• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan

Menurut Soemarso (2002:34), laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan, dan hasil usaha perusahaan. Menurut Weston dan Copeland (2003:17) mendefinisikan laporan keuangan adalah informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau, dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang.

Dengan demikian, laporan keuangan dapat diartikan sebagai ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi keuangan, yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan dan merupakan pertanggungjawaban pihak manajemen kepada pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan, yang mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut. Laporan keuangan sebagai daftar keuangan yang disusun oleh akuntan yang meliputi daftar neraca, daftar rugi laba, dan daftar laba yang ditahan yang digunakan sebagai informasi sekaligus pertanggungjawaban pihak manajemen kepada pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan yang mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut.

Akuntansi menyediakan cara untuk mengumpulkan data ekonomis, dan melaporkannya kepada bermacam-macam individu, dan pihak-pihak yang

(2)

berkepentingan, seperti pemilik, dan calon pemilik perusahaan, pihak kreditur misalnya bank, badan-badan pemerintah, dan lainnya. Pemahaman atas laporan keuangan dengan memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan akan semakin baik, apabila laporan keuangan disajikan dalam format yang seragam, dan menggunakan deskripsi yang sama untuk pos-pos perkiraan yang sejenis. Namun demikian, dalam kenyataannya keseragaman tersebut sulit diterapkan bahkan dapat menghalangi perusahaan untuk memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan sesuai dengan kondisi masing-masing perusahaan.

Para pemakai laporan keuangan tersebut akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan yang diambilnya. Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi, agar tujuan laporan keuangan tersebut dapat dicapai, maka laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan, seperti dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai, dan informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit

(3)

untuk dipahami oleh pemakai. Informasi laporan keuangan perusahaan harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi laporan keuangan harus memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antara periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif .

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:10), pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui :

1. penerapan persyaratan dalam PSAK termasuk persyaratan pengungkapan, 2. pemberian pedoman struktur laporan keuangan termasuk persyaratan

minimum dari setiap komponen utama laporan, kebijakan akuntansi, dan catatan atas laporan keuangan,

3. penetapan persyaratan praktis untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan materialitas, kelangsungan usaha, pemilihan kebijakan akuntansi dalam hal tidak ada pengaturan oleh PSAK, konsistensi, dan penyajian informasi komparatif.

Pernyataan ini bertujuan untuk menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya maupun dengan laporan

(4)

keuangan perusahaan lain. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi, dan peristiwa tertentu diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait.

Menurut Harahap (2002:10), laporan keuangan memiliki sifat dan keterbatasan yaitu:

1. laporan keuangan bersifat historis, 2. laporan keuangan bersifat umum,

3. proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan,

4. akuntansi hanya melaporkan informasi yang materiil,

5. laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapai ketidakpastian. 6. laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu

peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas),

7. adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan,

8. informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

Laporan keuangan memiliki manfaat bagi para pemakai laporan keuangan. Laporan keuangan juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang akan mengurangi kejujuran dan keandalan data akuntansi. Kejujuran dalam akuntansi adalah penyajian laporan keuangan sedemikian rupa, sehingga informasi dalam laporan keuangan tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan. Implikasi kejujuran tidak akan pernah membuat garis batas yang tegas antara laporan keuangan yang jujur dan laporan keuangan yang tidak jujur, apakah laporan keuangan memang memiliki kandungan informasi yang layak digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan suatu keputusan pada masa mendatang. Praktek tersebut tidak melanggar standar akuntansi yang berlaku. Bagi perusahaan yang

(5)

melakukan praktek tersebut, sangat mungkin laporan keuangan hasil auditnya menunjukkan pendapat yang wajar.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:10), laporan keuangan bermanfaat untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Belkaoui (2003:164), laporan keuangan memberikan informasi: 1. yang berguna bagi investor dan kreditur sekarang dan yang potensial serta

pemakai lain dalam pengambilan keputusan investasi, kredit dan semacamnya yang rasional. Informasi tersebut harus dapat dimengerti oleh mereka yang mempunyai cukup pemahaman atas aktivitas bisnis dan ekonomi dan yang ingin mempelajari informasi tersebut dengan cukup rajin,

2. guna membantu investor dan kreditur sekarang dan yang potensial serta pemakai lain dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan kas di masa depan dari dividen atau bunga dan hasil dari penjualan, penarikan atau jatuh tempo dari sekuritas atau pinjaman,

3. mengenai sumber daya ekonomi dari suatu perusahaan, klaim pada sumber daya tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber dan pengaruh dari transaksi, kejadian dan situasi yang mengubah sumber daya dan klaim pada sumber daya tersebut).

Keterangan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan berisi informasi yang bermanfaat bagi para pihak yang berkepentingan mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti laporan tahunan atau prospektus. Laporan keuangan yang dibuat untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian

(6)

besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi dan menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas pengunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Adapun manfaat laporan keuangan secara teoritis tidak dapat dipisahkan dari tujuan penyusunan laporan keuangan, karena berdasar tujuannya dapat diketahui manfaat yang diharapkan terhadap laporan keuangan tersebut. Sedangkan manfaat laporan keuangan secara empiris dilakukan dengan cara melakukan penelitian-penelitian dengan menggunakan laporan keuangan sebagai sumber dasar informasi untuk membuktikan apakah laporan keuangan bermanfaat bagi para pemakai untuk pengambilan keputusan ekonomi. Alasan penyusunan laporan keuangan yang dilihat dari sisi manajemen perusahaan dan sisi pemakai eksternal. Sisi manajemen perusahaan, laporan keuangan merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Sisi pemakai eksternal, laporan keuangan merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggunjawaban dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Laporan keuangan perlu dilampiri pengungkapan (disclosure) mengenai informasi-informasi yang dapat mempengaruhi keputusan. Sektor publik diwajibkan untuk membuat laporan keuangan yang telah diaudit untuk menjamin telah dilakukannya true and fair presentation. Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan. Laporan keuangan digunakan sebagai

(7)

bentuk pertanggungjawaban kepada publik, memonitori kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain sejenis. Selain itu, juga memungkinkan pihak luar untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.

Laporan keuangan dapat memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang, seperti memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana, membantu pembaca dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang, memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi, karyawan, dan masyarakat, serta memberikan informasi kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.

2. Kinerja Keuangan

Kinerja adalah sebuah

yang menterjemahkan kata dari bahasa asi

sebagai berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

(8)

diberikan kepadanya (http://id.wikipedia.org/wiki/kinerja#colume-one

Perusahaan kemungkinan akan menggunakan informasi akuntansi untuk menilai kinerja manajer. Kemungkinan lain adalah informasi akuntansi digunakan bersamaan dengan informasi non akuntansi untuk menilai kerja manajernya. Kinerja manajer diwujudkan dalam berbagai kegiatan mencapai tujuan perusahaan, dan setiap kegiatan itu memerlukan sumber daya maka kinerja manajemen akan tercermin dari penggunaan sumber daya untuk

, tanggal akses 8 Maret 2010). Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Metode penilaian kinerja keuangan apabila dibahas, perusahaan harus didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum. Laporan ini merupakan data yang paling umum yang tersedia untuk tujuan tersebut walaupun seringkali tidak mewakili hasil dan kondisi ekonomi. Laporan keuangan disebut sebagai "kartu skor" periodik yang memuat hasil investasi operasi dan pembiayaan perusahaan, maka fokus akan diarahkan pada hubungan dan indikator keuangan yang memungkinkan analisa penilaian kinerja masa lalu dan juga proyeksi hasil masa depan, dimana akan menekankan pada manfaat serta keterbatasan yang terkandung di dalamnya.

(9)

mencapai tujuan perusahaan. Di samping itu, informasi akuntansi merupakan dasar yang objektif dan bukan subjektif sebagai dasar penilaian kinerja manajer. Masalah pengukuran atau penilaian berkaitan dengan keluaran bukan masukan. Sedikit pengecualian (biaya atau pengeluaran) dapat dnilai pada organisasi nirlaba seperti halnya pada organisasi yang berorientasi pada laba, tetapi tanpa ukuran yang baik untuk keluaran penggunaan informasi biaya untuk menilai kinerja keuangan akan menjadi subjektif. Organisasi perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban perlu dikaitkan dalam menilai kinerja keuangan. Besarnya tanggungjawab manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan dapat diketahui dalam melihat organisasi perusahaan. Namun demikian, mengatur besarnya tanggungjawab sekaligus mengukur prestasi keuangan tidaklah mudah, kaena ada yang dapat dinilai dengan mudah dan ada pula yang sulit.

3. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan menjadi bagian penting dalam sebuah perusahaan, karena pada laporan keuangan ini pendanaan bagi seluruh kegiatan operasional perusahaan dapat ditelusuri. Di samping itu, laporan keuangan sebagai salah satu faktor utama dalam penilaian performansi perusahaan. Perusahaan memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi dan kinerja keuangan perusahaan, meskipun pada dasarnya laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan memiliki keterbatasan dalam penggunaannya. Laporan keuangan

(10)

tersebut disusun berdasarkan ketentuan-ketentuan dan asumsi-asumsi ekonomi yang ada, yang umumnya tidak semua informasi yang disajikan dapat dipahami oleh pihak yang menggunakan laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan analisis laporan keuangan.

Menurut Djarwanto (2003:120), arti penting dari analisis laporan keuangan adalah:

1. bagi pihak manajemen, yaitu untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, dan pengembangan karier,

2. bagi pemegang saham, yaitu untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, dan keamanan investasi,

3. bagi kreditur, yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya,

4. bagi pemerintah, yaitu pajak, dan persetujuan untuk go public,

5. bagi karyawan, yaitu penghasilan yang memadai, kualitas hidup, dan keamanan kerja.

Alat dalam menilai suatu laporan keuangan adalah hasil analisis terhadap laporan keuangannya dan hasil analisis tersebut dapat diketahui perkembangannya. Perkembangan yang dimaksud meliputi perkembangan struktur kekayaan dan perkembangan pendapatannya, dan kaitan antara keduanya. Jadi analisis laporan keuangan berarti mengadakan perbandingan antara perkiraan-perkiraan dalam neraca dan daftar laba-rugi, dan mencari sebab-sebab terjadinya perubahan tersebut. Dari perbandingan-perbandingan tersebut, akan dinilai tentang perkembangan atau perubahan tersebut.

Menurut Munawir (2001:36), teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah:

(11)

2. tren atau tendensi dan kemajuan keuangan perusahaan, di mana angka dinyatakan dalam persentase,

3. laporan dengan persentase per komponen, 4. analisis sumber dan penggunaan modal kerja, 5. analisis sumber dan penggunaan kas,

6. analisis rasio,

7. analisis perubahan laba kotor, 8. analisis break even.

Teknik analisis yang biasa digunakan adalah perbandingan laporan keuangan, yaitu dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan data absolut atau jumlah dalam rupiah, kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah, kenaikan atau penurunan dalam persentase, perbandingan yang dinyatakan dengan rasio dan persentase dari total.

Metode ini apabila digunakan maka dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dan perubahan yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Tren atau tendensi dan kemajuan keuangan perusahaan angka dinyatakan dalam presentase (trend precentage analysis). Laporan dengan presentase per komponen atau

common size statement ini digunakan untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) digunakan untuk mengetahui sumber-sumber penggunaan uang kas selama periode tertentu. Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis) yaitu suatu metode analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu

(12)

perusahaan dari suatu periode ke periode yang lain, atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk periode tersebut.

Analisis break even menganalisis tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan. Dengan analisis break even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. Break even point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Dengan kata lain, keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel. Apabila penjualan hanya cukup menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan mengalami kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan. Analisis break even

secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan pola hubungan antara volume penjualan, biaya dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian, jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu, seberapa besar berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian, dan untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang akan diperoleh.

(13)

Analisis rasio keuangan yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba-rugi satu dengan lainnya dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditur dan investor, serta memberikan pandangan ke dalam tentang cara dana dapat diperoleh.

4. Analisis Rasio Keuangan

Mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang sering digunakan selama pemeriksaan tersebut adalah rasio keuangan (financial ratio) atau indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Menurut Riyanto (2002:253), rasio dinyatakan sebagai alat yang dinyatakan dalam arithmatical terms, yang dapat digunakan untuk menjelaskan data finansiil. Menurut Horne dan Wachowicz, JR. (2005:200), rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja dari perusahaan. Analis keuangan menggunakan berbagai rasio ini sama seperti halnya seorang dokter ahli yang menggunakan berbagai hasil uji laboratorium. Jika digabungkan, dan dengan berjalannya waktu, data ini menawarkan pandangan yang sangat berharga mengenai kondisi perusahaan, kondisi keuangan, dan profitabilitasnya.

(14)

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara hutang dan modal, kas dan total kas, harga pokok penjualan dengan total penjualan, dan sebagainya. Teknik ini lazim digunakan para analisis keuangan untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini, dapat dinilai secara cepat hubungan antara pos dan membandingkannya dengan rasio lain, sehingga dapat diperoleh informasi dan memberikan penilaian.

Menurut Djarwanto (2003:123), rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu item dengan iem lainnya dalam laporan keuangan, yang dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Menurut Sawir (2005:6) analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditur dan investor dan memberikan pandangan tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh.

Sering terdapat pemikiran bahwa mengapa harus memikirkan rasio dan mengapa tidak hanya melihat angka-angka langsung. Perusahaan menghitung rasio, karena dengan cara ini, perusahaan akan mendapatkan perbandingan yang mungkin terbukti lebih berguna daripada angka-angka aslinya, misalnya, anggaplah bahwa perusahaan memiliki angka laba bersih tahun ini sebesar $1 juta, angka tersebut tampak cukup menguntungkan. Akan tetapi, bagaimana jika

(15)

perusahaan tersebut memiliki dana sejumlah $200 juta yang diinvestasikan di total aktivanya? Jika perusahaan membagi laba bersih dengan total aktiva, perusahaan akan mendapat $1J/$200J = 0,005, yaitu 0,5% pengembalian atas total aktiva (return on asset–ROA) perusahaan. Angka 0,005, berarti bahwa setiap dolar aktiva yang diinvestasikan dalam perusahaan menghasilkan setengah persen pengembalian. Rekening tabungan akan memberikan pengembalian yang lebih baik untuk investasi daripada investasi ini, dan dengan risiko yang lebih rendah.

Setiap analisis mempunyai tujuan atau kegunaan yang menentukan perbedaan penekanan yang sesuai dengan tujuan tersebut. Seorang analis, misalnya seorang bankir yang sedang mempertimbangkan pemberian kredit jangka pendek untuk suatu perusahaan. Para bankir terutama akan menekankan pada posisi keuangan perusahaan jangka pendek, sehingga mereka menekankan rasio likuiditas. Sebaliknya, pemberi kredit jangka panjang akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan efisiensi operasinya. Mereka mengetahui, bahwa operasi yang tidak efisien akan mengikis nilai aktiva dan posisi sekarang yang kuat tidak akan menjamin bahwa dana akan tersedia untuk melunasi suatu penerbitan obligasi dua puluh tahun. Para calon pemegang saham akan menaruh perhatian terhadap profitabilitas dan efisiensi jangka panjang. Sudah tentu manajemen memerlukan seluruh aspek dari analisis keuangan.

(16)

Menurut Horne dan Wachowicz, JR. (2005:202), manfaat dan tujuan analisis rasio keuangan adalah untuk:

1. perbandingan internal.,

2. perbandingan eksternal dan sumber rasio industri.

Menurut perbandingan internal, analisis rasio keuangan melibatkan dua jenis perbandingan. Pertama, analis dapat membandingkan rasio sekarang dengan rasio dahulu, dan perkiraan pada masa mendatang untuk perusahaan yang sama. Rasio lancar (current ratio), yaitu rasio aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek. Rasio untuk tahun sekarang dapat dibandingkan dengan rasio lancar akhir tahun sebelumnya. Ketika rasio keuangan diperlebar ke beberapa periode tahun, analis dapat mempelajari komposisi perubahan, dan menentukan ada tidaknya kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Perusahaan tidak terlalu banyak memperhatikan satu rasio dalam satu periode waktu, tetapi satu rasio untuk beberapa periode. Rasio keuangan juga dapat dihitung untuk laporan proyeksi atau proforma, dan dibandingkan dengan rasio sekarang dan masa sebelumnya.

Perbandingan eksternal dan sumber rasio industri melibatkan perbandingan antara rasio suatu perusahaan dengan berbagai perusahaan lainnya, yang hampir sama atau dengan rata-rata industri pada suatu periode. Perbandingan semacam ini memberikan pandangan ke dalam mengenai kondisi keuangan, dan kinerja relatif perusahaan. Cara ini juga membantu perusahaan mengidentifikasi penyimpangan signifikan dari rata-rata industri manapun yang dapat digunakan.

(17)

Rasio keuangan banyak sekali, karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Pengelompokan rasio keuangan juga bermacam-macam, ada yang mengelompokkan berdasarkan sumber datanya, ada yang berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi perusahan berdasarkan laporannya dan lain-lain. Menurut Munawir (2001:264), “secara umum rasio-rasio keuangan dapat dikelompokkan dalam rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio leverage, rasio-rasio aktivitas dan rasio-rasio profitabilitas.” Rasio-rasio tersebut dikelompokkan berdasarkan data dan kegunaan dari rasio tersebut. Misalnya rasio profitabilitas digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga data yang dipergunakan sebagian besar berasal dari laporan laba-rugi.

Berikut ini dikemukakan beberapa macam analisis rasio, pengertian, cara perhitungan beserta interprestasinya berdasarkan laporan keuangan.

1. Rasio-rasio likuiditas, yaitu rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan, yang terdiri dari:

a.

Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.

b.

Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan, dan efek atau bank yang segera dapat diuangkan.

Current ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar

Cash ratio = Kas + Bank+Efek Hutang Lancar

(18)

c.

Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.

d.

Untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dengan posisi modal kerja. e.

Untuk menunjukkan porsi aktiva lancar atas hutang. Dengan demikian, dapat diketahui kondisi aktiva lancar perusahaan cukup baik atau seimbang dibandingkan dengan total hutang perusahaan.

f.

Untuk menunjukkan porsi aktiva lancar atas total aktiva. Dengan demikian, dapat diketahui apakah aktiva lancar perusahaan cukup baik terhadap total aktiva perusahaan.

2. Rasio-rasio leverage, yaitu rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang, yang terdiri dari: a.

Untuk mengukur bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.

b. .

Working capital to total assets ratio

Aktiva Lancar – Hutang Lancar Jumlah Aktiva

=

Aktiva lancar terhadap hutang Aktiva Lancar Total Hutang

=

Aktiva lancar terhadap aktiva Aktiva Lancar Total Aktiva =

Total debt to equity ratio

Total Hutang Jumlah Modal Sendiri =

Total debt to total assets = Total Hutang Total Aktiva

(19)

Untuk mengukur bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. c.

Untuk mengukur bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang jangka panjang.

d. .

Untuk mengukur besarnya aktiva berwujud (tangible assets) yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.

e. .

Untuk mengukur besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.

3. Rasio-rasio aktivitas, adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber dananya.

f. .

Untuk mengukur dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu.

g.

Long Term debs to equity ratio

= Hutang Jangka Panjang Modal Sendiri

Tangible assets debt coverage

= ( Jumlah Aktiva) – (Aktiva Tidak Berwujud) – (Hutang Lancar) Hutang Jangka Panjang

Time interest earned = Laba Sebelum Pajak Penghasilan Bunga Hutang Jangka Panjang

Total assets turnover = Penjualan Bersih Jumlah Aktiva

Receivable turnover = Penjualan kredit Piutang rata-rata

(20)

Untuk mengukur dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu periode tertentu.

h.

Untuk mengukur lamanya dana tertanam pada piutang dalam suatu periode. i. .

Untuk mengukur dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode tertentu.

j.

Untuk mengukur periode rata-rata persediaan barang berada di gudang. k.

Untuk mengukur kemampuan modal kerja bersih berputar dalam suatu periode tertentu atau indikasi dari siklus kas (cash cycle) dari perusahaan. 4. Rasio-rasio profitabilitas, adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. l. .

Untuk mengukur laba bruto per rupiah penjualan. m. .

Average collection period = Piutang Rata-Rata x 360 Penjualan Kredit

Inventory turnover

= Harga Pokok Penjualan Persediaan Rata-Rata

Average day’s inventory = Inventory Rata-Rata x 360 Harga Pokok Penjualan

Working capital turnover = Penjualan neto

Aktiva lancar – Hutang lancar

Operating profit margin = Laba usaha (operasi) Penjualan neto

Gross profit margin = Penj. Netto – Harga pokok penjualan Penjualan neto

(21)

Untuk mengukur laba operasi atau usaha sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan.

n.

Untuk mengukur laba bersih per rupiah penjualan. o.

Untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

p. .

Untuk mengukur laba bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

q. .

Untuk mengukur kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. r.

Untuk menunjukkan tingkat produktivitas karyawan dari segi laba yang dihitung per jumlah karyawan. Masih banyak tingkat produktivitas lainnya yang dapat digunakan sebagai ukuran selain dengan tingkat laba.

5. Rasio-rasio pertumbuhan, adalah rasio-rasio yang dapat menggambarkan pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun.

s. .

Net profit margin = Laba setelah pajak Penjualan neto

Return on investment = Laba Setelah Pajak Jumlah Aktiva

Return on total assets = Laba Bersih Jumlah Aktiva

Earning per share =

Tingkat produktivitas = Jumlah Laba Jumlah karyawan

Laba Bagian Saham Bersangkutan Jumlah Laba

Kenaikan penjualan = Penjualan Tahun ini – Penjualan Tahun Lalu Penjualan Tahun Lalu

(22)

Untuk menunjukkan persentasi kenaikan penjualan tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, semakin tinggi semakin baik.

t. .

Untuk menunjukkan persentase kenaikan laba bersih tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, semakin tinggi semakin baik.

u.

Untuk menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan EPS pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.

v. .

Untuk menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan DPS pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.

6. Rasio-rasio produktivitas, adalah rasio-rasio yang menunjukkan produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.

w. .

Untuk menunjukkan sejauh mana kemampuan karyawan menghasilkan laba. Semakin besar rasio ini semakin baik, karena dianggap lebih produktif. x.

Untuk menunjukkan jumlah biaya yang diukur dari jumlah karyawan. Biaya tersebuterupa biaya produksi, biaya gaji, biaya pendidikan, biaya penjualan,

Kenaikan laba bersih = Laba Bersih Tahun Ini – Tahun Lalu Laba Bersih Tahun Lalu

Kenaikan dividen / share (DPS) = DPS Tahun Ini – DPS Tahun Lalu DPS Tahun Lalu

Earning per share = EPS Tahun Ini – EPS Tahun Lalu EPS Tahun Lalu

Rasio karyawan atas penjualan = Jumlah Laba Bersih Jumlah Karyawan

Rasio biaya per karyawan = Jumlah Biaya Jumlah Karyawan

(23)

dan biaya lain. Semakin kecil rasio ini semakin baik, karena dianggap semakin efisien.

y.

Untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba. z.

Untuk menunjukkan kontribusi rata-rata total terhadap jumlah kantor cabang perusahaan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Adapun tinjauan penelitian terdahulu yang digunakan adalah dari Saudari Josephine Kusuma (2009) yang berjudul ”Peranan Rasio Keuangan Dalam Memprediksikan Pertumbuhan Laba pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.” dan Anthony Chaidir (2009) yang berjudul ”Analisis Laporan Keuangan Dalam Rangka Penilaian Likuiditas dan Profitabilitas pada PT. Sutera Mas Gemilang Medan.”

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Josephine Kusuma (2009) adalah penelitian yang dilakukan Josephine Kusuma (2009) ditujukan dalam memprediksikan pertumbuhan laba, sedangkan pada penelitian ini ditujukan untuk menganalisis tingkat kemampuan profitabilitas dan likuiditas perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Anthony Chaidir (2009) adalah penelitian yang dilakukan Anthony Chaidir (2009) pada perusahaan dagang yang mempunyai skala usaha yang lebih kecil dibandingkan dengan PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk.

Rasio laba terhadap cabang

= Total Laba Jumlah Cabang

(24)

Adapun tinjauan penelitian terdahulu yang digunakan seperti pada Tabel 2.1. Tabel 2.1.

Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama

Peneliti dan Tahun Peneliti

Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Josephine Kusuma (2009) Peranan Rasio Keuangan Dalam Memprediksikan Pertumbuhan Laba pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. − Rasio Keuangan − Pertumbuhan Laba − Rasio keuangan mempunyai peranan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan. − Pertumbuhan laba perusahaan pada tahun yang akan datang diprediksikan tidak signifikan, atau hampir sama dengan pertumbuhan laba pada tahun 2007. 2. Anthony Chaidir (2009) Analisis Laporan Keuangan Dalam Rangka Penilaian Likuiditas dan Profitabilitas pada PT. Sutera Mas Gemilang Medan − Laporan Keuangan − Likuiditas − Profitabilitas Likuiditas dan profitabilitas perusahaan cenderung menurun dari tahun sebelumnya.

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual analisis rasio profitabilitas dan rasio likuiditas dalam menilai kinerja keuangan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk, seperti pada Gambar 2.1. berikut:

(25)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Sumber: Peneliti

Penelitian dilakukan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk. Dari kerangka konseptual ini menjelaskan bahwa analisis laporan keuangan menggunakan rasio profitabilitas dan rasio likuiditas untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam menjalankan efektivitas manajemennya, yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan. Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo. Kinerja keuangan merupakan gambaran prestasi yang

PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Rasio Profitabilitas Dan Rasio Likuiditas

Kinerja Keuangan

(26)

telah dicapai perusahaan dalam suatu periode yang menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, sumber daya manusia, dan lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan pendekatan pembelajaran matematika realistik yang dapat meningkatkan aktivitas belajar

Pada BAB III peneliti menjabarkan dan menganalisis data keuangan perusahaan sesuai dengan laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, jenis laporan keuangan, analisis

T dan Suhardiyanto, N (2017) dengan perbedaan sebagai berikut: (1) Sampel Perusahaan pada penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur sedangkan dalam penelitian

Mengenai pengetahuan personil humas mabes polri terhadap informasi publik yang dikecualikan polri yang dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu berdasarkan hasil

Hal ini sesuai dengan apa yang telah diungkapkan Zacharia (2007), Saepuzaman (2011) dan Smith (2010) bahwa pembelajaran dengan kombinasi real dan virtual lab memberikan hasil

Abrasi pantai di Indonesia saat ini dinilai sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan. Lebih dari 30 ribu kilometer pantai, atau sekitar 40 persen dari 80

1) Analisis perbandingan antara laporan keuangan, yaitu analisis dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.. 2) Analisis trend, yaitu analisis laporan

Bapak Adityawan., selaku Kepala Cabang PT.Dwipar Loka Ayu beserta seluruh karyawan PT.Dwipar Loka Ayu, yang telah bersedia menerima saya untuk mengadakan studi kasus pada