• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program "

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Christophorus Bagus Ratnanto Putro NIM : 082114044

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Christophorus Bagus Ratnanto Putro NIM : 082114044

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus

Bapak dan Ibu tercinta

Adikku tercinta

Kekasihku tercinta

Semua teman yang mendukung dan

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2010)

yang diuji pada tanggal 14 Juni 2013 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran penulis lain yang saya akui seolah olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Saya bersedia menarik skripsi yang saya ajukan ini, apabila saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta,14 Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

(7)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Christophorus Bagus Ratnanto Putro

NIM : 082114044

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Pengaruh Asimetri

Informasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba studi empiris pada

perusahaan manufaktur tahun 2008-2010. Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hal untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 18 Juni 2013 Yang menyatakan

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Adanya Praktik Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2010). Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana (S1)

pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan

arahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. My Savior Yesus Christ, yang karena kasih dan berkatNya saya bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Dr. Ir. P. Wiryono Priyatamtama, S.J selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Ibu Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing

skripsi. Terimakasih atas arahan, saran, kesabaran dan dukungan selama

(9)

viii

6. Bapak Drs. Edi Kustanto .M.M selaku dosen wali yang telah memberikan

pengarahan dan masukan selama kuliah.

7. Bapak Dr. FA. Joko Siswanto, Akt.,M.M.,QIA dan Bapak Drs. Yusef

Widya Karsana, M.si.,Akt.,QIA selaku dosen penguji yang telah banyak

memberi saya masukan.

8. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberi pelajaran dan arahan hingga

saya mampu menyelesaikan studi saya dengan baik.

9. Ibuku tersayang yang selalu memberi dukungan, arahan, cinta, kasih

sayang dan semangat hingga saya mampu menyelesaikan studi dengan

baik, I love you mom, this is for you……..

10.Bapak, dan adikku tercinta yang selalu mendukung dan memberikan

semangat sehinnga mampu menyelesaikan skripsi ini, trimakasih.

11.Brigitta Restu, untuk semua kasih sayang dan kesabaranmu

menghadapiku, sehingga aku bisa sampai di titik ini dan menyelesaikan

skripsi.

12.Keluarga besar akuntansi ’08 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Terimakasih untuk hari-hari yang penuh canda tawa dikampus tercinta

kita.

13.Sahabat-sahabatku dan teman-teman Ucup, Hiro, Untung, Jepri, Bayu,

Pipin, Yoga, Aung, Mujek, Niko, Monik, Jojo, Jati, dan yang tidak bisa

(10)

ix

14.Teman-teman seperjuangan Simbah, Fredi, Bambung, Jojo, Daniel,

Yunita, Doni, Lilik, dan teman-teman lain yang tidak bisa saya sebutkan

saru-persatu.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mohon maaf kepada

semua pihak atas kekurangan-kekurangan yang ada dalam skripsi ini. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat baik bagi pribadi penulis maupun seluruh

pembaca

Penulis

(11)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah……….. ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

(12)

xi

B. Asimetri Informasi ... 10

1. Adverse Selection ... 10

2. Moral Hazard ... 11

C. Ukuran Perusahaan ... 11

D. Manajemen Laba ... 12

1. Pengertian Manajemen Laba ... 12

2. Faktor-faktor Pendorong Manajemen Laba ... 13

3. Pola Manajemen Laba ... 15

E. Penelitian Terdahulu ... 16

F. Kerangka Pemikiran ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

C. Ruang Lingkup Penelitian ... 21

D. Sumber Data ... 21

E. Populasi dan Sampel ... 22

F. Pengukuran Variabel ... 22

1. Asimetri Informasi ... 23

2. Ukuran Perusahaan ... 24

3. Manajemen Laba ... 24

G. TeknikAnalisis Data ... 26

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 26

(13)

xii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Deskripsi Sampel Penelitian ... 37

B. Analisi Data ... 38

C. Analisis Regresi Data Panel ... 41

1. Metode Common Effect ... 41

2. Metode Fixed Effect ... 42

3. Uji Chow ... 43

4. Metode Random Effect ... 44

5. Uji Hausman ... 44

D. Hasil Uji Hipotesis ... 45

1. Uji Koefisien Determinasi (R-squared) ... 45

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 46

3. Uji Signifikansi Parametr Individual (Uji t) ... 47

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

1. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba ... 48

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. KeterbatasanPenelitian ... 51

C. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Jumlah Perusahaan Observasi ... 37

Tabel 4.2. Data Perusahaan Sampel ... 38

Tabel 4.3. Multikoliniearitas ... 39

Tabel 4.4. Autokorelasi ... 39

Tabel 4.5. Durbin Watson ... 40

Tabel 4.6. Heteroskedastisitas ... 41

Tabel 4.7. Common Effect ... 41

Tabel 4.8. Metode Fixed Effect ... 42

Tabel 4.9. Uji Chow ... 43

Tabel 4.10 Metode Random Effect ... 44

Tabel 4.11. Uji Hausman... 45

Tabel 4.12. Uji Koefisien Determinasi... 46

Tabel 4.13 Uji F Fixed Effect ... 46

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Perusahaan Sampel ... 55

Lampiran 2. Data Penelitian ... 52

Lampiran 3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 64

(16)

xv ABSTRAK

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010

Christophorus Bagus Ratnanto Putro NIM : 082114044

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

Tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh asimetri informasi, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010. Total sampel penelitian ini adalah 78 perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel, untuk menguji pengaruh asimetri informasi, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Data panel dipilih karena data pada penelitian ini merupakan data campuran cross-section dan time-series.

Hasil pengujian pada penelitian ini adalah asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba

(17)

xvi ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INFORMATION ASYMETRY AND THE FIRM SIZE ON EARNING MANAGEMENT

Empirical Study in Manufacture Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange 2008-2010

Christophorus Bagus Ratnanto Putro NIM : 082114044

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

The purpose of this study is to investigate the influence of information asymmetry and the firm size on earnings management in manufacture companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

The type of the research is an empirical study. The sample used in this study is manufacturing companies listed on Indonesia the Stock Exchange in 2008-2010. The samples of this research are 78 companies that are determined based on purposive sampling method. This research uses panel data regression method to examine the effect of information asymmetry, and firm size on earnings management. Panel data is used because the data in this study is a mixed of data cross-section and time-series.

The results of this research are that information asymmetry has positive effect towards earnings management and the firm size of the company has negative effect towards earnings management.

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan,

terutama bagi perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang sudah

go public. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian

informasi keuangan kepada pihak-pihak luar perusahaan yang

berkepentingan atau sering disebut sebagai stakeholders. Bagi investor dan

kreditor, yang termasuk dalam stakeholders, laporan keuangan

diharapkan dapat memberikan informasi yang kemudian dapat digunakan

sebagai acuan dalam pengambilan keputusan. Dalam penyusunan laporan

keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil (Tyasari, 2009).

Akuntansi berbasis akrual mempunyai suatu kelebihan, karena informasi

keuangan perusahaan dan pengukuran komponen dapat memberikan

indikasi lebih baik tentang kinerja ekonomi perusahaan. Namun, akuntansi

akrual juga memiliki kelemahan yaitu, penggunaan basis akrual dapat

memberi keleluasaan bagi manajemen dalam memilih metode selama tidak

menyimpang dari standar akuntansi keuangan yang berlaku. Manajemen

dalam hal ini berperan sebagai penyusun laporan keuangan. Laporan

keuangan yang disusun harus memberi informasi dan penjelasan yang

(19)

Namun, dalam prakteknya manajemen seringkali mengatur pelaporan

keuangan untuk kepentingan pribadi.

Dalam teori agensi diasumsikan bahwa semua individu bertindak atas

kepentingan mereka sendiri (Elqorni, 2012). Pemegang saham sebagai

principal hanya tertarik pada hasil keuangan yang bertambah atau nilai

saham mereka yang bertambah di dalam perusahaan, sedang para manajer

sebagai agen diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi

keuangan dari syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut.

Karena perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak berusaha

memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Apabila terdapat suatu kondisi

dimana pihak manajemen ternyata tidak berhasil mencapai target laba

yang ditentukan oleh principal, maka manajemen akan memanfaatkan

fleksibilitas yang diperbolehkan oleh standar akuntansi dalam menyusun

laporan keuangan untuk memodifikasi laba yang dilaporkan agar tetap

mendapatkan kompensasi keuangan hal ini dikarenakan adanya bonus

purpose motivation (Scott, 2000 dalam Tarigan 2011). Hal inilah yang

disebut sebagai manajemen laba.

Ada banyak variabel yang dapat mempengaruhi manajemen laba,

salah satunya adalah asimetri informasi. Asimetri informasi adalah

keadaan dimana seorang manajer sebagai agen lebih mengetahui prospek

ke depan sebuah perusahaan dibandingkan stakeholders. Hal ini bisa

terjadi karena manajer adalah bagian eksternal dari suatu perusahaan,

(20)

sebenarnya dibanding stakeholders. Sedangkan stakeholders hanya

mengandalkan laporan keuangan untuk mengetahui keadaan perusahaan.

Jika terdapat kondisi seperti ini, maka manajer akan cenderung mengatur

laporan keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kepentingan

pribadi (Muliati, 2011). Richardson (1998) dalam Muliati (2011)

berpendapat bahwa terdapat hubungan yang sistematis antara asimetri

informasi dengan manajemen laba. Adanya asimetri informasi akan

mendorong seorang manajer untuk mengatur laba sesuai dengan keinginan

sebagai usaha memaksimalkan kepentingan pribadi, karena laba dianggap

sebagai tolak ukur kinerja manajer.

Selain asimetri informasi, ada variabel lain yang dapat mempengaruhi

manajemen laba yaitu ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dilihat dari

seberapa besar aset yang dimilikinya. Perusahaan dengan ukuran yang

relatif besar akan dilihat kinerjanya oleh publik sehingga perusahaan

tersebut akan melaporkan kondisi keuangannya dengan lebih berhati-hati

dan lebih transparan. Oleh karena itu, perusahaan besar lebih sedikit dalam

melakukan praktik manajemen laba. Menurut Muliati (2011), ukuran

perusahaan berpengaruh negatif pada manajemen laba. Perusahaan besar

kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba

dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena,

perusahaan besar banyak mempunyai kepentingan dengan pihak luar

perusahaan sehingga perusahaan mendapat banyak sorotan dari pihak luar

(21)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Adanya Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2008- 2010”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah asimetri informasi berpengaruh positif terhadap praktik

manajemen laba?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap praktik

manajemen laba?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji dan memperoleh bukti secara empiris pengaruh

asimetri informasi pada praktik manajemen laba.

2. Untuk menguji dan memperoleh bukti secara empiris pengaruh ukuran

perusahaan pada praktik manajemen laba.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan

manfaat positif bagi:

1. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar

(22)

saham, terutama dalam menilai kualitas laba yang dilaporkan dalam

laporan keuangan.

2. Bagi pengelola pasar modal, hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai masukan dan pertimbangan mengenai sejauh mana asimetri

informasi dan ukuran perusahaan itu mempengaruhi manajemen laba

sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk mendorong

perusahaan agar menyajikan informasi lebih berkualitas bagi pihak

luar.

3. Bagi kreditor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit dan

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah kredit yang

diberikan dapat dibayar perusahaan pada saat jatuh tempo.

4. Bagi akademisi, hasil yang ditemukan dalam penelitian ini dapat

dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi peneliti dimasa yang akan

datang, yang tertarik membahas masalah yang diangkat dalam

penelitian ini.

5. Bagi penulis, Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan wawasan dalam bidang manajemen laba khususnya.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman dan untuk mencapai sasaran yang

diinginkan, maka pembahasan mengenai pengaruh asimetri informasi dan

(23)

manufaktur di BEI ini akan dibagi dalam lima bab dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah yang

diambil, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Menjelaskan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian

serta hasil penelitan terdahulu tentang manajemen laba, asimetri

informasi, dan ukuran perusahaan. Dalam bab ini juga

dikemukakan mengenai kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Menjelaskan bagaimana penelitian ini dilaksanakan secara

operasional. Dalam bab ini diuraikan mengenai variabel

penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang analisis dan pembahasan, yang

membahas hasil pengumpulan data, pengujian asumsi klasik,

pengujian hipotesis dan penjelasan dalam rangka menyusun

(24)

BAB V : PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang

telah dilakukan, dan keterbatasan penelitian serta saran bagi

(25)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Keagenan

Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (2005)

dalam Tarigan (2011) yaitu hubungan antara principal dan agen. Principal

mempekerjakan agen untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal,

termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari principal

kepada agen. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham,

pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief Executive

Officer) sebagai agen mereka. Pemegang saham mempekerjakan CEO

untuk bertindak sesuai dengan kepentingan principal. Namun pada

kenyataannya CEO mempunyai kepentingan pribadi dalam menjalankan

pekerjaan yang diberikan oleh principal. Adanya perbedaan kepentingan

antara manajemen dan pemilik tersebut dapat mempengaruhi kebijakan

yang diputuskan manajemen.

Eisenhardt (1989) dalam Ujiyanto dan Bambang (2007) menyatakan

bahwa teori keagenan menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1)

manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest), (2)

manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang

(bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk

averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai

manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan

(26)

Agen akan memiliki motivasi untuk memaksimalkan pemenuhan

kebutuhan ekonominya, antara lain dalam hal memperoleh investasi,

pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Konflik kepentingan semakin

meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas CEO

sehari-hari untuk memastikan bahwa CEO bekerja sesuai dengan

keinginan pemegang saham. Nasution dan Doddy (2007) dalam Tarigan

(2011) menyebutkan bahwa principal tidak memiliki informasi yang

cukup tentang kinerja agent. Agent mempunyai lebih banyak informasi

mengenai perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan

adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan

agent (Nasution dan Doddy, 2007 dalam Tarigan, 2011).

Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri

informasi. Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk

memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan

adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan

beberapa informasi yang tidak diketahui principal (Tarigan, 2011).

Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal

dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak

sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan

dengan pengukuran kinerja agent. Hal ini memacu agent untuk

memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai

(27)

B. Asimetri Informasi

Laporan keuangan dibuat dengan tujuan menyajikan informasi bagi

pihak internal maupun pihak eksternal. Pengguna internal dari laporan

keuangan adalah manajer, karyawan, serikat buruh, dll. Sedangkan

pengguna eksternal dari laporan keuangan adalah investor, kreditor,

pemerintah, masyarakat, dll. Pihak-pihak yang sebenarnya paling

berkepentingan adalah pihak eksternal. Pihak- pihak internal dalam suatu

perusahan lebih mengetahui apa saja yang terjadi di perusahaan dibanding

pihak eksternal yang tidak berada langsung di perusahaan tersebut,

sehinnga tingkat ketergantungan terhadap laporan keuangan sangat tinggi.

Salah satu kendala yang akan muncul antara agent dan principal

adalah adanya asimetri informasi (information asymmetry). Asimetri

informasi adalah suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi

atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan.

Kondisi seperti ini yang dimanfaatkan oleh agent dengan menggunakan

informasi yang diketahuinya untuk mengatur pelaporan keuangan sebagai

usaha untuk memaksimalkan kepentingan pribadi. (Muliati, 2011).

Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Tarigan (2011) ada dua tipe

asimetri informasi: adverse selection dan moral hazard.

1. Adverse Selection

Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dimana satu

pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu

(28)

lebih atas pihak- pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa

orang seperti manajer perusahaan dan para pihak-pihak dalam

manajemen perusahaan lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke

depan suatu perusahaan dari pada investor luar.

2. Moral Hazard

Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dimana suatu pihak

atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu

transaksi usaha atau suatu transaksi usaha potensial dapat mengamati

tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi

mereka sedangkan pihak-pihak lainya tidak. Moral hazard dapat

terjadi karena adanya pemisahan pemilikan dengan pengendalian

yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan besar.

C. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan

besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain, log total

aktiva (Marihot dan Doddy, 2007dalam Tarigan, 2011), perusahaan besar

biasanya akan memiliki peran besar pula dalam segala aspek, sehingga

berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap

kepentingan publik dari pada perusahaan yang lebih kecil. Dampak besar

kepada publik menjadikan perusahaan besar banyak mendapat sorotan dari

berbagai pihak. Banyaknya sorotan kepada perusahaan besar membuat

(29)

D. Manajemen Laba

1. Pengertian manajemen laba

Menurut Schipper (1989) dalam Ningsaptiti (2010) manajemen

laba adalah intervensi manajemen terhadap kebijakan-kebijakan

akuntansi, yang diperkenalkan dalam proses pelaporan keuangan

eksternal untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu, sehingga dapat

mengurangi kredibilitas laporan keuangan.

Dalam kaitannya dengan teori keagenan, manajer yang memiliki

asimetri terhadap pihak eksternal mempunyai kesempatan untuk

mengatur laba atau sering disebut manajemen laba. Manajemen laba

merupakan masalah keagenan yang seringkali dipicu oleh adanya

pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara pemegang saham

dengan manajemen persahaan. Manajemen akan melakukan

manajemen laba agar laba nampak seperti yang diinginkan.

Scott (2000) dalam Tarigan (2011) membagi cara pemahaman

atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai

perilaku oportunistik manajer untuk memaksimalkan utilitasnya

dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political

cost (opportunistic earning management). Kedua, dengan

memandang manajemen laba dari persepektif efficient contracting

(efficient earning management), dimana manajemen laba memberi

manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan

(30)

untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan

demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham

perusahaannya melalui manajemen laba.

Untuk mendeteksi ada tidaknya manajamen laba, maka

pengukuran atas akrual adalah hal yang sangat penting untuk

diperhatikan. Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang

berasal dari aktivitas operasi. Total akrual dapat dibedakan menjadi

dua bagian, yaitu:

a. Bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses

penyusunan laporan keuangan, disebut normal accruals atau

non discretionary accruals, dan

b. Bagian akrual yang merupakan manipulasi data akuntansi

yang disebut dengan abnormal accruals atau discretionary

accruals (Utami, 2005).

2. Faktor-faktor pendorong manajemen laba

Scott (2000) dalam Tarigan (2011) mengemukakan motivasi

adanya manajemen laba sebagai berikut:

a. Bonus Purposes

Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan

akan bertindak secara oportunistik untuk melakukan

(31)

b. Political Motivations

Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang

dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung

mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan

publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan

yang lebih ketat.

c. Taxation Motivations

Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen

laba yang paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan

untuk penghematan pajak pendapatan.

d. Pergantian CEO

CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung

meningkatkan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka.

Dan jika kinerja perusahaan buruk, mereka akan

memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.

e. Initial Public Offering (IPO)

Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar,

dan menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public

melakukan manajemen laba dalam prospektus mereka dengan

harapan dapat menaikkan harga saham.

f. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor

Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan

(32)

investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam

kinerja baik.

3. Pola manajemen laba

Pola manajemen laba menurut Scott (2000) dalam Tarigan (2011)

dapat dilakukan dengan cara:

a. Taking a Bath

Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan

CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar.

Tindakan ini diharapkan akan meningkatkan laba di masa

datang.

b. Income Minimization

Dilakukan pada saat perusahaan mengalami profitabilitas

tinggi sehingga jika laba pada saat periode mendatang

diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil

laba dari periode sebelumnya.

c. Income Maximization

Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income

maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang

tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan

oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian

(33)

d. Income Smoothing

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang

dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang

terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai

laba yang relatif stabil.

E. Penelitian Terdahulu

Muliati (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh asimetri

informasi dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba dengan sampel

56 perusahaan perbankan pada periode 2007-2008 dengan hasil asimetri

informasi berpengaruh positif signifikan pada manajemen laba. Hal ini

berarti, semakin besar asimetri informasi maka akan semakin tinggi

peluang manajemen untuk melakukan manajemen laba. Asimetri terjadi

pada saat manajemen (agent) lebih mengetahui informasi perusahaan

dibandingkan pemegang saham (principal). Manajer wajib memberikan

informasi tentang kondisi perusahaan kepada pemegang saham. Informasi

yang diberikan dapat berupa laporan keuangan. Akan tetapi informasi

yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan

sebenarnya. Asimetri yang terjadi antara manajer dengan pemegang saham

memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen

laba demi keuntungan pribadi, dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif

signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini berarti, semakin besar ukuran

perusahaan maka semakin kecil peluang manajemen untuk melakukan

(34)

melakukan manajemen laba dibandingkan dengan perusahaan kecil dan

perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak

luar.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ningsaptiti (2010) yang meneliti

mengenai pengaruh ukuran perusahaan dan mekanisme corporate

governace terhadap manajemen laba dengan sampel 146 perusahaan

manufaktur pada periode 2006-2008 dengan hasil ukuran perusahaan

berpengaruh negatif signifikan pada manajemen laba. Hal ini berarti

perusahaan besar cenderung lebih kecil melakukan tindakan manajemen

laba dibandingkan perusahaan kecil, karena perusahaan besar akan

mendapatan perhatian besar dari stakeholders.

Penelitian lain dilakukan oleh Handayani dan Rachadi (2009) tentang

pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Sampel pada

penelitian ini berjumlah 380 perusahaan manufaktur pada periode

2003-2006 dengan hasil ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif

terhadap manajemen laba. Hal ini berarti perusahaan sedang dan besar,

tidak terbukti lebih agresif dalam melakukan manajemen laba, karena

semakin besar perusahaan akan cenderung menurunkan praktik

manajemen laba, karena perusahaan besar secara politis perusahaan besar

(35)

F. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam landasan teori,

maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui

suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. Hubungan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis a. Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba

Schift dan Lewin (1970) dalam Tarigan (2011), menyatakan

bahwa agent (manajer) berada pada posisi yang mempunyai lebih

banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan

perusahaan secara keseluruhan dibandingkan dengan principal

(pemilik). Dengan anggapan bahwa individu-individu bertindak

untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan

asimetri informasi yang dimilikinya akan mendorong agent untuk

menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui

principal. Sehingga dalam kondisi semacam ini principal

seringkali pada posisi yang tidak diuntungkan. Asimetri Informasi

Ukuran Perusahaan

(36)

Asimetri informasi dianggap sebagai salah satu penyebab

terjadinya praktik manajemen laba. Richardson (1998) dalam

Tyasari (2009) meneliti hubungan asimetri informasi dan

manajemen laba pada semua perusahaan yang terdaftar di NYSE

periode 1988-1992 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

sistematis antara asimetri informasi dan tingkat manajemen laba.

Dari penelitian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Asimetri informasi berpengaruh positif pada praktik

manajemen laba

b. Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba

Selain asimetri informasi ada pula ukuran perusahaan yang

dianggap dapat mempenggaruhi manajemen laba. Ukuran

perusahaan dilihat dari seberapa besar aset yang dimilikinya.

Perusahaan dengan ukuran yang relatif besar akan dilihat

kinerjanya oleh publik sehingga perusahaan tersebut akan

melaporkan kondisi keuangannya dengan lebih berhati-hati, lebih

menunjukkan keinformatifan informasi yang terkandung di

dalamnya, dan lebih transparan. Oleh karena itu, perusahaan besar

lebih sedikit dalam melakukan praktik manajemen laba. Sedangkan

perusahaan yang mempunyai ukuran yang lebih kecil mempunyai

kecenderungan untuk melakukan manajemen laba dengan

melaporkan laba yang lebih besar untuk menunjukkan kinerja

(37)

ada hubungan yang negatif antara ukuran perusahaan dengan

manajemen laba.

Dari penelitian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada praktik

(38)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan dimensi waktu time series dengan banyak

perusahaan atau cross section, sehingga pengujian hipotesis menggunakan

pool data. Jenis perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010. Variabel yang diteliti dalam

penelitian ini adalah asimetri informasi (dengan proksi bid-ask spread),

ukuran perusahaan (dengan proksi total aktiva), manajemen laba (dengan

proksi rasio akrual modal kerja dengan penjualan dengan model spesifik

akrual).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pojok bursa di beberapa universitas di

Yogyakarta, untuk pengambilan data perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas hanya pada pengujian pengaruh

asimetri informasi dan ukuran perusahaan pada manajemen laba pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2008 sampai

tahun 2010.

D. Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

(39)

sumbernya langsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini dieproleh

dari: http//www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

E. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang telah go public

yang ada di Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan

yang bergerak pada bidang manufaktur. Perusahaan manufaktur dipilih

karena perusahaan manufaktur memiliki kontribusi relatif besar terhadap

perekonomian dan memiliki tingkat kompetisi yang kuat. Pengambilan

sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan kriteria

sebagai berikut:

1. Perusahaan yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang sudah

go public dan terdaftar di BEI selama periode 2008-2010, dan yang

masih melakukan kegiatan operasinya sampai Desember 2010.

2. Data laporan keuangan perusahaan tersedia berturut- turut untuk tahun

pelaporan 2008- 2010.

3. Perusahaan sampel telah mempublikasi laporan keuangan auditan

dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember.

4. Data harga saham tersedia selama periode 2008-2010.

F. Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari asimetri informasi, ukuran

perusahaan sebagai variabel independen dan manajemen laba sebagai

(40)

1. Asimetri informasi

Menurut Subali dan Diana Zuhroh (2002) dalam Tarigan (2011)

Bid-ask Spread adalah selisih antara harga beli tertinggi (bid) yang

menyebabkan investor bersedia untuk membeli saham tertentu dengan

harga jual (ask) terendah yang menyebabkan investor bersedia untuk

menjual sahamnya.

Penggunaan bid-ask spread sebagai proksi dari asimetri informasi

menurut Komalasari (2001) dalam Tarigan (2011) dikarenakan dalam

mekanisme pasar modal, pelaku pasar modal juga menghadapi

masalah keagenan. Partisipan pasar saling berinteraksi di pasar modal

guna mewujudkan tujuannya yaitu membeli atau menjual sekuritasnya,

sehingga aktivitas yang mereka lakukan dipengaruhi oleh informasi

yang diterima baik secara langsung (laporan publik) maupun tidak

langsung (insider trading). Dealers atau market-makers memiliki daya

pikir terbatas terhadap persepsi masa depan dan menghadapi potensi

kerugian ketika berhadapan dengan informed traders. Hal inilah yang

menimbulkan adverse selection yang mendorong dealers untuk

menutupi kerugian dari pedagang terinformasi dengan meningkatkan

spread-nya terhadap pedagang likuid. Jadi dapat dikatakan bahwa

asimetri informasi yang terjadi antara dealer dan pedagang

terinformasi tercermin pada spread yang ditentukannya (Komalasari,

(41)

Penelitian ini mengukur asimetri informasi dengan menggunakan

relative bid-ask spread (Rahmawati, dkk. 2006 dalam Tarigan 2011)

yang dioperasikan sebagai berikut:

SPREAD i,t = (aski,t– bidi,t)/{(aski,t + bidi,t)/2} x 10

Keterangan :

Aski,t = Harga ask tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t

Bidi,t = Harga bid terendah saham perusahaan i yang terjadi pada hari t

2. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan proksi

total aktiva akhir tahun atau log total aktiva (Marihot dan Doddy,

2007 dalam Muliyati 2011).

Size = Log Total Asset

3. Manajemen laba

Berdasarkan pada kajian McNichols (2000) serta Dechow dan

Skinner (2000) dalam Utami (2005) maka proksi manajemen laba

yang digunakan adalah model spesifik akrual yaitu akrual modal

kerja. Penggunaan akrual modal kerja lebih tepat sebagaimana yang

telah dikaji oleh Peasnell et al. (2000) dalam Utami (2005). Akrual

diskresioner tidak diestimasi berdasarkan kesalahan residual karena

teknik tersebut dianggap relatif rumit, oleh karena itu digunakan

proksi rasio akrual modal kerja dengan penjualan. Alasan pemakaian

penjualan sebagai deflator akrual modal kerja adalah karena

(42)

yang diungkapkan oleh Nelson et al. (2000) dalam Utami (2005).

Penggunaan penjualan sebagai deflator juga dilakukan oleh Friedlan

(1994) yang memodifikasi model DeAngelo (1986) menjadi rasio

antara perubahan total akrual dengan penjualan.

Dalam penelitian ini manajemen laba diukur dengan

menggunakan proksi berdasarkan rasio akrual modal kerja dengan

penjualan dengan model spesifik akrual seperti dalam rumus berikut

(Utami, 2005) :

Akrual Modal Kerja (t)

Manajemen Laba (ML) = ——————————

Penjualan Periode (t)

Akrual Modal Kerja = ΔAL –ΔHL –Δkas

Keterangan:

ΔAL = Perubahan aktiva lancar pada periode t

ΔHL = Perubahan hutang lancar pada periode t

ΔKas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t

Data akrual modal kerja dapat diperoleh langsung dari laporan

arus kas aktivitas operasi, sehingga investor dapat langsung

(43)

G. Teknik Analisis Data 1. Pengujian asumsi klasik

a. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini diperlukan untuk menguji model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadinya korelasi diantara

variabel bebas atau tidak terjadinya multikolonearitas. Salah

satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya masalah

multikolinearitas adalah dengan melihat VIF bila nilai VIF

kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0.10, maka tidak

terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula sebaliknya.

b. Uji autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara

anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun

dalam rangkaian waktu (terjadi pada data time series) atau

yang tersusun dalam rangkaian ruang (pada data cross

sectional). Asumsi ini mengandung makna bahwa nilai faktor

gangguan yang berurutan tidak tergantung secara temporer,

artinya gangguan yang terjadi pada satu titik pengamatan tidak

berhubungan dengan faktor-faktor gangguan lainnya. Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi

(44)

autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin- Watson, apabila Du

< Dhit < (4 – Du) maka tidak terjadi autokorelasi.

c. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau

bebas dari heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam

penelitian menggunakan uji Glejser. Metoda ini dilakukan

dengan meregresi nilai absolut residual (Abs) terhadap variabel

bebas. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka model regresi

tidak mengandung heteroskedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

a. Analisis data panel

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data

panel (pool data). Data panel merupakan gabungan antara data

cross-section (silang) dan data time series (deret/urut waktu).

Regresi yang menggunakan data panel disebut regresi data

panel. Beberapa keuntungan regresi menggunakan data panel

(45)

1) Dengan menggabungkan data time-series dan

cross-section, panel menyediakan data yang lebih banyak dan

informasi yang lebih lengkap serta bervariasi. Dengan

demikian akan dihasilkan degress of freedom (derajat

bebas) yang lebih besar dan mampu meningkatkan presisi

dari estimasi yang dilakukan.

2) Data panel mampu mengakomodasi tingkat heterogenitas

individu-individu yang tidak diobservasi namun dapat

mempengaruhi hasil dari pemodelan (individu

heterogeneity). Hal ini tidak dapat dilakukan studi

time-series maupun cross-section sehingga dapat menyebabkan

hasil yang diperoleh melalui studi ini menjadi bias.

3) Data panel dapat digunakan untuk mempelajari

kedinamisan data. Artinya dapat digunakan untuk

memperoleh informasi bagaimana kondisi

individu-individu pada waktu tertentu dibandingkan pada kondisi

pada saktu yang lain.

4) Data panel dapat mengidentifikasi dan mengatur efek yang

tidak dapat ditangkap oleh data cross-section murni

maupun data time-series murni.

5) Data panel memungkinkan untuk membangun dan

menguji model yang bersifat lebih rumit dibandingkan

(46)

6) Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh

agregasi individu karena unit observasi terlalu banyak.

b. Rancangan analisis data panel

Dalam regresi data panel ada beberapa teknik estimasi

regresi untuk mendapatkan model mana yang paling tepat

dipakai. Terdapat tiga teknik estimasi dalam data panel, yaitu

dengan model common effect, model fixed effect dan model

random effect. Teknik model fixed effect adalah teknik

mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel

dummy untuk menangkap adanya intersep atau dengan kata

lain variabel dummy digunakan untuk membedakan antar

individu atau perusahaan yang sama dalam satu tahun. Teknik

random effect adalah teknik untuk mengatasi ketidakpastian

dari model yang digunakan oleh fixed effect.

Berikut ini merupakan langkah–langkah dalam

menentukan model metode data penel yang tepat untuk

digunakan dalam data panel menurut Winarno (2009) adalah

sebagai berikut:

1) Estimasi dengan Common Effect.

Estimasi ini mengkombinasikan antara data time-series

dengan cross-section. Pendekatan ini tidak memperhatikan

dimensi individu dan waktu. Persamaan untuk pendekatan

(47)

Y= α + β1 X1it + β2 X2itit

Y = Manajemen laba

α=Konstanta

X1= Asimetri informasi

X2= Ukuran Perusahaan

ε=eror

i= perusahaan 1….78 t=tahun 1…3

2) Estimasi dengan Fixed Efect.

Metode ini mengasumsikan bahwa individu atau

perusahaan memiliki intersep yang berbeda, tetapi

memiliki slop regresi yang sama. Untuk membedakan

antara individu atau perusahaan dengan perusahaan lainya

digunakan variabel dummy. Persamaan model ini menjadi:

Y= α0i + β1X1it +β2X2it +β3d1+β4d2………βd78 + εit

Y = Manajemen laba

α0i =Konstanta

X1= Asimetri informasi

X2= Ukuran Perusahaan

d = dummy

ε=eror

(48)

t=tahun 1…3

3) Uji Chow-test (Pool vs Fixed effect).

Uji Statistik F digunakan untuk memilih antara metode

common effect tanpa variabel dummy atau fixed effect.

Setelah kita melakukan regresi dua model yaitu model

dengan asumsi bahwa slope dan intersep sama dan model

dengan asumsi bahwa slope sama tetapi beda intersep,

pertanyaan yang muncul adalah model mana yang lebih

baik? Apakah penambahan dummy menyebabkan residual

sum of squares menjadi menurun atau tidak? Keputusan

apakah kita sebaiknya menambah variabel dummy untuk

mengetahui bahwa intersep berbeda antar perusahaan

dengan metode fixed effect dapat diuji dengan uji F

statistik. Uji F Statistik disini merupakan uji perbedaan

dua regresi sebagaimana uji Chow (Endri 2010). Sekarang

uji F kita gunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi

data panel dengan fixedeffect lebih baik dari model regresi

data panel tanpa variabel dummy. Dalam hal ini kita

melihat dan membandingkan antara nilai signifikansi dari

Ftest dengan level of significant (0,05). Jika nilai

signifikan ≤ dari level of significant (0,05) maka Ho

ditolak, jika nilai signifikansi > dari level of significant

(49)

a) Jika Ho diterima, maka model Pool (common). (selesai

sampai disini)

b) Jika Ho ditolak, maka model fixed effect. (teruskan

langkah 4)

4) Estimasi dengan Random Effect.

Metode ini tidak menggunakan dummy seperti halnya pada

metode fixed effect, akan tetapi menggunakan residual

yang diduga memiliki hubungan antar waktu antar

individu/perusahaan. Metode random effect

mengasumsikan bahwa setiap variabel mempunyai

perbedaan intersep, tetapi intersep itu bersifat random.

Berikut ini adalah persamaan untuk random effect:

Y= α + β1X1it +β2X2it + v it

Y = Manajemen laba

α=Konstanta

X1= Asimetri informasi

X2= Ukuran Perusahaan

i= perusahaan 1….78 t=tahun 1…3

v = eit + µit

Dalam metode random effect, residual vit terdiri atas dua

komponen, yaitu (1) residual eit yang merupakan residual

(50)

(2) residual setiap individu atau perusahaan diwakili oleh

µit (Yamin, dkk 2010).

5) Uji Hausman (Random Vs Fixed).

Uji ini digunakan untuk memilih antara fixed effect dengan

random effect. Jika tingkat signifikansi ≤ dari level of

significant (0,05) maka Ho ditolak. Jika tingkat

signifikansi > dari level of significant ( 0,05) maka Ho

diterima.

a) Jika Ho diterima, maka model random efek (selesai

sampai disini)

b) Jika Ho ditolak, maka model fixed efek (lanjutkan

langkah 6)

6) Uji LM test: adanya Heterosedastik antar kelompok

individu (crossection).

Ho: Homoskedastik

H1: Heteroskedastik

a) Jika Ho diterima, maka model Homoskedastik (selesai)

b) Jika Ho ditolak, maka model Heteroskedastik. Solusi:

dengan Crossection Weight (dan lanjutkan langkah 7)

7) Uji LR test: adanya Heteroskedastik dan Otokorelasi antar

(51)

b. Uji signifikansi simultan (Uji stastistik F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah

asimetri informasi dan ukuran perusahaan mempunyai

pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap manajemen

laba (Gozali, 2005). Apabila nilai probabilitas nilai signifikansi

level of significant (0.05), maka asimetri informasi dan

ukuran perusahaan secara bersama-sama mempengaruhi

manajemen laba atau sekurang-kurangnya satu variabel

independen yaitu asimetri informasi atau ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

c. Uji signifikansi parameter individual (Uji stastistik t) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh satu variabel asimetri informasi dan ukuran

perusahaan secara individual dalam menjelaskan variasi

variabel manajemen laba (Gozali, 2005).

H1 : β1 ≤ 0, yang berarti bahwa variabel asimetri informasi

tidak memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba.

HA1 : β1 > 0, yang berarti bahwa variabel asimetri informasi

memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba.

H2 : β2 ≥ 0, yang berarti bahwa variabel ukuran perusahaan

tidak memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba.

HA2 : β2 < 0, yang berarti bahwa variabel ukuran perusahaan

(52)

Uji pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba secara parsial (Uji t):

1) Hasil pengujian untuk menjawab pengaruh asimetri informasi

terhadap manajemen laba :

a) Jika nilai probabilitas signifikansi dari asimetri informasi

level of significant (0.05), maka H0 ditolak, yang berarti

asimetri informasi memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap manajemen laba.

b) Jika nilai probabilitas signifikansi dari asimetri informasi

> level of significant (0.05), maka H0 diterima, yang

berarti asimetri informasi tidak memiliki pengaruh positif

terhadap manajemen laba.

2) Hasil pengujian untuk menjawab pengaruh ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba :

a) Jika nilai probabilitas signifikansi dari ukuran perusahaan

level of significant (0.05), maka H0 ditolak, yang berarti

ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap

manajemen laba.

b) Jika nilai probabilitas signifikansi dari ukuran perusahaan

> level of significant (0.05), maka H0 diterima, yang

berarti ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh negatif

(53)

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2008 sampai 2010

yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan pada BAB III diperoleh jumlah sampel

sebanyak 78 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada periode 2008-2010 dengan data observasi sebanyak 234. Ringkasan

prosedur pemilihan dapat dilihat pada tabel jumlah perusahaan obsevasi

berikut

Tabel 4.1 Jumlah perusahaan observasi

KETERANGAN JUMLAH PERUSAHAAN

Populasi perusahaan manufaktur

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut pada tahun 2008 sampai 2010

Perusahaan yang tidak menyediakan laporan keuangan auditan.

Perusahaan yang tidak menyediakan laporan harga saham pada tahun 2008 sampai 2010 secara berturut-turut

134

(26)

(9)

(21)

Perusahaan yang terpilih menjadi sampel

78

Jumlah Observasi Periode 2008-2010

(54)

Rincian perusahaan manufaktur yang menjadi sampel berdasarkan

sektor usahanya sebagai berikut

Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Sampel

JENIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR JUMLAH

Food and Beverage 11

Chemical and allied 6

Adhesive 2

Uji multikolinearitas ini diperlukan untuk menguji model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Salah

satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya masalah

multikolinearitas adalah dengan melihat VIF bila nilai VIF

kurang dari 10 dan nilai tolerance diatas 0.10, maka tidak

(55)

Berikut ini adalah hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF

pada tabel hasil uji multikolinearitas.

Tabel 4.3 Multikoliniearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

asimetri informasi .991 1.010

ukuran perusahaan .991 1.010

a. Dependent Variable: Manajemen laba

Dari hasil output pada tabel 4.3 uji multikolinearitas dapat

diketahui bahwa nilai tolerance dari variabel asimetri

informasi lebih dari 0,10 yaitu 0.991 dan untuk variable

ukuran perusahaan adalah 0.991. Nilai VIF dari setiap variabel

asimetri informasi tidak lebih dari 10 yaitu 1.010 dan untuk

variabel ukuran perusahaan adalah 1.010. Oleh karena itu

dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoloniaritas antar

variabel independen dalam model regresi.

2. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi linier ada korelasi antar anggota sampel.

Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel autokorelasi

berikut:

Tabel 4.4 Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Durbin-Watson

1 .354a .126 2.026

(56)

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada data,

maka digunakan uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Tabel Durbin Watson

Keterangan

Nilai Durbin-Watson Keterangan < 1,10 ada autokorelasi

1,10 – 1,54 tidak ada kesimpulan

1,55 – 2,46 tidak ada autokorelasi

2,46 – 2,90 tidak ada kesimpulan

> 2,91 ada autokorelasi

Berdasarkan uji autokorelasi dengan Durbin Watson

menunjukkan angka 2.026 dan menurut ketentuan di atas

tampak bahwa nilai Durbin Watson hitung 2.026 terletak di

daerah tidak ada autokorelasi sehingga dapat dikatakan bahwa

model tersebut terbebas dari autokorelasi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan yang lain dalam model regresi (Ghozali,

2006). Berikut data heteroskedastisitas pada tabel uji

(57)

Tabel 4.6 Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error

1(Constant) .939 .882 1.064 .288

asimetri informasi .005 .013 .391 .696

ukuran perusahaan -.024 .071 -.339 .735

1. Dependent Variable: abs_residu

Dari hasil pada tabel 4.6 uji heteroskedastisitas dengan

menggunakan uji Glejser terdapat nilai probabilitas

signifikansi pada koefisien variabel asimetri informasi sebesar

0,696 > 0,05 yang artinya tidak terdapat heteroskedastisitas,

dan untuk koefisien variabel ukuran perusahaan nilai

probabilitas signifikasinya sebesar 0,735 > 0,05 yang berarti

tidak terdapat heteroskedastisitas. Dengan hasil tersebut dapat

disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas pada peelitian ini.

C. Analisis Regresi Data Panel 1. Metode common effect

Menguji atau melakukan regresi dengan metode common effect.

Berikut hasil pengujian dengan pendekatan common effect.

Tabel 4.7 Common Effect

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.641443 0.179483 3.573844 0.0004

ASIMETRI_INFORMASI? 0.011917 0.002492 4.781873 0.0000

(58)

R-squared 0.194351 Mean dependent var -0.002949

Adjusted R-squared 0.187376 S.D. dependent var 0.156951

S.E. of regression 0.141485 Akaike info criterion -1.060510

Sum squared resid 4.624154 Schwarz criterion -1.016211

Log likelihood 127.0796 F-statistic 27.86274

Durbin-Watson stat 1.910449 Prob(F-statistic) 0.000000

Dari hasil tersebut dapat dibuat persamaan untuk metode common

effect sebagai berikut

ML= 0,641443+0,011917 AI-0,060142 UP

2. Metode fixed effect

Langkah berikutnya adalah menguji atau meregresi dengan

metode fixed effect. Berikut ini adalah hasil pengujian dengan metode

fixed effect:

Tabel 4.8 Fixed Effect

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.031591 0.294467 6.899212 0.0000

ASIMETRI_INFORMASI? 0.012491 0.002949 4.235403 0.0000

UKURAN_PERUSAHAAN? -0.174935 0.023485 -7.448852 0.0000

Fixed Effects (Cross)

_CEKA—C 0.023082

_CEKA—C 0.023082

_CEKA—C 0.023082

_DLTA—C 0.003103

_DLTA—C 0.003103

_DLTA—C 0.003103

(59)

ML_CEKA = 0,0230816273+2,031591139+0,01249103254 AI

-0,1749351437 UP

ML_DLTA = 0,003102780832+2,031591139+0,01249103254

AI-0,1749351437 UP

ML_FAST = -0,0664635564+2,031591139+0,01249013254

AI-0,1749351437 UP

3. Uji Chow

Setelah melakukan regresi dengan kedua pendekatan (common

effect dan fixed effect) kita harus melakukan uji Chow untuk

mengetahui metode mana yang paling tepat. Berikut ini adalah hasil

uji Chow:

Tabel 4.9 Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1.486742 (77,154) 0.0194

Cross-section Chi-square 130.061997 77 0.0002

Dari hasil uji Chow dapat dilihat pada kolom cross-section F test

terdapat angka probabilitas signifikansi sebesar 0.0194 yang artinya

lebih kecil dari level of significant sebesar 0.05, atau dengan kata lain

Ho ditolak atau menggunakan pendekatan fixed effect sehingga

(60)

4. Metode Random Effect

Langkah berikutnya adalah menguji atau meregresi dengan

metode random effect. berikut ini adalah hasil pengujian dengan

metode random effect:

Tabel 4.10 Random Effect

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.641443 0.166484 3.852874 0.0002

ASIMETRI_INFORMASI? 0.011917 0.002312 5.155221 0.0000

UKURAN_PERUSAHAAN? -0.060142 0.013249 -4.539242 0.0000

Random Effects (Cross)

_CEKA—C 0.000000

_CEKA—C 0.000000

_CEKA—C 0.000000

_DLTA—C 0.000000

_DLTA—C 0.000000

_DLTA—C 0.000000

dari hasil metode random effect didapatkan persamaan sebagai

berikut:

ML_CEKA = 0+0,6414434282+0,01191715715 AI-0,06014209466 UP

5. Uji Hausman

Setelah melakukan regresi dengan random effect kita harus

melakukan uji Hausman untuk mengetahui metode mana yang paling

tepat antara fixed effect dengan random effect. Berikut ini adalah hasil

(61)

Tabel 4.11 Uji Hausman

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 52.213085 2 0.0782

Dari hasil uji Hausman dapat dilihat pada kolom cross-section

random test dengan angka signifikansi sebesar 0.0782 yang artinya

lebih besar dari level of significant sebesar 0.05, atau dengan kata lain

Ho diterima atau menggunakan pendekatan fixed effect, sehingga

analisis selesai ditahap ini. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil

tersebut adalah penggunaan pendekatan fixed effect yang untuk

menghitung persamaan dalam penelitian ini.

D. Hasil Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi (R-squared)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

independen terhadap variabel dependen. Hasil dari koefisien

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah perusahaan observasi
Tabel 4.2  Daftar Perusahaan Sampel
Tabel 4.3 Multikoliniearitas
Tabel 4.5 Tabel Durbin Watson
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dapatan kajian sebanyak 51.8% responden bersetuju bahawa Sebagai anggota tentera mereka merasa bangga apabila dapat melakukan semua aktiviti sosial yang dilarang

Berdasarkan hasil kuisioner dari 8 mahasiswa program studi Sastra Tionghoa yang diwawancara, semua mengatakan bahwa drama televisi Taiwan memberikan dampak terhadap

[r]

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan pada pengujian pengaruh variabel gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, kualitas sumber daya,

1. Didapatkan hasil perhitungan dari perencanaan sistem hidrolik adalah dengan daya motor sebesar 0,56 kW, kapasitas pompa sebesar 18,85 lpm atau 13,76 cc/rev, dan tekanan

Kebanyakan peneliti berpendapat bahwa fungsi terpenoid rendah dalam tumbuhan lebih bersifat ekologi dari pada fisiologi, tetapi banyak jenis senyawa ini yang menghambat

Berdasarkan hasil kesimpulan tentang analisis metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk pemilihan desain user interface yang sesuai dengan prinsip Usability , maka

Menurut Wardhani dan Wihardi (2012, h.1.4), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,