• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PT. INDONESIA PRIMA PROPERTY Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

DAN INFORMASI TAMBAHAN

31 MARET 2012 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2011

(DIAUDIT) DAN PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011

(2)

Catatan 2012 2011

Rp Rp

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 5 69,041,285,594 76,222,177,742

Aset keuangan lainnya - lancar 6 5,535,836,452 484,287,341

Piutang usaha kepada pihak ketiga 7 20,952,622,805 11,878,785,276

Piutang lain-lain kepada pihak ketiga 8 5,531,341,692 5,187,127,361

Persediaan 9 3,106,100,376 2,567,409,929

Pajak dibayar dimuka 10 4,594,100,237 3,571,843,522

Biaya dibayar dimuka 5,551,166,581 3,102,695,897

Jumlah Aset Lancar 114,312,453,737 103,014,327,068

ASET TIDAK LANCAR

Aset real estat 11 256,809,673,550 255,763,592,936

Investasi pada entitas asosiasi 12 80,012,373,818 78,245,193,669

Aset keuangan lainnya - tidak lancar 13 890,000,000 890,000,000

Aset pajak tangguhan - bersih 33 1,211,337,561 1,211,337,561

Properti investasi 14 132,081,103,423 132,647,984,803

Aset tetap 15 129,690,269,308 131,359,583,489

Aset bangun kelola serah 16 25,988,371,973 26,641,548,797

Beban tangguhan - hak atas tanah 15 3,594,919,847 3,671,185,952

Aset lain-lain 17 3,674,588,859 4,776,590,974

Jumlah Aset Tidak Lancar 633,952,638,339 635,207,018,181

JUMLAH ASET 748,265,092,076 738,221,345,249

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

(3)

Catatan 2012 2011

Rp Rp

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha kepada pihak ketiga 18 6,184,534,922 7,323,476,423

Utang lain-lain kepada pihak ketiga 19 8,883,843,993 9,651,794,675

Utang pajak 20 6,863,424,342 6,763,617,162

Biaya yang masih harus dibayar 21 81,348,745,305 76,856,101,108

Pendapatan diterima di muka dan uang muka penjualan 22 55,739,352,685 55,498,367,435

Utang bank dan pihak ketiga jangka panjang

yang sudah jatuh tempo 23 34,272,306,031 33,854,168,964

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 193,292,207,278 189,947,525,767

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Uang jaminan penyewa 24 12,382,660,087 11,894,651,752

Liabilitas imbalan pasca kerja 25 35,622,561,406 34,090,142,066

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 48,005,221,493 45,984,793,818

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham untuk saham Seri A dan Rp 200 per saham untuk saham Seri B Modal dasar - 495.000.000 saham Seri A dan

7.025.000.000 saham Seri B

Modal ditempatkan dan disetor - 495.000.000 saham

Seri A dan 1.250.000.000 saham Seri B 26 745,000,000,000 745,000,000,000

Agio saham 27 36,750,000,000 36,750,000,000

Defisit (274,782,336,695) (279,460,974,336)

Jumlah Ekuitas 506,967,663,305 502,289,025,664

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 748,265,092,076 738,221,345,249

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

(4)

Rp Rp

PENJUALAN DAN PENDAPATAN USAHA 28 62,263,104,928 59,490,892,014

BEBAN POKOK PENJUALAN DAN BEBAN LANGSUNG 29 39,872,431,463 37,660,498,466

LABA BRUTO 22,390,673,465 21,830,393,548

Beban umum dan administrasi 30 (13,792,497,023) (11,277,494,469)

Beban penjualan 31 (799,263,858) (795,371,330)

Bagian laba bersih entitas asosiasi 12 1,767,180,149

-Penghasilan bunga 718,344,334 583,287,477

Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih (1,140,307,878) 2,806,606,813

Beban keuangan 32 (857,683,955) (829,693,313)

Lain-lain - bersih 239,136,575 209,475,007

LABA SEBELUM PAJAK 8,525,581,809 12,527,203,733

BEBAN PAJAK 33 (3,846,944,168) (4,705,297,234)

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 4,678,637,641 7,821,906,499

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -

-JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 4,678,637,641 7,821,906,499

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN DAN LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik entitas induk 4,678,637,641 7,821,906,499

Kepentingan non-pengendali -

-Jumlah 4,678,637,641 7,821,906,499

LABA PER SAHAM DASAR 34 2.68 4.48

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

(5)

dan disetor Agio saham Defisit Jumlah ekuitas

Rp Rp Rp Rp

Saldo per 1 Januari 2011 745,000,000,000 36,750,000,000 (480,470,354,257) 301,279,645,743

Laba komprehensif

periode berjalan - - 7,821,906,499 7,821,906,499

Saldo per 31 Maret 2011 745,000,000,000 36,750,000,000 (472,648,447,758) 309,101,552,242

Saldo per 1 Januari 2012 745,000,000,000 36,750,000,000 (279,460,974,336) 502,289,025,664

Laba komprehensif

periode berjalan - - 4,678,637,641 4,678,637,641

Saldo per 31 Maret 2012 745,000,000,000 36,750,000,000 (274,782,336,695) 506,967,663,305

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

(6)

2012 2011

Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 66,760,251,179 77,584,311,542

Pembayaran kas pada karyawan dan pemasok (64,813,390,802) (60,866,041,203)

Kas dihasilkan dari operasi 1,946,860,377 16,718,270,339

Pembayaran beban bunga dan keuangan (37,871,178) (17,326,159)

Pembayaran pajak penghasilan (2,596,827,492) (7,517,369,393)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi (687,838,293) 9,183,574,787

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Kenaikan (penurunan) beban ditangguhkan 281,125,893 (631,545,442)

Kenaikan (penurunan) reksadana (4,008,119,890)

Penerimaan bunga 468,222,852 154,304,916

Hasil penjualan aset tetap 77,683,635 151,427,275

Penambahan investasi pada entitas asosiasi 3,220,870,000

Penurunan uang jaminan (126,488,080) 50,070,050

Perolehan aset tetap (3,123,541,078) (2,149,606,808)

Penambahan aset bangun kelola serah (108,046,064) (10,420,000) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (6,539,162,732) 785,099,991

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran utang lain-lain jangka panjang kepada pihak ketiga (26,040,357,475) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan - (26,040,357,475)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (7,227,001,025) (16,071,682,697)

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 76,222,177,742 76,946,892,803 Pengaruh perubahan kurs mata uang asing 46,108,877 (50,192,440)

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 69,041,285,594 60,825,017,666 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan

(7)

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT. Indonesia Prima Property Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 31 tanggal 23 April 1983 dari Sastra Kosasih, S.H., notaris di Surabaya. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-6044-HT.01.01-TH'83 tanggal 5 September 1983 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 19 tanggal 6 Maret 1984, Tambahan No. 241. Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 21 tanggal 23 Juli 2008 dari Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, S.H., notaris di Jakarta, mengenai penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-82927.AH.01.02.Th.2008 tanggal 6 Nopember 2008, serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 Nopember 2009, Tambahan No. 27681 Tahun 2009.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat beralamat di Wisma Sudirman Lt. 11, Jl. Jendral Sudirman Kav.34, Jakarta.

Ruang lingkup kegiatan Perusahaan dan entitas anak terutama meliputi bidang persewaan perkantoran, pusat perbelanjaan (ruang pertokoan), apartemen, hotel dan pembangunan perumahan beserta segala fasilitasnya. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan April 1983. Jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak rata-rata 1.104 karyawan tahun 2012 dan 1.105 karyawan tahun 2011 .

Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Ong Beng Kheong

Wakil Presiden Komisaris dan

Komisaris Independen : H. Lutfi Dahlan

Komisaris : Boediman Gozali

Yugi Prayanto

Komisaris Independen : Matheus Rukmasaleh Arif

Soedibyo Dewan Direksi

Presiden Direktur : Husni Ali

Wakil Presiden Direktur : Sriyanto Muntasram Direktur tidak terafiliasi : Njudarsono Yusetijo

Direktur : Ng Haker Larson

Satriyana Anna Susanti Komite Audit

Ketua : H. Lutfi Dahlan

Anggota : Sandra Lukas Darmadjaja

Valeska Krisna

Imbalan bagi dewan komisaris dan direksi Perusahaan berupa gaji dan tunjangan jangka pendek adalah sebesar Rp 2.142.674.125 tahun 2012 dan Rp 11.102.128.800 tahun 2011 .

(8)

b. Entitas anak

Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, 100% saham entitas anak berikut: Jumlah Aset

Tahun Operasi sebelum eliminasi Entitas Anak 2012 2011 Komersial Nama Proyek 31 Maret 2012

Rp Perumahan

PT Graha Mitrasantosa (GMS) 1994 Bukit Tiara 228,304,093,968

Pemilikan: (Tangerang)

Langsung 99.99% 99.99% Tidak langsung, melalui

LAL, entitas anak 0.01% 0.01%

PT Paramita Swadaya (PS) Pra-operasi Bukit Tiara II 1,402,260,778

Pemilikan: (Tangerang)

Tidak langsung, melalui

GMS, entitas anak 99.92% 99.92% Tidak langsung, melalui

LAL, entitas anak 0.08% 0.08% Hotel dan Apartemen

PT Griyamas Muktisejahtera 1996 Hotel Novotel 135,263,962,543

(GMMS) (Surabaya)

Pemilikan:

Langsung 99,91% 99,91% Tidak langsung, melalui

LAL, entitas anak 0,09% 0,09%

PT Graha Hexindo (GH) 1995 Tropik Apartemen 183,630,768,020

Pemilikan: dan Grand Tropic

Langsung - - Suites Hotel

Tidak langsung, melalui (Jakarta) AIL, entitas anak 99.98% 99.98%

Tidak langsung, melalui

LAL, entitas anak 0.02% 0.02%

PT Angkasa Interland (AIL) 1995 Puri Casablanca 328,448,574,672

Pemilikan: (Jakarta)

Langsung 99.59% 99.59% Tidak langsung, melalui

LAL, entitas anak 0.41% 0.41% Pusat Perbelanjaan

PT Langgeng Ayomlestari (LAL) 1993 Mal Blok M 69,454,430,192

Pemilikan: (Jakarta)

Langsung 99,998% 99,998% Tidak langsung, melalui

GH, entitas anak 0,002% 0,002%

PT Almakana Sari (AS) Plaza Parahyangan 29,330,265,448 Pemilikan tidak langsung, melalui (Bandung)

LAL, entitas anak 99.81% 99.81% GH, entitas anak 0.19% 0.19% Perkantoran

PT Panen Lestari Basuki (PLB) 1986 Wisma Sudirman 163,241,998,368

Pemilikan: (Jakarta)

Langsung 99.33% 99.33% Tidak langsung, melalui

LAL , entitas anak 0.67% 0.67%

Lain-lain

PT Karya Makmur Unggul (KMU) Pra - operasi - 13,479,319,614 Pemilikan tidak langsung, melalui

LAL, entitas anak 99.98% 99.98% GH, entitas anak 0.02% 0.02%

PT Mega Buana Sentosa (MBS) Pra - operasi - 17,419,993,466 Pemilikan tidak langsung, melalui

LAL, entitas anak 99.97% 99.97% GH, entitas anak 0.03% 0.03%

PT Mahadhika Girindra (MG) Pra-operasi - 11,666,830 Pemilikan:

Langsung 99.98% 99.98% Tidak langsung, melalui

LAL, entitas anak 0.02% 0.02% Persentase Pemilikan

Kecuali GMMS dan AS yang masing-masing berdomisili di Surabaya dan Bandung, seluruh entitas anak berdomisili di Jabotabek.

(9)

c. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 29 Juni 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dengan suratnya No. S-1194/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum atas 35.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 22 Agustus 1994, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).

Pada tanggal 28 Nopember 1996, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dengan suratnya No. S-1937/PM/1996 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 360.000.000 saham. Pada tanggal 19 Desember 1996, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta.

Pada tanggal 30 Juni 2003, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan sebesar 1.250.000.000 saham melalui pengeluaran saham baru tanpa Hak Memesan Efek terlebih dahulu sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX.D.4.

Pada tanggal 31 Desember 2011, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 1.745.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)

a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan

Dalam tahun berjalan, Perusahaan dan entitas anak telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anak yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun berjalan atau tahun sebelumnya:

 PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan

Standar revisi ini mengatur perubahan dalam format dan isi laporan keuangan konsolidasian, termasuk revisi judul laporan keuangan konsolidasian.

Sebagai hasil dari penerapan standar revisi ini, Perusahaan dan entitas anak menyajikan semua perubahan pemilik dalam ekuitas pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Informasi komparatif disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan standar.

Pengungkapan tambahan juga dilakukan sehubungan dengan manajemen modal, penilaian kritis dalam menerapkan kebijakan akuntansi, dan sumber-sumber utama ketidakpastian estimasi.

 PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri Penerapan standar revisi ini mengubah pencatatan penyertaan investasi saham pada entitas anak dalam laporan keuangan induk tersendiri, yang disajikan sebagai informasi tambahan pada halaman 54 – 57, dari metode ekuitas menjadi metode biaya.

(10)

 PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi.

Standar ini memperluas definisi pihak berelasi dan pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen antara mereka. Standar ini juga mengharuskan pengungkapan hubungan antara entitas induk dan entitas anak terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka. Selanjutnya pengungkapan atas kompensasi secara keseluruhan dan masing-masing kategori kompensasi yang diberikan kepada semua personil manajemen kunci juga diharuskan.

Perusahaan dan entitas anak telah mengevaluasi hubungan antara pihak-pihak berelasi dan mengungkapkannya sesuai dengan standar revisi ini.

 PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis

Sesuai dengan ketentuan transisi, PSAK 22 (Revisi 2010), telah diterapkan secara prospektif untuk kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Pengaruh dari penerapan PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis, antara lain adalah:

 Menghentikan pengakuan nilai tercatat dari negatif goodwill pada 1 Januari 2011 dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba awal tahun.

 Menghentikan amortisasi goodwill yang diakui pada tahun sebelumnya dan melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK 48 (Revisi 2009).

Berikut ini standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian tahun berjalan tetapi dapat mempengaruhi akuntansi untuk transaksi masa depan:

 PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas

 PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim  PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi

 PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan

 PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama  PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi

 PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak Berwujud  PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan

 PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan  PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset

 PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

 PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

 ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

 ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa  ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan

 ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

 ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer  ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web

(11)

b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan

i. Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:  PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing  PSAK 13 (revisi 2011), Properti Investasi

 PSAK 16 (revisi 2011), Aset Tetap

 PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya  PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja

 PSAK 26 (revisi 2011), Biaya Pinjaman

 PSAK 28 (revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian  PSAK 30 (revisi 2011), Sewa

 PSAK 33 (revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum

 PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi

 PSAK 36 (revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa  PSAK 45 (revisi 2011), Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba  PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan

 PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian  PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham

 PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran  PSAK 56 (revisi 2011), Laba Per Saham

 PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan

 PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah  PSAK 62, Kontrak Asuransi

 PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

 PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral  ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

 ISAK 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya

 ISAK 16, Perjanjian Jasa Konsesi

 ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi

 ISAK 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

 ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya

 ISAK 22, Perjanjian Konsensi Jasa: Pengungkapan  ISAK 23, Sewa Operasi - Insentif

 ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa.

 ISAK 25, Hak Atas Tanah

 ISAK 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat

ii. Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013 adalah ISAK 21, Perjanjian Kontrak Real Estat dan PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasian.

(12)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

b. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp) dan laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

b. Prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.

Hasil dari entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan.

Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.

Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian.

c. Kombinasi Bisnis

Akuisisi entitas anak dan bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya akuisisi adalah nilai agregat nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau ditanggung dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai pertukaran atas pengendalian dari pihak yang diakuisisi.Biaya-biaya terkait akuisisi diakui di dalam laporan laba rugi. Untuk kombinasi bisnis tahun sebelumnya, setiap biaya yang dapat diatribusikan langsung pada kombinasi bisnis dianggap sebagai bagian dari biaya kombinasi bisnis.

Dalam penerapannya, imbalan untuk akuisisi termasuk setiap aset atau liabilitas yang dihasilkan dari suatu kesepakatan imbalan kontinjen diukur terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar disesuaikan dengan biaya akuisisi ketika memenuhi syarat sebagai penyesuaian pengukuran periode. Semua perubahan selanjutnya dalam nilai wajar dari imbalan kontijensi diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi. Perubahan dalam nilai wajar dari imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak dicatat.

(13)

Aset teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontijensi pihak yang diakuisisi yang memenuhi kondisi-kondisi pengakuan berdasarkan PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis, diakui pada nilai wajar, kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu diukur dengan menggunakan standar yang relevan. Untuk kombinasi bisnis tahun sebelumnya dimana Perusahaan mengakuisisi kurang dari seluruh saham entitas anak, proporsi minoritas atas aset dan liabilitas dinyatakan sebesar jumlah tercatat sebelum akuisisinya.

Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Perusahaan dan entitas anak melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui, untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut.

Periode pengukuran adalah periode dari tanggal akuisisi hingga tanggal Perusahaan memperoleh informasi lengkap tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan periode pengukuran maksimum satu tahun dari tanggal akuisisi

d. Transaksi Pihak-pihak berelasi

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dan entitas anak (entitas pelapor):

a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor; ii. memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau

iii. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor. b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau

entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

(14)

Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.

e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan entitas anak diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan.

f. Aset Keuangan

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.

Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak diklasifikasikan sebagai berikut:  nilai wajar melalui laporan laba rugi

 tersedia untuk dijual

 pinjaman yang diberikan dan piutang Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.

Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:

 diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau  merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan

terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau  merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika:

 penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

 aset keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan atau liabilitas atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Perusahaan dan entitas anak, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau

 merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK 55 (revisi 2006) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan sebagai FVTPL.

Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.

(15)

Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)

Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak tercatat di bursa yang tidak mempunyai kuotasi harga pasar di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal diklasifikasikan sebagai AFS, diukur pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai.

Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat hak Perusahaan dan entitas anak untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Piutang pelanggan dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.

Metode suku bunga efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL

Penurunan nilai aset keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

 kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

 pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau

 terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.

Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual akan dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan dan entitas anak atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.

(16)

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Jika pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan dan entitas anak mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan entitas anak tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan entitas anak mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan entitas anak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan dan entitas anak masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

g. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Instrumen ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan dan entitas anak setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

Liabilitas keuangan

Utang usaha dan utang lain-lain serta pinjaman lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.

Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.

(17)

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan dan entitas anak telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

h. Saling hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika,

 saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan

 berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

i. Kas dan Setara Kas

Untuk tujuan pelaporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

j. Investasi Pada Entitas Asosiasi

Entitas asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee. Penghasilan dan aset dan liabilitas dari entitas asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, secara substansi, merupakan bagian dari Perusahaan dan nilai investasi bersih dalam entitas asosiasi) diakui hanya sebatas bahwa Perusahaan telah mempunyai liabilitas hukum atau liabilitas konstruktif atau melakukan pembayaran atas liabilitas entitas asosiasi.

Setiap kelebihan biaya perolehan investasi atas bagian Perusahaan atas nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjen dari entitas asosiasi yang diakui pada tanggal akuisisi, diakui sebagai goodwill. Goodwill termasuk dalam jumlah tercatat investasi, dan efektif 1 Januari 2011 tidak lagi diamortisasi tetapi diuji penurunan nilai sebagai bagian dari investasi. Setiap kelebihan dari kepemilikan Perusahaan dari nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjen atas biaya perolehan investasi, sesudah pengujian kembali segera diakui di dalam laporan laba rugi.

Ketika Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi dengan entitas asosiasi, keuntungan dan kerugian dieliminasi sebesar kepentingan mereka dalam entitas asosiasi.

(18)

k. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted average method).

l. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

m. Aset Real Estat

Aset real estat terdiri dari tanah dan bangunan (rumah tinggal) dan bangunan strata title yang siap dijual dan tanah yang belum dikembangkan, dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.

Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya praperolehan dan perolehan tanah ditambah biaya pinjaman dan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pematangan tanah akan dimulai.

Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada aset pengembangan real estat serta biaya pinjaman (beban bunga dan selisih kurs). Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan atau dipindahkan ke aset tanah bila tanah tersebut siap dijual dengan menggunakan metode luas areal.

Biaya perolehan bangunan (rumah tinggal) dan bangunan strata title meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat dan biaya pinjaman.

Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan kegiatan pengembangan dikapitalisasi ke proyek pengembangan. Kapitalisasi dihentikan pada saat proyek pengembangan tersebut ditangguhkan/ditunda pelaksanaannya atau secara substansial siap untuk digunakan sesuai tujuannya.

n. Properti Investasi

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya. Properti investasi diukur sebesar nilai perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan setiap akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari properti investasi selama 4 – 20 tahun.

Properti investasi sewa disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Jika tidak maka disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode sewa dan umur manfaatnya.

(19)

o. Aset Tetap

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 4 – 20

Peralatan kantor 3 – 10

Peralatan dan perlengkapan operasional 4 – 10

Kendaraan 3 – 5

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Jika tidak disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara handal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun yang bersangkutan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

p. Sewa

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Sebagai Lessor

Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah investasi sewa neto Perusahaan dan entitas anak. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor.

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

(20)

Sebagai Lessee

Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan entitas anak yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai liabilitas sewa pembiayaan.

Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

q. Aset Bangun Kelola Serah

Aset tetap berupa bangunan dalam rangka bangun, kelola dan serah (B.O.T.) beserta mesin dan instalasi yang melekat serta peralatan yang berada pada bangunan tersebut dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan umur ekonomis dari aset tetap yang bersangkutan dengan batas maksimum sesuai jangka waktu perjanjian bangun kelola dan serah, sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 30

Mesin dan instalasi 8 - 10

Hak pakai atas aset B.O.T. yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset B.O.T. berikut akumulasi amortisasinya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan.

r. Beban Tangguhan – Hak Atas Tanah

Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomisnya.

s. Penyisihan Penggantian Peralatan dan Perlengkapan Hotel

Penyisihan untuk penggantian peralatan dan perlengkapan hotel dibentuk berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan hotel. Pembelian dan penggantian pada periode berjalan dibebankan ke penyisihan tersebut.

t. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Kecuali Goodwill

Pada tanggal pelaporan, Perusahaan dan entitas anak menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan dan entitas anak mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.

(21)

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.

Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3f; penurunan nilai untuk goodwill dijelaskan dalam Catatan 3u.

u. Goodwill

Goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis diakui sebagai aset pada tanggal diperolehnya pengendalian (tanggal akuisisi). Goodwill diukur sebagai selisih dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi dan nilai wajar dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi (jika ada) atas jumlah selisih bersih dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi.

Jika setelah penilaian kembali, kepemilikan Perusahaan dan entitas anak pada nilai wajar aset bersih yang teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi melebihi dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi dan nilai wajar dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi (jika ada), selisihnya diakui segera dalam laba atau rugi sebagai pembelian dengan diskon. Sebelumnya selisih tersebut diakui sebagai goodwill negatif dan diamortisasi selama 20 tahun. Efektif 1 January 2011, goodwilll tidak diamortisasi melainkan direview untuk penurunannya sekurang-kurangnya sekali setahun (Catatan 2a).

Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill dialokasikan pada setiap unit penghasil kas dari Perusahan dan entitas anak yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut. Unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill diuji penurunan nilainya secara tahunan, dan ketika terdapat indikasi bahwa unit tersebut mengalami penurunan nilai. Jika jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai dialokasikan per tahun untuk mengurangi jumlah tercatat aset atas setiap goodwill yang dialokasikan pada unit dan selanjutnya ke aset lainnya dari unit dibagi prorata atas dasar jumlah tercatat setiap aset dalam unit tersebut. Rugi penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.

Pada pelepasan entitas anak, jumlah yang dapat diatribusikan dari goodwill termasuk dalam penentuan laba atau rugi atas pelepasan.

v. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan Real Estat

Pendapatan dari penjualan real estat berupa bangunan rumah tinggal dan bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya serta apartemen yang telah selesai pembangunannya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:

 proses penjualan telah selesai;

 harga jual akan tertagih, yaitu jumlah yang telah dibayar sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual;

 tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan

 penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat ke pemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berliabilitas atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

(22)

Pendapatan penjualan kapling tanah tanpa bangunan, diakui dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method) pada saat pengikatan jual beli apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

 jumlah pembayaran oleh pembeli sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;

 harga jual akan tertagih;

 tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan

 proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berliabilitas lagi untuk menyelesaikan kapling tanah yang dijual, seperti liabilitas untuk mematangkan kapling tanah atau liabilitas untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi liabilitas penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

 hanya kapling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kapling tanah tersebut.

Apabila persyaratan tersebut di atas tidak dapat dipenuhi, maka seluruh uang yang diterima dari pembeli diperlakukan sebagai uang muka dan dicatat dengan deposit method sampai seluruh persyaratan tersebut dipenuhi.

Pendapatan Sewa

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Uang muka sewa yang diterima dari penyewa dicatat ke dalam akun pendapatan yang diterima dimuka dan akan diakui sebagai pendapatan secara berkala dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Pendapatan Hotel

Pendapatan sewa hotel dan pendapatan hotel lainnya diakui pada saat jasa diberikan atau barang diserahkan.

Pendapatan Bunga

Pendapatan bunga diakui berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terutang dan tingkat bunga yang sesuai.

Beban

Beban diakui pada saat terjadinya.

w. Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan dan entitas anak memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan entitas anak sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaiknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

(23)

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuaria yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

x. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Final

Atas penghasilan sewa dan jasa pelayanan dan pemeliharaan yang dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui proposional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau utang pajak. Akun pajak penghasilan final dibayar dimuka disajikan terpisah dari utang pajak penghasilan final.

Perusahaan dan entitas anak tidak mengakui aset atau liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan nilai tercatat dengan dasar pengenaan pajak untuk aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final.

Pajak Penghasilan Tidak Final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan dan entitas anak ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Perusahaan dan entitas anak yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kni dengan dasar neto.

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, di luar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.

(24)

y. Laba Per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

z. Informasi Segmen

Efektif 1 Januari 2011, PSAK 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan dan entitas anak yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sebaliknya, standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan dan entitas anak mengidentifikasi segmen, menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b) yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c) dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk, yang menyerupai informasi segmen usaha yang dilaporkan di periode sebelumnya.

4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, selain dari penyajian perkiraan yang diatur di bawah ini.

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:

(25)

Rugi Penurunan Nilai Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Perusahaan dan entitas anak menilai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direview secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 7 dan 8.

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Properti Investasi, Aset Tetap dan Bangun Kelola Serah

Masa manfaat setiap aset Perusahaan dan entitas anak ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila perkiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.

Perubahan masa manfaat aset dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan nilai tercatat aset.

Nilai tercatat aset diungkapkan dalam Catatan 14, 15 dan 16.

Penurunan Nilai Aset

Pengujian atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Penentuan nilai pakai aset memerlukan estimasi mengenai arus kas yang diharapkan untuk dihasilkan dari penggunaan aset (unit penghasil kas) dan penjualan aset tersebut serta tingkat diskonto yang sesuai untuk menentukan nilai sekarang.

Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai pakai aset yang tercermin dalam laporan keuangan dianggap telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penentuan jumlah yang dapat dipulihkan dan akibatnya kerugian penurunan nilai yang timbul akan berdampak terhadap hasil usaha.

Berdasarkan pertimbangan manajemen, tidak terdapat indikator penurunan nilai atas aset Perusahaan dan entitas anak.

(26)

5. KAS DAN SETARA KAS 31 Maret 31 Desember 2012 2011 Rp Rp Kas Rupiah 311,729,960 419,197,327 Dollar Singapura 7,560,422 7,214,699 Bank Rupiah

Bank Danamon Indonesia 21,264,262,991 27,864,342,123

Bank Central Asia 3,201,801,563 9,563,113,304

Bank Rakyat Indonesia 1,457,688,417 4,601,616,591

Bank Mandiri 3,931,501,673 4,251,267,773

Bank Ganesha 1,170,405,193 1,881,044,481

Bank Permata 559,724,789 1,761,195,740

Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) 2,346,115,318 1,882,037,311 Dollar Amerika Serikat

Bank Central Asia 3,929,189,999 3,196,630,138

Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 600 juta) 969,223,074 753,624,914 Deposito berjangka

Rupiah

Bank Windu Kentjana International 18,010,871,233 18,010,871,233

Bank Ganesha 8,800,000,000 1,950,000,000

Bank BTPN 3,000,000,000 -Dollar Amerika Serikat

Bank Internasional Indonesia 81,210,962 80,022,108

Jumlah 69,041,285,594 76,222,177,742

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun

Rupiah 6,75% - 8% 5,25% - 8%

Dollar Amerika Serikat 1.5% 1.5%

6. ASET KEUANGAN LAINNYA - LANCAR

31 Maret 31 Desember 2012 2011 Rp Rp Biaya perolehan Dana pasti 5,447,852,020 429,231,780 Dana premier 4,500,696 3,710,330 Jumlah 5,452,352,716 432,942,110

Laba yang belum direalisasi

Dana pasti 82,286,023 49,516,012

Dana premier 1,197,713 1,829,219

Jumlah 83,483,736 51,345,231

(27)

Aset keuangan lainnya merupakan penempatan dana untuk dikelola pada PT Equity Securities Indonesia (ESI). Pada tahun 2010, Perusahaan dan entitas anak menandatangani kontrak manajemen dana dengan ESI dimana ESI ditunjuk untuk mengelola dana Perusahaan dan entitas anak sejumlah Rp 7.000.000.000, yang sebagian besar dijual pada tahun 2011. Atas penjualan tersebut, Perusahaan dan entitas anak mencatat keuntungan sebesar Rp 332.183.609 yang dicatat sebagai bagian dari lain-lain - bersih.

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 , nilai aset keuangan lainnya mewakili nilai wajar dari investasi berdasarkan nilai aset bersih dari masing-masing investasi.

7. PIUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA

31 Maret 31 Desember

2012 2011

Rp Rp

a. Berdasarkan langganan:

Pelanggan dalam negeri 22,776,225,447 13,699,755,292

Penyisihan piutang ragu-ragu (1,823,602,642) (1,820,970,016) Jumlah Piutang Usaha - Bersih 20,952,622,805 11,878,785,276 b. Berdasarkan umur (hari):

Belum jatuh tempo 5,738,159,957 3,304,827,577

Sudah jatuh tempo

1 s/d 30 hari 8,629,476,283 6,182,073,996 31 s/d 60 hari 3,943,073,680 1,377,054,516 61 s/d 90 hari 2,606,456,120 405,701,079 91 s/d 120 hari 250,314,787 543,007,203 > 120 hari 1,608,744,620 1,887,090,921 Jumlah 22,776,225,447 13,699,755,292

Penyisihan piutang ragu-ragu (1,823,602,642) (1,820,970,016)

Bersih 20,952,622,805 11,878,785,276

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu:

Saldo awal 1,614,524,365 1,798,164,123

Penambahan tahun berjalan 209,078,277 22,805,893

Saldo akhir 1,823,602,642 1,820,970,016

Seluruh piutang usaha kepada pihak ketiga dalam mata uang Rupiah.

Berdasarkan penelaahan atas status masing-masing piutang usaha pada akhir periode dan estimasi nilai yang tidak dapat dipulihkan, secara individual dan kolektif, manajemen memutuskan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha adalah cukup karena tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas kredit dan jumlah tersebut masih dapat ditagih.

(28)

31 Maret 31 Desember

2012 2011

Rp Rp

Tropic Strata Title (Tropic) 1,367,142,568 1,363,830,748

Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 500 juta) 4,164,199,124 3,823,296,613

Jumlah 5,531,341,692 5,187,127,361

Piutang Tropic terutama merupakan piutang yang timbul akibat pembayaran terlebih dahulu biaya-biaya milik Tropic oleh GH.

Berdasarkan penelaahan atas status masing-masing piutang pada akhir periode dan estimasi nilai yang tidak dapat dipulihkan, secara individual dan kolektif, manajemen memutuskan bahwa tidak perlu adanya penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang karena tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas kredit dan jumlah tersebut masih dapat ditagih.

9. PERSEDIAAN

Akun ini merupakan persediaan hotel dengan rincian sebagai berikut:

31 Maret 31 Desember 2012 2011 Rp Rp Perlengkapan 2,557,521,011 1,991,208,433 Makanan 383,385,134 401,966,843 Minuman 79,059,456 86,249,731 Lainnya 86,134,775 87,984,922 Jumlah 3,106,100,376 2,567,409,929

Manajemen berpendapat bahwa seluruh persediaan dapat digunakan untuk kegiatan usaha normal sehingga manajemen tidak membuat penyisihan penurunan nilai persediaan.

10. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

31 Maret 31 Desember

2012 2011

Rp Rp

Pajak penghasilan final atas pendapatan diterima dimuka 4,454,566,413 3,571,843,522

Pajak pertambahan nilai - bersih 139,533,824

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sistem yang dibangun adalah aplikasi berbasis desktop yang menyediakan konten untuk mengunggah dan mengunduh file dokumen dari user , yang didalam nya sudah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang efektivitas agen pemasaran dan hasil apa dan sejauh mana

• Rinosinusitis adalah inflamasi pada hidung dan sinus-sinus paranasal yang ditandai dengan adanya dua atau lebih gejala, dimana salah satunya termasuk hidung

Menurut Cooper dan Schindler dalam Jogiyanto dan Abdillah,(7) uji validitas dilakukan untuk mengetahui keakuratan atau tingkat kesesuaian instrument yang diteliti dengan

Maximum power point tracking (MPPT) merupakan cara yang digunakan untuk memaksimalkan energi keluaran dari sumber daya listrik, seperti panel surya.. MPPT diperlukan

Berdasar latar belakang tersebut, maka dibuatlah tugas akhir yang menerapkan maximum power point tracking dengan metode perturb and observe pada sebuah alat

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga perancangan dan penulisan skripsi ini dapat selesai sebagai syarat untuk

Selain itu, Ristoja ini juga bertujuan untuk memperoleh data tumbuhan obat dan bagian tumbuhan yang digunakan dalam ramuan.Manfaat yang diharapkan dari riset ini