidupan sehari-hari,

dalam proses berpikir matematika juga digunakan dua modus (dua cara,

dua strategi) yaitu modus berfikir verbal dan modus berfikir visual. Modus

berfikir verbal dilakukan dengan menggunakan representasi verbal atau

bahasa (baik bahasa sehari-hari maupun bahasa simbol), sedangkan modus

berfikir visual dilakukan dengan menggunakan representasi pictorial

(27)

(dalam bentuk gambar, diagram atau visual image). Dalam hal ini perlu

dipahami bahwa kenyataan orang berfikir dengan menggunakan

representasi piktorialpun biasanya masih menggunakan bahasa sehingga

pengantar untuk soal atau hal-hal lain yang dikupas atau sebagai perangkai

antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam proses tersebut

(Suwarsono,1998:28).

Kemampuan verbal memerlukan ketepatan, urutan, dan

fleksibilitas serta konsentrasi. Dalam membaca matematika, setiap kata

dan kalimat harus dibaca secara cermat. Dalam membaca soal-soal

maupun buku teks matematika siswa harus tahu makna yang tepat setiap

istilah dan simbol yang tertulis. Penggunaan lambang-lambang dalam

matematika menuntut paling sedikit dua kemampuan yaitu melihat

(mengenal secara visual) lambang-lambang tersebut dan kemampuan

menerjemahkan lambang-lambang tersebut kedalam arti matematikanya

(Suwarsono,1982:15).

Selain itu pemakaian lambang-lambang dalam matematika juga

menuntut cara agar ingat cara membaca dan ingat arti lambang-lambang

tersebut, juga menuntut kemampuan memproses bahasa (verbal

processing) yang tinggi. Kemampuan ini juga diperlukan dalam

memahami juga mengingat arti kata-kata atau istilah tersebut digabungkan

secara bersama-sama dalam suatu kalimat atau soal. Bila anak keliru

membaca atau memahami satu kata saja akibatnya seluruh proses

(28)

menyelesaikan akan salah. Hal ini merupakan suatu proses membaca

matematika.

Menurut Bell (1980:520) membaca matematika merupakan

aktivitas psikolinguistik yang bersifat hierarkis. Bell mengutip Richard

Earle bahwa membaca matematika terdiri empat tahap, yaitu:

a.

Mengenal simbol yaitu kemampuan menangkap arti terminologi dari

simbol matematika serta mengucapkan secara tepat.

b.

Memberi arti literal terhadap simbol-simbol. Dalam proses membaca

matematika, siswa harus mampu meletakkan dan mengidentifikasikan

kata dan simbol-simbol dalam konteks yang berlainan serta mengerti

kedudukannya pada setiap konteks.

c.

Menganalis hubungan antara simbol. Merupakan kemampuan

menangani berbagai fakta, istilah, dan simbol tertulis secara bersamaan

dan mengidentifikasikan hubungan diantara mereka, baik yang tertulis

maupun yang tidak.

2. Kemampuan

numerik

Berhitung adalah cabang dari matematika. Tetapi sekalipun sebagai

cabang matematika, berhitung telah menyelusuri seluruh tubuh

matematika. Demikianlah berhitung ada di aljabar, berhitung ada di ilmu

ukur (geometri), di teori kemungkinan (probabilitas), di statistika analisis,

teori fungsi, topologi. Dan apabila Morris Klein mencatat bahwa kini

terdapat delapan puluh cabang besar dalam matematika maka

(29)

berhitungpun turut terdapat pada hampir semua cabang besar dari

matematika itu (Dali S. Naga,1956).

Kemampuan numerik merupakan kemampuan matematis yang

didalamnya termuat kemampuan melakukan pengerjaan hitung seperti

menjumlah, mengurang, mengalikan, membagi, dan sebagainya. Selain itu

ada juga kemampuan yang lain yaitu kemampuan memanipulasi bilangan

dan lambang-lambang matematika. Kemampuan numerik adalah penting

baik untuk dapat melakukan perhitungan dengan cepat maupun pemecahan

masalah-masalah aritmatika (Krutekskill,1956).

3. Kemampuan membuat model matematika

Dalam menyelesaikan soal terapan yang biasanya berbentuk soal

cerita matematika selain diperlukan pemahaman soal yang tinggi maka

seorang siswa juga dituntut untuk dapat membuat model matematika yang

sesuai. Tim Instruktur PKG Matematika mengemukakan bahwa

menyelesaikan suatu masalah matematika tidak dapat dilakukan sebelum

masalahnya diterjemahkan ke dalam bahasa matematika (model

matematika) yang sesuai (Tim Instruktur PKG Matematika SMU,

1987:17). Jadi untuk menyelesaikan soal terapan matematika seorang

siswa harus mampu menyusun model matematika dan menyelesaikannya.

Pembentukkan model matematika ini sangat penting karena bahasa

matematika (model matematika) merupakan suatu cara yang mudah untuk

memformulasikan keterangan-keterangan yang ada (Suriasumantri,

1982:186).

(30)

Pembuatan model matematika menurut Moier adalah suatu usaha

untuk mendiskripsikan beberapa bagian dari dunia nyata ke dalam

istilah-istilah matematika.

C.

KESULITAN BELAJAR

Berdasarkan defenisi dari The National Joint Committee for Learning

disabilitis (NJCLDN, 2006): Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok

kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam

kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap,

membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi matematika.

Gangguan tersebut intrinsic dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi

sistem saraf pusat. Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi

bersamaan dengan adanya kondisi lain yang mengganggu (misalnya gangguan

sensoris, tunagrahita, hambatan sosial dan emosional) atau berbagai pengaruh

lingkingan (misalnya perbedaan budaya , pembelajaran yang tidak tepat,

faktor-faktor psikogenik), berbagai hambatan tersebut bukan penyebab atau

pengaruh langsung.

Mulyono Abdurrahman (2003:11) mengatakan secara garis besar

kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yakni:

1.

Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan. Hal ini

mencakup gangguan motorik dan persepsi, bahasa dan komunikasi, dan

dalam penyesuaian sosial.

(31)

2.

Kesulitan belajar akademik. Kesulitan belajar akademik menunjuk pada

adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik sesuai dengan

kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup

penguasaan ketrampilan dalam membaca, menulis, dan/atau matematika.

Mulyono Abdurrahman (2003:11) mengatakan bahwa salah satu

kemampuan dasar yang umumnya dipandang paling penting dalam kegiatan

belajar adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian atau yang sering

disebut perhatian selektif. Perhatian selektif adalah kemampuan untuk

memilih salah satu di antara sejumlah rangsangan seperti rangsangan auditif,

taktil, visual, dan koinestetik yang mengenai manusia setiap saat.

Mulyono Abdurrahman mengatakan prestasi belajar dipengaruhi oleh

dua faktor yaitu Internal dan Eksternal. Faktor Internal, yaitu kemungkinan

adanya disfungsi neurologis, sedangkan penyebab utama problema belajar

adalah faktor eksternal, yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang

keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi

belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi faktor neurologis yakni:

1. Faktor genetik

2. Luka pada otak ( kekurangan Oksigen )

3. Faktor Biokimia

4. Pencemaran Lingkungan

5. Gizi yang tidak memadai ( Nutrisi )

6. Pengaruh psikologis dan sosial yang merugikan anak.

(32)

D.

SOAL CERITA MATEMATIKA

Permasalahan matematika yang berkaitan dengan kehidupan nyata

biasanya dituangkan melalui soal-soal berbentuk cerita (verbal). Menurut

Abidia 1989:10), soal cerita adalah soal yang disajian dalam bentuk cerita

pendek. Cerita yang diungkapkan dapat merupakan masalah kehidupan

sehari-hari atau masalah lainnya. Bobot masalah yang diungkapkan akan

mempengaruhi panjang pendeknya cerita tersebut. Makin besar bobot masalah

yang diungkapkan, memungkinkan semakin panjang cerita yang disajikan.

Sementara itu, menurut Haji (1994:13), soal yang dapat digunakan

untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang matematika dapat

berbentuk cerita dan soal bukan cerita/soal hitungan. Dilanjutkannya,

soal cerita merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan yang

berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa.

E.

PENYELESAIAN MASALAH SOAL CERITA MATEMATIKA

Untuk dapat menyelesaikan soal cerita, siswa harus menguasai hal-hal

yang dipelajari sebelumnya, misalnya pemahaman tentang satuan ukuran

luas, satuan ukuran panjang dan lebar, satuan berat, satuan isi,

nilai tukar mata uang, satuan waktu, dan sebagainya. Di samping itu,

siswa juga harus menguasai materi prasyarat, seperti rumus, teorema,

dan aturan/hukum yang berlaku dalam matematika. Pemahaman terhadap

hal-hal tersebut akan membantu siswa memahami maksud yang terkandung

dalam soal-soal cerita tersebut.

(33)

Di samping hal-hal di atas, seorang siswa yang diperhadapkan dengan

soal cerita harus memahami langkah-langkah sistematik untuk

menyelesaikan suatu masalah atau soal cerita matematika. Haji

(1994:12) mengungkapkan bahwa untuk menyelesaikan soal cerita dengan

benar diperlukan kemampuan awal, yaitu kemampuan untuk: (1) menentukan

hal yang diketahui dalam soal; (2) menentukan hal yang ditanyakan;

(3) membuat model matematika; (4) melakukan perhitungan; dan (5)

menginterpretasikan jawaban model ke permasalahan semua.

Menurut Soedjadi (1992), bahwa untuk menyelesaikan soal

matematika umumnya dan terutama soal cerita dapat ditempuh

langkah-langkah: (1) membaca soal dengan cermat untuk menangkap makna tiap

kalimat; (2) memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal,

apa yang diminta/ditanyakan dalam soal, operasi pengerjaan apa yang

diperlukan; (3) membuat model matematika dari soal; (4) menyelesaikan

model menurut aturan-aturan matematika sehingga mendapatkan jawaban dari

model tersebut; dan (5) mengembalikan jawaban soal kepada jawaban asal.

Hal ini sesuai dengan seperti yang tertuang pada kurikulum berbasis

kompetensi pada mata pelajaran matematika SMA/MA (Depdiknas, 2003)

dalam memecahkan masalah yaitu:

1.

Memahami soal: memahami dan mengidentifikasi apa fakta atau informasi

yang diberikan, apa yang ditanyakan, apa yang diketahui, diminta untuk

dicari atau dibuktikan.

(34)

2.

Memilih pendekatan atau strategi pemecahan: misalkan menggambarkan

masalah dalam bentuk diagram, memilih dan menggunakan pengetahuan

aljabar yang diketahui dan konsep yang relevan untuk membentuk model

atau kalimat matematika.

3.

Menyelesaikan model: melakukan operasi hitung secara benar dalam

menerapkan strategi untuk mendapatkan solusi dari masalah.

4.

Menafsirkan solusi: memperkirakan dan memeriksa kebenaran jawaban,

masuk akalnya jawaban, dan apakah memberikan pemecahan terhadap

masalah semula.

NYATA

ABSTRAK

Situasi Masalah

atau Soal Nyata

Solusi

F.

MATERI PROGRAM LINEAR

1.

Pengertian Program Linear

Program Linear adalah suatu cara untuk penyelesaian masalah

dengan menggunakan persamaan atau pertidaksamaan linear yang

mempunyai banyak penyelesaian, dengan memperhatikan syarat-syarat

agar diperoleh hasil yang maksimum/minimum (penyelesaian optimum).

Perumusan Masalah

Model Matematika

Pemeriksaan Hasil Penyederhanaan

Transformasi

Matematisasi

(35)

Contoh:

Diketahuipertidaksamaan linear sebagai berikut:

3

+

y

x

10

5

2

x

y

0

x

0

y

Tentukan : a. Grafik dari sistem pertidaksamaan tersebut.

b. Nilai maksimumnya jika Z= 3x + 2y

a.

Grafik dari pertidaksamaan linear berbentuk suatu daerah yaitu

daerah yang diarsir.

b.

Nilai maksimum dari pertidaksamaan linear dapat diperoleh dari

mensubstitusi koordinat-koordinat titik A, B, dan C ke persamaan:

Z = 3x + 2y sebagai berikut

A(0,2) maka Z = 3(0) + 2(2) = 4

C(3,0) maka Z = 3(3) + 2(0) = 9

Untuk koordinat B(x,y) dapat dicari dengan mengeliminasi

persamaan linear :

x + y = 3 | x5 | 5x + 5y = 15

(36)

2x – 5y = – 10 | x1 | 2x – 5y = – 10

+

7x = 5

x =

7

5

x + y = 3

7

5

+ y = 3

y = 3 –

7

5

=

7

16

sehingga B (

7

5

,

7

16

)

Z = 3(

7

5

) + 2(

7

16

) =

7

15

+

7

32

=

7

47

=

7

6

6

Dari substitusi A, B, dan C tersebut disimpulkan bahwa nilai

maksimumnya adalah 9 yang diperoleh untuk x = 3 dan y = 0 atau

pada titik B.

2.

Model Matematika

Model matematika adalah sistim persamaan atau pertidaksamaan

yang mengungkapkan semua syarat yang harus dipenuhi oleh x dan y.

Model matematika ini merupakan cara sederhana untuk memandang suatu

masalah dengan menggunakan persamaan atau pertidaksamaan

matematika.

Contoh 1:

Jika harga tiga buku dan lima pensil Rp. 30.000,00 sedangkan harga dua

buku dan satu pensil Rp. 13.000,00.

Buatlah model matematikanya.

Penyelesaian:

Misalkan: Satu buku = x

(37)

Satu pensil = y

Maka model matematikanya: 3x + 5y = 30.000

2x + y = 13.000

Contoh 2:

Seorang pedagang akan membuat 2 jenis roti dengan menggunakan bahan

tepung 200 gram dan mentega 25 gram untuk jenis A. Sedangkan untuk

jenis B digunakan bahan 100 gram tepung dan 50 gram mentega. Jika

bahan yang tersedia 3 kg tepung dan 1,1 kg mentega, tentukan:

a.

Model matematikanya

b.

Sketsa grafiknya

c.

Fungsi tujuan untuk keuntungan maksimum jika roti A seharga Rp.

3.600,00 dan roti B Rp. 2.400,00.

Penyelesaian:

Misal roti A = x dan roti B = y

Jenis roti

Tepung

Mentega

Harga

A

B

Persediaan

200 gr

100 gr

3 kg = 3000 gr

25 gr

50 gr

1,1 kg = 1100 gr

3600

2400

a.

Model matematika:

Roti A

3000

200

x

+

100

y

2

x

+

y

30

Roti B

1100

25

x

+

50

y

x

+

2

y

44

Banyaknya roti A adalah

x

0

(38)

Banyaknya roti B adalah

y

0

b.

Sketsa grafik

3000

100

200

x

+

y

2

x

+

y

30

25

x

+

50

y

1100

x

+

2

y

44

0

x

y

0

Daerah penyelesaiannya adalah daerah yang diarsir.

c.

Fungsi tujuan Z yang berupa keuntungan maksimum berdasarkan

banyaknya roti yang dibuat yaitu : Z = 3600 x + 2400 y

3.

Nilai Optimum

Nilai optimum diperoleh berdasarkan nilai fungsi tujuan yang

dikehendaki, yaitu berupa nilai maksimum atau nilai minimum. Cara

mencarinya bisa dengan:

a.

Mensubstitusi koordinat titik-titik sudut dalam daerah penyelesaian

terhadap fungsi tujuan.

Contoh:

Model matematikanya

(39)

12

2

x

+

y

12

2

+

y

x

0

x

0

y

Fungsi tujuan yang maksimum/minimum, Z = 5 x + y

Periksa koordinat titik O, A, B dan C sebagai titik-titik sudut dalam

daerah penyelesaian

(x,y)

Z = 5 x + y

O(0,0)

Z = 5(0) + 0 = 0 (minimum)

A(0,6)

Z = 5(0) + 6 = 6

B(4,4)

Z = 5(4)+4 = 24

C(6,0)

Z = 5(6)+0 = 30 (maksimum)

Jadi nilai maksimum sebesar 30 dicapai pada x = 6 dan y = 0,

sedangkan nilai minimum sebesar 0 dicapai pada x = 0 dan y = 0

.

b.

Menggunakan garis selidik

Garis selidik adalah garis yang diperkirakan berpotongan dengan garis

lain yang mendekati nilai optimum. Bentuk umum garis selidik : ax +

(40)

by = k ; k

R. ax + by diperoleh dari bentuk fungsi tujuan garis

selidik ini semakin jauh dari 0 harganya makin besar (maksimum).

Contoh:

Model matematikanya

12

2

x

+

y

12

2

+

y

x

x

0

y

0

Fungsi tujuan yang maksimum/minimum, Z = 5 x + y

Maka garis selidik adalah k = 5 x + y, dengan k

R.

Tampak bahwa garis selidik terjauh dari titik O(0,0) adalah garis yang

melalui titik C(6,0) yaitu Z = 5(6)+0=30.

G.

KEMAMPUAN-KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI SISWA

DALAM MENYELESAIKAN PROGRAM LINEAR DENGAN

MENGGUNAKAN METODE GRAFIK

(41)

Bahwa dalam menyelesaikan program linear dengan menggunakan

metode grafik siswa harus memiliki beberapa kemampuan yaitu:

1.

Siswa harus mampu memahami isi soal cerita sehingga siswa dapat

menentukan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dari soal cerita

tersebut.

2.

Siswa harus mampu mengubah kalimat bentuk verbal menjadi model

matematika berupa pertidaksamaan linear dua variabel.

3.

Siswa harus mampu menentukan daerah himpunan penyelesaian untuk

sistem pertidaksamaan linear yaitu:

a.

Siswa terlebih dahulu harus mampu menentukan persamaan garis dari

pertidaksamaan yang diketahui.

b.

Siswa harus mampu menggambar suatu garis dari suatu persamaan

garis yang diperoleh dari pertidaksamaan dengan menentukan titik

potong persamaan garis terhadap sumbu-x dan sumbu-y pada bidang

Cartesius. Titik-titik yang diperoleh merupakan koordinat titik potong

terhadap sumbu-x dan sumbu-y.

c.

Siswa harus mampu menentukan daerah himpunan penyelesaian

pertidaksamaan dengan menentukan titik uji, misalnya: dipilih titik

(0,0) yang artinya x = 0 dan y = 0 apakah merupakan himpunan

penyelesaian pertidaksamaan atau bukan dengan mensubstitusikan titik

(0,0) ke dalam pertidaksamaan. Jika memenuhi pertidaksamaan maka

titik (0,0) merupakan himpunan penyelesaian dan jika tidak memenuhi

(42)

pertidaksamaan maka titik (0,0) merupakan bukan himpunan

penyelesaian.

d.

Siswa harus mampu menentukan daerah himpunan penyelesaian dari

pertidaksamaan. Jika tanda pertidaksamaan adalah “

” maka daerah

himpunan penyelesaian di sebelah kiri garis atau bawah garis

sedangkan jika tanda pertidaksamaan adalah “

” maka daerah

himpunan penyelesaian di sebelah kanan garis atau atas garis.

e.

Untuk pertidaksamaan yang lain dengan cara yang sama siswa dapat

menentukan daerah himpunan penyelesaiannya.

f.

Siswa harus mampu menentukan titik potong garis terhadap garis yang

lain. Siswa harus memahami bagaimana cara menyelesaikan sistem

persamaan linear adalah mencari anggota himpunan penyelesaiaan dari

sistem persamaan linearnya. Ada bebarapa cara mencari himpunan

penyelesaian yaitu: metode grafik, metode eliminasi, metode

substitusi, metode eliminasi-substitusi, dan metode determinan.

g.

Siswa harus mampu menentukan daerah himpunan penyelesaian dari

sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Daerah himpunan

penyelesaian merupakan hasil irisan daerah penyelesaian dari

pertidaksamaan-pertidaksamaan tersebut.

4.

Siswa harus mampu menentukan nilai optimum dari sistem

pertidaksamaan linear yaitu:

a.

Sebelumnya siswa harus mampu menentukan fungsi objektifnya.

(43)

b.

Siswa harus mampu menentukan titik-titik optimum dari daerah

himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear berdasarkan

grafik.

5.

Siswa harus mampu menentukan nilai optimum dengan menggunakan

garis selidik.

a.

Siswa harus mampu menentukan persamaan garis selidik

a

x +

b

y =

k

dari fungsi sasaran:

a

x +

b

y.

b.

Siswa harus mampu menentukan salah satu titik optimum dengan

menggunakan garis selidik.

Gambar garis selidik

a

x +

b

y =

k

yang melalui titik

0

,

a

k

dan

b

k

,

0

.

Selanjutnya gambar garis yang sejajar dengan garis

a

x +

b

y =

k

yang melalui titik terujung dari daerah himpunan penyelesaian

untuk memperoleh nilai maksimum dan minimum. Maksimum jika

melalui titik yang terletak paling jauh dari titik pangkal. Minimum

jika melalui titik yang terletak paling dekat dari titik pangkal.

c.

Siswa harus mampu menafsirkan kembali hasil yang diperoleh ke

dalam persoalan.

H.

DUGAAN KESULITAN-KESULITAN YANG DIHADAPI SISWA

DALAM MENYELESAIKAN PROGRAM LINEAR DENGAN

MENGGUNAKAN METODE GRAFIK

(44)

Bahwa dalam menyelesaikan program linear dengan menggunakan

metode grafik kita sering menjumpai dugaan kesulitan-dugaan kesulitan yang

dihadapi siswa, yaitu:

1.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam memahami isi soal cerita

sehingga siswa tidak dapat menentukan apa yang diketahui, apa yang

ditanyakan dari soal cerita tersebut.

2.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam mengubah kalimat verbal ke

dalam model matematika.

3.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menentukan daerah himpunan

penyelesaian untuk sistem pertidaksamaan linear yaitu:

a.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menggambar persamaan

garis dengan menentukan titik potong persamaan garis terhadap

sumbu-x dan sumbu-y pada bidang Cartesius.

b.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menentukan daerah

himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan.

c.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menentukan daerah

himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear.

d.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menentukan titik potong

persamaan garis dengan persamaan garis yang lain.

4.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menentukan nilai optimum dari

sistem pertidaksamaan linear yaitu:

a.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menentukan fungsi objektif:

a

x +

b

y.

(45)

b.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menentukan titik-titik

optimum dari daerah himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan

linear.

5.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menentukan nilai optimum

menggunakan garis selidik.

a.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menentukan persamaan garis

selidik

a

x +

b

y =

k

dari fungsi objektif:

a

x +

b

y.

b.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menggambar garis selidik

dengan menentukan titik potong garis terhadap sumbu-x dan sumbu-y.

c.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menentukan salah satu titik

optimum dengan menggunakan garis selidik.

d.

Siswa diduga mengalami kesulitan dalam menafsirkan kembali hasil

yang diperoleh ke dalam persoalan.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah

maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk,

aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan

antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata,

2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau

hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang

berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang

tengah berlangsung.

Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu

gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian

deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak

ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif karena penelitian

ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang letak kemampuan

dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk

(47)

soal cerita pada materi program linear ditinjau dari kemampuan membuat

model matematika dan kemampuan menyelesaikannya.

B.

RUANG LINGKUP PENELITIAN

Pada penelitian ini akan dibatasi oleh ruang lingkupnya adalah

sebagai berikut:

1.

Subjek penelitian adalah siswa SMK Sanjaya Pakem kelas X Akuntansi

1 yang terdiri dari 25 siswa kemudian akan dipilih 5 siswa untuk

diwawancarai. Kelas X Akuntansi 1 adalah kelas yang terdiri dari siswa

yang memiliki tingkat kecerdasan yang relatif heterogen.

2.

Waktu, penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus s/d

Oktober 2008. Lokasi penelitian adalah SMK Sanjaya Pakem, Jalan

Kaliurang Km. 17 Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582. Telp. 895187.

C.

DATA PENELITIAN

Data-data yang akan dibutuhkan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

1.

Kemampuan-kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika

dalam bentuk soal cerita pada materi program linear dengan

menggunakan metode grafik.

Untuk mengukur tingkat kemampuan

siswa, peneliti menggunakan tes soal essay.

2.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal

matematika dalam bentuk soal cerita pada materi program linear dengan

(48)

menggunakan metode grafik.

Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan

yang dihadapi siswa, peneliti menggunakan wawancara siswa. Hal-hal

yang akan ditanyakan dalam wawancara siswa adalah tentang kesulitan

siswa dalam memahami isi soal cerita, kesulitan siswa dalam membuat

model matematika, kesulitan siswa dalam menentukan daerah himpunan

penyelesaian, kesulitan siswa dalam menentukan titik-titik optimum,

kesulitan siswa dalam menerapkan garis selidik dalam menentukan titik

optimum, kesulitan siswa dalam menentukan nilai optimum, kesulitan

siswa dalam menafsirkan kembali hasil yang diperoleh ke dalam

persoalan.

3.

Upaya-upaya yang ditempuh oleh guru untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal matematika

dalam bentuk soal cerita pada materi program linear dengan

menggunakan metode grafik.

Peneliti menggunakan wawancara guru

untuk mengetahui upaya-upaya yang ditempuh oleh guru untuk

mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Kesulitan tersebut

adalah kesulitan siswa dalam memahami isi soal cerita, kesulitan siswa

dalam membuat model matematika, kesulitan siswa dalam menentukan

titik-titik optimum, kesulitan siswa dalam menentukan daerah himpunan

penyelesaian, kesulitan siswa dalam menerapkan garis selidik untuk

menentukan titik optimum, kesulitan siswa dalam menentukan nilai

optimum,kesulitan siswa dalam menafsirkan kembali hasil yang

diperoleh ke dalam persoalan.

(49)

D.

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

1.

Tes menyelesaikan masalah program linear dengan menggunakan

metode grafik.

Soal yang digunakan pada tes ini berbentuk soal essay.

Alasan peneliti menggunakan soal essay karena dengan soal essay

peneliti dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah program linear dengan menggunakan metode

grafik. Soal tes essay ini diambil dari buku Matematika 2B Untuk SMU

Kelas 2 Tengah Tahun Kedua, Kurikulum 1994, Karangan: Drs.

Subardjo Y, dkk, Penerbit: Bumi Aksara. Contoh soal halaman 154, soal

nomer 12 halaman 157, soal nomer 8 halaman 160. Adapun perincian

kisi-kisi soal tes matematika dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Soal Tes Matematika Berdasarkan Indikator

Pencapaian Hasil Belajar.

Indikatir Pencapai Hasil Belajar

No. Soal

Siswa dapat menentukan apa yang diketahui, apa

yang ditanyakan pada soal.

1a, 2a, 3a

Siswa dapat menentukan model matematika dan

fungsi sasarannya.

1b, 2b, 3b

Siswa dapat menggambar grafik fungsi

penyelesaian.

1c, 2c, 3c

Siswa dapat menentukan daerah himpunan

penyelesaian dan menentukan koordinat titik yang

membuat fungsi sasaran optimum.

1d, 3d

Siswa dapat menentukan daerah himpunan

penyelesaian dan menentukan koordinat titik yang

membuat fungsi sasaran optimum dengan

menggunakan garis selidik.

2d

Siswa dapat menafsirkan hasil yang diperoleh ke

dalam permasalahan yang diberikan.

1e, 2e, 3e

(50)

Berdasarkan kisi-kisi soal tes matematika pada tabel 3.1 diatas, akan

disajikan soal beserta jawaban soal yang terlampir pada lampiran 2 dan

lampiran 3.

2.

Wawancara Siswa

Panduan wawancara ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang

mengacu pada jawaban masing-masing siswa dalam menyelesaikan tes

tertulis.

A.

Memahami isi soal yang diberikan.

a)

Data apa yang diketahui dari isi soal tersebut?

b)

Data apa yang ditanyakan dari soal tersebut?

B.

Mengubah kalimat verbal menjadi model matematika.

a)

Berdasarkan data-data yang diperoleh dapatkah kamu membuat

model matematikanya?

C.

Menggambar grafik fungsi penyelesaiannya dan menentukan daerah

himpunan penyelesaiannya.

a)

Bagaimana cara menentukan koordinat titik potong persamaan

garis terhadap sumbu-x dan sumbu-y?

b)

Bagaimana cara menentukan titik potong persamaan garis dengan

persamaan garis yang lain?

c)

Bagaimana kamu menggambar grafik fungsi penyelesaiannya?

d)

Bagaimana kamu menentukan daerah himpunan penyelesaian

dari pertidaksamaan yang diketahui?

(51)

e)

Bagaimana kamu menentukan daerah himpunan penyelesaiannya

dari sistem pertidaksamaan linear?

D.

Menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linear.

a)

Bagaimana kamu menentukan fungsi objektif atau fungsi

sasarannya?

b)

Bagaimana kamu menentukan titik-titik optimumnya?

c)

Bagaimana cara menentukan nilai optimum fungsi objektif atau

fungsi sasarannya?

E.

Menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linear dengan

menggunakan garis selidik.

a)

Bagaimana kamu menentukan fungsi objektif atau fungsi

sasarannya dan persamaan garis selidiknya?

b)

Bagaimana kamu menentukan titik-titik optimumnya?

c)

Bagaimana cara menentukan titik optimum menggunakan garis

selidik?

d)

Bagaimana kamu menafsirkan kembali hasil yang diperoleh ke

dalam persoalan?

3.

Wawancara Guru

Panduan wawancara ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang

mengacu pada kesulitan-kesulitan yang dialami siswa saat mengerjakan

masalah program linear.

(52)

A.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam memahami isi soal yaitu kesulitan

menentukan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan?

B.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam mengubah kalimat verbal ke dalam

model matematika?

C.

Dalam menentukan daerah himpunan penyelesaian untuk sistem

pertidaksamaan linear sering dijumpai siswa yang mengalami

kesulitan.

a.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menentukan koordinat titik potong

persamaan garis terhadap sumbu-x dan sumbu-y?

b.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menggambar garis pada bidang

Cartesius?

c.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menentukan daerah himpunan

penyelesaian pertidaksamaan?

d.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menentukan titik potong persamaan

garis dengan persamaan garis yang lain?

(53)

e.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menentukan daerah himpunan

penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear dua variabel?

f.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menentukan titik-titik optimum dari

daerah himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear?

D.

Dalam menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linear

sering dijumpai siswa yang mengalami kesulitan.

a.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menentukan fungsi objektif atau

fungsi sasarannya?

b.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menentukan titik optimum?

E.

Menentukan nilai optimum menggunakan garis selidik sering

dijumpai siswa yang mengalami kesulitan.

a.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menentukan persamaan garis selidik

dari fungsi objektif atau fungsi sasarannya?

b.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menentukan koordinat titik potong

garis selidik terhadap sumbu-x dan sumbu-y?

c.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menggambar garis selidik?

(54)

d.

Upaya-upaya apa yang anda lakukan jika menemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam menentukan salah satu titik optimum

dengan menggunakan garis selidik.

E.

TEKNIS ANALISIS DATA

1.

Soal tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan-kemampuan dan

kesalahan-kesalahan yang dimiliki siswa. Untuk mengetahui

kemampuan-kemampuan dan kesalahan-kesalahan yang dimiliki siswa

pada nomor 1 dan 3 diperoleh berdasarkan rubrik penilaian seperti pada

tabel 3.2 berikut:

No.

Kriteria Umum Penilaian

Jawaban

Siswa

Interval

skor

Skor

1. Menentukan apa yang diketahui, apa yang

ditanyakan dari isi soal.

0 sampai 4

2. Mengubah kalimat verbal menjadi model

matematika berupa sistem pertidaksamaan

linear.

0 sampai 4

3. Menentukan daerah himpunan penyelesaian

sistem pertidaksamaan linear.

a.

Menentukan titik potong persamaan garis

terhadap sb-x dan sb-y.

0 sampai 3

b.

Menentukan titik potong garis terhadap

garis yang lain.

0 sampai 1

c.

Mengambar grafik daerah himpunan

penyelesaian.

0 sampai 2

d.

Menentukan daerah himpunan

0

sampai

1

(55)

No.

Kriteria Umum Penilaian

Jawaban

Siswa

Interval

skor

Skor

penyelesaian dari pertidaksamaan

berdasarkan grafik.

e.

Menentukan titik optimum berdasarkan

grafik.

0 sampai 2

4. Menentukan nilai optimum dari sistem

pertidaksamaan linear.

a.

Menentukan fungsi objektifnya.

0 sampai 1

b.

Menentukan nilai optimumnya.

0 sampai 2

2.

Sedangkan untuk mengetahui kemampuan-kemampuan dan

kesalahan-kesalahan yang dimiliki siswa pada nomor 2 diperoleh berdasarkan

rubrik penilaian seperti pada tabel 3.3 berikut:

No.

Kriteria Umum Penilaian

Jawaban

Siswa

Interval

skor

Skor

1. Menentukan apa yang diketahui, apa yang

ditanyakan dari isi soal.

0 sampai 3

2. Mengubah kalimat verbal menjadi model

matematika berupa sistem pertidaksamaan

linear.

0 sampai 3

3. Menentukan daerah himpunan penyelesaian

sistem pertidaksamaan linear.

a.

Menentukan titik potong persamaan garis

terhadap sb-x dan sb-y.

0 sampai 3

b.

Menentukan titik potong garis terhadap

garis yang lain.

0 sampai 3

c.

Mengambar grafik daerah himpunan

penyelesaian.

0 sampai 2

(56)

No.

Kriteria Umum Penilaian

Jawaban

Siswa

Interval

skor

Skor

d.

Menentukan daerah himpunan

penyelesaian dari pertidaksamaan

berdasarkan grafik.

0 sampai 1

e.

Menentukan titik optimum berdasarkan

grafik.

0 sampai 2

4. Menentukan nilai optimum sistem

pertidaksamaan linear dengan menggunakan

garis selidik.

a.

Menentukan fungsi objektif dan garis

selidiknya.

0 sampai 1

b.

Menentukan nilai optimumnya.

0 sampai 2

Keterangan:

ƒ

Rubrik penilaian ini digunakan untuk tiap soal.

ƒ

Skor total tiap soal maksimal 20.

ƒ

Interval 0 sampai 1: 0 bila salah, 1 bila benar.

ƒ

Interval 0 sampai 2: 0 bila salah, 1 bila kurang benar, dan 2 bila

benar.

ƒ

Interval 0 sampai 3: 0 bila salah, 1 bila mengerjakan sebagian tetapi

salah atau masih ada kekurangan, 2 bila mengerjakan sebagian besar

benar tetapi masih ada kekurangan, 3 bila benar.

ƒ

Interval 0 sampai 4: 0 bila tidak mengerjakan, 1 bila mengerjakan

sebagian tetapi salah atau masih ada kekurangan, 2 bila mengerjakan

sebagian tetapi benar, 3 bila mengerjakan sebagian besar benar tetapi

masih terdapat sedikit kesalahan, dan 4 bila benar.

(57)

Dari rubrik penilaian ini akan diketahui skor tiap siswa yang

mengikuti tes. Skor yang diperoleh ini merupakan representasi dari

tingkat kemampuan yang dimiliki siswa. Dari siswa yang mengikuti tes

akan diambil 5 siswa yang memiliki skor yang paling rendah dengan

sorting

. Kemudian ke-5 siswa tersebut dianalisis kesulitannya dalam

menyelesaikan soal dengan wawancara.

2.

Wawancara Siswa.

Wawancara ini digunakan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan

yang dialami siswa dalam menyelesaikan masalah program linear

dengan menggunakan metode grafik. Data hasil wawancara ini dianalisis

secara deskriptif kualitatif yaitu membuat transkripsi dari seluruh proses

wawancara yang berupa jawaban lisan, jawaban tertulis siswa.

Kemudian mendeskrisikan data hasil wawancara sehingga menghasilkan

deskripsi tentang kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal program

linear dengan menggunakan metode grafik.

3.

Wawancara Guru.

Wawancara ini digunakan untuk mengetahui upaya-upaya yang

dilakukan guru untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal program linear dengan menggunakan metode grafik.

Data hasil wawancara ini dianalisis secara deskriptif kualitatif

yaitu membuat transkripsi dari seluruh proses wawancara yang berupa

jawaban lisan, jawaban tertulis guru. Kemudian mendeskripsikan data

hasil wawancara sehingga menghasilkan deskripsi tentang up

Gambar

grafik.
grafik.  Soal tes essay ini diambil dari buku Matematika 2B Untuk SMU
tabel 3.2 berikut:
grafik.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tahap awal ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien. Kunci keberhasilan

penitrasi berdasarkan data tabel Berikut data hasil titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 MA. Percobaan Volume HCl

Rosrdalr.[r]

para dosen yang ingin dihormati oleh mahasiswanya, jangan tinggalkan sholat malam. para pemimpin yang ingin dipatuhi oleh bawahannya, lakukan sholat malam

menjamin dalam kegiatan pemasaran kedelai terutama pada saat panen raya harga. kedelai sering turun/jatuh sehingga mengurangi kegairahan petani

: Untuk mengetahui jenis-jenis serat yang terdapat di dalam makanan, fisiologi serat di dalam saluran pencemaan, peranan serat dalam absorbsi makanan, dan akibat yang

auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalau suatu asersi. Akuntan Publik diwajibkan untuk selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya dengan

Pada penelitian ini penulis merasa perlu untuk meneliti kenapa bentonit sering digunakan sebagai perbaikan tahanan pentanahan, karena selama ini tidak ada penelitian