PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN
ALAM MATERIUDARA MELALUI PENERAPAN METODE
EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III MI AL IMAN
KOTA MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DESY RETNO LARASATI
NIM : 115-12-007
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN
ALAM MATERIUDARA MELALUI PENERAPAN METODE
EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III MI AL IMAN
KOTA MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DESY RETNO LARASATI
NIM : 115-12-007
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
vii
MOTTO
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan sebaliknya jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu sendiri
pula.” (Q.S. Al-Isra’: 7)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua, Bapak Mansur dan Ibu Solicha sebagai wujud baktiku
kepadanya, yang senantiasa mencintai dan menyayangiku, yang telah
bersusah payah membesarkanku, mendoakanku dan membiayai semua
kebutuhanku.
2. Saudara-saudaraku, Mas Fajar Juni Adam, Mas Anang Toto, Mba
Purlinaningsih, Mba Riza Umami, dan Mas Yudhi Kuntarto yang selalu
sayang, mendoakan, dan memberi semangat.
3. Sahabat-sahabatku tercinta Nofita Nur Hidayati, Miggi Aisyah Safitri, dan
Novita Nur Hidayati yang telah berjuang bersama dari awal masuk kuliah
sampai lulus kuliah.
4. Semua teman-teman yang ada di Salatiga, telah memberi semangat dalam
viii
5. Dosen Pembimbingku, Pak Budiyono Saputro yang selalu sabar
membimbingku dalaam menyelesaikan skripsi ini.
6. Rektor, Bapak Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang ikhlas mendidik
dan membimbingku.
7. Bapak ibu guru MI Al-Iman Magelang yang membantu terselesainya skripsi
ini.
8. Bapak ibu guru yang mendidikku dari awal masuk bangku sekolah hingga
sarjana.
9. Teman-teman PGMI angkatan 2012 yang selalu memberikan motivasi.
10.Bapak dan Ibu Parjono yang telah menyediakan tempat berteduh dari awal
kuliah hingga akhir kuliah.
11.Teman-teman kos putri Pak Parjono yang selalu membantu dan memberikan
ix
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا للها مسب
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA MateriUdara Melalui Penerapan Metode Eksperimenpada Siswa Kelas IIIMI Al-Iman Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016 bisa selesai.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 4. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing
xi
ABSTRAK
Retno Larasati, Desy. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Udara Melalui Penerapan Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IIIMI Al-Iman Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M. Pd.
Kata Kunci: metode eksperimen dan hasil belajar IPA.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan rendahnya pemahaman terhadap mata pelajaran IPA materi udara dengan KKM 70 masih memiliki persentase 40,625%, dan belum memenuhi secara klasikal. Kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak guru menggunakan pendekatan tradisional dalam pembelajaran IPA yang belum mampu mengembangkan kemampuan kognitif (penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi udara melalui metode eksperimen pada siswa kelas III MI Al-Iman Kota Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Dalam penelitian ini, menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari: (1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya, (2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan Udara, (3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan, (4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al-Iman Magelang yang berjumlah 31 siswa, terdiri dari laki-laki 19 anak dan 13 anak perempuan. Peneliti ini menggunakan metode eksperimen pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
xii
Halaman Persetujuan Pembimbing ... iv
Halaman Pengesahan Kelulusan ... v
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan... vi
Halaman Motto dan Persembahan ... vii
Kata Pengantar ... ix
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional... 8
xiii
H. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar ... 17
B. Hasil Belajar ... 22
C. IPA Materi Udara ... 28
D. Metode Eksperimen ... 35
BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Subyek Penelitian ... 39
B. Pelaksanaan Penelitian ... 41
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Paparan Siklus ... 57
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Distribusi IQ Menurut Stanford ... 25
Tabel 2. Nama Siswa Kelas III MI Al-Iman Magelang ... 39
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 57
Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 60
Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 63
Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 67
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi Tahun Pelajaran 2015/2016 ... 155
Lampiran 15. Daftar Riwayat Hidup ... 157
Lampiran 16.Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ... 158
Lampiran 17. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ... 160
Lampiran 18. Lembar Pengamatan Siswa Siklus III ... 162
xvii
Lampiran 20. Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 167
Lampiran 21. Lembar Pengamatan Guru Siklus III ... 170
Lampiran 22. Surat Keterangan Penelitian ... 173
Lampiran 23. Surat Penunjukkan Pembimbing ... 174
Lampiran 24. Lembar Konsultasi ... 175
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan. IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.
2
Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar setiap siswa terutama yang ada di SD/MI memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti teori-teori terdahulu tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan sampai menemukan ilmu dan teori baru. Teori lama digunakan sebagai pembuktian dan penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori tersebut bukan untuk dihafal namun diterapkan sebagai tujuan proses pembelajaran.
Pembelajaran IPA terutama pada materi “Udara” merupakan materi
yang membutuhkan pemahaman yang mendalam sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Materi ini berisi tentang cara membuktikan adanya udara di permukaan bumi ini.
3
Salah satu metode pembelajaran IPA yang dapat diterapkan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan pemahaman materi berupa melakukan percobaan yang dialami diri sendiri. Melalui metode belajar mengajar ini telah mengaktifkan siswa sehingga mampu menumbuhkan sejumlah pemahaman tertentu pada diri siswa. Maka penulis mengangkat metode eksperimen karena sesuai dengan tujuannya, yaitu siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, lebih aktif berfikir dan berbuat, menemukan pengalaman praktis, dan mampu membuktikan sendiri kebenaran suatu teori.
Metode eksperimen akan lebih mengena pada diri siswa apabila pembelajaran IPA pada materi pembelajaran “Udara” dilaksanakan dengan memanfaatkan alat dan bahan yang ada di sekitar lingkungan rumah dan sekolah. Pada pembelajaran dengan metode ini guru bertindak sebagai pendamping yang membantu siswa dalam melakukan percobaan dan pembuatan laporan sebagai bukti dari pembenaran teori yang disampaikan. Diketahui bahwa pemahaman terhadap mata pelajaran IPA materi “Udara”
dikatakan rendah ditandai dari nilai-nilai siswa yang masih rendah.
4
5
mengena pada diri siswa. Mengingat siswa diusia SD/MI (7 sampai 12 tahun) memiliki sifat-sifat yang khas yaitu berfikir atas dasar pengalaman yang konkret, mereka belum dapat membayangkan pada hal-hal yang abstrak.
Untuk memahami persoalan di atas, maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI UDARA MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III MI AL IMAN KOTA MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016”
B. Rumusan Masalah
Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Udara pada siswa kelas IIIMI Al Iman Kota Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi Udaramelalui metode eksperimen pada siswa kelas IIIMI Al Iman Kota Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016.
6 Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Penerapanmetode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Udara pada siswa kelas IIIMI Al Iman Kota Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator hasil belajar IPA materi udara adalah sebagai berikut: (1) menjelaskan pengertian udara, (2) menyebutkan kandungan udara, (3) menyebutkan dan menjelaskan sifat-sifat udara, dan (4) mempraktekkan sifat-sifat udara.
Penerapan metode eksperimen dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai skor ≥ 70 pada materi udara.
b. Secara Klasikal
Siklus akanberhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 70.
E. Manfaat penelitian
7
Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut: 1. Manfaat secara teoritis
a. Memberikan konstribusi dalam pembelajaran khususnya metode yang tepat dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi udara.
2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Guru
Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
b. Manfaat bagi Siswa
1) Siswa MI AL-IMAN Magelang memperoleh pelajaran IPA yang lebih menarik, menyenangkan, dan memungkinkan dirinya untuk memahami materi IPA.
2) Proses pembelajaran IPA tidak monoton hanya mendengarkan ceramah guru.
8
4) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran.
5) Meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi udara.
c. Manfaat bagi Sekolah
1) Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan lembaga lain sehingga suasana intensif tersebut menjadi lebih harmonis.
2) Dapat mengangkat nama baik sekolah tersebut karena dapat mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan adanya guru-guru yang kreatif, inovatif, dan profesional.
d. Manfaat bagi Pendidikan
1) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kekurangan tersebut dan pada akhirnya pemahaman siswa akan meningkat
9 F. Definisi Operasional
Penjelasan dari judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Udara Melalui Penerapan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas III MI AL IMAN Kota Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016 akan penulis paparkan sebagai berikut:
1. Peningkatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peningkatan artinya proses, cara, perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan kini telah diadakan di bidang pendidikan
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu (Suratinah, 2001:43).
3. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya (Trianto, 2010:136).
10
Menurut Djamarah (2002: 95), metode eksperimen merupakan cara
penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar,
dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu
obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut
untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu
hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan suatu percobaan,
mengalami dan membuktikan sendiri apa yang dipelajari, serta siswa dapat
menarik suatu kesimpulan dari proses yang dialaminya.
G.Metodologi Penelitian
11
12
Gambar 1. Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK (Suharsimi, 2007:16). Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II
Refleksi
Pengamatan
?
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS III
13 1. Rancangan Penelitian
a. Perencanaan
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Ada empat kegiatan dalam tahap perencanaan yaitu : (1) menentukan target kompetensi, (2) mendesain pembelajaran yaitu membuat skenario pembelajaran dengan penerapan pemanfaatan lingkungan alam sekitar sekolah dan pendekatan keterampilan proses (silabus, RPP, alat pembelajaran), (3) mendesain alat tes, dan (4) membuat jadwal pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap.
c. Pengamatan atau observasi
Pengertian pengamatan/observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004:104).
14
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
2. Subjek Penelitian a. Tempat Penelitian
Ruang kelas III MI Al Iman Tuguran Potrobangsan Kota Magelang.
b. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 2 tahun Pelajaran 2015/2016.
c. Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam materi udara. d. Karakteristik Siswa
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas III MI Al Iman Kota Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari laki-laki 19 siswa, perempuan 13 siswa dan guru yang mengampu mata pelajaran IPA.
3. Pengumpulan Data
15 a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu alat pengumpulan data. Dokumentasi digunakan untuk memotret kegiatan yang berlangsung saat pembelajaran dan untuk menemukan gambaran tentang eksistensi Al Iman Kota Magelang.
b. Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa saat proses belajar mengajar menggunakan metode eksperimen. c. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang tercatat dalam setiap siklusnya.
a. Ketuntasan Individual
Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa dapat mencapai skor ≥ 70 pada materi udara dapat dilihat dari nilai hasil tes
evaluasi.
16
Persentase ketuntasan klasikal adalah ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 70. Pengukuran persentase kompetensi siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
P =
x 100%
Keterangan:
17 H.Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan. Pada bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitiian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori. Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori dari tiap-tiap variabel penelitian.
BAB III Paparan Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi gambaran umum MI Al Iman Kota Magelang dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Analisis Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi hasil penelitian meliputi deskripsi persiklus dan pembahasan.
18 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologi belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang dimaksud disini adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya. Sehingga melalui belajar manusia mampu mengetahui, memahami, mengerti dan mengamalkan serta memiliki sesuatu (Susanto, 2013: 1).
Menurut Djamarah (2002: 13), belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
19
tersebut, beberapa hal yang menyangkut pengertian belajar sebagai berikut (Daryanto, 2012:16):
a. Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup.
b. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen.
c. Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara keseluruhan.
d. Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.
Berdasarkan definisi belajar dari beberapa ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan adanya perubahan tingkah laku yang lebih baik.
2. Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharuddin (2008: 15), aktivitas belajar memiliki cirri-ciri yang meliputi:
20
tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
b. Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanent. Perubahan tingkah laku yang terjadi Karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
c. Perubahan tingkah laku tidak haarus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan tingkah laku itu bisa jadi bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman. e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. Sesuatu
yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
Sedangkan menurut Djamarah (2011: 15-16) ciri-ciri belajar antara lain:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
21
Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar yang dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Berarti tingkah laku yang terjadi setelah belajar bersifat menetap.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Berarti perubahan tingkah laku terjadi karena adanya tujuan yang akan dicapai. Perubahan tingkah laku ini benar-benar disadari.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
22
Berdasarkan ciri-ciri belajar yang sudah dikemukakan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar juga tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi meliputi seluruh kemampuan individu. Dengan demikian, maka ciri-ciri belajar dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor).
b. Perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku terjadi pada diri individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik. Misalnya, seorang anak akan mengetahui bahwa api itu panas setelah ia menyentuh api yang menyala pada lilin. Di samping melalui interaksi fisik, perubahan kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui interaksi psikis. Contohnya, seorang anak akan berhati-hati menyebrang jalan setelah ia melihat ada orang yang tertabrak kendaraan. Perubahan kemampuan tersebut terbentuk karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
23
lompat galah melebihi rekor orang lain karena minum obat tidak dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Perubahan tersebut tidak bersifat menetap. Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil atau perubahan dari suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang menyangkut aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Menurut K. Ibrahim dalam Susanto (2013: 5), hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalm mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Dikemukakan oleh Sudjana (2005: 5), bahwa hasil belajar siswa hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
24
aspek kognitif, afektif atau psikomotorik sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah.
2. Macam-macam Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013: 6), hasil belajar terdapat berbagai macam, yaitu:
a. Pemahaman Konsep
Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang di pelajari. Pemahaman adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dibaca, dilihat, dialami atau yang dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang dilakukan.
b. Ketrampilan Proses
Ketrampilan proses merupakan ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
c. Sikap
25
sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku atau tindakan seseorang. Hubungannya dengan hasil belajar, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Baharuddin (2008: 19), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar indivdu. Faktor-faktor internal meliputi:
1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu yaitu berupa keadaan jasmani (kondisi fisik seseorang) dan keadaan fungsi jasmani/fisiologis yang berupa pancaindera.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar, diantaranya:
26
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kulitas belajar siswa. Para ahli membagi IQ bermacam-macam, salah satunya penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes stenford-binet yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut (Baharuddin, 2008: 21)
Tabel 1. Distribusi IQ menurut Stanford Revision
Tingkat Kecerdasan (IQ) Klasifikasi
140-169 Amat superior
120-139 Superior
110-119 Rata-rata tinggi
90-109 Rata-rata
80-89 Rata-rata rendah
70-79 Batas lemah mental
20-69 Lemah mental
Dari tabel tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan manusia, yaitu:
(1) Kelompok kecerdasan amat superior (very superior) merentang antara IQ 140-169.
27
(3) Kelompok kecerdasan rata-rata tinggi (high average) antara IQ 110-119.
(4) Kelompok kecerdasan rata-rata (average) antara IQ 90-109. (5) Kelompok kecerdasan rata-rata rendah (low average)
merentang antara IQ 80-90.
(6) Kelompok kecerdasan batas lemah mental (bordeline defective) berada IQ 70-79.
(7) Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective) berada pada IQ 20-69, yang termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot.
b) Motivasi
Motivasi adalah dorongan dari diri individu untuk memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat.
c) Minat
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu yang sesuai dengan keinginan.
d) Sikap
28
dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu.
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan proses belajar seseorang.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar indivdu. Faktor-faktor eksternal dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1) Lingkungan sosial
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekolah dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seorang siswa.
b) Lingkungan sosial masyarakat disekitar tempat tinggal siswa. c) Lingkungan sosial keluarga yaitu hubungan antara anggota
keluarga yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2) Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial yaitu: a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, sinar
29
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar berupa hardware seperti gedung sekolah, alat-alat sekolah, fasilitas belajar dll dan software seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku-buku panduan.
c) Faktor materi pelajaran yang diajarkan pada siswa.
C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Udara
1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam disingkat IPA dan sering disebut dengan istilah pendidikan sains. IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.
Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya (Trianto, 2010: 136).
2. Tujuan IPA di Madrasah Ibtidaiyah
30
sains di MI/SD, yakni agar peserta didik memiliki kemampun sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs
3. Materi Udara
a. Standar Kompetensi
31 b. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan melalui benda padat, cair, dan gas.
c. Udara
Benda gas adalah benda yang memiliki volume dan bentuk yang selalu berubah-ubah sesuai dengan bentuk (wadahnya) (Haryanto, 2012: 85). Contoh: balon, ban sepeda dan balon motor, gelas kosong, botol kosong, dan lain-lain.Udara adalah campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi.
Kandungan udara (Haryanto, 2012: 85): 1. 79% Nitrogen
2. 20% Oksigen 3. 1% gas lain
32
fotosintesis, yaitu proses dimana mereka menggunkan sinar matahri untuk membuat makanan. Selama fotosintesis, tumbuhan melepaskan oksigen ke atmosfer. Inilah siklus dasar perputaran udara antara oksigen dan karbondioksida. Bentuk karbondioksida hanya sekitar 0,03% dari udara dari seluruh volume. Karbondioksida dihasilkan tidak hanya oleh respirasi hewan dan tumbuhan tetapi juga oleh pembakaran dan pembusukan bahan organik.
Kadar uap air di udara diukur sebagi kelembaban. Kelembaban sangat bervariasi dipengaruhi oleh kondisi di permukaan bumi. Udara biasanya berisi berbagai partikel padat kecil, seperti debu vulkanik, serbuk sari, spora jamur dan ganggang, bakteri, dan lain-lain. Partikel debu di udara dapat dilihat pada sinar matahari yang menembus ke dalam ruangan yang gelap. Hamburan debu dan partikel lainnya di udara menyebabkan cahaya matahari mewarnai langit saat matahari terbit dan juga matahari terbenam di sore hari. Warna kebiruan langit yang cerah di siang hari disebabkan oleh hamburan cahaya matahari oleh molekul gas yang membentuk udara. Kontaminasi udara dengan kotoran yang dipancarkan dari pembakaran dan kendaraan bermotor telah menciptakan masalah serius terutama di wilayah perkotaan dan kawasan industri.
33 1. Helium
Helium (He) adalah unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, dan merupakan unsur pertama pada golongan gas mulia dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 2. Titik didih dan titik lebur gas ini merupakan yang terendah diantara semua unsure. Helium berwujud hanya sebagai gas terkecuali pada kondisi yang sangat ekstrem. Kondisi ekstrem juga diperlukan untuk menciptakan sedikit senyawa helium, yang semuanya tidak stabil pada suhu dan tekanan standar.
2. Nitrogen
Nitrogen atau zat lemas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambing N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
3. Oksigen
34
bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada temperature dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.
4. Karbon dioksida
Karbon dioksida ( ) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Sifat-sifat udara (Haryanto, 2012: 86): 1. Udara berbentuk gas
35
Udara dapat didefinisikan campuran berbagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang memenuhi ruang diatas permukaan bumi. Apabila dipanaskan, udara akan memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara dingin mengalir ketempat udara yang bertekanan udara rendah lalu akan menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah, diatas tanah udara menjadi panas dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan konveksi. Manusia serta makhluk hidup lainnya memerlukan udara untuk bernafas, walaupun memiliki perbedaan cara penggunaan organ pernafasannya (paru-paru, insang, kulit, dan trakea).
Bentuk khusus dari udara (Sugeng, 2014: 30): 1. Udara Terkompresi
36 2. Udara Cair
Udara cair adalah substansi yang tampak pucat kebiruan dengan suhu dingin. Densitasnya adalah sekitar 9/10 dari udara. Untuk mencairkan udara, pertama proses kompresi, sehingga meningkatkan suhu. Selanjutnya, panas dipindahkan dari udara dengan melewatkannya melalui pipa dingin. Udara didinginkan kemudian dibiarkan berkembang. Seiring dengan udara yang mengembang, suhunya semakin menurun menyebabkan sejumlah udara mencairkan. Udara cair digunakan sebagai refrigeran dan digunakan dalam penyelidikan ilmiah suhu rendah.
D. Metode Eksperimen
1. Eksperimen
37
sering dilakukan dalam bidang studi IPA, sehingga metode ini sangat cocok digunakan untuk praktek.
Menurut Ahmadi dan Prasetyo dalam buku karangan Maunah (2009: 169) mengatakan metode eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama mengajarkan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui sedangkan Ramayulis mengatakan bahwa metode eksperimen ialah apabila seorang murid melakukan suatu percobaan dan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri apa yang dipelajari, serta siswa dapat menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya.
2. Langkah-langkah Eksperimen
Maunah (2009: 171) menyatakan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan eksperimen, yaitu:
a. Menerangkan tujuan eksperimen. Tujuan eksperimen harus diketahui terlebih dahulu supaya mereka mengetahui masalah apa yang mereka pecahkan dalam melaksanakan eksperimen tersebut. b. Membicarakan terlebih dahulu masalah mana yang penting
38
c. Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan:
1) Alat-alat mana yang diperlukan
2) Langkah-langkah apa yang harus ditempuh 3) Hal-hal apa yang harus dicatat
4) Variabel-variabel mana yang harus dikontrol d. Setelah eksperimen berakhir guru harus:
1) Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut 2) Mengadakan tanya jawab tentang proses
3) Melaksanakan tes untuk menguji pengetahuan siswa 3. Kelebihan Eksperimen
Kelebihan-kelebihan yang dapat diambil dari metode eksperimen (Hamid, 2011: 212) sebagai berikut:
a. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata dari guru atau buku.
b. Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajah) ilmu dan teknologi, suatu sikap yang ditunut dari seorang ilmuan.
39
hasil percobaan, yang diharapkan dapat bermanfaat bgi kesejahteraan hidup manusia.
4. Kelemahan Eksperimen
Kelemahan-kelemahan metode eksperimen (Hamid, 2011: 213), antara lain:
a. Tidak cukupnya alat-alat atau sarana untuk bereksperimen, sehingga tidak setiap siswa berkesempatan untuk mengadakan eksperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jngk waaktu yang lama, maka siswa harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
40 BAB III
PAPARAN HASIL PENELITIAN
A. Subyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang diambil adalah siswa kelas III MI Al-Iman Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa dengan keterangan 19 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Namun selama penelitian ada 1 siswa yang tidak berangkat secara berturut-turut. Jadi siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah 31 siswa. Berikut nama siswa kelas III MI Al-Iman Magelang.
Tabel 2. Nama siswa kelas III MI Al-Iman Magelang.
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1 2 3
1 Abi Hasan Laki-laki
2 Ahmadinejad Maulana Ramadhani Laki-laki 3 Ahmad Fa’iz Amrullah Laki-laki 4 Aldi Pasha Ramadhani Laki-laki
5 Ananda Krisna Aji Laki-laki
41
1 2 3
7 Ailsa Zaskia Maharani Perempuan
8 Alia Nur Khadija Perempuan
9 Anita Fathonah Perempuan
10 Arina Qurrota A’yun Perempuan
11 Amanda Varisa Davina Perempuan
12 Basyar Laki-laki
13 Bagas Arij Darmawan Laki-laki 14 Channa Najwah Shofwatunal Asfa Perempuan
15 Esa Ayu Aidafitri Perempuan
16 Farhat Lutfi Danuarta Laki-laki
17 Farah Elfita Sadida Perempuan
18 Husen Ahmad Laki-laki
19 Handini Oktafiani Perempuan
20 Irfan Galang Dwi Saputra Laki-laki 21 Muchammad Varel Fahrezi Laki-laki 22 Muhammad Fakhrisani Laki-laki 23 Muhammad Ridwan Ramadhani Laki-laki 24 Nur Kholis Aabdullah Laki-laki
25 Naufal Al Hidayat Laki-laki
42
1 2 3
27 Putri Shofi Salsabila Perempuan
28 Rafi Zulfikar Laki-laki
29 Rahmawan Setyo Budi Laki-laki
30 Tasya Dixi Amalia Perempuan
31 Umar Muhtar Laki-laki
32 Zahrotussuaida Zakiya Perempuan
2. Kolaborator Penelitian
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakaan jenis penelitian kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses belajar mengajar dan peneliti sebagai kolaborator. Peneliti membantu guru dalam menyiapkan media pembelajaran dan melakukan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan siswa dan guru selama proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas tersebut.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan tindakan siklus 1 ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut:
43
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Menyiapkan pelajaran IPA materi udara.
3) Mempersiapkan alat dan bahan eksperimen.
4) Melakukan eksperimen udara yaitu sifat-sifat udara. 5) Menyusun lembar kerja siswa.
6) Menyiapkan lembar pengamatan guru. 7) Menyiapkan lembar pengamatan siswa. b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada semester 2, hari Senin, 2 Mei 2016 pukul 10.05 sampai 11.15 WIB, selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2x35 menit) di ruang Kelas III MI Al-Iman Magelang. Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah pengertian udara dan sifat-sifat udara.
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus I: 1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a. b. Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi. c. Apersepsi
1) Guru mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
44
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
4) Guru menyiapkan alat dan media yang akan digunakan. 2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi (15 menit).
1) Guru menjelaskan pengertian benda gas dan udara menggunakan media kertas karton.
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru.
3) Guru memberikan penjelasan mengenai alat dan bahan, langkah-langkah eksperimen, dan cara merumuskan hasil pengamatan.
a) Judul Eksperimen : Udara menempati ruang
b) Tujuan Eksperimen : Untuk mengetahui adanya udara dan menjelaskan sifat udara.
c) Metode
(1) Alat dan Bahan
(a) Balon mainan beraneka bentuk (b) Kantong plastik bening
(2) Cara Kerja
(a) Siapkan alat dan bahan. (persiapan)
45
(c) Tiupkan udara dari mulutmu ke dalam plastik. Genggam dan ikat ujung terbuka plastik.
(d) Amatilah bentuk balon sebelum dan sesudah diisi udara.
(e) Catatlah hasil pengamatan yang telah di lakukan.
(3) Hasil Pengamatan
(a) Sebelum ditiupkan udara keadaan balon mengempis, dan sesudah ditiupkan udara keadaan balon menjadi mengembang.
(b) Sebelum ditiupkan udara keadaan kantong plastik mengempis, dan sesudah ditiupkan udara keadaan kantong plastik menjadi mengembang. 4) Guru memberikan contoh dengan melakukan eksperimen
meniup balon dan kantong plastik. b. Elaborasi (35 menit)
1) Siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. (persiapan)
46
3) Guru membimbing siswa melakukan eksperimen sesuai dengan cara kerja yang sudah dijelaskan. (percobaan) 4) Siswa melakukan eksperimen terhadap alat dan bahan yang
sudah disediakan. (percobaan)
5) Siswa mengamati eksperimen balon dan kantong plastik yang belum ditiup dan sesudah ditiup udara. (analisis) 6) Siswa mencatat hasil pengamatan di lembar siswa.
(penulisan laporan)
7) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pengamatan yang telah di lakukan
8) Guru membagikan latihan soal.
9) Siswa mengerjakan latihan soal dengan sungguh-sungguh. 3. Kegitan akhir (5 menit)
a. Evaluasi
1) Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari hari ini
2) Guru memberi tahu materi untuk pertemuan berikutnya b. Penutup
47 c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa ketika melakukan eksperimen, baik terampil melakukan eksperimen seperti meniup balon dan kantong plastik maupun mampu menggunakan waktu dengan efektif. Pada tahap ini menggunakan lembar pengamatan siswa.
d. Refleksi
Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
1) Kendala yang dihadapi.
a) Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru. b) Sebagian siswa masih ragu-ragu ketika melakukan eksperimen. c) Dalam mengerjakan latihan soal masih ada siswa yang
mencontek dan bertanya kepada teman.
48
b) Guru menasehati siswa supaya percaya diri saat melakukan eksperimen.
c) Guru menyarankaan supaya siswa mengerjakan latihan soal dengan usaha sendiri tidak menyontek dan bertanya kepada teman.
Pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan, maka diharapkan pada siklus II melalui metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi udara hasil belajar siswa akan meningkat.
2. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Menyiapkan pelajaran IPA materi udara.
3) Mempersiapkan alat dan bahan eksperimen.
4) Melakukan eksperimen udara yaitu sifat-sifat udara. 5) Menyusun lembar kerja siswa.
6) Menyiapkan lembar pengamatan guru. 7) Menyiapkan lembar pengamatan siswa. b. Pelaksanaan
49
WIB, selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2x35 menit) di ruang Kelas III MI Al-Iman Magelang. Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah pengertian\6=0p] udara dan sifat-sifat udara.
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus I: 1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru membukp]a pembelajaran dengan salam dan berdo’a. b. Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi. c. Apersepsi
1) Guru mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
2) Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai. 3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
4) Guru menyiapkan alat dan media yang akan digunakan. 2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi (15 menit).
1) Guru menjelaskan pengertian udara dan sifat-sifat udara menggunakan media kertas karton.
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru.
50
a) Judul Eksperimen : Udara memiliki massa
b) Tujuan Eksperimen : Untuk membuktikan bahwa udara memiliki massa
c) Metode
(1) Alat dan Bahan
(a) Dua balon sejenis yang berukuran sama (b) Lidi
(c) Benang (d) Jarum (2) Cara Kerja
(a) Siapkan alat dan bahan. (persiapan)
(b) Ikatlah lidi dengan benang di tengah-tengahnya dan gantungkan disuatu tempat. Usahakan lidi dalam keadaan seimbang (lidi berada di posisi mendatar).
(c) Tiuplah kedua balon sampai berukuran sama besar. Selanjutnya kedua balon diletakkan pada kedua ujung lidi.
51
(e) Amatilah apa yang terjadi dengan kedua balon tersebut.
(f) Catatlah hasil pengamatan yang telah dilakukan. (3) Hasil Pengamatan
(a) Dua balon yang sudah ditiup dengan ukuran yang sama diikat disetiap ujung lidi. Maka keadaan lidi akan seimbang.
(b) Jika salah satu dari dua balon yang sudah ditiup tersebut ditusuk dengan jarum hingga mengempis, maka keadaan lidi akan miring cenderung ke balon yang sudah mengempis. 4) Guru memberikan bimbingan pada siswa sebelum
melaksanakan eksperimen. c. Elaborasi (35 menit)
1) Siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. (persiapan)
2) Siswa mengamati alat dan bahan yang akan digunakan. (pengamatan)
52
4) Siswa melakukan eksperimen terhadap alat dan bahan yang sudah disediakan. (percobaan)
5) Siswa mengamati eksperimen keadaan balon dan lidi setelah salah satu balon ditusuk jarum hingga mengempis. (analisis)
6) Siswa mencatat hasil pengamatan di lembar siswa. (penulisan laporan)
7) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pengamatan yang telah di lakukan
8) Guru membagikan latihan soal.
9) Siswa mengerjakan latihan soal dengan sungguh-sungguh. 3. Kegitan akhir (5 menit)
a. Evaluasi
1) Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari hari ini.
2) Guru memberi tahu materi untuk pertemuan berikutnya b. Penutup
Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan salam. c. Pengamatan
53
bahwa udara memiliki massa. Dalam tindakan kelas siklus II ini peneliti mengamati apakah ada perubahan hasil belajar siswa dari siklus I.
d. Refleksi
Pada siklus II ini belum menunjukkan adanya peningkatan yang sesuai secara klasikal, karena beberapa faktor yang terjadi, yaitu sebagian besar siswa memperhatikan pelajaran meskipun ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan sehingga proses belajar mengajar belum kondusif dan siswa lebih serius dalam melakukan eksperimen daripada siklus sebelumnya.
Untuk memperbaiki pembelajaran siklus selanjutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti: guru harus bisa mengendalikan kelas, guru memberi saran agar tidak ragu-ragu dalam melakukan eksperimen jika sudah paham dengan langkah-langkah eksperimen.
3. Deskripsi Siklus III a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Menyiapkan pelajaran IPA materi udara.
54
4) Melakukan eksperimen udara yaitu sifat-sifat udara. 5) Menyusun lembar kerja siswa.
6) Menyiapkan lembar pengamatan guru. 7) Menyiapkan lembar pengamatan siswa. b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada semester 2, hari Senin, 16 Mei 2016 pukul 10.05 sampai 11.15 WIB, selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2x35 menit) di ruang Kelas III MI Al-Iman Magelang. Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah pengertian udara dan sifat-sifat udara.
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus I: 1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a. b. Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi. c. Apersepsi
1) Guru mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
2) Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai. 3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
55 a. Eksplorasi (15 menit).
1) Guru menjelaskan pengertian udara dan sifat-sifat udara menggunakan media kertas karton.
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru.
3) Guru memberikan penjelasan mengenai alat dan bahan, langkah-langkah eksperimen, dan cara merumuskan hasil pengamatan.
a) Judul Eksperimen : Udara mempunyai tekanan b) Tujuan Eksperimen : Untuk membuktikan bahwa
udara mempunyai tekanan c) Metode
(1) Alat dan Bahan
(a) Dua balon sejenis yang berukuran sama (b) Air panas
(c) Air dingin (d) 2 buah mangkok (e) 2 buah botol aqua (2) Cara Kerja
(a) Siapkan alat dan bahan. (persiapan)
56
(c) Isi kedua mangkok masing-masing dengan air panas dan air dingin.
(d) Masukkan botol yang telah diberi balon ke dalam mangkok yang berisi air panas. Cermati perubahan yang terjadi!
(e) Masukkan botol yang telah diberi balon ke dalam mangkok yang berisi air dingin. Cermati apa yang terjadi!
(4) Hasil Pengamatan
(a) Balon di botol dimasukkan ke dalam mangkok yang berisi air panas menjadi mengembang. (b) Balon di botol dimasukkan ke dalam mangkok
yang berisi air dingin menjadi mengempis. 5) Guru memberikan bimbingan pada siswa sebelum
melaksanakan eksperimen.
b. Elaborasi (35 menit)
1) Siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. (persiapan)
57
3) Guru membimbing siswa melakukan eksperimen sesuai dengan cara kerja yang sudah dijelaskan. (percobaan) 4) Siswa melakukan eksperimen terhadap alat dan bahan yang
sudah disediakan. (percobaan)
5) Siswa mengamati eksperimen keadaan balon di botol yang dimasukkan ke dalam air panas hingga mengembang. (analisis)
6) Siswa mengamati eksperimen keadaan balon di botol yang dimasukkan ke dalam air dingin hingga mengempis. (analisis)
7) Siswa mencatat hasil pengamatan di lembar siswa. (penulisan laporan)
8) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pengamatan yang telah di lakukan
9) Guru membagikan latihan soal.
10)Siswa mengerjakan latihan soal dengan sungguh-sungguh. 3. Kegitan akhir (5 menit)
a. Evaluasi
1) Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari hari ini.
58 b. Penutup
Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan salam. c. Pengamatan
59 BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakaan Kelas dengan 2 siklus. Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan tes tertulis yang berbentuk lembar kerja siswa untuk mengukur hasil belajar IPA. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:
1. Hasil Belajar Siswa a. Pra Siklus
1) Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nomor Induk NAMA NILAI Keterangan
1 2 3 5 6
1 770 AH 70 Tuntas
2 776 AMR 70 Tuntas
3 761 AFA 40 Belum Tuntas
4 773 APR 70 Tuntas
60
1 2 3 4 5
6 780 AZMu 50 Belum Tuntas
7 768 AZMa 60 Belum Tuntas
8 756 ANK 50 Belum Tuntas
9 777 AF 80 Tuntas
10 772 AQA 70 Tuntas
11 786 AVD 60 Belum Tuntas
12 720 BYR 60 Belum Tuntas
13 759 BAD 80 Tuntas
14 713 CNS 30 Belum Tuntas
15 760 EAA 80 Tuntas
16 721 FLD 50 Belum Tuntas
17 754 FES 70 Tuntas
18 764 HA 70 Tuntas
19 785 HO 30 Belum Tuntas
20 716 IGDS 40 Belum Tuntas
21 774 MV 60 Belum Tuntas
22 778 MF 40 Belum Tuntas
23 765 MRR 60 Belum Tuntas
24 767 NKA 60 Belum Tuntas
61
1 2 3 4 5
26 775 NSF 60 Belum Tuntas
27 755 PSS 60 Belum Tuntas
28 763 RZ 70 Tuntas
29 762 RSB 70 Tuntas
30 715 TDA 60 Belum Tuntas
31 764 UM 70 Tuntas
32 766 ZZ 70 Tuntas
Rata-rata Kelas 59,0625
Persentase Kelas 40,625%
Persentase Ketidaktuntasan 59,375%
Berdasarkan data di atas nilai pra siklus dapat diperoleh data dengan jumlah siswa yang tuntas yaitu sebanyak 13 siswa dan 19 siswa yang belum tuntas. Adapun siswa yang dinyatakan tuntas yaitu siswa yang mendapatkan nilai yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70. Rata-rata yang diperoleh dari data di atas yaitu 59,0625.
Persentase Ketuntasan
62
x 100%
= 40,625%
2) Refleksi
Pada hasil pra siklus ini masih ada 59,375% siswa yang belum tuntas dan hanya 40,625% yang telah tuntas. Berdasarkan informasi, guru kurang memperhatikan pemahamaan siswa dalam proses pembelajaran.
b. Siklus I
1) Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nomor Induk NAMA NILAI Keterangan
1 2 3 5 6
1 770 AH 80 Tuntas
2 776 AMR 80 Tuntas
3 761 AFA 60 Belum Tuntas
4 773 APR 80 Tuntas
5 781 AKA 60 Belum Tuntas
6 780 AZMu 70 Tuntas
63
1 2 3 4 5
8 756 ANK 60 Belum Tuntas
9 777 AF 90 Tuntas
10 772 AQA 70 Tuntas
11 786 AVD 70 Tuntas
12 720 BYR - -
13 759 BAD 90 Tuntas
14 713 CNSA 60 Belum Tuntas
15 760 EAA 80 Tuntas
16 721 FLD 60 Belum Tuntas
17 754 FES 70 Tuntas
18 764 HA 80 Tuntas
19 785 HO 50 Belum Tuntas
20 716 IGDS 40 Belum Tuntas
21 774 MVF 60 Belum Tuntas
22 778 MF 50 Belum Tuntas
23 765 MRR 70 Tuntas
24 767 NKA 60 Belum Tuntas
25 730 NAH 50 Belum Tuntas
26 775 NSF 60 Belum Tuntas
64
1 2 3 4 5
28 763 RZ 80 Tuntas
29 762 RSB 80 Tuntas
30 715 TDA 70 Tuntas
31 764 UM 80 Tuntas
32 766 ZZ 80 Tuntas
Rata-rata Kelas 68,7
Persentase Ketuntasan 61,3%
Persentase Ketidaktuntasan 38,7%
Pada siklus I mengalami peningkatan, jumlah siswa yang tuntas 19 siswa atau 61,3% dan 12 siswa atau 38,7% belum tuntas dengan rata-rata 68,7
Persentase Ketuntasan
x 100%
x 100%
65 2) Refleksi
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 31 siswa terdapat 19 siswa yang tuntas, sedangkan 12 siswa belum tuntas. Dengan demikian baru 61,3% dari seluruh siswa yang mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi secara klasikal. Berdasarkan pengamatan peneliti pembelajaran yang dilakukan kurang maksimal. Masih ada siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru, sebagian siswa masih ragu-ragu ketika melakukan eksperimen, dan dalam mengerjakan latihan soal masih ada siswa yang mencontek dan bertanya kepada teman.
c. Siklus II
1) Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nomor Induk NAMA NILAI Keterangan
1 2 3 5 6
1 770 AH 80 Tuntas
66
1 2 3 4 5
3 761 AFA 60 Belum Tuntas
4 773 APR 90 Tuntas
5 781 AKA 70 Tuntas
6 780 AZMu 70 Tuntas
7 768 AZMa 80 Tuntas
8 756 ANK 80 Tuntas
9 777 AF 100 Tuntas
10 772 AQA 90 Tuntas
11 786 AVD 80 Tuntas
12 720 BYR - -
13 759 BAD 100 Tuntas
14 713 CNSA 60 Belum Tuntas
15 760 EAA 90 Tuntas
16 721 FLD 60 Belum Tuntas
17 754 FES 80 Tuntas
18 764 HA 90 Tuntas
19 785 HO 60 Belum Tuntas
20 716 IGDS 60 Belum Tuntas
21 774 MVF 70 Tuntas
67
1 2 3 4 5
23 765 MRR 80 Tuntas
24 767 NKA 70 Tuntas
25 730 NAH 50 Belum Tuntas
26 775 NSF 70 Tuntas
27 755 PSS 70 Tuntas
28 763 RZ 80 Tuntas
29 762 RSB 80 Tuntas
30 715 TDA 70 Tuntas
31 764 UM 80 Tuntas
32 766 ZZ 90 Tuntas
Rata-rata Kelas 76,45
Persentase Ketuntasan 80,64%
Persentase Ketidaktuntasan 19,35%
Pada siklus II mengalami peningkatan, yaitu jumlah siswa yang tuntas 25 siswa atau 80,64% dan 6 siswa atau 19,36% belum tuntas dengan rata-rata 76,45.
Persentase Ketuntasan
68
x 100%
= 80,64%
Pada siklus ini sebanyak 80,64% tuntas namun masih terdapat 19,36% siswa yang belum tuntas.
2) Refleksi
Dari siklus ke siklus hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari siklus I ke siklus II ini sebanyak 19,34% siswa yang dapat dikatakan tuntas.Berdasarkan indikator keberhasilan klasikal yaitu 85% siklus II belum berhasil, maka perlu adanya siklus III. Menurut pengamatan peneliti belum memenuhi secara klasikal, karena beberapa faktor yang terjadi, yaitu sebagian besar siswa memperhatikan pelajaran meskipun ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan sehingga proses belajar mengajar belum kondusif dan siswa lebih serius dalam melakukan eksperimen daripada siklus sebelumnya.
ragu-69
ragu dalam melakukan eksperimen jika sudah paham dengan langkah-langkah eksperimen.
d. Siklus III
1) Data Hasil Belajar Siswa Siklus III
Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Siklus III
No Nomor Induk NAMA NILAI Keterangan
1 2 3 5 6
1 770 AH 90 Tuntas
2 776 AMR 90 Tuntas
3 761 AFA 60 Belum Tuntas
4 773 APR 90 Tuntas
5 781 AKA 80 Tuntas
6 780 AZMu 80 Tuntas
7 768 AZMa 80 Tuntas
8 756 ANK 90 Tuntas
9 777 AF 100 Tuntas
10 772 AQA 90 Tuntas
11 786 AVD 80 Tuntas
70
1 2 3 4 5
13 759 BAD 100 Tuntas
14 713 CNSA 70 Tuntas
15 760 EAA 90 Tuntas
16 721 FLD 60 Belum Tuntas
17 754 FES 80 Tuntas
18 764 HA 90 Tuntas
19 785 HO 70 Tuntas
20 716 IGDS 60 Belum Tuntas
21 774 MVF 70 Tuntas
22 778 MF 70 Tuntas
23 765 MRR 80 Tuntas
24 767 NKA 80 Tuntas
25 730 NAH 60 Belum Tuntas
26 775 NSF 80 Tuntas
27 755 PSS 80 Tuntas
28 763 RZ 90 Tuntas
29 762 RSB 90 Tuntas
30 715 TDA 70 Tuntas
31 764 UM 80 Tuntas
71
Rata-rata Kelas 80,32
Persentase Ketuntasan 87,097%
Persentase Ketidaktuntasan 12,903%
Pada siklus III mengalami peningkatan, jumlah siswa yang tuntas 27 siswa atau 87,097% dan 4 siswa atau 12,903% belum tuntas dengan rata-rata 68,7
Persentase Ketuntasan
x 100%
x 100%
= 87,097%
72 B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Data Peningkatan jumlah Siswa yang Mencapai KKM Persiklus Data di bawah ini diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui 2 siklus, berikut rangkaian data siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Tabel 7. Hasil Belajar Siswa yang Mencapai Nilai KKM
Uraian
Siswa yang Tuntas Siswa yang Tidak
Tuntas
Frekuensi % Frekuensi %
Pra Siklus 13 40,625% 18 59,375%
Siklus I 19 61,3% 12 38,7%
Siklus II 25 80,64% 6 19,36%
Siklus III 27 87,097% 4 12,903%
73
Gambar 2. Peningkatan Persentase Hasil Belajar
a. Pada pra siklus persentase siswa yang tuntas sebanyak 40,625%. b. Pada siklus I persentase siswa yang tuntas sebanyak 61,3%. c. Pada siklus II persentase siswa yang tuntas sebanyak 80,64%. d. Pada siklus III persentase siswa yang tuntas sebanyak 87,097%. Jadi, peningkatan hasil belajar karena penggunaan metode eksperimen. Berdasarkan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan metode eksperimen pokok bahasan udara telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al-Iman Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016.
0%