LARUTAN …
Buffering Agents
Bahan yang ditambahkan untuk mempertahankan pH sediaan agar sediaan tetap efektif dan stabil.
Dibutuhkan bila Æada pH spesifik yang mendukung stabilitas optimum dan atau menurunkan kelarutan
Contoh dapar : karbonat, sitrat, glukonat, laktat, fosfat, tartrat, borat.
Kriteria pemilihan dapar
Kapasitas memadai dalam kisaran pH yang diinginkan
Aman
Hanya memiliki sedikit atau tidak ada efek yang mengganggu stabilitas sediaan jadi
Dapat menerima flavouring dan pewarna dari produk
Pilih dapar yang pKa-nya tidak jauh dari pH
Dapar tidak selalu dibutuhkan bila :
Obat bersifat netral, tidak bermuatan, seperti
kortikosteroid, tidak sensitif terhadap pH Æhanya perlu kontrol kualitas pH
Tidak ada data pH kritis (stabilitas/aktivitas)
Kondisi sediaan tidak memungkinkan terjadinya perubahan pH
Kasus
Antioksidan
Untuk mengendalikan dekomposisi produk karena oksidasi
Contoh antioksidan yang sering digunakan : sodium metabisulfit, butylated hydroxy toluene, butylated hydroxyanisole
Untuk menekan oksidasi pada sediaan parenteral dosis tunggal, misalnya injeksi nikotinamid dan asam askorbat. Untuk membebaskan sisa udara yang ada di ujung wadah digunakan gas nitrogen atau gas inert lain.
Contoh Formula
Sirup Antihistamin
Chlorpheniramine maleate, USP 0,4 g
Glycerin, USP 25,0 ml
Sirup, NF 83,0 ml
Sorbitol solution, USP 282,0 ml Sodium benzoate, NF 1,0 g
Alcohol, USP 60,0 ml
Pewarna dan pemberi rasa qs Purified water, USP ad 1000,0 ml
Cara Pembuatan Larutan
Tergantung pada sifat fisika-kimia bahan-bahan. 1. Larutan yang dibuat dengan bantuan panas
Digunakan bila dibutuhkan untuk membuat sirup secepat mungkin dan komponen sirup tidak rusak atau menguap oleh panas. Cara :
Gula ditambahkan ke air yang dimurnikan, dan panas digunakan sampai larutan terbentuk. Komponen lain yang tahan panas ditambahkan ke sirup panas, dicampur dan dibiarkan sampai dingin. Volume disuaikan sampai jumlah yang tepat dengan penambahan air murni. Bila terdapat zat-zat yang tidak tahan panas / ada senyawa menguap, ditambahkan ke sirup setelah larutan gula yang terbentuk sesuai dengan temperatur ruang.
Sukrosa + H2O Glukosa (dekstrosa) + Fruktosa (levolusa)
Gula invert Lebih manis,
lebih gelap
Kecepatan inversi meningkat dengan adanya asam. Pemanasan terlalu tinggi Ækaramel.
Sirup rentan terhadap panas Sediaan tidak bisa di-autoclave
Gunakan air murni yang telah dididihkan Gunakan pengawet
Gunakan wadah tertutup rapat
2. Larutan yang dibuat dengan diaduk, tanpa bantuan panas
Digunakan untuk menghindari panas yang yang dapat menyebabkan inversi sukrosa.
Skala kecilÆsukrosa dan zat formula lain, ditempatkan dalam botol yang kapasitasnya lebih besar daripada volume sirup yang akan dibuat, dilarutkan dalam air murni dan memungkinkan pengadukan dengan lebih seksama. Proses ini memakan waktu lebih lama (daripada bantuan panas), tapi produk memiliki kestabilan yang maksimum.
Skala besar Ægunakan tangki besar dari stainless steel atau tangki yang dilapis gelas dilengkapi pengaduk mekanik atau pemutar.
Sebagai pemanis lebih baik menggunakan sirupus simpleks daripada sukrosa.
Bahan padat dilarutkan dalam sejumlah minimal air murni, lalu digabungkan ke dalam sirup.
3. Penambahan sukrosa ke dalam cairan obat atau ke dalam cairan pemberi rasa.
Ekstrak atau tinktur dalam pembawa beralkohol Jika zat yang tidak larut air tidak dikehendaki + air Ætidak larut Æmengendap Ædisaring
Filtrat + sukrosa
4. Perkolasi
Air murni / larutan air dari cairan obat atau cairan pemberi rasa dibiarkan untuk melewati kolom kristal sukrosa dengan lambat untuk melarutkannya. Hasil perkolasi (perkolat) ditampung dan dikembalikan ke dalam alat perkolasi sampai semua sukrosa yang dibutuhkan telah dilarutkan.
Contoh : sirup Tolu balsam, sirup Ipecac
Prosedur pembuatan larutan (secara umum)
1. Air sebagai pelarut atau pembawa harus dididihkan kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup.
2. Penimbangan zat aktif dan bahan pembantu yang diperlukan.
3. Pembuatan sirupus simpleks sebagai pengental dan pemanis (sukrosa yang telah ditimbang dilarutkan dalam sebagian air, panaskan hingga larut, kemudian disaring)
4. Zat aktif dan bahan pembantu berbentuk serbuk dihaluskan dalam mortir. 5. Melarutkan zat aktif dengan cara menambahkan zat aktif sedikit demi sedikit ke
dalam sejumlah volume pealut, sambil diaduk sampai larut sempurna. 6. Bahan pembantu dilarutkan dengan cara yang sama ke dalam sebagian pelarut
yang diperlukan, volume pelarut ditentukan berdasarkan kelarutan eksipien yang ditambahkan.
7. Campurkan bahan-bahan yang sudah larut satu per satu dan diaduk sampai homogen.
8. Penambahan flavour dalam keadaan terlarut dalam pelarut yang dapat bercampur dengan pelarut yang digunakan.
9. Tambahkan sisa pelarut sampai volume sediaan yang dibuat. 10. Masukkan ke dalam botol.
Evaluasi Sediaan Larutan
Evaluasi Fisika
1. Evaluasi organoleptik sediaan : bau, rasa, warna 2. Evaluasi sediaan : etiket, brosur, wadah, dan peralatan
pelengkap seperti sendok, no.batch dan leaflet 3. Evaluasi kejernihan : FI IV hal 998 <881> Æ5 ml 4. Penentuan pH larutan : FI IV hal 1049 <1071> 5. Penentuan berat jenis larutan dengan piknometer : FI IV hal
1030 <981> Æbutuh 10 ml
6. Penentuan viskositas Æviscosimeter Hoppler butuh ± 120 ml 7. Penentuan volume terpindahkan : FI IV hal 1089 <1201> 8. Penentuan stabilitas sediaan dengan menyimpan Retained
Sample pada temperatur kamar.
Evaluasi Kimia
Identifikasi dan Penetapan kadar zat aktif dan sediaan ( sesuai monografi)
Evaluasi Biologi
1. Jumlah cemaran mikroba (Uji batas mikroba) : FI IV hal 847-854 <51>
2. Untuk sediaan antibiotik dilakukan Penetapan Potensi Antibiotik secara mikrobiologi : FI IV hal 891-899 <131>
3. Uji Efektivitas Pengawet : FI IV hal 854-855 <61>
ELIKSIR
Eliksir adalah larutan oral yang jernih dan memiliki rasa dan bau yang enak, mengandung satu atau lebih zat aktif yang dilarutkan dalam pembawa yang biasanya mengandung sukrosa yang tinggi atau polihidrik alkohol atau alkohol yang cocok, dan dapat juga mengandung etanol (96%) atau pelarut etanol. Keuntungan eliksir :
Bersifat hidroalkohol sehingga eliksir lebih mampu mempertahankan komponen larutan yang larut dalam air dan larut dalam alkohol dibandingkan daripada sirup.
Kekurangan :
- Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah sehingga kurang efektif dalam menutupi rasa obat dibanding dengan sirup.
- Beberapa obat yang memiliki bau yang kurang menyenangkan sukar ditutupi.
Hal-hal yang penting dalam pembuatan eliksir :
Pertumbuhan kristal yang disebabkan oleh perubahan suhu, keseragaman ukuran, dll.
Ketercampuran zat aktif dengan campuran pelarut atau zat tambahan untuk menghindari terjadinya pengendapan. Campuran pelarut yang digunakan : etanol, propilen glikol, gliserol, sorbitol. Dasar pemilihan campuran pelarut : toksisitas, kelarutan, konstanta dielektrik pelarut, ketercampuran bahan.
Untuk penambahan sirupus simpleks lebih dari 30 % memungkinkan terjadinya cap locking.
Karena ada komponen air dalam sediaan maka perlu ditambahkan pengawet. Pengawet yang dapat digunakan :
- Asam dan garam benzoat 0,1-0,3 %
- Kombinasi metil paraben 0,18 % dan propil paraben 0,02 %
Sediaan eliksir yang baik harus mempunyai viskositas yang cukup untuk memudahkan penuangan.
Untuk sediaan oral, pemilihan zat aktif perlu memperhatikan pemerian (rasa dan bau).
Pemanis yang dapat digunakan : gula, sirupus simpleks, sorbitol, siklamat, aspartam.
Formula
Formula umum eliksir R/ zat aktif
pelarut utama Etanol-air , perbandingan tertentu sesuai daya melarut zat aktif pelarut tambahan Gliserol, sorbitol, propilen
glikol bahan pembantu
Pemanis, pewangi, pewarna, pengawet, anti cap locking agent, penstabil kimia seperti dapar,
pengkompleks, antioksidan
Cara Perhitungan Konstanta Dielektrik
Pelarut Jumlah Konstanta dielektrik
Etanol A % 25,7
Gliserol B % 42,5
Propilen glikol C % 33,0
Air D % 78,5
Konstanta dielektrik campuran pelarut adalah hasil perkalian masing-masing konstanta dielektrik dengan fraksi (%) dari masing-masing pelarut.
Nilai konstanta dielektrik beberapa zat
Zat aktif Konstanta dielektrik
Asam asetil salisilat 2,583 Metil salisilat 9,41 Androsteron 2,214 Barbital 2,256 Kolesterol 2,213 Dehidrokolesterol 2,211 Metiltestosteron 2,213 Fenobarbital 2,247 Sulfanilamide 2,349 Testosteron 2,217 Gliserol 42,5 metanol 32,6
Solvent Solut Perkiraan Kd
Air Garam organik &
anorganik, gula,tanin 80
Glikol Gula, tanin 50
Metanol, etanol Castor oil, wax 30 Aldehid, keton, alkohol
BM tinggi, ester, eter, dan oksida
Resin, minyak atsiri,
barbiturat, alkaloid, fenol 20 Heksan, benzen, CCl, etil
eter, PAE, minyak mineral, fixed vegetable oil
Fixed oil, lemak padat, vaselin, parafin,
hidrokarbon lain 5-0
Pembawa
Produksi larutan jernih
Flavour yang terdiri dari minyak essensial dan pengendapan ekstrak tumbuhan tidak boleh ada dalam eliksirÆ10-20 % alkohol untuk melarutkan
Obat dengan kelarutan yang rendah dalam air perlu dilarutkan dalam campuran pelarut.
Contoh : fenobarbital sukar larut dalam air tetapi memberikan larutan jernih jika dilarutkan dalam alkohol lalu dilarutkan dalam campuran gliserol-air.
Produksi sediaan yang berasa enak
Bahan Pembantu
Penstabil kimia (pengkelat, pendapar, antioksidan) Contoh : Neomisin Eliksir, pH 4-5 diatur dengan penambahan asam sitrat untuk mengurangi warna hitam saat penyimpanan, ditambah EDTA sebagai pemisah terhadap logam yang mengkatalisa peruraian antibiotik.
Pengatur pH untuk sediaan oral : NaOH, asam sitrat, dapar phosphat. Antioksidan : asam askorbat 0,01-0,1 %.
Bahan Pewarna
Pewarna Hasil warna Eliksir
Amaranth Magenta Red Parasetamol, Streptomisin Seny tartrazin Safiron Ephedrin, Isoniazid, Neomisin,
Fenobarbital Green S Hijau Piperazin sitrat
Flavouring Agent
Flavouring agent rasa buah lebih banyak digunakan daripada sediaan pembawa aromatik dan ekstrak cairan liquorice.
Flavour yang paling sering digunakan :
- black currant syrups dalam Eliksir Chloral paed. - Juice raspberry pekat dengan sirup invert dalam
Parasetamol Eliksir
- Lemon spirit dengan sirup dan sirup invert dalam Ephedrin Eliksir
- Compound orange spirit dengan gliserol dalam Phenobarbital Eliksir
Pengawet
Pertumbuhan jamur dan fermentasinya dalam eliksir dapat dihambat jika pembawa mengandung lebih dari 20 % alkohol, gliserol, dan propilen glikol.
Konsentrasi pengawet untuk sediaan oral : Metil paraben 0,015-0,2 %
Propil paraben 0,01-0,02 %
Asam benzoat 0,01-0,10 % untuk oral solution dan 0,15 % untuk oral syrup
Asam dan garam sorbat 0,05-0,2 %
Anti cap-locking agent
Sirupus simplek yang digunakan kecil (20-35 %)