• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru JL. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No 1 Telp. (0511) 7672224 Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714 Email : Stasyaelma13gmail.com ABSTRAK - INFEKSI Candida albicans PADA SWAB MULUT PASIEN DIABETES MELITUS DI RUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru JL. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No 1 Telp. (0511) 7672224 Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714 Email : Stasyaelma13gmail.com ABSTRAK - INFEKSI Candida albicans PADA SWAB MULUT PASIEN DIABETES MELITUS DI RUM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

INFEKSI Candida albicans PADA SWAB MULUT PASIEN DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT RATU ZALECHA MARTAPURA BULAN

JUNI 2018

Elma Stasya(1), Dian Nurmansyah(2), Dewi Ramadhani(2) Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

JL. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No 1

Telp. (0511) 7672224 Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714 Email : Stasyaelma13@gmail.com

ABSTRAK

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang sering dikenal dengan kencing manis penyakit ini ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah. Tingginya kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus dapat menyebabkan meningginya kadar glukosa kulit sehingga mempermudah timbulnya manisfestasi kulit berupa dermatitis infeksi bakterial dan infeksi jamur seperti kandidiasis. Kandidiasis merupakan infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Candidida albicans pada bagian mulut terdapat lebih dari 80% isolat mulut ditemukan jenis kandida seperti Candida albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran infeksi jamur Candida albicans pada swab mulut pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura Bulan Juni 2018. Penelitian ini bersifat survei deskriptif dengan melakukan kultur sampel pada media Saboraud Dextrose Agar. Sampel diambil menggunakan metode total sampling pada pasien rawat inap sebagai sampel. Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 30 sampel pasien Diabetes Melitus rawat inap di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura yaitu 11 sampel (37%) swab mulut pasien positif dan 19 sampel (63%) negatif atau tidak terdapat Candida albicans. Terdapat infeksi jamur Candida albicans pada swab mulut pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura sebesar 11 pasien (37%) positif Candida albicans.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Candida albicans, Kandidiasis

(1)

Mahasiswa Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru (2)

(2)

Candida albicans INFECTION IN MOUTH SWAB OF DIABETES MELLITUS PATIENTS AT RATU ZALECHA GENERAL HOSPITAL

MARTAPURA JUNE 2018

Elma Stasya(1), Dian Nurmansyah(2), Dewi Ramadhani(2) Health Analyst Academy of Borneo Lestari Banjarbaru

Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No. 1

Phone. (0511) 7672224 Banjarbaru South Borneo 70714 Email : Stasyaelma13@gmail.com

ABSTRACT

Diabetes Mellitus is a disease known as Diabetes. This disease is characterized by hyperglycemia or an increase of blood sugar levels. The high level of blood glucose in people with Diabetes Mellitus can cause high levels of on glucose skin, making it easier for skin manifestations like form of bacterial infection dermatitis and fungal infections such as candidiasis. Candidiasis is a fungal infection caused by Candidida albicans in the mouth where more than 80% of oral isolates are found in candida types such as Candida albicans. This aims of this study is to determine the Candida albicans infection on swab mouth Diabetes Mellitus patients at Ratu Zalecha Martapura Hospital. This research method is descriptive survey by doing sample culture on Saboraud Dextrose agar media. This study uses the total sampling method. The results of the study 30 samples of patients with Diabetes Mellitus inpatient at Ratu Zalecha Martapura Hospital found 11 samples (37%) were positive and 19 samples (63%) negative. There was a Candida albicans fungal infection on the mouth swab of Diabetes Mellitus patients at Ratu Zalecha Martapura Hospital for 11 patients positive Candida albicans .

Keywords: Diabetes Mellitus, Candida albicans , Candidiasis

(1)

Health Analyst Academy Student of Borneo Lestari Banjarbaru (2)

(3)

PENDAHULUAN

Diabetes Melitus atau yang sering dikenal dengan kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan Hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) (Bilous, 2002). Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat fungsi atau struktur jaringan atau organ tubuuh yang secara progresif menurun karena factor usia maupun gaya hidup (Nurhasan dalam Phitri & Widiyaningsih, 2013).

Tingginya kadar glukosa darah dapat menyebabkan meningginya kadar glukosa kulit pada pasien Diabetes Melitus sehingga

mempermudah timbulnya

menisfestasi kulit berupa dermatitis, infeksi bakterial, infeksi jamur dan lain-lain (Menezes et al, 2007). Kondisi sel epitel dan mukosa pada penderita Diabetes Melitus juga mengalami peningkatan adesi terhadap beberapa mikroorganisme pathogen seperti Candida albicans dimulut dan sel mukosa vagina serta Escherichia cili di sel epitel saluran kemih (Stoeckle et al, 2009).

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana gambaran infeksi jamur Candida albicans pada swab mulut pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura bulan Juni 2018 ?

TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran infeksi jamur Candida albicans pada swab mulut pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura bulan Juni 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui persentasi infeksi jamur Candida albicans pada swab mulut pasien Diabetes Melitus.

b. Untuk mengetahui karakteristik responden pada pasien Diabetes Melitus.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat survei deskriptif dengan melakukan kultur sampel untuk mengidentifikasi jamur Candida albicans pada pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura.

Populasi dan Besar Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua pasien Diabetes Melitus rawat inap di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura.

2. Besar Sampel

Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling pada tanggal 25 Juni sampai tanggal 02 Juli 2018.

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Saboraud Dextrose Agar (SDA), Chloramphenicol, Lactophenol Cotton Blue (LPCB), Germ Tube Test (GTT) menggunakan putih telur ayam dan Aquadest steril.

Instrument Penelitian

(4)

pipet tetes, ose, hot plate, swab steril, box ice, stirer magnetik, sarung tangan dan masker.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan sampel

pemeriksaan dilakukan di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura dan Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru. penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Juni 2018 sampai 02 Juli 2018.

Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

1. Data Primer

Cara pengumpulan data berdasarkan data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner dan hasil penelitian secara langsung yaitu dari pengambilan sampel sampai dengan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan makroskopis dan pemeriksaan mikroskopis, didapatkan hasil positif dan negatif dari biakan media Saboraud Dextrose Agar.

2. Data Skunder

Cara pengumpulan data berdasarkan data skunder yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian berupa rekapulasi data dari hasil survei pada institusi tempat penelitian untuk menentukan populasi dan besar sampel.

3. Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian ini, peneliti melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut yaitu melakukan survei untuk menentukan pengambilan sampel, pencarian literatur, penyusunan proposal dan meminta izin kepada institusi tempat penelitian.

Cara Pengolah dan Analisis data

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan biakan media Sabouraud Dextrose Agar, pemeriksaan mikroskopis dengan Lactophenol Cotton Blue, dan biakan putih telur (Germ tube). Kemudian hasil yang menunjukkan positif Candida albicans dianalisa secara deskriptif.

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan terhadap 30 sampel pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestasi Banjarbaru pada tanggal 25 Juni 2018 sampai 02 Juli 2018 dinyatakan hasil 11 sampel swab mulut pasien positif Candida albicans dan 19 sampel swab mulut pasien negatif atau tidak terdapat Candida albicans dengan pemeriksaan menggunakan metode kultur.

Hasil Infeksi Candida albicans Terhadap Frekuensi Umur

No. Frekuensi Umur

Positif Negatif

(5)

Hasil Infeksi Candida albicans Terhadap Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin

Positif Negatif

Jumlah Persentase (%) Jumlah

Hasil Infeksi Candida albicans Terhadap Lama Diabetes Melitus

No. Lama Diabetes

Melitus

Positif Negatif

Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Hasil Infeksi Candida albicans Terhadap Jenis Diabetes Melitus

No.

Jenis Diabetes

Melitus

Positif Negatif

Jumlah Persentase (%) Jumlah

Hasil Infeksi Candida albicans Terhadap Riwayat Diabetes Melitus

No.

Riwayat Diabetes Melitus

Positif Negatif

Jumlah Persentase (%) Jumlah

Candida albicans dalam keadaan normal merupakan flora normal,

dimana Candida albicans berada dalam keadaan seimbang dengan flora bakteri. Candida albicans dapat menjadi pathogen, bila terdapat situasi yang memungkinkan untuk terjadi multiplikasi. Penyakit yang disebabkan oleh Candida albicans diantaranya sariawan, nyeri perut, dan keputihan. Adapun situasi yang memicu infeksi ini diantara lain kebersihan yang kurang, penyakit Diabetes dan stres (Trilestari et al, 2016).

Penelitian yang dilakukan Regezi (2002) dalam Hernawati (2007) menyatakan Kandidiasis pada penderita Diabetes Melitus merupakan komplikasi yang dapat memperparah keadaan penderita, sebab Kandidiasis pada penderita Diabetes Melitus bersifat kronis dan biasanya tidak menimbulkan gejala. Sampel yang didapatkan dari hasil observasi cocok dengan teori yang dinyatakan Regezi (2002) dengan hasil penelitian saat pengambilan sampel dilapangan pasien yang positif kandididasis dengan pasien yang negatif Kandidiasis tidak dapat dibedakan dikarenakan tidak adanya gejala yang terlihat.

(6)

Media agar plate SDA (Saboraud Dextrose Agar) dapat juga ditumbuhi koloni selain Candida albicans yang memberikan hasil positif palsu pada pemeriksaan makroskopis, sehingga pada pemeriksaan mikroskopis tidak ditemukan adanya hifa ataupun blastospora Candida albicans. Tumbuhnya selain Candida albicans dapat dipengaruhi oleh kurang sterilnya media pertumbuhan jamur, suhu incubator yang tidak teratur dan dapat juga terdapat kontaminasi saat pengambilan sampel. Oleh karena itu, peneliti melakukan kontrol terhadap media agar plate SDA (Saboraud Dextrose Agar) untuk mengetahui kontaminasi yang terjadi selama penelitian, dan kultur sampel dilakukan didalam Laminar Air Flow (LAF) untuk meminimalisir kontaminasi yang dapat disebabkan oleh lingkungan.

Karakteristik responden yang didapat dari data kuesioner yaitu frekuensi umur terbanyak adalah lansia (60%) dan terendah adalah dewasa (40%), jenis kelamin responden yaitu laki-laki (50%) dan perempuan (50%), lamanya pasien mengidap Diabetes Melitus terbanyak adalah kurang dari 1 tahun (36,6%) 1-2 tahun (23,4%) serta yang terendah adalah 3-4 tahun (20%) dan lebih dari 5 tahun (20%), tipe Diabetes yang diidap responden terbanyak adalah tipe 2 (53,4%) dan terendah adalah tipe 1 (16,6%), riwayat keluarga responden yang juga mengidap penyakit Diabetes Melitus terbanyak adalah tidak ada (53,4%) dan terendah adalah ada (46,6%) dan jenis perawatan yang dilakukan adalah rawat inap (100%).

Penderita Diabetes Melitus memiliki kadar gula didalam saliva, darah dan urin meningkat yang akan merangsang pertumbuhan Candida albicans yang lebih cepat. Faktor obesitas juga dapat menyebabkan terjadinya Kandidiasis, sehingga penderita Diabetes Melitus mengalami gangguan sel pertahanan utama, karena tidak seimbangnya fungsi fagositosis yang menyebabkan penderita Diabetes Melitus lebih rentan terhadap infeksi (Ndraha, 2014).

KESIMPULAN

Terdapat infeksi jamur Candida albicans pada swab mulut pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura sebanyak 11 pasien (36,7 %) positif Candida albicans.

SARAN

1. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan kadar gula pasien Diabetes Melitus dengan infeksi Candida albicans pada jumlah sampel yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang baik dan perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. 2. Bagi Akademik dapat melakukan

penelitian serupa terhadap jamur lain dibidang Mikrobiologi.

DAFTAR PUSTAKA

Bilous. 2002. Seri Kesehatan Bimbingan Dokter pada Diabetes. Jakarta: Dian Rakyat.

(7)

Pertumbuhan Candida albicans pada Penderita Diabetes Mellitus. Indonesia Journal of Dentistry. Vol. 14(2). Hal. 123-126.

Menezes EA, Augusto KL, Freire CC, Cunha F.A, Montenegro R.M, Montenegro Junior R.M. 2007. Frequency and Enzymatic Activity of Candida sp. Oral Cavity of Diabetic Patients of the Service of Endocrinology of a Hospital of FortalezaCE. J Bras Patol Med Lab. Vol. 43: Hal. 241-244.

Ndraha S. 2014. Diabetes Melitus: Gangren, Ulcer, Infeksi. Edisi pertama. Pustaka Popular Obor. Jakarta.

Phitri, S.H dan Widianingsih. 2013.

Hubungan Antara

Pengetahuan Dan Sikap Penderita Dia betes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Di RSUD AM. Parikesit Kalimantan Timur. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah. Hal. 54-74. Stoeckle M, Kaech C, Trampuz A,

Zimmerli W. 2008. The Role of Diabetes Mellitus in Patiens with Bloodstream Infections. Swiss Med Wkly. Vol. 138. Hal. 512-519. Trilestari, 2016. Formulasi Sabun

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai plasma, elektron hidrogen dan proton terikat bersama, dan menghasilkan konduktivitas elektrik yang sangat tinggi dan daya pancar yang tinggi

4082 dan lebih ditingkatkan lagi adalah bagaimana menjaga hubungan yang baik dan benar dengan para pelanggan hotel, atau dengan kata lain dapat diartikan,

Salah satu penyebab dari rendahnya nilai siswa karena kurangnya kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang inovatif sehingga cenderung monoton, serta

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat penaruh secara parsial independensi terhadap tingkat materialitas ditunjukan oleh nilai signifikansi sebesar 0,000

Sejalan dengan hal di atas, Arikunto (1993) menyatakan bahwa “tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa, sehingga

Salah satu fokus yang telah diberi perhatian oleh KPPM adalah semua JPN, PPD dan sekolah perlu memastikan guru berada dalam bilik darjah (guru mata pelajaran atau guru

Dengan public key system, tidak akan menjadi masalah siapa yang melihat kunci milik kita, karena kunci yang dilihat orang lain adalah yang digunakan hanya untuk enkripsi dan