• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul Skripsi : ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM PROGRAM NON-PROFIT SAKSI SATU KAMERA SEJUTA INSPIRASI (Studi Kasus Episode Mahfud MD, Buya Syafi’i, Emha Ainun Nadjib) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Judul Skripsi : ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM PROGRAM NON-PROFIT SAKSI SATU KAMERA SEJUTA INSPIRASI (Studi Kasus Episode Mahfud MD, Buya Syafi’i, Emha Ainun Nadjib) - Test Repository"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM PROGRAM

NON-PROFIT SAKSI SATU KAMERA SEJUTA INSPIRASI

(Studi Kasus Episode Mahfud MD, Buya Syafi’i Ma’arif,

dan Emha Ainun Nadjib di TVRI Jawa Tengah)

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

Oleh :

Adityo Hernawan NIM :117-13-015

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)

FAKULTAS DAKWAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

BERKARYALAH DARI HATI,

KARNA YANG DATANG DARI HATI

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada bapak dan ibu tercinta; Heru

Sulistyono dan Sudariah dan adik penulis Melinda P.Y yang telah memberi dukungan baik materi maupun non-materi.

Sahabat seperjuangan Mahasiswa Santai yang selalu setia membantu;

Taufan Ardiansyah dan Miftakhul Huda.

Teman-teman seperjuangan KPI’13 (Aini, Taufan, Huda, Bagus,

Teguh, Ninik, Sri, Nopal, Rozaq, Rifngani, Rina, Puji, Wasi’, Khalim,

Pak Yadi, Maghfurin, Dewi’, Khusna, Rahmad)

Kawan-kawan yang tidak membantu, cenderung merepotkan, tapi tetap asik; Nur Azizah, Aprilia Novia Utari, Sely Lestari.

Terima kasih

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya yang tak terhingga, serta berkat ridha-Nya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Program Non-Profit SAKSI Satu Kamera Sejuta Inspirasi (Studi Kasus Episode Mahfud MD, Buya Syafi’i, Emha Ainun Nadjib di TVRI Jawa Tengah)”.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabatnya, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jejaknya. Semoga kita semua mendapatkan syafa'atnya di hari kiamat kelak. Amiin.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan yang belum sempurna. Namun berkat adanya bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak, syukur Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Dr. Mukti Ali, M.Hum selaku dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

3. Dra. Maryatin, M. Pd selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan dosen pembimbing akademik.

4. Dr. Rifqi Aulia Erlangga selaku pembimbing skripsi yang telah sudi meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penulisan skripsi

5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

(9)

ix

pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon petunjuk dan berserah diri memohon ampunan dan rahmatNya.

Salatiga, 13 April 2017 Penulis,

(10)

x ABSTRAK

Hernawan, Adityo. 2017. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Program Non-Profit SAKSI Satu Kamera Sejuta Inspirasi (Studi Kasus Episode Mahfud MD, Buya Syafi’i, Emha Ainun Nadjib di TVRI Jawa Tengah). Skripsi Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Rifqi Aulia Erlangga S. Fil, M. Hum. Kata Kunci: Analisis Isi, Pesan Dakwah, SAKSI.

Televisi sebagai media yang sangat efektif dalam menyebarkan dakwah dan medium yang paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian secara luas. Banyaknya acara di TVRI Jawa Tengah membuat penulis memilih acara SAKSI (Saksi Satu Kamera Sejuta Inspirasi), salah satu alasannya karena acara ini merupakan acara yang inspiratif sesuai dengan namanya.

Dari pernyataan di atas, maka peneliti merumuskan masalah agar penelitian tidak jauh melebar, peneliti merumuskan masalah pada; 1) Pesan dakwah yang terkandung dalam program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) dan, 2) metode apa yang dipakai dalam program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi).

Penelitian ini menggunakan metode analisis isi melalui deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data berupa observasi yaitu penulis terjun langsung dan mengamati pesan dakwah yang disampaikan. Data yang terkumpul, dipaparkan sehingga tergambar pola atau struktur dari fokus masalah yang dikaji kemudian diinterpretasikan sehingga mendapatkan jawaban dari fokus penelitian tersebut.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan penulis menyimpulkan; isi pesan dakwah dalam program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) di TVRI Jawa Tengah meliputi; keutamaan pendidikan, pentingnya harapan, semangat nasionalisme, cinta Indonesia, ukhuwah islamiyah, bermanfaat untuk orang lain, introspeksi diri, larangan berlebih-lebihan, menjadi khalifatullah. Sebagai kesimpulan, penulis dapat menyimpulkan isi pesan dakwah dengan

mengacu pada tiga episode bersama Mahfud MD, Buya Syafi’i Ma’arif, dan Emha

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LOGO ... ii

NOTA PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 8

F. Metode Penelitian ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Analisis Isi ... 13

B. Dakwah ... 14

(12)

xii

D. Televisi Sebagai Media Dakwah ... 33 BAB III GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Singkat Program Non-Profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) ... 36 B. Tujuan dan Saran ... 37 C. Kerabat Kerja... ... 38 D. Cuplikan Gambar Video SAKSI (Satu Kamera Sejuta

Inspirasi) ... 38 E. Transkrip Dialog ... 40 BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis Pesan Dakwah ... 52 B. Metode Dakwah ... 60 BAB V PENUTUP

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ... 38

Gambar 2 ... 39

Gambar 3 ... 39

Gambar 4 ... 39

Gambar 5 ... 40

Gambar 6 ... 44

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Sangat menjengkelkan bila dalam acara televisi hanya terlihat gambarnya saja tanpa suara, atau tanpa gambar (Ardianto, 2014:137). Hal ini membuat televisi yang memiliki kelebihan yaitu bisa dilihat dan didengar sehingga membuat media ini lebih disukai daripada media massa lainnya.

(15)

2

Masyarakat sudah beralih ke televisi dalam mencari hiburan dan informasi. Keunggulan televisi adalah sangat efektif dalam menyebarkan informasi kepada khalayak atau pemirsa. Bersifat heterogen, dan anonim. Melalui televisi, sajian pesan yang sama secara serentak bisa diterima dan sesaat (Juniawati, 2014:215).

Televisi ibaratkan sebuah lidah, ia tergantung pemiliknya, jika digunakan untuk berkata dengan jujur dengan landasan amar ma`ruf maka ia akan berguna, namun apabila lidah tersebut di gunakan untuk menghujat, menghasut atau berkata nahi munkar maka lidah tersebut pasti menjadi malapetaka bagi si pemilik.

Eksistensi media televisi diharapkan dapat memberikan warna dalam pelbagai aspek kehidupan umat Islam. Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, dakwah semakin dimudahkan. Saat ini, untuk mendengarkan ceramah atau pengajian tidak perlu untuk datang langsung menemui ulama, namun masyarakat cukup dengan menonton tayangan televisi.

Dakwah dapat dikatakan sebagai sebuah seruan atau ajakan untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik dari sebelumnya, baik dari sifat hingga ke perilaku masing-masing. Pada hakekatnya dakwah adalah mempengaruhi dan mengajak manusia untuk menjalankan dan mengikuti ideologi pengajaknya.

(16)

3

bahwa Islam akan seger lenyap. Sebab, hanya dakwahlah yang mampu mempertahankan eksistensi Islam hingga saat ini. Hal ini tercantum dalam Al-Quran :

ىوُه ىكَّبىر َّنِإ ُنىسْحىأ ىيِه ِتَِّلِبِ ْمُْلِْداىجىو ِةىنىسىْلْا ِةىظِعْوىمْلاىو ِةىمْكِْلِْبِ ىكِ بىر ِليِبىس ىلَِإ ُعْدا

ُمىلْعىأ

ىنيِدىتْهُمْلِبِ ُمىلْعىأ ىوُهىو ِهِليِبىس ْنىع َّلىض ْنىِبِ

ۚ

Artinya :

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang benar dan mencegah dari yang munkar.” (QS. An Nahl 125)

Dakwah ibarat lentera kehidupan, yang memberi cahaya dan menerangi hidup manusia dari kegelapan. Di saat manusia dilanda kegersangan spiritual sehingga agama Islam melenceng dari kaidah-kaidahnya dengan demikian dakwah diharapkan mampu memberi cahaya terang di tengah maraknya berbagai kemusyrikan, kerusuhan, kecurangan, dan sederet tindakan tercela lainnya agar dapat dicegah atau diminalisir dengan dakwah Islam (Hamdan, 2001:3).

(17)

4

menjadikan media televisi sebagai alat untuk menyampaikan pesan agama melalui dakwah (Atabik, 2013:208).

Salah satu media elektronik yang tampaknya menonjol dibandingkan dengan media massa lainnya adalah televisi. Media televisi tampaknya memiliki keistimewaan karena merupakan penggabungan dari media dengar

(audio) dan gambar (visual). Muatan isi dari media televisi bisa berupa

informasi, hiburan maupun pendidikan, bahkan bisa jadi merupakan gabungan dari ketiga unsur di atas. Penyampaian isi pesan juga seolah-olah langsung antara komunikator (pembawa acara, presenter, artis) dengan komunikan (pemirsa). Informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat jelas secara visual (Jusuf, 2014: 3).

Perkembangan dakwah sebenarnya sangat ditentukan oleh kerjasama yang baik oleh semua pihak, terutama dalam menghadapi era globalisasi informasi misalnya dengan menggunakan sarana yang canggih serta memanfaatkan teknologi modern yang ada. Kerjasama yang ideal pada hakekatnya bentuk-bentuk hubungan antara juru dakwah sebagai penyampai pesan-pesan dakwah dengan pengelola media itu sendiri. Sehingga terdapat interaksi positif antara juru dakwah dengan umatnya dapat terjalin secara optimal.

(18)

5

Dalam hal ini peran televisi sangat penting, dakwah melalui televisi sangat efektif daripada dakwah secara tradisional yang biasa digunakan oleh juru dakwah kita selama ini, seperti mimbar-mimbar di setiap Jumat, maupun beragam pengajian yang diadakan. Sehingga kegiatan seperti ini hanya dapat dinikmati oleh sebagian khalayak, sebaliknya dakwah yang disampaikan melalui televisi dapat disaksikan oleh siapapun dan di manapun.

Secara umum metode dakwah di Indonesia, dakwah dengan visualisasi baik dengan hadirna penceramah (da’i) di hadapan khalayak (mad’u) maupun

dengan media televisi, lebih menarik dibanding dengan menggunakan media lainnya, ini karena sesuatu yang dilihat dan didengar itu akan dapat lebih mudah diserap dan dicerna oleh panca indera manusia daripada hanya didengar (melalui media radio) maupun dibaca saja (melalui media cetak dan buku-buku) (Atabik, 2013:192).

Sebagai media penyampai informasi (pesan), televisi bersifat netral. Tidak baik dan tidak buruk. Baik dan buruk sangat tergantung dari pesan yang disampaikan, jika televisi dijadikan sebagai media dakwah misalnya, dengan sendirinya ia akan menjadi baik.

(19)

6

relevan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat (Suparta, 2003:xiii).

Dalam hubungan ini, berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut bahwa televisi merupakan sarana efektif dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah dengan melalui tayangan-tayangan atau acara-acara. Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi

“Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Program Non-Profit SAKSI Satu

Kamera Sejuta Inspirasi (Studi Kasus Episode Mahfud MD, Buya Syafi’i,

Emha Ainun Nadjib di TVRI Jawa Tengah)”. B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah

1. Batasan masalah

Karena banyaknya efek yang ditimbulkan baik positif maupun negatif dari suatu tayangan televisi, pembatasan masalah ini dilakukan guna menghindari perluasan pembahasan yang tidak penting selain itu menjadi terarah dan agar berhubungan antara masalah yang diteliti dengan pembahasan dalam Analisis Pesan Dakwah Dalam Program Non-Profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) di TVRI Jawa Tengah peneliti membatasinya pada program yang ditayangkan dalam episode Buya Syafi’i Ma’arif, Emha Ainun Nadjib, Mahfud MD.

2. Rumusan masalah

(20)

7

a. Apa saja pesan dakwah yang dalam program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) di TVRI Jawa Tengah?

b. Apa metode dakwah yang dipakai dalam program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) di TVRI Jawa Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui isi pesan dakwah dalam program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) di TVRI Jawa Tengah, serta metode dakwah apa yang dipakai dalam program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) di TVRI Jawa Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ditinjau dari segi akademis dan praktis adalah sebagai berikut :

a. Manfaat akademis

Sebagai tambahan refrensi dan menambah jumlah studi mengenai proses produksi program acara di televisi serta menambah khazanah keilmuan bagi pengembang ilmu pengetahuan di bidang ilmu komunikasi khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga.

b. Manfaat praktis

(21)

8

Kamera Sejuta Inspirasi)” di TVRI Jawa Tengah dan pada umumnya bagi

para pengelola stasiun televisi agar dijadikan sebagai sarana alternatif untuk mempertahankan dan menyebarkan nilai-nilai edukasi secara efektif dan efisien.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menghidari terjadinya kesamaan terhadapa penelitian yang sudah ada sebelumnya maka penulis mengadakan penelusuran terhadap penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya, diantaranya sebagai berikut :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Fauzan Hidayatullah tahun

2015 yang berjudul “Dakwah Rekreatif Ustadz Widjayanto Dalam Program

Cerita Hati (Spesial Ramadhan) Kompas TV”. Dalam skripsinya ia lebih banyak mengambil pesan-pesan dakwah rekreatif dengan pendekatan kualitatif.

Kedua, skripsi yang ditulis Syafrian Akbar tahun 2010 yang berjudul

“Televisi Sebagai Media Dakwah (Analisis Produksi Siaran Program ’Ust.

Haryono’ di JakTV)”. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif untuk

mengetahui proses produksi dengan menjelaskan atau memaparkan proses produksi siaran program “Ust. Haryono”. Dalam pelaksanaannya, program Ust.

Haryono memiliki tahapan yaitu praproduksi, produksi dan pasca produksi. Di mana setiap tahap memiliki keterkaitan yang bekesinambungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

Ketiga, skripsi yang berjudul “Analisis Isi Pesan Dakwah Film

(22)

9

Dalam skripsinya ia mengambil pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam film Perempuan Berkalung Sorban, film ini menceritakan tentang perjuangan seorang wanita yang mempunyai pemikiran cukup radikal di kalangan dunia pesantren, mulai dari pertanyaan tentang hak-hak wanita yang seperti dikebiri oleh para lelaki atau suami sampai menuju pergailam di dunia modern.

Berdasarkan dari beberapa penelitian tersebut di atas berbeda dengan penelitian ini, di mana pada penelitian pertama lebih melihat pada pesan dakwah yang lebih spesifik yaitu pesan dakwah rekreatif, yang kedua yaitu mengkaji proses produksi siaran, dan ketiga pesan dakwah dalam film. Pada penelitian

pertama dan kedua mempunyai kesamaan yaitu mengkaji media televisi.

Sedangkan dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada pendekatan pesan dakwah dan metode dakwah dalam setiap episode yang ditayangkan.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan pendekatan penelitian

(23)

10 2. Sumber data

Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong (2013: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, dan foto.

3. Teknik pengumpulan data a. Data primer

Sumber data primer merupakan data yang paling utama dalam sebuah penelitian. Adapun sumber utama dalam penelitian ini adalah rekaman video program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) yang telah diunggah ke YouTube dengan nama akun saksitvrijateng,

transkrip dialog yang berkaitan dengan pesan dakwah, beberapa

screenshot video.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data pendukung atau pelengkap dari data primer. Data sekunder dalam penelitian ini di antaranya adalah buku-buku, karya ilmiah, jurnal, internet dan sumber-sumber lain yang ada relevansinya terhadap penelitian ini.

4. Teknik analisis data

(24)

11

Pengolahan atau analisis data dilakukan setelah adanya data terkumpul dari hasil pengumpulan data. Analisis data sering disebut sebagai pengolahan data. Ada yang menyebut data preparation, ada pula data analysis (Arikunto, 2002:209).

Selanjutnya, peneliti melakukan pengumpulan data dan meneliti terhadap informasi yang kurang jelas. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, proses ini berlangsung terus menerus. Reduksi data meliputi: meringkas data, memberi kode, menelusuri tema.

b. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif, dapat berupa teks naratif, maupun matriks, grafik, jaringan, dan bagan. (Miles dan Huberman, 1992:32).

G. Sistematika Penulisan

(25)

12 BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini memuat tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisi tentang pengertian analisis ini, tinjauan tentang pesan dakwah, ruang lingkup dakwah yang terdiri dari pengertian, unsur-unsur dakwah, media dakwah dan ruang lingkup televisi yang terdiri dari pengertian televisi, sejarah dan perkembangannya, serta televisi sebagai media dakwah.

BAB III :Gambaran Umum

Berisikan tentang gambaran singkat program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi)

BAB IV : Pembahasan

Berisikan tentang analisis pesan dakwah dan metode dakwah yang dipakai dalam program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) di TVRI Jawa Tengah dalam episode Buya Syafi’i Ma’arif, Emha Ainun Nadjib, Mahfud MD.

BAB V : Penutup

(26)

13 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Analisis Isi

Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan secara mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis, atau tercetak dalam media massa (Bambang, 2004:79). Analisis isi juga dapat dikatakan sebagai suatu teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara obyektif, sistematis, dan relevan secara sosiologis, uraian analisisnya boleh saja menggunakan tata cara pengukuran kuantitatif atau kualitatif bahkan keduanya sekaligus (Zulkarimein, 1993: 213).

Dari beberapa definisi di atas maka muncullah prinsip analisis isi : (Rachmat, 2007: 229)

1. Prinsip sistematik

Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai pada perhatian dan minatnya. Tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset.

2. Prinsip objektif

(27)

14 3. Prinsip kuantitatif

Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif.

4. Prinsip isi yang nyata

Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi, hal itu sah saja. Namun semuanya bermula pada analisis terhadap isi yang tampak.

Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, radio, berita, televisi, iklan, maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik metodologi penelitian (Bambang, 2004: 79).

B. Dakwah

1. Pengertian dakwah dan tujuan dakwah

Secara etimologi, dakwah berasal dari akar kata da’aa-yad’uu yang mengandung arti mengajak, menyeru, mengundang, mendorong ataupun memohon (Bahri, 2008:17). Begitu banyaknya, makna “dakwah” secara

(28)

15

jiwa-jiwa yang fitrah untuk kembali ke agama Islam yang disebarluaskan dengan cara damai.

Adapun secara terminologi, dakwah merupakan segala aktivitas yang dilakukan secara terorganisir, untuk mengajak seseorang atau lebih kepada jalan yang lurus (ash shiroth al mustaqiim) (Abdillah, 2012:2).

Definisi dakwah secara terminologi memiliki arti yang beraneka ragam. Beberapa ahli ilmu dakwah memberikan definisi terhadap istilah dakwah tergantung pada sudut pandang mereka masing-masing. Sehingga antara definisi menurut ahli satu dengan yang lainnya senantiasa terdapat persamaan dan perbedaan. Pengertian dakwah secara terminologi menurut beberapa pakar keilmuan, diantaranya : (Bahri, 2008:20)

a. Dr. Muhammad Sayyid Al-Wakil mendefinisikan, “Dakwah ialah mengajak dan mengumpulkan manusia untuk kebaikan serta membimbing mereka kepada petunjuk dengan cara ber-amar makruf nahi

munkar.”

b. Dakwah menurut H. M. Arifin, M.Ed. mengandung pengertian sebagai suatu ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi oran lain, baik secara individual maupun secara kelompok, agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message

(29)

16

c. Menurut Drs. H. Masyhur Amin, dakwah adalah suatu aktivitas yang mendorong manusia memeluk agama Islam melalui cara yang bijaksana, dengan materi ajaran Islam, agar mereka mendapatkan kesejahteraan kini (dunia) dan kebahagiaan nanti (akhirat).

d. Sementara itu Jamaludin Kafie berpendapat, “Dakwah adalah suatu

sistem kegiatan dari seseorang, sekelompok, segolongan umat Islam sebagai aktualisasi imaniah yang dimanifestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan, dan doa, yang disampaikan dengan ikhlas dan menggunakan metode, sistem, dan teknik tertentu, agar mampu menyentuh qalbu dan fitrah supaya dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Senada dengan pendapat para ahli, penulis menyimpulkan bahwa dakwah merupakan suatu usaha untuk mengubah keadaan manusia baik individu atau kelompok masyarakat dari segala aspek baik dari segi aqidah, keyakinan, ibadah, perbuatan manusia itu sendiri, dari keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik sesuai dengan ajaran Islam yang berdasarkan kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah.

Kata “dakwah” mencakup aktifitas amar ma’ruf dan nahi munkar.

(30)

17

Pada dasarnya, dakwah bertujuan untuk menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera yang dinaungi oleh kebahagiaan baik jasmani maupun rohani, dalam pancaran sinar agama Allah dengan mengharap ridha-Nya (Bambang, 2010:26).

Ada pandangan yang menyatakan bahwa dakwah hukumnya fardu ‘ain

yang didasarkan pada hadits Nabi SAW :

ُْلا دْيِعىس ِبِىأ ْنىع

“Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata: Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman”. (HR Muslim)

Dakwah juga bertujuan untuk mempertegas fungsi hidup manusia di muka bumi ini, yang tidak lain adalah untuk mengabdi dan menyembah Allah semata, sebagaimana tertulis dalam Al-Quran :

ِنوُدُبْعى يِل َّلَِّإ ىسْنِْلإاىو َّنِْلْا ُتْقىلىخ اىمىو

ۚ

Artinya :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

(31)

18

Menyembah kepada Allah berarti memusatkan penyembahan hanya kepada Allah semata, dengan menjalani segala sesuatu yang diperintahkan dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan kata lain, semua kegiatan seorang hamba, baik yang berupa ibadah terhadap Ilahi ataupun yang berupa

mu’amalah (amal perbuatan terhadap sesama manusia), semua itu dilakukan dalam rangka persembahannya kepada Allah dan semata-mata mengharap keridhaan dari-Nya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan, dakwah yaitu mengajak manusia untuk mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya atau kembali kepada Islam dengan cara tertentu yang mencerminkan suatu perubahan pada perilaku kehidupan terhadap orang yang di ajak.

2. Unsur-unsur dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (jama’ah atau pemirsa), materi dakwah.

a. Da’i

Secara umum kata da’i ini sering disebut dengan sebutan

mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam), namun sebutan ini

(32)

19

Nasarudin Latif mendefinisikan da’i adalah seorang muslim dan

muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok bagi tugas ulama (Munir, 2009:22).

Orang yang melakukan seruan ataupun ajakan disebut dengan da’i, yakni orang yang menyeru. Akan tetapi, karena proses memanggil

atau menyeru adalah merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) atas pesan tertentu, maka pelakunya disebut juga dengan istilah muballigh (Mariah, 2000:12).

b. Mad’u

Mad’u atau penerima dakwah adalah seluruh umat manusia, baik

laki-laki ataupun perempuan, tua maupun muda, miskin atau kaya, muslim maupun non muslim, kesemuanya menjadi objek kegiatan dakwah. Semua berhak menerima ajakan dan seruan ke jalan Allah (Bahri, 2008:230).

Syaikh Muhammad Abduh, dalam Tafsir Al-Manar

menyimpulkan, bahwa dalam garis besarnya, umat yang dihadapi oleh seorang pembawa dakwah (da’i) itu dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yang masing-masingnya harus dihadapi dengan cara yang berbeda-beda pula. Ketiga golongan tersebut adalah : (Bahri, 2008:231) 1) Golongan cerdik-cendikia yang cinta akan kebenaran, dan dapat

(33)

20

ini harus dipanggil hikmah, yakni dengan alasan-alasan, dengan dalil-dalil dan hujjah yang dapat diterima oleh akal mereka

2) Golongan orang awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi-tinggi. Mereka ini dipanggil dengan

mauizhatul hasanah. Dengan anjuran dan didikan yang baik-baik, serta

dengan ajaran yang mudah untuk dipahami.

3) Golongan yang tingkat kecerdasannya berada di antara kedua golongan tersebut. Golongan ini belum dapat dicapai dengan hikmah, juga tidak akan sesuai jika dilayani seperti golongan awam. Salah satu ciri mereka adalah suka membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas yang tertentu, tidak sanggup secara mendalam. Kepada mereka ini yakni dengan bertukar pikiran, guna mendorong supaya mereka mampu berpikir secara sehat, dan pada praktiknya dilakukan dengan cara yang lebih baik.

c. Materi atau pesan dakwah

Unsur lain yang selalu ada dalam proses dakwah adalah maddah

atau pesan dakwah. Maddah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa

(34)

21

Pada prinsipnya, ketika berbicara maka kata-kata yang diucapkan adalah pesan (messages). Ketika menulis surat maka apa yang dituliskan adalah pesan. Jika menonton televisi maka program yang disaksikan atau dengar adalah pesan. Pesan memiliki wujud (physical) yang dapat dirasakan atau diterima oleh indra. Dominick mendefinisikan pesan sebagai : the actual phisical product that the source encodes. (produk fisik aktual yang telah dienkoding sumber) (Morissan, 2013:19).

Keseluruhan ajaran Islam yang menjadi materi dakwah bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Karena luasnya ajaran Islam itu maka setiap da’i harus selalu berusaha dan tidak bosan-bosannya mempelajari Al-Qur’an, Hadits, dan kitab-kitab lainnya. Semakin kaya seorang da’i dengan materi atau pesan dakwahnya, semakin segar dan mempesona pesan yang disampaikan (Azis, 2004:104). Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur’an surah An-Nissa ayat 58:

َّنِإ

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah

(35)

22

Ajaran yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW, kepada umatnya ini meliputi aspek duniawi dan ukrawi, yang tentunya materi yang harus diserukan dalam dakwah pun menjadi luas sekali. Adapun di antara materi-materi tersebut dapat diringkas menjadi beberapa pokok bahasan, diantaranya : (Bahri, 2008:235)

a. Akidah Islam, yang meliputi tauhid dan keimanan.

b. Pembentukan pribadi yang sempurna, dengan berpondasikan pada nilai-nilai akhlaqul karimah.

c. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur. d. Kemakmuran dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat

Sumber dari keseluruhan materi yang didakwahkan, pada dasarnya merujuk pada Al-Qur’an, Hadits Rasulullah SAW, ra’yu para ulama, serta beberapa sumber lainnya.

3. Media dakwah

Kata “media” merupakan jamak dari bahasa Latin yaitu medium, yang berarti alat perantara. Sedangkan secara istilah media berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa media dakwah berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan (Asmuni, 1993:163).

(36)

23

totalitas dakwah itu sendiri. Adapun media dakwah yang dapat dimanfaatkan antara lain : (Bahri, 2008:236)

a) Lisan

Da’wah bil lisan yaitu penyampaian informasi atas pesan dakwah melalui lisan. Termasuk dalam bentuk ini adalah ceramah, khutbah,

tausyiah, pengajian, pendidikan agama (lembaga pendidikan formal),

kuliah, diskusi, seminar, nasihat, dan lain sejenisnya. b) Tulisan

Da’wah bil qalam yaitu penyampaian materi dakwah dengan menggunakan media tulisan. Termasuk dalam jenis ini adalah buku-buku, majalah, surat kabar, risalah, buletin, brosur, dan lain sejenisnya. Dalam memanfaatkan media ini, hendaknya ia ditampilkan dengan gaya bahasa yang lancar, mudah dicerna, dan menarik minat publik, baik mereka yang awam maupun kaum terpelajar.

c) Audio visual

Dakwah dengan menggunakan media audio visual merupakan suatu cara penyampaian yang merangsang penglihatan serta pendengaran

audience. Yang termasuk dalam jenis ini adalah televisi, film, sinetron,

sandiwara, drama, teater, dan lain sebagainya. Terkadang, pesan yang disampaikan melalui media ini, cenderung lebih mudah diterima oleh

audience, bahkan dapat membentuk karakter mereka. Materi dakwah

(37)

24

daripada dakwah yang disampaikan melalui ceramah keagamaan yang kaku, apalagi membosakan.

d) Uswah dan qudwah hasanah

Yaitu cara penyampaian dakwah yang dilakukan dalam bentuk perbuatan nyata. Ia tidak banyak berbicara, namun langsung mempraktikkannya. Ia tidak menganjurkan, tetapi langsung memberi contoh kepada mad’u-nya. Termasuk dalam bentuk ini adalah bergaul bersama masyarakat dengan menunjukkan keluhuran budi pekerti, menyediakan diri untuk membantu orang lain, turut serta dalam meramaikan masjid, dan lain sebagainya.

Penggunaan media dakwah disesuaikan dengan situasi dan kondisi si penerima pesan dakwah (mad’u) agar lebih memahami pesan dakwah yang disampaikan agar tidak menimbulkan keraguan dari pesan dakwah yang diterimanya.

(38)

25

Penyampaian dakwah dibagi menjadi tiga golongan yaitu : (Ilaihi, 2010:107)

a) The spoken words (yang berbentuk ucapan)

Yang termasuk kategori ini adalah alat yang dapat mengeluarkan bunyi, karena hanya dapat ditangkap oleh telinga; disebut juga dengan the

audial media yang biasa dipergunakan sehari-hari seperti telepon, radio,

dan sejenisnya.

b) The printed writing (yang berbentuk tulisan)

Yang termasuk di dalamnya adalah barang-barang tercetak, gambar-gambar tercetak, lukisan-lukisan, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.

c) The audio visual (yang berbentuk gambar hidup)

Yaitu merupakan penggabungan golongan di atas, yang termasuk ini adalah film, televisi, video, dan sebagainya.

4. Metode dakwah

Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang merupakan gabungan dari kata meta dan hodos. Meta berarti melalui, mengikuti, atau sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, arah, atau cara. Jadi, metode bisa diartikan sebagai suatu cara atau jalan yang ditempuh. (Bahri, 2008:238). Pengertian metode dakwah adalah metode yang dilalui seorang da’i dalam

(39)

26

Metode dakwah merupakan suatu jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah. Dalam menyampaikan sesuatu pesan dakwah, metode sangat penting peranannya, suatu pesan walaupun baik, akan tetapi disampaikan dengan metode yang tidak benar, pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan. Dalam “Ilmu Komunikasi”

ada jargon “the Methode is message” (Anwar, 2004:15). Maka dari itu

kejelian dan kebijakan juru dakwah dalam memilih dalam memakai metode sangat memengaruhi kelancaran dan keberhasilan dakwah.

Prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah tertera dalam QS An-Nahl ayat 125 : pelajaran pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih

a. Bil hikmah, berdakwah dengan memerhatikan situasi dan kondisi sasaran

(40)

27

dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.

b. Mauizatul hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat

atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan dapat menyentuh hati mereka.

c. Mujadalah billati hiya ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar

pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada sasaran dakwah.

Pada prinsipnya, jika ditinjau dari sudut pandang yang lain metode dakwah dapat dilakukan dengan berbagai metode dalam pelaksanaannya. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut : (Amin, 2013:101-104) a. Metode ceramah

Metode ceramah merupakan suatu teknik dakwah yang banyak diwarnai oleh ciri-ciri karakteristik bicara seorang da’i pada suatu aktivitas dakwah. Metode ini harus disertai dengan keahlian khusus agar dapat dimengerti oleh pendengar dan merasa simpatik dengan ceramahnya.

(41)

28 b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya jawab untuk merangsang perhatian penerima dakwah. Di samping itu, metode ini dipandang cukup efektif apabila ditempatkan dalam usaha dakwah sehingga terjadi hubungan timbal balik antara subjek dakwah dengan objek dakwah.

c. Metode diskusi

Diskusi yang dimaksudkan adalah sebagai pertukaran pikiran (ide, gagasan, pendapat, dan sebagainya) antara sejumlah orang secara lisan dengan membahas suatu permasalahan tertentu yang dilaksanakan dengan teratur.

Dakwah dengan metode diskusi dapat memberikan peluang untuk memberi sumbangan pemikiran terhadap suatu permasalahan dalam materi dakwah. Tambahan lagi, metode diskusi dapat memperluas pandangan tentang materi dakwah yang didiskusikan dan terlatih untuk berpikir secara kreatif dan logis (analisis) dan objektif.

d. Metode keteladanan

(42)

29

bergaul, cara beribadah, dan segala aspek kehidupan manusia. Nabi sendiri merupakan teladan bagi setiap manusia.

C. Tinjauan Tentang Televisi

1. Pengertian televisi

Televisi berasal dari bahasa Yunani “tele” yang berarti jarak jauh, dan “vision” yang berarti penglihatan (Lathief, 1989:221). Adapun televisi dalam eksiklopedi nasional mempunyai pengertian, televisi adalah pengubah gambar (serta suara) menjadi sinyal listrik kemudian disalurkan dengan perantara kabel atau gelombang elektromagnetik untuk diubah menjadi bentuk semula oleh pesawat penerima (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 194).

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek yang bergerak yang disertai dengan bunyi (suara) melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dengan mengubahknya menjadi berkas cahaya yang dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran, pertunjukan, berita, dan sebagainya (KBBI, 1998:191).

(43)

30

televisi di London tahun 1926. Sejak itu televisi dapat menayangkan gambar-gambar hidup seperti film layar lebar. Sementara itu, The English Derby

membuat movie house (film televisi) pada tahun 1923. British Broadcast

Corporation (BBC) merupakan televisi siaran pertama di dunia yang

membuat jadwal televisi secara teratur pada 2 November 1936 (Elvinaro et al, 2014:134).

Jelas televisi siaran untuk dapat diterima di rumah harus melalui proses-proses tertentu. Kecanggihan yang ada pada televisi ini bila tidak ditunjang dengan sumber daya manusia menyebabkan televisi yang diterima menjadi tontonan yang membosankan. Karenanya untuk menjadikan televisi siaran ini tetap survive maka dibutuhkan tenaga-tenaga yang handal di bidangnya dan juga manajerial yang kua, setidaknya ada delapan hal yang harus dimiliki individu-individu di televisi siaran, individu yang handal tersebut harus memiliki :

a) Keahlian di bidang masing-masing b) Tanggung jawab profesi

c) Kreativitas

d) Sifat untuk bekerja sama e) Kepemimpinan yang bijaksana

f) Kesadaran pada fungsinya masing-masing

(44)

31

suara dan gambar sekaligus dan dari siaran televisi penonton dapat mendengar dan melihat gambar yang disajikan. Stasiun televisi merupakan suatu tempat terpusatnya kegiatan dari suatu organisasi penyiaran (Darwanto, 1994:46). Televisi merupakan media yang dapat mendominasi media massa karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan.

2. Sejarah dan perkembangan televisi

Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1920. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara reguler. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial Amerika dimulai pada 1 September 1940 (Elvinaro et al, 2014:136).

(45)

32

televisi sendiri. Bahkan pemirsa di rumah menikmati siaran dari berbagai penjuru dunia melalui parabola yang berfungsi sebagai sambungan satelit.

Kegiatan penyiaran melaui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) hingga sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya (Elvinaro et al, 2014:136).

Saat itu, masyarakat Indonesia disuguhi tontonan realita yang begitu memukau, meskipun hanya siaran televisi hitam putih, tetapi siaran pertama televisi di Indonesia itu menjadi momentum yang sangat bersejarah. Sementara puncak ketenaran (booming) televisi di Indonesia sendiri dimulai tahun 1992 ketika RCTI mulai mengudara dengan bantuan decoder atau alat pemancar. Saat ini, di Indonesia sudah mengudara satu televisi pemerintah, yakni TVRI, dan beberapa televisi swasta, antara lain SCTV, MNC, ANTV, Indosiar, MetroTV, Trans TV, Trans 7, TVOne, Global TV, serta stasiun-stasiun lokal seperti, O Channel, Jak TV, CTV Banten, dan lain-lain (Askurifai, 2006:12).

(46)

33

semakin meningkat. Seperti pada mulanya televisi yang pada awalnya hitam putih menjadi berwarna, dengan kecanggihan yang disesuaikan dengan perkembangan jaman. Semua stasiun televisi telah hadir setiap hari di tengah masyarakat Indonesia dengan menyajikan program tayangan yang beraneka ragam, dari yang bersifat hiburan, pendidikan, dan lain sebagainya.

D. Televisi Sebagai Media Dakwah

Berdakwah menggunakan media teknologi komunikasi (televisi), merupakan salah satu bentuk pengoptimalan fungsi teknologi tersebut. Kegiatan dakwah pada dasarnya tidak berbeda dengan kegiatan komunikasi secara umum. Dalam berkomunikasi kecanggihan media di samping komponen lain, komunikator, isi pesan, komunikan dan feedback, merupakan salah satu faktor sukses tidaknya suatu aktivitas komunikasi.

Di era modern saat ini dakwah tidak hanya dilakukan dengan cara langsung bertatap muka antara da’i (penceramah) dengan mad’u (masyarakat

(47)

34

adanya media massa seperti pers, radio, televisi, internet, dan sebagainya. Oleh karena itu sudah seyogyanya bagi para da’i memanfaatkan peluang ini dalam

menyebarkan ajaran Islam diantaranya menggunakan televisi (Atabik, 2013:194). Diyakini hingga hari ini media televisi mampu menembus tembok kamar tidur keluarga yang tidak mungkin ditembus oleh individu. Besarnya magnet media terhadap khalayak menjadikan televisi mampu menyedot perhatian pemirsa 5-6 jam untuk menonton acara televisi dengan jumlah penonton mencapai 94%. Lebih lanjut aksi media lewat tampilannya yang berulang dapat memberikan efek pengaruh terhadap masyarakat sebagai konsumen baik individu atau kelompok (Juniawati, 2014:216).

Muhyidin (2002) menjelaskan, sebagai sebuah sarana televisi sebagai media dakwah mempunyai kelebihan dibanding media lain. Kelebihan televisi sebagai media dakwah jika dibandingkan dengan media yang lainnya adalah sebagai berikut : (Atabik, 2013:196)

a) Televisi memiliki jangkauan yang sangat luas sehingga ekspansi dakwah dapat menjangkau tempat yang lebih jauh. Bahkan pesan-pesan dakwah bisa disampaikan pada mad’u yang berada di tempat-tempat yang sulit dijangkau.

(48)

35

dakwah. Seorang da’i yang bekerja dalam ruang yang sempit dan terbatas

bisa menjangkau mad’u yang jumlahnya bisa jadi puluhan juta dalam satu sesi acara.

c) Televisi mampu menampung berbagai varian metode dakwah sehingga membuka peluang bagi para da’i memacu kreatifias dalam

mengembangkan metode dakwah paling efektif.

d) Media televisi bersifat audio visual. Hal ini memungkinkan dakwah dilakukan dengan menampilkan pembicaraan sekaligus visualisasi berupa gambar.

Kehadiran televisi dengan berbagai stasiun televisi baik nasional maupun swasta secara tidak langsung menjadikan alternatif tontonan yang sangat luas. Televisi sangat efektif untuk kepentingan dakwah, karena kemampuannya yang dapat menjangkau daerah yang cukup luas dengan melalui siaran gambar sekaligus narasinya (suaranya). Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dengan cara baik, dalam bentuk ceramah, sandiwara, ataupun drama. Dengan melalui televisi seorang pemirsa dapat mengikuti dakwah, seakan ia berhadapan dan berkomunikasi langsung di hadapan da’i. Sangat menarik dakwah melalui

(49)

36 BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Program Non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta

Inspirasi) di TVRI Jawa Tengah

Program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) merupakan proogram yang ditayangkan di TVRI Jawa Tengah. Program ini menggali inspirasi dari tokoh-tokoh penting dalam bidangnya dengan mengungkap pemikiran-pemikiran, ide-ide, dan tindakan dari tokoh dalam mencapai kesuksesannya.

Program ini bersifat non-profit, yaitu mempunyai tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (keuntungan).

(50)

37

Pada tahapan selanjutnya yaitu produksi, dalam hal ini tim produksi memulai untuk shooting dengan melibatkan penggunaan peralatan-peralatan yang rumit dan koordinasi sekelompok individu yang memiliki kemampuan teknis untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada penonton. Pelaksanaan produksi dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya pada tahapan pra produksi.

Tahapan pada proses pasca produksi merupakan tahap penyelesaian dan mengemas tayangan setelah shooting. Pasca produksi adalah semua kegiatan setelah proses produksi sampai materi selesai dan siap ditayangkan. Pelaksanaan pasca produksi melibatkan editor yang mempunyai tugas memotong, dan memilah gambar.

Program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) mempunyai durasi penayangan selama 30 menit dimulai pada pukul 15:30 - 16:00 WIB setiap hari Minggu.

B. Tujuan dan Sasaran

(51)

38

untuk menjadikan hidup menjadi lebih baik supaya dapat memberikan sebanyak mungkin manfaat bagi orang banyak.

Karena dikemas dengan ringan, maka penonton atau audiens dalam program ini tidak dibatasi secara tingkatan umur. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa sasaran utama dari terbentuknya program non-profit SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi).

C. Kerabat Kerja

Sutradara : Ahmad Shofiudin Latif Produser : Rifqi Aulia Erlangga

Eksekutif Produser : Ahmad Shofiudin Latif Editor : Billy Anderson

Penulis Naskah : Rifqi Aulia Erlangga Editor Naskah : Billy Anderson

D. Cuplikan Gambar Video Saksi (Satu Kamera Sejuta Inspirasi)

(52)

39

Gambar 2. Sumber : Wawancara dengan Buya Syafi’i Ma’arif

Gambar 3. Sumber : Wawancara dengan Mahfud MD

(53)

40

Dari beberapa cuplikan gambar di atas diambil dari video SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi) yang telah diunggah di YouTube yang menggambarkan seorang presenter sedang bersama narasumber diantaranya adalah; Buya Syafi’i

Ma’arif, Mahfud MD, dan Emha Ainun Nadjib.

E. Transkrip Dialog

1. Episode Mahfud MD

Judul : SAKSI Episode Mahfud MD

Diunggah Hari/Tanggal : 16 September 2013 Pembawa Acara : Rifqi Aulia Erlangga Narasumber : Mahfud MD

Gambar 5. Sumber : Episode Mahfud MD

R : Pak Mahfud MD di masa muda, waktu itu masa yang paling krusial untuk bapak itu pilihan apa?

(54)

41

tidak ada, dunia gemerlap tidak seperti sekarang, kemudian tantangan materialisme juga tidak terlalu banyak sehingga waktu muda saya banyak belajar, membaca buku. Ketika saya masih semester akhir di sebuah perguruan tinggi di Jogja saya menikah dengan istri saya.

R : Kira-kira bapak bisa sampaikan untuk menyelamatkan mereka anak-anak muda, apakah harus mengurung diri di perpustakaan atau bapak punya saran lain.

M : Yang penting orang yang mengidolakan seseorang yang dianggap baik itu satu hal yang sangat positif, itu artinya bangsa ini mempunyai harapan bahwa ke depan itu kita masih punya kader-kader bangsa yang peduli terhadap bangsa dan negara. Jamannya sudah lain, tidak harus mengurung diri di perpustakaan karena kita sudah bisa belajar lewat dunia maya, kalau saya dulu yang saya hadapi adalah real space,

sekarang cyber space. Saya kira remaja sekarang sudah harus bisa menghadapi dunia maya. Saya juga sering menyarankan kepada anak-anak muda untuk menguasai IT, ikuti perkembangan karena tanpa itu kita juga tidak akan maju.

(55)

42

R : Bapak sangat memperhatikan masalah pendidikan, banyak orang belakangan ini yang sangat mendewa-dewakan prestasi yang tertulis seperti di raport padahal tidak semua orang akademisnya bagus. Komentar bapak untuk anak muda yang sebenarnya punya potensi lain tapi tidak bakat sekolah, apa yang bisa bapak sampaikan?

M : Setiap potensi yang melekat pada diri manusia jika dikembangkan akan memberi manfaat. Oleh sebab itu dikembangkan potensi yang setiap orang miliki itu sesuai dengan kecenderungannya, ahli sepak bola jika sungguh-sungguh juga bisa besar karena sepak bola, asal ditekuni saja karena Tuhan memberi begitu banyak aspek kehidupan yang kemudian menjadi kecenderungan masing-masing orang. Kegagalan seseorang kadang kala karena dia tanggung, tidak berani mengambil resiko atas apa yang ada dihadapannya. Oleh sebab itu, ia tidak mencoba, tidak mau memaksimalkan potensi diri. Intinya adalah sungguh-sungguh.

R : Apa yang menjadi panggilan hati pak Mahfud sehingga saya harus berkontribusi untuk negara?

(56)

43

aktualisasi diri. Saya ingin mengabdi untuk memperbaiki bukan menguasai.

R : Anak muda jaman bapak dengan saat ini tantangannya lain, kontribusi yang dilakukan terutama untuk negara karena yang apatis dengan negara ini juga banyak. Cara sederhana untuk berkontribusi kepada negar ini menurut pak Mahfud apa pak?

M : Anak muda harus tau bahwa negara ini punya semua modal yang diperlukan untuk maju dan punya semua modal yang bisa kita berikan kepada setiap warga negara untuk maju sehingga setiap anak muda sekarang ini sebenarnya punya peluang untuk maju seperti yang lain. Saya kira anak-anak muda harus punya harapan. Membangun nasionalisme itu harus dengan mengenal potensi negeri sendiri. Jangan sampai di bawa terlalu jauh oleh dunia maya dan saya ingin katakan bahwa kemajuan setiap orang itu termasuk setiap anak muda itu hanya tergantung pada usaha dia sekeras apa, itu akan menentukan masa depan setiap orang.

R : Jadi selama kita optimis, kita kerja keras kita tidak berpangku tangan terhadap kepemimpinan bapak yakin kita akan kecipratan suksesnya? M : Saya yakin bahwa kesuksesan itu hanya bisa dibangun dengan

(57)

44

R : Mana yang harus kita perbaiki lebih dulu apakah rakyatnya atau para pemimpinnya?

M : Menurut saya itu simultan, artinya kesadaran kolektif itu harus diraih oleh semua warga

2. Episode Buya Syafi’i Ma’arif

Judul : SAKSI Episode Buya Syafi'i Ma'arif Diunggah Hari/Tanggal : 19 September 2013 Pembawa acara : Rifqi Aulia Erlangga Narasumber : Buya Syafi'i Ma'arif

Gambar 6. Sumber : Episode Buya Syafi’ie Ma’arif

R : Buya dikenal sebagai orang yang keras terhadap pemerintah, komentarnya sedikit tegas tapi entah kenapa tidak membuat orang sakit hati.

(58)

45

karena secara moral kita sudah lama pingsan atau koma. Inilah keadaan yang harus kita perbaiki dan jangan tenggelam dalam pesimisme, jangan tenggelam dalam keputusasaan. Dalam batas-batas apapun kita harus berbuat sesuatu walaupun kecil tapi harus dilakukan secara maksimal. R : Peluang Indonesia untuk lebih baik dalam perbaikan karakternya,

peluangnya besar atau tidak?

B : Ini sangat tergantung kepada pemimpinnya. Jika pemimpinnya baik akan ada keteladanan bagi masyarakat. Money politic sangat merusak sekali dapat menghancurkan pola bangsa, dan itu tidak bisa sembuh dalam waktu dekat. Kita coba bersama-sama, media massa termasuk televisi dan tokoh-tokoh agama dari semua golongan, kita coba bahwa bangsa ini menunggu tangan dingin kita untuk memperbaiki keadaan yang sudah terlanjur agak parah.

R : Lintas agama di Indonesia ini kan agamanya banyak, kepercayaannya banyak, tapi kesannya itu mudah disulut. Saya tidak tau apa ada tujuan lain dibalik perselisihan tapi kesan yang terlihat adalah damainya agama-agama di Indonesia itu tidak semudah kelihatannya.

B : Bukan hanya antar muslim dan non-muslim, juga di dalam NU dan Muhammadiyah kita mencoba merajut persaudaraan itu dalam rangka memperbaiki modal bangsa.

(59)

46

B : Nah, kita memerlukan agen-agen di tingkat provinsi, kabupaten sampai ke bawah. Untuk itu media menjadi sangat penting, televisi, surat kabar, dan lain-lain.

R : Yang bisa kita lakukan sebagai rakyat biasa untuk dapat berkontribusi untuk bangsa.

B : Kita perlu menciptakan critical mass kita harap akan muncul kantong-kantong kekuatan rakyat sipil yang bersama-sama untuk memperbaiki citra Indonesia yang cantik. Indonesia potensinya cantik sekali.

R : Orang seusia saya yang masih muda, banyak sekali yang di Indonesia ingin ke luar negeri, ke Eropa, Amerika, namun Buya yang sudah ke mana-mana mengakui dengan tulus dan jujur Indonesia itu jauh lebih cantik. B : Cantik sekali, saya tidak bisa membayangkan kok ada dunia semacam ini.

Ini yang menurut saya kita harus sadar betul jangan sampai kita berkhianat kepada bangsa. Dosa besar dan dusta besar.

R : Masalah pemimpin, lebih baik tidak memilih sama sekali atau memilih yang terbaik diantara yang tidak bagus-bagus amat.

B : Ini negara demokrasi, kita memerlukan partisipasi dari rakyat dalam berpolitik. Kita carilah yang pincang di antara yang lumpuh, yang baik ideal memang sulit, kita cari yang terbaik lalu kita pantau terus. Bangsa ini memerlukan tangan-tangan lembut yang betul-betul tampil secara optimal dengan sepenuh hati.

(60)

47 3. Episode Emha Ainun Nadjib

Judul : SAKSI Episode Emha Ainun Nadjib Diunggah Hari/Tanggal : 26 November 2013 Pembawa Acara : Rifqi Aulia Erlangga Narasumber : Emha Ainun Nadjib

Gambar 7. Sumber : Episode Emha Ainun Nadjib

R : Saya memiliki kesempatan yang luar biasa karena bisa kembali menghadirkan Cak Nun, atau Emha Ainun Nadjib. Saya ingin berbicara mengenai kebangsaan bersama Cak Nun, saya pribadi berpikir dengan banyaknya media saat ini seakan akan Indonesia antara mau maju dan tidak maju tapi kok cenderung banyak negatifnya. Cak Nun punya komentar? C : Terlalu jaih jika bicara negatif dan postitif, karena itu bisa secara ilmu,

(61)

48

betul sampai jawa bener-bener betul supaya saya bermanfaat untuk Indonesia.

R : Berarti Cak Nun termasuk yang setuju kalau kita tidak usah berpikir yang nasionalis sekali yang penting bermanfaat untuk lokasi yang kecil-kecil dulu.

C : Metode apa saja kan selalu berbuatlah ibda’ binafsih (dimulai dari diri sendiri), sebenarnya tidak usah jadi metode, itu sudah otomatis. Tapi sekarang ini yang disebut manfaat saja juga tidak jelas. Kamu jadi gubernur, pengusaha sukses, bermanfaat untuk keindonesiaan, kemanusiaan, untuk moral atau untuk apa, hampir semua parameter mengalami kelunturan. Saya cinta Indonesia dan saya coba bantu semampu saya tapi saya bukan penganut Indonesia. Saya mau mengurusi karna konteks saya bukan Indonesia, konteks saya adalah kemanusiaan. Cinta sejati, dan apakah itu bagus untuk Indonesia. Bagus. Jadi kalau saya mau membantu yang kemudian bernilai Indonesia pertimbangan saya bukan Indonesia. Masyarakat punya resistensi moral, punya resistensi tentang martabat, sebagai manusia itu ada martabatnya, kalau di lagu “Ilir-ilir” ada

dodotiro dodotiro kumintir itu artinya jarit atau selendang yang sobek di

sini (bagian paha) itu menjatuhkan martabat pemakainya, jadi tidak boleh sobek.

(62)

49

jadi binatang, ada dinamika tapi tidak cukup jadi binatang lalu ditambahi akal deh jadi manusia. Setelah jadi manusia, supaya ada keterikatan dengan Tuhan baca-baca firman melalui agama. Maka dari makhluk menjadi tumbuhan, lalu menjadi binatang, dan meningkat jadi manusia, dan meningkat menjadi hamba Allah, meningkat menjadi khalifatullah, dia tidak hanya berkaitan dengan Tuhan tetapi mengerti tugasnya dari Tuhan, dia mengerti perjanjiannya dengan Tuhan, maka dia menjadi khalifah. Nah, urusan kebangsaan itu hanya bagian dari kekhalifahan.

R : Pada saat ini Indonesia itu yang paling utama, apakah ini hanya terjadi di media saja atau memang seakan-akan spiritual di Indonesia kurang begitu baik, cenderung menyalahkan orang yang tidak sama salah, itu memang dominan atau memang hanya karena sedikit tapi sering di blow up oleh media.

(63)

50

tidak berkembang di Indonesia, nanti setelah wali songo baru Islam bener-bener refolusi masa.

Sebab yang membawa pertama adalah pedagang, yang membawa kedua ketika walisongo itu spiritualis, kenapa pedagang kok tidak laku karena sejak dulu sebelum ada Islam, Hindu, Budha pun orang Nusantara ini sudah manusia hebat, bahwa yang paling atas derajatnya itu spiritualis yang punya kualitas hidup, yang dipercaya orang, yang bisa bikin orang nyaman. Spiritualis itu nomor satu, baru nanti orang pinter secara ilmu pengetahuan, baru orang sakti atau orang kuat, orang berkuasa, dan yang paling bawah orang kaya.

R : Cak Nun, berarti tadi kalau Cak Nun sudah menceritakan banyak hal tentang kondisi Indonesia salah satunya adalah terbalik bahwa orang kaya menjadi nomor satu saat ini, orang memang “judge the book by its cover

apa yang terlihat itu yang didewa-dewa kan. Saya antara malu tapi tidak tau harus berbuat apa. Cak Nun, kira-kira masyarakat biasa-biasa itu harus melakukan apa?

(64)

51

sampai menjadi kebutuhan primer dalam hidup Anda, yang primer adalah martabat Anda, moral Anda, manfaat hidup Anda.

Di bidang kesehatan, kebudayaan, agama, politik, pendidikan, jangan sampai berdagang di sini, ada yang bisa diperdagangkan misal meja di kelas itu perdagangan, tapi ketika menjadi guru mengajar jangan dihitung, transaksi ketika mengajar niati itu adalah dharma kita kepada Allah, ibadah kepada Allah, bahwa efeknya dapat gaji alhamdulillah. Mayoritas orang berlomba mencari materi tapi mayoritas mereka mengeluh soal materi. Acara Anda ini non-profit, apakah Anda menjadi miskin karena ini, tidak sama sekali, Anda mendapat rizki min haitsula yahtasib, dari tempat yang tidak terduga-duga, rizki itu bisa bertambahnya teman, itu potensi rizki, dan rizki tidak hanya berupa uang, bisa berupa apa saja karena seluruhnya yang kita sebut tadi adalah integralitas.

(65)

52

“ketika saya remaja memang tidak banyak alur negatif yang relatif agak cenderung merusak seperti saat ini. Saya hidup di masa remaja pada tahun 70an, pada saat itu kita masih begitu bersahaja, narkoba hampir tidak ada, dunia gemerlap tidak seperti sekarang, kemudian tantangan materialisme juga tidak terlalu banyak sehingga waktu muda saya banyak belajar, membaca buku. Ketika saya masih semester akhir di sebuah perguruan tinggi di Jogja saya menikah dengan istri saya”.

Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju kedewasaan baik secara akal, mental, maupun moral.

(66)

53 Dan dalam firman Allah yang lain :

ف

ِنِدِز بىر لٌقىو هيحو ىكيلِا ىىضقي نىا ِلبىق نِم نأرُقلِبِ لىجعىت ىلَّ ىو قلْا كللما الله لَاعت

اًملِع

ۚ

Artinya :

“Dan katakanlah: Yaa Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu

pengetahuan”. (QS Thaha :114)

b. Pentingnya harapan

Mahfud MD juga menyebutkan bahwa sebagai anak muda kita harus tetap mempunyai harapan dan tidak berputus asa, karena hal itu merupakan potensi untuk memperbaiki negara ini. Dalam durasi 10:02 beliau menyampaikan.

“Kegagalan seseorang kadang kala karena dia tanggung, tidak berani mengambil resiko atas apa yang ada dihadapannya. Oleh sebab itu, ia tidak mencoba, tidak mau memaksimalkan potensi diri. Intinya adalah sungguh-sungguh”.

Hal ini ditegaskan dalam surat Az-Zumar ayat 53 :

َِّللّا ِةىْحْىر ْنِم اوُطىنْقى ت ىلَّ ْمِهِسُفْ نىأ ىىىلىع اوُفىرْسىأ ىنيِذَّلا ىيِداىبِع ىيَ ْلُق

(67)

54

semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Az-Zumar: 53)

c. Semangat nasionalisme

Seperti yang diungkapkan oleh Mahfud MD pada durasi 03:41 bahwa:

“Membangun nasionalisme itu harus dengan mengenal potensi negeri sendiri. Jangan sampai di bawa terlalu jauh oleh dunia maya dan saya ingin katakan bahwa kemajuan setiap orang itu termasuk setiap anak muda itu hanya tergantung pada usaha dia sekeras apa, itu akan menentukan masa depan setiap orang.”

(68)

55 2. Buya Syafi’i

a. Cinta Indonesia

Buya Syafi’i dalam durasi 05:28 menjelaskan bahwa :

“Saya mencintai Indonesia sepenuh hati dan saya tidak rela kalau bangsa dan negara yang cantik ini dirusak oleh anak-anaknya sendiri dan itu terjadi karena secara moral kita sudah lama pingsan atau koma. Inilah keadaan yang harus kita perbaiki dan jangan tenggelam dalam pesimisme, jangan tenggelam dalam keputusasaan. Dalam batas-batas apapun kita harus berbuat sesuatu walaupun kecil tapi harus dilakukan secara maksimal.”

Dialog ini lebih banyak membahas bagaimana seharusnya menjadi rakyat Indonesia yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.

Seperti firman Allah yang berbunyi :

ِفِ ْمُتْعىزاىنى ت نِإىف ْمُكنِم ِرْمىلْا ِلِْوُأىو ىلوُسَّرلا ْاوُعيِطىأىو ى للّا ْاوُعيِطىأ ْاوُنىمآ ىنيِذَّلا اىهُّ يىأ ىيَ

Rasulullah dan mereka yang memegang kekuasaan di antara kamu. Jika kamu berselisih mengenai sesuatu kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya kalau kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Itulah yang terbaik dan penyelesaian yang tepat.” (QS. An-Nisa: 59)

(69)

56

yang telah diwahyukan melalui Al-Qur’an, kita diperintahkan-Nya untuk tetap terus berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai landasan berperilaku khususnya dalam konteks ini yaitu berbangsa dan bernegara.

b. Ukhuwah Islamiyah

Terwujudnya Ukhuwah Islamiyah merupakan dambaan setiap Muslim. Bagaiamana pun masalah ukhuwah (persaudaraan) dan persatuan merupakan masalah yang sangat penting. Pada dasarnya Islam sangat menekankan pada persaudaraan dan persatuan. Bahkan Islam itu sendiri hadir untuk mempersatukan pemeluk-pemeluknya, bukan untuk memecah belah.

Dalam dialognya pada durasi 06:03 Buya Syafii menegaskan :

“Bukan hanya antar muslim dan non-muslim, juga di dalam NU dan

Muhammadiyah kita mencoba merajut persaudaraan itu dalam rangka memperbaiki modal bangsa”.

3. Emha Ainun Nadjib

a. Bermanfaat untuk orang lain

(70)

57

ِسانلِل ْمُهُعىفْ نىأ ِسانلا ُْيّىخ

Artinya :

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi

manusia” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani)

Hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah menganjurkan untuk selalu berbuat baik terhadap orang lain. Hal ini menjadi indikator bagaimana menjadi mukmin yang sebenarnya. Eksistensi manusia sebenarnya ditentukan oleh kemanfaatannya pada orang lain. Adakah ia berguna atau menjadi parasit bagi yang lainnya.

b. Introspeksi diri

Cak Nun juga menyampaikan bahwa untuk memulai sesuatu harus dimulai dari diri sendiri, seperti firman Allah dalam QS Al-Ra’ad :

..

ْمِهِسُفْ نىِبِ اىم اوُ ِيّىغُ ي َّتَّىح ٍمْوىقِب اىم ُ ِيّىغُ ي لَّ ىَّللّا َّنِإ

..

Artinya :

“..Sesunggnya Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum

sampai mereka mengubahnya sendiri..”. (QS. Al-Ra’ad: 11)

Gambar

Gambar 1. Sumber : Bumper-in video SAKSI (Satu Kamera Sejuta Inspirasi)
Gambar 2. Sumber : Wawancara dengan Buya Syafi’i Ma’arif
Gambar 5. Sumber : Episode Mahfud MD
Gambar 6. Sumber : Episode Buya Syafi’ie Ma’arif
+2

Referensi

Dokumen terkait

konservasi sumber daya air (KSDA). Sejauh ini pengaturan konservasi sumber daya air diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 9 Tahun 1998 tentang

Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan lemak dengan perubahan kadar glukosa darah selama latihan ( p >0,05). Hasil uji regresi linier

Skripsi dengan judul “Peluang Pencatatan Perkawinan Beda Agama Ditinjau Dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan studi Pandangan Hakim Pengadilan

Menurut Derlega, Winstead dan Jones dalam Syamsu Yusuf (2008) mengartikan kepribadian sebagai “Sistem yang relatif stabil mengenai karakteristik individu yang

Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan

Ketiga , terdapat pengaruh positif dan signifikan antara penerapan kode etik guru terhadap kedisiplinan mengajar di SMKN 2 Rejang Lebong berdasarkan hasil perhitungan statistik

Ditemui UNAIR NEWS, Cita mengungkapkan saat ini sedang dikembangkan metabolite product stem cell dalam bentuk topikal untuk peremajaan kulit yang berasal dari

Jika perselisihan tetap tidak dapat diselesaikan, baik perkara umum maupun perkara khusus (perselisihan antara unsur DNT), oleh kerabat affina maupuna oleh raja,