• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Komunikasi Tour Guide dan Kepuasan Pengguna Bus Werkudara di Kota Surakarta Tahun 2016 JURNAL. JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gaya Komunikasi Tour Guide dan Kepuasan Pengguna Bus Werkudara di Kota Surakarta Tahun 2016 JURNAL. JURNAL"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

0

JURNAL

GAYA KOMUNIKASI TOUR GUIDE DAN KEPUASAN PENGGUNA

BUS WERKUDARA DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2016

OLEH :

Annisha Fathullah Jay

D1214011

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik

Program Studi Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKATA

(2)

commit to user

1

GAYA KOMUNIKASI TOUR GUIDE DAN KEPUASAN PENGGUNA BUS WERKUDARA DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2016

Annisha Fathullah Jay Hamid Arifin

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Communication style is the way a person interacts with the use of verbal and non-verbal communication. Communication style that author want to research is, is communication style affects user satisfaction of Bus Werkudara during the tour around the city, so it can be known how many levels of user satisfaction during the tour around the city of Solo. In this study, the author use quantitative desciptive research to determine the relationship between communication style of tour guide with a degree of user satisfaction of Werkudara tourist buses in Surakarta in 2016. The study consists of two variables, namely the independent variable (communication style of tour guide) and the dependent variable (satisfaction of Werkudara bus tourist). The teory used in this research is the theory of S-O-R (Stimulus, Organism, Response). The population in this study were all Werkudara bus tourists in July 2016. By using the selection of respondents with accidental sampling, the sample was found to be the respondent as many as 125 people. The data collection technique was doing media interviews using a questionnaire.

Based on the results of data processing with SPSS 21 against the independent

variables and the dependent variable using crosstabulation, showed a mean of communication style tour guide and Werkudara bus level of user satisfaction as much as 56.1% stated that the communication style tour guide was poor and unsatisfactory,

if the communication style of tour guide is rated good, the satisfaction of users is large enough, that is 85.53% and the majority of users Werkudara Bus stated very

good and very satisfying 99.54%. A significant relationship between communication style tour guide with a degree of user satisfaction Werkudara Bus has been seen.

(3)

commit to user

2

Pendahuluan

Industri pariwisata diketahui dapat memberikan banyak manfaat terhadap

masyarakatnya dan kota yang menjadi tujuan destinasi wisata sendiri. Pariwisata

dapat membuat sumber pendapatan bagi masyarakat dan Negara, manfaat dari adanya

pariwisata dapat dilihat dari segala aspek, yaitu dari segi ekonomi, budaya,

lingkungan, dan kesempatan kerja untuk masyarakat sekitar.

Pariwisata baru dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan Instruksi Presiden R.I

No. 9 tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus 1969, yang dijelaskan dalam BAB II pasal

3 yaitu, usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu

pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan

dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan Negara1.

Indonesia memiliki keberagaman budaya dari berbagai pulau dan daerah yang

berbeda, hal tersebut memberikan potensi untuk meningkatkan kekayaan yang

dimiliki suatu daerah dengan meningkatkan industri pariwisata yang dapat menarik

minat masyarakat lokal dan mancanegara. Manfaat dari adanya Industri pariwisata

salah satunya dapat membantu perekonomian suatu daerah dengan meningkatkan

pariwisata yang ada di daerah tersebut, keuntungan adanya industri pariwisata dapat

dirasakan oleh masyarakat sebagai individu yang menggantungkan hidup mereka

pada daerah tersebut untuk mencari nafkah. Salah satu kota yang menjadikan

pariwisata sebagai sektor pendapatan dan jasa, yaitu Kota Solo.

Kota Solo tidak memiliki lahan pertanian sehingga kota ini menggantungkan

pendapatan dari sektor perdagangan dan jasa terutama di bidang pariwisata, seperti

hotel dan restoran. Kota Solo memposisikan diri sebagai kota MICE (meeting,

incentive, convention, dan exhibition) membuat Solo kerap dijadikan kota

penyelenggaraan kegiatan dan pameran bertaraf nasional dan internasional2.

1

Yoeti, O. Pengantar Ilmu pariwisata. Angkasa . Bandung, 1983, hal 138

(4)

commit to user

3

Selain memposisikan diri sebagai kota MICE, daya tarik Kota Solo semakin

bertambah dengan mengadakan lebih dari 50 kalender budaya yang diadakan setiap

tahunnya untuk menarik perhatian wisatawan, beberapa diantaranya yaitu, Solo Great

Sale, Grebeg Sudiro, Imlek Festival, Festival Jenang Solo, Solo Karnaval, Solo

Indonesi Culinary Festival, Solo 24 Jam Menari, Java Expo, Festival parade Hadrah,

Kontes Love Bird Indonesia, Solo Keroncong Festival, Solo Investment Trade and

Tourism Expo, Hut Solo Car Free Day, Festival Dolanan Bocah, Solo Batik Carnival,

Semarak Budaya Indonesia, Apresiasi Musik Kebangsaan, Grand Final Putra-Putri

Solo, Solo Internationa Performing Art (SIPA), Grebeg Besar, Festival Payung, Solo

City Jazz, Bambo Biennale, Srawung Seni Sakral Internasional, SITTEBIZ, Solo

Batik Festival,dll3.

Keindahan Kota Solo yang masih dijaga keasliannya menjadi daya tarik

wisatawan domestik dan mancanegara untuk berwisata di Kota Solo, di antaranya

adalah adanya Kraton Hadiningrat, Kampung Batik Laweyan, Kampung Batik

Kauman, Pura Mangkunegaran, Benteng Vestenberg, Kantor Pos Indonesia, Museum

Radya Pustaka, Loji Gandrung, Monumen Pers, Stadion Sriwedari, dan Taman

Budaya Jawa Tengah. Keberadaan tempat pariwisata yang beragam memberikan daya

tarik tersendiri untuk wisatawan. Bangunan-bangunan yang dipertahankan

keasliannya menjadi bukti kekayaan yang dimiliki suatu daerah.

Perkembangan pariwisata Kota Solo yang semakin berkembang tidak lepas dari

peran pemerintah kota sebagai fasilitator pengelola wisata, salah satu fasilitator yang

menghadirkan sarana transportasi untuk mengelilingi tempat wisasta yang ada di

Kota Solo adalah Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo).

Pemerintah kota menyediakan transportasi darat berupa bus tingkat Werkudara untuk

melengkapi keberagaman pariwisata sebagai sarana transportasi darat untuk

wisatawan yang ingin mengelilingi Kota Solo.

Werkudara menjadi bus tingkat pertama hasil buatan Indonesia yang dibuat oleh

karoseri Tri Sakti asal Magelang. Bus Werkudara telah mendapatkan penghargaan

3

(5)

commit to user

4

dari Museum rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai bus tingkat pertama buatan

Indonesia. Peluncuran Bus Werkudara memiliki tujuan sebagai daya tarik baru bagi

wisatawan sekaligus memperkuat Kota Solo sebagai kota wisata4. Penghargaan Rekor

Muri membuat Bus Werkudara memiliki daya tarik tersendiri sebagai pilihan

wisatawan untuk berlibur mengelilingi Kota Solo. Data peningkatan pengguna Bus

Werkudara pada tahun 2011-2015, seperti yang tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel 0.1

Data pengguna Bus Werkudara tahun 2011-2015

Tahun Jumlah Pengguna Bus Werkudara

2011 11.286

2012 12.480

2013 13.609

2014 13.749

2015 13.132

Sumber: Dishubkominfo Surakarta, 2016

Tabel satu di atas menunjukan peningkatan ketertarikan wisatawan untuk

menggunakan Bus Werkudara, pengguna sebagai pembeli telah mempercayai Bus

Werkudara sebagai transportasi wisata untuk berlibur di Kota Solo. Namun pada

tahun 2014-2015 jumlah pengguna Bus Werkudara mengalami penurunan, meskipun

penurunan tersebut tidak terjadi secara drastis dari data tabel satu terlihat bahwa

pengguna Bus Werkudara mengalami penurunan sebanyak 617 orang dari tahun 2014

sampai dengan tahun 2015.

Bus Werkudara dapat berperan sebagai sarana informasi yang memperkenalkan

Kota Solo beserta kekayaan pariwisata dari segi kebudayaan, sejarah, dan sektor

pariwisata yang dimiliki Kota Solo, karena tujuan dihadirkan Bus Werkudara yaitu

sebagai sarana transportasi wisata untuk mengelilingi Kota Solo. Informasi

4

(6)

commit to user

5

Pariwisata menjadi produk penjualan yang diberikan sebagai bentuk pelayanan

Bus Werkudara. Pelayanan informasi yang diberikan oleh pemerintah untuk

memberikan kepuasan kepada pengguna Bus Werkudara, yaitu dengan menghadirkan

seorang tour guide untuk membantu wisatawan memenuhi kebutuhannya dan

keinginan wisatawan. Dengan pengalaman yang dimiliki seorang tour guide, dapat

memberikan pelayanan, informasi, dan berbagai petunjuk yang dibutuhkan oleh

wisatawan. Sesuai dengan keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi

KM.82/PW.102/MPPT-88 tanggal 17 September 1988 yang dimaksud dengan tour

guide atau pramuwisata adalah petugas pariwisata yang berkewajiban memberi

petunjuk dan informasi yang diperlukan oleh wisatawan5.

Suksesnya tour guide dalam mempengaruhi pengguna Bus Werkudara dapat

berdampak pada pendapatan pariwisata daerah, sehingga dapat disebut sebagai

pelayanan wisata yang sukses jika kepuasan dirasakan oleh pembeli sebagai tolak

ukur keberhasilan tempat wisata. Kualitas seorang tour guide berpengaruh pada

penilaian perusahaan yang menyediakan fasilitas pariwisata dan mempengaruhi

penilaian kepuasan wisatawan terhadap fasilitas yang diberikan oleh tempat wisata.

Tour guide sebagai seorang pemandu diharapkan dapat memberikan citra yang

baik untuk perusahaan dalam menyampaikan informasi pariwisata kepada wisatawan.

Tour guide mementingkan kepentingan wisatawan untuk tidak mengecewakan

pengguna seperti yang dijelaskan dalam UU RI Nomor 10 tahun 2009 dalam pasal 20

salah satunya, yaitu wisatawan saat melaksanakan kunjungan pariwisata pada suatu

tempat berhak memperoleh “informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata”,

sehingga kemampuan tour guide untuk memberikan pelayanan sebagai bentuk

kepuasan menjadi fokus utama dengan pengguna Bus Werkudara. Tour guide

memberikan pelayanan kepada pengguna dengan melakukan penyampaian dalam

bentuk verbal (percakapan) dan non verbal (gesture).Dialog dalam bentuk verbal dan

non verbal digunakan untuk memberikan daya tarik dalam menyampaikan pesan yang

dilakukan oleh tour guide atau dapat disebut dengan gaya komunikasi.

(7)

commit to user

6

Observasi dilakukan oleh peneliti sebagai pengguna Bus Werkudara, dalam

observasi tersebut terlihat seorang tour guide yang berperan sebagai komunikator

menyampaian tempat wisata yang dilewati hanya menyebutkan lokasi tanpa

memberikan penjelasan mengenai fungsi dan sejarah dari bangunan yang dilewati.

Tour guide lebih banyak menggunakan penyampaian pesan verbal dibandingkan non

verbal, pernyataan tersebut didukung dengan wawancara dengan pihak

Dishubkominfo, yaitu Sandi Mulyanto selaku staff sie Angkutan Orang Bidang

Angkutan Dishubkominfo Surakarta, menjelaskan syarat menjadi seorang tour guide

setidaknya dapat komunikatif saat menyampaikan informasi pariwisata dan memiliki

kepribadian yang menarik.

Dishubkominfo belum menetapkan syarat tertentu untuk menjadikan pegawai

menjadi tour guide. Pelatihan yang dilakukan karyawansehingga dapat menjadi tour

guide dilakukan oleh pihak Dishubkominfo dan disempurnakan oleh masing-masing

tour guide. Dishubkominfo memberikan informasi dasar mengenai lokasi pariwisata

yang akan dilewati oleh Bus Werkudara sehingga dapat disampaikan oleh tour guide,

selebihnya naskah penyampaian dikembangkan dan dibuat oleh tour guide sendiri.

Dalam melaksanakan tugas seorang tour guide Bus Werkudara belum memiliki

licence dan belum tersedianya SOP karena itu latar belakang pendidikan tidak

menjadi syarat utama menjadi seorang tour guide, yang menjadi perhatian utama

seorang tour guide Bus Werkudara yaitu memiliki pengetahuan mengenai Kota Solo.

Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk mencari tau adakah

hubungan antara gaya komunikasi dengan kepuasan pengguna yang timbul setelah

pengguna mengikuti city tour yang dipandu oleh tour guide Bus Werkudara, dan

untuk hasil akhirnya peneliti ingin melihat sekuat apa hubungan gaya komunikasi

tour guide dengan kepuasan pengguna dalam bentuk penilaian pengguna setelah

mengikuti city tour Bus Werkudara.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat terwujud penyampaian informasi

yang memberikan daya tarik kepada pengguna mengenai kebudayaan dan sejarah

(8)

commit to user

7

dapat dikunjungi oleh wisatawan, selain itu peran tour guide diharapkan dapat

memberikan citra yang baik dalam memperkenalkan Kota Solo.

PERUMUSAN MASALAH

Mengacu pada latar belakang di atas peneliti merumuskan permasalahan,

sebagai berikut:

a. Bagaimana gaya komunikasi yang digunakan oleh tour guide Bus Werkudara?

b. Bagaimana kepuasan yang dirasakan oleh pengguna Bus Werkudara?

c. Apakah ada hubungan yang signifikan antara gaya komunikasi tour guide

dengan kepuasan pengguna Bus Werkudara?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian iniadalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui gaya komunikasi yang digunakan oleh tour guide Bus

Werkudara.

b. Untuk mengetahui kepuasan yang dirasakan pengguna selama mengikuti tour

Bus Werkudara.

c. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara gaya

komunikasi tour guide dengan kepuasan pengguna Bus Werkudara.

Kerangka Teori

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah pernyataan lisan antar manusia lewat

kata-kata dan simbol umum yang sudah disepakati antar individu, kelompok,

bangsa, dan Negara. Definisi komunikasi verbal dapat disimpulkan bahwa

komunikasi yang menggunakan kata-kata secara lisan dengan secara sadar

dilakukan oleh manusia untuk berhubungan dengan lain6.

6

(9)

commit to user

8

Komunikasi verbal dalam suatu sistem kode verbal disebut bahasa,

bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol dengan aturan untuk

mengkombinasikan simbol-simbol tersebut yang digunakan dan dipahami

suatu komunitas7.

2. Komunikasi Non Verbal

Menurut Mark L. Knapp, istilah non verbal biasanya digunakan untuk

melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis.

Pada saat yang sama harus disadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku non

verbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. tidak ada struktur yang

pasti, tetap, dan dapat diramalkan mengenai hubungan antara komunikasi

verbal dan komunikasi non verbal.

Namun terdapat tiga perbedaan pokok antara komunikasi verbal dan

komunikasi non verbal, yaitu :

a. Perilaku verbal adalah saluran tunggal, perilaku non verbal bersifat

multisaluran. Kata-kata datang dari satu sumber, seperti kata-kata yang

diucapkan oleh orang, yang kita baca dalam media cetak, tetapi isyarat non

verbal dapat dilihat, didengar, dirasakan, dibaui, atau dicicipi, dan beberapa

isyarat terjadi secara simultan.

b. Pesan verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan non verbal sinambung. Orang

dapat mengawali dan mengakhiri pesan verbal kapanpun ia

menghendakinya, sedangkan pesan non verbal tetap “mengalir”, sepanjang

ada orang lain yang hadir di dekatnya.

c. Komunikasi non verbal mengandung lebih banyak muatan emosional dari

pada komunikasi verbal. Sementara kata-kata umumnya digunakan untuk

menyampaikan fakta, pengetahuan, atau keadaan pesan, pesan non verbal

lebih potensial untuk menyatakan perasaan seseorang, seperti rasa sedih8.

7 Deddy Mulyana. Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 2010, hal 260 8

(10)

commit to user

9

Pelaksanaan komunikasi non verbal menurut beberapa ahli terdapat sejumlah

fungsi penting dari komunikasi non verbal yang diidentifikasikan sebanyak

enam fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp, 1978), di antaranya yaitu:

a. Untuk menekankan, menggunakan komunikasi non verbal untuk

menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal, seperti

tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu atau

memukulkan tangan kemeja untuk menekankan sesuatu hal tertentu.

b. Untuk melengkapi (complement), menggunakan komunikasi non verbal

untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh

pesan verbal, sehingga dapat tersenyum saat menceritakan kisah lucu atau

menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan ketidak jujuran

seseorang.

c. Untuk menunjukkan kontradiksi, seseorang dapat dengan sengaja

mempertentangkan pesan verbal dengan gerakan non verbal.

d. Untuk mengatur, gerak-gerik non verbal dapat mengendalikan atau

mengisyaratkan keinginan anda untuk mengatur arus pesan verbal.

e. Untuk mengulangi, seseorang dapat mengulangi atau merumuskan ulang

makna dari pesan verbal.

f. Untuk menggantikan, komunikasi non verbal dapat menggantikan pesan

verbal. Anda dapat mengatakan “oke” dengan tangan anda tanpa berkata

apa-apa9.

3. Gaya Komunikasi

Setiap interaksi mengaplikasikan kerangka komunikasi antarpersonal

manusia dalam berkomunikasi dengan menggunakan tiga gaya, semua

komunikasi tersebut selalu dilakukan dengan visual, auditorium, dan kinestika.

Manusia mengombinasikan beberapa gaya komunikasi, gaya komunikasi

tersebut dapat terlihat dalam beberapa konsep, yaitu :

(11)

commit to user

10

a. Visual person, mereka selalu berkomunikasi dengan bantuan gambar,

image, dan grafik.

b. Auditory person, mereka menggunakan suara untuk berkomunikasi.

c. Kinesthetic person, mereka menggunakan perabaandan berbuat suatu

tindakan tertentu untuk berkomunikasi10.

Gaya komunikasi menjelaskan bagaimana cara kita berperilaku ketika kita

mengirim dan menerima pesan. Setiap orang saat berinteraksi memiliki gaya

komunikasi yang unik, jika setiap orang mengenal gaya komunikasi seseorang

ataupun diri sendiri maka dapat menemukan kesadaran diri, sehingga dapat

mengembangkan interaksi dan relasi demi tercapainya komunikasi efektif.

4. Pariwisata

Menurut Hermann, yang dimaksud dengan kepariwisataan adalah

sejumlah kegiatan, terutama yang kaitannya dengan kegiatan perekonimian

yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan

bergeraknya orang-orang asing keluar masuknya suatu kota, daerah atau

Negara. Sedangkan menurut Prof. Salah Wahab dalam Yoeti, pariwisata

adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat

pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu Negara itu

sendiri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu

suatu Negara atau benua) untuk sementara waktu untuk mencari kepuasan

yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya di mana ia

memperoleh pekerjaan tetap11.

5. Kepuasan

Pengertian kepuasan pengguna Bus Werkudara diadopsi pada

pengertian kepuasan konsumen. Menurut Richad Oliver, Kepuasan adalah

tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhannya. Hal itu berarti

penilaian bahwa suatu bentuk keistimewaan dari suatu barang atau jasa

ataupun barang/jasa itu sendiri, memberikan tingkat kenyamanan yang terkait

10 Ibid, hal 308 11

(12)

commit to user

11

dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan di

bawah harapan atau pemenuhan kebutuhan melebihi harapan pelanggan12.

Informasi pariwisata menjadi kebutuhan wisatawan, seperti yang dijelaskan

dalam jurnal yang ditlis oleh Songshan (Sam) Huang, Betty Weiler, and Guy

Assaker pada tahun 2014 yang berjudul Effects of Interpretive Guiding

Outcomes on Tourist Satisfaction and Behavioral Intention, yaitu

“Cognitive interpretation out-come was more influential in delivering tourist satisfaction and behavioral intention than affective interpretation outcome. This is consistent with Yu and Weiler’s (2007) findings regarding the importance of “mediating understanding” in tour guides’ role of cultural mediation. Such a finding suggests that heritage tourism

managers may need to pay more attention to enabling cognitive guiding

outcome as a tool for delivering satisfying tourist experiences and

sustaining visitor arrivals. Translating the findings into interpretive

guiding practices, it is recommended that interpretive tour guides

consider making their interpretation more thought-provoking and

inspiring, while at the same time making it relevant to the lives of their

audience13.

Jurnal tersebut memfokuskan informasi pariwisata lebih banyak

mempengaruhi kepuasan sekaligus menjadi hiburan yang diinginkan oleh

wisatawan. Penjelasan tersebut sesuai dengan pendapat Yu Dan (2007)

mengenai pentingnya “memahami” dalam peran panduan tour. penjelasan

tersebut menunjukan sebagai seorang pemandu perlu lebih memperhatikan

hasil kognitif yang didapatkan wisatawan sebagai alat untuk memberikan

pengalaman kepuasan berwisata, sehingga dapat mempertahankan kedatangan

pengunjung. Pemandu wisata direkomendasikan untuk dapat memberikan

12 James G Barnes. Secret of Customer Relationship Management. Andi. Yogyakarta. 2003. Hal,64 13 Songshan (Sam) Huang, Betty Weiler, and Guy Assaker. Effects of Interpretive Guiding Outcomes

(13)

commit to user

12

kesan yang dapat menginspirasi wisatawan dan juga berinteraksi sesuai

dengan kebutuhan dan keadaan wisatawan.

6. Stimulus Organism Respon Theory (Teori Stimulus-Organism-Respon)

Untuk menjawab permasalahan tentang hubungan antara gaya

komunikasi tour guide dengan tingkat kepuasan pengguna bus pariwisata

diatas, digunakan S-O-R Theory atau Stimulus-Oganism-Response. Menurut

teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus

khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan

kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat

diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari

komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti, setelah komunikan

mengolahnya dan menerimanya terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap14.

Teori ini menjelaskan semua perilaku termasuk balasan (respons)

timbul karena adanya rangsangan (stimulus). Menurut Thorndike dalam buku

pengantar psikologi umum, stimulus yang menimbulkan respon yang

menyenangkan atau memuaskan akan memperkuat hubungan stimulus respon

dan reward akan meningkatkan kuatnya hubungan stimulus respon15.

Stimulus merupakan semua objek yang ada dilingkungan, termasuk

perubahan jaringan dalam tubuh. Organisme merupakan komunikan yang

memperoleh perhatian, pengertian, dan penerimaan. Respon, yaitu apapun

yang dilakukan sebagai jawaban dari stimulus. Perilaku dapat muncul sebagai

respon dari kondisi yang ada disekitar manusia. Perilaku dapat terbentuk

karena adanya pengaruh yang dipelajari dari lingkungan yang memberikan

contoh untuk dipelajari16. Teori ini cocok jika dikaitkan dengan penelitian,

karena seorang tour guide dalam berinteraksi memberikan stimulus kepada

pengguna Bus Werkudara.

14 Onong Uchjana Effendi. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Rosdakarya. Bandung. 1993. Hal 254 15 Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum. Penerbit Andi. Yogyakarta. 2004.

16

(14)

commit to user

13

Metodelogi

Jenis penelitian ini adalah jenis kuantitatif Deskriptif. Perhitungan statistic yang

digunakan dalam penelitian ini dioperasionalkan dengan menggunakan perhitungan

tabulasi silang crosstabulation (crosstab). Crosstabulation digunakan untuk

menampilkan tabulasi silang yang menunjukan suatu distribusi bersama, deskripsi

statistic serta pengujian dua variabel atau lebih. Penelitian ini mengambil lokasi di

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Surakarta dengan jumlah sampel

sebanyak 125 responden.

Sajian dan Analisis Data

Untuk mengetahui hasil dari gaya komunikasi dan kepuasan pengguna Bus

Werkudara, dapat dilihat melalui penilaian indikator keseluruhan dari pertanyaan

varibel x dan y. variabel X terdiri dari tiga indikator, yaitu visual person, auditory

person, dan kinestic person. Sedangkan, kepuasan pengguna terdiri dari tiga

indikator, yaitu kepuasan pelayanan, sistem informasi perusahaan, dan keamanan.

Berikut hasil prosentasi penilaian masing-masing indikator variabel x dan y, yaitu:

1. Indikator Gaya Komunikasi Tour Guide Variabel X

Tabel 1.2

Gaya Komunikasi tour guide dilihat secara Visual Person

Indikator Item Visual Person

n=125

Item Prosentase

Kurang terlihat 37,6%

terlihat 61,6%

Sangat terlihat 0,8%

Total 100%

(15)

commit to user

14

Dari penyajian data tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai variabel gaya

komunikasi tour guide berdasarkan item indikator visual person mayoritas

responden sebanyak 61,6% menyatakan gaya komunikasi secara visual terlihat

dan 37,6% menyatakan kurang terlihat. Artinya gaya komunikasi tour guide

secara visual oleh para pengguna bus werkudara dinilai baik.

Untuk mengetahui lebih lanjut penilaian indikator keseluruhan dari pertanyaan

item nomor tujuh sampai dengan nomor sebelas dapat dilihat penilaian

responden yang diklasifikasikan dalam kategori kurang baik, baik, dan sangat

baik dalam melakukan perannya sebagai tour guide, tabel dibawah ini

menjelaskan sajian data dari item indikator auditory person, yaitu:

Tabel 1.3

Gaya Komunikasi tour guide dilihat secara Auditory Person

Indikator Item Audirtory Person

n=125

Item Prosentase

Kurang baik 41,6%

baik 55,2%

Sangat baik 3,2%

Total 100%

Sumber: data yang telah diolah dari kuesioner item nomor 7-11

Dari penyajian data tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai variabel gaya

komunikasi tour guide berdasarkan item indikator auditory person mayoritas

responden sebanyak 55,2% menyatakan gaya komunikasi secara auditory dinilai

baik dan 41,6% menyatakan kurang baik. Artinya gaya komunikasi tour guide

secara auditory person dinilai baik oleh pengguna Bus Werkudara.

Untuk mengetahui lebih lanjut penilaian indikator keseluruhan dari pertanyaan

(16)

commit to user

15

responden yang diklasifikasikan dalam kategori kurang baik, baik, dan sangat

baik dalam melakukan perannya sebagai tour guide., tabel dibawah ini

menjelaskan sajian data dari item indikator Kinestic person, yaitu:

Tabel 1.4

Indikator Gaya Komunikasi tour guide dilihat secara Kinestic Person

Indikator Item Kinestic Person

n=125

Item Prosentase

Kurang baik 81,6%

baik 18,4%

Sangat baik 0%

Total 100%

Sumber: data yang telah diolah dari item nomor 12-16

Dari penyajian data tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai variabel gaya

komunikasi tour guide berdasarkan item indikator kinestic person mayoritas

responden sebanyak 81,6% menyatakan gaya komunikasi secara kinestic kurang

baik dan 18,4% menyatakan baik. Artinya gaya komunikasi tour guide dilihat

secara kinestic atau penyampaian tour guide menggunakan komunikasi non verbal

oleh para pengguna bus werkudara dinilai kurang menarik.

2. Hasil Nilai Indikator Kepuasan Pengguna dalam Pelayanan Tour Guide

Untuk mengetahui penilaian dari tiap-tiap pertanyaan berdasarkan indikator

kepuasan pengguna Bus Werkudara, tabel dibawah ini menjelaskan sajian data dari

item indikator kepuasan pelayanan, sebanyak delapan buah pertanyaan termasuk

(17)

commit to user

16

Tabel 1.5

Kepuasan dilihat dalam Indikator Pelayanan

Indikator Item Kepuasan dalam Pelayanan Tour Guide

n=125

Item Prosentase

Kurang puas 28%

puas 64,8%

Sangat puas 7,2%

Total 100%

Sumber: data yang telah diolah dari item nomor 13-24

Dari penyajian data tabel diatas dapat dilihat mayoritas responden sebanyak

64,8% menyatakan kepuasan pelayanan yang diberikan oleh tour guide, dinilai

memuaskan oleh pengguna Bus Werkudara, Namun 28% pengguna

menyatakan kurang puas dengan pelayanan yang diberikan tour guide selama

menjalankan tugas. SelanjutnyaPenilaian pengguna pada kepuasan dalam

indikator sistem informasi perusahaan, yaitu:

Tabel 1.6

Kepuasan dilihat dalam Indikator sistem Informasi Perusahaan

Indikator Item Kepuasan dalam Kinerja Perusahaan

n=125

Item Prosentase

Kurang puas 12,8%

puas 63,2%

Sangat puas 24%

Total 100%

(18)

commit to user

17

Dari penyajian data tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai indikator kepuasan

pengguna dilihat dari mayoritas responden sebanyak 63,2% menyatakan sistem

informasi yang diberikan perusahaan dalam memberikan layanan kritik, saran dan

penilaian kinerja perusahaan dalam menghubungi pengguna Bus Werkudara

memuaskan. Namun 12,8% menilai sistem informasi yang diberikan oleh

perusahaan kurang memuaskan.

Selanjutnya penilaian yang diberikan pengguna terhadap kepuasan keamanan

selama melakukan tour dengan Bus Werkudara. Untuk mengetahui penilaian

yang diberikan pengguna, dapat dilihat jawaban responden yang dikategorikan

dengan pernyataan kurang puas, puas, dan sangat puas. Hasil penilaian pengguna

terhadap dua buah item pertanyaan tersebut, yaitu:

Tabel 1.7

Kepuasan dilihat dalam Indikator Keamanan

Indikator Item Kepuasan dalam Keamanan yang diberikan

n=125

Item Prosentase

Kurang puas 8%

puas 53,6%

Sangat puas 38,4%

Total 100%

Sumber: data yang telah diolah dari item nomor 27-28

Dari penyajian data tabel diatas dapat dilihat bahwa penilaian indikator

kepuasan pengguna mayoritas responden sebanyak 53,6% menyatakan keamanan

yang diberikan oleh tour guide selama Bus Werkudara beroperasi dinilai

(19)

commit to user

18

Analisis Hubungan Gaya Komunikasi Dan Kepuasan Pengguna

Untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel gaya komunikasi (X) dan

kepuasan pengguna bus werkudara (Y), digunakan crosstabulation atau tabulasi

silang hasil perhitungan dari keseluruhan indikator variabel X dan variabel Y dari

tiap-tiap skor penilaian indikator tersebut. Dijabarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.8

Rerata Variabel X dan Y

Gaya Komunikasi Tour guide dan Kepuasan Pengguna

n=125

Tingkat Kepuasan

Gaya

Komunikasi

Kurang Puas Puas Sangat Puas Total

Kurang baik 56,1% 36,2% 7,7% 100%

Baik 14,53% 73,2% 12,33% 100%

Sangat Baik 0,46% 78,27% 21,27% 100%

Sumber: Data yang telah diolah, penjumlahan skor penilaian Crosstabulation

indikator gaya komunikasi tour guide dan tingkat kepuasan pengguna

Dari tabel diatas diketahui, pengguna yang menyatakan gaya komunikasi

tour guide kurang baik dan merasa kurang puas dengan kinerja tour guide

sebanyak 56,1%. Gaya komunikasi yang dinilai kurang baik namun pengguna

merasa puas sebanyak 36,2%, gaya komunikasi yang dirasakan kurang baik namun

pengguna merasa sangat puas sebanyak 7,7%.

Penilaian gaya komunikasi tour guide yang menyatakan gaya komunikasi

baik dan kurang memuaskan sebanyak 14,53%. Penilaian pengguna terhadap gaya

komunikasi yang baik dan memuaskan sebanyak 73,2%. Penilaian gaya

komunikasi tour guide baik dan dinilai sangat memuaskan sebanyak 12,33%.

(20)

commit to user

19

0,46%. Gaya komunikasi tour guide yang menyatakan sangat baik namun merasa

kinerja tour guide memuaskan sebanyak 78,27% dan penilaian pengguna yang

menyatakan gaya komunikasi sangat baik dengan hasil yang sangat memuaskan

sebanyak 21,27%.

Dapat disimpulkan jika gaya komunikasi tour guide dinilai kurang baik maka

prosentasi kurang memuaskan cukup besar, yaitu 56,1%. Sedangkan jika gaya

komunikasi tour guide dinilai baik dan sangat baik oleh pengguna maka kepuasan

pengguna menjadi besar. Dari penjelasan pada tabel 1.8 jika gaya komunikasi

dinilai baik, maka kepuasan pengguna Bus Werkudara cukup besar, yaitu

73,2%+12,33%=85,53%. Hal yang senada juga diperlihatkan pada gaya

komunikasi yang dinilai sangat baik akan mengakibatkan tingkat kepuasan sangat

besar, yakni 78,27%+21,27%=99,54%.

Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan uji statistik yang dilakukan pada bab

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya komunikasi tour guide dan

kepuasan pengguna baik dan memuaskan, namun jika dilihat dari penilaian indikator

kinestic person dan kepuasan pelayanan terdapat nilai yang rendah dengan prosentase

sebesar 81,6% dan 28% pengguna merasa kurang puas pada indikator pelayanan.

Terdapat hubungan antara gaya komunikasi tour guide dengan kepuasan

pengguna bus werkudara. Hubungan tersebut dapat dilihat melalui perhitungan

menggunakan crosstabulation pada rerata gaya komunikasi tour guide dan kepuasan

pengguna. Hasil penilain responden dilihat dari penilaian tersebut jika penilaian gaya

komunikasi tour guide kurang baik maka kepuasan yang dirasakan oleh pengguna

menurun, sedangkan jika gaya komunikasi tour guide baik maka kepuasan yang

dirasakan pengguna meningkat.

Saran

Walaupun hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang positif

antara gaya komunikasi dan kepuasan pengguna bus werkudara, namun ada beberapa

saran yang harus diperhatikan, yaitu:

(21)

commit to user

20

a) Tour guide diharapkan selalu konsisten satu sama lain, sehingga saat tour

berlangsung tidak adanya perbedaan informasi yang diterima oleh pengguna

Bus Werkudara meskipun terdapat perbedaan jadwal tugas tour guide dan

dapat berinteraksi dengan menghampiri pengguna saat memberi penjelasan

dan melakukan improvisasi saat berinteraksi, sehingga membuat suasana

menjadi akrab dan menghibur.

b) Tour guide diharapkan menguasai seluruh informasi pariwisata yang ada di

Kota Solo, sehingga dapat memberikan penjelasan mengenai objek

pariwisata yang dilewati, seperti memberikan penjelasan mengenai sejarah,

tujuan, dan fungsi dari objek wisata.

2. Untuk Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Surakarta

(Dishubkominfo Surakarta).

a) Jika komunikasi yang dilakukan tour guide kurang optimal karena terkendala

gangguan waktu seperti penyampaian informasi yang dilakukan tidak sesuai

dengan durasi waktu Bus Werkudara saat melewati objek-objek pariwisata.

Dishubkominfo dapat membuat sebuah booklet berisikan destinasi pariwisata

dan sejarah Kota Solo yang dilewati oleh Bus Werkudara, sehingga jika tour

guide tidak dapat menjelaskan sejarah menggunakan komunikasi verbal,

booklet diharapkan dapat menjadi media untuk membantu penjelasan yang

belum tersampaikan oleh tour guide.

b) Pelatihan secara rutin untuk tour guide dengan memberikan license untuk

dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal diharapkan dapat

memberikan kenyamanan, kemanan dan kepercayaan dari pengguna,

(22)

commit to user

21

Daftar Pustaka

Barnes, J.2003. Secrets of Customer Relationship management. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Devito, JA. 2003. Komunikasi Antarmanusia edisi kelima. Tangerang Selatan:

Karisma Publishing Group.

Effendy, OU. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Jaenudin, U. 2015. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Pustaka Setia.

Mulyana, D. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Yoeti, O. 1983. Pengantar Ilmu pariwisata. Bandung: Angkasa

Huang, Songsam., Betty Weiler., & Guy Assaker. 2014. Effects of Interpretive

Guiding Outcomes on Tourist Satisfaction and Behavioral Intention. Journal of Travel Research. Vol. 54(3) 344-358. scholar.google.co.id. 7 Juni 2016.

Indonesiakaya.com. (11maret 2016) . Menikmati setiap sisi kota solo dengan bus

wisata werkudara. Dalam http://indonesiakaya.com/berita-Werkudara/ diunduh pada 11 Maret 2016.

Hpikalarta.wordpress.com (28Maret 2016). Surat Keputusan Menteri Pariwisata,

Pos, dan Telekomunikasi. Dalam https://hpijakarta.wordpress.com/sk-parpostel-1988-ttg-pramuwisata/ diunduh pada 28 Maret 2016

Travelkompas.com. (11 November 2013). Solo Andalkan Wisata Jasa. Dalam http://

travel.kompas.com/read/2013/11/11/1044316/Solo.Andalkan.Wisata.Jasa. Diunduh pada 26 Maret 2016.

Eventsolo.com (12 Agustus 2016). Kalender Event Solo. Dalam

Gambar

Tabel 0.1
Tabel 1.2 Gaya Komunikasi tour guide dilihat secara Visual Person
Tabel 1.3
Tabel 1.4
+4

Referensi

Dokumen terkait

Asisten Apoteker atau disingkat AA adalah tenaga kesehatan yang berijazah Sekolah Asisten Apoteker / Sekolah Menengah Farmasi, Politeknik Kesehatan Jurusan Farmasi, Akademi

Nilai tersebut tergolong rendah, sehingga berdasarkan Sodium Adsorption Ratio kelima mataair, yaitu mataair di Outlet Pindul, Mudal, Suruh, Ngancar, dan Gunung Abang

Dari uraian diatas, dibutuhkan sarana kesehatan yang mudah di akses, dan berkuaitas sehingga dapat memberikan alternatif bagi masyarakat dalam pelayanan kesehatan, baik

Since the land donation was undertaken by the government of Bima District to the government of Bima City, the procedure for filing complaints and/or grievance

Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikaan manfaat bagi semua kalangan pendidik di lembaga sekolah pada umumnya.. Memberikan konstribusi dalam

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan adanya sistem asrama dimana santri menerima pendidikan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan hasil yang didapatkan dari Pengadilan Agama Kabupaten Enrekang dimana penulis telah menemukan faktor-faktor yang

Pembahasan dalam penelitian ini akan mengkaji pengaruh medan magnet terhadap presipitasi CaCO 3 saat sirkulasi (presipitasi tahap I) dan sesudah sirkulasi dan filtrasi