• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN Metaserkaria PADA TUMBUHAN AIR DI DESA SUNGAI PAPUYU RT 03 KECAMATAN BABIRIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Devi Tamala (1), Puspawati (1), Bio Putri Ayanti(1) Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru JL.Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No.1 Tel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "GAMBARAN Metaserkaria PADA TUMBUHAN AIR DI DESA SUNGAI PAPUYU RT 03 KECAMATAN BABIRIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Devi Tamala (1), Puspawati (1), Bio Putri Ayanti(1) Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru JL.Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No.1 Tel"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN Metaserkaria PADA TUMBUHAN AIR DI DESA SUNGAI PAPUYU RT 03 KECAMATAN BABIRIK

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

Devi Tamala (1), Puspawati (1), Bio Putri Ayanti(1)

Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru JL.Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No.1

Telp. (0511) 767224 Banjarbaru Kalimantan Selatan 70711 Email : devitamala33@yahoo.co.id

ABSTRAK

Metaserkaria merupakan stadium infektif trematoda yang berbentuk kista dan kehilangan ekornya. Manusia akan terinfeksi jika dalam tubuh hospes perantara kedua serkaria menempel di tumbuhan air membentuk kista yang berubah menjadi metaserkaria. Rawa merupakan kawasan yang terletak di zona peralihan antara daratan yang kering dan perairan yang berair secara permanen. Selain itu rawa tersebut juga banyak terdapat tumbuhan air yang sering dikonsumsi oleh masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan air, adanya metaserkaria dan persentase metaserkaria di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara. Metode penelitian ini menggunakan Survey Deskriptif dan pengambilan sampel pada tumbuhan air yang ada di rawa RT 03 diambil secara Random dengan titik fokus yang berbeda, di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara ditemukan 3 jenis tumbuhan air yaitu eceng gondok, kangkung air dan apu-apu yang mana ditemukan positif metaserkaria. Pada tumbuhan air eceng gondok positif metaserkaria dengan persentase 100%, pada tumbuhan kangkung air dengan persentase 50% dan pada tumbuhan apu-apu dengan persentase 25%.

Kata kunci: Metaserkaria, Tumbuhan air, rawa

(2)

THE STUDY OF Metasercaria ON WATER PLANTS IN SUNGAI PAPUYU RT 03 VILLAGE THE BABIRIK DISTRICT OF BABIRIK HULU SUNGAI

UTARA

Devi Tamala (1), Puspawati (1), Bio Putri Ayanti(1) Health Analyst Academy Of Borneo Lestari Banjarbaru

Kelapa Sawit 8 St. Bumi Berkat No.1

Phone. (0511) 7672224 Banjarbaru South Borneo 70711 Email : devitamala33@yahoo.co.id

Metacercaria is an infective stage of a trematode shaped cyst and loses his tail. Humans will be infected if in the body of intermediate host 2 cercaria attached to water plants form a cyst that turns into metacercaria. Swamp is an area located in the transition zone between dry land and watery waters permanently. In addition, the swamp is also a lot of water plants are often consumed by the surrounding community. This research aims to know the type of aquatic plants, the exist of metasercaria and the percentage of metaserkaria in the Sungai Papuyu RT 03 Village The Babirik District Of Babirik Hulu Sungai Utara. This research method is using Descriptive Survey and taking sample at water plants in RT 03 swamp taken by Random with different focal point, in Sungai Papuyu RT 03 Village The Babirik District of Babirik Hulu Sungai Utara found 3 types of water plants that are water hyacinth, kale and apu-apu which are founded positively of metasercaria. In water plants, water hyacinth is positive metasercaria with percentage of 50%, in kale with percentage of 100% and apu-apu with percentage of 25%.

Keywords: Metasercaria, water plants, swamp

(3)

PENDAHULUAN

Permukaan sungai Desa Sungai Papuyu banyak ditemukan tumbuhan air seperti teratai air dan teratai duri, eceng gondok, kangkung, purun tikus dan pundung. Tumbuhan air ini memungkinkan tempat dimana berkembangbiaknya metaserkaria Fasciolopsis buski yang menyebabkan penyakit infeksi Fasciolopsis buski (Muslim, 2009). Fasciolopsis buski terserang jika hospes perantara kedua yaitu tumbuhan air yang terdapat metaserkaria termakan oleh hospes definitif yaitu manusia . Tumbuhan air yang tidak dicuci ,mencuci menggunakan air sungai atau dimasak dengan kurang matang menyebabkan rentannya terserang penyakit infeksi Fasciolopsis buski.

Manusia terinfeksi dengan cara mengonsumsi tumbuhan air yang mengadung metaserkaria pada Fasciola hepatica, Fasciolopsis buski, Watsonius watsoni, bersama ikan pada Clonorchis sinensis, Heterophyes heterophyes, Metagonimus yokogawai atau bersama udang pada Paragonimus westermani (Gandahusada, 2002). Manusia akan terinfeksi setelah memakan tumbuhan air yang mentah atau yang tidak dimasak dengan baik yang berisi metaserkaria. Metaserkaria akan mengadakan

enkistasi, melekat pada mukosa duodenum atau jejenum dan berkembang menjadi cacing dewasa setelah 3 bulan dengan masa hidup tidak melebihi 6 bulan (Annida, tumbuhan, persentase dan adanya metaserkaria pada tumbuhan air di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui jenis-jenis tumbuhan air di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara. a. Mengetahui adanya metaserkaria

pada tumbuhan air eceng gondok, kangkung air, dan apu-apu di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara.

b. Mengetahui persentase metaserkaria pada tumbuhan air eceng gondok, kangkung air, dan apu-apu di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara.

METODE PENELITIAN

(4)

suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoadmodjo, 2005). Penelitian ini untuk mendeskripsikan atau menggambarkan adanya metaserkaria pada tumbuhan air di Desa Sungai Pepuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah tumbuhan air di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai secara random dengan titik fokus yang berbeda di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah lugol non formalin dan sampel tumbuhan air di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah mikroskop, slide glass, kaca penutup, blender,pot sampel, tabung reaksi, dan handscoon.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura Pada Tanggal 04 Julu-06 Juli 2018.

Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan pada pemeriksaan metaserkaria pada tumbuhan air di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara. 2. Prosedur Pengambilan ditabulasikan, diolah secara manual dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel, selanjurnya di diskripsikan secara deskriftif.

Hasil

Pada Tumbuhan Eceng Gondok No Eceng 3 Barat (C) C1 Positif

(+)

4 Timur

(D)

(5)

Pada Tumbuhan Kangkung Air

Pada Tumbuhan Apu-Apu

PEMBAHASAN

Wilayah Desa Sungai Papuyu sebagian besar merupakan daerah rawa yang tergenang air hampir sepanjang tahun, walaupun saat kemarau panjang beberapa tempat masih tergenang air kondisi tersebut sangat ideal bagi perkembangan tumbuhan air. Meningkatnya kejadian infeksi metaserkaria sering kali terjadi pada saat populasi tumbuhan stabil atau melimpah. Manusia terinfeksi jika mengonsumsi tumbuhan air yang mengandung metaserkaria secara mentah atau mencuci dan memasaknya dengan cara yang salah, misalnya mencuci dengan menggunakan air sungai atau proses memasak yang kurang matang (Anorital, 2002).

Hasil penelitian jenis tumbuhan kangkung air di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara didapatkan positif metaserkaria dengan persentase 50%. Kangkung bertempat tinggal disekitaran rawa. Perilaku masyarakat tidak terlepas dari kebiasaan menggunakan wc umum yang mana terletak di atas rawa berdekatan dengan aktivitas penduduk yang lain seperti menggunakan air rawa untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, sikat gigi, mencuci pakaian hingga mencuci sayur yang akan dikonsumsi, sehingga memudahkan lebih besar untuk menempelnya Utara didapatkan positif metaserkaria dengan persentase 100%. Eceng gondok banyak tumbuh mengapung di permukaan air dan dijadikan penduduk sebagai pakan ternak seperti pakan ternak bebek dan kerbau rawa, eceng gondok tumbuh dengan subur di Desa Sungai Papuyu dikarenakan banyak terdapat rawa dan eceng gondok merupakan tolak ukur kualitas air rawa yang semakin memburuk karena aktivitas penduduk yang menggunakan air 2 Selatan (B) B2 Negatif

(-) 3 Barat (C) C2 Positif

(+) 4 Timur (D) D2 Negatif

(-) 3 Barat (C) C2 Negatif

(-)

4 Timur

(D)

(6)

dekat rumah penduduk dan wc umum penduduk sehingga kemungkinan lebih besar penduduk mengambil eceng gondok yang dekat untuk pakan ternak mereka, hal ini menjadikan metaserkaria menempel pada eceng gondok. Kegiatan terdapat metaserkaria menjadikan eceng gondok yang terdapat metaserkaria termakan oleh hospes reservoir kemudian menjadi sumber infeksi pada manusia.

Hasil penelitian jenis tumbuhan apu-apu di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara didapatkan positif metaserkaria dengan persentase 25%. Apu-apu ditemukan metaserkaria baiknya tumbuhan dicuci terlebih dahulu dengan air mengalir yang bersih sebelum menggunakan tumbuhan tersebut karena metaserkaria tumbuh di air yang positif metaserkaria.

KESIMPULAN

1. Tumbuhan air yang di temukan di Desa Sungai Papuyu RT 03 Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara ada 3 jenis yaitu kangkung air, eceng gondok dan apu-apu.

2. Tumbuhan air yang positif metaserkaria yaitu kangkung air, eceng gondok dan apu-apu.

3. Tumbuhan air di dapatkan positif metaserkaria pada kangkung air 50%, eceng gondok 100% dan apu-apu 25%.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Masyarakat diharapkan dapat masukan tentang pentingnya mencuci dan memasak sayur dengan baik.

2. Masyarakat diharapkan mencuci dengan air mengalir terlebih dahulu sebelum memberikan pakan ternak jika menggunakan Lestari perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pola titik atau dengan tumbuhan yang berbeda misalkan pada RT yang berbeda dan tumbuhan air yang berbeda Ucapan terimakasih

1. Ibu Putri Kartika Sari, M.Si Selaku Direkrut Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru yang telah memberikan fasilitas dan dukungan kepada saya selama menjalani pendidikan di kampus AAK Borneo Lestari Banjarbaru. 2. Puspawati S.KM,M.Sc selaku

pembimbing utama saya yang telah memberikan fasilitas serta begitu banyak arahan dan bimbingan dalam penelitian ini 3. Ibu Bio Putri Ayanti S.Tr.AK

(7)

saya yang telaj berkontribusi dalam hal koeksi dan pemberian saran dalam penulisan karya tulis ilmiah ini

4. Bapak Dian Nurmansyah S.ST, M.Biomed selaku penguji saya yang telah memberikan saran dan masukkan dalam karya tulis ilmiah saya

DAFTAR PUSTAKA

Annida. 2010. Hospes Perantara Dan Hospes Reservoir Fasciolopsis Buski Di Indonesia. Vectoria Vol.3 Hal No 2.

Annida dan Paisal. 2014. Siput Air Tawar Sebagai Hospes Perantara Trematoda di Desa Kalumpang Dalam dan Sungai Pepuyu, Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara. Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang Vol.5 (2014) Hal 55-60.

Annorital, R. M. Dewi, Purnomo, S. Oposunggu dan Harijani.

2002. Studi

Epidemiologi

Fasciolopsis Buski di Kabupaten Hulu Sungai Utara-Kalimantan

Selatan. Jurna Ekologi Kesehatan Vol 4 No.1 (2004). Hal 181-188. Badan Pusat Statistik Provinsi

Kalimantan Selatan. 2014. Kalimantan Dalam Angka. Badan Statistik Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin.

Dharmojono, H. 2001. Lima Belas Penyakit Menular dari Binatang ke Manusia. Jakarta: Penerbit Milenia Popular.

Don W.S. 2000. Tanaman Air. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Fitriani. 2012. Tanaman Air. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gandahusada, Srisasi. 2002. Parasitologi Kedokteran. Edisi 3.Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Handojo I, Ismulyuwono B.1988. Pencarian dan penemuan bentuk metaserkaria pada tumbuhan air yang berperan sebagai inang perantara II Fasciolopsis buski di Kabupaten Hulu Sungai Utara Propinsi Kalimantan Selatan. Jakarta; 1988.

Hairani, Budi dan Deni F. 2017. Identifikasi Serkaria Trematoda dan Keong Hospes Perantara Pada Ekosistem Perairan Rawa Tiga Kabupaten di Kalimantan Selatan. Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 11 No. 1, 2017: 1-8 Hikmat. 2014. Tanaman Air.

Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

(8)

Fasciolopsiasis in Sei Papuyu Village of Babirik Subdistrict, Hulu Sungai Utara Regency, South Kalimantan Province”. Tropical Biomedicine 3:pp.113-118.

Kushpela, Nikolay. 2016. Fasciolopsiasis. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia

Margono, SS. 1998. Parasitologi Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Muslim, Muhammad. 2009. Parasitologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Muslim M, Rifqoh, Irwandi R. 2016. Konsumsi Buah Teratai (Nymphea sp) Sebagai Diterminan Terjadinya Fasciolopsis Buski Pada Anak. Medical Laboratory Technology Joural Vol 2 (2016) Hal.2.

Natadisastra, Djaenudin. 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau Dari Oran Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC.

Prasetyo, Heru R. 2003. Helmintologi

Kedokteran. Surabaya: Airlangga University Press.

Safar, Rosdiana. 2009. Parasitologi Kedokteran Protozoologi Helmintologi

Entomologi. Bandung : Yrama Widya.

Soedarto. 2011. Buku Ajar

Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Sagung Seto.

Utama, Hendra. 2008. Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Wahyudi, Didik. 2012. Trematoda. Surakarta: Analis Kesehatan Surakarta. Zulkoni, H. A. 2011. Parasitologi

(9)

Referensi

Dokumen terkait