• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN ULANG RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS ZONE C-PARTIAL A DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) Di KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN ULANG RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS ZONE C-PARTIAL A DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) Di KOTA PADANG"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN ULANG RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS ZONE C-PARTIAL A

DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK)

Di KOTA PADANG

Alfriade Putra Hura, Taufik, Khadavi

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang Email : [email protected] , [email protected] , [email protected],

@bunghatta.ac.id

Abstrak

Seiring dengan perkembangan ilmu diberbagai bidang dan meningkatnya pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan akan fasilitas dan sarana semakin bertambah. ketidakseimbang dengan ketersediaan lahan yang ada membuat pembangunan gedung fasilitas, sarana dan prasarana direncanakan secara vertikal untuk mengantsipasi atau meminimalkan terhadap resiko gempa yang meruntuhkan konstruksi bangunan gedung sebaiknya konstruksi yang akan kita bangun harus direncanakan tahan terhadap gempa. Penulisan ini bertujuan untuk merencanakan struktur gedung Rumah Sakit 5 lantai secara teknis dengan berpedoman kepada SNI 03-2847-2013 (standar beton bertulang) dan SNI 1726-2012 (standar gempa). Gedung perkantoran berlokasi pada wilayah kota Padang dengan kategori risiko gempa IV, berada pada kondisi tanah sedang (SD) dan didapatkan hasil SDS = 0,899 dan SD1 = 0,599. Analisis struktur di desain berdasarkan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus. Beban-beban yang diperhitungkan adalah beban gempa, beban beban mati, dan beban hidup. Analisis struktur menggunakan software SAP 2000 v.11d¸dan dari hasil proses analisa struktur dengan kombinasi ketiga beban tersebut, diperoleh gaya momen, lintang dan normal dan perhitungan pada struktur atas dan struktur bawah pada gedung Rumah Sakit Universitas Andalas di kota Padang.

(2)

UNIVERSITY HOSPITAL PLANNING REPEAT ANDALAS ZONE C - PARTIAL A

FRAME SYSTEM USING SPECIAL MOMENT BEARER IN THE PADANG CITY

Alfriade Putra Hura, Taufik, Khadavi

Civil Engineering Department, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta of University Padang

Email : [email protected] , [email protected], [email protected] , @bunghatta.ac.id

Abstract

Along with the development of science in various fields and increasing population growth makes the need for facilities and infrastructure is increasing. inequalities with existing land availability make construction of facilities, infrastructure is planned vertically to mengantsipasi or minimize to the risk of an earthquake that brought down the building construction should be that we are building construction must be planned resistant to earthquakes. This research aims to plan the structure of the 5-storey building Hospital technically by referring to the SNI 03-2847-2013 (reinforced concrete standard) and ISO 1726-2012 (seismic standards). The office building is located in the city of Padang earthquake risk category IV, are at moderate soil conditions (SD) and the results obtained SDS and SD1 = 0.899 = 0.599. Analysis of the structure is designed based Special Moment Frame System bearers. The burdens that counts is the earthquake load, load dead load and live load. Analysis of the structure using SAP software in 2000 v.11d¸dan of the results of the analysis of the structure with a combination of the three loads, acquired style moments, latitude and normal and calculations on the structure of the top and bottom of the building structure Hospital Andalas University in Padang.

(3)

A. PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan ilmu diberbagai bidang dan meningkatnya pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan akan fasilitas dan sarana semakin bertambah. Pertumbuhan yang tidak seimbang dengan ketersediaan lahan yang ada membuat pembangunan gedung fasilitas, sarana dan prasarana direncanakan secara vertikal atau gedung bertingkat . Dalam merencanakan gedung bertingkat dibutuhkan penguasaan ilmu teknik sipil, seperti struktur gedung, kegempaan dan pengetahuan lapangan yang cukup. Untuk mengantisipasi atau meminimalkan terhadap resiko gempa yang meruntuhkan konstruksi bangunan gedung, maka konstruksi yang akan kita bangun harus direncanakan tahan terhadap gempa

Dalam ilmu teknik sipil kita juga dituntut agar mampu berinovasi dan berkreasi untuk menciptakan bangunan yang kuat, aman, dan ekonomis. Dikota-kota besar pada saat sekarang ini, pembangunan

gedung-gedung bertingkat tinggi sudah menjadi suatu prioritas dan kebutuhan akan fungsi suatu gedung maka konstruksi yang akan kita bangun harus direncanakan tahan terhadap gempa atau yang biasa dikenal dengan bangunan tahan gempa.

Dengan melatarbelakangi uraian tersebut, penulis mencoba melakukan perhitungan pada struktur gedung, yaitu Proyek Pembangunan Perkantoran Kertajaya Kencana, sehingga tugas akhir ini penulis beri judul “PERNCANAAN ULANG

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS

ANDALAS ZONA C-PARTIAL A . B. METODOLOGI

Sebagai dasar perencanaan, standar yang digunakan adalah peraturan-peraturan mengenai standar pedoman dan ketentuan pembangunan yang berlaku di Indonesia yaitu :

1) Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013)

(4)

2) Peraturan Muatan Indonesia (PMI) Tahun 1970

3) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1983

4) Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726:2012)

Sebelum dilakukan analisa pembebanan terhadap suatu struktur yang akan direncakanan, tahap awal yang perlu dilakukan adalah perencanaan awal terhadap dimensi dari penampang kolom, balok dan pelat yang lebih dikenal dengan nama preliminary design. Perencanaan dimensi balok, pelat dan kolom ini disesuaikan dengan standar Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013).

Beban yang bekerja pada struktur utama berupa beban mati, beban hidup, dan beban gempa, selain itu ada juga beban tangga. Perhitungan penulangan struktur berdasarkan SNI 2847:2013 meliputi

penulangan kolom, penulangan balok, dan penulangan pelat, perhitungan penulangan berdasarkan hasil analisis SAP 2000.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perencanaan Struktur

Perencanaan struktur Rumah Sakit Universitas Andalas memiliki total tinggi bangunan 25,96 m, dengan panjang gedung 43 m, lebar gedung 43 m, jumlah lantai 5 (enam) lantai dengan jenis struktur beton bertulang. Mutu bahan yang digunakan fc’ 30 MPa, dan mutu baja fy 400 MPa.

a. Dimensi Struktur

Dari hasil perhitungan, diperoleh dimensi untuk komponen struktur sebagai berikut :

1. Struktur pelat

- Pelat atap, tebal = 120 mm 2. Struktur balok

(5)

3. Struktur kolom

- Lantai 1 -6 (600x600) 4. Struktur tie beam (45/70) 5. Pondasi

Pondasi yang digunakan Bor Pile dengan Kedalaman 6 m dan diameter 1,2 m

2. Beban-beban yang Bekerja 1. Beban Gravitasi

Beban mati (dead load)

- Berat sendiri pelat = 360 kg/m² - Berat keramik = 24 kg/m² - Berat AC = 20 kg/m² - Instalasi ME + Plumbing = 20 kg/m2 - Plafond + Penggantung = 18 kg/m2 - Plesteran = 21 kg/m2 Beban hidup (live load)

- Beban hidup = 500 kg/m2 2. Beban Gempa

Sebelum dilakukan perhitungan beban gempa terlebih dahulu ditentukan parameter struktur yang dibutuhkan dalam analisis dengan tahapan sebagai berikut :

 Kategori risiko bangunan gedung = kategori risiko IV,

 Respon spectra percepatan untuk kota Padang, perioda 0,2 detik Ss = 1,348g dan S1 = 0,599g.

 Klasifikasi situs (jenis tanah) yang diperoleh tanah sedang (SD).

 Koefisien situs Fa dan Fv - Fa = 1,0

- Fv = 1,5

 Percepatan spectra disain

- Percepatan respon spectra perioda 0,2 detik.

(6)

SDS = 0,899

- Percepatan respon spectra perioda 1,0 detik.

SM1 = 0,89 SD1 = 0,59

 Kategori Disain Seismik-KDS = Kategori Disain Seismik D (KDS-D).  Sistem dan parameter struktur = Sistem

Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPM-K)

- R = 8 - Ω0 = 3 - Cd = 5 ½

- hn = Tidak dibatasi (TB)

 Fleksibelitas diafragma = diafragma kaku.

 Evaluasi system struktur terkait dengan ketidakberaturan konfigurasi = struktur digolongkan pada struktur beraturan.  Faktor redudansi (ρ) = 1,3

 Prosedur analisis gaya lateral = analisis gaya lateral ekivalen.

 Pemodelan struktur = 3-D

 Penentuan Kategori desain seismik = 1,5  Respon Spectrum Gempa Rencana

Tabel C.2 Respon Spectrum Rencana

 Faktor Pengali Response Spectrum = 1,8375

Waktu getar alami struktur Mode 2 (arah-x) dengan T1 = 0,42814 detikWaktu getar alami struktur Mode 1 (arah-y) dengan T2 = 0,45006 detik

(7)

c. Analisis Struktur 1. Penulangan pelat

DL = 66 kg/m2 + berat sendiri pelat

= 66 kg/m2 + (0,15 m x 2400 kg/m3) = 426 kg/m2 LL = 150 kg/m2 Wu = 1,2 DL + 1,6 LL = (1,2 x 426) + (1,6 x 150) = 751,20 kg/m2

Gambar C.1 Pelat Atap

Pelat diasumsikan terjepit sejati

Ly/Lx = 3,75/3,6667 = 1,02

(Pelat dua arah)

Dari tabel 4.2.b buku Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang didapatkan : Mlx = 0,001 Wu . Lx2 . x di mana : x = 34 Mly = 0,001 Wu . Lx2 . x di mana : x = 22 Mtx = -0,001 Wu . Lx2 . x di mana : x = 63 Mty = -0,001 Wu . Lx2 . x di mana : x = 54

Momen design pelat atap :

Mlx = 0,001 x 751,20 x 3,752 x 34 = 359,17 kg-m Mly = 0,001 x 751,20 x 3,752 x 22 = 232,40 kg-m Mtx = -0,001 x 751,20 x 3,752 x 63 = -665,52 kg-m Mty = -0,001 x 751,20 x 3,752 x54 = -570,44 kg-m

(8)

Perencanaan tulangan lapangan (Mlx) Mu = 665,52 kg-m = 6,6552 KN-mm b = 1000 mm h = 150 mm p = 20 mm Dutama = 10 mm d = h – p – ½ Dutama = 150 – 20 – 5 = 125 mm Mn = Mu/ϕ = 0,8 6,6552 = 8,319 KN.m Rn = Mn/bd2 = 2 125 x0, 1 8,319 = 532 KN.m = 0,532 Mpa ρb = 0,85 β1 x fy fc' x       fy 600 600 ; β1= 0,85 untuk Fc’ < 30 MPa = 0,85 x 0,85 x 400 30 x  400 600 600 = 0,0325 ρmax = 0,75 ρb = 0,75 x 0,0325 = 0,0244 ρmin = 1,4/Fy = 1,4/400 = 0,0035 m = ' . 85 , 0 fc fy = 30 85 , 0 400 x = 15,69 ρ =         fy Rn m m 1 1 2 1 =         400 0,532 69 , 15 2 1 1 69 , 15 1 x x = 0,001345

ρ < ρmin ; maka digunakan ρ = 0,0035

Luas tulangan tarik (As) As = ρ x b x d As = 0,0035 x 1000 x 125 = 437,50 mm2 S = As 1000 x D x x 0,25

2

(9)

= 50 , 437 1000 x 10 x 14 , 3 x 0,25 2 = 179,43 mm Di pakai tulangan D10 – 150 mm  As = 524 mm2

Dengan cara yang sama perhitungan ditabelkan, tabel perhitungan terlampir pada lampiran.

Gambar C.2 Detail Penulangan Plat 2. Penulangan Balok

Penulangan Balok Induk Lantai -2 Portal As-2 bentang B-C

Data-data :

 Tinggi balok (h) =900 mm  Lebar balok (b) = 600mm

 Tebal penutup beton = 4mm  Diameter tulangan utama=D22  Diameter sengkang =D10  Fc’ =30 Mpa  Fy : - Tulangan > D10 mutu BJTD (baja 40) fy 400 Mpa  Φ = 0,9  β1= 0,85 untuk fc’ < 30 MPa Tinggi efektif (d) : d = h – p – ½ ∅ tul.utama - ∅ tul.sengkang = 900 – 40 – ½ 22 – 10 = 842 mm ds = p+∅ sengkang + ½ ∅ tul.utama = 40 + 10 + ½ 22 = 61 mm

(10)

Penulangan daerah Tumpuan (Kiri) Mu = 315,06 KN-m Mn = Mu/ϕ = 0,8 315,06

KNmm

3

10

x

350,072

ρb = 0,85 β1 x fy fc' x       fy 600 600 ; β1= 0,85 untuk Fc’ < 30 Mpa = 0,85 x 0,85 x 400 30 x     400 600 600 = 0,0325 Rmax = ' . 85 , 0 . . 75 , 0 . 5 , 0 1 . . . 75 , 0 fc fy b fy b    30 . 85 , 0 400 . 0325 , 0 . 75 , 0 . 5 , 0 1 . 400 . 0325 , 0 . 75 , 0   = 7,8

Faktor tahanan momen

Rn 2 . . d b Mn2 842 . 600 350,072  mm KN 0,823  Rn < Rmax                  ' . 85 , 0 . 2 1 1 * 85 , 0 , fc Rn x fy fc

                 30 . 85 , 0 0,823 2 1 1 40 30 * 85 , 0 x x 0,002092  ρmax = 0,75 ρb = 0,75 x 0,0325 = 0,0055 ρmin = 1,4/Fy = 1,4/400 = 0,0035

ρ < ρmin ; maka digunakan ρ = 0,0035 dipakai ρmin

Luas tulangan tarik (As) As = ρ x b x d As = 0,0035 x 600 x 842 2 mm 1768,20  n = D x 14 , 3 x 0,25 s 2 A

(11)

= 4,65 5 22 x 14 , 3 x 0,25 1768,20 2   Di pakai tulangan 5 D22

Luas tulangan tekan (As’)

As’ = 0,5 As = 0,5 x 1768,20 = 884,1 mm2 n = 22 x 14 , 3 x 0,25 884,1 2 = 3

Cek tahanan nominal balok

mm a 46,23 600 . 30 . 85 , 0 400 . 1768,20 b 0,85.fc'. As.fy  6 6 10 . 2 46,23 842 . 400 . 20 , 1768 10 . 2 As.fy.                  d a Mn KNm 579,18 

Tahanan momen balok

ϕMn = 0,9 x 579,18 = 521,26KNm Syarat ϕMn ≥ Mu+ = 521,26 ≥ 315,06 OK

Tabel C.2.1 Hasil Perhitungan Penulangan

Penulangan Geser balok induk G2 AS 3 lantai 2 bentang B-C

Data-data :

 Tinggi balok (h) =900 mm  Lebar balok (b) = 600 mm  Tebal penutup beton=40 mm  Diameter tulangan utama= D22  Diameter sengkang =D10  Fc’ = 30 Mpa  Fy : - Tulangan > D10 mutu BJTD (baja 40) fy 400 Mpa  Φ = 0,75  β1 = 0,85 untuk fc’ < 30 MPa Tinggi efektif (d) :

(12)

d = h – p – ½ ∅ tul.utama - ∅ tul.sengkang

= 900 – 40 – ½ 22 – 10 = 842 mm

 Perhitungan dilakukan di daerah lapangan

Reaksi geser di ujung-ujung balok akibat pembebanann struktur secara gravitasi. Beban merata yang bekerja pada balok :

Beban pelat lantai

1. Super imposed dead load (SIDL) Keramik(1cm) = 22 kg/m2

Spesi semen (2 cm) = 42kg/m2 Plafond dan rangka Plafond= 18 kg/m2 ME =25kg/m2 Total (SIDL) = 107 kg/m2 DL = (7,5 m + 10 m) x 107 =1827,5 kg/m 2. Pelat DL (0,12m x (7,5 m + 10 m) x 2400 kg/m3 = 5040 kg/m]

3. Balok (Dead Load) (0,45 m x 0,65

m x 2400 kg/m3) = 702 kg/m

Total (DL) =

7569,5 kg/m = 7569,5 kg/m

4. Beban hidup (live load) = 250 kg/m2 LL = (7,5 m ) x 250 kg/m2 = 1875 kg/m

Gambar C.2.1 Gaya Geser Desain.

Dikutip dari : Pasal 21.6.2.2 SNI-2487-2013

Jadi jumlah pembebanan struktur secara gravitasi yang bekerja pada

balok adalah. Ve 2 . 2 1 WuLn Ln M Mpr pr   

(13)

2 10 ). 1875 1 6 , 7569 2 , 1 ( 0 , 1 2 , 1      DL LL x x Wu 109,58KN/m Vg KN Ln Wu 94 , 410 2 5 , 7 . 58 , 109 2 .    Mpr1       bw fc fy As d fy As '. . 25 , 1 . 59 , 0 . 25 , 1 .        600 30 400 25 , 1 1768,20x 59 , 0 842 400 . 25 , 1 . 1768,20 1 x x Mpr KNm 718,79  Mpr2       bw fc fy As d fy As '. . 25 , 1 '. 59 , 0 . 25 , 1 '.        600 30 x400 884,1x1,25 59 , 0 842 400 25 , 1 884,1 x x x KNm 365,80  Ve 2 9 , 6 58 , 109 9 , 6 365,80 718,79 x  Ve+ 266,77KN Ve- 47,60KN Geser maksimum Vu 266,77KN

Pasal 21.6.5.2 SNI 2847:2013 menyatakan bahwa pada daerah sendi plastis, Vc = 0 bila keduanya terjadi:

Gaya tekan aksial terfaktor, Pu < Ag f’c / 10 = 0,02 KN <877 KN OK

Kuat geser nominal yang harus ditahan oleh tulangan geser dihitung

dengan persamaan: Vs VuVc

KN 333,464 0 9 , 0 266,77    Vsmax fc'bw.d 3 2  589 550 30 3 2 x x  KN 1845  KN KN Vs Vsmax 1845 333,464 OK!

Spasi tulangan geser sesuai pasal 11.4.7.2 SNI 2847:2013 dihitung dengan persamaan

(14)

S Vs d Fy Av. .  S 79mm 333,364 842 400 5 , 78 x x

Maka digunakan tulangan D10-75

Dari cara yang sama perhitungan maka didapatkan untuk balok G4

Tabel C.2.2 Hasi Perhitungan Geser Balok G2

3 Penulangan kolom

Perhitungan Penulangan Kolom Penulangan Kolom Lantai -2 As 3-C Data-data pada kolom (600x600) pada lantai 2

Dimensi kolom = 600 x 600 mm Mutu Beton, f’c = 30 Mpa Mutu Baja, fy = 400 MPa Selimut Beton = 40 mmØ Tul. Utama = D-22 mm Ø Tul. Sengkang = D-10 mm d = 600-40-10-(22/2) = 539 mm Ec kolom 4700 30 Ec balok 4700 30 Ic = 4900 Iu arah x = 4900-650 = 4250 mm Iu arah y = 4900-650 =4250 mm

Perhitungan tulangan pokok Pu = 3258,563 KN

Muy = 270,43 KN

Mux = 31,50 KN

d’ = 40 + 13 + ½ (22) = 64 mm

Eksentrisitas momen lentur searah sumbu X

ex =

= 5238,563 0,083 270

Eksentrisitas momen lentur searah sumbu

(ey) = = 5238,563 0,01 50 , 31

(15)

Eksentrisitas resultan momen lentur e = = mm 84 0,084 01 , 0 083 , 0 2  2  

0,107

600

64

'

h

d

'

.

85

,

0

.

.

Agr

fc

Pu

0

,

65

600

600

30

0,546

563

,

3258

x

x

x

0,00014

600

84

h

e

0,0760

00014

,

0

0,546

'

.

85

,

0

.

.

h

x

e

x

fc

Agr

Pu

Dari grafik ….. pada buku grafik dan tabel perhitungan beton bertulang, diperoleh

r = 0,0076 < rmin, maka digunakan rmin = 0,01

fc’ = 30 MPa, maka β = 1,2

Rasio tulangan (ρ)

Ρ = r.β

= 0,01 x 1,2

= 0,012

Luas tulangan (As)

As = ρ.Agr = 0,012 x 600 x 600 = 3600 mm2 Banyak tulangan (n) n= =

3

,

14

22

9,475

10

3600

2

x

Direncanakan N = 12

Dengan cara yang sama untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan, tabel perhitungan terlampir.

Cek Kapasitas Kolom

a. Penulangan geser kolom lantai 2 portal As-2

Data-data yang diketahui sebagai berikut :

 Dimensi kolom (D)= Diameter 60 cm  Luas penampang (Agr) = B x H

= 600 x 600 = 36000 mm2

 Tinggi kolom = 4590 mm

(16)

 Diameter tulangan utama= 22 mm  Diameter tulangan sengkang=13 mm  Faktor reduksi = 0,75  Mutu beton (fc’) = 30 MPa  Mutu baja (fy) = 400 MPa

Kuat geser perlu di ujung-ujung balok (Ve)

Berdasarkan pasal 21.5.4.1 SNI 2847:2013 Gaya geser desain, Ve harus ditentukan dari kuat momen maksimum Mpr komponen struktur yang bertemu di hubungan balok-kolom dari setiap ujung.

Ve =

(SNI 2847-2013 Pasal 21.6.2)

Gambar C.3.1 Desain untuk Kolom (dikutip dari SNI-2847-2013)

Dari hasil perhitungan Mpr setiap ujung balok kolom didapat Mprmax

Mpr3 730,47KNm Mpr4 711,55KNm Ve

314,165

KN

600

4590

711,55

730,47

Menurut pasal 11.1 SNI 2847:2013 tentang perencanaan penampang geser harus memenuhi :

(17)

Vn = Vc+Vs Vc

fc

b

d

Ag

Nu

.

.

14

1

17

,

0





536

.

600

.

30

14

0

3258,563x1

1

17

,

0

3





Ag

299,644 

Mengacu pada SNI 2847-2013 pada daerah tumpuan jika terjadi gempa untuk menahan kuat geser perlu dengan menganggap kontribusi penampang beton dalam menahan geser Vc = 0. Vn

Vc

Vs

0 299,644  Vn 299,644 Jika

Ve

Vn

314

,

165

299,644

Tulangan sengkang dibutuhkan

Menghitung jarak antar sengkang :

Av = n x luas tulangan sengkang

(SNI 2847-2013 Pasal 11.4.7.3) = 2 x (0,25 x 3,14 x 132) = 265,33 mm2 S

Vs

Av.fy.d

d = 0,8 x Ø kolom (SNI 2847-2013 Pasal 11.2.30) 3

10

*

299,644

.529,4

265,33x400

187,51

 Jarak sengkang maksimum yang syaratkan 21.3.5.2 Pasal

Sengkang tertutup :

 8 kali diameter tulangan lentur terkecil= 8 x 22 = 176 mm Dipakai 176 mm

 Dua puluh empat kali diameter tulangan longitudinal terkecil 24 x 10 = 240 ok !!

 175 mm < 300mm

Jadi, penulangan geser kolom yang digunakan D13-175 mm

(18)

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari pembahasan penulis dalam Perencanaan Ulang Rumah Sakit Universitas Andalas Zone C-Partial A dengan berpedoman pada SNI 2847:2013 dan SNI 1726:2012 dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil perhitungan pada bab sebelumnya didapatkan dimensi balok induk yang digunakan adalah

Tabel D.1 Dimensi Balok Induk Dan balok anak.

dengan menggunakan tulangan ulir diameter 22 mm untuk balok induk dan diameter 16 mm untuk balok anak. Untuk sengkang pada balok menggunakan diameter 10 mm.

2. Untuk kolom didapatkan dimensi 60 x 60 cm, untuk tulangan utama diamter 22 mm dan tulangan sengkang menggunakan diameter 10.

3. Untuk pelat didapatkan tebal pelat dari lantai dan atap adalah 120 mm

4. Untuk hasil perhitungan pile cap didapat dimensi pile cap yaitu 1,2 x 1,2 x 0,7 m 5. Pondasi yang digunkan adalah pondasi

bor pile dengan kedalaman 6 m dan dimeter 1,2 m dengan diameter tulangan ulir adalah 19 mm

6. Untuk hasil perhitungan pile cap didapatkan dimensi pile cap yaitu 1,2 x 1,2 x 0,7m dengan penulangan untuk arah x dipakai 15 D22 dan penulangan arah sumbu y dipakai 17 D 22 .

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. “Persyaratan Beton

Struktural Untuk Bangunan Gedung, SNI 2847:2013”. Bandung: 2012.

Badan Standardisasi Nasional. “Tata Cara

Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung”. Bandung: 2011.

(19)

Bowles Joseph E. 1988. “Analisis dan Desain

Pondasi Edisi Keempat Jilid 2”. Jakarta: Erlangga.

Budiono Bambang dan Lucky Supriatna. 2011. “Studi

Komparasi Desain Bangunan Tahan Gempa Dengan Menggunakan SNI 03-1726-2002 Dan RSNI 03-1726-201X”. Bandung: ITB.

Hakam Abdul. 2008. “Rekayasa Pondasi Untuk

Mahasiswa dan Praktisi”. Padang: Bintang Grafika.

Imran Iswandi dan Hendrik Fajar. 2009.

“Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa Berdasarkan SNI 03-2847-2002”. Bandung: ITB.

Tumilar Steffie. 2011. “Prosedur Tata Cara

Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Gedung Berdasarkan SNI 03-1726-201X”.

Seminar HAKI: Padang.

Wang Chu-Kia, G. Salmon Charles dan Hariandja Binsar. 1994. “Desain Beton Bertulang Edisi

Gambar

Tabel C.2 Respon Spectrum Rencana
Gambar C.2 Detail Penulangan Plat   2.  Penulangan Balok
Tabel  C.2.1  Hasil  Perhitungan  Penulangan
Gambar C.2.1 Gaya Geser Desain.
+4

Referensi

Dokumen terkait