• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LIMBAH MAT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI PALA (Myristicafragans) TERHADAP KEMATIAN NYAMUK Aedes sp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN LIMBAH MAT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI PALA (Myristicafragans) TERHADAP KEMATIAN NYAMUK Aedes sp"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

164

PEMANFAATAN LIMBAH MAT

DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI PALA

(Myristicafragans)

TERHADAP KEMATIAN NYAMUK

Aedes sp

Andriyani Setyaningrum*,Yamtana**, Sardjito Eko Windarso**

* JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl.Tatabumi 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY 55293 email: setyaningrum.andriyani@gmail.com

**JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Abstract

Aedes sp is the transmitting vector for Dengue Haemorrhagic Fever (DHF). One of the mosquito controlling measure is by using insecticides with electric mat. One of bological insecticides which can be used is nutmeg or Myristicafragans. The extract of the kernels contains tanine and sapo-nine. The purpose of this study was to determine the effect of concentration variation of nutmeg kernel extract as additional substance for used electric mat against the mortality of Aedes sp. The study was a quasi experiment with post test only control group design. The collected data were analysed by using one way anova at 95 % significance level, to determine the effect of the concentration variation (15 %, 20 %, and 25 %) on the death of Aedes sp. LSD test was then performed to determine the most effective concentration. The results showed that the three con-centrations of nutmeg extract influence the death of Aedes sp (p-value < 0,001), and the most effective concentration was 25 % with 95 % mosquito mortality.

Keywords : electric mat, Myristicafragans kernel extract, Aedes sp, DHF vector Intisari

Aedes sp merupakan vektor penular penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satu pe-ngendalian nyamuk tersebut adalah dengan menggunakan insektisida dengan anti nyamuk elek-trik atau mat. Insektisida nabati yang dapat digunakan, salah satunya adalah Pala atau Myristi-cafragans yang ekstrak bijinya mengandung tanin dan saponin. Tujuan penelitian ini adalah un-tuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi ekstrak biji pala sebagai bahan tambahan limbah mat terhadap kematian nyamuk Aedes sp. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experi-ment dengan desain post test only control group. Data penelitian diuji dengan one way anova pada taraf signifikansi 95 %, untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi (5 %, 20 %, dan 25 %) terhadap kematian nyamuk Aedes sp, kemudian dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengeta-hui konsentrasi yang paling efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi eks-trak biji pala berpengaruh terhadap kematian nyamuk Aedes sp dengan nilai p-value < 0,001. Adapun konsentrasi yang paling efektif adalah 25 % dengan kematian nyamuk Aedes sp seba-nyak 19 ekor (95 %).

Kata Kunci : mat elektrik, ekstrak biji pala, Aedes sp, vektor DBD

PENDAHULUAN

Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan berbangsa. Upaya kesehatan yang terpadu dan me-nyeluruh dilaksanakan dalam bentuk u-paya kesehatan masyarakat yang dise-lenggarakan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat 1).

Salah satu masalah kesehatan ma-syarakat yang menjadi ancaman adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Di Indonesia, DBD masih men-jadi masalah kesehatan masyarakat dan

merupakan penyakit endemis hampir di seluruh provinsi yang ada. Jumlah pen-derita dan luas daerah yang terkena, pe-nyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan ke-padatan penduduk.

Kasus DBD pada awalnya memper-lihatkan siklus 5 tahunan yang selanjut-nya mengalami perubahan menjadi 3 tahunan, 2 tahunan dan akhirnya seka-rang ini menjadi siklus tahunan dengan adanya kecenderungan peningkatan in-feksi virus Dengue pada bulan-bulan ter-tentu 2).

Menurut Undang-Undang RI No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, upaya

(2)

PEMANFAATAN LIMBAH MAT

DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI PALA

(Myristicafragans)

TERHADAP KEMATIAN NYAMUK

Aedes sp

Andriyani Setyaningrum*,Yamtana**, Sardjito Eko Windarso**

* JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl.Tatabumi 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY 55293 email: setyaningrum.andriyani@gmail.com

**JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Abstract

Aedes sp is the transmitting vector for Dengue Haemorrhagic Fever (DHF). One of the mosquito controlling measure is by using insecticides with electric mat. One of bological insecticides which can be used is nutmeg or Myristicafragans. The extract of the kernels contains tanine and sapo-nine. The purpose of this study was to determine the effect of concentration variation of nutmeg kernel extract as additional substance for used electric mat against the mortality of Aedes sp. The study was a quasi experiment with post test only control group design. The collected data were analysed by using one way anova at 95 % significance level, to determine the effect of the concentration variation (15 %, 20 %, and 25 %) on the death of Aedes sp. LSD test was then performed to determine the most effective concentration. The results showed that the three con-centrations of nutmeg extract influence the death of Aedes sp (p-value < 0,001), and the most effective concentration was 25 % with 95 % mosquito mortality.

Keywords : electric mat, Myristicafragans kernel extract, Aedes sp, DHF vector Intisari

Aedes sp merupakan vektor penular penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satu pe-ngendalian nyamuk tersebut adalah dengan menggunakan insektisida dengan anti nyamuk elek-trik atau mat. Insektisida nabati yang dapat digunakan, salah satunya adalah Pala atau Myristi-cafragans yang ekstrak bijinya mengandung tanin dan saponin. Tujuan penelitian ini adalah un-tuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi ekstrak biji pala sebagai bahan tambahan limbah mat terhadap kematian nyamuk Aedes sp. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experi-ment dengan desain post test only control group. Data penelitian diuji dengan one way anova pada taraf signifikansi 95 %, untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi (5 %, 20 %, dan 25 %) terhadap kematian nyamuk Aedes sp, kemudian dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengeta-hui konsentrasi yang paling efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi eks-trak biji pala berpengaruh terhadap kematian nyamuk Aedes sp dengan nilai p-value < 0,001. Adapun konsentrasi yang paling efektif adalah 25 % dengan kematian nyamuk Aedes sp seba-nyak 19 ekor (95 %).

Kata Kunci : mat elektrik, ekstrak biji pala, Aedes sp, vektor DBD

PENDAHULUAN

Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan berbangsa. Upaya kesehatan yang terpadu dan me-nyeluruh dilaksanakan dalam bentuk u-paya kesehatan masyarakat yang dise-lenggarakan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat 1).

Salah satu masalah kesehatan ma-syarakat yang menjadi ancaman adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Di Indonesia, DBD masih men-jadi masalah kesehatan masyarakat dan

merupakan penyakit endemis hampir di seluruh provinsi yang ada. Jumlah pen-derita dan luas daerah yang terkena, pe-nyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan ke-padatan penduduk.

Kasus DBD pada awalnya memper-lihatkan siklus 5 tahunan yang selanjut-nya mengalami perubahan menjadi 3 tahunan, 2 tahunan dan akhirnya seka-rang ini menjadi siklus tahunan dengan adanya kecenderungan peningkatan in-feksi virus Dengue pada bulan-bulan ter-tentu 2).

Menurut Undang-Undang RI No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, upaya

pencegahan, pengendalian dan pembe-rantasan penyakit menular dilakukan un-tuk melindungi masyarakat dari tertular-nya petertular-nyakit. Fungsi laintertular-nya yaitu menu-runkan jumlah penderita yang sakit dan atau meninggal dunia, serta mengurangi dampak sosial ekonomi akibat penyakit menular. Setiap orang juga berkewajiban untuk ikut mewujudkan kesehatan ma-syarakat yang setinggi-tingginya, meng-hormati hak orang lain, berperilaku sehat dan menjaga kesehatan orang lain.

Menurut Peraturan Menteri Keseha-tan No 374 tahun 2010 tenKeseha-tang Pengen-dalian Vektor, pengertian vektor adalah arthropoda yang dapat menularkan, me-mindahkan dan atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia. Se-dangkan pengertian pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan popu-lasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi beresiko bagi terjadinya penularan vektor di suatu wi-layah atau menghindari kontak masya-rakat dengan vektor sehingga penularan penyakit oleh vektor dapat dicegah.

Berdasarkan profil kesehatan tahun 2014, pada tahun 2014 sampai dengan pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indone-sia sebanyak 71.668 orang dan 641 di antaranya meninggal dunia. Target ang-ka kesakitan DBD secara nasional pada tahun 2014 adalah sebesar 49 per 100.000 penduduk, sementara kasus DBD yang tercatat pada tahun tersebut sebesar 39,89 per 100.000 penduduk, yang berarti telah melampaui target yang telah ditetapkan. Angka kematian DBD juga mengalami penurunan dimana pada tahun 1986 angka CFRnya mencapai 41,30 % sementara di tahun 2014 telah menjadi 0,90 % saja 3).

Pengendalian Aedes sp memiliki pe-ran penting dalam upaya untuk mence-gah dan menanggulangi penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk tersebut. Pengendalian nyamuk Aedes sp dapat menggunakan cara-cara kimia, fisika maupun biologi.

Pengendalian secara kimia sering dilakukan karena lebih mudah dan di-anggap lebih efektif, yaitu dengan

peng-gunaan insektisida. Seiring dengan per-kembangan teknologi yang semakin me-ningkat, kombinasi cara fisik serta kimia menjadi salah satu alternatif dalam me-lakukan pengendalian nyamuk. Penggu-naan mat elektrik, sebagai contoh, meru-pakan salah satu upaya pengendalian nyamuk yang oleh masyarakat dianggap efektif untuk mengendalikan nyamuk 4).

Mat adalah produk anti nyamuk ter-buat dari pulp atau bahan lainnya yang mengandung bahan aktif insektisida. Ke dalam mat dapat ditambahkan bahan-bahan sinergis, pewangi, dan pewarna. Mat digunakan dengan alat pemanas lis-trik untuk menguapkan bahan aktif yang terkandung di dalamnya.

Selama ini, penggunaan mat hanya sekali pakai dan mat bekas akan dibu-ang begitu saja oleh masyarakat karena dianggap sudah tidak dapat dipakai lagi. Masyarakat belum sepenuhnya menge-tahui bahwa mat bekas tersebut sebe-narnya dapat dimanfaatkan kembali de-ngan cara diisi atau ditambahkan bahan insektisida lagi ke dalamnya sehingga kemudian dapat digunakan ulang.

Bahan aktif yang mengandung in-sektisida yang ditambahkan ke dalam mat bekas tersebut dapat dibuat dari ba-han-bahan alami yang terdapat di ling-kungan. Insektisida alami dianggap lebih aman dibandingkan dengan insektisida sintetis karena lebih ramah lingkungan sehingga tidak mengganggu kesehatan masyarakat. Salah satu insektisida alami yang dapat dimanfaatkan yaitu biji buah Pala atau Myristica fragans 5).

Biji Pala dapat menghasilkan nyak atsiri sebanyak 2-15 %. Fungsi mi-nyak atsiri tersebut adalah sering dijadi-kan sebagai insektisida nabati. Karena kandungan minyak atsiri yang dapat di-gunakan sebagai insektisida tersebut, maka banyak industri yang memanfaat-nya sebagai salah satu produk insekti-sida yang dijual di pasaran 6).

Berdasarkan uji pendahuluan pada 26 Februari 2016, dengan menggunakan konsentrasi biji Pala sebesar 5 %, 10 %, dan 15 %, diperoleh hasil bahwa kon-sentrasi yang paling efektif terhadap ke-matian nyamuk adalah 15 % yaitu seba-nyak 13 ekor. Berdasarkan latar

(3)

bela-166

Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.8 No.4, Mei 2017, Hal 164 – 168

kang di atas, peneliti tertarik untuk mela-kukan penelitan pengendalian nyamuk Aedes sp menggunakan ekstrak biji Pala (Myristica fragans) dengan konsentrasi 15 %, 20 %, dan 25 % yang ditambah-kan pada mat bekas.

METODA

Jenis penelitian ini adalah quasi ex-periment, dengan rancangan post test with control group design 7). Sampel pe-nelitian adalah nyamuk Aedes sp betina dewasa berumur 2-4 hari sebanyak 20 ekor untuk setiap perlakuan.

Sebagai variabel bebas adalah ber-bagai penambahan konsentrasi ekstak biji Pala sebagai bahan tambahan pada mat bekas, yang terdiri dari konsentrasi 15 %, 20 %, dan 25 % dan sebagai kon-trol adalah mat bekas pakai yang tidak diberi tambahan apa pun. Mat bekas yang dipakai dalam perlakuan adalah yang telah dipanaskan selama 24 jam, sehingga bahan aktifnya telah hilang.

Prosedur penelitian ini terdiri dari: penangkaran nyamuk di Dusun Jowah-an, Sumberagung, MoyudJowah-an, SlemJowah-an, yang kemudian ditangkarkan di Labora-torium Vektor Jurusan Kesehatan Ling-kungan Poltekkes Kemenkes Yogyakar-ta. Pembuatan ekstrak biji pala dilakukan di Fakultas Teknologi Pertanian Univer-sitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penguji-an nyamuk dilakukPenguji-an di Laboratorium Vektor Jurusan Kesehatan Lingkungan dengan menggunakan empat buah glass chamber. Pemaparan mat ekstrak biji Pala dengan konsentrasi 15 %, 20 %, 25 %, dan kontrol dilakukan selama 20 me-nit dengan pengulangan sebanyak 6 kali untuk masing-masing konsentrasi. Sete-lah pemaparan, nyamuk uji yang mati a-tau pingsan dihitung dan dihold selama 24 jam. Setelah itu baru dilakukan perhi-tungan kematian nyamuk.

Data yang diperoleh, dianalisis se-cara deskriptif dalam bentuk tabel per-sentase kematian nyamuk. Adapun se-cara inferensial, dilakukan uji Kolmogo-rov-Smirnov untuk mengetahui normali-tas data tersebut. Karena hasil perhitu-ngan ternyata data memenuhi asumsi distribusi normal, maka selanjutnya

dila-kukan uji one way anova dan uji LSD un-tuk mengetahui pengaruh ekstrak biji Pa-la terhadap kematian nyamuk Aedes sp. Semua uji statistik menggunakan derajat kepercayaan 95 %.

HASIL

Tabel 1.

Kematian Aedes sp yang telah dipaparkan mat

dengan ekstrak biji Pala selama 20 menit

U la ng an k e Jumlah n yamu k uji

Kematian nyamuk Aedes sp Kontrol Konsen trasi

15% Konsen trasi 20% Konsen trasi 25% n % n % n % n % 1 20 0 0 10 50 14 70 18 90 2 20 1 5 10 50 13 65 18 90 3 20 0 0 11 55 13 65 19 95 4 20 0 0 9 45 15 75 19 95 5 20 1 5 11 55 14 70 20 100 6 20 0 0 12 60 15 75 17 85 ™ 120 2 10 63 315 84 420 111 555 X 20 1 1,67 12 52,5 14 70 19 92,5

Berdasarkan tabel di atas dapat di-ketahui bahwa rata-rata kematian pada kelompok kontrol adalah 0 ekor atau ti-dak ada kematian nyamuk uji; konsen-trasi 15 % adalah 12 ekor (52,5 %); sentrasi 20 % 14 ekor (70,0 %); dan kon-sentrasi 25 % adalah 19 ekor (92,5 %).

Tabel 2.

Hasil uji LSD

Beda antar

konsen trasi difference Mean Nilai p Keterangan 15 % dan 20 % -17,50 <0,001 signifikan Berbeda 15 % dan 25 % -40,00 <0,001 signifikan Berbeda 20 % dan 25 % -22,50 <0,001 signifikan Berbeda Terhadap data di atas, hasil uji sta-tistik menghasilkan nilai p lebih kecil dari 0,001; sementara, hasil uji LSD yang ter-saji pada Tabel 2 memperlihatkan bah-wa antara satu variasi konsentrasi esk-trak dengan variasi lainnya, ditemui

(4)

per-kang di atas, peneliti tertarik untuk mela-kukan penelitan pengendalian nyamuk Aedes sp menggunakan ekstrak biji Pala (Myristica fragans) dengan konsentrasi 15 %, 20 %, dan 25 % yang ditambah-kan pada mat bekas.

METODA

Jenis penelitian ini adalah quasi ex-periment, dengan rancangan post test with control group design 7). Sampel pe-nelitian adalah nyamuk Aedes sp betina dewasa berumur 2-4 hari sebanyak 20 ekor untuk setiap perlakuan.

Sebagai variabel bebas adalah ber-bagai penambahan konsentrasi ekstak biji Pala sebagai bahan tambahan pada mat bekas, yang terdiri dari konsentrasi 15 %, 20 %, dan 25 % dan sebagai kon-trol adalah mat bekas pakai yang tidak diberi tambahan apa pun. Mat bekas yang dipakai dalam perlakuan adalah yang telah dipanaskan selama 24 jam, sehingga bahan aktifnya telah hilang.

Prosedur penelitian ini terdiri dari: penangkaran nyamuk di Dusun Jowah-an, Sumberagung, MoyudJowah-an, SlemJowah-an, yang kemudian ditangkarkan di Labora-torium Vektor Jurusan Kesehatan Ling-kungan Poltekkes Kemenkes Yogyakar-ta. Pembuatan ekstrak biji pala dilakukan di Fakultas Teknologi Pertanian Univer-sitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penguji-an nyamuk dilakukPenguji-an di Laboratorium Vektor Jurusan Kesehatan Lingkungan dengan menggunakan empat buah glass chamber. Pemaparan mat ekstrak biji Pala dengan konsentrasi 15 %, 20 %, 25 %, dan kontrol dilakukan selama 20 me-nit dengan pengulangan sebanyak 6 kali untuk masing-masing konsentrasi. Sete-lah pemaparan, nyamuk uji yang mati a-tau pingsan dihitung dan dihold selama 24 jam. Setelah itu baru dilakukan perhi-tungan kematian nyamuk.

Data yang diperoleh, dianalisis se-cara deskriptif dalam bentuk tabel per-sentase kematian nyamuk. Adapun se-cara inferensial, dilakukan uji Kolmogo-rov-Smirnov untuk mengetahui normali-tas data tersebut. Karena hasil perhitu-ngan ternyata data memenuhi asumsi distribusi normal, maka selanjutnya

dila-kukan uji one way anova dan uji LSD un-tuk mengetahui pengaruh ekstrak biji Pa-la terhadap kematian nyamuk Aedes sp. Semua uji statistik menggunakan derajat kepercayaan 95 %.

HASIL

Tabel 1.

Kematian Aedes sp yang telah dipaparkan mat

dengan ekstrak biji Pala selama 20 menit

U la ng an k e Jumlah n yamu k uji

Kematian nyamuk Aedes sp Kontrol Konsen trasi

15% Konsen trasi 20% Konsen trasi 25% n % n % n % n % 1 20 0 0 10 50 14 70 18 90 2 20 1 5 10 50 13 65 18 90 3 20 0 0 11 55 13 65 19 95 4 20 0 0 9 45 15 75 19 95 5 20 1 5 11 55 14 70 20 100 6 20 0 0 12 60 15 75 17 85 ™ 120 2 10 63 315 84 420 111 555 X 20 1 1,67 12 52,5 14 70 19 92,5

Berdasarkan tabel di atas dapat di-ketahui bahwa rata-rata kematian pada kelompok kontrol adalah 0 ekor atau ti-dak ada kematian nyamuk uji; konsen-trasi 15 % adalah 12 ekor (52,5 %); sentrasi 20 % 14 ekor (70,0 %); dan kon-sentrasi 25 % adalah 19 ekor (92,5 %).

Tabel 2.

Hasil uji LSD

Beda antar

konsen trasi difference Mean Nilai p Keterangan 15 % dan 20 % -17,50 <0,001 signifikan Berbeda 15 % dan 25 % -40,00 <0,001 signifikan Berbeda 20 % dan 25 % -22,50 <0,001 signifikan Berbeda Terhadap data di atas, hasil uji sta-tistik menghasilkan nilai p lebih kecil dari 0,001; sementara, hasil uji LSD yang ter-saji pada Tabel 2 memperlihatkan bah-wa antara satu variasi konsentrasi esk-trak dengan variasi lainnya, ditemui

per-bedaan yang signifikan, dan konsentrasi 25 % adalah yang paling efektif.

Karena kematian terrendah dihasil-kan oleh penggunaan konsentrasi yang terkecil, dan sebaliknya kematian ter-tinggi diperoleh dari penggunaan kon-sentrasi yang terbesar, maka secara deskriptif terlihat ada hubungan yang li-near antara konsentrasi ekstrak biji Pala dan kematian nyamuk Aedes sp.

Hubungan linear tersebut dapat di-nyatakan dalam bentuk persamaan garis regresi yang hasilnya adalah sebagai berikut: Y = 6,33 + 4X, dimana Y adalah kematian nyamuk uji, dan X adalah kon-sentrasi ekstrak biji Pala yang diguna-kan.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian terlihat bahwa ternyata nyamuk uji pada kelompok kon-trol tidak ada yang mati. Untuk konsen-trasi 15 %, rata-rata kematian nyamuk uji sebanyak 12 ekor (52,5 %), konsentrasi 20 %, rata-rata kematian nyamuk uji se-banyak 14 ekor (70,0 %), dan konsen-trasi 25 %, rata-rata kematian nyamuk uji sebanyak 19 ekor (92,5 %).

Hasil analisis deskriptif memperli-hatkan adanya perbedaan persentase kematian nyamuk uji di antara kelompok-kelompok penelitian tersebut. Karena kematian nyamuk terrendah ada pada konsentrasi 15 % dan yang tertinggi pa-da konsentrasi 25 %, maka terlihat apa-da hubungan yang berbanding lurus antara kematian nyamuk dan variasi konsen-trasi ekstrak biji Pala, yaitu semakin be-sar konsentrasi yang digunakan maka semakin tinggi pula kematian dari nya-muk uji.

Hasil analisis statistik terhadap vari-asi konsentrvari-asi ekstrak biji Pala dengan uji one way anova diperoleh nilai p value lebih kecil dari 0,001; sehingga dapat di-katakan bahwa perbedaan kematian nyamuk uji di antara variasi-variasi ter-sebut memang bermakna, sehingga da-pat dikatakan bahwa variasi konsentrasi ekstrak biji Pala berpengaruh terhadap kematian nyamuk Aedes sp.

Berdasarkan hasil uji LSD juga da-pat dilihat bahwa kematian nyamuk uji

di antara satu variasi konsentrasi ekstrak dengan variasi yang lainnya ada per-bedaan yang signifikan, dimana selisih tertinggi ada antara konsentrasi 25 % dan 15 %, yaitu sebesar 40,0 % sehing-ga ada perbedaan yang sansehing-gat signifi-kan.

Dari hasil uji regresi linear, diper-oleh persamaan regresi antara konsen-trasi ekstrak biji pala dengan kematian nyamuk Aedes sp, yaitu sebagai berikut: Y = 6,33 + 4X. Dari persamaan regresi tersebut didapatkan prediksi potensi dari konsentrasi ekstrak biji pala terhadap kematian nyamuk uji.

Penelitian yang memanfaatkan mat bekas sangat berguna karena mat yang sudah tidak terpakai akan menjadi sam-pah yang dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan dan lingkungan karena kandungan kimianya 8). Namun, mat be-kas yang sudah tidak terpakai tersebut dapat dimanfaatkan kembali hanya apa-bila kondisinya masih utuh dan tidak ru-sak.

Penelitian ini memanfaatkan biji Pa-la yang diambil minyak atsirinya dengan cara ekstraksi. Pengambilan minyak at-siri biji pala (Myristica fragans) tersebut dilakukan dengan cara steam distillation atau distilasi sehingga minyak atsiri yang dihasilkan mengandung bahan aktif yang baik. Setelah minyak atsiri diperoleh, slanjutnya ditambahkan pelarut, yaitu e-thanol 70 %, sebagai bahan untuk me-larutkan minyak tersebut 9).

Penelitian pemanfaatan ekstrak biji Pala dengan tiga variasi konsentrasi ini menunjukkan bahwa tenyata konsentrasi 25a% adalah yang paling efektif terha-dap kematian nyamuk Aedes sp. Hal ini memperlihatklan bahwa semakin banyak bahan aktif yang digunakan maka akan semakin cepat pula mematikan nyamuk uji. Pengaruh bahan aktif serta proses penguapan bahan aktif sangat berpe-ngaruh terhadap kematian nyamuk. Se-makin cepat proses penguapan, maka akan semakin cepat pula reaksi terha-dap nyamuk 10).

Pemanfaatan ekstrak biji pala (My-ristica fragans) sebagai insektisida naba-ti dapat mengurangi dampak kesehatan pemakaian bahan kimia bagi manusia

(5)

168

Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.8 No.4, Mei 2017, Hal 164 – 168

apabila dipakai sebagai obat anti nya-muk elektrik. Insektisida nabati diharap-kan mampu mengurangi penggunaan insektisida dari bahan kimia yang ber-bahaya bagi kesehatan. Kandungan ba-han aktif dari biji Pala seperti saponin dan tanin merupakan salah satu bahan aktif yang dapat digunakan menjadi in-sektisida. Bahan-bahan seperti tanin, sa-ponin, serta eugenol dapat membunuh nyamuk dengan cara masuk ke dalam tubuh serangga tersebut 11).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa variasi kon-sentrasi ekstrak biji pala sebagai bahan tambahan limbah mat berpengaruh ter-hadap kematian nyamuk Aedes sp. Kon-sentrasi yang paling efektif adalah 25 % yang mengakibatkan kematian nyamuk sebesar 19 ekor atau 92,5 %.

SARAN

Masyarakat disarankan untuk dapat menggunakan biji pala sebagai insektisi-da nabati yang aman insektisi-dan ramah. Selain itu, disarankan juga untuk memanfaat-kan limbah mat yang sudah tidak ter-pakai sebagai obat anti nyamuk yang baru sehingga mengurangi sampah dan dampak bagi kesehatan.

Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian serupa, dapat me-nguji kandungan bahan aktif seperti eu-genol, tanin, dan saponin sebagai bahan insektisida nabati/alami.

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang Kesehat-an, Upaya PencegahKesehat-an,

Pengendali-an dPengendali-an PemberPengendali-antasPengendali-an Penyakit Me-nular

2. Wulandari, F. 2014. Pemanfaatan Campuran Ekstrak Buah dan Biji Ke-cubung (Datura metel) sebagai Re-aktivator Limbah Mat Elektrik terha-dap Kematian Nyamuk Aedes aegyp-ti, Karya Tulis Ilmiah Jurusan hatan Lingkungan Politeknik Kese-hatan, Yogyakarta.

3. Depkes R. I., 2014. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Dirjen PP dan PL, Jakarta.

4. Wahyuningsih, Y., 2011. Bahaya Anti Nyamuk dan Cara Penanggulangan-nya, (http://www.gitapertiwi.org/me- dia-pubikasi/artikel/168-bahan-anti- nyamuk-dan-cara-penanggulangan-nya.html, diakses 2 Februari 2016). 5. Vera, S., 2013. Pengaruh Mat

Ser-buk Bunga Sukun (Artocarpus altilis L.) sebagai Isi Ulang Anti Nyamuk Elektrik terhadap Kematian Nyamuk Aedes sp., Fakultas Pendidikan Bio-logi, Samarinda.

6. Satuhu, S, dan Yulianti, S., 2007. Panduan Lengkap Minyak Asiri. Pe-nebar Swadaya, Jakarta.

7. Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

8. Nurmanto, A., 2014. Sejarah Obat Nyamuk “Obat Nyamuk Adalah Te-man” (bagian IV): Obat Nyamuk E-lektrik, (http://www.bglconline.com/ 2014/02/sejarah-obat-nyamuk-bagi-aniv/, diakses 2 Februari 2016). 9. Sembel, D. T., 2010. Pengendalian

Hayati, Penerbit Andi, Yogyakarta. 10. Djojosumarto, P, 2008. Pestisida dan

Aplikasinya, Argo Media Pustaka, Ja-karta,

11. Robinson, T., 1991. Kandungan Or-ganik Tumbuhan Tingkat Tinggi, ITB-Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan maha&gt;rah al-kala&gt;m peserta didik yang diajar tanpa menggunakan media gambar dan peserta didik yang diajar dengan

(S.1).. Buku Guru Bahasa Arab.. Buku Guru Bahasa Arab.. Artinya: “cintailah bahasa Arab karena tiga, 1) karena sungguh saya orang Arab, 2) Al-Qur’an bahasa Arab, dan 3) bahasa

Updated specimen papers will be published on the Teacher Support Site as an example of the amended question paper formats.. Other changes The correct Paper 2 duration (1½ hours)

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif atau kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alami. Pada metode

Dari pengolahan data diketahui bahwa nilai CR pada hubungan antara variabel persepsi kualitas layanan dengan variabel kepuasan pelanggan, seperti tampak pada tabel 4.8 adalah

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari.. Kepala Sekolah, Wakasek, Guru, TU, Komite dan

Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah perbandingan motif songket yang terdapat pada suku Melayu Palembang dan Batubara, metode dasar yang digunakan dalam

Pengaruh gaya Gotik terlihat pada penggunaan material stained glass pada jendela dengan memasukkan gambar-gambar religius (simbol gereja).Penggunaan material lantai